ANGGARAN BEBAN USAHA NAMA: AMIN MUHAMMAD ANNISA PUTRI MARSELA S E D A R PA N J I G U M I L A N G Biaya Konversi adalah biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk, terdiri dari: Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung
mengolah produk. Di beri kompensasi berupa upah (BTKL) Adapun Tenaga Kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang ikut membantu menyelesaikan produk. (BTKTL) (BOP) PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG • Anggaran BTKL meliputi taksiran keperluan tenaga kerja yang diperlukan untuk memproduksi jenis dan kuantitas produk yang direncanakan dalam anggaran produk. 1. Menetapkan biaya TKL standar per unit produk (BTKLSP) = Jam Standar TKL (JSTKL) x Tarif upah standar TKL (TUSt)
JSTKL adalah taksiran sejumlah jam TKL yang diperlukan untuk
memproduksi satu unit produk tertentu. TUSt adalah taksiran tarif upah per jam TKL. • Contoh: dalam membuat satu botol kecap diperlukan waktu 0,1 jam. dan tarif upah standar TKL (TUSt) ditentukan per jam Rp. 500 • Biaya TKL standar per unit produk (BTKLSP) ? • Jawab: BTKLSP = 0,1 jam x Rp 500 = Rp 50 per botol kecap. 2. Menyusun Jam TKL Terpakai (JKSt) Untuk menyusun JKSt diperlukan data anggaran produk dan JSTKL. Contoh: Anggaran produk Triwulan Kecap Kecap Kecap Total Sedang Manis Asin I 22 Botol 13 9 44 II 23 13 10 46 III 25 14 9 47 IV 26 14 10 50 Setahun 95 54 38 187
Dengan JSTKL 0,1 jam per botol kecap
JKSt = P x JSTKL Maka, Triwulan Kecap Kecap Kecap Total Sedang Manis Asin I 2,2 Jam 1,3 0,9 4,4 II 2,3 1,3 1,0 4,6 III 2,4 1,4 0,9 4,7 IV 2,6 1,4 1,0 5,0 Setahun 9,5 5,4 3,8 18,7
JKSt = 22 botol x 0,1 Jam
= 2,2 Jam 3. Menyusun Anggaran BTKL Anggaran BTKL = JKSt x TUSt atau P x BTKLSP
Anggaran BTKL = 2,2 jam x Rp 500
= Rp 1.100
Atau
Anggaran BTKL = 22 botol x Rp 50
= Rp 1.100 ANGGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Triwulan Kecap Kecap Kecap Total
Sedang Manis Asin I 1100 650 450 2200 II 1150 650 500 2300 III 1200 700 450 2350 IV 1300 700 500 2500 Setahun 4750 2700 1900 9350 PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK • Biaya overhead pabrik adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dalam biaya overhrad pabrik terdapat biaya variabel dan biaya tetap. • Biaya overhead pabrik adalah biaya yang di pengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan produksi sedangkan biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume kegiatan produksi Ilustrasi Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik Misalnya perusahaan kecap asli pada tahun 2016 menyusun anggaran biaya overhead pabrik pada kapasitas produksi normal setahun 200 botol dengan waktu 20 jam kerja langsung. Adapun yang merupakan BOP tetap penuh hanya biaya depresiasi pabrik. Sedangkan yang merupakan biaya semi variabel, artinya dalam biaya tersebut terdapat biaya variabel tetapi terdapat juga biaya tetap seperti biaya tenaga kerja tak langsung, pemeliharaan pabrik, lisrik pabrik asuransi pabrik dan biaya lain-lain pabrik PENYUSUN ANGGARAN BEBAN USAHA • Beban usaha (operating expenses) adalah beban kegiatan pokok perusahaan yang tidak terjadi dipabrik, selain harga pokok jualan (cost of sales). Beban usaha terdiri dari: beban penjualan, beban administrasi dan umum. • Beban penjualan adalah beban yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama. Beban penjualan variabel contohnya beban komisi penjualan, beban penghapusan piutang, dan beban pernik penjualan. • Beban administrasi dan umum adalah beban yang umumnya terjadi pada bagian personalita, bagian keuangan, dan bagian umum, seperti: beban gaji pemimpin dan staf, beban depresiasi peralatan kantor, beban pernik kantor, beban pemeliharaan kantor, dan beban umum lainnya. Beban administrasi dan umumnya besifat tetap. Ilustrasi Penyusun Anggaran Beban Usaha • Sebagai ilustrasi misalkan Perusahaan Kecap Asli akan menyusun anggaran beban usaha selama tahun 2016 dengan data sebagai berikut: a. Mempunyai aset tetap yang terdiri atas: bagian penjualan senilai Rp 100.000 dan bagian umum senilai Rp 50.000. Aset tetap disusut dengan metode garis lurus 12% setahun atau 3% tiap triwulan. b. Jualan direncanakan triwulan: I RP 24.4000 , ii Rp 25.500, III Rp 26.750, dan IV Rp 26.950. c. Komisi penjualan 5% dari penjualan dan penghapusan piutang ditaksir 2% dari jualan. d. Gaji penjualan dan pemeliharaan alat penjualan tiap triwulan masing- masing Rp 1.000 dan Rp 700 e. Pernik (supplies) penjualan ditaksir triwulan: I Rp 200, II Rp 210, III Rp 250, dan IV Rp 250. f. Beban turun harga triwulan I dan II masing-masing 1% dari jualan, triwulan III dan IV masing-masing 2% dari jualan . g. Beban pejualan lainnya pada triwulan I dan II masing-masing Rp 150, triwulan III dan IV masing-masing Rp 200. h. Beban admistrasi ditaksir tiap triwulan diri atas: gaji pemimpin dan staf kantor Rp 300, asuransi alat kantor Rp 100, pernik kantor Rp 50, pemeliharaan kantor Rp 125, dan lainnya Rp 75 MENYUSUN ANGGARAN LABA RUGI Sebagai ilustrasi penyusunan anggaran laba rugi digunakan data dari perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 sebagai berikut: • Sediaan produk dalam proses (PDP) awal 10 botol dengan tingat penyelesaian BBB 80%, BTKL 30%, dan BOP 40% • Anggaran sediaan produk dalam proses (PDP) akhir sebanyak 18 botol dengan tingkat penyelesaian BBB 100%, BTKL 50%, dan BOP 50% • Produk terjual dianggarkan tahun ini 148 botol dengan harga jual per botol Rp 700 = Rp 103.600. Sediaan produk jadi awal 15 botol • Anggaran produk jadi periode ini 182 botol • Harga pokok standar produk kecap per botol seperti terdapat pada Tabel 9-4 • Beban usaha dianggarkan setahun Rp 36.826 terdiri atas beban usaha tetap Rp 28.100 dan beban usaha variabel Rp 9.726 Langkah Pertama, Menghitung Sediaan Produk Jadi Akhir Sebagai Berikut Jualan 148 botol Sediaan produk jadi akhir 0 botol (+) Produk siap dijual 197 botol Sediaan produk jadi awal 15 botol (-) Produk jadi 182 botol Sediaan produk dalam proses (PDP) 18 botol akhir (+) Produk dihasilkan/produk diproses 200 botol Sediaan produk dalam proses (PDP) 10 botol awal (-) Langkah Kedua, Menghitung Unit Ekuivalen Pada Produk Dengan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (Mpkp)sebagai Berikut
Produk jadi +Ekuivalen PDP Akhir - Ekuivalen PDP Awal
BBB = 182 + (18 × 100%) - (10 × 80%) = 192 botol
BTKL= 182 + (18 × 50%) - (10 × 30%) = 188 botol
• BOP = 182 + (18 ×50%) - (10 × 40%) = 187 botol Langkah Ketiga, Menghitung Biaya Pabrik Variabel Sebagai Variabel
BBB = 192 botol + Rp 320 = Rp 64.440
BTKL = 188 botol + Rp 50 = Rp 9.400
BOPV = 187 botol + Rp 68 = Rp 12.716
• Biaya pabrik variabel = Rp 83.556 Langkah Keempat, Menghitung Sefi aan Dengan Metode Pengharga-pokokan Penuh (PP) Dan Penggargapokokan Variabel (PV) Sebagai Berikut Sediaan produk jadi awal
PP = 15 botol × Rp 470 = Rp 7.050
• PV = 15 botol × Rp 438 = Rp 6.570
Sediaan produk jadi akhir
PP = 49 botol × Rp 470 = Rp 23.030 • PV = 49 botol × Rp 438 = Rp 21.462 Sediaan produk dalam proses awal • PP. PV • BBB = 10 × 80% × Rp 320 = Rp 2.560 Rp 2.560 • BTKL = 10 × 30% × Rp 50 = Rp 150 Rp 150 • BOPV = 10 × 40% × Rp 68 = Rp 272 Rp 272 • BOPT = 10 × 40% × Rp 32 = Rp 128 Rp. - • Rp 3.110 Rp 2.982
• Sediaan produk dalam proses akhir
PP. PV BBB = 18 × 100% × Rp 320 = Rp 5.760 Rp 5.760 BTKL = 18 × 50% × Rp 50 = Rp 450 Rp 450 BOPV = 18 × 50% × Rp 68 = Rp 612 Rp 612 • BOPT = 18 × 50% × Rp 32 = Rp 288 Rp - Rp 7.110 Rp 6.822 Langkah Kelima, Menyusun Anggaran Laba Rugi Seperti Pada Tabel • Tampak pada tabel diatas terdapat selisih rugi Rp 1.248, yaitu Rp 4.202 – Rp 5.450. Penyebab selisih rugi tersebut adalah selisih sediaan antara metode penghargapokokan penuh dan metode penghargapokokan variabel dengan perhitungan sebagai berikut
• Sediaan metode pengargapokokan penuh
Sediaan produk dalam proses Rp 3.110
Sediaan produk jadi awal Rp 7.050 Sediaan awal Rp10.160 Sediaan produk dalam transaksi Rp 7.110 Sediaan produk jadi akhir Rp23.030 Sediaan akhir Rp 30.140 Selisih sediaan pengahargapokokan penuh Rp 19.980 • Sediaan metode pengahargapokokan variabel
Sediaan produk dalam proses Rp 2.982
Sediaan produk jadi awal Rp 6.570 Sediaan awal Rp 9.552 Sediaan produk dalam transaksi Rp 6.822 Sediaan produk jadi akhir Rp21.462 Sediaan akhir Rp 28.284 Selisih sediaan pengahargapokokan variable Rp 18.732 Selisih sediaan Rp 1.248 • Anggaran laba rugi metode pengahargapokokan variabel pada tabel sebelumnya dapat dibuat dalam bentuk singkat seperti tabel dibawah ini Tabel Anggaran Biaya Produksi TERIMAKASIH