COSTING GUNA PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK AQUARIUM (PADA AQUARIUM ARIF)
NPM : 202162201033
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi guna
penetapan harga jual produk pada Aquarium Arif. Perhitungan harga pokok produski degan
menggunakan metode full costing dan penetapan harga jual dengan menggunakan metode cost plus
pricing.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh langsung dari pihak perusahaan
seperti data hasil wawancara dengan pihak perusahaan serta data berupa informasi biaya-biaya
produksi perusahaan selama bulan desember sampai februari 2022. Sedangkan untuk data sekunder
diperoleh dari buku literatur, jurnal, internet atau media lain yang mendukung penelitian ini.
Hasil perhitungan harga pokok produksi untuk aquarium No 5 dengan menggunakan metode
full costing yaitu sebesar Rp 84.100 per unit dan No 6 sebesar Rp 205.700 per unit adapun harga jual
aquarium per unit untuk No 5 sebesar Rp 117.600 dan No 6 sebesar Rp 280.500.
PENDAHULUAN
Aquarium di Indonesia sangat berkembang dan beragam, baik dalam bidang kuliner,
fashion, otomotif, agrobisnis, tour & travel, sampai dengan Home Industry. Keberadaan
Aquqrium merupakan salah satu pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia. Menurut Fitriani dan Surikayanti gerak sektor Aquarium amat vital untuk
menciptakan pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. Tetapi di satu sisi keberadaan usaha lain
yang berjumlah banyak menimbulkan suatu persaingan di antara usaha sejenis maupun tidak
sejenis untuk dapat menguasai pangsa pasar dan usahanya dapat berlangsung lancar.
Dalam dunia bisnis, persaingan merupakan hal yang wajar. Setiap usaha berusaha
menawarkan produknya dengan berbagai keunggulan masing-masing. Menurut Rachmayanti
Keunggulan mutu produk terlihat dari penggunaan bahan baku yang berkualitas serta harga jual
produk yang tetap dapat bersaing di pasar. kedua hal tersebut mengacu kepada perhitungan
harga pokok produksi yang harus dibuat seakurat mungkin supaya perhitungan harga pokok
produksi dapat menggambarkan biaya yang sesungguhnya terjadi dalam proses produksi.
Harga pokok produksi merupakan keseluruhan biaya produksi yang terserap ke dalam
setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan. Hansen dan Mowen, menunjukan bahwa harga
pokok produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Menurut Rachmayanti, ketiga biaya tersebut harus dicatat dan diklasifikasikan secara
cermat sesuai dengan jenis dan sifat biaya tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah
perusahaan mengetahui berapa besarnya biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menghasilkan suatu produk yang disebut dengan harga pokok produksi.
Perhitungan harga pokok produksi sangat berperan dalam penentuan harga jual produk,
sehingga harga yang ditawarkan dapat bersaing dengan usaha lain yang sejenis dengan kualitas
produk yang baik pula. Dalam akuntansi biaya, perhitungan harga pokok produksi berfungsi
dalam menetapkan, menganalisa dan melaporkan realisasi pos-pos biaya sehingga dalam
laporan keuangan dapat menunjukkan data yang wajar. Menurut Setiadi, akuntansi biaya
menyediakan data-data biaya untuk berbagai tujuan maka biaya-biaya yang terjadi dalam
perusahaan harus digolongkan dan dicatat dengan sebenarnya, sehingga memungkinkan
perhitungan harga pokok produksi secara teliti. Dalam perhitungan harga pokok produksi harus
didukung oleh perhitungan akuntansi biaya yang memadai, agar pelaksanaan proses produksi
dapat dikendalikan dalam mencapai hasil kegiatan produksi dan dapat dilakukan secara efesien,
efektif dan ekonomis.
Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya dalam harga pokok produksi, terdapat
dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Menurut Cahyani , Full costing
merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur
biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan
variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel.
