Anda di halaman 1dari 12

ANALISA USAHA TERNAK

SAPI POTONG
By : Debby Syukriani, S.Pt, MP
Perencanaan bisnis
Tujuannya:
 Agar usaha yang dijalankan sesuai dengan
perencanaan
 Alat untuk mencari dana dari pihak ketiga
seperti bank, investor dan lembaga
keuangan lainnya
Out put dari perencanaan bisnis adalah
anggaran biaya yaitu suatu rencana
keuangan untuk kegiatan perusahaan
dalam suatu jangka waktu tertentu.

Istilah yang harus diketahui dalam analisa


usaha sapi potong:
1. Biaya produksi
kompensasi yang diterima oleh pemilik
unsur-unsur produksi yang dipergunakan
dalam proses produksi.
Biaya produksi :
1. Biaya tetap / overhead
2. biaya variable

biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk suatu usaha

dimana besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya suatu

produksi.

Biaya ternak dalam usaha ternak sapi potong meliputi lahan

yang diperhitungkan berdasarkan biaya sewa per tahun,

sedangkan untuk kandang dan peralatan diperhitungkan

berdasarkan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan adalah

pengurangan nilai input karena umur dan pemakaian


Biaya Tidak Tetap (variable cost)
adalah biaya yang secara totalitas akan
berubah-ubah sesuai dengan volume
produksi.
Biaya tidak tetap pada usaha ternak sapi
potong meliputi pakan, tenaga kerja, alat-
alat tidak tahan lama dan obat-obatan,
yang dinilai dalam satuan rupiah.
Total biaya adalah jumlah biaya tetap
(overhead) dengan biaya tidak tetap
(variable cost)
Biaya produksi adalah semua biaya tetap
untuk produksi atau biaya tetap
operasional ditambah dengan biaya
variable.
 Aliran Kas
Anggaran aliran kas adalah rencana,
realisasi, dan evaluasi terhadap uang
masuk dan uang keluar. Baik uang
masuk berupa pinjaman maupun uang
keluar berupa pengembalian pinjaman.
Laba/rugi

adalah penerimaan hasil penjualan produk


dikurangi dengan harga pokok, biaya pemasaran,
dan biaya umum. Laba ini masih disebut laba kotor.
Laba bersih baru didapat setelah ditambah
pendapatan di luar usaha (misalnya penjualan
limbah) dikurangi biaya di luar usaha dan pajak.

Laba/rugi=(jumlah produk x harga produk)-total


biaya produksi
 Return cost ratio (R/C)
R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi hingga menghasilkan produk.

Usaha peternakan akan menguntungkan apabila nilai R/C


> 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula tingkat
keuntungan yang akan diperoleh dari usaha tersebut.

R/C= Total penerimaan penjualan produk


Total Biaya
 Benefit cost ratio

B/C adalah perbandingan antara tingkat keuntungan yang


diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan.

Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila


nilai B/C>0. semakin besar nilai B/C semakin besar pula
manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut.

B/C = Tingkat Keuntungan

total biaya
 Break event point

BEP merupakan titik impas usaha. Dari nilai


BEP dapat diketahui pada tingkat produksi dan
harga berapa suatu usaha peternakan tidak
memberikan keuntungan dan tidak pula
mengalami kerugian.
BEP produksi = Total biaya
Harga Penjualan/ekor

BEP harga = Total Biaya


Total produksi
ANALISA USAHA PENGGEMUKAN SAPI

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisa usaha

penggemukan sapi:

Penggemukan
 96 ekor sapi

Harga
 bibit Rp.8.125.000,- per ekor

Masa
 penggemukan 9l;0 hari(1 periode).

Berat
 awal sapi 250 kg/ekor.

Berat
 badan satu ekor sapi akan naik 1,1 kg/hari

Biaya
 pakan sapi Rp 5.500/ekor/hari

Biaya
 obat-obatan Rp. 2.880.000,- selama 100 hari

Biaya
 tenaga kerja Rp 2.130,- per hari untuk setiap 1 ekor sapi

Harga
 jual sapi hasil penggemukan Rp. 12.300,00/kg
Biaya kandang dan peralatannya 150.000.000,-
Sewa lahan per tahun 1.000.000,-
Umur ekonomis kandang dan peralatan selama
20 tahun

Penyusutan kandang = total biaya kandang


umur ekonomis kandang

Anda mungkin juga menyukai