Anda di halaman 1dari 3

TUGAS STRUKTUR PERILAKU ORGANISASI

MAGISTER MANAJEMEN PASCA UNSIL


1. Apa yang mungkin memotivasi anda untuk bergabung dengan suatu kelompok ?

Jawaban :
Motivasi merupakan dorongan yang diberikan orang lain (atasan) kepada
bawahannya agar mereka lebih giat dalam melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan dalam kata lain “ motivasi penting tapi selalu sulit untuk dilakukan “
Motivasi untuk bergabung dengan suatu kelompok harus dengan kesadaran diri
sendiri, ingin mengembangkan diri dan mencari pengalaman dan akan lebih baik
jika suatu kelompok tersebut dapat membantu masyarakat sekitarnya.
Kelompok adalah sekumpulan orang mempunyai tujuan bersama yang berintegrasi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005),
misalnya : Keluarga, Kel Diskusi atau suatu komite yang tengah rapat untuk
mengambil keputusan.
Jadi motivasi kita untuk bergabung dengan suatu kelompok adalah ingin
mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin kita pikirkan sendiri dan mendapat
pengalaman apa yang harus kita pecahkan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan yang terjadi di sekitar lingkungan kita.
Misal Status : posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan ke
kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain. Dalam hirarki status kehidupan
tidak ada hal yang tidak berarti apa-apa. Kita hidup dalam masyarakat yang
terstruktur menurut kelas-kelas. Bahkan kelompok terkecil mengembangkan peran-
peran, hak-hak dan ritual untuk membedakan anggotanya. Status merupakan
factor penting dalam memahami perilaku manusia karena status merupakan
motivator yang cukup penting.
Status mempunyai pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma. Contoh :
anggota berstatus tinggi pada kelompok sering diberi lebih banyak kebebasan
untuk menyimpang dari norma dibanding anggota kelompok.

2. Bagaimana hubungan antara suatu kelompok kerja dan organisasi sebagai induk
kelompok itu dengan pimpinannya sebagai pemimpin dari organisasi anda.

Jawaban ;
Hubungan antara kelompok kerja dengan pimpinannya sangat erat sekali karena
gaya kepemimpinan seseorang memiliki kemampuan yang dapat menguasai
karyawannya dan dapat memotivasi untuk bekerja pada tujuan yang sulit, dan
kelompok kerja dapat menyelesaikan permasalahan yang dianggap sulit.
Pemimpin sebuah organisasi harus dapat mengarahkan karyawannya atau kelompok
kerjanya (Kepala Dinas Kepada Kepala Bidang masing-masing sesuai kelompok kerja
/ tupoksinya masing di pemerintahan), untuk melaksanakan persiapan sebelum
melaksanakan pekerjaannya, memberikan pelatihan untuk keterampilan karyawan
(diklat).
Hubungan kelompok kerja dengan pimpinannya sangat berkaitan langsung, karena
pemimpin menugaskan langsung kepada kelompok kerja (bidang) dan mengarahkan
utnuk bekerja keras dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi atau
sesuai dengan visi dan misi dinas/lembaga tersebut.
Seorang pemimpin harus bias mengarahkan kelompok kerja untuk membantu
organisasi kea rah pencapaian sasaran.
Contohnya : Kepala Dinas mengarahkan kepada bidangnhya masing-masing untuk
bekerja sesuai visi dan misi juga tupoksi dinas tersebut.

3. Apakah Tim dapat menciptakan Konflik. Bagaimana menurut anda tentang


konflik dalam sebuah organisasi ?

Jawaban :
Dapat, karena suatu tim merupakan wadah dimana banyak orang berkumpul dan
saling berinteraksi untuk mencapai kesamaan visi dan misi. Dari sini setiap individu
atau unsur yang terdapat di dalam organisasi tersebut secara langsung maupun
tidak langsung harus memegang teguh apa yang menjadi pedoman dan prinsip
dalam sebuah organisasi.
Konflik bisa rentan terjadi pada organisasi yang heterogen yang anggotanya
memiliki background berbeda ; kepribadian, pendapat, kemampuan, keterampilan
dan perspektif. Organisasi ini mungkin bermuatan konflik dan kurang bijaksana
ketika pendirian-pendirian yang beraneka itu dikemukakan dan diserap tetapi bukti
pada umumnya organisasi heterogen melakukan tugasnya lebih efektif dibanding
organisasi homogeny. Keanekaragaman memicu konflik yang merangsang
kreatifitas dan pada gilirannya menghasilkan perbaikan pengambilan keputusan.
Seiring berjalannya waktu dalam sebuah organisasi kerap terjadi konflik, baik
konflik internal maupun konflik eksrternal dalam organisasi. Konflik yang terjadi
biasanya pada hal-hal yang dianggap tidak seberapa, namun justru dengan hal yang
tidak seberapa tersebut sebuah organisasi dapat bertahan lama atau tidak.
Mekanisme atau manajemen konflik yang diambil pun sangat menentukan posisi
sebuah organisasi sebagai lembaga yang menjadi payungnya hukumnya. Konflik pun
terjadi dalam kehidupan sehari-hari karena merupakan sesuatu hal yang mendasar
dan esensial, dalam organisasi pun konflik mempunyai kekuatan yang dapat
membangun kinerja staf, karena adanya variable yang bergerak bersamaan secara
dinamis. Dalam hal ini konflik merupakan suatu proses yang wajar terjadi dalam
suatu organisasi.
Dalam sebuah organisasi, menurut Minnery (1985), merupakan interaksi antara dua
pihak atau lebih, pihak yang sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun
terpisah oleh perbedaan tujuan. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak
simetris, terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap
konflik tersebut.

Contoh kongkrit konflik dalam sebuah organisasi :


Di sebuah lembaga pemerintahan atau yang dikenal dengan nama Organisasi
Perangkat Daerah (OPD), setiap tahun selalu menggunakan anggaran yang berbeda
nilainya, untuk semua pekerjaan tersebut OPD membentuk Panitia Pengadaan
Barang dan Jasa yang merupakan gabungan dari beberapa OPD yang ada, dari
situlah konflik selalu muncul ke permukaan dengan kebijakan yang berbeda dari
setiap pemimpin OPD dan juga Kepala Daerah.

Kesimpulan :
 Agar sebuah organisasi dapat berjalan efektif maka individu dan kelompok yang
saling tergantung harus menciptakan hubungan kerja yang saling mendukung satu
sama lain menuju pencapaian tujuan organisasi.
 Sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik kalau di dalamnya tidak ada
pemimipin sebagai orang yang bertanggung jawab atas organisasi tersebut, dan
pemimpin tidak akan maksimal dalam melaksakan tugasnya tanpa adanya bawahan
(karyawan) yang selalu berinteraksi dan membantunya. Adanya pemimpin dan
bawahan tersebut adalah suatu bukti organisasi dan struktur saling berkaitan.
 Jadi Konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak
sesuaian atau perbedaan antara dua pendapat (sudut pandang), baik itu terjadi
dalam ukuran (organisi), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota
organisasi.
 Konflik dapat menyebabkan orang memperhatikan bidang-bidang problem pada
sebuah organisasi, dan hal tersebut dapat menyebabkan dicapainya tujuan
organisatoris secara efektif.

4. Apakah anda menyukai kerja sendirian atau sebagai bagian dari suatu tim dalam
sebuah organisasi, bandingkan dengan jawaban yang lain dalam kelas anda .

Jawaban :
Tergantung dari efektifitas atau efisiensinya yang kita prioritaskan,
ketepatan/akurasi keputusan dengan kerja suatu tim cenderung lebih tepat. Bukti
menunjukan bahwa rata-rata tim mengambil keputusan dengan kualitas lebih baik
daripada individu.
Tetapi jika efektivitas keputusan didefinisikan menurut kecepatan; bekerja dan
mengambil keputusan, bekerja sendiri lebih unggul.
Jika kreatifitas yang diutamakan bekerja dengan tim cenderung lebih efektif
daripada individu.
Pada umumnya kelompok kurang efisien daripada individu, kelompok mencakup
anggota yang beaneka, waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan informasi.
Pertimbangan hendaknya ditumpahkan pada penilaian apakah peningkatan
efektifitas lebih daripada cukup sehingga mampu mengimbangi kerugian efisiensi.

Anda mungkin juga menyukai