Anda di halaman 1dari 17

CHAPTER 4

SIKLUS PENDAPATAN

1. SISTEM KONSEPTUAL
GAMBARAN KEGIATAN SIKLUS PENDAPATAN
Pada bagian ini kita akan mengkaji siklus pendapatan konseptual.
Menggunakan diagram alir data (DFD) sebagai panduan, disini kita akan melacak
urutan kegiatan melalui tiga proses yang merupakan siklus pendapatan bagi
sebagian besar organisasi ritel, grosir, dan manufaktur. Ini adalah prosedur order
penjualan, prosedur pengembalian penjualan, dan prosedur penerimaan kas.
Perusahaan jasa seperti rumah sakit, perusahaan asuransi, dan bank akan
menggunakan metode industri-spesifik yang berbeda.
Tinjauan Umum Aktivitas Siklus Pendapatan
Penyajian fungsi logis dari siklus pendapatan dapat dengan lingkungan
manual yaitu dengan diagram arus data (data flow diagram - DFD) dan bagan alir
dokumen. Meskipun sebagian besar oranisasi memakai sisten komputerisasi
namun sistem manual harus dipelajari lebih dulu sebelum mempelajari sistem
komputerisasi. Mahasiswa SIA akan dapat lebih memahami logika sistem jika
tidak dirumitkan dengan teknologi yang tidak diperlukan. Setelah mengetahui apa
yang perlu dilakukan, akan dibahas cara yang berbeda dan efisien dalam melakukan hal
tersebut dengan menggunakan teknologi
DFD dalam gambar 4-1 memberikan tinjauan umum tentang aktivitas
logis yang membentuk sistem pemrosesan pesanan penjualan. Proses ini
dideskripsikan dalam langkah-langkah berikut:
1. Pelanggan memesan barang yang akan di beli yang kemudian departemen
penjualan mencatat peristiwa ini pada pesanan penjualan.
2. Mengesahkan
transaksi
dengan
meminta
kredit untuk pelanggan.

persetujuan

3. Saat kredit disetujui, informasi penjualan dilanjutkan ke prosespenagihan,


gudang, dan pengiriman.
4. Pengiriman barang ke pelanggan
5. Proses penagihan mengumpulkan

dokumen-dokumen

yang relevan

mengenai transaksi tersebut dan menagih pelanggan. Proses penagihan


kemudian mengirim informasi ini ke proses piutang dagang dan proses
pengendalian persediaan.
6. Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnyake
dalam akun pelanggan.
7. Bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian
penagihan untuk menyesuaikan record persediaan.
8. Secara berkala proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian
persediaan mengirim rangkuman informasi ke proses buku besar umum.
Hal in termasuk (1) total penjualan dari penagihan, (2) total kenaikan
piutang dagang, dan (3) total penurunan persediaan.

a. Prosedur Manual
Urutan aktiviata secara manual yang melalui departemen yang dipengaruhi
oleh proses penjualan. Adapun urutan aktvitas penjualan secara manual yaitu
dimulai dari:
1. Departemen Penjualan
Proses penjualan dimulai dari departemen penjualan yang menerima
pesanan. Pesanan mungkin diterima melalui surat, telfon, atau dari staf
penjualan yang datang ke tempat pelanggan.
2. Departemen Kredit
Langkah awal departemen ini adalah otorisasi transaksi yang mencakup
verifikasi kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan.
3. Prosedur Gudang
Departemen penjualan mengirim salinan surat pengeluaran barang dari
pesanan penjualan ke bagian gudang. Dokumen ini mengidentifikasi
barang persediaan yang harus dicari dan diambil dari gudang.
4. Departemen Pengiriman
Sebelum
menerima
barang
dan
salinan
surat pengeluaran
barang,departemen pengiriman menerima salinan slip pengepakan dan
dokumenpengiriman

dari

departemen

penjualan.

Ketiak enerima

barnag darigudang, petugas pengiriman mencocokkan barang dengan


dokumenpengeluaran barang, slip pengepakan, dan dokumen pengiriman
untuk menverifikasi

kebenaran

pesanan.

Setelah

benar petugas

pengirimanmengepak barang, menempelkan slip, melengkapi dokumen


pengiriman,dan mempersiapkan bill of lading yang merupakan kontrak
formalantara penjual dan perusahaan pengiriman untuk mengirim barang
ke

palanggan

petugas

pengiriman menyerahkan

barang,

slip

pengepakan,dan dua salinan bill of lading ke perusahaan pengiriman,


dan kemudianmelakukan tugas berikut:
a. mencatat pengiriman pada log pengiriman barang.
b. menyerah dokumen pengeluaran barang dan dokumenpengiriman ke
departemen penagihan sebagai bukti pengiriman.
c. menyimpan satu salinan bill of lading

dan

satu

salinan

dokumenpengiriman.
5. Departemen Penagihan
Departemen penagihan memainkan peran penting dalam sistem pesanan
penjualan. Departemen ini mengumpulkan informasi tentang transaksi
penjualan

dan

merenkontruksi,

mengasimilasi,

dan mendistribusi

kaninformasi ini ke departemen lainnya. pada saat persetujuan kredit,


departemen penagihan menerima faktur (tagihan pelanggan), salinan buku
besar , dan salinan file pesanan penjualan yang berisi informasi yang sama
untuk kepentingan internal. Pengiriman barang menandai berakhirnya
peristiwa ekonomi dan menandai pelanggan sudah dapat ditagih. Selain itu
tugas tambahan departemen penagihan juga melakukan pembukuan sesuai
dengan tugas-tugas berikut:
a. mencatat penjualan pada jurnal penjualan.
b. mengirim salinan buku besar dari pesanan penjualan ke piutang dagang
c. mengirim dokumen pengeluaran barang ke pengendalian persediaan.
d. menyimpan salinan faktur di file permanen dari departemen penagihan.
Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang mencatat transaksi
penjualan.
6. Departemen Pengendalian Persediaan
Departemen
ini
mengguankan
barang untuk memperbarui

akun

inventory

dokumen
subsidiary

pengeluaran
ledger Setiap

dokumen pengeluaran barang mengurangi jumlah persediaan di gudang.


4

Pada akhir periode, nilai keuangan dari total penurunan dari persediaan
dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke departemen buku
besarumum untuk di bukukan kea kun berikuy:
Harga Pokok Penjualan xxxx
Persediaan-pengendali xxxx
7. Departemen Piutang Dagang
Departemen ini akan membukukan dari salinan buku besar pesanan
penjualan ke accounts receivable subsidiary ledger Setelah membukukan,
staf piutang dagang menyimpan salinan buku besar. Secara berkala,
petugas merangkum saldo setiap akun menjadi satu, dan mengirimnya ke
buku besar umum.
8. Departemen Buku Besar Umum
Pada saat penutupan periode pemrosesan departemen buku besra umum
telah menerima voucher jurnal dari departemen penagihan, pengendalian
persediaan, dan piutang dagang.
Prosedur Back-Order
Ketika jumlah barang dalam persediaan di gudang tidak mencukupi
untuk memenuhi pesanan pelanggan, maka akan di buat dokumen back order
Dokumen back order kemudian ditempatkan pada file tersendiri sampai barang
persediaan tersebut dikirim oleh pemasok. Back order harus dipenuhi sebelum
proses penjualan baru diproses.
b. Retur Penjualan
Suatu ketika pelanggan mengembalikan barang yang sudah dibelinya,
halini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

penjual mengirim barang yang salah.


barang yang dikirim ternyata cacat.
barang tersebut rusak pada saat pengiriman.
penjual terlalu terlambat mengirim barang atau terjadi keterlambatan
karena penundaan dan pembeli menolak pengiriman tersebut.

Ketika

retur

perlu

dilakukan,

pembeli

akan

meminta

penjual

mengembalikan pembayaran dari barang yang tidak diinginkan tersebut.

untuk

Prosedur Retur Penjualan


Adapun prosedur retur penjualan sebagai berikut:
1. Departemen Penerimaan Barang
Ketika retur staf penerimaan menghitung, memeriksa, dan menyiapkan
slip retur barang yang menggambarkan keadaan barang tersebut.
Kemudian barang dibawa ke gudang dan salinan kedua dari slip
returbarang di kirim lagi ke departemen penjualan.
2. Departemen Penjualan
Ketika menerima slip retur barang, staf ini membuat memo kredit
yangmerupakan alat yang sah bagi pelanggan untuk menerima pembayaran atas
barang yang sudah dikembalikan. Jika persetujuan khusus harus diberikan,
staf penjualan mengirimkan memo kredit tersebut kedepartemen kredit
untuk mendapatkan persetujuan tapi jika staf tersebutmemiliki wewenang
untuk

mengesahkannya

maka

memo

kreditlangsung

dikirim

ke

departemen penagihan.
3. Departemen Kredit
Tugasnya mengevaluasi kondisi pengembalian dan membuat keputusan
member

atau

menolak

pengembalian

tersebut,

setelah

itu

baru

mengembalikan memo kredit ke departemen penjualan.


4. Departemen Penagihan
Staf penagihan menerima memo kredit dari departemen penjualan
danmencatat kredit tersebut dalam jurnal penjualan sebagai retur.
Kemudian mengirim memo kredit ke bagian pengembalian persediaan
untuk

dilakukan

proses

pembukuan.

Pada

akhir

periode,

total

pengembalian penjuala dirangkum dalam voucher jurnal dan dikirim ke


departemen buku besar umum.
5. Departemen Pengendalian Persediaan dan Piutang Dagang
Staf pengendalian persediaan menyesuaikan catatan persediaan dan
meneruskan

memo

kredit

ke

departemen

piutang.

Departemen

pengendalian persediaan dan piutang dagang mengirimkan rangkuman


informasi ke depertemen buku besar umum. Selanjutnya, departemen
pengendalian persediaan mengirimkan voucher jurnal yang merangkum
total nilai dari pengembalian persediaan, dan departemen piutang dagang
mengirimkan rangkuman akun dari buku besar pembantu piutangdagang.

6. Departemen Buku Besar Umum


Staf departemen buku besar umum menerima voucher

jurnal dari

departemen penagihan dan pengendalian persediaan serta rangkuman akun


dari departemen piutang dagang.
c. Sistem Penerimaan Kas
Diagram arus data pada gambar 4-10 menggambarkan penerimaan kas
untuk pembayaran piutang dagang. Ada banyak variasi dalam proses ini; entitas
yang tidak terkait dengan ritel atau manufaktur, seperti bank, perusahaan asuransi,
dan rumah sakit, bisa menggukan metode yang berbeda.
1. Cek dan informasi akuntansi pendukung lainnya (nomor akun pelanggan,
nama pelanggan, nilai cek, dan sebagainya) yang tertera pada penerimaan
pembayaran, dikirim ke bagian penerimaan dokumen, di mana dokumendokumen tersebut dipilah-pilah. Cek dikirim ke kasir pada departemen
penerimaan kas, dan permintaan pembayarana dikirim ke departeman
piutang dagang.
2. Cek yang diterima oleh kasir dicatat pada jurnal permintaan kas dan
langsung disetorkan ke bank.
3. Permintaan pembayaran yang diterima oleh departemen piutang dagang
digunkan untuk mengurangi saldo akun pelanggan sebesar nilai
pembayaran.
4. Departemen penerimaan kas dan departemen pitung dagang mengirimkan
rangkuman informasi tersebut ke departemen buku besar umum. Informasi
ini dikonsiliasikan dan digunakan untuk memperbaruhi akun pengendali
piutang dagang dan akun kas.

Gambar 4-10 Diagram Arus Data dari Sistem Penerimaan Kas

Akun pelanggan

Pelangga
n

Cek dan
Permintaan
Pembayaran

Permintaan
Pembayaran

Perbarui
Record
Penerim
aan Kas

Ikhtisar
Piutang Dagang

Sorti
r
Cek
Surat

Bukuka
n
ke
Buku
Besar
Umum

Akun
Pengendali

Setoran Cek

Bank

Perbaru
i
Record
Peneri
maan

Ikhtisar
Penerimaan Kas

Jurnal
Penerimaan Kas

Akun
Pelanggan

Prosedure Penerimaan Kas

1. Prosedur ruang Penerimaan Dokumen. Ruang penerimaan dokumen


menerima cek dari pelanggan bersama dengan pembayaran. Dokumen ini
berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.
2. Departemen Penerimaan Kas. Kasir memverifikasi keakuratan dan
kelengkapan antara cek dengan penerimaan pembayaran. Setiap cek yang
hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan
departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini.
3. Departemen Piutang Dagang. Staf departemen piutang dagang
melakukan proses pembukuan permintaan pembayaran pada akun
pelanggan di buku besar pembantu piutang dagang. Setelah proses
pembukuan, permintaan pembayaran disimpan untuk jejak audit. Pada
akhir hari kerja, staf departemen piutang dagang merangkum akun nuku
besar pembantu piutang dagang dan menyerahkan rangkumannya ke departemen
buku besar umum.
4. Depratemen Buku Besar.

Secara berkala, departemen buku besar

menerima voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan rangkuman


akun dari departemen piutang dagang. Staf melakukan proses pembukuan
dari voucher jurnal ke akun pengendalian piutang dagang dan akun pengendalian
kas, merekonsilisasi

akun

pengendalian

piutang

dagang,

dengan

rangkuman buku besar pembantu piutang dagang, dan menyimpan


voucher jurnal.
5. Departemen Controlel. Secara berkala staf dari department controller
mencokokan penerimaan kas dengan salinan dari daftar permintaan
pembayaran, slip storan bank yang diterima dan voucher jurnal dari
department penerimaan kas dan departemen piutang dagang.
d. Pengendalian Siklus Pendapatan
Pada bab sebelumnya didefinisikan enam kelompok aktifitas pengendalian
internal yang menjadi petunjuk kita dalam membuat dan mengevaluasi proses
pengendalian transaksi. Proses tersebut adalah pemisahan tugas, supervisi,
catatan akuntansi, pengendalian akses, dan verifikasi independen.
1. Otorisasi Transaksi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuann
untuk memastikan bahwa hanya transaksi yang valid saja yang akan diproses.

Pemeriksaan kredit dilakukan oleh departemen kredit yang bertugas


otorisasi pemrosesan pesanan penjualan untuk memastikan bahwa
kebijakan

kredit

perusahaan

Perhatian utamanya

adalah

pelanggan.

membuat

Dalam

dilaksanakan

kelayakan

dengan

pemberian

keputusan

benar.

kredit

departemen

ini

pada
bisa

menggunakan berbagai macam tehnik dan pengujian. Kompleksitas


prosedur pemberian kredit bergantung pada organisasi, hubungan
perusahaan dan pelanggan, dan penting tidaknya transaksi.
Kebijakan retur barang. Dalam hal ini departemen kredit mengotirisasi
proses retur barang. Penentuan ini didasarkan pada sifat penjualan dan
situasi retur. Konsep otorisasi khusus dan umum juga mempengaruhi
aktifitas ini. Kebanyakan perusahaan mempunyai kebijakan khusus
untuk menyetujui pengembalian kas dan kredit untuk akun pelanggan.
Pradaftar kas. Proses ini menyediakan sarana untuk proses verifikasi
apakah cek dari pelanggan dan permintaan pembayaran sudah benar.
Adanya kelebihan dan kekurangan akan dapat dideteksi ketika dilakukan
pencocokan dengan batch dengan daftar yang ada. Jadi, permintaan
pembayaran kas mengotorisasi pembukuan permintaan pembayaran ke
akun pelanggan.
2. Pemisahan Tugas.
Pemisahaan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau
departemen pun yang memproses transaksi secara keseluruhan jumlah
karyawan dan volume transaksi yang diproses mempengaruhi cara
pemisahaan dilakukan.
3. Supervisi
Beberapa perusahaan memiliki karyawan yang terlalu sedikit untuk dapat
melakukan pemisahaan fungsi. Perusahaan seperti ini harus begantung pada
supervisi untuk pengendaliannya. Dengan melakukan supervisi kepada karyawan
yang mempunyai potensi untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dapat
diantisipasi. Supervisi juga dapat mengendalikan sistem yang sudah
terpisah dengan baik seperti pada sistem penerimaan kas, bagian
penerimaan dokumen merupakan titik rawan pada setiap perusahaan.

