Anda di halaman 1dari 6

1.

Siklus Penjualan

Siklus Penjualan Penjualan dapat dipahami sebagai pergantian hak atas kepemilikan jasa
atau barang dari pihak satu ke pihak lainnya. Standar akuntasi keuangan menyatakan bahwa
penjualan adalah pendapatan yang bermula dari penjualan produk perusahaan, ditampilkan di
daftar laba rugi sesudah dikurangi potongan penjualan dan retur.

Siklus penjualan yaitu melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk
dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan
konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas.

Penjualan adalah aktivitas yang dilaksanakan perusahaan dalam menjual barang atau jasa
dengan ekspektasi akan mendapatkan laba. Penjualan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
menyatakan metode penjualan adalah;

1. Penjualan Tunai Penjualan yang bersifat carry dan cash pada umumnya terjadi secara
kontan. Penjualan tunai dilakukan dengan cara pembeli melakukan pembayaran
langsung terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
2. Penjualan Kredit. Penjualan kredit dilakukan dengan cara pembeli terlebih dahulu
menerima barang sesuai order dan pembayaran dilakukan diwaktu mendatang sesuai
kesepakatan (jatuh tempo).
3. Penjualan Cicilan. Penjualan secara cicilan yaitu pembeli menerima barang dan
membayar sejumlah uang muka. Sisa pembayaran akan dilunasi secara cicilan selama
jangka waktu yang telah ditentukan.
4. Penjualan Konsinyasi. Penjualan konsinyasi adalah penjualan dimana pihak pemilik
barang menaruh barangnya kepada agen dimana agen akan menjual kembali barang
tersebut.

Krismiaji menyatakan bahwa penjualan dilakukan dalam berbagai departemen yang


dibagi dalam beberapa bagian, yaitu:

a. Bagian Penjualan. Bagian penjualan menerima permintaan pelanggan (purchase order)


dan kemudian menerbitkan faktur (sales order) sesuai permintaan pelanggan.
b. Bagian Kredit. Bagian kredit yang memeriksa track record pelanggan, meliputi riwayat
kredit dan batas kredit pelanggan tersebut. Selanjutnya bagian ini memberikan
persetujuan terhadap surat order tersebut.
c. Bagian Gudang. Bagian gudang bertugas untuk menyediakan barang dagangan sesuai
faktur penjualan
d. Bagian Pengiriman. Bagian ini menerima faktur penjualan lalu menerbitkan nota
pengiriman atas barang yang dipesan.
e. Bagian Penagihan. Bagian ini bertugas untuk menerima faktur penjualan dan kemudian
didistribusikan kepada:
1. Rangkap pertama (asli) diserahkan kepada pelanggan.
2. Rangkap kedua diserahkan kepada bagian piutang.
3. Rangkap ketiga diarsipkan brdasarkan nomor faktur bersamaan dengan surat
order penjualan.
f. Bagian Piutang. Bagian ini akan menjurnal transaksi penjualan tersebut ke akun
pelanggan, dan menyimpan faktur penjualan tersebut.

2. Kegiatan Pokok Penjualan

3. Basis Data Siklus Penjualan


Database menggabungkan data yang sebelumnya disimpan dalam beberapa file terpisah ke
dalam kelompok umum yang melayani berbagai pengguna dan aplikasi pengolahan data .
Database penjualan adalah salah satu subsistem yang krusial dalam sistem informasi, karena
database ini melayani informasi mengenai penjulana bagi para pengguna. Database berisi data
dan terdiri dari kolom-kolom. Struktur file yang mengorganisir sebuah database disebut data
record dan field. Perancangan database adalah proses pembuatan desain untuk database yang
akan membantu berjalannya sistem dan operasi perusahaan. Dalam perancangan database,
diperlukan metodologi yang bisa membantu dalam tahap perancangan database. Metodologi
perancangan adalah pendekatan struktural dengan menggunakan prosedur, alat, teknik, serta
bantuan dokumen untuk mempermudah proses perancangan. Dengan menggunakan teknik
metode perancangan ini bisa membantu dalam merencanakan, mengatur, mengelola,
mengendalikan, dan mengevaluasi proyek pengembangan database
4. Sistem Pengendalian Intern Siklus Penjualan
Unsur-unsur pengendalian intern pada siklus penjualan. Menurut Mulyadi (2016:130),
pengendalian intern memiliki beberapa unsur pengendalian, yaitu :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur
organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada
unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi
atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur
pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Baiknya struktur organisasi,
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk
mendorong praktik yang sehat, semuanya sangat tergantung kepada manusia yang
melaksanakannya. Unsur pengendalian intern ini merupakan yang paling penting, karena
jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain
dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.

5. Contoh Kasus
Kasus butik pesona
Butik pesona menjual busana pesta maupun busana kantor berdasarkan pesanan
pelanggan. Butik pesona juga memajang beberapa busana hasil karya perancang butik
pesona, Lana Anggun.  Jadi, apabila pelanggan tertarik dengan busana yang dipajang dan
busana tersebut sesuai dengan ukuran pelanggan.  Maka pelanggan dapat langsung membeli
busana tersebut secara tunai.

1. Dokumen dan catatan penjualan tunai butik pesona


Dokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan tunai dibutik pesona adalah faktur
penjualan tunai. Faktur penjualan tunai dibuat rangkap 3, lembar pertama untuk
konsumen, lembar kedua untuk  jurnal penerimaan kas, dan lembar ketiga untuk arsip
dibagian Front Office sebagai bukti penyerahan barang kekonsumen.
2. Proses bisnis penjualan tunai butik pesona
Proses bisnis dalam penjualan tunai pada butik pesona diawali pada saat konsumen
memilih baju yang mereka sukai. Selanjutnya, karyawan Front Office akan mengisi
faktur penjualan tunai sebanyak 3 lembar. Berikutnya kasir akan menerima pelunasan,
menandatangani faktur sebagai bukti penerimaan uang, serta membubuhkan cap lunas.
3. Dokumen dalam penjualan berdasarkan pesanan
Dokumen yang dipakai dalam transaksi pesanan busana oleh pelanggan adalah sebagai
berikut:
a. Nota pesan (dalam perusahaan dagang sering disebut dengan istilah surat order
penjualan). Nota pesan berguna untuk merekam pesanan pelanggan dan sekaligus
berfungsi sebagai bukti penerimaan uang muka dari pelanggan.
b. Lembar rancangan busana. Lembar rancangan dibuat rangkap 3. Lembar pertama
dikirim kebagian produksi, lembar ke dua diberikan kepada konsumen pada saat
konsumen memesan busana, dan lembar ketiga diarsip oleh bagian Front Office.
Bagi Front Office, lembar rancangan ini berfungsi untuk memantau rancangan yang
telah dibuat,  sedang dibuat,  maupun yang telah selesai dibuat.
c. Tagihan. Tagihan ini dibuat rangkap 3. Lembar poertama diberikan kepada
konsumen pada saat konsumen melunasi sisa tagihan, lembar kedua diarsip oleh
bagian kasir sebagai bukti penerimaan kas dari pelanggan, dan lembar ketiga diarsip
oleh bagian Front Office.
d. Surat jalan (khusus, jika busana jadi harus dikirim kepelanggan). Surat jalan
digunakan jika butik pesona harus mengirim barang kekonsumen dengan
menggunakan kurir. Surat jalan ini akan dibuat rangkap 3. Lembar pertama dan dua
akan diserahkan kekurir. Selanjutnya, lembar pertama akan dikembalikan ke butik
pesona setelah konsumen menerima barangdan mendatangi lembar pertama tersebut.
Lembar kedua akan diserahkan kepada konsumen bersamaan dengan busana yang
dikirim. Lembar ketiga diarsip oleh bagian Front Office sebagai informasi bahwa ada
busana yang sedang dikirim via kurir.

Anda mungkin juga menyukai