Anda di halaman 1dari 211

Sistem Informasi Akuntansi

Program Studi Sistem Informasi


Fakultas Sains dan Teknologi Informasi
Institut Sains dan Teknologi Nasional
2016
Lembar Pengerjaan Per BAB
Bab 2-Pengantar Pemrosesan Transaksi : Wildaniah (14350008)

Bab 4-Siklus Pendapatan : Haidar Shalahuddin (14350011)

Bab 7-Siklus Konversi : M.Alfaridzi (14350007)

Bab 8-Sistem Buku Besar Umum, Pelaporan : Syahrul Ramadhan (14350010)


Keuangan dan Pelaporan manajemen
Bab 9-Sistem Manajemen Basis Data : Asri Amaliza F (14350009)

Bab 10-Pendekatan REA Untuk Pemodelan


Proses Bisnis : M. Fatih Jauhari (14350013)

Bab 11-Sistem Perencanaan Sumber Daya


Perusahaan : Wisni Dwi A. (14350014)

Bab 12-Sistem Perdagangan Elektronik : Intan Pandini (14350015)

Bab 13-Mengelola Siklus Hidup


Pengembangan Sistem : Nanda Dheanti N. (14350005)

Bab 14 Membangun, Melaksanakan dan : Wisnu Dwi Atmojo (14350004)


Memelihara Proyek Sistem

Bab 15 Pengendalian Sistem Informasi : Achmad Kurniawan (14350002)


Berbasis Komputer
BAB 2
PENGANTAR PEMROSESAN TRANSAKSI
Gambaran umum pemrosesan transaksi
Kegiaatan ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas perusahaan dicerminkan
dalam akun-akunnya,dan diukur dalam satuan mata uang.
Transaksi keuangan yang paling umum adalah pertukaran ekonomi dengan ekstrenal. Hal ini
termasuk penjualan barang atau jasa, pembelian persediaan pembebasan kewajiban keuangan
dan penerimaan kas dari pelanggan.
Transaksi keuangan juga terdiri atas peristiwa-peristiwa internal seperti depresiasi aktiva
tetap: aplikasi tenaga kerja ,bahan baku,overhead.
Transaksi keuangan adalah kegiatan bisnis umum yang terjadi secara rutin
misalnya,ribuan transaksi dari satu jenis tertentu (penjualan ke pelanggan ) terjadi setiap hari.
Untuk menghadapi volume yang besar tersebut secara efisien perusahaan mengelompokkan
jenis-jenis transaksi yang sama ke dalam siklus-siklus transaksi.

SIKLUS TRANSAKSI
Terdapat tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besasr aktivitas ekonomi
perusahaan yaitu : Siklus pengeluaran, siklus konversi, siklus pendapatan. Siklus-siklus ini
ada dalam semua jenis bisnis baik yang mencari laba maupun yang nirlaba. Misalnya setiap
bisnis :
1. Memunculkan pengeluaran sebagai ganti dari sumber daya.
2. Menyediakan nilai tambah melalui produk atau jasanya
3. Menerima pendapatan dari sumber luar.
figur 2.1 menunjukan hubungan antara siklus-siklus ini dan sumber daya yang mengalir
diantara siklusnya.

SIKLUS PENGELUARAN
Aktivitas bisnis dimulai dengan pemerolehan bahan baku,properti,dan tenaaga kerja.
Melalui pertukaran dengan kas-siklus pengeluaran.
Figur 2.1 menunjukan arus kas dari organisasi ke berbagai penyedia sumber daya. Kebanykan
transaksi pengeluaram kas aktual dilakukan pada saat yang sama dengan penerimaan barang
atau jasa . Berhari-hari bahkan berminggu-minggu dapat berlalu.
Figur2.1
Hubungan antara siklus-siklus transaksi

Tenaga kerja
pelanggan

Bahan baku

Pabrik

Siklus pengeluaran Siklus konversi siklus pendapatan

Subsistem Subsistem perencanaan dan Subsistem


pengendalian produksi
Pemrosesan pesanan
Pembelian/utang
Akutansi biaya penjualan

Barang jadi
Siklus Konversi

Siklus konversi (convertion cycle) terdiri atas dua subsistem utama . Sistem produksi dan
sistem akutansi biaya. Sistem produksi melibatkan perencanaan, penjadwalan,dan
pengendalian produk fisik melalui proses produksi.
Hal ini termasuk menetapkan kebutuhan bahan baku,otorisasi kerja yang harus
dilakukan dan pelepasan bahan baku ke produksi, serta mengrahkan pergerakan barang dalam
proses melalui berbagai tahap proses.
Sistem akutansi biaya memantau arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi

Siklus pendapatan

Perusahaan menjual barang jadi ke pelanggan melalui siklus


pendapatan(revenue cycle) yang melibatkan pemrosesan penjualan
tunai,penjualan kredit,dan penerimaan kas setelah penjualan kredit. Subsitem
utama dari siklus pendapatan,yang merupakan topik bab 4 dijelasakan dibawah
ini :
pemrosesan pesanan penjualan. Mayoritas penjualan bisnis
dilakukan secara kredit dan melibatka tugas-tugas seperti penyiapan
pesana penjualan,pemberian kredit, pengiriman produk kepada pelanggan,
penagihan pelanggan , dan pencatatan transaksi dalam akun-akun.

Penerimaan kas untuk penjualan kredit, ada periode waktu antara penjualan dan
penerimaan kas. Pemrosesan penerimaan kas meliputi penagihan kas
,penyimpanan kas dibank,dan pencatatan peristiwa-peristiwa ini dalam akun.

Sistem manual

Mendeskripsikan tujuan setiap jenis catatan akutansi (acconting record)


yang digunakan dalam siklus transaksi. Pembahasan akan dimulai dengan
pencatatan tradisional yang digunakan dalam sistem manual (dokumen, jurnal,
buku besar) dan kemudian mengkaji perangkat magnetisnya dalam sistem
berbasis komputer.

Dokumen

Dokumen menyediakan bukti dari kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk
memulai pemrosesan transaksi. Beberapa dokumen merupakan hasil pemrosesan transaksi.
Dalam bagian ini akan didiskusikan tiga jenis dokumen yaitu, dokumen sumber, dokumen
produk, dan dokumen perputaran.

Dokumen sumber

peristiwa ekonomi menimbulkan beberapa dokumen yang diciptakan pada awal


transaksi. Ini disebut dokumen sumber. Dokumen sumber digunakan untuk menangkap dan
memformalisasi data transaksi yang diperlukan untuk memproses siklus transaksi. Figur 2.2
menunjukan pembuatan dokumen sumber.
Salinan dokumen sumber ini memasuki sistem penjualan dan digunakan untuk
membawa informasi ke berbagai fungsi, seperti penagihan,pengiriman dan piutan. Informasi
dalam pesanan penjualan memicu aktivitas khusus dalam setiap departemen.
Figur 2.2

Pesanan
1 2 3
pelanggan
Pengumpulan data
Dokumen sumber
pesanan

Sistem penjualan

Dokumen produk
Dokumen produk ( product dokumen) yaitu hasil dari pemrosesan transaksi , bukan
dokumen yang memicu mekanisme proses. Misalnya cek pembayaran gaji yang diberikan
kepada karyawan adalah dokumen produk dari sistem penggajian. Figur 2.3 memperluas
contoh dari figur 2.2 untuk mengilustrasikan bahwa tagihan pelanggan adalah dokumen
produk dari sistem penjualan.

Figur 2.3
Pesanan 1
pelanggan Pengumpulan data 2
Dokumen sumber 3
pesanan pembelian

Pelanggan

Tagihan
Sistem penjualan

-------------------

Dokumen perputaran
Dokumen perputaran (turnaround document) adalah dokumen produk dari suatu
sistem yang menjadi dokumen sumber dari sistem lainnya. Bagian yang atas dari dokumen ini
merupakan tagihan aktual, bagian bawah adalah informasi pembayaran, mereka memindahkan
informasi pembayaran dan mengembalikannya ke perusahaan bersama dengan ceknya. Salah
satu yang dihadapi oleh para desainer sistem penerimaan kas adalah pencocokan pembayaran
pelanggan dengan akun pelanggan yang benar. Dengan menyediakan informasi yang
diperlukan sebagai produk dari sistem penjualan, kita bisa memastikan keakuratannya ketika
diterima oleh sistem penerimaan kas.

Figur 2.4
1
Pesanan
Pengumpulan data 2
pelanggan Dokumen sumber 3
pesanan pembelian

Pelanggan

Tagihan
Sistem penjualan

-------------------

1
Sistem Penerimaan kas
1

Informasi pembayaran

JURNAL
Jurnal adalah catatan ayat-ayat secara kronolgis . Pada titik tertentu dalam proses transaksi,
ketika semua fakta yang relevan tentang transaksi diketahui, peristiwa dicatat dalam jurnal
secara kronologis. Dokumen adalah sumber utama bagi jurnal.

Terdapat dua jenis jurnal :

Jurnal khusus digunakan untuk mencatat kelas transaksi khusus yang mucul dalam
volume besar. Trasnsaksi seperti ini dapat dikelompokkan dalam jurnal khusus atau
diproses secara lebih efisien dari pada yang dilakukan di jurnal umum
Register mengacu pada jenis-jenis tertentu dari jurnal khusus,misalnya jurnal
penggajian sering sisebut sebagai register penggajian.

Jurnal umum perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi yang
jarang terjadi atau yang tidak sama,misalnya biasanya mencatatat depresiasi periodik
dan ayat penutup dijurnal umum.

BUKU BESAR
Buku besar(ledger) adalah buku akun keuangan yang mencerminkan pengaruh keuangan
dari transaksi setelah dibukukan dari baerbagai jurnal.

Buku besar menunjukan kenaikaan ,penurunan, dan saldo lancar dari setiap akun. Terdpat dua
jenis buku besar :

Buku besar umum(general ledger) merangkum aktivitas dari setiap akun organisasi.
Dept buku besar umum mempengaruhi catatan-catatan tersebut dari tanda bukti jurnal
yang disiapkan dari jurnal khusus dan sumber lainnya dari seluruh lokasi perusahaan

buku besar umum menyediakan nilai tunggal untuk setiap akun pengendali,seperti utang
piutang dan persediaan.

