Anda di halaman 1dari 23

ETHICAL IMPLICATION OF INFORMATION TECHNOLOGY

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Deden Mulyana, M. Si

Oleh:

Mohamad Rifki Insani 208334036

Andry Fuzi Lasandry 208334037

Yogi Aditia Ginanjar 208334038

Taufik Muhamad Riyadi 208334039

Muhammad Luthfi Umar Muharif 208334040

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SILIWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat serta
Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesikan dengan baik dan
mudah.
Makalah ini yang berjudul “Ethical Implications of Information Technology”guna
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Penghargaan
yang tulus dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H. Deden
Mulyana, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan arahan, petunjuk dan
bimbingan yang berharga selama penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Apabila dalam penyusunan banyak terjadi kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran
penulis harapkan demi perbaikan Dengan demikian penulis mengucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, Oktober 2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika


komputer dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang
mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting
karena masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer.
Fitur-fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan
untuk memprogram komputer untuk melakukan apa saja, fakta bahwa komputer dapat
mengubah kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi
tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban. Masyarakat secara umum memberikan
perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi
individu, properti dan akses. Sedangkan dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian
tersebut adalah masalah pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan
penjual perangkat lunak cukup signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam
daripada masalah privasi dan pembajakan.

Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau
mengganggu masyarakat dengan banyak cara yang semuanya itu tergantung pada cara
penggunaannya. Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang
mengenai komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti
hak mendapatkan akses data, hak akan privasi.

Perilaku kehidupan kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang
mengenal komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi kekhawatiran seperti
hak mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan komputer, dan paten peranti lunak.
Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang lain dalam hal mengeluarkan undang-undang
semacam ini, dan hukum di satu negara dapat mempengaruhi penggunaan komputer di
tempat lain di dunia.

Perusahaan memiliki kewajiban untuk menerapkan budaya etika yang harus diikuti
oleh para karyawannya. Budaya ini didukung oleh kredo perusahaan dan program-program
etika.
Audit internal perusahaan dapat berkontribusi terhadap penggunaan etis sistem
informasi dengan cara melakukan tiga jenis audit-operasional, finansial, dan beriringan-serta
melibatkan diri dalam desain sistem pengendalian internal.

Direktur informasi (Chief Information Officer-CIO) dapat memainkan peran yang


amat penting dalam praktik etika komputer suatu perusahaan. CIO dapat menjalankan
program proaktif untuk menjaga agar sistem informasi memberikan informasi yang
diperlukan para eksekutif dan manajer untuk mendukung upaya-upaya etis perusahaan
tersebut, agar eksekutif dan manajer bukan hanya memahami informasi yang menyediakan
data finansial namun juga berkontribusi terhadap perancangannya, agar elemen-elemen
lingkungan seperti pemegang saham dan pemilik memahami bahwa perusahaan tersebut
menggunakan komputernya secara etis, dan agar biaya IT tidak terbuang sia-sia.

Dengan memainkan peranan iniCIO menjaga agar perusahaan tersebut memenuhi


kewajibannya untuk menyusun keterangan keuangan secara akurat dan tepat waktu. Seperti
yang diharuskan oleh Undang-undang Sarbanes-Oxley. Kunci terhadap jasa-jasa informasi
yang menyediakan dukungan ini adalah gabungan pengendalian terhadap semua sistem yang
akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Moral, Etika, dan Hukum


Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga
Negara yang memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral
benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.

1. Moral
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral
adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin
diperlakukan.” “Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa secara fisik dan
mental, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita
ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak
semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya.
“Melakukan apa yang secara moral benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita.

2. Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos,
yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan
yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua individu
bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka, Komunitas dapat
berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi. Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat
bervariasi dari satu komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang komputer ini
terlihat dalam bentuk peranti lunak bajakan (pirated software) peranti lunak yang diduplikasi
secara ilegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih
menyebar dibandingkan yang lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti
lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32
persen di Australia dan 90 persen di Cina. Beberapa orang mungkin berkata bahwa
angka-angka ini menunjukkan bahwa para pengguna komputer di Cina tidak seetis pengguna
komputer di Amerika Serikat. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya,
khususnya budaya di Negara- negara Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi.
Dalam peribahasa Cina “Orang yang berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus
dihukum.” Meskipun demikian,pembajakan piranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak
terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru kecuali jika para
penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.

3. Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang
berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar 10
tahun pertama penggunaan komputer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum
yang berkaitan dengan penggunaan komputer. Hal ini dikarenakan pada saat itu computer
merupakan inovasi baru, dan sistem hukum membutuhkan waktu untuk mengejarnya. Pada
tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama menjadi berita ketika seorang programmer
untuk sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut tidak akan
menandai rekeningnya ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek
meskipun tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan ini bekerja hingga komputer tersebut
rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah negatih
dan tidak ditandai tersebut. Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan komputer,
karena pada saat itu tidak ada hukum mengenai kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia dituntut
atas tuduhan membuat entri palsu pada catatan bank.

2.2 Hak dan Batasan Akses Data


Privasi secara umum dapat didefinisikan dengan berbagai arti. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mendefinisikan privasi sebagai “kebebasan; keleluasaan pribadi.” Adapun
mengenai data pribadi, pengertiannya dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (“UU Adminduk”) sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (“UU
24/2013”). Pasal 1 angka 22 UU 24/2013 berbunyi: ​Data Pribadi adalah data perseorangan
tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.
Perlindungan atas Privasi dan Data Pribadi Masyarakat. Secara konstitusional, Negara
melindungi privasi dan data penduduk masyarakat. Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (“UUD 1945”) berbunyi: ​Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Senada dengan Pasal 28G ayat (1) UUD 1945, Pasal 2 UU Adminduk mengatur bahwa:
Setiap Penduduk mempunyai hak untuk memperoleh:
1. Dokumen Kependudukan;
2. pelayanan yang sama dalam Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil;
3. perlindungan atas Data Pribadi;
4. kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;
5. informasi mengenai data hasil Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil atas
dirinya dan/atau keluarganya; dan
6. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta penyalahgunaan Data Pribadi
oleh Instansi Pelaksana.

Adapun dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan


Informasi Publik (“UU 14/2008”) diatur bahwa setiap badan publik wajib membuka akses
bagi setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali
informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat
mengungkap rahasia pribadi, yaitu:
1. riwayat dan kondisi anggota keluarga
2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;
3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;
4. hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi
kemampuan seseorang; dan/atau
5. catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan
pendidikan formal dan satuan pendidikan non formal.

2.2.1 Perlindungan Privasi dan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik


Secara khusus dalam sistem elektronik, ketentuan mengenai privasi dan data pribadi
dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik ("UU 19/2016"). Kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan, penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang
menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang
bersangkutan. Dalam pemanfaatan teknologi informasi, perlindungan data pribadi merupakan
salah satu bagian dari hak pribadi (privacy rights). hak pribadi mengandung pengertian
sebagai berikut:
1. Hak pribadi merupakan hak untuk menikmati kehidupan pribadi dan bebas dari segala
macam gangguan.
2. Hak pribadi merupakan hak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa
tindakan memata-matai.
3. Hak pribadi merupakan hak untuk mengawasi akses informasi tentang kehidupan
pribadi dan data seseorang.

Setiap orang yang dilanggar haknya dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang
ditimbulkan berdasarkan UU ITE dan perubahannya. Setiap penyelenggara sistem elektronik
wajib menghapus informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang tidak relevan yang
berada di bawah kendalinya atas permintaan orang yang bersangkutan berdasarkan penetapan
pengadilan. Setiap penyelenggara sistem elektronik juga wajib menyediakan mekanisme
penghapusan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang sudah tidak relevan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3 Kejahatan Komputer


Menurut Organization of European Community Development (OECD) cyber crime
adalah semua bentuk akses ilegal terhadap suatu transmisi data. Itu artinya, semua bentuk
kegiatan yang tidak sah dalam suatu sistem komputer termasuk dalam suatu tindak kejahatan.
Secara umum, pengertian cyber crime sendiri memang biasa diartikan sebagai tindak
kejahatan di ranah dunia maya yang memanfaatkan teknologi komputer dan jaringan internet
sebagai sasaran. Seperti apa yang telah disebutkan, tindakan cyber crime ini muncul seiring
dengan kian gencarnya teknologi digital, komunikasi dan informasi yang semakin banyak
digunakan.

2.3.1 Jenis–Jenis Cyber Crime


Setelah mengetahui tentang pengertian cyber crime dan contoh kasusnya, berikut ini
merupakan jenis-jenis cyber crime yang banyak terjadi di dunia.
1. Pencurian Data
Aktivitas cyber crime yang satu ini biasanya dilakukan untuk memenuhi kepentingan
komersial karena ada pihak lain yang menginginkan data rahasia pihak lain. Tindakan ini
tentu bersifat ilegal masuk ke dalam aktivitas kriminal karena bisa menimbulkan kerugian
materil yang berujung pada kebangkrutan suatu lembaga atau perusahaan.
2​. ​Cyber Terorism
Cyber terorism merupakan tindakan cyber crime yang sedang banyak diperangi oleh
negara-negara besar di dunia, termasuk Indonesia. Pasalnya, aktivitas cyber terorism kerap
kali mengancam keselamatan warga negara atau bahkan stakeholder yang mengatur jalannya
pemerintahan.
3​. ​Hacking
Jenis cyber crime berikutnya adalah Hacking. Tindakan berbahaya yang kerap kali
dilakukan oleh para programer profesional ini biasanya secara khusus mengincar kelemahan
atau celah dari sistem keamanan untuk mendapatkan keuntungan berupa materi atau
kepuasan pribadi. Jika menilik dari kegiatan yang dilakukan, hacking sebenarnya tidak selalu
memiliki konotasi buruk karena ada pula hacker positif yang menggunakan kemampuannya
untuk kegiatan bermanfaat dan tidak merugikan.. Misalnya, seorang hacker yang diberi tugas
untuk melacak keberadaan seorang buronan atau hacker yang bekerjasama dengan pihak
berwenang untuk memberantas aktivitas ilegal di ranah digital.
4. Carding
Carding adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penyalahgunaan informasi
kartu kredit milik orang lain. Para carder (pelaku carding) biasanya menggunakan akses cartu
credit orang lain untuk membeli barang belanjaan secara online. Kemudian, barang gratisan
tersebut dijual kembali dengan harga murah untuk mendapatkan uang.
Tindak kejahatan digital dengan cara carding biasanya kerap terjadi di luar negeri,
sementara untuk pengguna di Indonesia angka kasus yang tercatat belum terlalu besar seiring
masih minimnya pengguna kartu kredit yang gemar bertransaksi di dunia maya.
5. Defacing
Di antara tindakan cyber crime sebelumnya, Defacing bisa dibilang menjadi aktivitas
kejahatan online yang paling ringan. Hal tersebut salah satunya karena para pelaku deface
biasanya menyasar website-website non-profit seperti situs pemerintahan, sekolah, atau
universitas.
6. Cybersquatting
Istilah cybersquatting mungkin belum begitu familiar di kalangan pengguna di Tanah
Air. Wajar memang pasalnya tindakan penyerobotan nama domain sendiri memang
memerlukan modal serta kejelian yang tidak dimiliki banyak orang. Hasil cybercrime ini
biasanya berupa uang tebusan yang nilainya tidak wajar.
7. Cyber Typosquatting
Hampir mirip dengan cybersquatting, tindakan cyber typosquatting sama-sama
mengincar nama domain milik perusahaan terkenal untuk dijadikan sasaran. Bedanya,
aktivitas ini memanfaatkan kemiripan nama domain serta kelalaian pengguna yang jarang
memeriksa ulang URL website perusahaan. Salah satu tujuan dari cyber typosquatting adalah
untuk menjatuhkan citra baik dari brand bersangkutan dengan cara melakukan tindakan
penipuan atau hal-hal ilegal lain yang melanggar undang-undang.
8. Menyebarkan Konten Ilegal
Menyebarkan konten ilegal yang melanggar undang-undang menjadi kasus cyber
crime paling banyak diperhatikan. Pasalnya, aktivitas ini biasanya melibatkan tokoh terkenal
atau konten yang mampu memancing kontroversi.
Beberapa contoh konten ilegal yang masuk dalam ranah cyber crime di antaranya adalah
video porno, penjualan senjata api ilegal, jual beli narkotika, dan lain sebagainya.
9. Malware
Seperti yang sudah kami jelaskan di dalam artikel tentang bahaya malware, Anda
harus lebih waspada jika tidak ingin komputer atau website mengalami kendala. Secara
umum, malware terdiri dari beragam jenis, ada virus, trojan horse, adware, worm, browser
hijacker, dan lain sebagainya.

2.4 Paten Perangkat Lunak


Selama ini perlindungan software di Indonesia dilindungi oleh Hak Cipta,
sebagaimana dijelaskan di dalam Undang-Undang Hak Cipta, UU No 19 Tahun 2002 pada
pasal 1 (8) dijelaskan bahwa Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang
diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila
digabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan komputer akan mampu membuat
komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang
khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi- instruksi tersebut.
Perlindungan software ini secara tegas di jelaskan di dalam UU No 19 Tahun 2002
pada pasal 12 (1) : Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam
bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup software didalamnya. Di Dalam
UU Hak Cipta, software dilindungi selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan.
Berbeda halnya dengan di Amerika Serikat software dilindungi oleh Paten, yang
dalam ranah Hak Kekayaan Intelektual, Paten termasuk kedalam Hak Kekayaan Industri.
Adapun jangka waktu perlindungan berdasarkan paten adalah selama 20 tahun.

Menurut pakar Software dan Dosen Elektro ITB Budi Rahardjo, mengatakan bahwa
Mematenkan software tidak perlu dilakukan di Indonesia karena, menurutnya yang
dipatenkan dalam software adalah algoritma atau langkah-langkah yang dieksekusi oleh
komputer. Algoritma terkait dengan matematik, sehingga yang dipatenkan adalah
rumus-rumus matematik. Ini meresahkan banyak orang. Bayangkan, untuk menggunakan
rumus matematik harus meminta izin atau membayar royalti kepada orang lain. Menurutnya
jika ini terjadi maka perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi malah justru akan
terhambat”.

Selain itu, di dalam Undang-Undang Paten pada pasal 7 C disebutkan bahwa Paten
tidak diberikan untuk Invensi tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan
matematika. Berdasarkan pasal ini, software di Indonesia masih belum bisa dilindungi oleh
Paten, karena di dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa teori dan metode yang terkait dengan
matematika khususnya bahasa algoritma itu tidak bisa dilindungi secara paten.

2.4.1 Keuntungan Perlindungan Software dengan Hak Cipta dibandingkan dengan


Paten.

1. Jangka waktu perlindungan Hak Cipta jauh lebih lama yaitu selama 50 tahun sejak
pertama kali diumumkan. Sedangkan perlindungan Software dengan paten hanya 20 tahun
saja, setelah itu software menjadi publik domain. Lamanya perlindungan software dengan
hak cipta lebih menguntungkan bagi programer dan perusahaan pembuat software tersebut,
karena pemilik software akan lebih lama mendapatkan perlindungan dan mendapatkan nilai
ekonomi lebih lama dari softwarenya tersebut, selain itu, banyaknya pembajakan merupakan
hal yang sangat menakutkan di Indonesia saat ini, dengan perlindungan software dengan Hak
Cipta, maka software akan mendapatkan perlindungan hukum lebih lama sehingga bisa lebih
melindungi software dari pembajakan.

2. Para Programer akan lebih leluasa dalam mengutak-atik algoritma pemrograman


tanpa takut akan melanggar paten, karena algoritma pemrograman ini tidak dilindungi dalam
ranah paten Indonesia, seharusnya hal ini akan memacu para programer indonesia membuat
program-program komputer baru. Sehingga perlindungan Software dalam ranah Hak Cipta
akan lebih memacu kreatifitas programer-programer Indonesia.

3. Perlindungan Software dengan mekanisme Hak Cipta lebih mudah dibandingkan


dengan Paten karena perlindungan software secara paten mensyaratkan sebuah software harus
baru, mengandung langkah inventif dan dapat diterapkan dalam Industri.

4. Satu-satunya kelemahan perlindungan software dengan mekanisme hak cipta


adalah adanya fair use (penggunaan yang wajar) dimana pengguna program komputer
diijinkan untuk menggandakan program komputer yang dibelinya untuk kepentingan pribadi
tanpa perlu ada izin dari pemegang hak cipta program komputer tersebut. Mekanisme ini bisa
saja disalah gunakan untuk menggandakan software tersebut untuk disebarkan kepada pihak
lain.

Mekanisme Pemberian Perlindungan Software dengan Paten dan Hak Cipta Di Luar
Negeri sebuah software bisa diberikan perlindungan paten jika software tersebut memiliki
feature teknis untuk memecahkan suatu masalah teknis, sebagai contoh adalah komisi
banding Kantor Paten Eropa telah memberikan perlindungan paten terhadap software yang
mengontrol penyaluran sirkuit untuk mesin sinar X agar tekanan parameter dari mesin sinar
X tersebut tidak kelebihan. Namun, sebuah software hanya akan diberikan perlindungan Hak
Cipta jika software tersebut hanya berfungsi sebagai data processing dan menampilkan
informasi saja. Berikut adalah jenis software yang hanya diberikan perlindungan Hak Cipta
yaitu software yang berkaitan dengan word processing, text processing, spell checking, dan
proofreading.

Kelebihan perlindungan Software dengan mekanisme paten adalah pemilik software


bisa menindak siapapun yang menciptakan software yang memiliki kesamaan dengan
software yang dipatenkannya. Walaupun proses pembuatan software yang dibuat tersebut
dibuat secara mandiri dan tidak melakukan penjiplakan. Selain itu, perlindungan paten akan
memberikan perlindungan software terhadap reverse engineering (menganalisa suatu produk
yang sudah ada yaitu dari produsen lain sebagai dasar untuk merancang produk baru yang
sejenis, dengan memperkecil kelemahan dan meningkatkan keunggulan produk para
kompetitornya).
Mekanisme perlindungan software di Indonesia saat ini masih terdapat perbedaan
pendapat, menurut informasi dari Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Indonesia, sebuah
software masih bisa dilindungi dengan mekanisme Paten jika software tersebut dapat
memecahkan masalah teknis dan berkaitan dengan teknologi serta sudah ada perlindungan
sertifikat Paten dari negara asalnya. Namun, walaupun begitu, mekanisme yang ada saat ini
untuk perlindungan software di Indonesia lebih mengarah kepada perlindungan Hak Cipta.

2.5 Putting Morals, Ethics, And Laws In Perspective


Seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelumnya mengenai moral, etika dan hukum
merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan teknologi informasi dalam sebuah
perusahaan. Etika dalam teknologi diartikan sebagai ​analisis mengenai sifat dan dampak
sosial teknologi komputer, serta informasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tersebut secara etis. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang
benar dan yang salah. Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semua mengikuti
seperangkat moral yang sama, namun terdapat kesamaan di antara semuanya yaitu melakukan
apa yang secara moral benar.Etika komputer terdiri dari dua aktivitas implikasi utama, dan
orang yang paling bertanggung jawab dalam mengimplementasikan program-program etika
tersebut adalah CIO (Chief Information Officer) . CIO harus :

1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana pengaruh komputer terhadap masyarakat.
Karena TIK memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah TIK sangat
membantu para pengguna untuk dapat mengetahui informasi yang mereka butuhkan. Dampak
negatifnya adalah TIK sangat mempengaruhi semua masyarakat mengenai internet melalui
situs-situs contohnya facebook. Rata-rata semua masyarakat sekarang ini sudah mengenal
situs pertemanan itu. Banyak para pekerja menggunakan facebook pada saat jam kantor, tidak
hanya para pekerja, bagi kalangan pelajar banyak menggunakan facebook pada saat jam
pelajaran sedang berlangsung.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan memformulasikan kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat. TIK harus digunakan secara tepat dan
benar, bukan disalahgunakan. Contoh : seperti kasus Ibu Prita. Dia sudah menjelek-jelekkan
salah satu rumah sakit yang ada di Indonesia melalui situs internet. Walaupun itu fakta,
namun rumah sakit tidak mau namanya dicemarkan melalui internet, bahkan rumah sakit
tersebut melaporkan kepada polisi atas pencemaran nama baiknya. Dan akhirnya Ibu Prita
harus masuk ke dalam sel penjara.
Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer,
spesialis informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum merupakan sebuah
bentuk yang paling mudah untuk diinterpretasikan dan dipahami, karena sifat hukum adalah
tertulis. Sementara etika tidak memiliki definisi yang begitu tepat dan bahkan tidak disetujui
oleh semua masyarakat. Wilayah etika komputer ini lah yang saat ini banyak diperhatikan.

2. 6 Need For An Ethics Culture


Opini yang dipegang secara luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan
kepribadian dari pemimpinnya. Sebagai contoh, pengaruh James Cash Penney pada
JCPenney Colonel John Patterson di National Cash Register, atau Thomas J. Watson, Sr. di
IBM menentukan kepribadian dari perusahaan-perusahaan tersebut. Di masa kini CEO
perusahaan seperti FedEX, Southwest Airlines, dan Microsoft memiliki pengaruh yang
penting pada organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan tersebut
seperti CEO-nya.
Keterkaitan antara CEO dengan perusahaannya merupakan dasar untuk budaya etika.
Jika perusahaan dituntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap
etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen tingkat atas harus
memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut dengan budaya etika (ethics culture).
2. 7 Ethics Programs and Tailored Corporate Codes
Tugas dari manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikanya
merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencari implementasi ini melalui tiga tingkat, dalam bentuk
kredo perusahaan, program etika, dank ode perusahaan yang telah disesuaikan.

Kredo Perusahaan (Corporate credo) adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai


yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu
dan organisasi, baik didalam maupun diluar perusahaan, akan nilai-nilai etis yang dianut
perusahaan tersebut.

Program Etika (ethics program) adalah upaya yang terdiri atas berbagai aktivitas yang
didesain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo
perusahaan. Aktivitas yang biasa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk para
karyawan baru. Selama sesi ini perhatian cukup besar ditujukan untuk masalah etika.
Kode Perusahaan Yang Disesuaikan. Banyak perusahaan merancang sendiri kode etik
perusahaan mereka. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode untuk
industri atau profesi tertentu. Di bab yang akan datang akan dipelajari kode etik untuk profesi
sistem informasi.

2.7.1 Meletakkan Kredo, Program, dan Kode pada Tempatnya


Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan.
Kode etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dilaksanakan
oleh para karyawan perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan
elemen-elemen lingkungan perusahaan.

2.8 Reasons For A Computer Ethic

Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama:

1. analisis tentang sifat dan dampak sosial dari teknologi komputer; dan
2. formulasi dan pembenaran kebijakan untuk penggunaan etis teknologi tersebut

CIO seharusnya:

1. Waspada terhadap pengaruh komputer terhadap masyarakat; dan


2. merumuskan kebijakan untuk memastikan bahwa teknologi digunakan di seluruh
perusahaan dengan cara yang benar

2.9 Reasons for the Importance of Computer Ethics


James Moor percaya ada 3 alasan utama tingginya minat terhadap etika komputer:
Kelenturan Logis: Komputer bekerja persis seperti yang diinstruksikan, jadi jika digunakan
untuk aktivitas yang tidak etis, komputer bukanlah pelakunya
1. Faktor Transformasi: komputer dapat secara drastis mengubah cara kita melakukan
sesuatu
2. Faktor Gaib: operasi internal memberikan kesempatan untuk nilai pemrograman yang
tidak terlihat, perhitungan kompleks yang tidak terlihat, dan penyalahgunaan yang
tidak terlihat
2.10 Social Rights and the Computer
Mason menciptakan akronim PAPA (privasi, akurasi, properti, dan aksesibilitas)
untuk mewakili empat hak dasar masyarakat dalam hal informasi. Mason merasa bahwa "hak
untuk ditinggalkan sendiri" sedang terancam oleh dua kekuatan:
1. Meningkatnya kemampuan komputer yang akan digunakan untuk pengawasan
2. Meningkatnya nilai informasi dalam pengambilan keputusan
Misalnya, para pengambil keputusan sangat menghargai informasi sehingga mereka
sering kali bersedia melanggar privasi seseorang untuk mendapatkannya

2.11 Other Rights


Hak atas Akurasi: potensi tingkat akurasi yang tidak dapat dicapai dalam sistem non
komputer; beberapa sistem berbasis komputer mengandung lebih banyak kesalahan daripada
yang dapat ditoleransi dalam sistem manual
Hak atas Properti: undang-undang hak cipta dan paten memberikan beberapa tingkat
perlindungan
Hak untuk Mengakses: banyak informasi telah diubah menjadi database komersial,
membuatnya kurang dapat diakses oleh publik

2.12 Information Auditing


Perusahaan dari semua ukuran bergantung pada auditor eksternal untuk mengaudit
catatan akuntansi mereka untuk memverifikasi keakuratannya
1. Perusahaan yang lebih besar memiliki auditor internalnya sendiri, yang melakukan
analisis yang sama seperti auditor eksternal tetapi memiliki tanggung jawab yang
lebih luas
2. Komisi Sekuritas dan Bursa telah membatasi jumlah audit internal yang dapat
dilakukan oleh auditor eksternal
3. Cara populer untuk memposisikan audit internal dalam organisasi

2.13 Types of Auditing Activity


Auditor internal menawarkan lebih banyak objektivitas karena satu-satunya kesetiaan
mereka kepada dewan, CEO, dan CFO. Empat tipe dasar aktivitas audit internal:
1. Audit keuangan: memverifikasi keakuratan catatan perusahaan dan merupakan jenis
aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal
2. Audit operasional: bertujuan untuk memvalidasi efektivitas prosedur
3. Audit serentak: sama dengan audit operasional, kecuali bahwa audit serentak sedang
berlangsung
4. Desain Sistem Pengendalian Internal: biaya untuk memperbaiki cacat sistem
meningkat secara dramatis seiring dengan berjalannya siklus hidup sistem

2.14 The Internal Audit Subsystem

Pada sistem informasi keuangan, subsistem audit internal merupakan salah satu
subsistem masukan, bersama dengan sistem pemrosesan transaksi dan subsistem intelijen
keuangan yang mengumpulkan data lingkungan.

1. Subsistem prakiraan menyiapkan prakiraan keuangan jangka panjang


2. Subsistem pengelolaan dana membantu manajer dalam mengelola sumber uang
perusahaan, menyediakan kemampuan seperti melakukan analisis arus kas
3. Subsistem kontrol memungkinkan manajer perusahaan untuk mengontrol pengeluaran
mereka dan terdiri dari anggaran operasi dan laporan anggaran

2.15 Achieving Ethics In Information Technology


Bantuan dalam bentuk kode etik dan program edukasi etika yang dapat memberikan
fondasi untuk budaya tersebut. Program edukasi dapat membantu menyusun kredo
perusahaan dan meletakkan program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti
apa adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.

Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947,
adalah sebuah organisasi komputer profesional tertua di dunia. ACM telah menyusun kode
etik dan perilaku professional (Code of Ethics and Professional Practice) yang diharapkan
diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Professional Practice) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikkan
rekayasa peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan
piranti lunak.

Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM. Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini
diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan “keharusan”, yang merupakan pernyataan tanggung
jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis
dengan sebuah narasi singkat.
1. Keharusan Moral Umum​. Keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat; menghindari bahaya; berlaku jujur, dapat dipercaya,
dan adil) dan isu-isu yang pada saat ini mendapatkan perhatian hukum (hak milik, hak
cipta, privasi, dan kerahasiaan).
2. Tanggung Jawab Profesional yang Lebih Spesifik​. Hal ini berkaitan dengan
dimensi-dimensi kinerja profesional. Isu moral seperti berlaku jujur dalam melakukan
evaluasi dan menghargai komitmen dibahas disini. Isu hukum dan tanggung jawab
sosial untuk berkontribusi terhadap pemahaman umum mengenai computer juga
dibahas.
3. Keharusan Kepemimpinan Organisasi. Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki
tanggung jawab untuk mendukung penggunaan sah sumber daya computer,
menstimulasi orang lain di organisasi untuk memenuhi tanggung jawab sosial,
memungkinkan pihak lain di dalam organisasi mendapatkan manfaat dari komputer,
serta melindungi kepentingan para pengguna.
4. Kepatuhan terhadap Kode Etik. Di sini, anggota ACM harus mengindikasi
dukungan untuk kode etik. Kode ACM membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan computer – moral, hukum, kinerja profesional, tanggung jawab
sosial, dan dukungan internal. Meskipun kode ACM ditujukan untuk pengarahan para
anggota ACM, kode ini memberikan panduan yang baik untuk semua professional
computer.

2.16 Code of Ethics and Professional Conduct (​Kode Etik dan Perilaku Profesional​)
Kode etik ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak
pada sistem informasi dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
1. Masyarakat
2. Klien dan atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab dimana ahli tersebut menjadi
bagian (Masyarakat, Klien dan Atasan, Manajemen, Profesi dan Kolega). Dua hal (Produk
dan Penilaian) berkaitan dengan kinerja profesional, dan satu hal (Diri sendiri) mengacu pada
peningkatan diri sendiri.

2.17 Ethics And The Cio

Kebutuhan untuk mengembalikan integritas ke dalam dunia bisnis Amerika tidak


pernah menjadi lebih besar. Sejak tahun 2002, para CEO dan CFO diharuskan oleh hukum
untuk menandatangani keakuratan laporan keuangan mereka. Persyaratan ini meletakkan
tanggung jawab di bahu para eksekutif serta unit pelayanan informasi yang berkaitan dengan
bisnis untuk memberikan informasi financial yang dibutuhkan kepada para eksekutif.

Pelayanan informasi hanyalah merupakan satu unit di dalam struktur organisasi, namu
berada pada posisi kunci yang memiliki pengaruh terbesar dalam memenuhi tuntutan
pemerintah maupun masyarakat akan pelaporan keuangan yang akurat. Terlebih lagi, sebagai
seorang eksekutif yang memiliki tanggung jawab terhadap informasi penuh waktu, CIO
merupakan orang yang tepat untuk memimpin upaya-upaya untuk memenuhi tujuan
pelaporan ini. CIO dapat memenuhi ekspektasi pelaporan keuangan dengan cara mengikuti
program yang mencakup hal-hal berikut:

1. Mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik akan pemahaman


prinsip-prinsip akuntansi.
2. Mempelajari sistem informasi yang menyelesaikan laporan keuangan dan
mengambil tindakan perbaikan.
3. Mendidik eksekutif perusahaan mengenai system-sistem keuangan.
4. Mengintegrasikan ke dalam sistem informasi alarm yang memperingatkan
eksekutif terhadap aktivitas yang membutuhkan perhatian.
5. Secara aktif berpartisipasi di dalam memberikan informasi keuangan kepada
elemen lingkungan.
6. Mengendalikan dengan ketat keuangan yang dihabiskan untuk sumber daya
informasi.
BAB III
ANALISIS KOMPARATIF

3.1 Analisis Penggunaan Teknologi Informasi (Internet) Terhadap Masyarakat Di


Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi
Kemajuan teknologi dewasa ini berimplikasi terhadap kehidupan manusia. Teknologi
informasi mendorong terjadinya transformasi sosial budaya dalam lingkup yang luas.
Kehadiran teknologi informasi akan memberikan implikasi terhadap kehidupan masyarakat
baik positif maupun negatif. Informasi-informasi yang sifatnya edukatif, dan informasi yang
tidak layak didapatkan akan mudah diakses.

Teknologi informasi dan komunikasi juga akan memberikan implikasi terhadap


pembangunan masyarakat, pengembangan ekonomi, dan pendidikan. Pemerintah melalui
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menggalakan pemanfaatan
teknologi informasi, salah satunya adalah program desa pintar dan website desa, sebagai
wujud target pemerintah akan akses internet di pedesaan. Langkah - langkah pemerintah
untuk mengarah pada desa internet ini, adalah dengan memberikan akses fasilitas berupa
sarana dan prasarana mobil layanan internet kecamatan salah satunya di Kecamatan Sigi
Biromaru Kabupaten Sigi. Sarana tersebut adalah dengan adanya mobil pusat layanan internet
kecamatan sebanyak 3 buah mobil.

Untuk mengukur implikasi dari kehadiran teknologi informasi di tengah-tengah


masyarakat di Kecamatan Sigi Biromaru adalah dengan melakukan penelitian guna
mengetahui respon masyarakat terhadap dampak kehadiran internet.
Berdasarkan hasil penelitian dari salah satu jurnal dengan judul analisis penggunaan
teknologi informasi (internet) terhadap masyarakat di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten
Sigi dan melibatkan 100 orang responden yang terdistribusi dari usia 10 tahun sampai 49
tahun, dan berdasarkan status pekerjaan dari pelajar, akademisi, petani, pengusaha dan yang
belum bekerja. Dilakukan beberapa uji diantaranya adalah uji normalitas untuk melihat data
berdistribusi normal atau tidak, dan melihat nilai output Chi-Square, serta untuk melihat
hubungan antar dampak positif dan negatif dapat menggunakan koefisien kontingensi
berdasarkan output symmetric measures. Dari data yang ada dapat diketahui bahwa dari hasil
uji beda atau uji signifikansi diketahui nilai signifikansi yaitu 0.000 lebih kecil dari 0.05 yang
menunjukan arti bahwa internet membawa pengaruh bagi pengembangan informasi maupun
wawasan bagi masyarakat kecamatan sigi biromaru kabupaten sigi.
Untuk melihat nilai output berdasarkan jawaban responden mengenai dampak positif
dan negatif penggunaan teknologi informasi bagi masyarakat Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi diketahui hasil uji chi-square nilai signifikansinya adalah 0.486. Karena nilai
Asimp sig = 0.486 > 0.05 maka dapat diketahui bahwa teknologi informasi internet
memberikan dampak positif kepada masyarakat Kecamatan Sigi. Hal ini dapat diartikan
bahwa karakteristik masyarakat Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi yang masih
memegang kuat norma/nilai serta adat istiadat, namun tidak menutup diri dengan
perkembangan informasi yang semakin cepat dengan mengakses hiburan, pendidikan,
informasi dan pengetahuan umum, sehingga mendatangkan manfaat/berdampak positif dari
segi pendidikan, etika dan moral, pergaulan tanpa harus meninggalkan norma/nilai religius
serta adat-istiadat masyarakat Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi yang dikenal sebagai
“Kabupaten Beradat”. Walaupun masih ada opini masyarakat bahwa dampak negatif internet
seperti : kecanduan mengakses internet berjam-jam atau kecanduan game online, namun
dampak positif internet masih lebih signifikan pada masyarakat.
Berdasarkan data yang tersaji pada jurnal menunjukan bahwa output symmetric
measures memiliki nilai koefisien kontingensi 0.207 dimana hal ini menunjukan hubungan
antar variabel adalah semakin mendekati nilai 1. Maka diketahui bahwa hubungan yang
terjadi semakin erat dan jika mendekati 0 hubungannya semakin lemah. Hal ini dapat
diartikan bahwa antara dampak positif dan negatif penggunaan teknologi informasi (internet)
bagi masyarakat Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi memiliki hubungan yang kuat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Teknologi informasi internet mempunyai implikasi bagi pengembangan wawasan atau
pengetahuan bagi masyarakat Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.
2. Teknologi informasi internet memberikan dampak positif dan negatif dan mempunyai
hubungan yang erat bagi masyarakat Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi,
namun dampak positif teknologi informasi internet masih lebih signifikan dibanding
dampak negatifnya.
4.2 Saran
1. Pemberian edukasi diseminasi informasi kepada masyarakat tentang kegunaan dan
dampak positif dari teknologi informasi. Supaya dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
2. Peningkatan layanan pusat teknologi informasi melalui pengoperasian kembali Mobil
Pelayanan Internet untuk menjangkau masyarakat terutama di desa yang belum
terjangkau internet, hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga akses
internet lebih bervariasi, dengan arahan dan perhatian dari petugas dari Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sigi, serta teralokasinya
anggaran dalam pemanfaatan teknologi informasi internet selain sebagai media
informasi, juga dapat dimanfaatkan sebagai media potensi desa/kecamatan, sehingga
baik potensi pertanian, wisata, dll dapat diakses di Indonesia maupun di seluruh
dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Rizky P Karo Karo. ​Penegakan Hukum Kejahatan Dunia Maya (Cybercrime) Melalui
Hukum Pidana.​ Tangerang: Penerbit Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, 2019.
Rahardjo, Budi. 2004. Apakah Negara Berkembang Memerlukan Sistem
Perlindungan HaKI. Makalah. ITB Bandung.
Yusuf, I. (2016). ​An​ alisis Penggunaan Teknologi Informasi (Internet) Terhadap
Masyarakat Di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. 6​ e Jurnal Katalogis, Volume 4
Nomor 9, September 2016 hlm 125-136 ISSN: 2302-2019

Anda mungkin juga menyukai