Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantinatikan syafa‟atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah
SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian semoga
makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia sebagai pembuat, operator dan sekaligus pengguna sistem tersebutlah yang
akhirnya menjadi faktor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem. Hal-hal
inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitannya
dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab
pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah-wilayah yang belum tercakup
dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran
terhadap unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer.
Identifikasi terhadap unethical behavior melibatkan unsur-unsur didalam dan diluar diri
manusia sebagai atribut-atribut yang mempengaruhi perilaku manusia. Atribut-atribut
karakteristik demografi manusia seperti umur, gender, tingkat kecerdasan, disamping nilai-
nilai agama dan keluarga adalah unsur internal yang dimaksud. Sedangkan lingkungan sekitar
seperti struktur organisasi, budaya dan situasi sekitar adalah faktor eksternal yang ikut
menentukan perilaku manusia.
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi Manajemen ini
untuk memenuhi Tugas Besar 1 (satu) mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
yang dikerjakan secara berkelompok, selain itu untuk memberikan pemahaman yang
mendalam bagi kami anggota kelompok 4 (empat) dan bagi teman-teman yang
membaca makalah ini sehingga akan memberikan manfaat bagi kita semua.
BAB II
ISI
Dalam melakukan aktivitas sosial kita sudah tidak asing lagi ketika terdapat isu-isu
sosial yang merugikan dan umumnya sebagian besar disebabkan oleh informasi yang
menyesatkan dan belum terbukti kebenaranya hal ini juga mengaitkannya dengan sistem
karena teknologi sudah mulai diminati oleh masyarakat sebab memberikan kemudahan dalam
mengakses dan mencari yang dibutuhkan.
Penyimpangan yang terjadi bukan hanya dimasyarakat umumnya namun juga dapat
terjadi di lingkungan bisnis, sehingga etika juga diperlukan ketika berkaitan dengan sistem.
Menurut Laudon (2014:131) Etika (ethics) merupakan prinsip benar dan salah yang
dilakukan individu masyarakat sebagai makhluk moral yang bebas, yang digunakan untuk
membimbing perilakunya. Masalah etika yang sangat ditekankan terkait Sistem Informasi
adalah membangun konsekuensi yang dapat diukur dalam sistem informasi, menetukan
standar sistem yang melindungi masyarakat dan mempertahankan nilai institusi yang penting
bagi kualitas hidup di masyarakat yang informatif.
2.2 Hubungan Antara Isu Sosial dan Etika dalalm Sistem Informasi
Isu etika, sosial dan politik sangat berkaitan satu sama lain, dimana isu etika
mempengaruhi individu untuk harus memilih tindakan atau diantara dua prinsip etika yang
kandang menimbulkan konflik. Isu sosial berasal dari isu etika sejalan masyarakat berharap
pada diri seseorang untuk dapat melakukan tindakan yang benar, sedangkan isu politik
berasal dari konflik sosial yang pada umumnya berkaitan dengan penggunaan undang-undang
yang memberikan arahan dan panduan bagi individu atau organisasi dalam beperilaku agar
sesuai dengan tindakan yang benar.
Isu etika, sosial dan politis utama yang muncul oleh adanya informasi mencakup 5(lima)
dimensi moral diantaranya :
1. Hak dan Kewajiban Informasi
Berkaitan dengan perlindungan privasi seorang individu dengan tidak mencampuri
atau membatasi kebebasan individu tersebut, dengan mencari informasi seperti data-data
melalui teknologi tanpa seizin dan sepengetahuan individu yan bersangkutan.
2. Kepemilikan Hak dan Kewajiban
Berkaitan dengan perlindungan kekayaan dan intelektual pribadi. kekayaan
interlektual sebagai kekayaan yang tidak berwujud yang diciptakan oleh seorang individu
atau organisasi. Dengan adanya teknologi informasi membuat perlindungan terhadap
kekayaan interlektual sulit untuk dilakukan, karena informasi yang terkomputerisasi dapat
dengan mudah menggandakan atau mendistribusikan pada jaringan yang luas jangkauannya.
Kekayaan interlektual yang dilindungi meliputi rahasia dagang, hak cipta dan hak paten.
3. Akuntabilitas dan Pengendalian
Berkaitan dengan undang-undang privasi individu , di mana teknologi informasi baru
yang membawa tantangan bagi undang-undang liabilitas dan dalam praktik sosial untuk
menuntut tanggung jawab perorangan dan organisasi, atas bahaya-bahaya yang terjadi dari
informasi individu serta hak-hak pribadi.
4. Kualitas Sistem
Berkaitan dengan standar kualitas sistem data yang harus dipenuhi untuk menghindari
kesalahan dari sistem yang diterapkan untuk melindungi data dalam suatu perusahaan agar
tidak menyebabkan kekacauan dan kerugian dalam bisnis.
5. Kualitas Hidup
Komputer dan teknologi informasi mungkin dapat merusak elemen yang berharga dari
kebudayaan yang ada di dalam masyarakat, meskipun di sisi lain juga dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan, seperti kasus internet yang bisa menjadi teman atau musuh bagi
anak-anak. Dari segi positif, internet menawarkan begitu banyak hal kepada mereka, seperti
mereka menggunakan internet untuk tugas sekolah atau mengirim e-mail untuk temannya
yang jauh.
Tetapi dari segi negatif, penggunaan internet bisa menjadi musuh bagi mereka,
kelalaian dan menghabiskan waktu yang terlalu lama untuk online sehingga mereka tidak
akan fokus mengerjakan pekerjaan rumah , karena aktivitas online telah menguras banyak
tenaga mereka, tidak mengikuti aktivitas lain dan kurangnya sosialisasi dengan teman-teman
bahkan dengan anggota keluarga. Komputer juga dapat menimbulkan masalah kesehatan,
seperti cedera stress berulang yang ditimbulkan oleh pengulangan yang konstan pada
aktivitas menekan tombol-tombol pada keyboard, sindrom penglihatan komputer, yaitu
kondisi mata yang tegang, karena melihat layar monitor komputer untuk waktu lama dan
dapat menimbulkan tehcnostress, yaitu stress yang timbul dari penggunaan komputer. Dalam
lingkungan pekerjaan, penggunaan teknologi seperti komputer dapat menghilangkan
pekerjaan orang-orang, yang sekarang telah diambil alih oleh teknologi. dari berbagai
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan, bahwa adanya sistem informasi dalam kaitan
dengan teknologi bisa menimbulkan dilema tersendiri yang bisa berakibat buruk atau malah
sebaliknya bagi lingkungan. Dengan timbulnya isu sosial dan penyalahgunaan yang
menyangkut penggunaan teknologi oleh pihak-pihak tertentu.
Privasi (privacy) adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari
pengawasan atau invervensi dari individu atau organisasi lain, termasuk negara. Klaim
atas privasi juga terdapat dalam dunia kerja: jutaan karyawan menjadi subjek
pengawasan elektronik dan bentuk teknologi tinggi lainnya. Teknologi dan sistem
informasi membahayakan klaim individu atas privasi dengan membuat invasi terhadap
privasi menjadi murah, menguntungkan, dan efektif.
Klaim terhadap privasi dilindungi oleh UU Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman
dengan berbagai cara dan di beberapa negara lain melalui banyak undang-undang. Di
Amerika Serikat, klaim terhadap privasi dilindungi terutama oleh Amandemen
Pertama yang menjamin kebebasan berbicara dan berkumpul, Amandemen Keempat
yang memberi perlindungan atas pemeriksaan tanpa alasan dan perampasan dokumen
pribadi atau rumah seseorang, dan menjamin proses wajib.
Sebagian besar hukum privasi di Amerika dan Eropa didasarkan pada sebuah
aturan yang disebut praktik informasi yang terbuka (Fair Information Practices-FIP)
yang pertama kali ditetapkan dalam laporan tertulis pada tahun 1973 oleh sebuah
komite penasihat pemerintah federal (departemen kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan AS, 1973). Fair Information Practices (FIP) adalah sekumpulan prinsip
yang mengatur pengumpulan dan penggunaan informasi tentang individu. Prinsip FIP
didasarkan pada kepentingan bersama yang saling mengguntungkan antara yang
menyimpan catatan dengan orang-orang yang informasinya disimpan.
2. Individu memiliki hak atas akses, pengawasan, peninjauan dan merubah pada
sistem yang memuat informasi tentang mereka.
3. Tidak ada penggunaan informasi personal untuk tujuan tertentu kecuali dengan ijin
sebelumnya.
4. Manajer sistem bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi karena sistem untuk
reliabilitas dan keamanan.
5. Pemerintah memiliki hak untuk campur tangan dalam hubungan informasi antara
pihak swasta.
Informasi yang dikirim melalui jaringan yang luas ini akan melalui beberapa
sistem komputer yang berbeda-beda sebelum sampai pada tujuan akhirnya. Setiap sistem
tersebut akan mampu memonitor, menangkap dan menyimpan komunikasi yang
melaluinya.
Sebuah web dapat mengetahui identitas jika pengunjung dengan suka rela
mendaftarkan diri untuk membeli produk atau jasa atau untuk mendapatkan jasa gratis
seperti informasi. Sebuah web juga dapat memperoleh informasi tentang pengunjungnya
tanpa diketahui yaitu dengan cookie.
Cookie adalah file kecil yang tersimpan dalam hard drive komputer ketika seorang
user berkunjung ke dlm web tertentu. Cookie mengenali peranti lunak penjelajah Web
pengunjung dan melacak kunjungan ke situs Web tersebut. Ketika pengunjung kembali ke
sebuah situs yang telah menyimpan sebuah cookie, peranti lunak Web akan mencari
komputer pengunjung, menemukan cookie-nya, dan mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh orang ini di masa lalu. Cookie sangat mungkin untuk diperbarui, bergantung pada
aktivitas selama kunjungan.
b. Solusi Teknis
Sebuah tool dapat membantu user menentukan jenis data personal yang dapat
diketahui oleh web sites. yaitu The Platform for Privacy Preferences (P3P). P3P
memungkinkan komunikasi secara otomatis tentang kebijakan privacy antara e-
commerce dengan pengunjungnya. P3P mencakup isu etika, isu sosial dan isu politik.
Menurut Laudon (2014:133) Ada 4 (empat) tren utama dari teknologi yang
bertanggungjawab terhadap tekanan-tekanan di bidang etika yaitu;
Banyak perusahaan bergantung pada komputer dalam menjalankan kegiatan utama. Semakin
meningkatnya kemampuan komputasi semakin pula kita tergantung pada computer dalam
melakukan aktivitas perusahaan, hal ini tidak diimbangi dengan kemampuan kita dalam
mengatasi kelemahan yang ada dan hokum belum disesuaikan dengan ketergantungan kita
ini.
Database mudah untuk memelihara secara terperinci. Data perusahaan seperti pekerja,
pelanggan, dan pelanggan potensial dapat dikelola dengan mudah, hal tersebut menyebabkan
pelanggaran privasi atas data-data yang ada
Menganalisis data dalam jumlah besar guna mengambangkan profil dengan terperinj.
Perusahaan mampu memilah dengan terperinci data yang tak terhitung banyaknya dengan
lebih mudah, mulai dari hutang anda, kemana anda pergi, apa yang anda baca (profilling).
Menyalin dan mengakses data pribadi yang jauh dengan mudah Mengakses lokasi seseorang
pun tidak perlu sulit. Dengan kemajuan teknologi jaringan mampu mengetahui dimana
keberadaan seseorang
d. Akses
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semuaa kalangan.
Teknologi informasi malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan
terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung
pengaksesan untuk semua pihak.
3. Contoh Kasus Etika Dalam Masyarakat Informasi di Indonesia Media sosial memang
memberikan banyak keuntungan bagi penggunanya, dengan akses serta jangkauannya
yang tanpa batas. Namun sekaligus juga membawa pengaruh buruk, dengan
semakin mudahnya sebuah ‘status’ yang berisi pernyataan yang belum tentu
kebenarannya diketahui banyak orang bahkan menjadi viral (baca juga: etika
komunikasi digital). Pencemaran nama baik bisa berupa penghinaan, fitnah,
maupun penistaan.
Contoh kasus penghinaan di media sosial misalnya kasus status facebookk Ibnu
Rachal Farhansyah pada 16 Maret 2010 silam, yang memicu kemarahan masyarakat
Bali. Status yang memicu konflik saat masyarakat Bali menggelar ritual Nyepi
tersebut menuai kemarahan banyak pihak, hingga dilaporkan kepada pihak yang
berwenang.
Contoh kasus penistaan misalnya penangkapan Bagus Panji oleh Polres Banyuwangi
pada bulan Juni 2016 silam, akibat ulahnya memposting status yang isinya berisi
penghinaan terhadap agama Islam serta Nabi Muhammad akibat rasa sakit hatinya
melihat pemberitaan razia pedagang yang dilakukan Satpol PP di Serang, Banten.
Contoh kasus pencemaran nama baik berupa fitnah misalnya kasus yang
dilakukan oleh Muhammad Arsyad, seorang pedagang sate yang mengedit lalu
menyebarkan foto seronok antara Jokowi dan Megawati Soekarno Putri melalui
facebook.
Contoh Penipuan Online. Jangkauan publik yang menjadi lebih luas dengan
penggunaan media komunikasi modern seperti media sosial juga membuat penipuan
online semakin meningkat. Contoh kasus penipuan online di media sosial misalnya fitur
permainan kuis di facebook, yang bukan hanya meminta akses ke profil facebok kita, tapi
juga mengajukan beberapa pertanyaan lebih jauh mengenai diri kita, dengan tujuan untuk
mengumpulkan data. Contoh kasus lain misalnya penangkapan terhadap pelaku
penipuan melalui facebook, yaitu Dede Rahmat dan Hasan Rarwis pada awal tahun 2015
silam oleh Porles Sukabumi Kota. Yang bersangkutan membuat akun facebook palsu,
untuk memperdayai Wilda Silviani. Setelah dua bulan berkenalan, pelaku mulai
melancarkan aksinya dengan meminjam uang secara bertahap, hingga total mencapai 37
juta.
1. Perlakukan orang lain seperti apa yang anda harapkan orang lain perlakukan anda
2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan semua orang, tindakan itu tidak baik
untuk dilakukan oleh siapa pun juga
3. Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat untuk
diambil.
4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur
5. Ambil tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit
6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang
kecuali jika ada pernyataan khusus yang lain.
Walaupun aturan-aturan etika ini tidak bisa member tuntunan praktis, namun tindakan-
tindakan yang belum bisa dikatakan sejalan dengan aturan-aturan ini perlu mendapat
perhatian yang lebih banyakdan diwaspadai. Kemunculan perilaku non-etis yang belum jelas
itu mungkin sama merugikannya dengan perilaku non-etis yang nyata bagi anda dan
perusahaan anda.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isu Sosial dan Etika yang berkaitan dengan Sistem Dalam melakukan
aktivitas sosial kita sudah tidak asing lagi ketika terdapat isu-isu sosial yang
merugikan dan menyesatkan masyarakat, dan umumnya sebagian besar
terjadi karena adanya informasi yang menyesatkan dan belum terbukti
kebenarannya hal ini juga mengaitkannya dengan sistem karena teknologi
sudah mulai diminati oleh masyarakat karena memberikan kemudahan dalam
mengakses dan mencari yang dibutuhkan.
Manajemen Informasi adalah pengelolaan data dimana didalamnya
mencakup proses mencari, menyusun, mengklarifikasikan, serta menyajikan
berbagai data yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan
sehinggadapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan oleh
manajemen. Prinsip etika yang disarankan, nilai lebih seperti apa yang
seharusnya diinformasikan untuk pertimbangan meskipun satu-satunya orang
yang dapat menentukan mana di antara prinsip etika yang diikuti dan
bagaimana dapat memprioritaskannya, maka hal tersebut akan menolong
untuk mempertimbangkan beberapa prinsip etika yang sudah mengakar pada
banyak budaya yang dapat bertahan dalam sejarah.
Permasalahan etika yang mendesak disebabkan dengan semakin maraknya
penggunaan internet dan perdagangan elektronik dan masalah lainnya
disebabkan oleh sistem informasi adalah menciptakan akuntabilitas atas
konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem
pengamanan yang melindungi keamanan individu dan masyarakat, dan
melindungi nilai dan institusi yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam
masyarakat informasi.