Break Even Point adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang
dikeluarkan, sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan.
titik keseimbangan adalah kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan sama dengan
jumlah keseluruhan pengeluaran dalam setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini, laba
akan bernilai nol mutlak, atau orang awam menyebutnya dengan istilah balik modal.
Elemen utama perhitungan BEP adalah biaya tetap dan biaya variabel.
Bila terjadi perubahan aktivitas produksi, nilai biaya tetap (fixed cost) akan
tetap konstan.
Perubahan volume kapasitas produksi akan mempengaruhi nilai biaya
variabel secara keseluruhan.
Harga jual per unit akan tetap, selama periode analisis berlangsung,
sehingga tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.
Menurut perhitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap
telah habis terjual.
Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk. Bila perusahaan
memproduksi banyak produk, diperlukan persamaan hasil penjualan pada
setiap produk.
Margin Laba
Margin laba adalah elemen yang wajib ditambahkan pada harga produk
begitu BEP-nya sudah terhitung. Kamu dapat menetapkan margin laba
dengan nominal berapapun, sesuai harga jual produk yang kamu inginkan.
Contoh BEF Per Unit : Per Bulan Juni 2021, operasional PT. Lingkar
Senja menghabiskan biaya tetap sebesar Rp150.000.000 untuk
memproduksi 100.000 produk. Variable cost per unit adalah Rp60.000 dan
harga per unit produk sebesar Rp100.000. Berapa BEP per unit-nya?
Jawaban:
BEP Per Unit = Rp150.000.000 / (Rp100.000 - Rp60.000)
= Rp150.000.000 / Rp40.000
= Rp3.750
Maka BEP Per Unit PT. Lingkar Senja per bulan Juni 2021 sebesar
Rp3.750.
Contoh BEF Per Penjualan : Per Juli 2022, Pak Rizal berhasil mendapatkan
omzet sebesar Rp100.000.000. Pengeluaran biaya tetap sebesar Rp20.000.000
dan biaya variabel sebesar Rp40.000.000. Berapa BEP per penjualan Pak
Rizal?
= Rp20.000.000 / (1 – 0,4)
= Rp20.000.000 / 0.6
= Rp33.333.333
Maka BEP Per Penjualan Pak Rizal bulan Juli 2021 sebesar Rp33.333.333.
BEP Per Biaya = (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit
= Rp45.000.000 / 500
= Rp90.000
Maka BEP per biaya PT Lingkar Senja pada bulan Agustus 2021 adalah
Rp90.000/unit. Jika PT Lingkar Senja ingin mendapatkan profit, harga semen
persaknya harus lebih tinggi dari BEP yang dihasilkan.
Bisnis atau Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan
menghasilkan financial leverage yang menguntungkan (favourable financial
leverage) atau efek yang positif apabila pendapatan yang diterima dari penggunaan
dana tersebut lebih besar daripada beban tetap atas penggunaan dana yang
bersangkutan
Tujuan dan manfaat Financial Leverage
Mengetahui dan menganalisis posisi perusahaan terhadap hutang
kepada pihak lain
Menilai dan menganalisis kemampuan perusahaan dalam memenuhi
hutang yang bersifat tetap
Menilai dan menganalisis keseimbangan antara niai aset khususnya
aset tetap dengan modal.
Menilai dan menganalisis sebearapa besar aset perusahaan yang
dibiayai oleh hutang.
Menilai dan menganalisis seberapa besar pengaruh hutang perusahaan
terhadap pengelolaan aset.
Resiko Financial Leverage
Volatilitas harga saham
Harga saham perusahaan berfluktuasi naik turun, dan akan menghambat
pembukuan yang tepat dari opsi saham yang dimiliki oleh karyawan
perusahaan. Kenaikan harga saham mengakibatkan perusahaan akan
membayar bunga yang lebih tinggi kepada pemegang saham.
Kebangkrutan
Naik turunnya pendapatan perusahaan dengan mudah akan mendorong
perusahaan ke dalam kebangkrutan karena tidak dapat memenuhi kewajiban
utangnya yang meningkat dan membayar biaya operasionalnya.
Mengurangi akses hutang ke lebih banyak pihak
Perusahaan dengan rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi, pemberi
pinjaman cenderung tidak memberikan dana tambahan karena ada risiko
gagal bayar yang lebih tinggi.
Leverage operasi
Leverage operasi terjadi ketika biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan
lebih besar daripada biaya variabelnya.
(SLIDE 9) Metode perhitungan Financial Leverage
1. Debt to Assets Ratio (DAR)
Rasio yang digunakan untuk mengevaluasi financial leverage perusahaan dengan
menunjukkan proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan.
Rumusnya:
DAR = Total Utang : Total Aset
Rumusnya:
DER = Total Utang Keseluruhan : Modal sendiri x 100%
3. Debt to Capital Ratio (DCR)
Rasio ini adalah rasio yang berfokus pada kewajiban utang sebagai
bagian dasar total modal perusahaan
Rumusnya:
DCR = Total Utang Saat Ini : (Total Utang + Total Ekuitas)
4. Time Interest Earned (TIE) Rasio Cakupan Bunga
Rasio ini bermanfaat untuk menghitung besarnya laba operasi yang
mampu membayar bunga dari utang. Bila perusahaan sudah
menghitung Times Interest Earned (TIE), perusahaan akan mengetahui
berapa besarnya laba bersih yang dimiliki. Laba bersih ini disebut Interest
Coverage Ratio.
Rumusnya:
TIE = Laba Operasi(+Penyusutan) : Bunga Utang Jangka Panjang
5. Tangible Asset Debt Coverage (TAD Coverage) Rasio Solvabilitas
suatu perusahaan perlu menghitung besarnya aset tetap yang dapat
digunakan perusahaan untuk menjamin utang jangka panjang
atau Tangible Assets Debt Coverage (TAD Coverage).
Rumusnya:
TAD Coverage = (Jumlah Aktiva+Tangible+Utang Lancar) :
Utang Jangka Panjang
Nilai Nilai
ASET LANCAR LIABILITAS JANGKA PENDEK
(hutang
Kas dan Setara Kas 1.000.000 Utang usaha 1.800.000
Investasi Jangka Pendek 1.200.000 Biaya Aktual 700.000
Piutang 1.800.000 Utang Pajak 500.000
Persediaan 3.000.000 Total LJ Pendek 3.000.000
Total Aset Lancar 7.000.000
LIABILITAS JANGKA PANJANG
(hutang)
ASET TIDAK LANCAR Utang Obligasi (5%) 2.000.000
Aset Tetap 1.000.000
Propers Investasi 2.000.000 EKUITAS
Aset Tidak Berwujud 3.000.000 Modal Saham 7.000.000
(intangible)
Aset Tidak Lancar Lain 2.000.000 Aglo Saham 500.000
Total Aset Tidak Lancar 8.000.000 Laba Ditahan 2.500.000
Total Ekuitas 10.000.000
TOTAL ASET 15.000.000
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 15.000.000
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
Penjualan 21.700.000
Harga Pokok Penjualan (HPP) 12.250.000
Laba Bruto 9.500.000
Biaya Adm & Penjualan 2.750.000
Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) 6.750.000
Bunga Obligasi 87.500
Laba Sebelum Pajak (EBT) 6.662.500
Pajak Penghasilan 30% 1.998.750
Laba Bersih Setelah Pajak (EAT) 4.663.750
(SLIDE 12) Dari laporan di atas, berikut ini perhitungan nilai Rasio Financial
Leverage:
Ini berarti bahwa, bagian aset yang digunakan untuk menjamin utang sebesar
Rp0,33 per rupiah aktiva yang menjadi jaminan utang.
Hal ini berarti, 50% dari setiap modal milik perusahaan adalah jaminan utang.
Hasil 20% ini artinya setiap modal perusahaan merupakan jaminan utang
jangka panjang.
Hasil dari TIE di atas artinya setiap rupiah bunga utang jangka panjang akan
dijamin oleh keuntungan sebesar Rp77,14.
artinya, ketika suatu perusahaan memiliki biaya tetap yang lebih tinggi
dibanding biaya variabel, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut
memiliki leverage operasi tinggi.
(SLIDE 14) Cara penghitungan dan Pendekatan Untuk Menghitung Operating Leverage
Berikut ini beberapa pendekatan untuk menghitung leverage operasi, yaitu:
1. Perbandingan Persentase Perubahan Laba Operasi dengan
Penjualan
1. Apabila penjualan PT. Asri Elektrikal Motor mencapai 15.000 unit, berapakah
besarnya Degree Of Leverage (DOL)-nya?
2. Apabila terjadi kenaikan atau penurunan penjualan sebesar 20%, bagaimana
pengaruhnya terhadap Laba Usaha?
Jawaban:
DOL = Rp60.000.000.000/Rp20.000.000.000
DOL = 3
2. Apabila penjualan naik atau turun sebesar 20%, maka laba usaha akan naik atau turun
sebesar: (20%)(3) = 60%