Penghitungan harga pokok produksi merupakan alat ukur untuk menentukan harga
pokok penjualan. Begitu juga dengan pelaku usaha harus benar-benar dapat menghitung biaya
produksi yang dikeluarkan untuk menentukan harga jual. Kesalahan dalam penghitungan harga
pokok produksi berpengaruh terhadap harga jual. Usaha tersebut akan dituntut lebih efektif,
efisien, dan ekonomis dalam menjalankan usahanya agar produk yang dihasilkan mempunyai
kualitas yang bagus sehingga memiliki daya saing dengan para kompetitor antar usaha lain.
Salah satu metode penetapan harga jual, dimana seluruh biaya atau total biaya penuh ditambah
dengan persentase laba yang diharapkan oleh perusahaan disebut metode cost plus pricing.
Setiadi dalam penelitiannya menyatakan bahwa, penenetuan harga jual produk yang
dibebankan kepada konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah dengan
persentase markup. Persentase markup yang diinginkan perusahaan yaitu 30% dari biaya
produksi per unit, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih memadai dan
dapat menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Selain itu menurut Srikalimah selain
kualitas penentuan harga jual harus dengan harga yang wajar tidak terlalu rendah dan juga tidak
terlalu tinggi. Apabila harga terlalu tinggi perusahaan kesulitan bersaing sebaliknya jika harga
terlalu rendah maka keuntungan yang diharapkan kurang maksimal. Untuk itu penentuan harga
pokok produksi harus dilakukan dengan penghitungan yang akurat dan tepat dalam
menghasilkan produk.
Arif Aquarium adalah salah satu yang sedang berkembang dan sudah berjalan selama 9
tahun. Arif Aquarium merupakan usaha dagang, menjual macam-macam ikan hias, pakan ikan,
aksesoris aquarium, aquarium, dan peralatan pancing. Selain itu arif Aquarium juga
memproduksi aquarium. Arif Aquarium lebih fokus dalam menjual aquarium, sehingga
penjualan aquarium menjadi pemasukan utama bagi Arif Aquarium. Arif Aquarium
memproduksi aquarium langsung jadi karena harus siap jika ada konsumen yang ingin membeli
aquarium, tetapi Arief Aquarium memproduksi aquarium secara pesanan (job order). Arief
Aquarium memproduksi bermacam-macam ukuran aquarium mulai dari ukuran kecil, sedang,
sampai dengan besar, dan dari setiap macam ukuran aquarium harga jualnya bervariasi.
Arif Aquarium dalam proses produksinya tidak menggunakan perhitungan harga
pokok produksi yang sesuai dengan standar akuntansi. Hal ini dikarenakan overhead pabrik
belum di perhitungkan oleh perusahaan. Arif Aquarium hanya berfokus pada pembebanan
biaya bahan baku kaca dan biaya tenaga kerja, sehingga dalam menentukan harga pokok
produksi kurang tepat, hal ini juga dapat mempengaruhi harga jual aquarium. Peneliti dalam hal
ini ingin menentukan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Full costing pada
usaha Arif Aquarium sehingga dapat ditemukan harga pokok produksi dan harga jual yang tepat.
Diharapkan dengan adanya perhitungan menggunakan metode full costing, akan membantu
pemilik dari usaha Arif Aquarium dalam penentuan harga pokok produksi yang sesuai dengan
biaya – biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk aquarium yang telah
dihasilkan. Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini di beri judul “Perhitungan
Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing Guna Penentuan Harga Jual
Produk Aquarium (Pada Arif Aquarium) .
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full
costing guna penentuan harga jual produk aquarium pada “Arif Aquarium”
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk dapat
mengetahui harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing guna penentuan
harga jual produk aquarium pada “Arif Aquarium”.
Hasil penelitian ini, dapat dimemberikan saran perbaikan hingga dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan harga pokok produksi sehingga diketahui biaya-
biaya yang sesungguhnya masuk proses produksi pada perusahaan.
Adapun ruang lingkup penelitian adalah menentukan harga pokok produksi yang
digunakan sebagai dasar penentuan harga jual dengan metode full costing pada Arif aquarium
untuk periode Desember 2018 sampai dengan Februari 2019.
