Anda di halaman 1dari 17

BREAK EVENT

POINT (BEP)
Kelompok 4 XII MIPA 6
Our team

Cyrilla Ivani E. H. (06) Dewi Mulyowati (08) Dhiawa Zakiyya (09)

Pradana Rizqi O. (28) Mila Surya N. (23) Fanny Widayati (15)


Pengertian Break Even Point (BEP)

BEP adalah kepanjangan dari Break Event Point atau titik


impas. Break Event Point (BEP) adalah titik dimana
pendapatan dan pengeluaran pada suatu perusahaan berada
diposisi yang sama. Sederhananya, BEP adalah kondisi
jumlah total pendapatan sama dengan jumlah total
pengeluaran untuk keperluan produksi dalam jangka waktu
tertentu.
Konsep Break Event Point (BEP)

Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan”, terdapat


beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam menghitung Break Even
Point (BEP) yaitu adalah sebagai berikut:
1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam
biaya tetap dan biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan
volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan,
sedangkan biaya tetap perunit akan berubah - ubah.
Konsep Break Event Point (BEP)

4. Harga jual perunit konstan selama periode dianalisis.


5. Jumlah priduk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan
membuat atau menjual lebih dari satu produk maka “perimbangan hasil
penjualan” setiap produk tetap.
Tujuan Break Event Point (BEP)

1. Menentukan besar kapasitas produksi yang tersisa.


2. Membantu efisiensi kerja.
3. Membantu dalam mengetahui perubahan pada nilai laba saat terjadi
perubahan pada harga produk.
4. Membantu perusahaan dalam melihat potensi keuntungan atau laba.
Manfaat dari Analisis Break Event
Point (BEP)
1. Nilai BEP menjadi pedoman bagi perusahaan dalam memberikan nilai
investasi yang tepat agar dapat mengimbangi biaya produksi di awal.
2. Nilai BEP menjadi bahan analisis perusahaan untuk mengetahui
proyeksi keuangan, nilai jual beli saham, hingga perencanaan anggaran
yang dilakukan.
3. Nilai BEP menjadi patokan marginmbagi perusahaan sehingga
perusahaan dapat memperoleh keuntungan bukan kerugian.
Jenis Break Event Point (BEP)

Break Event Point (BEP) dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

01 02
BEP Unit BEP Rupiah
yaitu penghitungan BEP yaitu penghitungan BEP
yang dinyatakan dalam yang dinyatakan dalam
bentuk unit atau jumlah harga penjualan
penjualan produk. (Rupiah).
Komponen Break Event Point (BEP)
Terdapat beberapa komponen Break Event Point (BEP) yang harus
diperhatikan, yaitu :
01 02
Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya yang harus tetap dikeluarkan Biaya variabel tergantung ada besaran jumlah
dalam segala kondisi, bahkan meski produksi atau jumlah barang terjual. Jika
perusahaan sedang tidak menjalankan jumlahnya meningkat, maka biaya variabel pun
proses produksi. Biaya ini biasanya akan bertambah. Misalnya untuk setiap
meliputi biaya sewa tempat usaha, penjualan 1 unit barang, terdapat biaya variabel
perlengkapan, dan hal pokok lainnya. dengan hadirnya biaya nota penjualan, biaya
packaging, biaya antar, ataupun biaya tambahan
lainnya.
Komponen Break Event Point (BEP)

03 04
Harga Jual (Selling Price) Pendapatan (Revenue)
Harga jual per unit barang atau jasa Merupakan jumlah pemasukan yang diterima
yang telah diproduksi. oleh penjual barang.

05
Laba (Profit)

Merupakan sisa penghasilan setelah


dikurangi biaya tetap dan biaya variabel.
Cara Menghitung Break Event Point (BEP)
- Cara menghitung BEP dalam Unit :
BEP = FC / (P - VC)

- Cara menghitung BEP dalam Rupiah :


BEP = FC / (M/P)

Keterangan :
BEP : Break Event Point
FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC : Variabel Cost (Biaya Variabel)
P : Price per unit (Harga jual per unit)
M : Margin (Selisih antara harga jual dan harga variabel per unit)
Contoh Soal Perhitungan 1 Break Event Point
(BEP)
Sebuah perusahaan memiliki data biaya dan rencana produksi sebagai berikut :
Biaya Gaji Pegawai + Pemilik : Rp 50.000.000
Biaya Sewa Pabrik : Rp 20.000.000
Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp 15.000.000
Biaya Penyusutan Mobil : Rp 1.500.000
Biaya Asuransi Kesehatan : Rp 13.500.000
Biaya Variabel per Unit Rp 60.000, yang terdiri dari :
- Biaya Bahan Baku : Rp 30.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp 20.000
- Biaya Lain - lain : Rp 10.000
Harga Jual per Unit Rp 85.000
Berdasarkan data tersebut, maka dapat dihitung BEP Unit sebagai berikut :
BEP = FC / (P - VC)
BEP = 100.000.000 / (85.000 - 60.000)
BEP = 100.000.000 / (20.000)
BEP = 5.000
Jadi, BEP per Unit adalah Rp 5.000 per Unit.

Sedangkan untuk menghitung BEP Rupiah, yakni :


M = Harga Jual - Harga Variabel
M = 85.000 - 65.000 = 20.000
BEP = FC / (M/P)
BEP = 100.000.000 / (20.000/85.000)
BEP = 100.000.000 / (0,235)
BEP = 425.531.915
Jadi, BEP Rupiahnya adalah Rp 425.531.915
Kesimpulan :
Dari penghitungan rumus BEP tersebut dapat diketahui bahwa titik impas bisa
diperoleh dengan cara membagi total biaya tetap dengan selisih antara biaya
variabel dengan harga satuan produk. Dengan demikian, cara menghitung BEP ini
bisa digunakan untuk menentukan target penjualan selanjutnya agar keuntungan
bisa diraih.
Contoh Soal Perhitungan 2 Break Event Point
(BEP)
Diketahui sebuah bisnis Coffee Shop mengeluarkan biaya tetap operasional
sebesar Rp 50.000.000 per bulan dengan biaya variabel Rp 10.000 per unit dan
harga jual produk Rp 30.000 per unit. Berapakah unit produk yang harus dijual
perusahaan agar balik modal atau mencapai Break Event Point (BEP)?

Jawaban perhitungan BEP :


BEP = FC / (P - VC)
BEP = 50.000.000 / (30.000 - 10.000)
BEP = 50.000.000 / (20.000)
BEP = 2.500 unit
Jadi, untuk mencapai BEP, perusahaan Coffee Shop harus menjual sebanyak
2.500 unit produk untuk satu periode pertama.
Grafik Break Event Point (BEP)
Berdasarkan contoh soal perhitungan Break Event Point (BEP) tersebut, grafik
BEP dapat digambarkan sebagai berikut :
THANK
YOU!!

Anda mungkin juga menyukai