Buku besar pembantu(subsidiary ledger) disimpan dalam dept akutansi perusahaan .


Buku besar ini mecakp persediaan,utang,penggajian,dan piutang. Pemisahan ini
memungkinkan pengendalian dan dukungan ke operasi dengan lebih baik.

JEJAK AUDIT
Catatan akutansi yang dijelaskan sebelumnya menyediakan jejak audit(audit trail)
untuk menelusuri transaksi dari dokumen sumber ke laporan keuangan. Diantara
berbagai tujuan dari jejak audit, yang paling penting bagi akuntan adalah audit akhir
tahun.

Audit piutang dagang sering kali mencakup prosedur yang disebut konfirmasi.
Prosedur ini melibatkan kontak dengan pelanggan tertentu untuk menentukan apakah
transaksi yang dicatat dalam akun benar-benar terjadi bahwa pelanggan setuju dengan
saldo yang dicatat. Informasi terdapat dalam dokumen sumber dan akun buk besar
pembantu memungkinkan auditor mengidentifikasi dan mengetahui pelanggan yang
dipilih untuk konfirmasi.
JENIS FILE
File master(master file) umumnya berisi data akun. Buku besar umum dan buku besar
pembantu adalah contoh dari file master. Nilai data dalam file master dapat diperbarui
dari transaksi.

File transaksi(transaction file) file sementara yang menyimpan catatan transaksi yang
akan digunakan untuk mengubah atau memperbarui data dalam file master. Pesanan
penjualan, penerimaan, persediaan dan penerimaan kas adalah contoh dari file
transaksi.

File referensi (reference file) menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk
memproses transaksi. Misalnya program penggajian dapat mengacu ke tabel pajak
untuk menghitung jumlah yang sebenarnya dari pajak yang ditahan untuk transaksi
penggajian.

File arsip berisi catatan transaksi masa lalu yang dipertahankan untuk referensi masa
depan. Transaksi ini merupakan bagian yang penting dari jejak audit. File arsip
meliputi jurnal,catatan tentang akun yang dihapus,dsb.

DIAGRAM ARUS DATA


Diagram arus data (data flow diagram-DFD) menggunakan simbol untuk menyajikan
entitas,proses,arus data dan penyimpanan data yang berkaitan dengan suatu sistem.

Entitas dalam dfd adalah objek-objek eksternal dalam sistem yang dimodelkan. Entitas
ini mewakili sumber dan tujuan dari data. DFD digunakan untuk menyajikan sistem
dalm beberapa tingkat perincian dari yang sangat umum ke yang sangat terperinci.
DFD banyak digunakan oleh analisis sistem untuk mewakili elemen logis dari sistem.
Proses dalam DFD harus dinamai dengan kata kerja yag deskritif misalnya kirim
barang,perarui catatan atau terima pelanggan.

DIAGRAM RELASI ENTITAS


Diagram relasi entitas (entity relationship-ER) adalah teknnik dokumentasi yang
diguunakan untuk menyajikan relasi antara entitas. Entitas(entity) adalah sumber daya
fisik (mobil,kas,persediaan) kegiatan (memesan persedian,menerima kas atau
mengirim barang) pelaku (sta penjualan,pelanggan atau pemasok) yang akan
digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan data. Salah satu penggunaan umum dari
diagram ER adalah untuk memodelkan basis data organisasi.

Hubungan antara diagram ER dan diagram DFD


DFD dan diagram ER mencerminkan berbagai aspek dari sistem yang sama, namun saling
berhubungan dan bisa rekonsiliasi. DFD adalah model proses sistem dan model diagram ER
yang digunakan oleh data didalam sistem atau dipengaruhi oleh sistem. Kedua diagram ini
saling terhubung melalui data , setiap data yang disimpan dalam DFD mewakili entitas data
dalam diagram ER.

Bagan Alir
Bagan alir (flowcahrt) adalah representasi grafis dari sistem yang mendeskripsikan
rela fisik daintara enitas-entitas intinya. Bagan alir dapat digunakan menyajikan
aktifitas manual,aktifitas pemrosesan komputer dan keduanya.

Bagan alir dokumen (document flowchart) menggambarkan elemen-elemen dari


sistem manual,termasuk catatan akutansi,dept organisasional yang terlibat dalam
proses dan aktivitasyang dilakukan dalam dept tersebut.

Bagan alir system(system flowchart) menggambarkan aspek-aspek komputer dalam


sebuah sistem. Bagan alir sistem menggambarkan relasi antara data input, file
transaksi,program komputer,file utama dan laporan output yang dihasilkan oleh sistem
trsbt.
PERBEDAAN ANTARA SISTEM BATCH DAN REAL TIME
Jeda waktu
Sistem batch menyusun transaksi ke dalam kelompok-kelompok untuk pemrosesan.
Sistem real time memproses transaksi secara individu pada saat peristiwa ekonomi muncul.
Sumber daya
Sistem batch menggunakan file berurutan yang disimpan dalam pita magnetis.
Sistem real time menggunakan file akses langsung yang memerlukan peralatan penyimpanan
ang lebih mahal,seperti cakram magnetis.
Efisisensi operasional
Sistem pemrosesan real time yang menangani sejumlah besar transaksi setiap hari dapat
menciptakan ketidakefisienan operasional.
Pemrosesan batch dari akun yang nonkritis memperbaiki efisiensi operasional dengan
mengeliminasi aktivitas yang tidak diperlukan pada saat penting dalam pemrosesan
Evisiensi versus efektifitas
Perbedaan Karakteristik Antara Pemrosesan batch dan real-
time
METODE PEMROSESAN DATA
Karakteristik
pembeda
BATCH REAL TIME
Kerangka waktu Terdapat jeda antara waktu terjadinya Pemrosesan dilakukan
informasi kegiatan ekonomi dengan waktu ketika
pencatatanya kegiatan ekonomi terjadi
Sumber daya Lebih sedikit sumber daya yang Lebih banyak sumber daya
dibutuhkan yang dibutuhkan dari pada
pemrosesan
batch
Efisiensi operasional Record tertentu diproses setelah Semua record yang
peristiwa terjadi untuk menghindari berkaiitan
penundaan operasional dengan peristiwa
diproses segera.

Pendekatan pemprosesan data alternatif


Sistem warisan versus sistem modern

Pembaruan file master dari transaksi

Prosedur pembuatan cadangan basis data

RINGKASAN
1. Memberikan ulasan tentang pemrosesan transaksi yang menunjukan peran penting
sebagai penyedia informasi untuk pelaporan keuangan,pelaporan manajemen
internal,dan pendukung operasi sehari-hari.

2. Mendeskripsikan relasi diantara catatan akutansi dalam sistem manual dan sistem
berbasis komputer.

3. Menyajikan ulasan tentang teknik dokumentasi yang digunakan untuk


mendeskripsikan fitur-fitur utama dari sistem.

Enam jenis dokumentasi yang biasanya digunakan untuk tujuan ini adalah : daigram arus
data,diagram relasi entitas,bagan alir dokumen, bagan alir sistem,bagan alir program,dan
diagram tata letak record.

Bab ini menjelaskan tentang dua teknologi komputer yang digunakan untuk pemrosesan
transaksi yaitu:

1. Pemrosesan batch yang menggunakan pengumpulan real time

2. Pemrosesan real time.

Struktur data
Struktur berurutan (squential structure)

Struktur akses langsung (direct acces structure)

Struktur berindeks (indexed structure)

Struktur vsam (virtual storage access method-VSAM)

Struktur Hashing (Hashing structure)

Struktur pointer (pointer structure)

Pemrosesan Batch Menggunakan File Berurutan


KEYSTROKE

EDIT RUN

SORT RUN

UPDATE RUN
BAB 4
SIKLUS PENDAPATAN

Tinjauan Umum Aktivitas Siklus Pendapatan


Untuk menyajikan fungsi lain dari siklus pendapatan, kita akan mempelajari diagram arus
data (data flow diagram DFD) dan bagan alir dokumen yang mencerminkan lingkungan
manual. Meskipun sebagian besar organisasi memakai teknologi komputer dalam bentuk yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya untuk melakukan tugas, kita tetap perlu mempelajari
sistem manual sebelum mempelajari sistem berbasis computer.

Aktivitas logis yang membentuk sistem pemrosesan pesanan penjualan. Proses ini
dideskripsikan dalam langkah-langkah berikut:

1 Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjuala.


Departemen penjualan mencatat perincian penting dari peristiwa ini pada pesanan
penjualan.
2 Langkah pertama dari proses penjualan adalah mengesahkan transaksi dengan
meminta persetujuan kredit untuk pelanggan.
3 Saat kredit disetujui, informasi penjualan akan dilanjutkan ke proses penagihan
gudang, dan pengiriman.
4 Langkah selanjutnya adalah pengirim barang, yang harus dilakukan segera setelah
persetujuan kredit diperoleh.
5 Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevn mengenai
transaksi tersebut danm menagih pelanggan.
6 Bagian piutang dagang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam
akun pelanggan.
7 Sama halnya, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari bagian
penagihan untuk menyesuaikan record persediaan untuk mencerminkan penurunan
persediaan.
8 Secara berkala proses penagihan, piutang dagang, dan pengendalian persediaan
mengirim rangkuman informasi ke proses buku besar umum.

Prosedur Manual
Bagan aliran dokumen pada figure 4-2 menunjukkan prosedur manual dan dokumen dokumen
yang biasanya digunakan pada sistem pesanan penjualan yang dilakukan secara manual
Urutan Aktivitas
Kita telusuri urutan aktivitas manual yang melalui departemen yang dipengaruhi oleh proses
penjualan. Kita akan memeriksa dokumen khusus, jurnal, dan buku besar yang akan temui di
setiap tahap dari sistem ini.

