Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep anggaran variable merupakan sebuah pendekatan yang lazim
dipakai dalam perencanaan, anggaran variable berguna untuk menyusun
rencana biaya guna perencanaan laba taktis. Disini ditunjukkan dengan tegas
beban biaya yang seharusnya dikeluarkan pada berbagai tingkat kegiatan.
Dengan kata lain anggaran variable dapat digunakan untuk pedoman
perencanaan biaya pada berbagai tingkat kegiatan.
Dalam fungsi pengendalian, konsep anggaran variable berguna untuk
melakukan perbandingan yang benar antara anggaran dengan realisasi,
dengan terlebih dahulu menyesuaikan rencana biaya tersebut dengan tingkat
kegiatan yang betul-betul dicapai oleh perusahaan atau bagian yang
bersangkutan. Dengan kata lain anggaran variable berguna sebagai pedoman
pengendalian biaya pada berbagai tingkat kegiatan. Makalah ini dengan rinci
menjelaskan konsep, penyusunan, dan penerapan anggaran variable dalam
program perencanaan dan pengendalian laba.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dari anggaran variable?
2. Bagaimana variabelitas atau pola perilaku biaya pada anggaran variable?
3. Bagaimana metode penentuan perilaku biaya pada anggaran variable?
4. Bagaimana contoh kasus dari anggaran variable?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari anggaran variable.
2. Untuk mengetahui variabelitas atau pola perilaku biaya pada anggaran
variable.
3. Untuk mengetahui metode penentuan perilaku biaya pada anggaran
variable.
4. Untuk mengetahui contoh kasus dari anggaran variable.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anggaran Variabel
Anggaran yang merencanakan secara terinci mengenai tingkat perubahan
(tingkat variabelitas) biaya, terutama biaya-biaya tidak langsung, sehubungan
dengan perubahan aktivitas perusahaan dari waktu ke waktu selama periode
yang akan datang.
Manfaat Penyusunan Anggaran Variabel
Secara umum seperti halnya anggaran-anggaran yang telah dibicarakan pada
bab-bab sebelumnya, manfaat penyusunan anggaran variabel adalah untuk
memudahkan pengendalian terhadap biaya-biaya yang terjadi (terutama di
bagian produksi yang merupakan tempat terjadinya beraneka ragam biaya).
Mafaat umum tersebut tentunya dapat dirinci menjadi beberapa manfaat yang
bersifat khusus, yakni :
1. Untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-biaya yang terjadi
disemua bagian yang ada pada perusahaan
2. Untuk memudahkan manajer mengeahui tingkat biaya yang akan
ditanggung oleh perusahaan pada suatu tingkat kegiatan tertentu.
3. Sebagian alat yang dapat dipakai dalam persiapan penyusunan
performance report.

Syarat Penerapan Anggaran Variabel

Oleh karena anggaran variabel dapat disusun disemua bagian pda perusahaan,
seperti bagian produksi, administrasi, dan lainnya, maka beberapa persyaratan
umum yang harus dipenuhi dalam penerapa anggran variabel, seperti:

1. Kegiatan bagian yang bersangkutan lebih banyak bersifat pengulangan


(repetitive), yang berrarti bahwa untuk jangka waktu yang relatif panjang
kegiatan bagian tersebut tidak berubah ditinjau dari jenis output yang
dihasilkan. Pada umumnya bagian produksi tidak merubah jaenis barang

2
yang dihasilakan, mesin-mesin yang digunakan, maupun metode produksi
yang dipakai setiap tahun.
2. Terdapat bermacam-macam biaya yang bersifat heterogen. Pada bagian
produksi bagian produksi yang sederhana sekalipun, paling tidak terdapat
biaya-biaya untuk bahan mentah langsung dan tak langsung, tenaga kerja
langsung dan tak langsung, gaji suprvisor dan karyawan yang bekerja
dibagian tersebut, biaya bahan-bahan pembantu, listrik, air dan
sebagainya. Masing-masing jenis biaya semakin bervariasi dengan
semakin “sibuk”nya bagian ini.
3. Tingkat kegiatan maupun output dapat diukur secara relistis dengan
menggunakan satuan-satuan tertentu. Dalam hal ini bagian produksi dapat
dengan jelas diukur tingkat kagiatannya, baik dengan sauan output, mesin
langsung maupun jam tenaga kerja langsung.

Bentuk-bentuk Anggaran Variabel

Bentuk Formula
Cara penyajian dengan memperlihatkan hubungan matematis antara jumlah
biaya dengan kapasitas yang digunakan Formula : Y = a + bX

Bentuk Tabel
Disajikan dalam kelipatan tertentu dari relevantrange, sehingga dapat dilihat
besarnya biaya total pada masing-masing pos pada berbagai tingkat output.

Bentuk Grafik
digambatkan dalam bentuk grafik secara jelas antara output denangan biaya
yang terjadi pada berbagai tingkat output.

2.2 Variabelitas atau Pola Perilaku Biaya


Perilaku biaya (cost behavior) meruoakan studi tentang hubungan biaya
dengan volume kegiatan. Volume kegiatan dapat berupa produksi barang
pada perusahaan manufaktur, jumlah jam terbang pada perusahaan

3
penerbangan, dan lainnya. Ditinjau dari hubungan biaya dengan perubahan
volume kegiaan perusahaan, biaya dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe :
1. Biaya tetap, yakni biaya yang cenderung tidak berubah
(jumlahnya tetap) secara total dalam jangka pendek, meskipun
volume kegiatan mengalami perubahan. Sebagai contoh adlh biaya
gaji bulanan karyawan. Biaya ini tidak terpengaruh oleh naik
turunnya tingkat output perusahaan atau bagian dimana karyawan
tersebut bekerja.
2. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara
proporsional dangan perubahaan volume kegiatan. Sehingga secara
total biaya ini berubah-ubah, tetapi secara rata-rata per unit output
tidak berubah. Biaya bahan mentah langsung merupakan salah satu
contoh biaya yang termasuk kategori ini.
3. Biaya semivariabel, merupakan biaya yang berubah-ubah namun
perubahannya tidak sebanding (proporsional) dengan perubahan
volume kegiatan (output) perusahaan. Biaya pemeliharaan dan
biaya lisrik merupaka contoh biaya semivariabel.

Konsep perilaku biaya ini merupakan prinsip dasar dalam anggaran variabel.
Konsep ini dapat diartikan bahwa semua biaya terjadi karena waktu, kegiatan
(output) produksi, atau bahkan kombinasi antara waktu dan kegiatan, yang
kerap dikenal sebagai konsep variabilitas biaya. Dilihat dari segi waktu dapat
dipahami bahwa dalam jangka panjang biaya yang bersifat tetap bisa berubah
menjadi variabel, sedangkan dari segi tingkat kegiatan dapat dimengerti
bahwa tingkat biaya total akan berubah apabila tingkat aktivitas berubah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur biaya tetap dan variabel
secara bersama-sama membentuk suatu pola tertentu. Aplikasi konsep ini
berarti bahwa :

1. Biaya-biaya dapat diidentifikasikan sebagai komponen-komponen


yang bersifat tetap dan variabel dalam kaitannya dengan tingkat
kegiatan (output) produksi.

4
2. Biaya-biaya harus dikaitkan dengan kegiatan (output) produksi.
3. Kegiatan (output) harus dapat diukur.
4. Formula anggaran variabel harus dikaitkan dengan waktu dan
relevantrange dari kegiatan (output) produksi tertentu.
5. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, setiap anggaran biaya
variabel harus disusun menurut pusat tanggung jawab masing-masing.

Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama adalah untuk menunjukkan


bagaimana dan sampai mana biaya dipengaruhi oleh volume output. Dengan
demikian anggaran variabel menjadi rumus atau petunjuk yang
mempedomani bagaiman setiap elemen biaya akan berubah sehubungan
dengan adanya perubahan dalam volume, outputatau tingkat kegiatan
perusahaan. Hubungan tersebut ditunjukkan dalam suatu relevan range, yakni
suat interval batas biaya-biaya tetap dalam jangka panjang bisa berubah.

A. Fungsi Biaya
Fungsi biaya (cost function) adalah suatu hubungan antara biaya
sebagai variabel dependen dan ukuran efektivitas (volume) sebagai
variabel dependen.
Untuk menggambarkan hubungan antara biaya total dengan
volume kegiatan perusahaan, fungsi bisa dinyatakan dalam formula
sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total


Biaya Variabel
Biaya Total = Biaya Total Total + ( × Volume Kegiatan)
unit

Atau
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Biaya Total a = biaya tetap
X = Volume Kegiatan b = biaya vaiabel/unit

5
B. Sifat dan Ciri Biaya
Untuk melakukan pemisahaan antara unsur biaya tetap dan variabel
dalam biaya-biaya yang bersifat semivariabel, perlu dipelajari secara
mendalam sifat dan ciri-ciri masing-masing biaya.
a. Biaya Tetap
Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya-
biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah mengikuti
perubahan tingkat kegiatan atau autput. Beberapa ciri yang
berhubungan dengan pengertian biaya tetap ini adalah :
1. Controllability
Secara umum biaya tetap dapat dikontrol oleh manajemen
perusahaan, artinya secara umum manajemem perusahaan
dapat mengendalikan (sebagian besar) biaya tetap.
Meskipun biaya penyusutan pada umumnya dalam jangka
pendek kita dapat dikendalikan (non controllable), tetapu
untuk jangka panjang ia merupakan biaya yang dapat
dikendalikan (controllable). Sedangkan biaya tetap yang
lain (misalnya gaji) berul-betul merupakan biaya yang
dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan.
2. Hubungan dengan tingkat kegiatan perusahaan
Biaya tetap timbul akibat adanya kapasitas tertentu dalam
perusahaan. Selama suatu perusahaan memiliki kapasitas
tersebut, maka perusahaan tidak dapat menghindari adanya
unsur biaya tetap. Sebagai contoh biaya depresiasi
(penyusutan) akan tetap membebani perusahaan tanpa
memandang berapa bagian dari kapasitas yang menganggur
(tidak digunakan).
3. Relevant range
Relevant range menjadi batas sampai sejauh mana biaya-
biaya betul-betul bersifat tetap. Pada umumnya, biaya-biaya
tersebut akan bersifat tetap pada suatu relevant range

6
tertentu dan akan berubah di luar range tersebut. Hanya
sedikit biaya yang betul-betul bersifat konstan dalam
berbagi tingkat penggunaan kapasitas dari nol sampai
kapasitas penuh.
4. Dasar pengukuran
Biaya tetap pada umumnya diperhitungkan berdasarkan
satuan waktu, umpamanya bulan atau tahun.Kedua satuan
tersebut lebih lazim digunakan.Gaji karyawan misalnya
ditentukan atas dasar bulanan.
5. Konstan dalam total dan berubah dalam rata-rata
Biaya ini secara total tidak berubah untuk suatu periode
waktu tertentu, namun biaya ini bersifat variabel yakni
cenderung menurun seiring meningkatnya jumlah kegiatan
(output), atau meningkat seiring penurunan jumlah
kegiatan.
b. Biaya Variabel
Adalah biaya yang berubah searah dan sebanding dengan
perubahan output atau aktifitas.
Ciri-ciri biaya variabel:
1. Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan
perubahan volume.
2. Biaya perunit relatif konstan meskipun volume berubah
dalam rentang yang relevan.
3. Dapat dibebankan lepada departemen operasi dengan cukup
mudah dan tepat.
4. Dapat dikendalikan oleh seorang kepala departemen
tertentu.

c. Biaya Semi Variabel


Merupakan biaya yang jumlahnya bertambah besar dengan
semakin besarnya tingkat kegiatan di dalam perusahaan, namun

7
pertambahan jumlah biaya ini tidak sebanding dengan
pertambahan tingkat kegiatan yang ada. dapat diartikan bahwa
biaya semi variabel mengandung unsur-unsur biaya yang
bersifat tetap maupun yang bersifat variabel.
Ciri-ciri biaya semi variabel:
1. Meskipun tidak ada aktivitas biaya ini tetap ada.
2. Total biaya semi variabel akan berubah jika aktivitasnya
berubah.
C. Pemilihan Satuan Dasar Kegiatan dan Relevant Range
Dalam biaya overhead pabrik, telah diketahui bahwa biaya yang ada
di dalam perusahaan akan dapat dipisahkan menjadi biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semi variabel. Khusus di dalam pengertian biaya
tetap ini, jumlah biaya yang tetap tersebut bukanlah dalam artian yang
bebas, melainkan akan terikat kepada suatu kisar kapasitas dan waktu
tertentu. Jika kisar kapasitas dan waktu tertentu ini dilampaui, maka
jumlah biaya tetap ini juga akan berubah. Kisar kapasitas maupun kisar
waktu dimana biaya tetap masih berjumlah tetap (belum mengalami
perubahan jumlah) inilah yang disebut sebagai kisar relevan.
Dalam memilih satuan dasar kegiatan untuk perkiraan anggaran
variabel sebaiknya berhubungan dengan tingkat kegiatan atau output
perusahaan. Sebagai contoh untuk biaya listrik pada suatu
perusahaan.Output pada bagian pembangkit tenaga listrik yang
berwujud daya listrik ini digunakan untuk seluruh kegiatan
perusahaan.Satuan kegiatan yang digunakan dalam hal ini adalah
KWH atau kilowatt hours.Oleh karena itu perhitungan anggaran
variabel harus didasarkan pada satuan tersebut.
Departemen yang sering mengalami kesulitan dalam menentukan
penggunaan tingkat output sebagai satuan dasar adalah departemen
atau bagian produksi. Karena di dalam bagian produksi sering
menghasilkan beberapa macam output.Contohnya pada pabrik rokok
yang memproduksi rokok berfilter dan tak berfilter.Tentu saja hasil

8
produksi kedua macam jenis rokok tersebut tidak dapat langsung
dijumlahkan. Oleh karena itu, sebaiknya digunakan satuan dasar
kegiatan yang berhubungan dengan lamanya proses produksi per
satuan output pada bagian tersebut. Misalnya bagian produksi tertentu
menggunakan jam buruh langsung, sedangkan pada bagian lain
menggunakan jam mesin langsung.
Sebelum menetapkan satuan dasar kegiatan yang akan digunakan pada
suatu bagian, beberapa faktor di bawah ini perlu dipertimbangkan:
1. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mencerminkan ukuran
kegiatan secara keseluruhan pada bagian atau departemen yang
bersangkutan.
2. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus dapat mengukur
perubahan-perubahan tingkat output yang dapat mengakibatkan
perubahan-perubahan tingkat biaya.
3. Satuan dasar kegiatan yang dipilih sebisa mungkin hanya dapat
dipengaruhi oleh tingkat output sebagai faktor variable.
4. Satuan dasar kegiatan yang dipilih harus mudah untuk
dipahami, mudah untuk dihitung dan dapat mudah untuk
diaplikasikan dalam proses penganggaran.
5. Satuan dasar kegiatan yang dipilih tidak mendatangkan biaya
tambahan dalam perhitungan dan penggunaannya.
Dalam pemilihan satuan dasar kegiatan hendaknya harus teliti.
Karena apabila ada kesalahan maka akan mengakibatkan kesulitan
dalam menganalisa variabilitas biaya disebabkan hubungan yang tidak
jelas antara perubahan tingkat kegiatan dan tingkat biaya yang terjadi.

9
2.3 Metode Penentuan Perilaku Biaya
Di dalam penyusunan anggaran variabel, pemisahan biaya semi variabel
menjadi biaya tetap dan biaya variabel tersebut perlu dilakukan. Hal ini
disebabkan oleh karena anggaran variabel tersebut akan disusun untuk
berbagai macam tingkat kapasitas yang dapat diselenggarakan di dalam
perusahaan. Untuk kepentingan ini tentunya harus diketahui seberapa
besarnya porsi biaya tetap dan seberapa besar pula porsi biaya variabel
sehingga pernghitungan jumlah biaya untuk masing-masing tingkat kapasitas
akan dapat dibuat dengan mudah.
1. Metode Diagram Pencar
Yang pertama kali harus dilakukan dalam metode diagram pencar adalah
mengumpulkan data dari sejumlah biaya-biaya masa lalu pada berbagai
tingkat kegiatan. Kemudian data tersebut digambarkan dalam grafik dua
sumbu.Sumbu vertikal atau sumbu Y untuk menggambarkan biaya.
Sedangkan sumbu horizontal atau sumbu X untuk menggambarkan
tingkat kegiatan.
Langkah selanjutnya membuat garis lurus sedekat mungkin dengan titik-
titik tersebut. Untuk menentukan besarnya komponen biaya tetap
dilakukan dengan cara memperpanjang garis lurus sampai memotong
sumbu vertikal. Titik potong di sumbu vertikal menunjukkan besarnya
Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/TFC). Untuk biaya variabel total
dihitung dengan cara mengurangi biaya total atau Total Cost dengan biaya
tetap total. Biaya variabel per unit dapat dihitung dengan cara
membagi biaya variabel total dengan tingkat kegiatan dari biaya total
yang telah dipilih.Contoh pengerjaan metode diagram pencar :
Berikut ini data biaya pemeliharaan mesin per bulan tahun 2016

10
Selanjutnya dibuat diagram pencar:

Dalam Diagram Pencar di atas nampak bahwa biaya tetap modal berada
pada titik Rp 220.000,-. Ini terjadi pada titik perpotongan yang terjadi
pada sumbu vertikal atau sumbu Y.Perhitungan VC adalah sebagai
berikut:

11
Biaya Total (bulan Desember) = Rp 700.000,-
Biaya Tetap Total = Rp 220.000,-
Biaya Variabel Total = Rp 480.000,-
Biaya Variabel per unit = Biaya Variabel Total/Volume Kegiatan
Biaya Variabel per unit = Rp 480.000/600 = Rp 800 per unit
Dengan demikian diperoleh fungsi biaya pemeliharaan:
Y = 220.000 + 800 (X)
Setelah fungsi biaya pemeliharaan diketahui, maka besarnya biaya
pemeliharaan dalam bulan tertentu dapat diperkirakan. Misalnya pada
tingkat kegiatan 200 jam mesin, besarnya biaya pemeliharaan adalah:
Y = 220.000+800 (X)
Y = 220.000+800(200)
Y = Rp 380.000,-
2. Metode Titik Tertinggi – Titik Terendah
Dari geometri dasar, kita mengetahui bahwa dua titik diperlukan untuk
menentukan suatu garis. Sekali kita mengetahui dua titik pada suatu garis
maka persamaannya dapat ditentukan. Ingat bahwa F, komponen biaya
tetap adalah perpotongan garis jumlah biaya dan bahwa V, biaya variabel
per unit adalah kemiringan garis. Dengan dua titik tersebut kemiringan
dan perpotongan dapat ditentukan.
Metode tinggi-rendah sebelumnya memilih dua titik yang akan digunakan
untuk menghitung parameter F dan V. secara spesifik metode
menggunakan titik tinggi dan rendah.Titik tinggi didefinisikan sebagai
titik yang mempunyai tingkat kegiatan tertinggi. Titik rendah
didefinisikan sebagai titik yang mempunyai tingkat kegiatan terendah.

12
Misalkan ( X1 , Y1 ) adalah titik pertama, sebut saja titik rendah dan (X2 ,
Y2 ) titik kedua sebagai titik tertinggi. Persamaan untuk
menentukankemiringan dan perpotongan secara berturut-turut:

V = Perubahan pada biaya/Perubahan pada kegiatan


= (Y2-Y1 ) / (X2-X1 )
Dan
F = Jumlah biaya gabungan - Biaya Variabel
= Y2 -V.(X2)
Atau
F = Y1 - V.(X1)

Perhatikan bahwa komponen biaya tetap dihitung menggunakan jumlah


biaya pada titik (X2,Y2) atau (X1,Y1)
Contoh :

Berikut ini data biaya penanganan dan jumlah perpindahan bahan baku
Perusahaan Lasiong selama sepuluh bulan terakhir.

13
Untuk perusahaan Lasiong, nilai tinggi adalah biaya penanganan bahan
baku $7500 jika 500 perpindahan dilakukan, atau (500, $7500). Titik
rendah adalah biaya penanganan bahan baku sebesar $2000 jika 100
perpindahan dilakukan, atau (100, $2000). Sekali nilai tinggi dan rendah
didefinisikan, nilai F dan V dapat dihitung.
V = ( Y2-Y1) / (X2-X1 )
= (7500-2000)/(500-100)
= 5500/400
= $ 13,75
F = Y2 -V(X2)
=7500 - 13,75 X (500)
= $ 625
Formula biaya menggunakan metode tinggi rendah adalah
Y = $625 + $ 13,75X
Metode tinggi-rendah mempunyai keunggulan berupa objektivitas. Yaitu,
dua orang manapun yang menggunakan metode tinggi-rendah pada suatu
kumpulan data tertentu akan mendapatkan jawaban yang sama. Selain itu,
metode tinggi-rendah memungkinkan manajer mendapatkan hubungan
biaya dengan cepat hanya dengan menggunakan dua titik data. Misalnya,
seorang manajer mungkin hanya mempunyai data dua bulan. Kadang-
kadang data ini cukup untuk mendapatkan perkiraan kasar dari hubungan
biaya.
Namun metode tinggi rendah tidak sebaik metode yang lain. Karena
metode ini juga memiliki beberapa kelemahan.
 Titik tinggi dan rendah sering sebagai apa yang disebut di luar garis.
Mereka mungkin meewakili hubungan biaya kegiatan yang tidak
khas. Jika demikian, formula biaya yang dihitung menggunakan dua
titik ini tidak mewakili apa yang biasanya terjadi.
 Jika titik-titik ini bukan di luar garis, pasangan titik-titik lainnya jelas
lebih mewakili.

14
3. Analsis Regresi Linear
Metode analisi linier memisahkan biaya semivariabel/campuran dengan
menggunakan model matematika yang biasanya diterapkan dalam bidang
statistika. Fungsi biaya semivariabel digambarkan sebagai formula
berikut: Y = a + bX

Y dan X adalah variabel-variabel yang telah diketahui dari pengmatan


data masa lalu. Variabel-variabel yang harus dicari adalah a yang
menunjukkan biaya tetap total dan b yang menunjukkan biaya variabel
per unit. Variabel a dan b dihitung dengan formula sebagai berikut :
𝑛 (∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∙ ∑ 𝑌)
𝑏=
𝑛 ∙ ∑ 𝑋 2 (∑ 𝑋)2

(∑ 𝑌 − 𝑏 ∙ ∑ 𝑋)
𝑎=
𝑛
Huruf n kecil adalah jumlah pengamatan, yang dalam contoh adalah 12,
yakni 12 kali pengamatan bulanan mulai dari Januari sanpai Desember.
Rumus untuk mencari a dan b meskipun nampak rumit, namun
sebenarnya sangat mudah penerapannya, sebagai berikut :

15
16
2.4 Contoh Kasus
PT. KARS sedang menyusun laporan laba rugi dan anggaran variabel untuk
bulan Desember 20XX. Berikut ini adalah data yang tersedia dari PT. KARS:
 Untuk membuat 1 unit produk diperlukan 2kg bahan mentah senilai
Rp 500/kg
 Setiap unit produk dikerjakan oleh tenaga kerja langsung selama 4
JKL (DLH) dengan tariff @Rp 150 per JKL
 BOP bulanan dalam range 60.000 sampai dengan 80.000, adalah

Jenis Biaya Range 60.000 Range 80.000


unit unit
Bahan Pembantu Rp. 3.000.000,- Rp. 4.000.000,-
Listrik Rp. 6.000.000,- Rp. 7.500.000,-
Depresiasi Rp. 4.000.000,- Rp. 4.000.000,-
Gaji Rp. 6.200.000,- Rp. 6.200.000,-
Asuransi Rp. 2.800.000,- Rp. 3.300.000,-

sebagai berikut:
a. Biaya pemasaran bulan November 20XX sebesar Rp
25.000.000,- dan pada bulan Desember diprediksi naik
sebesar 20% nya.
b. Biaya Administarsi dan Umum pada bulan Desember
diperkirakan manajemen perusahaan sebesar Rp
25.000.000
c. Untuk kegiatan operasional, manajemen perusahaan
meminjam uang dari bank dengan bunga sebesar Rp
2.500.000,- setiap bulan dalam jumlah tetap
d. Perusahaan ini termasuk badan usaha yang dikenai pajak
penghasilan dengan rate 20%

17
Dari data di atas, susun dan hitung lah:

1. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk


Matematis
2. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Formula
3. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk tabel
pada tingkat kapasitas 65.000 unit dan 75.000 unit
4. Anggaran variabel untuk periode Desember 20XX dalam bentuk Grafik
5. HP produksi per unit jika rencana produksi bulan Desember 20XX
sebanyak 65.000 unit
6. Proyeksi laporan Laba/Rugi bulan Desember 20XX, jika produk yang laku
terjual sebanyak 65.000 unit dengan harga jual per unit Rp 3.400

Jawab
Langkah 1.
Membuat fungsi matematis untuk item biaya non BOP dengan format
Matematis sebagai berikut:

Y=a+bX
dimana Y adalah jumlah biaya dan X adalah volume kegiatan

Jenis Biaya
Bahan Baku = VC/unit = SUR (2kg) @Rp 500,-/Kg = Rp 1.000,-
TKL = VC/unit = SUR (4 JKL) @Rp 150,-/JKL = Rp 600,
BOP = VC/unit = Rp 150,- dan Fc = Rp 13.000.000,-
Pemasaran = FC = 120% x Rp 25.000.000,- = Rp 30.000.000,-
Adm & Umum= FC = Rp 25.000.000,-
Operasi = FC = Rp 25.000.000,-
Total biaya = VC/unit = Rp 1.750,- FC = Rp 93.000.000

18
Dengan melihat perilaku dan karakteristik tiap-tiap item biaya maka bisa
dibuat persamaan matematisnya. Persamaan Matematis yang dibentuk adalah
sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 X


Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP Y3 = 13.000.000 + 150 X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X

Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X

Selanjutnya dapat dihitung Total Biaya yang dianggarkan untuk seluruh item
biaya pada Range X= 65.000 dan pada X = 75.000

Langkah 2.
Memisahkan komponen Biaya tetap dan biaya variabel pada BOP misalnya
dengan metode titik tertinggi terendah:

a. Biaya Bahan Penolong


Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 1.000.000,- / 20.000 unit = Rp 50/unit


Komponen Biaya Tetap

19
FC per bulan:

Persamaan ;
Y Biaya Bahan Penolong = 0 + 50X

b. Biaya Listrik
Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 1.500.000,-/20.000 unit = Rp 75/unit

1.500.000

Komponen Biaya tetap


FC per bulan :
Persamaan :
Y Biaya Litrik = 1.500.000 + 75X

20
c. Biaya Depresiasi
Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 0,-/20.000 unit = Rp 0/unit


Komponen Biaya Tetap
FC per bulan :

Persamaan
Y Biaya Depresiasi = 4.000.000 + 0X
d. Biaya Gaji
Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 0,- / 20.000 unit = Rp 0/unit


Komponen Biaya Tetap

21
FC per bulan :
Persamaan :
Y Biaya Gaji : 6.200.000 + 0
e. Biaya Asuransi
Komponen Biaya Variabel

VC/unit = Rp 500.000,-/20.000 unit = Rp 25/unit


Komponen Biaya Tetap

Rp. 2.800.000,-

FC per bulan :
Persamaan :
Y Biaya Asuransi = 1.300.000 + 25 X
Dengan demikian secara ringkas persamaan matematis yang dibentuk
untuk anggaranvariabel BOP adalah sbb
Biaya Bahan Penolong Y1 = 0 + 50 X
Biaya Listrik Y2 = 1.500.000 + 75 X
Biaya Depresiasi Y3 = 4.000.000 + 0 X
Biaya Gaji Y4 = 6.200.000 + 0 X
Biaya Asuransi Y5 = 1.300.000 + 25 X +
Total BOP Y = 13.000.000 + 150 X

22
Dari perhitungan di atas, selanjutnya jawaban dari semua pertanyaan dari
kasus adalah sbb:
1. Anggaran Variabel Bentuk Matematis
Biaya Bahan Baku Y1 = 0 + 1000 X
Biaya TKL Y2 = 0 + 600 X
BOP
Biaya Bahan Penolong Ya = 0 + 50X
Biaya Listrik Yb = 1.500.000 + 75X
Biaya Depresiasi Yc = 4.000.000 + 0X
Biaya Gaji Yd = 6.200.000 + 0X
Biaya Asuransi Ye = 1.300.000 + 25X +
Total BOP Y3 = 13.000.000 + 150X
Pemasaran Y4 = 30.000.000 + 0 X
Admn dan Umum Y5 = 25.000.000 + 0 X
Operasi Y6 = 25.000.000 + 0 X
Total Biaya Yt = 93.000.000 + 950 X

2. Anggaran Variabel Bentuk Formula

23
3. Anggaran Variabel Bentuk Tabel

4. Anggaran Variabel Bentuk Grafik

24
5. Harga Pokok Per Unit pada tingkat produksi 65.000 unit

6. Laporan Laba Rugi pada tingkat produksi 65.000 unit

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku biaya (cost behavior) merupakan studi tentang hubungan biaya
dengan volume kegiatan. Volume kegiatan dapat berupa produksi barang
pada perusahaan manufaktur, jumlah jam terbang pada perusahaan
penerbangan, dan lainnya. Konsep perilaku biaya ini merupakan prinsip dasar
dalam anggaran variable, yang artinya bahwa semua biaya terjadi karena
waktu, kegiatan (output) produksi, atau bahkan kombinasi antara waktu dan
kegiatan dikenal sebagai konsep variabilitas biaya.Biaya dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yakni (1) Biaya tetap, (2) Biaya variable, (3)
Biaya semivriabe.
Tujuan pendekatan anggaran variable yang utama adalah untuk
menunjukkan bagaimana dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh
volume output. Untuk melakukan pemisahan antara unsur biaya variable dan
unsur biaya tetap pada biaya semi variable, terdapat tiga metode atau teknik
yang dapat digunakan, antara lain, (1) Metode Diagram Pencar, (2) Metode
Titik Tertinggi – Titik Terendah dan (3) Analisis Regresi Linear.

26

Anda mungkin juga menyukai