Kelompok 5
Anggota:
2019
0
6.1. Prosedur Penjualan
Sistem Penjualan Barang diartikan sebagai suatu sistem penjualan, melalui prosedur-
prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan
barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan
pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku (Niswonger,
1999).
Menurut Zaki Baridwan (1998) prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak
diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan
pencatatan penjualan.
Menurut kami, prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan
hingga pencatatan.
Menurut Indrayati (2016) unit organisasi yang terkait dalam penjualan yaitu:
1
g. Mengadakan hubungan dengan pembeli mengenai barang yang dikembalikan
oleh pembeli, membuat catatan dan mengeluarkan bukti memorial untuk
bagian piutang.
h. Mengawasi pengiriman barang untuk contoh (sample).
2. Bagian kredit
Fungsinya adalah menyetujui penjualan kredit dari pelanggan dengan menggunakan
catatan yang dibuat bagian piutang mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum
dan ketepatan waktu pembayaran. Persetujuan kredit ditunjukkan dengan formulir
surat perintah pengiriman yang diterima bagian pesanan penjualan.Untuk pelanggan
baru semua lembar surat perintah pengiriman dari bagian pesanan penjualan
diserahkan ke bagian kredit sesudah disetujui baru didistribusikan ke masing-
masing bagian.
3. Bagian gudang
Fungsinya adalah menyiapkan barang sesuai dengan surat perintah pengiriman,
barang diserahkan ke bagian pengiriman untuk dibungkus dan dikirimkan ke pembeli.
4. Bagian pengiriman
Fungsinya adalah mengirimkan barang-barang kepada pembeli, sesuai dengan surat
perintah pengiriman yang sah.
5. Bagian billing
Fungsinya adalah membuat faktur penjualan dan tembusannya atau kadang
melengkapi data harga dan perkalian dalam faktur, menghitung biaya kirim penjualan
dan pajak pertambahan nilai, dan memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan
dalam faktur.
6. Bagian akuntansi
Fungsinya adalah melakukan pencatatan terjadinya transaksi penjualan baik secara
kredit maupun tunai ke dalam jurnal penjualan (Piutang D, Penjualan K, HPP D,
Persediaan K).
Menurut Mulyadi (2010), unit organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi penjualan
kredit yaitu:
1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order
dari pelanggan, meminta otoritasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang.
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk back order pada saat tidak tersedianya
persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.
2. Fungsi Kredit
Fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otoritasi pemberian kredit kepada pelanggan.
2
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggung jawab menyimpan dan menyiapkan barang yang dipesan oleh
pelanggan serta menyerahkan barang ke bagian pengirim.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan
5. Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada
pelanggan.
6. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang dari transaksi penjualan kredit,
membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur , dan membuat
laporan penjualan, serta mencatat harga pokok persediaan yang dijual kepada kedalam
kartu persediaan.
3
5. Tembusan barang (packing slip) yaitu tembusan yang dimasukkan dalam bungkusan
barang yang dikirimkan pada pembeli.
6. Tembusan untuk arsip (journal atau register copy) yaitu tembusan yang disimpan urut
nomor. Arsip ini disimpan sampai tembusan pengiriman diterima kembali dari bagian
pengiriman.
7. Tembusan untuk mengawasi pesanan yang belum dipenuhi (unfilled order copy)
4
5
6.4 Kombinasi Prosedur Pesanan dan Prosedur Pembuatan Faktur
Menurut Mulyadi (2010:239) ada 3 kombinasi prosedur pesanan dan pembuatan faktur yaitu:
1. Prosedur pesanan dan pembuatan faktur yang terpisah (separate order procedure)
2. Prosedur pre billing dibagi menjadi 2 yaitu complete pre billing dan incomplete pre billing
prosedur.
Bagian Gudang
6
5. Bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan SPP lembar 1, menuliskan
jumlahnya dalam SPP, dan menyerahkan barang dan SPP ke bagian pengiriman. SPP
lembar 1 ini sebelum diserahkan ke bagian pengiriman dicatat dalam kartu gudang.
Bagian Pengiriman
6. Mengecek barang dari gudang dan menuliskan jumlah dan tanggal pengiriman dalam
packing slip (lembar 3), bill of lading (lembar 4), dan shipping copy (lembar 1).
Packing slip dimasukkan dalam barang yang dibungkus.
7. Bill of lading diperbanyak menjadi 3 lembar. Sesudah ditandatangani oleh
pengangkut, lembar 4 SPP diarsipkan di bagian pengiriman. Lembar 1 SPP diserahkan
kembali ke ba gian pesanan.
10. Menerima lembar 1 SPP dari abgian pesanan penjualan. Melengkapi data harga dan
perkalian dalam lembar 1 SPP.
11. Membuat faktur rangkap 4 atas dasar SPP lembar 1. Faktur ini didistribusikan sebagai
berikut:
Lembar 1 = untuk pembeli
Lembar 2 = untuk bagian piutang
Lembar 3 = untuk bagian kartu persediaan
Lembar 4 = arsip bagian billing
12. Setiap hari bagian billing menjumlahkan seluruh faktur yang dibuat pada hari itu
dalam suatu pre-list tape/batch total, dan diserahkan ke bagian buku besar.
13. Menerima pre-list atpe dari bagian billing dan mencocokkannya dengan pre-list tape
yang diterima dari bagian piutang.
14. Mencatat pre-list tape dalam jurnal penjualan dan harga pokok penjualan.
15. Setiap periode, jurnal penjualan dijumlah dan diposting ke buku besar.
Bagian Piutang
7
16. Menerima lembar 2 faktur penjualan dari bagian billing.
17. Mencatat faktur penjualan dalam kartu piutang
18. Membuat pre-list tape untuk faktur penjualan yang diterima pada hari itu dan
menyerahkannya ke bagian buku besar.
19. Membuat dan pengirimkan surat pernyataan piutang pada setiap langganan (yang
biasanya dilakukan akhir bulan).
Buku Besar
24. Menerima pre-list tape harga pokok penjualan dari bagian kartu persediaan.
25. Mencatat pre-list tape dalam jurnal harga pokok penjualan.
26. Setiap periode, jurnal; harga pokok penjualan dijumlahkan dan diposting ke buku
besar.
Dibandingkan dengan metode pre billing, metode ini lebih banyak membutuhkan
pekerjaan. Metode ini sering digunakan dalam keadaan:
a. Sering terjadi adanya back order (pesanan tidak dapat dipenuhi seluruhnya) maka
perlu pengiriman lebih lanjut.
b. Perusahaan menjual barang yang mempunyai spesifikasi yang rumit, yang harus ditun
jukkan dalam surat perintah pengiriman dengan lengkap, tanpa ditunjukkan dalam
faktur.
2. Prosedur Pre-billing
Complete Pre-billing
9
21. Bagian kartu persediaan menghitung harga pokok penjualan dari SPP lembar 4 dan
mencatatnya dalam kartu persediaan.
22. Lembar 4 SPP diserahkan ke bagian buku besar.
23. Bagian buku besar mencatat SPP lembar 3 dalam jurnal penjualan, dan SPP lembar 4
dalam jurnal harga pokok penjualan.
24. Setiap periode, kedua jurnal itu dijumlahkan dan diposting ke buku besar.
a. Semua keterangan yang berhubungan dengan pesanan sudah harus diketahui pada
waktu membuat surat perintah pengiriman, seperti harga, cara pengiriman, berat
barang dan lain-lain.
b. Persediaan barang memungkinkan untuk memenuhi pesanan-pesanan sehingga tidak
terjadi back order.
Incomplete pre-billing
Dalam prosedur ini, faktur dan tembusan dibuat sekaligus dengan surat
perintah pengiriman dan tembusan tetapi faktur yang dibuat masih belum lengkap,
karena semua informasi masih belum diketahui.
Sesudah barang dikirim, faktur dilengkapi oleh bagian billing, dan dikirimkan
pada lang ganan. Biasanya data yang nampak pada faktur adalah nama pembeli,
alamat, nama produk, harga satuan dan lain-lain yang diketahui sebelumnya.
Sedangkan data seperti berat produk, jumlah harga baru diketahui sesudah barang
dikirim yang diisi oleh bagian billing dalam surat tembusan pengiriman.
Ada 2 macam unit ticket yaitu a) sebagian datanya dicetak dan b) semua
datanya ditulis tangan.
10
Kedua cara ini digunakan apabila dalam keadaan sebagai berikut:
a. Gudang barangnya banyak dan diinginkan setiap gudang hanya menerima informasi
yang relevan dengan gudang tersebut.
b. Masing-masing jenis barang akan dikirim pada tanggal yang berbeda.
c. Sering terjadi back order, unit shipping order disimpan menunggu barang tersedia,
kemudian dikirim lagi ke bagian pengiriman.
d. Mempermudah mengadakan analisa pesanan yang diterima per jenis barang.
Transaksi penjualan dapat dicatat dengan menggunakan salah satu cara metode jurnal dan
posting yaitu dengan tangan, posting langsung, atau tanpa buku pembantu.
Catatan Akuntansi yang digunakan menurut Mulyadi (2001: 218), catatan akuntansi
yang digunakan adalah:
a. Jurnal Penjualan
Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baikpenjualan
tunai maupun kredit.
b. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi mutasi piutang
perusahaan kepada tiap debiturnya.
c. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap
jenis persediaan.
d. Kartu Gudang
Catatan akuntansi ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi
dan persediaan fisik barang yang ada di gudang.
e. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama
periode tertentu
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem dan prosedur penjualan dan
penerimaan uang menurut Sistem Informasi Akuntansi Indrayati (2016) adalah sebagai
berikut:
1. Jurnal penjualan
11
2. Jurnal penerimaan uang
3. Jurnal umum
4. Kartu persediaan
5. Kartu gudang
6. Kartu piutang
KARTU PIUTANG
Lembar ke
Nomer Rekening
Syarat
Nama
Batas Kredit
Alamat
KARTU GUDANG
12
Spesifikasi Minimum
Maksimum Satuan
6.7. Laporan Untuk Manajemen Yang Dihasilkan Dari Sistem Dan Prosedur Penjualan
Dan Penerimaan Uang
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai atau kredit
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produki yang dijual
6. Nama pramuniaga yang melakukan penjualan.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang
8. Jumlah piutang setiap debitur
13
6.9. Klasifikasi Distribusi Penjualan
Klasifikasi distribusi penjualan dapat digolongkan ke dalam:
a. Klasifikasi produk
b. Klasifikasi salesman
c. Klasifikasi langganan
d. Klasifikasi metode penjualan (langsung, lewat surat)
e. Klasifikasi klas-klas perdagangan
f. Klasifikasi saluran distribusi (pedagang besar, pengecer dll)
6.10 Laporan
1. Ada beberapa laporan yang dihasilkan dari prosedur distribusi yaitu:
2. Laporan bulanan penjualan dan harga pokok penjualan untuk masing-masing
kelompok distribusi penjualan
a. laporan harian, mingguan dan bulanan seperti menurut:
b. Jenis produk
c. Salesman
d. Langganan
e. Jumlah untuk tiap salesman, subjumlah untuk tiap produk f. Jumlah untuk tiap
langganan, subjumlah untuk tiap produk
14
6.11 Metode Distribusi Penjualan
15
a. Faktur yang diterima dari bagian distribusi yang disertai pre-list tape dan urut
nomor diposting ke daftar berkolom.
b. Setiap akhir bulan dari daftar berkolom diposting ke buku besar Piutang dan
penjualan.
c. Dibuat laporan penjualan dari daftar berkolom.
2. Jurnal berkolom dengan mesin.
Dalam cara ini posting dilakukan dari jurnal berkolom tetapi menggunakan mesin
pembukuan.
