Anda di halaman 1dari 30

ANGGARAN TENAGA KERJA

LANGSUNG & BIAYA OHP


PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA
LANGSUNG
Anggaran biaya tenaga kerja langsung meliputi taksiran keperluan tenaga kerja dalam
memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produksi .

Anggaran biaya tenaga kerja langsung merupakan salah satu unsur dari harga pokok produk.

Harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk.

Anggaran biaya tenaga kerja langsung diperlukan dalam menentukan harga pokok produk perunit.

Harga pokok produk perunit diperlukan sebagai dasar dalam menentukan harga jual.

Dengan demikian anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat digunakan dalam memperkirakan
keperluan kas untuk biaya tenaga kerja langsung.

Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung , diperlukan biaya tenaga kerja langsung
standar perunit
BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG STANDAR PERUNIT PRODUK

Biaya tenaga kerja langsung standar perunit produk (BTKLSP)terdiri dari :


Jam standar tenaga kerja langsung (JSTKL) = 0,1 jam
Tarif upah standar tenaga kerja langsung (TUSt) = Rp 500
BTKLSP = JSTKL x TUSt
= 0,1 jam x Rp 500
= Rp 50

JAM KERJA STANDAR TENAGA KERJA LANGSUNG TERPAKAI ( JKSt)

JKSt = P( unit ekuivalen produk) x JSTKL


Misalnya anggaran produk jadi dari Perusahaan Kecap Asli thn 2014

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I. 22 botol 13 botol 9 botol 44 botol
II. 23 botol 13 botol 10 botol 46 botol
III. 24 botol 14 botol 9 botol 47 botol
IV. 26 botol 14 botol 10 botol 50 botol
Setahun 95 botol 54 botol 38 botol 187 botol
Perusahaan Kecap Asli
Jam Kerja standar Tenaga Kerja Langsung Terpakai
Tiap Triwulan pada Tahun 2014

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I. 2,2 jam 1,3 jam 0,9 jam 4,4 jam
II. 2,3 jam 1,3 jam 1,0 jam 4,6 jam
III. 2,4 jam 1,4 jam 0,9 jam 4,7 jam
IV. 2,6 jam 1,4 jam 1,0 jam 5,0 jam
Setahun 9,5 jam 5,4 jam 3,8 jam 18,7 jam
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG (BTKL)

Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP

2,2 x Rp 500 = Rp 1.100 atau 22 botol x Rp 50 = Rp 1.100

Anggaran biaya tenaga kerja langsung setahun untuk

Kecap sedang = 9,5 jam x Rp 500 = Rp 4.750


Kecap manis = 5,4 jam x Rp 500 = Rp 2.700
Kecap asin = 3,8 jam x Rp 500 = Rp 1.900
Total = Rp 9.350
Perusahaan kecap Asin
Anggaran Biaya Tenaga Kerja langsung
Tiap Triwulan pada Tahun 2014

Triwulan Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Total


I. Rp 1.100 Rp 650 Rp 450 Rp 2.200
II. Rp 1.150 Rp 650 Rp 500 Rp 2.300
III. Rp 1.200 Rp 700 Rp 450 Rp 2.350
IV. Rp 1.300 Rp 700 Rp 500 Rp 2.500
Setahun Rp 4.750 Rp 2.700 Rp 1.900 Rp 9.350
JKSt dan BTKL di atas tidak terdapat persediaan produk dalam proses, Kalau terdapat misalnya
untuk triwulan I kecap sedang terdapat persediaan awal PDP 10 botol dengan tingkat
penyelesaian BTKL 30 %

Dan persediaan akhir BDP 8 botol dengan tingkat penyelesaian BTKL 50 %, maka ada unit
Equivalen produk. Jadi anggara biaya tenaga kerja langsung untuk kecap sedang pada triwulan I
Adalah

Produk jadi (kecap sedang) = 22 botol


Persediaan produk dalam proses akhir 8 botol x 50 % = 4 botol +
26 botol

Persediaan produk dalam proses awal 10 botol x 30 % 3 botol -

Unit equivalen produk kecap 23 botol


ANGGARAN BIAYA OHP
Biaya BOP adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Langsung.

BOP terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel

BOP variabel penuh : bahan pembantu dan acsesoris pabrik


BOP tetap penuh : biaya depresiasi pabrik
Biaya semi variabel : biaya tenaga kerja tdk langsung, biaya pemeliharaan pabrik,
biaya listrik pabrik, biaya asuransi pabrik, dll by pabrik
Misal;
Perusahaan kecap asli thn 2014 menyusun anggaran BOP, dengan kapasitas normal
setahun 200 botol dengan waktu 20 jam kerja langsung .

Atas dasar Unit produk dan atas dasar jam kerja langsung, dapat dibuat anggaran BOP sbb:
Perusahaan kecap Asli
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(dalam rupiah)

Biaya Overhead Total BOP BOP BOP Variabel Bop Tetap


Pabrik BOP Tetap Variabel Perunit Perjam Perunit Perjam
Bahan pembantu 4.000 - 4.000 20 200 - -
Acsesoris pabrik 1.000 - 1.000 5 50 - -
T. k tidak langsung 7.000 1.000 6.000 30 300 5 50
Pemeliharaan pabrik 1.000 200 800 4 40 1 10
Listrik pabrik 3.000 2.000 1.000 5 50 10 100
Penyusutan pabrik 2.000 2.000 - - - 10 100
Asuransi pabrik 1.000 600 400 2 20 3 30
Lain-lain pabrik 1.000 600 400 2 20 3 30

20.000 6.400 13.600 68 680 32 320


Rp 68
BOP variabel standar perbotol = ------------- = 0,1 jam
Rp 680

Rp 32
BOP Tetap perbotol kecap = ---------- = 0,1 jam
Rp 320

Sehingga biaya BOP standar perbotol kecap

BOP Variabel 0,1 jam x Rp 680 = Rp 68


BOP Tetap 0,1 jam x Rp 320 = Rp 32
BOP per botol Rp 100
Perusahaan Kecap Asli
harga pokok Standar Per Botol Kecap Sedang
Tahun Berakhir 31 Desember 2014

Unsur Harga Pokok Produk Harga Pokok Penuh Harga Pokok Variabel
BBB Kedelai 2 ons @ Rp 100 Rp 200 Rp 200
Gula merah 2 ons @ Rp 60 120 + 120 +
320 320
BTKL 0,1 jam @ Rp 500 50 50
BOP Variabel 0,1 jam @ Rp 680 68 68
BOP Tetap 0,1 jam @ Rp 320 32 --

Harga pokok standar per botol kecap sedang Rp 470 Rp 438


Sehingga harga jual kecap sedang dapat ditentukan sbb :
Misalnya perusahaan menentukan margin kontribusi perbotol kecap Rp 262
Maka harga jual Rp 262 + Rp 438 = Rp 700
Margin kontribusi yang diharapkan Rp 262 : Rp 700 = 37 %
Kenaikan dari harga pokok variabel Rp 262 : Rp 438 = 59,82 %
PENYUSUNAN ANGGARAN BEBAN
USAHA
Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang
tidak terjadi di pabrik.
Selain harga pokok penjualan (cost of sales)
Beban usaha terdiri dari Beban penjualan dan Beban administrasi dan umum
Beban penjualan ; beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan
Beban penjualan variabel : beban komisi penjualan, dan
beban pernik penjualan
beban penjualan variabel dipengaruhi oleh kegiatan
penjualan

Beban penjualan tetap ; beban depresiasi alat penjualan, beban penghapusan


piutang, beban gaji tetap pegawai bagian penjualan, dll
Beban penjualan semi variabel : beban promosi penjualan dll
Beban administrasi dan umum : adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian personalia,
bagian keuangan , dan bagian umum
Contoh gaji pimpinan dan staf, beban depresiasi peralatan kantor, beban pernik kantor, beban
pemeliharaan kantor, dan beban umum lainnya. Semuanya bersifat tetap

Contoh perusahaan kecap asli :


1. Mempunyai aset tetap : bagian penjualan Rp 100.000, bagian umum Rp 50.000,
yang disusut 12 % pertahun atau 3 % per triwulan dgn metode garis lurus
2. Penjualan direncanakan Triwulan I : Rp 24.400, II : Rp 25.500, III : 26.750, IV : Rp 26.950
3. Komisi penjualan 5 % dari penjualan dan penghapusan piutang ditaksir 2 % dari
penjualan
4. Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan masing masing Rp 1.000 dan Rp 700
tiap triwulan
5. Pernik (supplies) penjualan ditaksir Triwulan I : Rp 200, II : Rp 210, III : Rp 250, IV : 250
6. Beban turun harga triwulan I dan II masing masing 1 % dari penjualan, dan triwulan III
dan IV masing masing 2 % dari penjualan
7. Beban penjualan lainnya triwulan I dan II masing masing Rp 150 , triwulan III dan IV
masing masing Rp 200
8. Beban administrasi ditaksir tiap triwulan yang terdiri dari gaji pimpinan dan staf kantor
Rp 300, asuransi alat kantor Rp 100, pernik kantor Rp 50, pemeliharaan kantor Rp 125
dan lainnya Rp 75
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Beban Usaha
Tiap Triwulan pada Tahun 2014
(dalam ribuan RP)
Beban usaha I II III IV Setahun
1. Beban penjualan
Komisi penjualan 1.220 1.275 1.338 1.338 5.171
Penghapusan piutang 448 510 535 539 2.072
Gaji penjualan 1.000 1.000 1.000 1.000 4.000
Pemeliharaan alat 700 700 700 700 2.800
Depresiasi alat 3.000 3.000 3.000 3.000 12.000
Turun harga 244 255 535 539 1.573
Pernik penjualan 200 210 250 250 910
Lainnya 150 150 200 200 700
Jumlah 7.002 7.100 7.558 7.566 29.226
2. Beban administrasi
Gaji pimpinan/Staf 300 300 300 300 1.200
Depresiasi alat 1.500 1.500 1.500 1.500 6.000
Asuransi alat 100 100 100 100 400
Pernik kantor 50 50 50 50 200
Pemeliharaan alat 125 125 125 125 500
Lainnya 75 75 75 75 300
jumlah 2.150 2.150 2.150 2.150 8.600
3. Beban usaha 9.152 9.250 9.708 9.716 37.826
Latihan soal :
Berikut data produksi dan jam standar tenaga kerja langsung PT. Banjar Selatan tahun
2010 dalam unit

Keterangan Produk A Produk B Produk C Jumlah


Penjualan 15.000 10.000 25.000 50.000
Persediaan awal 3.000 5.000 7.000 15.000
Produk siap dijual 18.000 15.000 32.000 65.000
Persediaan awal 3.000 4.000 7.000 14.000
Produk jadi 15.000 11.000 25.000 51.000

Jenis Produk Departemen 1 Departemen 2 Departemen 3


Produk A 2 jam kerja 1 jam kerja 4 jam kerja
Produk B 2 jam kerja 1 jam kerja 2 jam kerja
Produk C 1 jam kerja 2 jam kerja 3 jam kerja
Tarif upah standar tenaga kerja langsung perjam :

Departemen 1 = Rp 600
Departemen 2 = Rp 200
Departemen 3 = Rp 500

Berdasarkan data di atas buatlah anggaran biaya tenaga kerja langsung


Anggaran penjualan PT. X thn 2016 sbb :
Januari 5.000 kg @ Rp 1.000 = Rp 5.000.000
Februari 5.500 kg @ Rp 1.000 = Rp 5.500.000
Maret 6.000 kg @ Rp 1.000 = Rp 6.000.000
Komisi penjualan 10 % dari penjualan bulan bersangkutan, angkutan
penjualan 5 % dari penjualan bulan bersangkutan, administrasi penjualan
Rp 100.000, administrasi dan umum Rp 200.000, depresiasi alat penjualan
Rp 20.000, depresiasi alat kantor Rp 30.000.

Berdasarkan data tersebut susun anggaran beban penjualan dan anggaran


beban usaha
PENYUSUNAN ANGGARAN LABA RUGI

Data yang dimiliki oleh perusahaan kecap asli adalah sbb :


1. Persediaan awal produk dalam proses 10 botol, dengan tingkat penyelesaian BBB
80 %, BTKL 30 %, dan BOP 40 %.
2. Anggaran persediaan akhir produk dalam proses sebanyak 18 botol, dengan
tingkat penyelesaian BBB 100 %, BTKL 50 %, dan BOP 50 %
3. Dianggarakan produk terjual tahun ini 148 botol, dengan harga jual perbotol RP
700 = RP 103.600
4. Persediaan awal produk jadi 15 botol
5. Anggaran produk jadi periode ini 182 botol
6. Beban usaha standar dianggarkan setahun Rp 37.826 yang terdiri dari dari beban
usaha tetap Rp 28.100 dan beban usaha variabel Rp 9.726

Berdasarkan data tersebut dapat disusun angggaran laba rugi dengan beberapa
Langkah :
Langkah 1 menghitung persediaan produk jadi akhir sebagai berikut ;

Penjualan 148 botol


Persediaan akhir produk jadi ? + 49 botol
Produk siap dijual 197 botol
Persediaan produk jadi awal 15 botol -
Produk jadi 182 botol
Persediaan akhir PDP 18 botol +
Produk dihasilkan/diproses 200 botol
Persediaan awal PDP 10 botol –
Produk masuk produksi periode ini 190 botol

Langkah 2 menghitung unit equivalen ;

Produk jadi + PDP akhir – Equivalen PDP awal

BBB = 182 + (18 x 100 %) - (10 x 80 %) = 192 botol


BTKL = 182 + (18 x 50 %) - ( 10 x 30 %) = 188 botol
BOP = 182 + (18 x 50 %) - ( 10 x 40 % ) = 187 botol
Langkah 3 menghitung biaya pabrik variabel

BBB = 192 botol x Rp 320 = Rp 61.440


BTKL = 188 botol x Rp 50 = Rp 9.400
BOPV = 187 botol x Rp 68 = Rp 12.716
Biaya pabrik variabel = Rp 83.556

Langkah 4 menghitung persediaan dengan metode harga pokok penuh (PP) dan harga
pokok variabel (PV) :
Persediaan awal produk jadi :
PP = 15 botol x Rp 470 = Rp 7.050
PV = 15 botol x Rp 438 = Rp 6.570
Persediaan akhir produk jadi :
PP = 49 botol x Rp 470 = Rp 23.030
PV = 49 botol x Rp 438 = Rp 21.462
Persediaan awal produk dalam proses

PP PV
BBB = 10 x 80 % x Rp 320 = Rp 2.560 Rp 2.560
BTKL = 10 x 30 % x Rp 50 = Rp 150 Rp 150
BOPV = 10 x 40 % x Rp 68 = Rp 272 Rp 272
BOPT = 10 x 40 % x Rp 32 = Rp 128 Rp --
Rp 3.110 Rp 2.982
Persediaan akhir produk dalam proses

PP PV
BBB = 18 x 100 % x Rp 320 = Rp 5.760 Rp 5.760
BTKL = 18 x 50 % x Rp 50 = Rp 450 Rp 450
BOPV = 18 x 50 % x Rp 68 = Rp 612 Rp 612
BOPT = 18 x 50 % x Rp 32 = Rp 288 Rp --
Rp 7.110 Rp 6.822
Langkah 5 menyusun anggaran laba rugi
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran laba Rugi
Periode 31 Desember 2014

Keterangan Harga pokok


Penuh Variabel
Penjualan Rp 103.600 Rp 103.600
Biaya pabrik variabel 83.556 83.556
BOP pabrik tetap 6.400 -
Biaya pabrik 89.956 -
Persediaan awal produk dalam proses 3.110 2.982
Biaya produksi 93.066 86.538
Persediaan akhir produk dalam proses 7.110 6.822
Harga pokok produk jadi 85.956 79.716
Persediaan awal produk jadi 7.050 6.570
Produk siap jual 93.006 86.286
Persediaan akhir produk jadi 23.030 21.462
Harga pokok produk terjual 69.976 64.824
Laba kotor/margin kontribusi kotor 33.624 38.776
Beban usaha variabel 9.726 9.726
Margin kontribusi bersih - 29.050
Beban usaha tetap 28.100 28.100
Selisi rugi sebesar Rp 1.248 dari Rp 4.202 – Rp 5.450 adalah disebabkan oleh selisih
persediaan antara metode harga pokok penuh dan harga pokok variabel.

Anggaran laba rugi variabel dapat pula dibuat dalam bentuk pendek sbb :
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Laba Rugi
Periode 31 Desember 2014

Penjualan 148 botol @ Rp 700 = Rp 103.600


Biaya variabel 148 x ? = Rp ?
Margin kontribusi = Rp 29.050
Biaya tetap = Rp 34.500
Rugi = Rp 5.450
Anggaran laba rugi dapat dilengkapi dengan anggran biaya produksi dalam metode
harga pokok penuh dan harga pokok variabel.

Perusahaan Kecap Asli


Anggaran Biaya Produksi
Periode 31 Agustus 2014
I. Data Produksi
Persediaan awal produk dalam proses 10 botol
Produk masuk produksi periode ini 190 botol
Produk diproses 200 botol
Produk jadi 182 botol
Persediaan akhir produk dalam proses 18 botol
Produk dihasilkan 200 botol
II. Biaya produksi dibebankan

Biaya Unit Equivalen/ Biaya Pabrik Harga pokok produk


kapasitas normal per botol
PP PV PP PV
BBB 192 botol Rp 61.440 Rp 61.440 Rp 320 Rp 320
BTKL 188 botol Rp 9.400 Rp 9.400 Rp 50 50
BOPV 187 botol Rp 12.716 Rp 12.716 Rp 68 Rp 68
BOPT 200 botol Rp 6.400 - Rp 32 -
Jumlah biaya pabrik Rp 89.956 Rp 83.556 Rp 470 Rp 438
Pers awal produk dlm proses Rp 3.110 Rp 2.982
Biaya produksi Rp 93.066 Rp 86.538
III. Biaya produksi diperhitungkan

PP PV
Persediaan awal produk dalam proses 10 botol Rp 3.110 Rp 2.982
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal Rp 1.590 Rp 1.398
Harga pokok produk jadi 10 botol Rp 4.700 Rp 4.380
Harga pokok produk jadi 172 botol Rp 81.256 Rp 75.336
Harga pokok produk jadi 182 botol Rp 85.956 Rp 79.716
Persediaan akhir produk dalam proses Rp 7.110 Rp 6.822
Biaya produksi Rp 93.066 Rp 86.538
PP PV

BBB 20 % x 10 botol x Rp 320 Rp 640 Rp 640


BTKL 70 % x 10 botol x Rp 50 Rp 350 Rp 350
BOPV 60 % x 10 botol x Rp 68 RP 408 Rp 408
BOPT 60 % x 10 botol x Rp 32 Rp 192 -
Rp 1.590 Rp 1.398
Kapasitas normal = 200 botol
Unit ekuivalen persediaan produk dalam proses =
Akhir = 18 botol x 50 % = 9 botol
Awal = 10 botol x 40 % = 4 botol
= 5 botol
= 195 botol
Persediaan awal produk dalam proses = 10 botol
= 185 botol
Tarif biaya overhead tetap (BPOT) = Rp 32 x
Rp 5.920
Harga pokok produk jadi metode VC =172 btl x Rp 438 = Rp 75.336
Harga pokok produk jadi metode FC = 172 btl = Rp 81.256

Anda mungkin juga menyukai