Per Unit
Total
Rp 300
Rp 1.500.000
Rp 150
Rp 750.000
Rp 200
Rp 1.000.000
Rp 250
Rp 1.250.000
Rp 900
Rp 4.500.000
Biaya produksi :
Rp 375.000
Rp 80
Rp 400.000
Rp 25
Rp 125.000
Rp 30
Rp 150.000
Biaya nonproduksi
Rp 210
Rp 1.050.000
Biaya penuh
Rp 1.110
Rp 5.550.000
4500.000
Lipstik
Bedak
Eye
Shadow
Total
Penjualan
Biaya Variabel
Margin
40.600
27.335
13.265
75.600
40.825
34.775
58.000
31.900
26.100
174.200
100.600
74.140
Tetap :
Dapat
7.985
8.465
6.525
22.975
Dihindarkan
Tdk
Dpt
8.120
15.120
11.600
34.840
Dihindarkan
Total
Biaya
16.105
23.585
18.125
57.815
Tetap
Laba Rugi
(2.840)
11.190
7.975
16.325
Contribusi
Biaya
Ribuan
Bedak
Eye
Total
Rupiah
Penjualan
Biaya Variabel
Margin
75.600
40.825
34.775
Shadow
58.000
31.900
26.100
133.600
72.725
60.875
Contribusi
Biaya Tetap :
Dapat
8.465
6.525
14.990
Dihindarkan
Tdk
Dpt
19.714,85
15.125,15
34.840
Dihindarkan
Total Biaya Tetap
Laba Rugi
28.179,85
6.595,15
21.650,15
4.449,85
49.830
11.045
- Bedak
- Eye Shadow
8.120
34.830
Dari analisis diatas ,terlihat bahwa seolah-olah PT. Cosmetica Indonesia akan
menghemat Rp 2.800.000,- jika produk lipstik dihentikan. Tetapi menurut analisis
diatas juga menunjukkan jika produk lipstik dihentikan akan terjadi penurunan
pendapatan sebesar Rp 5.280.000,Dari (Rp 16.325.000,- menjadi Rp 11.045.000,-).
Kesimpulannya :
Benchmarking
Biaya Tetap
Rp 700.000
Biaya Variable
Rp 300.000
Rp 1.000.000
320.000 Kwh
Departemen X
80.000 Kwh
Departemen Y
70.000 Kwh
Departemen Z
50.000 Kwh
200.000 Kwh
120.000 Kwh
=Rp 350.000
=Rp 250.000
Rp1.000.000
(80.000/200.000) x Rp 700.000
(300.000/120.000)
= Rp 280.000
= Rp 2,5 / Kwh
Departemen Y
Biaya Tetap
Biaya Variable
(70.000/200.000) x Rp 700.000
(300.000/120.000)
= Rp 245.000
= Rp 2,5 / Kwh
Departemen X
Biaya Tetap
Biaya Variable
(50.000/200.000) x Rp 700.000
(300.000/120.000)
= Rp 175.000
= Rp 2,5 / Kwh
= Rp 3,125 / Kwh
= Rp 3,125 / Kwh
= Rp 3,125 / Kwh
memperoleh
mendapatkan
penghargaan
informasi
tersebut.
mengenai karyawan
Sehingga
yang
perusahaan
akan
berhak mendapatkan
= Rp. 5.000
= Rp. 3.000
= Rp. 600.000
Diminta : hitunglah titik impas dari roti yang dihasilkan dengan pendekatan grafis!
Jawab :
Pendapatan
Biaya
Biaya tetap
Total Biaya
Laba
Penjualan
Penjualan
Variabel
cx
bx
a+bx
cx-(a+bx)
500
Rp.2.500
1500
600
2.100
400
400
2.000
1200
600
1.800
200
300
1500
900
600
1.500
200
1.000
600
600
1.200
(200)
100
500
300
600
900
(400)
(Rugi)
2.500
Garis pendapatan penjualan
2100
daerah Laba
Garis
biaya
Titik Impas
1500
1000
total
600
500Daerah Rugi
100
200
300
400
500
Gorengan tahu
Pergedel
Es the
Tahu Bakso
FC = 2.000
Dari data tersebut, tentukan titik impasnya !
Jawab :
Produk
Pendapatan
Biaya
Laba
Provit
Penjualan
Variabel
Kontribusi
Volume
Ratio
Gorengan
225.000
135.000
90.000
60%
40%
300.000
180.000
120.000
60%
40%
Pergedel
300.000
240.000
60.000
80%
20%
Es teh
67.500
54.000
13.500
80%
20%
Tahu
300.000
240.000
60.000
80%
20%
Tempe
Gorengan
tahu
bakso
1.192.500
849.000
343.500
Biaya tetap
200.000
Laba bersih
143.500
71%
:
NT = AK
(1 + I)n
Keterangan :
NT : nilai Tunai
AK : Arus Kas
I
: Jangka Waktu
Komentar
Present value harus digunakan pada awal atau akhir periode dari suatu aliran kas.
Present value mengharuskan semua nilai sama. Present value membutuhkan
perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif kembalian investasi. Jumlah
angsuran pada setiap interval dari sejumlah pinjaman tergantung pada besar
kecilnya tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan.
Contoh konkrit
Bapak bambang memiliki sebidang tanah yang akan dibangun sebuah usaha yaitu
pabrik sepatu. Adapun nilai investasi bapak bambang adalah Rp. 640.000.000
proyek penerimaan untuk usaha adalah sbb :
Tahun
1
2
3
4
5
Pabrik Sepatu
Rp. 50.000.000
Rp. 150.000.000
Rp. 200.000.000
Rp. 250.000.000
Rp. 300.000.000
29%
6
Rp. 350.000.000
Berapa besar PV dari proyek tersebut jika nilai P1 adalah 19% ?
Jawab :
Tahun
1
2
3
4
5
6
Cash flow
Rp. 50.000.000
Rp. 150.000.000
Rp. 200.000.000
Rp. 250.000.000
Rp. 300.000.000
Rp. 350.000.000
Tarif kembalian
PV
0,840
Rp. 42.020.000
0,706
Rp. 105.920.000
0,593
Rp. 118.680.000
0,499
Rp. 124.670.000
0,419
Rp. 125.710.000
0,352
Rp. 123.250.000
Total
Rp. 640.260.000
Jbesarnya PV adalah Rp. 640.260.000. dapat disimpulkan bahwa investasi untuk
pembangunan pabrik sepatu ini layak dipilih karena kemampuan menghasilkan
nilai yang lebih tinggi dimasa yang akan datang.
Komentar
1. IRR lebih merupakan suatu indicator efisiensi dari suatu investasi
2. IRR lebih disukai oleh kalangan eksekutif, karena para manajer atau pemilik
modal lebih gampang membandingkan investasi/proyek yang berbeda besaran
dalam bentuk rate of return dibandingkan dengan besaran uang
3. Tidak ada cara lain untuk menghitung IRR selain dengan cara trial and error.
Terkadang penghitung harus menghitung satu per satu sampai mendapatkan
IRR (tingkat diskonto) yang tepat. Sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Contoh konkrit
Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan usulan proyek investasi sebesar Rp.
1.000.000 dengan tingkat diskonto 10%. Perkiraan arus kas per tahun yaitu sebagai
berikut :
Tahun
1
2
3
4
Arus kas
500.000
400.000
300.000
100.000
Jawab :
Tahun
Arus kas
1
500.000
2
400.000
3
300.000
4
100.000
Total Nilai sekarang (PV)
Investasi awal (OI)
Nilai Sekarang bersih (NPV)
Tingkat
Nilai
Tingkat
bunga 14%
0,8772
0,7695
0,6750
0,5921
sekarang 14%
438.600
307.800
202.500
59.210
1.008.110
1.000.000
8.110
bunga 15%
0,8696
0,7561
0,6575
0,5718
PV 15%
434.800
302.440
197.250
57.180
991.670
1.000.000
-8.330
Dari perhitungan tersebut dihasilkan nilai IRR yang lebih besar dari nilai yang
disyaratkan yaitu sebesar 10%, maka usulan proyek investasi ini diterima.
13. A. PAYBACK PERIOD
Tahun
0
1
2
3
4
5
Arus kas
(Rp 550.000.000)
Rp 300.000.000
Rp 250.000.000
Rp 200.000.000
Rp 150.000.000
Rp 100.000.000
Arus komulatif
(Rp 550.000.000)
(Rp 250.000.000)
0
200.000.000
350.000.000
450.000.000
Tahun
Pengembalian
Payback Period
PP
: 2 tahun
= 1 + (250.000.000 : 250.000.000) x 12 bulan
= 1tahun 12 bulan
= 2 tahun
B. DISCOUNTED PAYBACK PERIOD
tingkat diskon sebesar 10%
Tahun
Tahun
Arus kas
PV Arus Kas
Arus Kas Komulatif
Pengembali
0
(Rp 550.000.000) (Rp 550.000.000) (Rp 550.000.000)
an
1
Rp 300.000.000
Rp 500.000.000
(Rp 50.000.000)
2
Rp 250.000.000
Rp 455.000.000
Rp 405.000.000
3
Rp 200.000.000
Rp 413.000.000
Rp 818.000.000
4
Rp 150.000.000
Rp 376.000.000
Rp 1.194.000.000
5
Rp 100.000.000
Rp 342.000.000
Rp 1.536.000.000
Dengan perhitungan :
PV tahun 1 : Rp 550.000.000 = Rp 500.000.000
(1 + 0,1)1
PV tahun 2 : Rp 550.000.000 = Rp 455.000.000
(1 + 0,1)2
PV tahun 3 : Rp 550.000.000 = Rp 413.000.000
(1 + 0,1)3
PV tahun 4 : Rp 550.000.000 = Rp 376.000.000
(1 + 0,1)4
PV tahun 5 : Rp 550.000.000 = Rp 342.000.000
(1 + 0,1)5
Jadi Payback Period yang di peroleh dengan adanya tingkat diskon sebesar 10%
adalah :
PP
= 1 thn + (50.000.000 : 455.000.000)
= 1 thn + 0,11
= 1,11 tahun
C. PRESENT VALUE
Tingkat diskon 10%
Tahun
Arus kas
PVIF (10%)
PV
1
2
3
4
5
Rp 300.000.000
Rp 250.000.000
Rp 200.000.000
Rp 150.000.000
Rp 100.000.000
Total
0,909
0,826
0,751
0,683
0,621
272.700.000
206.500.000
150.200.000
102.450.000
62.100.000
793.950.000
Jadi, Present Value dengan tingkat diskon sebesar 10% adalah Rp 793.950.000
D. NET PRESENT VALUE (NPV)
NPV
= PV Penerimaan PV Pengeluaran
= Rp 793.950.000 - Rp 550.000.000
= Rp 243.950.000
Jadi, NPV sebesar Rp 243.950.000
E. PROFITABILITAS INDEKS (PI)
PI
= PV Masuk : PV Keluar
= Rp 793.950.000 : Rp 550.000.000
= 1,4435
Karena PI adalah 1,4435 lebih besar dari 1 maka usulan investasi tersebut diterima.
F. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
IRR
= IR1 NPV1 IR2 IR1
NPV1 NPV2
Besarnya IR dapat kita hitung, dengan ditetapkan tingkat bunga 1 adalah 10%
sedang yang kedua adalah 30% sebagai berikut :
Tahun
Arus kas
1
2
3
4
5
Rp 300.000.000
Rp 250.000.000
Rp 200.000.000
Rp 150.000.000
Rp 100.000.000
PV Present
PV Outlays
IRR
DF*)
0,909
0,826
0,751
0,683
0,621
IR 10%
PV
272.700.000
206.500.000
150.200.000
102.450.000
62.100.000
793.950.000
550.000.000 243.950.000
= 10% - 243.950.000
30% - 10%
-830.000 - 243.950.000
= 10% - 243.950.000
20%
-244.780.000
= 10% - 48.790.000
-244.780.000
= 10% + 0,199
DF*)
0.7692
0.5917
0.4552
0.3501
0.2693
IR 30%
PV
230.760.000
147.925.000
91.040.000
52.515.000
26.930.000
549.170.000
550.000.000 -830.000
= 10,199 / 10,2%
Jadi, IRR dari proyek ini adalah 10,2%
14. Anggaran biaya PT MULTI NASIONAL untuk tahun anggaran 2013 yang disusun
berdasarkan kapasitas produksi dan pemasaran sebanyak 1.000.000 kg adalah sebagai
berikut:
Biaya produksi :
Biaya bahan baku
100.000.000
300.000.000
250.000.000 +
Rp 650.000.000
150.000.000
250.000.000 +
Rp 300.000.000
Biaya Tetap:
Biaya overhead pabrik tetap
Biaya administrasi dan umum tetap
Biaya pemasaran tetap
125.000.000
80.000.000
135.000.000 +
Rp340.000.000 +
Rp1.290.000.000
150.000.000
Biaya Pemasaran
250.000.000
50.000.000 +
450.000.000
650.000.000
650.000.000
448.500.000 +
1.098.500.000
Volume produk
1.000.000
Tunjangan kesehatan
8
25.200.000
4.800.000
Tunjangan kesejahteraan:
2.400.000 +
Rp 32.400.000
Jam TKL:
8 orang x 300 hari kerja x 7 jam kerja
16.800 jam
Biaya asuransi
700.000
Biaya listrik
800.000
Biaya air
400.000
300.000
Biaya umum
500.000 +
Rp11.000.000
2.500.000
Rp16.200.000
Biaya listrik
700.000
Biaya kantor
300.000 +
Rp 10.000.000
Rp10.100.000
Dalam memutuskan harga jual jenis jasa standar tertentu yang disediakan bagi
pelanggan, manajer pemasaran PT ASTRA memperhitungkan harga jual sebagai
berikut: Jenis jasa servis mesin yang terdiri dari pekerjaan ganti oli dan tune-up mesin
memerlukan 2 orang mekanik dan 1 orang ahli listrik,yang masing-masing bekerja
sebagai berikut:
- Mekanik
- Ahli listrik
Jika seorang pelanggan memerlukan jasa servis mesin dan memerlukan 1 kaleng oli
mesin yang harga fakturnya Rp15.000,- dan saringan oli (oil filter) yang harga
fakturnya Rp10.000,- maka tentukan harga jual melalui pendekatan waktu dan bahan!
Jawab :
Persentase markup dari BTKL:
-
Biaya TKL
16.200.000
9.750.000 +
Rp 25.950.000
32.400.000 :
80%
10.000.000
Biaya listrik
800.000
Biaya kantor
300.000 +
11.100.000
4.500.000 +
Jumlah
15.600.000
25.000.000 :
62%
4.823
3.858 +
8.681
8.681
25.000
15.500 +
Rp 49.181
Jadi, harga jual jasa servis mesin sebesar Rp 8.681, harga jual bahan dan suku cadang
sebesar Rp 40.500 dan jumlah hasil penjulan jasa servis mesin, bahan, dan suku cadang
sebesar Rp 49.181.
16. PT. GERINDRA memiliki dua pusat laba : Divisi A dan divisi B. Biaya variable
perunit produk yang dihasilkan sbb:
Divisi A
Biaya variabel per unit
Biaya variabel per unit yang ditambakan Divisi B
Divisi B
Rp.10.000
Rp.15.000
Rp.20.000
Rp.18.000
Misalkan dalam suatu bulan divisi A mentransfer 1000 unit produk ke divisi B. Laba
kontribusi yang dihasilkan dari penjualan produk yang dilakukan oleh divisi B dibagi
menurut perbandingan proporsi biaya variable masing-masing divisi dalam total biaya
variable produk. Berapa pembagian laba yang akan diperoleh oleh masing masing
divisi jika menggunakan metode dua perangkat harga (Two Sets of Prices)?
Penyelesaian :
Jurnal yang dibuat oleh Divisi A pada saat 1.000 unit produk ditransfer dari Divisi A
ke Divisi B:
Piutang Divisi B
Rp.13.000.000
7.000.000
Rp.20.000.000
Jurnal yang dibuat oleh Divisi B pada saat menerima transfer 1.000 unit produk dari
Divisi A:
Barang dalam proses
Rp.10.000.000
Utang
Rp.10.000.000
Jurnal yang dibuaat oleh Divisi B untuk mencatat biaya variabel yang ditambahkan untuk
pengolahan lebih lanjut produk yang berasal dari Divisi A:
Barang dalam proses
Rp.5.000.000
Rp.5.000.000
Jurnal yang dibuat oleh Divisi B untuk mencatat harga pokok produk jadi;
Persediaan produk jadi
Rp.15.000.000
Rp.15.000.000
Jurnal yang dibuat oleh Divisi B pada saat menjual 1.000 unit produk ke pasar luar:
Piutang Divisi B
Rp.20.000.000
Pendapatan Penjualan
Harga Pokok Penjualan variabel
Rp.20.000.000
Rp.15.000.000
Rp.15.000.000
Divisi B
Rp.20.000.000 Rp.20.000.000
(10.000.000)
(15.000.000)
Divisi C
Rp.40.000.000
(25.000.000)
Laba kontribusi
Rp.10.000.000
Rp.5.000.000
Adjustment
Laba kontribusi setelah adjustment
Rp.15.000.000
7.000.000
Rp.8.000.000
20.
21.
22. Balanced scorecard adalah sistem manajemen strategis yang mendefinisikan sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
berdasarkan
strategi. Balanced
1.
4. Perspektif
pembelajaran
dan
pertumbuhan
(infrastruktur),
mendefinisikan
Yang Dinilai
Kecukupan
Rasio
CAR
Modal
Analisis
Rasio yang digunakan
Pendapat
Rasio ini cukup akurat
dalam menghitung
adalah Capital
kecukupan modal
Assets
yaitu merupakan
perbankan sehingga
perbandingan jumlah
Aktiva Tertimbang
kegiatan
Kualitas
BDR
Perhitungan kualitas
operasionalnya.
Penilaian kualitas
Aktiva
CAD
menggunakan 2 rasio,
mengetahui seberapa
produktif yang
diklasifikasikan terhadap
digunakan.
Produktif
Kualitas
- Manajemen Modal
wajib dibentuk
Rasio Manajemen diukur
Penilaian kualitas
Manajemen
Earnings
- Manajemen Aktiva
berdasarkan pertanyaan
manajemen sangat
- Manajemen Umum
diperlukan untuk
- Manajemen
diajukan mengenai
Rentabilitas
manajemen yang
- Manajemen
Manajemen Risiko
dikelola dalam
Kemampuan
Likuiditas
ROA
perbankan.
Penilaian kemampuan
Menghasilkan
BOPO
Earning menggambarkan
kemampuan peusahaan
melalui semua
Laba
Kemampuan
LDR
Menjamin
NCM/CA
(Liquidity),
bank dalam
menggambarkan
membayarkan
kewajibannya sangat
menyeimbangkan antara
diperlukan untuk
likuiditasnya dengan
mengetahui apakah
rentabilitasnya. NCM-
untuk menyimpan
ini menunjukkan
besarnya kewajiban
ditabung atau
didepositokan.
Likuiditas
Penilaian kemampuan