PENDAHULUAN
kehidupan bangsa yang tercantum pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Pendidikan juga merupakan hak dan kewajiban dari setiap warga negara
Pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2
pendidikan, dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar serta
dimulai tahun 1994 dan didasari oleh amanah UU SISDIKNAS No. 20 Tahun
1
2
2003 Pasal 6 ayat 1. Program tersebut bertujuan agar semua warga negara
perlu dicapai pada jangka waktu tertentu untuk merealisasikan tujuan pendidikan.
Standar tersebut bersifat fleksibel dalam arti standar yang terus mengalami
peningkatan. Hal ini berarti perlu perumusan yang jelas dan terarah dan visible
ideal, tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan rencana startegis yang
terlihat pada keadaan dan waktu tertentu. Apabila sebagai syarat utama di dalam
proses pendidikan adanya rumusan tujuan yang jelas, maka di dalam pencapaian
berbagai kegiatan di dalam proses pendidikan. Apabila tidak ada patokan atau
yardstick yang dijadikan pedoman untuk dicapai, maka proses pendidikan tidak
tentang standar minimal yang harus terpenuhi dalam pengelolaan sekolah oleh
profesionalisme seorang guru tidak hanya dari pihak pemerintah saja, melainkan
juga diminta oleh pihak masyarakat yang memanfaatkan tenaga guru dalam
profesionalisme guru maka akan sangat mustahil siswa dapat mencapai kualitas
hasil belajar yang maksimal. Tentunya perlu secara seksama kita lakukan
3
tuntutan dari kemajuan. Dengan dasar ini, maka pemerintah melalui kebijakannya
negara berkembang, (2) sebagai negara kesatuan kita memerlukan suatu penilaian
dari kinerja sistem pendidikan nasional, (3) Indonesia sebagai anggota masyarakat
global, (4) fungsi standar nasional pendidikan, (5) fungsi standar nasional
jawab mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas. Oleh sebab itu lembaga ini
harus akuntabel, berarti transparan, terbuka, dan dapat dinilai oleh masyarakat.
Dengan kata lain tampilan lembaga pendidikan tersebut harus memiliki indikator-
lain bahwa mutu pendidikan nasional berawal dari sekolah. Dengan ditetapkannya
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, maka sekolah atau satuan pendidikan
Nasional Pendidikan.
19 Tahun 2005/ Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tersebut yaitu: “1)
5
kependidikan, serta mutunya. Oleh karena itu, standarisasi mutu regional dan
nasional merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam upaya
dengan atau melebihi standar nasional pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut
keterbatasan sumber daya pendidikan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya
pengendalian mutu dalam bentuk jaminan atau assurance, agar semua aspek yang
6
terkait dengan layanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah sesuai dengan atau
melebihi standar nasional pendidikan. Konsep yang terkait dengan hal ini dalam
manajemen mutu dikenal dengan Quality Assurance atau penjaminan mutu (Jaya
peningkatan mutu pendidikan hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam
komponen mutu di satuan pendidikan; (3) pemetaan mutu masih dalam bentuk
penyelenggara pendidikan; dan (4) tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan
yang belum terkoordinir dari para penyelenggara dan pelaksana pendidikan pada
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas penelitian ini akan
hubungan dengan mutu sekolah pada salah satu sekolah menegah pertama di Kota
Untuk meraih gelar “Sekolah Sehat dan Sekolah Adiwiyata juga dalam
menciptakan sekolah yang bermutu, maka pihak sekolah dituntut untuk dapat
Tahun 2013. Dengan demikian maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Dari rumusan masalah umum tersebut di atas, maka dapat pula dirumuskan
Tasikmalaya?
3. Apa hambatan yang dirasakan oleh SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya dalam
pendidikan?
4. Apa upaya yang dilakukan oleh SMP Negeri 13 Kota Tasikmalaya dalam
2. Tujuan Khusus
Bertolak dari tujuan umum, maka tujuan khusus yang diajukan dalam
mutu pendidikan.
nasional pendidikan.