BAB II
PEMBAHASAN
Supriyono menyatakan bahwa akuntansi biaya addalah salah satu cabang akuntansi
yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara
sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Setiawan dan Ahalik
mendefinisikan Akuntansi Biaya adalah proses pengukuran dan pelaporan informasi yang
bersifat keuangan dan non keuangan yang berkaitan dengan biaya untuk memperoleh dan
menggunakan sumber daya dalam suatu organisasi. Widilestariningtiyas dkk menyatakan
Akuntansi Biaya merupakan bagian dari dua tipe akuntansi: akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Krismiaji & Aryani menyatakan Akuntansi Manajemen adalah satu ilmu akuntansi
yang menghasilkan informasi untuk pihak manajemen atau internal perusahaan.
Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu yang diperlukan
untuk menyusun perencanaan dan selanjutnya dapat dikendalikan dan akhirnya dipakai
sebagai umpan balik untuk perbaikan dimasa mendatang.
William dkk menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan untuk menghitung biaya
produk atau jasa, yang mana laporan keuangan suatu perusahaan merangkum biaya
produk atau jasa yang dijual serta profitabilitas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan.
Penetapan harga pokok akan membantu dalam penilaian baik persediaan barang maupun
jasa dan penetapan harga jual. Serta memberikan informasi kepada manajer agar mereka
dapat mengambil keputusan yang sifatnya rutin dengan menggunakan informasi yang
relevan tersebut.
4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi satu tahun.
5. Memilih diantara dua atau lebih alternative jangka pendek atau jangka panjang
yang dapat mengubah pendapatan dan biaya.
2.1.3. Konsep Biaya (Cost) dan Penggolongan Biaya
Menurut Hansen dan Mowen biaya adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi
manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Tidak jauh berbeda dengan
Dunia dan Abdulah mendefinisikan biaya sebagai pengeluaranpengeluaran atau
nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa
yang akan dating atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi
tahunan. Sementara Husnia dkk (2014) mendefinisikan biaya sebagai suatu
pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang memberikan manfaat baik
di masa kini maupun di masa yang akan dating. Karena itu, biaya merupakan
pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang atau
jasa yang nantinya akan memberi manfaat bagi perusahaan itu sendiri. Ibrahim
(2015) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) unsur pokok terkait biaya, yaitu:
Ketika berbicara mengenai biaya, maka hal ini sangat tergantung pada
penentuan biaya akan berbagai hal. Hal-hal tersebut sering juga disebut sebagai objek
biaya. Menurut putra dan wahyu (2014) objek biaya adalah setiap item seperti produk,
pelanggan, departemen, proyek aktivitas dan sebagainya yang membebankan biaya ke
objek biaya secara akurat untuk menjadi dasar keputusan yang baik, dimana hubungan
antara biaya dan objek biaya dapat membantu meningkatkan keakuratan pembebanan
biaya.
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Secara
umum penggolongan biaya disesuaikan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dan
kemudian biaya dikenal dengan konsep “different cost for different purpose”. Mulyadi
menyatakan bahwa biaya dapat digolongkan menurut:
1. Objek pengeluaran Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah gaji, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan gaji disebut “biaya gaji”
2. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan Dalam perusahaan
terdapat tiga fungsi pokok:
a. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan
equipment; biaya bahan baku; biaya bahan penolong; biaya gaji karyawan yang bekerja
dalam bagian-bagian, baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses
produksi. Menurut objek pengeluaran, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya
dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dikelompokan menjadi dua golongan:
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai
tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Biaya produksi
langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan Perilaku biaya
dalam hubungannya dengan volume kegiatan atau aktivitas dibagi menjadi:
a. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contohnya: biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh: gaji manajer perusahaan.
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Atas dasar jangka waktu
manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1.Kesimpulan
Daftar Pustaka
Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing Guna Penentuan
Harga Jual Produk Aquarium (Pada Arif Aquarium) . Fakultas Ekonomi & Bisnis