Anda di halaman 1dari 6

BIAYA PRODUKSI

Mata Kuliah: Ekonomi Pertanian


Dosen Pengampuh:
1. Debora V. S Ticoalu S.Pi, M.Sc
2. Ribka Kristiani Pandesolang

Disusun Oleh:
Ni Ketut Julia Patricia
(NIM: 22305006)

JURUSAN ILMU EKONOMI SEMESTER 4


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
TAHUN 2024
A. Pengertian Biaya Produksi

Secara umum, Biaya produksi perusahaan timbul sebagai akibat dari penggunaan input dalam
proses produksi dan informasi mengenai harga input. Fungsi biaya menunjukkan biaya minimum
yang harus ditanggung oleh pengusaha untuk memproduksi berbagai tingkat output. Fungsi biaya
tersebut minimum mengingat bahwa pengusaha bekerja secara efisien. Hal yang perlu diingat
bahwa produksi merupakan kegiatan mengombinasikan input untuk menghasilkan output secara
efisien. Dalam ekonomi pertanian, biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
petani dalam memproduksi produk pertanian terutama pangan dan sandang, contohnya dalam
proses produksi beras biaya yang harus dikeluarkan seperti, biaya Benih padi, biaya perawatan
dan pemeliharaan dengan pupuk tanaman, biaya pestisida untuk hama tanaman, biaya yang
dikeluarkan selama proses panen, biaya tenaga kerja, serta biaya distribusi produk.

Dalam biaya produksi. Ada 2 macam biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yaitu biaya
eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli atau menyewa input yang dipergunakan dalam proses produksi, Dalam ekonomi
pertanian, biaya ekspilisit yaitu biaya yang wajib dikeluarkan oleh produsen untuk melakukan
produksi, contoh biaya eksplisit yaitu gaji tenaga kerja yang digunakan, sewa tanah/ lahan untuk
produksi, dan pembelian bahan untuk produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida. Sedangkan
Biaya implisit adalah biaya yang dicerminkan oleh nilai input yang dimiliki dan digunakan
sendiri oleh perusahaan di dalam proses produksinya. Biaya implisit ini, misalnya biaya "gaji"
bagi pemilik, nilai tanah atau bangunan yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan.
Perbedaannya dengan biaya eksplisit yaitu, perusahaan tidak perlu membayar atas penggunaan
input tersebut karena sudah menjadi milik sendiri. Meskipun demikian, nilainya perlu
diperhitungkan dalam penghitungan biaya. Dalam pendekatan ekonomi pertanian, biaya implisit
juga disebut biaya tidak terlihat (tersembunyi) yang dikeluarkan produsen selama proses
produksi karna tidak terjadi dalam bentuk transaksi langsung, contohnya penggunaan lahan tani
sendiri dan sebagainya.

Biaya produksi dapat dikatakan efisien apabila pengeluaran biaya tersebut tidak terjadi
suatu pemborosan serta mampu menghasilkan output produk dengan kuantitas dan kualitas
yang baik, untuk itu diperlukan suatu usaha yang sistematis pada petani/produsen
dengan cara memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan dengan sistematis dan tepat.
Elemen- Elemen Biaya Produksi

1.Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami perubahan, meskipun
volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis biaya yang satu ini
mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat. Unsur biaya tetap mempunyai
jumlah nominal sama yang harus dibayarkan pada setiap proses produksinya. Biaya tetap tidak
akan mengalami pembengkakan sekalipun proses produksi sedang padat, sehingga bisa
meningkatkan output. Dalam pendekatan ekonomi pertanian biaya tetap seperti biaya sewa
lahan, dan penggunaan alat-alat pertanian dari yang tradisional hingga modern seperti cangkul,
tractor, mesin penyemprot hama dan sebagainya.

2.Biaya Variable (Variabel Cost)

Jenis pengeluaran produksi berikutnya adalah biaya variabel yang besarnya bergantung pada
output. Apabila produksi barang semakin tinggi, maka biaya variabel juga akan mengalami
peningkatan.

Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi
dasar pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada
proses produksi dalam pendekatan ekonomi pertanian adalah pembelian bahan baku, contohnya
seperti biaya beli benih, pupuk dan pestisida. Apabila produksi produk pertanian mengalami
peningkatan, maka jumlah biaya variabelnya seperti benih, pupuk dan pestisida juga akan
mengalami peningkatan.

3. Biaya Rata-Rata (Average Cost)

Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total
pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh petani untuk
menentukan keputusan produksi kedepannya.

TC
AC=
Q
Biaya produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini.
Selanjutnya, petani/ produsen bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya
rata-rata tersebut. Average cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil keputusan
produksi.

Dari hasil perbandingan, akan dapat diperoleh informasi mengenai biaya manakah yang lebih
tinggi antara fixed dan variable cost. Hal ini bisa dijadikan sebagai patokan petsani sebagai
produsen untuk menentukan laba yang ideal.

4. Biaya marginal (Marginal cost)

Biaya marginal bisa disebut juga sebagai pengeluaran tambahan yang akan digunakan oleh
petani atau produsen untuk meningkatkan produksi. Produsen bisa mengetahui jumlah output
maksimal yang bisa didapatkan selama proses produksi dengan menambahkan biaya marginal.

Perhitungan biaya marginal dilakukan dengan menambahkan variabel cost pada saat proses
produksi. Produsen juga bisa mengaitkan fixed cost dengan biaya marginal saat akan
memproduksi output tambahan.

∆ TC
MC=
∆Q

Keterangan:

∆TC= Perubahan biaya total (total change in cost)

∆Q= Perubahan kualitas barang dan jasa (total change in quantity)

Fungsi dari biaya marginal adalah untuk membantu petani memaksimalkan kegiatan operasional
secara menyeluruh. Hal ini akan membuat petani atau produsen bisa mencapai nilai keuntungan
maksimal produk secara lebih efisien.

Marginal cost baru bisa dihitung setelah biaya tetap dan variabel sudah diketahui oleh
perusahaan. Perhitungan marginal cost dilakukan dengan cara membagi peningkatan biaya dan
perubahan kuantitas target produksi.

5. Biaya Total (Total Cost)


Jenis pengeluaran produksi terakhir adalah biaya total yang diperoleh dari penggabungan
variabel dan fixed cost. Biaya total ini akan menjadi informasi mengenai jumlah total
pengeluaran yang terjadi selama proses produksi.

Biaya total ini baru bisa diperhitungkan ketika petani/ produsen sudah memiliki output berupa
hasil panen yang siap untuk dijual. Perhitungan biaya total ini harus dilakukan setiap periode
produksi terselesaikan agar bisa segera dilaporkan.

Total cost ini bersifat menyeluruh karena mencakup segala pengeluaran perusahaan selama
proses produksi. Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan distribusi harus ikut diperhitungkan dalam
total cost ini.

TC= TFC + TVC.

Keterangan:

TC= Total cost

TFC= Total Fixed cost (Biaya Tetap Total)

TVC= Total Variabel cost (Biaya Variabel Total)

B. Manfaat Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan salahsatu aspek penting yang perlu diperhatikan para petani atau
produsen yang akan memproduksi produk pertanian. Biaya produksi merupakan dasar yang
memberikan perlindungan bagi produsen atau petani dari kemungkinan kerugian atas hasil
yang diproduksi, Hal ini perlu diperhatikan agar produsen dapat memaksimalkan input atau
biaya yang digunakan selama proses produksi untuk menghasilkan produk yang baik dengan
penerimaan profit (keuntungan) yang maksimum agar proses produksi produk hasil pertanian
dapat terus berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai