0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan21 halaman
1. Dokumen tersebut membahas analisis keuangan untuk usaha pembibitan tanaman buah-buahan. Analisis mencakup biaya investasi, biaya operasional, proyeksi pendapatan dan laba, serta kelayakan keuangan proyek.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tersebut layak dilaksanakan karena memiliki NPV positif, IRR di atas suku bunga, dan rasio benefit-cost di atas 1.
3. Analisis sensitivitas menunjukkan proy
1. Dokumen tersebut membahas analisis keuangan untuk usaha pembibitan tanaman buah-buahan. Analisis mencakup biaya investasi, biaya operasional, proyeksi pendapatan dan laba, serta kelayakan keuangan proyek.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tersebut layak dilaksanakan karena memiliki NPV positif, IRR di atas suku bunga, dan rasio benefit-cost di atas 1.
3. Analisis sensitivitas menunjukkan proy
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
1. Dokumen tersebut membahas analisis keuangan untuk usaha pembibitan tanaman buah-buahan. Analisis mencakup biaya investasi, biaya operasional, proyeksi pendapatan dan laba, serta kelayakan keuangan proyek.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tersebut layak dilaksanakan karena memiliki NPV positif, IRR di atas suku bunga, dan rasio benefit-cost di atas 1.
3. Analisis sensitivitas menunjukkan proy
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Pola usaha yang dipilih adalah pola usaha polikultur sesuai dengan pola usaha di daerah survei dengan menggunakan teknik konvensional yakni pembibitan di lahan sawah. Tanaman yang ditangkar yakni durian Kani, mangga Arumanis dan Lalijiwa, rambutan Binjai, Lebak Bulus dan Rapiah. Produk dari usaha ini adalah bibit yang berlabel dengan tinggi 30-40 cm. Ukuran ini adalah ukuran untuk partai besar/borongan. Bibit yang tidak laku terjual akan ditanam kembali dan dapat dijual kembali bila sewaktu-waktu ada yang memerlukannya. ANALISIS KEUANGAN Analisis keuangan usaha pembibitan tanaman buah- buahan perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai pendapatan dan pengeluaran/biaya, kemampuan melunasi kredit, serta kelayakan usaha ditinjau dari beberapa kriteria kelayakan finansial seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay back Period (PBP) dan Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C). LANJUTAN… Biaya dalam analisis keuangan berdasarkan harga bahan baku, sarana produksi dan upah tenaga kerja pada tahun 2007/2008 (musim tanam 2007). Bibit yang berhasil dijual tiap tahun sebesar 80 % dari total produksi bibit tiap tahun. Bibit yang tidak laku terjual dapat dijual kembali pada tahun berikutnya. Jenis kredit yang digunakan adalah Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jangka waktu pengembalian kredit adalah 12 bulan (1 tahun). LANJUTAN… Tenaga kerja tetap, termasuk didalamnya tenaga kerja manajerial berjumlah 8 orang dengan upah Rp 500.000 per orang per bulan. Dari hasil survei, pemilik usaha pembibitan tanaman buah-buahan sekaligus bertindak sebagai tenaga kerja manajerial yang gajinya sama dengan tenaga kerja tetap. BIAYA INVESTASI DAN OPERASIONAL
Struktur biaya yang diperlukan untuk usaha pembibitan
tanaman buah-buahanterdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasiadalah biaya awal yang diperlukan sebelum kegiatan operasionaldilakukan. Sedangkan biaya operasional diperlukan pada saaat proses produksi mulai dilakukan BIAYA INVESTASI Biaya investasi diperlukan untuk memulai usaha pembibitan tanaman buah-buahan meliputi biaya perizinan, sewa lahan, bangunan dan peralatan. Biaya investasi ini bersifat tetap (fixed) dan harus dikeluarkan pada tahun ke-0 sebelum melakukan usaha. Jumlah investasi yang dibutuhkan untuk usaha pembibitan tanaman buah-buahan adalah Rp 65.620.000 Secara rinci jenis investasi dan kebutuhan biaya masing-masing investasi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. BIAYA OPERASIONAL Biaya operasional merupakan biaya yang diperlukan dalam memproduksi bibit tanaman buah-buahan. Besarnya biaya operasional ini tergantung pada