2. Metode Rekening Tunggal dan Rekening Berkolom
Metode rekening tunggal adalah metode distribusi dimana setiap jenis dalam klasi- fikasi
dibuatkan satu rekening. Bentuk rekening yang digunakan dapat dibuat hanya berisi satu
kolom jumlah atau dapat juga disediakan kolom jumlah per elemen, jum- lah sebulan dan
jumlah sampai sekarang.
Faktur yang menjadi dasar untuk posting ke rekeing penjualan dapat berbentuk unit media
atau mixed media.
Penggunaan rekening tunggal untuk distribusi mempunyai kelebihan dibanding me- tode
rekening berkolom dalam hal:
a. Rekening tunggal dapat memuat keterangan transaksi yang lebih lengkap di- banding
metode berkolom.
b. Rekening tunggal dapat digunakan untuk klasifikasi yang jumlahnya tidak terbatas.
c. Bila masing-masing jenis dalam klasifikasi mempunyai aktivitas yang tidak sama, maka
rekening tunggal sesuai untuk keadaan seperti ini.
3. Metode Summary Strip dan Unit Ticket Summary Strip
Dalam metode summary strip, distribusi penjualan dilakukan dengan menggunakan summary
strip. Setiap lembar summary strip digunakan untuk mendistribusikan penjualan setiap
hari untuk semua produk yang dijual, sehingga dalam satu minggu akan terdapat 6
lembar summary strip.
Untuk mendapatkan jumlah penjualan satu minggu dalam setiap jenis barang maka dapat
dijumlahkan 6 summary strip sehingga diperolewh summary strip yang baru untuk setiap
jenis barang yang dijual dalam satu minggu.
Hal ini dapat dilakukan dalam satu bulan sehingga diperoleh penjualan selama satu bulan
yang akan digunakan untuk:
a. posting ke rekening debit piutang dan kredit penjualan
16
b. laporan penjualan bulanan per jenis produk
c. posting ke rekening buku pembantu penjualan.
Pengelolaan media
Apabila faktur merupakan unit media, maka faktur dipisah-pisahkan sesuai dengan jenis
produk. Masing-masing kelompok dijumlah dan jumlahnya dicatata dalam summary strip
setiap hari.
Apabila faktur merupakan mixed media, maka dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut:
a. Posting dengan cara exhaust
a. Mengubah mixed media menjadi unit media, kemudian unit media disortir per jenis
produk, dijumlah dan jumlahnya dicatat dalam summary strip setiap hari.
Metode Unit Ticket
Metode unit ticket adalah metode distribusi yang menggunakan unit media, sehingga tiap-tiap
media akan diposting ke satu rekening dalam klasifikasi.
Langkah-langkah distribusi dalam metode unit ticket adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan unit media
a. Memisahkan unit media sesuia dengan rekening dalam klasifikasi
b. Menjumlahkan media-media untuk setiap rekening
c. Memposting jumlahnya ke laporan atau rekening
Kelebihan penggunaan unit ticket dalam distribusi adalah:
a. Unit ticket dapat dipisah-pisahkan dan dikumpulkan sesuai dengan rekening dalam
klasifikasindengan sekali posting dari jumlah semua unit ticket
b. Unit ticket dapat dipisah-pisahkan beberapa kali dengan klasifikasi yang berbeda-
beda.
4. Metode Register
Metode register adalah metode distribusi yang menggunakan mesin khusus untuk
mengumpulkan dan mencetakkan jumlah-jumlah dalam media.
5. Metode dengan komputer
Distribusi dengan menggunakan komputer akan menghemat waktu.
17
Berikut gambar 6.7.: Flowchart prosedur penjualan kredit:
4 6
Mulai
2
Menerima Surat Order 7
order dari pengiriman Surat Order 1
langganan pengiriman
Surat
Order
Mencatat tgl.
pengiriman pd.
surat order
Membuat pengiriman
surat order lembar 9
pengiriman
dan faktur
9 2
8 Surat Order 1
7 pengiriman
6
5
4
3
2
Surat Order 1
Pengirim
Ke
pelanggan
1 2 3 7
T
A
18
Gambar 6.7. Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit
3 1 5 2
Bersama
dengan
barang
5
Surat Order 1
Surat Order 1 pengiriman 4
Surat Order 7
pengiriman pengiriman 3
(Credit Copy) Surat Order 2
Pengirim
Menyiapkan
barang
Memeriksa
status kredit
Menempel surat
order pengiriman
pada pembungkus
Menterahkan barang
Memberi barang
otorisasi
kredit
Menyerahkan
barang kepada
perusahaan
angkatan
Surat Order 1 umum
pengiriman
Surat Order 7
pengiriman
Ditempel pada
(Credit Copy) Bersama
dengan 5 pembungkus
barang barang sebagai
4
slip pembungkus
3
Kartu
Gudang 2
5 Surat Order 1
4
Pengirim
N
Diserahkan
kepada
6 perusahaan
angkatan umum
19
Bagian Penagihan Bagian Piutang
6 8
Surat Muat 3
2 SOP
Surat Order 1
Pengirim 2
Faktur 1
Membuat
faktur
5
4
3
2
Faktur 1
9
Dikirim ke
wiraniaga
Dikirim ke
pelanggan
10
8 Kartu
Piutang N
20
Gambar 6.8 Bagan Alir Dokumen Sistem Penjualan Kredit (Lanjutan)
9 10 11
Rekap. HPP
Faktur 4
Faktur 3 Bukti
Memorial
Kartu
persediaan N
Membuat
rekapitulasi Secara
harga pokok periodik
penjualan
Rekapitulasi N
harga pokok
penjualan
Membuat
bukti
memorial
Rekap. HPP
Bukti
Memorial
11 Jurnal
Jurnal Selesai Penjualan N
Penjualan
21
Sistem pengendalian Intern Dalam penjualan Kredit
Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi pemberi otorisasi kredit.
2. Fungsi pencatat piutang harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi pemberi otorisasi
kredit.
3. Fungsi pencatat piutang harus terpisah dari fungsi penerima kas.
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi pemberi otorisasi
kredit, fungsi pengiriman barang, fungsi penagihan, fungsi pencatat piutang dan fungsi
akuntansi yang lain.
Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu
fungsi saja.
22
Praktek yang Sehat
12. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung-
jawabkan oleh fungsi penjualan.
13. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh
fungsi penagihan.tatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
14. Secara periodic fungsi pencatatan piutang mengirim pernyataan piutang kepada tiap debitur
untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
15. Secara periodic diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control piutang dalam
buku besar.
23
PT Rahman Malang
Jln. Sukarno-Hatta No. Bukti : …………....
Telpon 0341-465589 Fax 0341-468890 Tanggal : …………….
Email: Arohman@yahoo.com
Amir Anang
24
PT Rahman Malang
Jln. Sukarno-Hatta No. Bukti : …………....
Telpon 0341-465589 Fax 0341-468890 Tanggal : …………….
Email: Arohman@yahoo.com
Amir Anang
25
PT Rahman Malang
Jln. Sukarno-Hatta No. Bukti : …………....
Telpon 0341-465589 Fax 0341-468890 Tanggal : …………….
Email: Arohman@yahoo.com
BUKTI MEMORIAL
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Menyetujui,
Direktur, Bendahara,
Amir Anang
6.12 Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. SMART Tbk Refinery
Surabaya
a. Fungsi yang Terkait Berdasarkan penyajian data pada sisi fungsi yang terkait dalam
sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah berjalan
dengan baik. Setiap fungsi telah terpisah dengan baik. Tidak ada satu fungsi yang
memiliki perangkapan tugas dan wewenang yang dapat membuka peluang terjadinya
salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang berakibat
pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya ketelitian serta
keandalan data akuntansi sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah
tercapai yaitu terjaganya kekayaan perusahaan.
b. Dokumen yang Digunakan Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan, pada sisi
dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit pada PT. SMART Tbk
Refinery Surabaya telah cukup memadai karena seluruh transaksi penjualan kredit
telah terekam dalam dokumen-dokumen terkait transaksi tersebut. Dokumen yang
digunakan seperti surat pesanan, sales order, surat perjanjian kontrak, delivery order,
surat jalan, billing, tanda terima, surat pemberitahuan, dan Return Delivery Order
sudah baik karena telah ditanda tangani oleh fungsi yang memang bertanggungjawab
atas dokumen tersebut, sehingga salah satu tujuan dari pengendalian intern sudah
terpenuhi yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan,
pada sisi catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit pada PT.
SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup baik karena catatan akuntansi yang
digunakan memiliki keandalan data yang baik, dan sudah ditanda tangani oleh fungsi
yang berwenang dalam hal tersebut sehingga salah satu tujuan dari pengendalian
intern sudah terpenuhi yaitu mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
d. Prosedur yang Membentuk Sistem Berdasarkan penyajian data yang telah diuraikan,
pada sisi jaringan prosedur yang membentuk sistem dalam sistem penjualan kredit
pada PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sudah cukup bagus. Masingmasing fungsi
telah terpisah dan tidak memiliki perangkapan tugas yang dapat membuka peluang
terjadinya salah pencatatan atau penyelewengan yang dapat dilakukan karyawan yang
berakibat pada keamanan harta kekayaan perusahaan dan tidak maksimalnya
ketelitian serta keandalan data akuntansi sehingga tujuan dari pengendalian intern
sudah terpenuhi yaitu menjaga kekayaan organisasi dan dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, peneliti dapat
menyimpulkan sistem akuntansi penjualan kredit dan penerimaan kas yang diterapkan
oleh PT. SMART Tbk Refinery Surabaya memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan-
kelemahan tersebut akan menyebabkan lemahnya sistem pengendalian intern pada
perusahaan. Berikut ini adalah beberapa kelemahan yang terdapat pada PT. SMART
Tbk Refinery Surabaya khususnya yang menyangkut sistem akuntansi penjualan
kredit dan penerimaan kas:
1. Tidak adanya pemeriksaan mendadak (surprised audit) pada perusahaan sehingga
dapat memicu karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal.
1
2. Pada Tanda Terima yang diterima oleh customer pada saat menyerahkan cek atau
BG kepada collector sebagai pembayaran, belum diotorisasi oleh bagian sale
administration dan tidak dibubuhi cap “LUNAS” sehingga sistem pengendalian
intern yang baik pada sisi sistem otorisasi dan prosedur pencatatan belum
terpenuhi terpenuhi.
3. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya tidak mengadakan penyisihan piutang yang
tidak tertagih apabila pada saat jatuh tempo piutang tidak dapat dilunasi oleh
customer karena kebangkrutan.
Usulan perbaikan:
a. Untuk mencegah karyawan melaksanakan tugasnya dengan tidak maksimal, perlu
dilaksanakan pemeriksaan mendadak (surprised audit)setidaknya satu kali dalam
satu tahun. Hal tersebut akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
b. Tanda Terima yang diterima oleh customer dari collector seharusnya diotorisasi
terlebih dahulu oleh sales administration dan dibubuhi cap “LUNAS” agar
keabsahan dokumen tersebut tidak diragukan.
c. PT. SMART Tbk Refinery Surabaya sebaiknya menggunakan catatan akuntansi
skedul umur piutang untuk dapat menaksirkan besarnya piutang yang tak dapat
tertagih karena kebangkrutan yang dialami oleh customer.
d. Perusahaan sebaiknya meningkatkan pengendalian internalnya secara
operasional. Secara operasional, baiknya perusahaan melakukan pemeriksaan
dadakan di lapangan dan membuat cap lunas atau cap perusahaan sebagai tanda
nota tersebut telah dibayar oleh pelanggan. Perusahaan juga hendaknya membuat
akun piutang tak tertagih untuk mencegah kebangkrutan apabila ada piutang
yang tidak dibayar oleh pelanggan.
2
Daftar Pustaka