Biaya produksi dalam suatu usaha harus diperhitungkan biaya tetap (fixed
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).
Biaya total adalah jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap
Modal kerja adalah investasi dan biaya total.
Biaya tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi.
Biaya tetap, secara totalitas tidak mengalami perubahan
meskipun ada perubahan volume produksi
Biaya tetap akan tetap walaupun perusahaan tidak berproduksi
Contoh : gaji, sewa tempat, bunga hutang bank, pajak,
penyusutan peralatan (depresiasi).
Rumus : TFC = FC x n
Rumus : TVC = VC x n
TC : Total Cost
TFC : Total Fixed Cost
TVC : Total Variable Cost
Penyusutan (Depresiasi)
Biaya penyusutan adalah pengurangan nilai yang
disebabkan karena waktu dan penggunaan dari semua modal
tetap.
Rumus : D = Pb – Ps
T
D : Depresiasi
Pb : Harga beli (Rp)
Ps : Harga jual (Rp)
T : Lama pemakaian (tahun)
Analisis Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang yang diperoleh
dari penjualan produk suatu kegiatan usaha. Penjualan
ternak hidup, karkas, susu, pupuk dan produk lainnya
yang merupakan komponen pendapatan.
Penerimaan merupakan nilai dari jumlah produksi dikalikan
dengan harga jual per unitnya (Mahekam dan Melcom,
1991)
Rumus: TR = PQ x Q
TR = total revenue
PQ = harga per satuan unit
Q = total produksi
Analisis Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara total pendapatan dan
total biaya yang diperlukan dari proses produksi dan
pemasaran suatu produk.
Bila biaya pendapatan lebih besar dari biaya produksi disebut
kondisi laba.
Rumus: N= TR – TC
N = Keuntungan
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
Analisis Finansial (Kelayakan)
Semua usaha ekonomi bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Apakah usaha layak dilaksanakan. Hal
tersebut dapat diketahui dengan analisis finansial.
beberapa indikator yang digunakan analisis finansial
berupa Average Rate of Return (ARR), Net Present Value
(NPV), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Break Even Point
(BEP), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR)
dan Return on Investment (ROI).
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Analisis B/C Ratio dan R/C digunakan untuk melihat tingkat
keuntungan atau penerimaan relatif suatu usaha dalam
setahun terhadap total biaya yang dipergunakan dalam
kegiatan tersebut. B/C Ratio atau Ratio biaya dan manfaat
sebenarnya merupakan modifikasi dari NPV.
Kriteria:
B/C Ratio > 0,1 berarti usaha tersebut layak
B/C Ratio < 0,1 berarti usaha tersebut tidak layak
B/C Ratio = 0,1 berarti usaha tersebut impas (BEP)
B/C Ratio disebut juga profitability index (PI) menghitung
nilai sekarang dari arus kas masuk dibagi dengan nilai
sekarang arus kas keluar. Menggunakan metode ini, dapat
dinyatakan bahwa investasi dapat diterima bila PI > 1 dan
investasi tidak dapat diterima bila PI < 1.
Revenue Cost Ratio (R/C)
Kriteria:
R/C Ratio > 1 berarti usaha tersebut layak
R/C Ratio < 1 berarti usaha tersebut tidak layak
R/C Ratio = 1 berarti usaha tersebut impas (BEP)
Payback Period (PP)
Payback period atau periode pengembalian merupakan
metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa
lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas
bersih. Jadi menunjukkan jangka waktu yang diperlukan
untuk memperoleh kembali investasi yang dikeluarkan.
Keterangan :
II. BEP (harga) = FC FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
P-VC P = Price (Harga Jual per unit)
S = Sale
BEP (unit) = FC
1- VC
S
Aliran Kas
Anggaran aliran kas adalah rencana, realisasi, dan
evaluasi terhadap uang masuk dan uang keluar. Baik
uang masuk berupa pinjaman maupun uang keluar
berupa pengembalian pinjaman.
Cash flow = laba bersih + depresiasi
Analisa Usaha Sapi Perah
Peternakan mempunyai 10 ekor sapi perah dengan produksi maksimum
10 liter/ekor/hari, lama pemeliharaan 5 tahun, harga jual susu Rp.
5.000/liter.
Biaya investasi
Kandang 10 x 2.000.000=Rp.20.000.000
Biaya tetap
10 ekor sapi @ Rp.5.000.000 = Rp. 50.000.000
Gaji karyawan 2 x Rp. 250.000 x 60 bulan = Rp. 30.000.000
Total Rp. 80.000.000
Biaya Variabel
Pakan Rp.4.500 x 10 x 365 x 5 tahun = Rp. 82.125.000
Pemeliharaan Rp. 500 x 10 x 365 x 5 tahun = Rp. 9.125.000
Transport Rp. 100 x 100 liter x 365 x 5tahun = Rp. 18.000.000
Total Rp. 109.250.000
BEP HARGA
Total Biaya = 189.250.000 = Rp. 1.036,-
Total produksi 182.500
ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI
Total 151.000.000,00
Biaya Operasional Produksi Selama 100 hari
Uraian Jumlah
1. Biaya Tetap
Keterangan :
Penyusutan kandang per periode
= Total biaya pembangunan kandang = Rp. 150.000.000,00 x 100 hari
Umur ekonomis kandang (20 tahun/365 hari)
Penerimaan
ANALISIS USAHA
Laba/Rugi
Laba/Rugi = jumlah penerimaan - biaya total
= Rp 429.888.000,00 - Rp 379.457.000,00
= Rp 50.431.000,00
Usaha penggemukan sapi untuk 96 ekor sapi menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 50.431.000,00 per periode produksi (100 hari) atau Rp.552.300,00 per ekor sapi.
96 4.478.000,00 429.888.000,00
b) Return cost ratio (R/C)