NIM: 061923143057
Kelompok D/Tandem 5
PPDH Gelombang 34
1. Coba jelaskan alasan Sdr. Apa urgensinya bahwa diagnosa kebuntingan sebaiknya
dilakukan sedini mungkin ?
Jawaban:
Pemeriksaan kebuntingan penting kerena keberhasilan usaha peternakan sangat
tergantung antara lain pada kerja profesi dalam mendiagnosa kebuntingan. Oleh karena itu
untuk memudahkan kerja pada profesional bidang kedokteran hewan di lapangan, maka
bidang ilmu yang terdapat dalam teknik diagnosa kebuntingan harus dapat dikuasai. Para
peternak sapi atau pemilik ternak sangat mengharapkan hasil diagnosa kebuntingan hewan
peliharaannya secepatnya dapat diketahui setelah dikawinkan, sedangkan diagnosa yang
cepat, murah dan dapat dilakukan oleh siapapun di lapangan sampai saat ini belum tersedia.
Setelah hewan ternak dikawinkan, maka peternak ingin segera mengetahui apakah hewan
ternaknya bunting. Apabila ternyata tidak bunting, maka perlu segera diketahui apakah
hewan ternak tersebut mengalami infertilitas untuk segera dilakukan pengobatan. Tujuan
lain dalam melakukan diagnosis kebuntingan sedini mungkin adalah untuk menghindari
anestrus berkepanjangan yang diakibatkan oleh gangguan fungsi atau penyakit didalam
ovarium dan uterus seperti hipofungsi, sistik ovarium, piometra atau pseudopregnancy. Oleh
karena itu perlu dilakukan diagnosis kebuntingan yang sensitif dan akuran serta dan sedini
mungkin.
Pemeriksaan kebuntingan lain yaitu dengan ultrasonografi (USG) pemeriksaan ini dapat
dilakukan pada umur kebuntingan 14-20 hari. Pemeriksaan kebuntingan pada kuda
menggunakan USG untuk melihat embrionicvesicle dapat dilakukan 9 hari setelah
perkawinan dengan tingkat keberhasilan 100%
Pemeriksaan lain pada kebuntingan kudan dilakukan pada umur 35 hari dengan melihat
kadar hormon progesteon dengan teknik RIA. Teknik lain yaitu pemeriksaan progesterom
pada kuda bunting berusi 20 hari dengan menggunakan teknik ELISA. Pemeriksaan
progesteron dengan ELISA dapat mendeteksi 77% kebuntingan dan 100% tidak bunting.
Melakukan pemeriksaan kebuntingan dini pada sapi dengan melihat protein spesifik B
(bPSPB) pada umur kebuntingan 24 hari dengan teknik RIA. Pemeriksaan dengan melihat
adanya protein spesifik (PSP60) pada serum hewan bunting umur 28 hari. Pemeriksaan
kebuntingan dini pada kuda dapat juga dilakukan dengan melihat estron sulfat pada plasma
darah setelah 17 hari setelah perkawinan atau pada feses.
3. Kapan sebaiknya Pemeriksaan kebuntingan per rektal pada Sapi dilakukan setelah
dikawinkan ? Jelaskan alasannya !
Jawaban:
Pemeriksaan kebuntingan pada sapi dapat dilakukan setidaknya 21 hari setelah sapi
dikawinkan, hal ini berdasarkan siklus biraho sapi yaitu rata-rata 21 hari. Setelah 21 hari ini
rektal dapat dilakukan dengan menentukan apakah terdapat corpus luteum pada ovarium.
Jika terdapat corpus luteum, maka kemungkinan sapi bunting, karena korpus luteum akan
menghasilkan hormon progestron. Namun jika yang ditemukan yaitu folikel degraf maka
tidak terjadi kebuntingan, karena terjadinya kembali birahi pada sapi. Kemudian setelah 2-3
bulan, maka dilakukan pemeriksaan ulang secara akurat dengan palpasi rektal. Pada usia
kebuntingan 2-3 bulan palpasi kornua uteri dilakukan untuk menentukan apakah ada
perbedaan atau dapat dikatakan apakah kornua uteri asimetris atau simetris, jika asimetris
berarti terjadi kebuntingan pada sapi, namun jika kornua uteri simetris berarti tidak terjadi
kebuntingan. Asimetris kornua uteri hanya terjadi pada hewan monotocous (beranak satu
atau tidak kembar) tanda asimetris ini diakibatkan oleh adanya fetus pada salah satu sisi
kornua beserta cairan fetus (amnion dan allantois). Selain itu pada umur kebuntingan ini
yakni terabanya bentukan seperti balon yang berisi air pada lumen os pelvis, atau dapat di
sebut juga fluktuasi kornua uteri. Adanya cairan amnion dan allantois mengakibatkan teraba
adanya konsistensi yang berfluktuasi dibalik dinding rektum dan lemak dalam rongga
abdomen. Dinding uterus juga menipis sehingga dengan fluktuasi dan menipisnya dinding
uterus memudahkan untuk meraba fetus di dalam cavum uterus.