luas areal tanah. Semakin luas areal tanam maka biaya operasional semakin tinggi. Biaya operasional umumnya merupakan biaya tidak tetap (variabel cost) yang terdiri dari biaya bahan baku, sarana produksi, tenaga kerja borongan dan biaya sertifikasi bibit. Selain biaya tidak tetap, biaya operasional juga meliputi juga biaya overhead yang merupakan biaya tetap yang harus dikeluarkan setiap bulannya dan sifatnya tidak langsung. Biaya overhead meliputi biaya listrik, biaya telepon dan tenaga kerja tetap. Biaya operasional usaha pembibitan tanaman buah-buahan dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. LANJUTAN… Total biaya operasional yang dibutuhkan pada tahun pertama sejumlah Rp 131.162.000 dan pada tahun selanjutnya diasumsikan konstan karena luas areal tanam tetap, jumlah bahan baku, sarana produksi dan biaya sertifkasi bibit juga tetap. Upah tenaga kerja tetap yang terlibat dalam usaha ini tidak mengalami kenaikan karena menyesuaikan dengan upah minimum provinsi. Tenaga kerja borongan bersifat tidak tetap yang diupah Rp 100 untuk setiap bibit sehingga besarnya upah tidak tergantung jumlah tenaga kerja yang digunakan. Tenaga kerja borongan tergantung pada jumlah produksi bibit. Biaya listrik dan telepon juga tetap tiap tahunnya. KEBUTUHAN INVESTASI DAN MODAL KERJA
Sumber dana untuk usaha pembibitan tanaman buah-
buahan berasal dari dana sendiri dan kredit perbankan. Dana investasi seluruhnya berasal dari dana sendiri, sedangkan dana modal kerja berasal dari kredit bank dan dana sendiri dengan perbandingan 35% kredit bank dan 65% dari dana sendiri. Secara keseluruhan besarnya dana untuk investasi dan modal kerja usaha pembibitan tanaman buah-buahan mencapai Rp 196.782.000. Tabel 3 Dana yang berasal dari bank yaitu Kredit Modal Kerja akan dikembalikan dalam jangka waktu 1 tahun dengan bunga15,75% dengan angsuran dibayarkan setiap bulan. PRODUKSI DAN PENDAPATAN Bibit tanaman durian, mangga dan rambutan diproduksi setahun sekali. Total kehilangan hasil pembibitan diasumsikan 30% dan sama setiap tahunnya sehingga jumlah total produksi bibit tiap tahun 70.000 bibit terdiri dari durian Kani 24.500 bibit, mangga 14.000 bibit terdiri dari Arumanis 10.500 bibit dan Lalijiwa 3.500 bibit, rambutan Binjai, Lebak Bulus dan Rapiah masing-masing 10.500 bibit sebagaimana terlihat pada Tabel 5.7. Bibit yang dihasilkan berukuran 30-40 cm dan dijual secara borongan dengan harga jual bibit durian Kani Rp 4000/bibit, mangga Arumanis Rp 2500/bibit dan mangga Lalijiwa Rp 3000/bibit. Sedangkan untuk rambutan baik itu rambutan Binjai, Lebak Bulus maupun Rapiah dijual dengan harga Rp 2000/bibit. Jumlah bibit terjual diasumsikan 80% dari total produksi bibit dan bibit yang tidak terjual dapat dijual kembali pada tahun berikutnya.(Tabel 4) PROYEKSI LABA RUGI DAN BREAK EVEN POINT Proyeksi laba rugi merupakan suatu gambaran potensi keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dari suatu usaha atau proyek. Perhitungan proyeksi laba dan rugi menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha pembibitan tanaman buah-buahan memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.633.347 dengan profit on sales sebesar 1,03% dan Break Even Point (BEP) dalam rupiah adalah Rp 154.243.693. Potensi keuntungan tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun hingga tahun ketiga memperoleh keuntungan bersih Rp 37.235.100 dengan profit on sales sebesar 18,98% dan BEP Rp 121.317.074. (tabel 5) Rata-rata keuntungan bersih selama 3 tahun mencapai Rp 23.030.467 per tahun sedangkan profit on sales rata-rata mencapai 12,26% per tahun. Sementara rata-rata Break Even Point (BEP) dalam rupiah selama 3 tahun mencapai Rp 133.271.019 per tahun. PROYEKSI ARUS KAS DAN KELAYAKAN PROYEK Proyeksi arus kas dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya ke pihak lain dan tetap mendapatkan keuntungan (proyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar). Dalam analisis arus kas juga dilakukan perhitungan kelayakan usaha yaitu Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C