10

4. Catatan akuntansi
Catatan akuntansi mendiskripsikan bagaimana dokumenperusahaan, jurnal
dan buku besar harus membentuk jejak audit yangmemungkinkan
auditor independen untuk menelusuri transaksi melaluiberbagai tingkat
pemrosesan.Catatan

akuntansi

dalam

pemrosesan

penjualan

dan

penerimaankas memiliki beberapa hal :


Dokumen sumber bernomor
Jurnal khusus
Buku besar pembantu
Buku besar umum
File (file pesanan penjualan terbuka, file referensi daftar harga,file
sejarah penjualan, file laporan pengiriman, file memokredit)
5. Pengendalian Akses
Pengendalian ini mencegah dan mendeteksi akses yang disetujuidan
terlarang ke aktiva perusahaan. Aktiva fisik pada siklus pendapatan adalah
persediaan kas. Pembatasan akses ke aktiva inimeliputi :

Keamanan gudang
Penyetoran kas secara harian ke bank
Penggunaan lemari besi atau kotak deposit yang aman untuk kas
Penguncian laci kas dan lemari besi pada departemenpenerimaan kas
Pengendalian akses atau informasi mencakup pencatatan akses

dokumen yang mengendalikan aktiva yaitu dokumen sumber, jurnal, dan


buku besar. Jika tidak dibatasi aksesnya maka seseorang dapat
memanipulasi perusahaan.

6. Verifikasi Independen
Verfikasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan memverifikasi kebenaran
dan kelengkapan dari prosedur yang dilaksanakan oleh orang lain dalam
sistem. Agar efektif, verifikasi independen harus dilakukan pada poin-poin
utama dalam proses dimana kesalahan dapat dideteksi dengan cepat dan
benar.

Contoh

pengendalian

verifikasi

11

independen

dalam

siklus

pendapatan muncul dalam poin-poin departemen pengiriman, departemen


penagihan, departemen buku besar umum.
2. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTER
Teknologi juga dapat digunakan sebagai alat yang sangat bagus untuk
mencapai perubahan organisasi. Bagian bawah dari spectrum perubahaan
otorisasia dalah otomatisasi, sedangkan bagian atasnya adalah rekayasa ulang.
Otomatisasi mencapkup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas pekerjaan sedangkan rekayasa ulang meliputi perubahan dasar pola
pikir atas proses bisnis dan alur pekerjaan dimana tujuannya untuk memperbaiki
kinerja operasional dan mengurangi biaya dengan cara mengidentifikasi dan
menghilangkan yang tidak bernilai tambah.
a. Mengoptimalkan Pemrosesan Pesanan Penjualan dengan Teknologi Batch
Adanya perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya
fungsi akuntansi dan operasi sehari-hari. Proses akuntansitradisional daro
penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang, danbuku besar umum
dilakukan oleh aplikasi computer. Meskipun demikiantugas operasi lainnya
seperti penerimaan pesanan penjualan, penerimaankredit, penggudangan, dan
pengiriman masih dilakukan sama dengan pada saat sistem manual. Keunggulan
otomatisasi adalah penghematan biaya, pengurangan kesalahan, meminilkan
jumlah staf

akuntansi,

serta

resiko

kesalahan

administrasi.

Tahap-tahap

pemrosesan computer dari sistem ini adalah sebagai berikut :


Pemasukan data
Pengeditan
Prosedur pembaruan
b. Rekayasa Ulang Pemrosesan Pesanan Penjualan dengan Teknologi Real Time
Banyak prosedur manual dan dokumen dari sistem yang lamadigantikan
dengan terminal computer yang interaktif sistem inimenyediakan masukan
dan keluaran secara real time dengan pembaruan batch pada beberapa file master.
Prosedur pemrosesan transaksi meliputi prosedur penjualan,prosedur
penggudangan, departemen pengiriman
12

Prosedur pembaruan file master


Keunggulan pemrosesan secara real time adalah mengurangi biayaoperasi
dan meningkatkan biaya pendapatan yang menjadikan teknologireal time sebagai
piihan yang menarik bagi perusahaan. Adapunkelebihannya sebagai berikut :
Pemrosesan real time menyederhanakan siklus kas perusahaan.
Pemrosesan real time dapat unggul bersaing di pasar
Prosedur manualcenderung menghasilkan kesalahan administrasiyang
dapat diidentifikasi dengan teknologi real time.
Pemrosesan secara real time ini mengurangi pemakaian kertas
c. Prosedur Penerimaan Kas Otomatis
Prosedur penerimaan kas adalah prosedur batch alami. Tidak seperti
transaksi penjualan yang cenderung terjadi terus menerus dalam satu hari,
penerimaan kas merupakan kejadian berbeda cek dan permintaan pembaran
diterima secara berkelompok. Sama halnya, penyetoran kas yang diterima hanya
dilakukan sekali pada hari kerja adapun poin-poin utama dari sistem penerimaan
kas :
Ruang penerimaan dokumen. Diruang ini cek dengan permintaan
pembayaran dipisahkan dan menyiapkan daftar pembayaran kemudian cek
salinan pembayaran dikirim ke depertemen penerimaan kas. Serta
dokumen permintaan pembayran dan salinan daftar pembayaran dikirim
ke departemen piutang dagang.
Departemen penerimaan kas. Staf disini mencocokan cek dan daftar
pembayaran serta menyiapkan slip setoran. Melalui terminal computer.
Staf membuat record voucher jurnal dari total kas yang diterima kemudian
menyimpan daftar pembayaran lalumenyetorkan uang tersebut ke bank
pada akhir hari kerja.
Departemen piutang dagang. Staf disini menerima dan mencocokan
dokumen pembayaran dan daftar pembayaran melalui terminal computer
staf membuat transaksi penerimaan kasberdasarkan setiap dokumen
pembayaran lalu menyimpandokumen pembayaran tersebut.
Departemen pemrosesan data.

13

d. Rekayasa Ulang Prosedur Penerimaan Kas


Beberapa perusahaan telah melakukan rekayasa ulang prosedur penerimaan dokumen
untuk mengurangi risiko dan biaya secara efektif. Staf penerimaan dokumen meletakkan
kumpulan amplop yang belum dibuka ke mesin yang secara otomatis membukanya dan
memisahkan antara dokumen penerimaan pembayaran dan cek. Saat amplop dibuka, mesin
mengetahui bahwa dokumen yang pertama dalam amplop adalah dokumen permintaan
pembayaran. Jadi, yang kedua adalah cek. Proses ini dijalankan secara internal, dan setelah
amplop dibuka, staf penerimaan dokumen tidak dapat mengakses isinya.
e. Sistem Point of Sale (POS)
Merupakan sistem siklus pendapatan yang hanya uang tunai, cek, dan
pembayaran tunai saja yang dapat digunakan. Perusahaan tidak menyimpan
rekening pelanggan. Persediaan disimpan ditoko dan pelanggan secara langsung
dapat mengambil barang yang akan dibeli dan membawanya kekasir pembayaran
dimana transaksi dimulai. Adapun tahapan prosedur point of sale, yaitu:
1. Prosedur Harian
2. Prosedur Akhir Hari Kerja

f. Rekayasa Ulang Menggunakan EDI


`

Banyak perusahaan telah merekayasa ulang proses pesanan penjualan

melalui pertukaran data elektronik EDI. Teknologi dibuat untuk mempercepat


transaksi rutin dengan pedagang grosir, dan antara pedagangn grosir dengan
pedagang eceran. Teknologi ini computer pelanggan terhubung langsung ke
komputer penjual melalui telepon. Saat pelanggan mendeteksi adanya kebutuhan
untuk memenuhi persediaan, sistem secara otomatis mengirimkan pesanan
tersebut ke penjual. Sistem yang dimiliki oleh penjual dan secara otomatis
memprosesnya.
EDI tidak hanya sekedar teknologi. EDI mewakili susunan bisnis yang unik
antara pembeli dan penjual dimana mereka sebelumnya menyetujui pertentuan

14

dari kerja mereka. Namun demekian EDI memiliki sisi negative pengendalian
bagi perusahaan. Salah satu masalahnya adalah bagaimana memastikan, tanpa
adanya pengesahan karena hanya transaksi yang valid saja yang diproses. Resiko
lainnya adalah bahwa rekan bisnis atau seseorang lain yang mengakses catatan
akuntansi perusahaan yang tidak masuk dalm perjanjian.
g. Rekayasa Ulang dengan Menggunakan Internet
Ribuan

perusahaan

didunia

sudah

membuat

homepage

untuk mempromosikan produk mereka dan melakukan penjualan. Dengan masuk


ke homepage pelanggan dapat memperoleh akses kedaftar barang penjualan,
melihat barang yang tersedia, dan memesan. Biasanya penjualan melalui internet
adalah transaksi kartu kredit. Pesanan pelanggan dan informasi kartu kredit
disertakan pada file email penjual. Staf akan meneliti pesanan tersebut,
memverifikasi

kredit,

dan

memasukan

transaksi

tersebut

kedalam

sistem penjualan untuk diproses. Karena perlu meneliti file email maka waktu
penjualan melalui internet lebih lama dibandingkan pesanan melalui telefon.
Tidak seperti EDI, internet menghubungkan organisasi dengan ribuan
mitra bisnis potensial yang tidak memiliki perjanjian formal dengan organisasi
selain itu hubungan lewat internet beresiko mendapat ancaman dari hacker, virus
dan penipuan transaksi.
h. Pertimbangan Pengendalian untuk Sistem Berbasis Komputer
Segala bentuk teknologi pasti memiliki resiko-resiko, tidak terkecuali
dalam pengendalian yang berbasis komputer ini. Adapun resiko yang mungkin
terjadi adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Otorisasi
Pemisahan Tugas
Supervisi
Pengendalian Akses
Catatan Akuntansi
Verifikasi Independen

3. SISTEM AKUNTANSI BERBASIS PC

15

Pasar peranti lunak menawarkan ratusan sistem akuntansi berbasis PC.


Berbeda dengan sistem berbasis mainframe dan klien/server yang biasanya dibuat
khusus untuk memenuhi keinginan khusus dari pengguna, aplikasi PC dibuat
untuk sistem yang bersifat umum sehingga dapat memenuhi banyak keinginan
pengguna. Tidak mengherankan jika sistem akuntansi berbasis PC banyak
digunakan pada perusahaan yang berskala kecil yang menggunakan sistem
tersebut untuk mengotomatisasi sistem manual perusahaan tersebut sehingga
menjadi lebih efisien dan kompetitif. Perusahaan dapat memanfaatkan celah pasar
yang ada. Sistem yang dibuat secara komersial biasanya mempunyai modul yang
terpadu dan lengkap. Ini berarti bahwa transfer data antara modul terjadi secara
otomatis.
Sistem

akuntansi

PC menciptakan

masalah

pengendalian

yang

unik bagiakuntan. . Resiko timbul dari kelemahan yang melekat pada lingkungan
PC.Resiko tersebut antara lain:
Pemisahan tugas. Sistem PC cenderung tidak mempunyai pemisahan tugas
yang memadai. Karyawan bisa bertanggung jawab untuk seluruh data
transaksi, termasuk pesanan penjualan, penerimaan kas, faktur, dan
pembayaran. Pada sistem manual kewenangan ini sama saja dengan
menugaskan pemasukan data piutang dagang, uatang usaha, pengeluaran kas, dan
penerimaan kas kepada satu orang.
Pengendalian akses. Sistem PC biasanya tidak cukup menyediakan
pengendalian pada akses file data, meskipun beberapa aplikasi bisa
diamankan dengan menggunakan kata sandike file, akses file data secara
langsung melalui sistem operasi dapat melewati pengendalian ini
solusiatas masalah in mencakup enkripsi data, penguncian disket, dan alat
pengamanan fisik.
Catatan akuntansi. Lingkungan PC sering mengalami kehilangan data
yang mangancam catatan akuntansi dan jejak audit. Kegagalan disket
komputer merupakan sebab utama dari kehilangan data. Prosedur formal
untuk membuat data cadangan dari file data dan program dapat
mengurangi permasalahan ini.

16

17

Anda mungkin juga menyukai