Anda di halaman 1dari 23

Aspek

Keuangan
Entrepreneurship - TM 11
Aspek keuangan meliputi hal-
hal sebagai berikut :
1. –Biaya pra-Operasi.
2. –Kebutuhan Modal.
3. –Sumber Dana
4. –Harga Pokok Penjualan
5. –Rugi Laba
6. –Payback Period (PP)
7. –Break Event Point (BEP)
Biaya Pra-Operasi
Biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum
kegiatan usaha mulai berproduksi.

1. Studi kelayakan bisnis.


2. Perizinan.
3. Biaya perancangan (design).
4. Biaya pemasaran jika perusahaan
mulai melakukan promosi sebelum
produk siap diluncurkan.
Kebutuhan
MODAL

Kebutuhan Kebutuhan
Investasi Modal Kerja
Kebutuhan
Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam
Investasi pembangunan awal usaha, terdiri dari :

1. Pengadaan tanah & gedung.


2. Mesin & peralatan.
3. Biaya pemasangan pendukung &
setting tempat usaha (Listrik, air,
jaringan komputer, dll.)
4. Biaya lainnya yang berhubungan
dengan pembangunan awal usaha.
Kebutuhan Setelah pembangunan awal siap, terdiri dari
biaya tetap (fixed cost) & biaya tidak tetap (variable
cost).
Modal Kerja 1.Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak
dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan.
Seperti biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan,
bunga bank, asuransi dan lain sebagainya.

2.Biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang


dikeluarkan untuk membeli bahan baku / bahan
pembantu, upah tenaga kerja langsung, biaya
transportasi, biaya pemasaran, dan lain sebagainya.
Sumber Dana

a. Modal Sendiri
b. Pinjaman
Modal Sendiri
Dalam pendirian usaha dinyatakan jumlah setoran
modal masing-masing pendirinya.

Umumnya jumlah dana yang ada, masih jauh dari


cukup untuk menutupi kebutuhan dana investasi
keseluruhan.
Pinjaman
Sumber pinjaman berasal dari perorangan maupun bank
atau lembaga keuangan lainnya, yang akan digunakan
untuk membeli harta tetap dan kebutuhan modal kerja.

Ketentuan pinjaman :
(Besarnya pinjaman, periode pinjaman, cicilan, tingkat
bunga, waktu pelunasan, denda dan biaya Administrasi
lainnya) dicantumkan dalam perjanjian kredit atau
kontrak yang disepakati antara kedua belah pihak.
Harga Pokok Penjualan
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.

Manfaat Harga Pokok Penjualan :


1.Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.

2.Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga


jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba,
dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok
penjualan akan diperoleh kerugian.
Rugi Laba
Untuk dapat membuat proyeksi rugi laba harus
dihitung terlebih dahulu proyeksi nilai penjualan dan
biaya operasi.

Biaya operasi terdiri dari biaya administrasi dan


umum dan biaya pemasaran yaitu biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan operasional kantor dan
pemasaran produk.

Metode Payback Period (PP)


Jangka waktu dari pengembalian Modal dlm suatu Usaha Bisnis,
dimana periode pengembalian dlm jangka Waktu tertentu yg
menentukan terjadinya suatu Cash In Flow (Arus Penerimaan) yg
secara Kumulatif itu sama dengan Jumlah Investasi didalam Suatu
Usaha Bisnis sehingga Pay Back Periode ini berguna untuk
menunjukkan berapa lama atau dlm berapa tahun Suatu Investasi
(Modal) Usaha itu akan bisa kembali
Rumus PP
PBP = Penanaman Modal (Total Investasi) / Laba Per Bulan

Contoh: Usaha Dagang Ayam Goreng


Harga Produksi Rp. 5000
Harga Jual Rp. 10.000
Biaya Gaji Pegawai Rp. 1.500.000
Biaya Sewa Tempat Rp. 10.000.000
Rp. 50.000.000 Investasi Dana (Modal Usaha)
Rp. 500.000 Biaya Lain – Lain
* Target Minimal Penjualan Per Hari sebanyak 30 Piring.
Rumus PP
PP = Penanaman Modal (Total Investasi) / Laba Per Bulan

Contoh: Usaha Dagang Ayam Goreng


Jawabannya :
= 30 Piring x Rp. 10.000 (Harga Jual) x 30 Hari ( 1 Bulan)
= 300.000 x 30 Hari
= 9.000.000 (Omset 1 Bulan)

Nilai Pay Back Periode :


PBP = Modal Awal (Investasi Awal) / Omset 1 bulan
PBP = 50.000.000 / 9.000.000

PBP = ? Bulan
Metode BEP
BEP bisa diartikan sebagai kondisi dimana nilai
pendapatan sama dengan total perkiraan biaya secara
keseluruhan.

BEP atau Break Event Point ini penting untuk dijadikan tolak
ukur keberhasilan investasi maupun usaha

Kesimpulannya, BEP adalah indikator yang menunjukkan


bahwasanya biaya produksi secara keseluruhan berhasil
dicover oleh pendapatan dari hasil penjualan
Fungsi BEP Membantu menentukan volume produksi untuk bisa
mencapai keuntungan, sebagaimana telah
direncanakan. Termasuk pula jumlah penjualan
produk
Memberikan batas minimum penjualan yang harus
dicapai, agar perusahaan tidak mengalami kerugian
Menjadi dasar perencanaan atau acuan terkait
tingkat produksi juga penjualan produk yang harus
ditargetkan
Menjadi ambang batas produksi juga penjualan, agar
tidak ada penurunan kinerja yang mampu
menyebabkan kerugian
Komponen BEP
Komponen untuk menghitung BEP yang dimaksud, yaitu:
Fixed Cost atau biaya tetap. Biaya yang wajib dikeluarkan perusahaan tanpa
terpengaruh hasil produksi, contohnya adalah gaji karyawan
Variable Cost atau biaya variabel, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan
dengan menyesuaikan jumlah produksi. Contohnya biaya bahan baku produksi
Revenue atau pendapatan, yaitu total keseluruhan penghasilan yang didapat
dari hasil penjualan
Profit atau laba. Sering disebut juga dengan keuntungan. Dimana
penghitungannya yaitu pendapatan dikurangi biaya tetap juga biaya variabel

Mengacu pada ilmu akuntansi, penghitungan BEP berfungsi untuk memperoleh


persamaan antara biaya produksi dengan pendapatan dalam satu periode.
Rumus BEP
Dalam proses penghitungannya, ada dua rumus yang digunakan sebagai cara
menghitung BEP. Ada rumus unit dan juga nominal rupiah.

Rumus unit adalah rumus BEP untuk menghasilkan unit produksi yang dihasilkan
perusahaan yaitu:
BEP= fixed cost/(harga per unit-biaya variabel per unit).

Rumus nominal rupiah, merupakan cara menghitung BEP balik modal. Rumusnya
yaitu:
BEP= fixed cost/(kontribusi margin per unit/harga per unit).
Perhitungan BEP

Contoh: Pabrik Snack Jaya Makmur


Fixed cost/biaya tetap sebesar Rp. 6.000.000
Variable cost/biaya variabel per unit sebesar Rp. 10.000
Harga jual produk per unit sebesar Rp. 20.000
Perhitungan BEP
Contoh: Pabrik Snack Jaya Makmur
Untuk mengetahui, berapa unit produk yang harus diproduksi agar mencapai BEP,
yaitu:
BEP= Biaya tetap/(harga jual/unit-biaya variabel/unit)
= 6.000.000/(20.000-10.000)
= 6.000.000/10.000= 600 unit
Jadi, untuk bisa mencapai BEP Snack Jaya Makmur harus memproduksi
sebanyak 600 unit produk.
Perhitungan BEP
Contoh: Pabrik Snack Jaya Makmur
Lalu bagaimana dengan cara menghitung nominal penjualan yang sudah masuk
pada titik BEP?
BEP= Biaya tetap/(kontribusi margin per unit/harga jual per unit)
= 6.000.000/{(20.000-10.000)/20.000}
= 6.000.000/0,5= 12.000.000
Jadi, Snack Jaya Makmur bisa mencapai titik BEP atau titik impas yaitu ketika
mampu melakukan penjualan produk hingga senilai Rp. 12.000.000.

Sebagai langkah pembuktian, kita bisa mengecek dengan cara mengalikan BEP
unit dengan harga penjualan. Hasil akhirnya pasti sesuai BEP nominal rupiah.
Latihan Mandiri:
Buatlah Perhitungan PP dan BEP dari Bisnis Jual Kaos dibawah ini!

Harga Produksi Rp. 100.000


Harga Jual Rp. 120.000
Biaya Gaji Pegawai Rp. 1.500.000
Biaya Sewa Tempat Rp. 10.000.000
Fixed cost/biaya tetap sebesar Rp. 8.000.000
Variable cost/biaya variabel per unit sebesar Rp. 120.000
Rp. 70.000.000 Investasi Dana (Modal Usaha)
Rp. 400.000 Biaya Lain – Lain
* Target Minimal Penjualan Per Hari sebanyak 50 Kaos.
Latihan Mandiri:
Format File : pdf.
(Kelas_Nama/NIM_Latihan Perhitungan
PP&BEP
Submit Hasil Latihan pada link Absensi

Anda mungkin juga menyukai