Ratio), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). LANJUTAN… Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha pembibitan tanaman buah-buahan merupakan usaha yang menguntungkan secara finansial karena pada tingkat suku bunga 15,75% per tahun memiliki NPV positif yaitu sebesar Rp34.769.916, IRR yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga yaitusebesar 41,93% dan Net B/C ratio lebih besar dari 1 yaitu 1,53.Sementara PBP adalah 2,08 tahun yang menunjukkan investasi usaha Pembibitan Tanaman Buah-buahan yang besarnya mencapai Rp 65.620.000dapat tertutup kembali selama 2 tahun usaha berjalan. Dengan demikianusaha Pembibitan Tanaman Buah- buahan layak dilaksanakan sampai tingkatsuku bunga 41,93%. Secara ringkas, kriteria kelayakan dan nilainyadapat dilihat pada Tabel 6. ANALISIS SENSITIVITAS Analisis sensitivitas kelayakan usahaperlu dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa besar (dalam persen)perubahan dari pengeluaran dan atau pendapatan, sehingga proyek initidak layak dilaksanakan. Dalam pengertian NPV negatif, Net B/C ratiolebih kecil dari satu dan IRR di bawah tingkat suku bunga. Hal inidisebabkan karena proyeksi pendapatan dan pengeluaran didasarkan padaasumsi yang memiliki ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukanpada 3 skenario atau kondisi perubahan yaitu : 1. PENURUNAN PENDAPATAN Pada skenario ini terjadi penurunan pendapatan sementara biaya investasi dan operasional tetap. Penurunan pendapatan dapat terjadi karena harga jual bibit tanaman buah-buahan mengalami penurunan ataupun penurunan volume penjualan. Pada saat terjadi penurunan pendapatan usaha pembibitan tanaman buah- buahan menjadi sensitif terhadap penurunan pendapatan pada kisaran 8-9%. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan pendapatan sabagaimana terlihat pada tabel 7. 2. KENAIKAN BIAYA VARIABEL (PRODUKSI) Pada skenario ini, biaya variabel mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi, biaya overhead dan pendapatan dianggap tetap. Kenaikan biaya variabel dapat terjadi apabila harga input meningkat seperti bahan baku bibit, sarana produksi, tenaga kerja borongan dan biaya sertifikasi bibit. Pada saat terjadi peningkatan biaya variabel usaha pembibitan tanaman buah-buahan menjadi sensitif pada kisaran 18-19%. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel dapat dilihat pada tabel 8. 3. PENURUNAN PENDAPATAN DAN KENAIKAN BIAYA VARIABEL (PRODUKSI) Pada skenario ini terjadi penurunan pendapatan sekaligus terjadi peningkatan biaya varibel pada saat yang bersamaan dengan persentase yang sama. Pada saat terjadi penurunan pendapatan dan peningkatan biaya variabel usaha pembibitan tanaman buah-buahan menjadi sensitif pada kisaran 5-6%. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan pendapatan dan peningkatan biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 9. KESIMPULAN HASIL ANALISIS SENSITIVITAS Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan pendapatan lebih sensitif dibandingkan dengan kenaikan biaya variabel. Hal ini terbukti dengan penurunan pendapatan 9% proyek sudah tidak layak, sedangkan pada kenaikan biaya variabel sebesar 18% proyek masih layak dilaksanakan. Dari hasil analisis keuangan secara keseluruhan dapat diketahui bahwa usaha pembibitan tanaman buah-buahan cukup menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis kelayakan usahapembibitan tanaman buah-buahan, dengan kemampuan mendatangkan hasilpenjualan yang tinggi para pengrajin mampu mengembalikan modal dalamwaktu 2,08 tahun, maka usaha pembibitan tanaman buah-buahan dinilaiLAYAK untuk dijalankan. Hal ini tercermin pula dari nilai IRRyang mencapai 41,93% dengan NPV Rp 34.769.916,- dan Net B/C Ratio 1,53. Hasil analisis keuangan tersebutmenunjukkan bahwa pembibitan tanaman buah-buahan merupakan proyek yangmenguntungkan, antara lain bagi penangkar, masayarakat dan pedagang.Disamping secara sosial memiliki manfaat, secara ekonomi usaha ini jugamemiliki masa depan yang cerah dan layak dibiayai perbankan. Terima kasih atas perhatiannya kawan….
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu