MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Deden Mulyana, M. Si
Oleh:
Puji syukur kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesikan dengan baik dan
mudah.
Makalah ini yang berjudul “Ethical Implications of Information Technology”guna
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Penghargaan
yang tulus dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H. Deden
Mulyana, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan arahan, petunjuk dan
bimbingan yang berharga selama penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Apabila dalam penyusunan banyak terjadi kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
penulis harapkan demi perbaikan Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih.
Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau
mengganggu masyarakat dengan banyak cara yang semuanya itu tergantung pada cara
penggunaannya. Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang
mengenai komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti
hak mendapatkan akses data, hak akan privasi.
Perilaku kehidupan kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang
mengenal komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti
hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak.
Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan undang-undang
semacam ini, dan hukum di satu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di
tempat lain di dunia.
Perusahaan memiliki kewajiban untuk menerapkan budaya etika yang harus diikuti
oleh para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program-program
etika.
Audit internal perusahaan dapat berkontribusi terhadap penggunaan etis sistem
informasi dengan cara melakukan tiga jenis audit-operasional, finansial, dan beriringan-serta
melibatkan diri dalam desain sistem pengendalian internal.
1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral
adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin
diperlakukan.” “Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan
mental, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita
ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak
semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya.
“Melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita.
2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos,
yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan
yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua individu
bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas dapat
berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi. Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat
bervariasi dari satu komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang komputer ini
terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) peranti lunak yang diduplikasi
secara ilegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih
menyebar dibandingkan yang lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti
lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32
persen di Australia dan 90 persen di Cina. Beberapa orang mungkin berkata bahwa
angka-angka ini menunjukkan bahwa para pengguna komputer di Cina tidak seetis pengguna
komputer di Amerika Serikat. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya,
khususnya budaya di Negara- negara Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi.
Dalam peribahasa Cina “Orang yang berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus
dihukum.” Meskipun demikian,pembajakan piranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak
terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru kecuali jika para
penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
3. Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10
tahun pertama penggunaan komputer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum
yang berkaitan dengan penggunaan komputer. Hal ini dikarenakan pada saat itu computer
merupakan inovasi baru, dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengejarnya. Pada
tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama menjadi berita ketika seorang programmer
untuk sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut tidak akan
menandai rekeningnya ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek
meskipun tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga komputer tersebut
rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah negatih
dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan komputer,
karena pada saat itu tidak ada hukum mengenai kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia dituntut
atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan bank.
Setiap orang yang dilanggar haknya dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang
ditimbulkan berdasarkan UU ITE dan perubahannya. Setiap penyelenggara sistem elektronik
wajib menghapus informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang tidak relevan yang
berada di bawah kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan berdasarkan penetapan
pengadilan. Setiap penyelenggara sistem elektronik juga wajib menyediakan mekanisme
penghapusan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang sudah tidak relevan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut pakar Software dan Dosen Elektro ITB Budi Rahardjo, mengatakan bahwa
Mematenkan software tidak perlu dilakukan di Indonesia karena, menurutnya yang
dipatenkan dalam software adalah algoritma atau langkah-langkah yang dieksekusi oleh
komputer. Algoritma terkait dengan matematik, sehingga yang dipatenkan adalah
rumus-rumus matematik. Ini meresahkan banyak orang. Bayangkan, untuk menggunakan
rumus matematik harus meminta izin atau membayar royalti kepada orang lain. Menurutnya
jika ini terjadi maka perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi malah justru akan
terhambat”.
Selain itu, di dalam Undang-Undang Paten pada pasal 7 C disebutkan bahwa Paten
tidak diberikan untuk Invensi tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan
matematika. Berdasarkan pasal ini, software di Indonesia masih belum bisa dilindungi oleh
Paten, karena di dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa teori dan metode yang terkait dengan
matematika khususnya bahasa algoritma itu tidak bisa dilindungi secara paten.
1. Jangka waktu perlindungan Hak Cipta jauh lebih lama yaitu selama 50 tahun sejak
pertama kali diumumkan. Sedangkan perlindungan Software dengan paten hanya 20 tahun
saja, setelah itu software menjadi publik domain. Lamanya perlindungan software dengan
hak cipta lebih menguntungkan bagi programer dan perusahaan pembuat software tersebut,
karena pemilik software akan lebih lama mendapatkan perlindungan dan mendapatkan nilai
ekonomi lebih lama dari softwarenya tersebut, selain itu, banyaknya pembajakan merupakan
hal yang sangat menakutkan di Indonesia saat ini, dengan perlindungan software dengan Hak
Cipta, maka software akan mendapatkan perlindungan hukum lebih lama sehingga bisa lebih
melindungi software dari pembajakan.
Mekanisme Pemberian Perlindungan Software dengan Paten dan Hak Cipta Di Luar
Negeri sebuah software bisa diberikan perlindungan paten jika software tersebut memiliki
feature teknis untuk memecahkan suatu masalah teknis, sebagai contoh adalah komisi
banding Kantor Paten Eropa telah memberikan perlindungan paten terhadap software yang
mengontrol penyaluran sirkuit untuk mesin sinar X agar tekanan parameter dari mesin sinar
X tersebut tidak kelebihan. Namun, sebuah software hanya akan diberikan perlindungan Hak
Cipta jika software tersebut hanya berfungsi sebagai data processing dan menampilkan
informasi saja. Berikut adalah jenis software yang hanya diberikan perlindungan Hak Cipta
yaitu software yang berkaitan dengan word processing, text processing, spell checking, dan
proofreading.
1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana pengaruh komputer terhadap masyarakat.
Karena TIK memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah TIK sangat
membantu para pengguna untuk dapat mengetahui informasi yang mereka butuhkan. Dampak
negatifnya adalah TIK sangat mempengaruhi semua masyarakat mengenai internet melalui
situs-situs contohnya facebook. Rata-rata semua masyarakat sekarang ini sudah mengenal
situs pertemanan itu. Banyak para pekerja menggunakan facebook pada saat jam kantor, tidak
hanya para pekerja, bagi kalangan pelajar banyak menggunakan facebook pada saat jam
pelajaran sedang berlangsung.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat. TIK harus digunakan secara tepat dan
benar, bukan disalahgunakan. Contoh : seperti kasus Ibu Prita. Dia sudah menjelek-jelekkan
salah satu rumah sakit yang ada di Indonesia melalui situs internet. Walaupun itu fakta,
namun rumah sakit tidak mau namanya dicemarkan melalui internet, bahkan rumah sakit
tersebut melaporkan kepada polisi atas pencemaran nama baiknya. Dan akhirnya Ibu Prita
harus masuk ke dalam sel penjara.
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer,
spesialis informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum merupakan sebuah
bentuk yang paling mudah untuk diinterpretasikan dan dipahami, karena sifat hukum adalah
tertulis. Sementara etika tidak memiliki definisi yang begitu tepat dan bahkan tidak disetujui
oleh semua masyarakat. Wilayah etika komputer ini lah yang saat ini banyak diperhatikan.
Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang
didesain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo
perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk para
karyawan baru. Selama sesi ini perhatian cukup besar ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan. Banyak perusahaan merancang sendiri kode etik
perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode untuk
industri atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan dipelajari kode etik untuk profesi
sistem informasi.
1. analisis tentang sifat dan dampak sosial dari teknologi komputer; dan
2. formulasi dan pembenaran kebijakan untuk penggunaan etis teknologi tersebut
CIO seharusnya:
Pada sistem informasi keuangan, subsistem audit internal merupakan salah satu
subsistem masukan, bersama dengan sistem pemrosesan transaksi dan subsistem intelijen
keuangan yang mengumpulkan data lingkungan.
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947,
adalah sebuah organisasi komputer profesional tertua di dunia. ACM telah menyusun kode
etik dan perilaku professional (Code of Ethics and Professional Practice) yang diharapkan
diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Professional Practice) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikkan
rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan
piranti lunak.
Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini
diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung
jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis
dengan sebuah narasi singkat.
1. Keharusan Moral Umum. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat dipercaya,
dan adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hukum (hak milik, hak
cipta, privasi, dan kerahasiaan).
2. Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik. Hal ini berkaitan dengan
dimensi-dimensi kinerja profesional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam melakukan
evaluasi dan menghargai komitmen dibahas disini. Isu hukum dan tanggung jawab
sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai computer juga
dibahas.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki
tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya computer,
menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial,
memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari komputer,
serta melindungi kepentingan para pengguna.
4. Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi
dukungan untuk kode etik. Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan computer – moral, hukum, kinerja profesional, tanggung jawab
sosial, dan dukungan internal. Meskipun kode ACM ditujukan untuk pengarahan para
anggota ACM, kode ini memberikan panduan yang baik untuk semua professional
computer.
2.16 Code of Ethics and Professional Conduct (Kode Etik dan Perilaku Profesional)
Kode etik ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak
pada sistem informasi dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
1. Masyarakat
2. Klien dan atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab dimana ahli tersebut menjadi
bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen, Profesi dan Kolega). Dua hal (Produk
dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja profesional, dan satu hal (Diri sendiri) mengacu pada
peningkatan diri sendiri.
Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di dalam struktur organisasi, namu
berada pada posisi kunci yang memiliki pengaruh terbesar dalam memenuhi tuntutan
pemerintah maupun masyarakat akan pelaporan keuangan yang akurat. Terlebih lagi, sebagai
seorang eksekutif yang memiliki tanggung jawab terhadap informasi penuh waktu, CIO
merupakan orang yang tepat untuk memimpin upaya-upaya untuk memenuhi tujuan
pelaporan ini. CIO dapat memenuhi ekspektasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti
program yang mencakup hal-hal berikut:
Rizky P Karo Karo. Penegakan Hukum Kejahatan Dunia Maya (Cybercrime) Melalui
Hukum Pidana. Tangerang: Penerbit Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2019.
Rahardjo, Budi. 2004. Apakah Negara Berkembang Memerlukan Sistem
Perlindungan HaKI. Makalah. ITB Bandung.
Yusuf, I. (2016). An alisis Penggunaan Teknologi Informasi (Internet) Terhadap
Masyarakat Di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. 6 e Jurnal Katalogis, Volume 4
Nomor 9, September 2016 hlm 125-136 ISSN: 2302-2019