Departemen Penjualan. Proses penjualan dimulai dari departemen penjualan yang menerima
pesanan pelanggan yang menunjukkan jenis dan jumlah barang yang diminta. Pada tahap ini,
pesanan pelanggan tidak dalam format yang standar dan mungkin tidak berbentuk dokumen
fisik.

Figur 4-2
Departemen Kredit. Langkah awal dalam departemen ini adalah otoritas transaksi yang
mencakup verifikasi kelayakan pemberian kredit kepada pelanggan. Keadaan penjualan akan
menentukan cara pemeriksaan kredit. Misalnya penjual dapat melakukan investigasi keuangan
seecara lengkap kepada pada pelanggan baru untuk menentukan batas kredit. Dalam sistem
fiktif kita, salinan persetujuan kredit untuk pesanan penjualan akan diberikan ke departemen
kredit untuk disetujui. Hasil persetujuan yang dikembalikan memicu pengiriman salinan
pesanan penjualan lainnya ke berbagai departemen. Salinan kredit disimpan dalam file
pesanan pelanggan sampai transaksi selesai.

Prosedur Gudang. Departemen penjualan mengirim salinan surat pengeluaran barang dari
pesanan penjualan ke bagian gudang. Dokumen ini mengidentifikasi barang persediaan yang
harus dicari dan diambil dari gudang. Dokumen tersebut juga memberikan persetujuan formal
bagi petugas gudang untuk mengeluarkan barang yang dimaksud. setelah mengambil barang,
petugas menulis inisial pada salinan surat pengeluaran barang untuk mengindikasikan bahwa
pesanan sudah lengkap dengan benar.

Departemen Pengiriman. Sebelum menerima barang dan salinan surat pengeluaran barang,
departemen pengiriman menerima salinan slip pengepakan dan dokumen pengiriman dari
departemen penjualan. Slip pengepakan bersama dengan barang dikirim ke pelanggan untuk
menggambarkan isi kiriman tersebut. Slip pengepakan bisa ditaruh didalam kotak pengiriman
atau dilekatkan di luarnya dengan kantong plastic khusus. Slip pengiriman menginformasikan
ke departemen penagihan bahwa pesanan pelanggan sudah dipenuhi dan dikirim.

Petugas pengiriman menyerahkan barangm slip pengepakan, dan dua salinan bill of lading ke
perusahaan pengiriman, dan kemudian melakukan tugas berikut:

1 Mencatat pengiriman pada log pengiriman barang.


2 Menyerahkan dokuen pengeluaran barang dan dokumen pengiriman ke departemen
penagihan sebagai bukkti pengiriman.
3 Menyimpan satu salinan bill of lading dan salinan dokumen pengiriman.

Departemen Penagihan. Departemen penagihan memainkan peran penting dalam sistem


pesanan penjualan. Departemen ini mengumpulkan informasi tentang transaksi penjualan dan
merekonsiliasi, mengasimilasi, dan mendistribusikan informasi ini ke departemen lainnya.

Figur 4-2 menunjukkan bahwa pada saat persetujuan kredit, deprtemen penagihan menerima
faktur, salinan buku besar, dan salinan file pesanan penjualan dari departemen penjualan.
Semua ini menjadi tanda terima dari dokumen pengiriman dokumen pengeluaran barang.

Ketika informasi ini sampai di departemen penagihan, staf administrasi akan mencari faktur
dan salinan buku besar dari file sementara dan melakukan langkah-langkah berikut ini:

1 Membandingkan barang dan jumlah yang tertera pada faktur dan salinan buku besar
dengan informasi yang terdapat pada dokumen pengeluaran barang dan dokumen
pengiriman.
2 Jika perlu, sesuaikan saktur dengan salinan buku besar untuk menunjukkan transaksi
yang sesungguhnya.
3 Tambahkan harga satuan, pajak, dan biaya pengiriman pada tagihan, buku besar, dan
salinan file.
4 Tetaplah ketentuan penjualan, seperti diskon kuantitas dan diskon pembayaran awal.
5 Kirim faktur ke pelanggan.
6 Kirim dokumen pengirim ke departemen penjualan untuk menutup file pelanggan
yang terbuka.

Departemen Penagihan melakukan pembukuan sesuai dengan tugas-tugas berikut ini:

1 Mencatat penjualan pada jurnal penjualan.


2 Mengirim salinan buku besar dari pesanan penjualan ke piutang dagang.
3 Mengirim dokumen pengeluaran barang ke pengendalian persediaan.
4 Menyimpan salinan faktur di file permanen dari departemen penagihan.

Jurnal Penjualan adalah jurnal khusus yang mencatat transaksi penjualan. Setiap faktur
penjualan dicatat dalam jurnal sebagai item yang terpisah.

Departemen Pengendalian Persediaan. Departemen pengendalian persediaan menggunakan


dokumen pengeluaran barang untuk memperbarui akun buku besar pembantu persediaan.
Pada sistem persediaan perpetual, setiap item di persediaan mempunyai record tertentu dalam
buku besar.

Departemen Piutang Dagang. Departemen piutang dagang akan membukukan dari salinan
buku besar pesanan penjualan ke buku besar pembantu piutang dagang. Setiap pelanggan
mempunyai record pada buku besar pembantu piutang dagang.

Departemen Buku Besar Umum. Pada saat penutupan periode pemrosesan departemen buku
besar umum telah menerima voucher jurnal dari departemen penagihan dan pengendalian
persediaan, dan ikhtisar dari departemen piutang dagang.

Departemen Kontroler. Secara berkala (Mingguan atau Bulanan), staf dari departemen
kontroler mencocokkan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen berikut ini:

1 Salinan dari daftar permintaan pembayaran.


2 Slip setoran bank yang diterima dari bank.
3 Voucher jurnal dari departemen penerimaan kas dan departemen piutang dagang.

Pengendalian Siklus

Pada Bab 3 didefinisikan enam kelopok aktivitas pengendalian internal yang menjadi
petunjuk kita dalam membuat dan mengevaluasi proses pengendalian transaksi. Proses
tersebut adalah pemisahan tugas, supervise, catatan akuntansi, pengendalian akses, dan
verifikasi independen.
Otorisasi Transaksi
Pemeriksaan Kredit. Tujuan otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa hanya
transaksi yang valid yang akan diproses. Departmene kredit merupakan bagian yang
mengotorisasi pemrosesan pesanan penjualan. Departemen ini memastikan bahwa kebijakan
kredit perusahaan dilaksanakan dengan benar. Perhatian utamanya adalah kelayakan
pemberian kredit kepada pelanggan.

Kebijakan Retur Barang. Departemen kredit mengotorisasi proses retur barang. Penentuan
ini didasarkan pada sifat penjualan dan situasi retur. Konsep otoriisasi khusus dan umum juga
memngaruhi aktivitas ini. Kebanyakan perusahaan mempunyai kebijakan khusus untuk
menyetujui pengambilan kas dan kredit untuk pelanggan.

Pradaftar Kas. Pradaftar kas menyediakan sarana untuk melakukan verifikasi apakah cek
dari pelanggan dan permintaan pembayaran sudah benar. Adanya kelebihan pada permintaan
dan pembayaran pada departemen kredit atau kurangnya cek palanggan pada departemen
penerimaan kas akan dapat dideteksi ketika dilakukan pencocokan antara batch dengan daftar
tersebut.

Pemisahan Tugas. Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau departemen
pun yang memproses transaksi sendiri secara keseluruhan. Ada tigas peraturan yang memandu
desainer sistem dalam tugas ini:

1 Peraturan 1. Bagian yang mengotorisasi transaksi harus terpisah dengan bagian yang
memproses transaksi.
2 Peraturan 2. Pengendalian aktiva harus terpisah dari tugas pembukuan aktiva.
3 Peraturan 3. Perusahaan harus terstruktur sehingga tindak penipuan memerlukan
kolusi dua atau lebih individu. Fungsi pembukuan harus dibagi dengn hati-hati.

Supervisi

Beberapa perusahaan mempunyai karyawan yang terlalu sedikit untuk dapat melakukan
pemisahaan fungsi. Perusahaan seperti ini harus bergantung pada supervise untuk
pengendaliannya. Dengan melakukan supervisi kepada karyawan yang mempunyai potensi
untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakukan antisipasi dalam
sistemnya. Supervisi dapat juga memberikan pengandalian pada sistem yang sudah terpisah
dengan baik.

Cacatan Akuntansi
Bab 2 mendeskripsikan bagaimana dokumen sumber perusahaan, jurnal, dan buku besar harus
membentuk jejak audit yang memungkinkan auditor independen untuk menelusuri transaksi
melalui berbagai tingkat pemrosesan. Pengendalian ini juga merupakan fitur operasional yang
penting. Beberapa teknik pengendalian khusus dapat mempermudah penelusuran jejak audit.
Dokumen Sumber Bernomor. Dokumen sumber bernomor seperti pesanan penjualan,
pemberitahuan pengiriman, permintaan pembayaran, dan lain-lain dinomori secara berurutan
oleh printer sehingga setiap transaksi daapat diindentifikasi dan berbeda dengan yang lainnya.

Jurnal Khusus. Dengan mengelompokkan transaksi yang sama pada jurnal khusus, sistem
menyediakan laporan singkat atas seluruh kelompok kejadian.

Buku Besar Pembantu. Ada dua buku besar pembantu yang digunakan untuk menangkap
perincian transaksi dalam siklus pendapatan, yaitu buku besar pembantu persediaan dan
piutang dagang. Penjualan produk mengurangi pengaruh pada akun pembantu persediaan dan
meningkatkan akun pembantu piutang dagang pelanggan. Pembayaran kas dari para
pelanggan mengurangi akun pembantu piutang dagang mereka.

Buku Besar Umum. Akun pengendali buku besar umum merupakan dasar untuk menyiapkan
laporan keuangan. Transaksi siklus pendapatan memengaruhi akun buku besar pembantu
seperti penjualan, persediaan, harga pokok penjualan, piutang dagang, dank as.

File. Siklus pendapatan menggunakan beberapa file sementara dan permanen untuk
menunjang jejak audit. File-file ini merupakan tempat penyimpanan berbagai macam
dokumen. Contoh file dari siklus pendapatan:

1 File pesanan penjualan terbuka


2 File referensi data harga
3 File sejarah penjualan
4 File laporan
5 File memo kredit

Pengendalian Akses
Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak disetujui dan terlarang ke
aktiva perusahaan. Aktiva fisik pada siklus pendapatan adalah persediaan dank as.
Pembatasan akses ke aktiva ini meliputi:

1 Keamanan gudang, seperti pagar, alarm, dan penjaga.


2 Penyetoran kas secara harian ke bank.
3 Penggunaan lemari besi atau kotak deposit yang aman untuk kas.
4 Penguncian laci kas dan lemari besi pada departemen penerimaan kas.

Pengendalian akses atas informasi mencakup pembatasan akses ke dokumen yang


mengendalikan aktiva, yaitu sumber, jurnal, dan buku besar. Berikut ini merupakan contoh
dari resiko yang berkaitan dengan siklus pendapatan:

1 Seorang dengan akses ke buku besar piutang dagang dapat menghilangkan akunnya
dari pembukuan
2 Akses ke dokumen pesanan pelanggan memungkinkan seseorang yang tidak
mempunyai wewenang untuk mengirim tagihan bulanan ke pelanggan.
3 Seseorang dengan akses ke kas dan akun kas buku besar umum dapat menghilangkan
kas dari perusahaan dan menutupinya dengan melakukan penyesuaian pada akun kas.

Verifikasi Independen
Tujuan verifikasi independen adalah untuk meningkatkan dan memverifikasi kebenaran dan
kelengkapan dari prosedur yang dilaksanakan oleh orang lain dalam sistem. Pengendalian
verifikasi independen dalam siklus pendapatan muncul dalam poin-poin berikut ini:

a Departemen pengiriman memverifikasi bahwa barang yang dikirim ke pelanggan dari


gudang sudah benar dalam hal jenis dan jumlahnya.
b Departemen penagihan mencocokan pemberitahuan pengiriman dengan faktur
penjualan untuk memastikan bahwa pelanggan ditagih sesuai dengan barang yang
dikirimkan.
c Departemen buku besar umum juga memegang peranan penting dalam verifikasi. Staf
buku besar umum mencocokan voucher jurnal yang dibuat oleh berbagai departemen.

Sistem Akuntansi Berbasis Komputer


Setelah memahami tugas dan pengedalian operasional utama yang terdapat pada siklus
pendapatan, berikut ini akan dibahas bagaimana tugas dan pengendalian ini dipengaruhi oleh
teknologi computer. Teknologi dapat menjadi alat yang sangat bagus untuk mencapai
perubahan organisasi. Pada bagian bawah dari spectrum perubahan organisasi adalah
otomatisasi, sedangkan pada bagian atasnya adalah rekayasa ulang. Otomatisasi mencakup
penggunaan teknologi untuk mengingkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Rekayasa
ulang meliputi perubahan mendasar pola piker atas proses bisnis dan alur pekerjaan.

Tujuan dari rekayasa ulang adalah untuk memperbaiki kinerja operasional dan mengurangi
biaya dengan cara mengidentifikasi dan menghilangkan tugas yang tidak bernilai tambah.

Pada bagian ini, akan dibahas teknik otomatisasi dan rekayasa ulang yang diterapkan pada
pemrosesan pesanana penjualan dan sistem penerimaan kas. Akan dibahas juga fitur-fitur
utama dri sistem poin of sale (POS), yang mengombinasikan fitur proses penjualan secara
kredit dan tunai. Struktur file yang digunakan untuk mengilustrasikan metode pemrosesan
data ditunjukkan pada figure 4-14.
Mengotomatiskan Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan
Teknologi Batch
Perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya fungsi akuntansi dalam
operasi sehari-hari. Prosedur akuntansi trandisional dari penagihan, pengendalian,
pengendalian persediaan, piutang dagang, dan buku besar umum dilakukan oleh aplikasi
computer.

Pemasukan Data
Proses ini dimulai dengan diterimanya sekumpulan dokumen pemberitahuan pengiriman dari
departemen pengiriman. Dokumen ini merupakan salinan dari pesanan penjualan yang berisi
informai tentang jumlah unit yang dikirimkan dan informasi mengenai pelanggan.

Pengeditan
Sistem pesanan penjualan batch dijalankan secara berkala. Bergantung pada volume transaksi
dan kebutuhan akan informasi terbaru, hal ini bisa dijalankan satu kali saja pada akhir hari
kerja atau beberapa kali per hari. Program edit memvalidasi transaksi dengan menguji setiap
record untuk mengetahui jika terjadi kesalahan yang diakibatkan karena pengetikan atau
kesalahan logis.

Prosedur Pembaruan
Figur 4-16 mengilustrasikan proses pembaruan akses langsung dengan menggunakan data
percontoh. Mulai dari bagian atas file pesanan penjualan yang diedit, program pembaruan
memasukkan transaksi pertama ke record buku besar pembantu persediaan dan pitang dagang
dengan menggunakan kunci sekunder untuk mencari record yang sesuai secara langsung.
Hal ini akan terus berjalan sampai seluruh catatan dalam file transaksi selesai dibukukan.
Akun buku besar biasanya diperbarui setelah setiap batch. Ketika program mencapai akhir
dari file transaksi, program tersebut akan berakhir.

Rekayasa Ulang Pemrosesan Pesanan Penjualan Dengan


Teknologi Real-Time

Figur 4-17 mengilustrasikan sitem pesanan penjualan real-time. Banyak prosedur manual dan
dokumen dari sistem yang lama digantikan dengan terminal computer yang interaktif. Sistem
ini menyediakan masukan dan keluaran secara real-time dengan pembaruan batch hanya pada
beberapa file master saja.

Prosedur Pemrosesan Transaksi


Prosedur Penjualan. Pada pemrosesan secara real-time, staf penjualan menerima pesanan dari
pelanggan dan memproses setiap traksaksi secara terpisah pada saat itu juga. Dengan
menggunakan terminal computer yang terhubung ke sistem pesanan penjualan, staf
melaksanakan tugas di dibawah ini secara real-time:
a Sistem mengakses file pembantu persediaan dan memeriksa ketersediaan barang.
b Jika kredit disetujui, sistem memperbarui saldo pelanggan saat ini untuk
merefleksikan penjualan tersebut dan mengurangi persediaan sesuai dengan jumlah
barang yang terjual gua menunjukkan jumlah yang terakurat dari jumlah persediaan
yang dimiliki dari yang tersedia untuk dijual.
c Sistem secara otomatis mengirim pesan elektronik ke gudang dan dokumen
pengiriman ke departemen pengiriman, dan mencatat penjualan pada file penjualan
yang belum terpenuhi

Prosedur Pergudangan. Terminal computer staf pergudangan segera mencetak dokumen


pengeluaran barang yang dikirim secara elektronik. Kemudian staf mengambil barang dan
mengirimkannya, bersama dengan salinan dokumen pengeluarn barang, ke departemen
pengiriman.

Departemen Pengiriman. Star pengiriman mencocokan barang, dokumen pengeluaran


barang, dan slip pengepakan yang dibuat oleh terminal komputer. Staf kemudian memilih
kurir dan menyiapkan barang untuk dikirim. Dari terminal komputer ini, staf mengirimkan
dokumen pengiriman komputer pusat yang berisi tanggal pengiriman dan biaya pengiriman.
Staf pengiriman akan memperbarui record pesanan penjualan secara real-time.
Prosedur Pembaruan File Master

Pada akhir hari kerja, program pembaruan patch mencari pada file pesanan penjualan yang
terbuka record yang bertanda tutup, dan melakukan pembaruan pada akun buku besar umum
berikut ini:

- Persediaan-pengendali
- Pengendali
- Penjualan
- Piutang dagang-pengendali
- Harga pokok penjualan

Pembaruan batch dari record buku besar umum dilakukan untuk mencapai efiensi operasional
dalam sistem pemrosesan transaksi bervolume tinggi. Pendekatan alternatifnya adalah dengan
memperbarui akun buku besar umum secara real-time, jika hal ini tidak menyebabkan
keterlambatan operasional yang signifikan.

Keunggulan Pemrosesan Secara Real-Time


Rekayasa ulang proses pesanan penjualan menggunakan teknologi real-time sangat
mengurangi biaya operasi dan meningkatkan pendapatan. Keunggulan berikut menjadikan
pendekatan ini sebagai pilihan yang menarik bagi banyak perusahaan:

1 Pemrosesan real-time akan sangat menyederhanakan siklus kas perusahaan.


2 Pemrosesan real-time dapat memberikan perusahaan keunggulan bersaing di pasar.
3 Prosedur manual cenderung menghasilkan kesalahan administrasi, seperti kesalahan
nomor akun, nomor persediaan yang tidak valid, dan kesalahan dalam perhitungan
harga.
4 Pemrosesan secara real-time mengurangi pemakaian kertas.

Prosedur Penerimaan Kas Otomatis


Prosedur penerimaan kas adaah sistem batch alami. Tidak seperti transaksi penjualan, yang
cenderung terjadi terus-menerus dalam satu hari, penerimaan kas merupakan kejadian yang
berbeda. Cek dan permintaan pembayaran diterima dari kurir secara berkelompok.

Prosedur pembaruan
Ruang penerimaan Dokumen. Ruang penerimaan dokumen memisahkan cek dengan permintaan
pembayaran dan menyiapkan daftar pembayaran.

Departemen Penerimaan Kas. Staf penerimaan kas mencocokan cek dan daftar pembayaran dan
menyiapkan slip setoran.

Departemen Piutang Dagang. Staf departemen piutang dagang menerima dan mencocokan dokumen
pembayaran dan daftar pembayaran.
Departemen pemrosesan Data. Pada akhir hari kerja, program batch mencocokan voucher jurnal
dengan file transaksi penerimaan kas, dan memperbarui buku besar pembantu piutang dagang dan
akun pengendali buku besar umum.

Rekayasa Ulang Prosedur Penerimaan Kas


Tugas mencocokan dokumen pembayaran dengan cek dari pelanggan adalah pekerjaan yang
melibatkan banyak pekerja, memakan biaya, dan menciptakan risiko pengendalian. Beberapa
perusahaan telah melakukan rekayasa ulang prosedur penerimaan dokumen untuk mengurangi
risiko dan biaya secara efektif.

Sistem tersebut menggunakan piranti lunak validasi transaksi khusus yang menggunakan
kecerdasan buatan yang mempunyai kemampuan untuk mengenali tulisan.

Sistem Point Of Sale (POS)


Sistem siklus pendapatan yang dibahas sejauh ini digunakan oleh perusahaan yang
memberikan kredit kepada pelanggan. Sistem point of sale yang ditunjukkan pada figure 4-19
biasanya digunakan oleh took bahan makanan, pusat pertokoan, dan jenis penjualan eceran
lainnya. Para pelanggan secara langsung mengambil barang yang akan mereka beli dan
membawanya ke kasir pembayaran di mana transaksi dimulai.

Prosedur Harian
Pertama, kasir memindai label kode produk universal/UPC pada barang yang dibeli dengan
pemindai sinar laser. Alat pemindai tersebut merupakan alat input utama dari sistem POS.
Sistem POS berhubungan secara online ke file persediaan di mana data harga barang
didapatkan dana kan ditampilkan pada komputer kasir. Jumlah persediaan barang akan
berkurang secara langsung untuk menunjukkan bahwa barang telah terjual.
Prosedur Akhir Hari Kerja
Pada akhir hari kerja, staf penerimaan uang tunai menyiapkan tiga lembar slip setoran untuk
seluruh penerimaan uang tunai. Satu salinan diarsipkan dan lainnya dibawa ke bank bersama
dengan uang tunai. Akhirnya, program batch merangkum penjualan dan junal penerimaan kas,
menyiapkan voucher jurnal, dan membukukan ke rekening buku besar umum.

Rekayasa Ulang Menggunakan EDI


Berbisnis Melalui EDI
Banyak perusahaan telah merekayasa ulang proses pesanan penjualan mereka melalui
pertukaran data elektronik. Teknologi EDI dibuat untuk mempercepat transaksi rutin antara
produsen dengan pedagang grosir, dan anatara pedagang grosir dengan pedagang eceran. EDI
lebih dari seedar teknologi. EDI mewakili susunan bisnis yang unik antara pembeli dan
penjual dimana mereka sebelumnya menyetujui ketentuan dari hubungan kerja mereka.

Rekayasa Ulang Dengan Menggunakan Internet


Berbisnis Di Internet
Ribuan perusahaan diseluruh dunia membuat laman (Home Page) di internet untuk
mempromosikan produk mereka dan melakukan penjualan. Tidak seperti EDI, yang
merupakan perjanjian formal antara dua mitra bisnis. Internet menghubungkan organisasi
dengan ribuan mitra bisnis potensial yang tidak memiliki perjanjian formal dengan organisasi.
Selain peluang bisnis yang tidak dapat dipastikan, risiko untuk penjual dan pembeli selalu ada
pada teknologi ini.

Pertimbangan Pengendalian Untuk Sistem Berbasis Komputer


Sisa dari bagian ini membahas hubungan antara pengendalian internal dan alternative
teknologi pemrosesan.

Otorisasi
Tugas otorisasi transaksi dalam sistem pemrosesan real-time dilakukan secara otomatis.
Manajemen dan akuntan harus member perhatian yang lebih atas kebenaran aturan program
komputer dan kualitas dari data yang digunakan untuk membuat keputusan tersebut.

Pemisahan Tugas
Sejumlah tugas biasanya dipisah-pisah dalam sistem manual digabungkan pada sistem
berbasis komputer. Aplikasi komputer melaksanakan tugas pengendalian persediaan, piutang
dagang, penagihan, dan buku besar umum.
Supervisi
Pentingnya pengendalian atas prosedur penanganan kas pada bagian penerimaan dokumen.
Individu yang membuka surat mempunyai akses ke kas (aktiva) dan ke dokumen pembayaran.
Karyawan yang tidak jujur berpeluang untuk mencuri cek dan menghancurkan dokumen
pembayaran.

Pengendalian Akses
Dalam sistem yang terkomputerisasi, catatan akuntansi disimpan dalam bentuk digital dan
rentan terhadap akses yang tidak mempunyai otorisasi dan tidak terdeteksi. Hal ini dapat
menarik orang untuk melakukan penipuan, perusakan oleh karyawan yang kecewa, atau
kecelakaan. Untuk menjaga integritas dari catatan akuntansi, perusahaan harus menerapkan
pengendalian yang membatasi akses ke file.

Catatan Akuntansi
Jurnal. Jejak audit terpengaruh secara langsung saat dokumen utama seperti jurnal disimpan
dalam bentuk digital. Akuntan harus bersikap skeptis dalam menerima kebenaran nilai laporan
yang dicetak dari komputer.

Buku Besar. Buku besar organisasi juga dalam bentuk digital. File master ini merupakan
dasar dari pembuatan laporan keuangan dan keputusan internal.

Cadangan File. Kehilangan, kerusakan, atau korupsi dari catatan akuntansi digital
merupakan masalah yang serius. Departemen pemrosesan data harus melakukan pembuatan
cadangan backup file.

Verifikasi Independen
Konsolidasi tugas-tugas akuntansi di bawah fungsi komputer menghilangkan beberapa
pengendalian verifikasi independen dari sistem. Verifikasi independen dijalankan dengan
melakukan perhitungan saldo pengendalian batch setiap selesai dijalankan, dengan membuat
laporan manajemen dan rangkuman untuk ditinjau kembali oleh pengguna akhir.
BAB 7
SIKLUS KONVERSI
Siklus konversi perusahaan mengubah (mengonversi) berbagai sumber daya input,
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, menjadi produk jadi atau jasa untuk dijual.
Siklus konversi tersebut adalah yang paling formal dan tampak jelas dalam perusahaan
manufaktur. Akan tetapi, siklus ini ada, secara konseptual, dalam berbagai industri jasa
tertentu, seperti perawatan kesehatan, konsultasi, dan akuntan publik (KAP).

Figur 7-1 : Rangkaian Berbagai Praktik Manufaktur

Perusahaan Kelas Dunia


Perusahaan kelas dunia (world-class company) adalah perusahaan yang telah
mencapai standar tinggi dan yang telah mengalami berbagai perubahan fundamental dari
bentuk serta manajemen perusahaan tradisional. Jenis perusahaan semacam ini secara terus-
menerus akan mengejar peningkatan dalam segala aspek operasinya, termasuk dalam prosedur
manufakturnya. Kita akan mempelajari beberapa karakteristik yang membedakan produsen
kelas dunia dengan perusahaan tradisional.

Perusahaan ini membutuhkan berbagai metode akuntansi baru dan sistem informasi
baru yang :

1) Menunjukan apa saja hal yang menjadi perhatian pelanggan (seperti kualitas dan
layanan).
2) Mengidentifikasi berbagai produk yang menguntungkan.
3) Mengidentifikasi pelanggan yang menguntungkan.
4) Mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan operasional dan produk.
5) Mendorong adopsi aktivitas serta proses bernilai tambah dalam perusahaan dan
mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah.
6) Secara efisien mendukung berbagai pengguna melalui informasi keuangan dan
nonkeuangan.
Lingkungan Manufaktur Tradisional
Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem: sistem prosuksi dan sisitem
akuntansi biaya. Sistem produksi (production system) melibatkan perencanaan, penjadwalan,
dan pengadilan produksi fisik di sepanjang proses produksi. Sistem akuntansi biaya (cost
accounting system) memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi.

Sistem Produksi
Tergantung dari produk yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan salah
asatu dari berbagai metode produksi berikut ini:
Pemrosesan berkelanjutan membuat produk yang sama melalui rangkaian
berkelanjutan berbagai prosedur standar.
Pemrosesan Batch menghasulkan berbagai kelompok (batch) yang
berbeda. Tiap barang dalam batch hampir sama, yaitu membutuhkan bahan
baku serta operasi yang sama.
Pemrosesan berdasarkan pesanan melibatkan pembuatan berbagai produk
yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini diawali oleh
pesanan penjualan, bukan oleh tingkat persediaan yang menurun.
Dokumen dalam Sistem Pemrosesan Batch
a. Prakiraan penjualan (sales forecast) menunjukkan perkiraan permintaan
barang jadi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Fungsi pemasaran
biasanya menghasilkan perkiraan permintaan tahunan berdasrakan produk.
b. Jadwal produksi (production schedule) adalah rencana danotorisasi
formal untuk memulai produksi. Dokumen ini menjelaskan berbagai
produk yang akan dibuat, jumlah yang akan diproduksi dalam tiap batch,
serta jadwal produksi untuk memulai serta menyelesaikan produksinya.

Figur 7-2 : Jadwal Produksi

c. Daftar kebutuhan bahan baku (bill of material-BOM). Kebutuhan bahan


baku untuk seluruh batch ditetapkan dengan mengalihkan BOM dengan
jumlah barang dalam batch.
Figur 7-3 : Daftar Kebutuhan Bahan Baku

d. Lembar proses kerja (route set), alur produksi suatu batch produk yang
harus diikuti selama proses produksi. Secara konseptual lembar proses
kerja ini sama dengan BOM.

Figur 7-4 : Lembar Proses Kerja

e. Perintah kerja, atau perintah produksi (work order/production order)


dibuat berdasarkan BOM dan lembar proses kerja untuk menspesifikasikan
bahan baku dan produksi (mesain, perakitan, dll) untuk tiap batch.
Figur 7-5 : Perintah Kerja

f. Lembar perpindahan (move ticket), mencatat pekerjaan yang digunakan


tiap tempat kerja serta mengotorisasi perpindahan pekerjaan atau batch dari
satu tempat kerja ke tempat berikutnya.

Figur 7-6 : Lembar Perpindahan

g. Permintaan bahan baku (material requisition) memgotorisasi karyawan


gudang untuk mengeluarkan bahan baku (dan subperakitan) ke orang-orang
atau tempat kerja dalam proses produksi. Dokumen ini biasanya hanya
menspesifikasikan jumlah standar.

Figur 7-7 : Pemintaan Bahan Baku, Pemintaan Tambahan Bahan Baku, dan Lembar Pengembalian Bahan Baku
Proses Produksi Batch
Tahap ini melibatkan dua prosedur: spesifikasi permintaan kebutuhan bahan
baku dan opersional (materials and operations requirement) serta penjadwalan
produksi. Membuat kebutuhan bahan baku untuk sebuah batch dalam perincian
produk tertentu adalah menganalisis apa yamg dibutuhkan dibandingkan apa yang
tersedia dalam persediaan bahan baku.
Ketika memproduksi batch yang nonstandar atau produk yang berdasar
pesanan, spesifikasi bahan baku dan operasi bisa jadi sangat penting karena
kebutuhan analisis terperinci yang dibutuhkan untuk membuat BOM dan lembar
proses kerja. Akan tetapi, untuk produk standar, BOM dan lembar proses kerja
dapat dibuat terlebih dahulu dan disimpan.
Prosedur kedua yang dilakukan dibawah tahap perencanaan dan pengendalian
produksi adalah penjadwalan produk. Jadwal untuk operasi produksi tersebut
dibuat oleh staf administrasi penjadwalan produk dan didasarkan pada informasi
yang diberikan dalam BOM serta lembar proses kerja. Staf administrasi bagian
penjadwalan juga membuat perintah kerja, lembar perpindahan, dan permintaan
bahan baku untuk tiap batch dalm operasi produksi.
Tahap produksi dimulai ketika para pekerja mendapat bahan baku dari staf
gudang sebagai ganti dari permintaan bahan baku. Bahab baku ini, beserta mesin
dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi produk tersebut, digunakan
sesuai dengan perintah kerja. Ketika pekerjaan tersebut selesai, supervisor atau
ornag lain yang berwenang mengisi dan menandatangani lembar perpindahan
untuk meneruskannya ke tempat kerja selanjutnya. Sebagai bukti bahwa tahap
produksi ini telah selesai, sebuah salinan dari lembar perpindahan dikirimkan
kembali ke bagian perencanaan dan pengendalian produksi untuk memperbarui
file perintah kerja terbuka.
Setelah menerima lembar perpindahan terakhir, file perintah kerja terbuka akan
ditutup. Barang jadi bersama dengan sebuah salinan dari perintah kerjanya akan
dikirimkan ke gudang barang jadi. Satu salinan perintah kerja juga dikirimkan ke
bagian pengendalian persediaan untuk memperbarui record persediaan barang jadi.
Figur 7-8 : Proses Produksi Batch

Tahap selebihnya dari sistem produksi adalah pengendalian persediaan, yang


memiliki tiga fungsi penting dalam proses produksi. Pertama, memicu keseluruhan
proses dengan menyediakan laporan status persediaan bahan baku dan barang jadi
bagi perencanaan dan pengendalian produksi. Kedua, personel bagian
pengendalian persediaan secara terus menerus terlibat dalam pembaruan record
persediaan bahan baku berdasarkan permintaan bahan baku, permintaan tambahan
bahan baku, dan lembar pengembalian bahan baku. Terakhir, setelah menerima
perintah kerja dari tempat kerja terakhir, bagian pengendalian persediaan akan
mencatat produk yang jadi dalam record persediaan barang jadi.
Model EOQ

Model persediaan yang paling sederhana dan umum digunakan adalah model
jumlah pesanan ekonomi (economics order quantity-EOQ). Akan tetapi model
EOQ didasarkan pada asumsi yang tidak selalu mencerminkan kenyataan ekonomi.
Asumsi-asumsinya adalah:

1. Permintaan produk konstan dan diketahui secara pasti.


2. Waktu tunggu-waktu antara memasukkan pesanan persediaan hingga
kedatangannya-diketahu dan konstan.
3. Semua persediaan yang dipesan tiba pada saat yang sama.
4. Biaya total pertahununtuk memesan adalah dapat bervariasi dan menurun
sejalan denga peningkatan jumlah pesanan. Biaya pemesanan meliputi biaya
membuat dokumen, menghubungi pemasok, memproses penerimaan
persediaan, memelihara rekening pemasok, dan menulis cek.
5. Biaya total pertahun untuk menyimpan persediaan (biaya penggudangan)
adalah biaya yang bervariasi yang akan meningkatkan sejalan dengan
peningkatan jumlah yang dipesan. Biaya-biaya ini meliputi biaya kesempatan
dari dana yang diinvestasikan, biaya penyimpanan, pajak properti, dan
asuransi.
6. Tidak ada diskon jumlah. Oleh karenanya, harga total pembelian persediaan
untuk tahun terkait adalah konstan.

Tujuan dari model EOQ adalah untuk mengurangi biaya persediaan.

Figur 7-9 : Hubungan antara Biaya Persediaan Total dengan Jumlah Pesanan
Persamaan berikut ini digunakan untuk menghitung EOQ :

Q=
2 DS
H

Dimana Q = jumlah pesanan ekonomi


D = permintaan tahunan dalam unit
S = biaya tetap untuk memasukan tiap pesanan
Titik pemesanan ulang
H = biaya (reorder atau
menyimpan pointpenggudangan
ROP) biasanya dihitung
per unit per sebagai
berikuttahun
:

ROP=I d

Dimana I = waktu tunggu


d = permintaan harian (permintaan total/jumlah hari

Sistem Akuntansi Biaya


Subsistem akuntansi biaya dalam siklus konversi mencatat berbagai pengaruh
peristiwa yang terjadi dalam proses produksi. Proses akuntansi biaya untuk suatu operasi
produksi dimulai ketika bagian perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan
dari perintah kerja yang asli ke bagian akuntansi biaya. Staf administrasinya kemudian
membuat record biaya baru untuk batch yang memulai produksi dan menyimpannya dalam
file barang dalam proses (work-in-process-WIP). File ini bertindak sebagai buku pembantu
bagi akun pengendali barang dalam proses di buku besar.

Figur 7-10 : Penggunaan Persediaan

Pengendalian dalam Lingkungan Tradisional

Otorisasi Transaksi
1. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, aktivitas produksi diotorisasi oleh
bagian perencanaan dan pengendalian produksi melalui perintah kerja yang
formal.
2. Lembar perpindahan ditandatangani oleh supervisor tiap tempat kerja untuk
mengotorisasi dengan aktivitas tiap batch dan untuk perpindahan produk
melalui bebragai tempat kerja.
3. Permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi
staf gudang utntuk mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja.

Figur 7-11 : Penggunaan Persediaan Pengaman untuk Mencegah Kehabisan Persediaan

Pemisahan Tugas
Tujuan pengendalian lainnya adalah untuk memisahkan penyimpanan catatan
dengan penyimpanan aktiva. Berikut ini pemisahan yang berlaku:
1. Bagian pengendalian persediaan memelihara record akuntansi atas persediaan
bahan baku (raw material-RM) dan barang jadi (FG).
2. Begitu pula, fungsi akuntansi biaya untuk barang dalam proses seharusnya
dipisahkan dari tempat kerja dalam proses produksi.

Supervisi
Berikut ini adalah prosedur supervisi yang berlaku dalam siklus konversi.

1. Supervisor dalam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku dalam
proses produksi. Hal ini membantu untuk memastikan bahwa semua bahan baku yang
dikeluarkan dari gudang memang digunakan dalam produksi dan bahwa sisa yang
terbuang dapat diminimalkan.
2. Supervisor juga mengamati dan melihat kembali aktivitas pencaatan waktu kerja. Hal
ini akan mendorong adanya kartu kerja dan lembar pekerjaan karyawan yang akurat.

Pengendalian Akses
Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi
memengaruhi berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan.
1. Perusahaan sering kali membatasi akses ke berbagai area sensitif seperti
gudang, tempat kerja produksi, dan gudang barang jadi.
2. Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis pengendalian akses. Dengan
menetapkan jumlah bahan baku dan tenaga kerja yang diotorisasi untuk tiap
produk, perusahaan membatasi akses tidak sah ke berbagai sumber daya
tersebut.

Akses Tidak Langsung ke Aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan, dapat
dimanipulasi melalui akses ke berbagi dokumen sumber yang mengendalikannya.
Dalam siklus konversi, berbagai dokumen yang penting meliputi permintaan
bahan baku, permintaan tambhan bahan baku, dan kartu kerja karyawan.

Pencatatan Akuntansi
Dalam siklus konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja,
lembar biaya, kembar perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file
WIP, dan file persediaan barang jadi.

Verifikasi Independen
Berbagai tahapan verifikasi dalam silus konversi dilakukan seperti berikut ini.
1. Bagian akuntansi biaya merekonsiliasi penggunaan bahan baku dan tenaga
kerja yang diambil dari permintaan bahan baku dan lembar pekerjaan, dengan
standar yang telah ditetapkan.2
2. Bagian buku besar juga memiliki fungsi verifikasi yang penting melalui
pemeriksaan perpindahan total produk dari WIP hingga barang jadi.
3. Terakhir, auditor internal dan eksternal secara berkala akan memverifikasi
persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi yang dimiliki melalui
perhitingan fisik.

Manufaktur Kelas Dunia


Fleksibilitas Produksi
Para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka menginginkannya
denga segera, dan ingin berbagai pilihan. Profil permintaan ini membebankan konflik dasar
bagi produsen tradisional, yang orientasi pada lingkungan terstruktur dan tidak fleksibelnya,
menghambat sehingga tidak efektif dalam lingkungan ini.

Mencapai fleksibilitas produksi (manufacturing flexibility) menggabungkan empat


karakteristik:

1. Reorganisasi fisik pabrik


2. Otomatisasi proses produksi
3. Pengurangani persediaan, dan
4. Kualitas prosuk yang tinggi.

Reorganisasi Fisik Fasilitas Produksi


Ketidakefisienan yang inheren dalam tata letak pabrik internasional menambah biaya
penanganan, waktu konversi, dan bahkan persediaan dalam proses produksi. Selain itu, karena
aktivitas produksi biasanya diatur di sepanjang garis fungsional, terdapat tendensi adanya
kecurigaan antarkaryawan.
Figur 7-12 : Tata Letak Pabrik Tradisional

Otomatisasi Proses Produksi


Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik. Melalui
penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan
karenanya menjadi lebih kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara langsung
pada karakteristik operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningakatan kualitas.

Produksi Tradisional
Lingkungan produksi tradisional terdiri atas berbagai jenis mesin, yang
masing-masing dikendalikan oleh seorang operator. Karena mesin-mesin ini
membutuhkan banyak waktu penyetelan, biaya penyetelan harus disebarkan dalam
operasi produksi berjumlah besar.

Figur 7-13 : Sistem Produksi Fleksibel


Figur 7-14 : Rangkaian Otomatisasi

Teknologi yang Berdiri Sendiri


Teknologi yang berdiri sendiri (islands of technolody) menggambarkan
lingkungan dengan keberadaan otomatisasi dalam bentuk (pulau) yang terpisah-
pisah dan yang berdiri sendiri dalam lingkungan tradisional. Teknologi yang
berdiri sendiri ini menggunakan mesin yang Dikendalikan Numerik komputer
(computer numerical controlled-CNC) yang dapat melakukan beberapa operasi
dengan keterlibatan manusia yang lebih sedikit.
Penyederhanaan Proses
Penyederhanaan Proses (process simplification) berfokus pada pengurangan
kompleksitas tata letak fisik produksi di lantai pabrik. Berbagai jenis mesin CNC
akan diatur dalam sel (cell) untuk menghasilkan sebuah bagian lengkap dari awal
hingga akhir di satu lokasi. Tidak seperti mesin CNC yang biasa, tidak ada
keterlibatan manusia dalam sel.
Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer
Produksi yang diintegrasikan dengan komputer (computer-integrated
manufacturing CIM) adalah lingkungan yang teroromatisasi penuh. Pabrik CIM
diatur menjadi dua sel teknologi yang tidak menggunakan tenaga kerja manusia
dalam proses produksi.
Sistem penyimpanan dan penarikan otomatis. Banyak perusahaan dapat
meningkatkan produktivitas dan profitabilitasnya dengan mengganti forklif beserta
operator manusianya dengan sistem penyimpanan dan penarikan otomatis
(automated storage and retrieval system-AS/RS). AS/RS adalah sistem konveyor
yang dikendalikan komputer dan yang membawa bahan baku dari berbagai gudang
ke lantai pabrik, serta barang jadi ke gudang. Manfaat operasional dari teknologi
AS/RS ini jika dibandingkan dengan sistem manual meliputi penurunan kesalahan,
perbaikan pengendalian persediaan, dan biaya peyimpanan yang lebih rendah.
Figur 7-15 : Sistem Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer

Desain Berbantuan Komputer


Para teknisi menggunakan desain berbantukan komputer (computer-aided
design-CAD) untuk mendesain produk yang lebih baik secara lebih cepat. Sistem
CAD meningkatkan produktivitas teknisi, meningkatkan akurasi dengan
otomatisasi pekerjaan desain yang berulang, memungkinkan perusahaan untuk
menjadi lebih responsif pada permintaan pasar, dan menghubungkan sistem CAM
dan MRP II, serta lingkungan eksternal.
Teknologi CAD telah sangat banyak mempersingkat waktu antara desain awal
dengan akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksinya
secara cepat dengan perubahan dalam permintaan pasar. Hal ini juga
memungkinkan perusahaan merespons permintaan pelanggan atas produk yang
khusus.
Produksi Berbantuan Komputer
Produksi berbantuan komputer (computer-aided manufacturing-CAM)
berfokus pada pabrik dan penggunaan komputer untuk mengendalikan proses
produksi secara fisik. Tujuan awal dari otomatisasi adalah peningkatan
produktivitas tenaga kerja. Kini, CAM memberikan presisi, kcepatan, dan
pengendalian yang lebih baik daripada proses produksi oleh manusia. Tujuan
dibalik CAM adalah untuk menggantikan tenaga kerja ,elalui otomatisasi.
MRP II, EDI, dan ERP
Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resource planning-MRP
II) adalah perluasan dari konsep sederhana yang masih digunakan dan disebut
sebagai sistem perencanaan permintaan bahan baku (materials requirements
planning-MRP).
MRP II tidak terbatas pada persediaan manajemen. MRP II adalah sistem dan
filosofi untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas seluruh perusahaan. Oleh
karenanya, MRP II menggabungkan berbagai teknik untuk melaksanakan
perencanaan produksi, memberikan umpan balik, dan mengendalikan proses.
Sistem MRP II akan menghasilkan daftar kebutuhan bahan baku untuk produk
terkait, menyesuaikan produksi dan produk tersebut dalam jadwal produksi induk,
membuat perkiraan kasar perencanaan kapasitas berdasarkan ketersediaan mesin
dan kerja, menghasulkan rencana permintaan bahan baku yang akan
menjadwalkan pengiriman bahan baku secara just-in-time, mendesain rencana
kapasitas akhir untuk pabrik dan mengelola persediaan bahan baku serta barang
jadi.
Produsen kelas dunia bisa mewujudkan sejumlah manfaat dari sistem MRP II
yang sangat terintegrasi, dalam hal-hal berikut ini:
Perbaiakan layanan pelanggan
Pengurangan investasi pada persediaan
Peningkatan produktivitas
Perbaikan arus kas
Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
Bantuan dalam mengelola perubahan (yaitu, dalam pengembangan produk
baru, atau pengembanagn produk khusu untuk pelanggan atau oleh pemasok).
Fleksibilitas dalam proses produksi.

MRP II telah berubah perlahan menjadi peranti lunak canggih yang disebut
sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-
ERP). Paket peranti lunak komersial ini mendukung kebutuhan informasi
keseluruhan perusahaan, tidak hanya fungsi produk.
Figure 7-16 : Gambaran Umum Sistem MRP

Pengurangan Persediaan

Figure 7-17 : Integrasi antara Sistem Produksi dengan Keuangan dalam Lingkungan MRP II
Sisi Buruk Persediaan
Tiga alasan penting mengapa perusahaan lebih baik mengurangi
persediaannya.
1. Persediaan membutuhkan biaya. Persediaan mewakili investasi dalam bahan
baku, tenaga kerja, dan overhead yang tidak dapat direalisasikan sampai dijual.
2. Persediaan menyamarkan masalah produksi. Jika kapasitaas mesin tidak
seimbang dalam proses produksi hingga menyebabkan ketidakseimbangan,
persediaan barang dalam proses akan menumpuk di titik ketidakseimbangan
tersebut.
3. Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan
produksi. Oleh karena adanya hambatan biaya penyetelan, perusahaan
cenderung untuk menghasilkan lebih banyak persediaan dalam batch besar
untuk menyebarkan biaya yang dialokasikan secara membuat persepsi adanya
peningkatan efisiensi.
Bagaimana Perusahaan Dapat Mengurangi Persediaan?
Perusahaan yang telah berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model
produksi just-in-time (JIT). Akan tetapi, JIT lebih dari hanya sekadar teknik
pengurangan persediaan. JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai masalah
produksiyang sebelumnya dijelaskan, melalui penyederhanaan proses serta
pengurangan persediaan.
Konsep JIT sangat tergantung pada berbagai asumsi berikut ini:
Tingkat Cacat Nol
Waktu Penyetelan Nol
Ukuran Lot Kecil
Persediaan Nol
Waktu Tunggu Nol dalam Pemasok yang Andal
Sikap Tim

Kualitas Produk
Bagaimana Perusahaan Dapat Meningkatkan Kualitas?
Salah satu cara perusahaan dapat meningkatkan kualitas adalah dengan
menempatkan titik pengendalian di sepanjang proses produksi untuk
mengidentifikasi operasi yang tidak terkendali ketika operasi tersebut terjadi.
Pengendalian proses secara statistik (statistical process control) adalah
metode untuk mengendalikan sistem produksi otomatis.
Implikasi untuk Akuntansi dan SIA
Perubahan dalam Teknik Akuntansi
Apa yang Salah dalam Informasi Akuntansi Tradisional?
Alokasi Biaya yang Tidak Akurat. Sistem akuntansi tidak secara akurat
menelusuri biaya ke produk dan proses. Salah satu konsekuensi dan teknologi baru
adalah restrukturisasi pola biaya produksi.
Ketertinggalan Waktu. Data akuntansi transaksi pelaporan manajemen pada
dasarnya adalah daat historis.
Orientasi Keuangan. Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara
memadai mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar.
Penekanan Pada Biaya Standar. Akuntansi yang konvensional menekankan
pada biaya standar dan analisis varian.
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah-masalah Ini?
Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menemkan solusi atas berbagai
masalah ini melalui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based
costing-ABC).

Perubahan dalam Pelaporan Informasi


Manajemen Aktivitas
o Mengevaluasi aktivitas produksi
o Mengidentifikasi aktivitas yang tidak penting
o Mengidentifikasi penggerak biaya
o Membandingkan aktivitas dengan baku mutu
o Membuat hubungan antara aktivitas utama

Informasi Kelas Dunia


Karakteristik Sistem Informasi Tradisional
Teknologi yang digunakan oleh produsen tradisional biasanya akan terdiri atas sebuah
mainframe yang menangani berbagai fungsi utamaakuntansi, seperti pemrosesan pesanan
penjualan, pemrosesan pembelian, dan penggajian.

SAP : Contoh Sistem Informasi Kelas Dunia


SAP AG adalah perusahaan Jerman yang didirikan pada tahun 1972 di Waldorf,
Jerman oleh beberapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk
menciptakan paket bisnis terintegrasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri
manufaktur

SAP R/3
Produk utama perusahaan adalah SAP ECC . Versi saat ini adalah SAP ECC
6.0 dan merupakan bagian dari SAP Business Suite. sebelumnya nama nya adalah
R / 3. R dari SAP R / 3 berdiri untuk realtime meskipun bukan merupakan
solusi secara realtime. Angka 3 terkait dengan arsitektur 3 lapis : database , server
aplikasi dan klien (SAPgui). R / 2, yang berjalan pada sebuah mainframe
arsitektur, merupakan pendahulunya R / 3. Sebelum R / 2 System RF datang,
kemudian dijuluki R / 1.
SAP ECC adalah salah satu dari lima aplikasi enterprise di SAP Business
Suite.
Empat lainnya aplikasi adalah:

customer relationship management (CRM) membantu perusahaan


mendapatkan dan mempertahankan pelanggan, keuntungan pemasaran dan
wawasan pelanggan

product lifecycle management (PLM) membantu produsen-informasi terkait


dengan produk

supply chain management (SCM) membantu perusahaan dengan proses


manufaktur resourcing dan proses layanan

supplier relationship management (SRM) memungkinkan perusahaan untuk


mendapatkan dari pemasok

Sementara produk aslinya yang biasanya digunakan oleh Fortune 500. SAP
saat ini juga aktif menargetkan usaha menengah dan kecil (UKM) dengan
perusahaan SAP Business One dan SAP Business All-in-One. Tanggal 19
September 2007 SAP mengumumkan sebuah produk baru bernama SAP Business
ByDesign. SAP Business ByDesign adalah Software sebagai Service (SaaS)
menawarkan, dan menyediakan terintegrasi Enterprise Resource Planning (ERP)
solusi, On Demand. Kelebihan yang dimiliki SAP antara lain compatible dengan
Windows, Mac OS X dan Linux, struktur dengan basis web dan atau non web
namun, aplikasi SAP hanya banyak digunakan kalangan menengah ke bawah.

Isu Pengendalian dalam WCIS

Lingkungan Tanpa Kertas


WCIS sebenarnya dapat meniadakan arus dokumen kertas tradisionaldalam
siklus pesanan-pengiriman-faktur-pembayaran karena sistem tersebut
memungkinkan berbagai transaksi dilakukan, dicatat, disetujui, dan dilaksanakan
secara elektronik.
Transaksi Otomatis
o Sistem memasukkan pesanan hanya ketika persediaan dibutuhkan
o Pemesanan persediaan dimasukkan hanya untuk pemasok yang disetujui
o Jumlah barang yang dipesan benar sesuai kebutuhan perusahaan.
o Prosedur yang diprogram secara tepat mencocokkan dokumen pengendali
elektroniknya sebelum memulai fungsi pembayaran.
Pertimbangan Pembentukan Jaringan

WCIS akan didesain di sekitar rangkaian local are network, minikomputer, dan/atau
mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya.
BAB 8
SISTEM BUKU BESAR UMUM, PELAPORAN
KEUANGAN DAN PELAPORAN MANAJEMEN
Skema Pengodean Data

Masalah pengodean data tidak hanya berlaku bagi sistem yang dibahas dalam bab ini. Semua
aplikasi SIA menggunakan kode untuk mewakili berbagai aspek dari aktivitas ekonomi.
Namun pengodean sangat penting untuk bagian GLS dari sistem GLS/FRS, yang merupakan
titik di mana semua subsistem SIA berkumpul bersama. Dapat dikatakan bahwa semua
subsistem terhubung melalui arus informasi ke GLS, seperti jari-jari roda yang dihubungkan
ke pusat roda.

Sistem
pelaporan
keuangan Sistem
Penagiha pelaporan
n manajem
en

Pengendali
Penjualan an
persediaan
Sistem
Buku
Besar
Umum
(GLS) Penggajia
Penerima n
an kas

Pengeluar
Akuntansi an kas
biaya
Utang
Untuk menjalankan bisnis, suatu perusahaan harus mengorganisasikan arus-arus ini secara
efektif. Tanpa adanya metode untuk mengidentifikasi dan menyalurkan transaksi dan
informasi akun, komunikasi vital di antara subsistem SIA akan kacau dan tidak dapat di atur.
Pengodean data menyediakan metode untuk mengatasi masalah ini, dan GLS adalah tempat
yang logis untuk memperkenalkan pengodean dan menunjukkan kemampuannya untuk dapat
diaplikasikan pada seluruh SIA, Peran penting pengodean dapat terlihat melaui analisis sistem
yang tidak menggunakan kode.

Sistem Tanpa Kode

Perusahaan-perusahaan memproses volume besar transaksi dan akun-akun yang memiliki


atribut mirip dengan perusahaan lain dalam kelas yang sama. Misalnya, file piutang
perusahaan dapat berisi akun-akun untuk beberapa pelanggan yang berbeda dengan nama
yang sama dan alamat yang serupa. Untuk memproses transaksi dengan akurat atas akun-akun
yang benar, perusahaan harus mampu membedakan antara akun satu dengan akun yang lain.
Pekerjaan ini menjadi sangat sulit ketika jumlah atribut dan item yang mirip bertambah
banyak.

Pendekatan tanpa kode ini memerlukan ruang pencatatan yang luas, memakan waktu untuk
mencatat, dan jelas rentan terhadap banyak jenis kesalahan. Pengaruh negatif dari pendekatan
ini dapat dilihat dalam banyak bagian perusahaan:

1. Staf penjualan, Untuk mengidentifikasi item-item yang dijual dengan benar diperlukan
penjelasan terperinci yang banyak ke dokumen sumber.
2. Personel gudang, Penentuan lokasi dan pengambilan barang untuk pengiriman bisa
terhambat, dan sering kali terjadi kesalahan pengiriman.
3. Personal akuntansi, Pembukuan ke akun buku besar akan memerlukan pencarian
melalui file buku besar pembantu menggunakan deskripsi yang panjang sebagai
kuncinya.
Sistem Dengan Kode

Pentingnya pengodean data. Beberapa kegunaan umum dari kode dalam


SIA adalah:

1. Dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika


tidak, akan berantakan.
2. Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses.
3. Mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file.
4. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.

Skema Pengodean Numerik dan Alfabetik


Kode Kode
Kode Kode Kode
beruruta mnemon
blok grup alfabetik
n ik

Kode Berurutan

Sesuai namanya, kode berurutann mewakili item-item dalam tatan yang berurutan (menurun
atau menaik). APlikasi umum dari kode berurutan numeric adalah dokumen sumber yang
sudah diberi nomor sebelumnya. Pada saat dicetak, setiap dokumen diberi nomor kode
berurutan yang unik.

Keunggulan

Pengodean berurutan mendukung rekonsiliasi transaksi batch, seperti pesanan penjualan, pada
akhir pemrosesan. Jika sistem pemrosesan transaksi mendeteksi celah dalam urutan nomor
transaksi, sistem akan memperingatkan manajemen akan kemungkinan atau salah penempatan
transaksi.

Kelemahan
Pengodean berurutan tidak membawa kandungan informasi di luar tata urutan dokumen.
Misalnya, sebuah kode berurutan untuk suatu item persediaan bahan baku tidak menjelaskan
apa-apa kepada kita tentang atributnya (jenis, ukuran, bahan baku, lokasi gudang, dan
sebagainya).

Kode Blok

Numerik Merupakan variasi dari pengodean berurutan yang mengatasi sebagian dari
kelemahan yang disebutkan diatas. Pendekatan ini dapat mewakili seluruh item kelas dengan
membatasi setiap kelas ke jangkauan khusus dalam skema pengodean. Aplikasi yang umum
dari pengodean blok adalah pembuatan bagan akun

Keunggulan

Pengodean blok memungkinkan penyisipan kode baru dalam satu blok tanpa harus
mengorganisasikan kembali seluruh struktur kode.

Kelemahan

Sama dengan kode berurutan, kandungan informasi dari kode blok tidak langsung kelihatan.

BAGAN AKUN
Kode Grup

Kode Grup numeric digunakan untuk mewakili item atau peristiwa yang kompleks yang
melihatkan dua atau lebih data yang saling berkaitan. Kodenya terdiri atas wilayah-wilayah
atau field yang memiliki makna tertentu.

Keunggulan

Kode grup ini memiliki sejumlah keunggulan daripada kode berurutan dan blok, antara lain:

1. Kode grup memfasilitasi perwakilan sejumlah besar data yang berbeda.


2. Kode grup memungkinkan struktur data disajikan dalam bentuk hierarkis yang bersifat
logis dan lebih mudah diingat.
3. Kode grup memungkinkan analisis dan pelaporan yang terperinci baik dalam kelas
item maupun pada item-item dari kelas yang berbeda.

Kelemahan

Kelemahan utama dari pengodean grup adalah pada keberhasilan sebagai alat klasifikasi.
Karena kode-kode grup dapat dengan efektif mewakili informasi yang berbeda, mereka
cenderung digunakan secara berlebihan. Penggunaan yang berlebihan dapat mengarah ke
kode grup kompleks yang tidak perlu, yang tidak mudah di tafsirkan.

Kode Alfabetik

Kode alfabetik dapat digunakan untuk banyak ujuan yang sama seperti kode numeric.
Karakter alfabetik dapat ditempatkan secara berurutan atau dapat digunakan dalam teknik
pengodean blok atau grup.

Keunggulan

Kapasitas untuk mewakili sejumlah besar item meningkatkan secara dramatis melalui
penggunaan kode alfabetik murni atau karakter alfabetik yang digabungkan dengan kode
numeric.

Kelemahan
Kelemahan utama dari pengodean alfabetik adalah sama dengan kode numeric, sulit
merasionalkan makna kode-kode yang telah ditetapkan secara berurutan dan mengurutkan
record yang dikodekan secara alfabetik cenderung lebih sulit bagi pengguna.

Kode Mnemonik

Kode Arti
NY New York

CA California

OK Oklahoma

Kode Mnemonik adalah karakter alfabetik dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya yang
bermakna.

Keunggulan

Skema kode mnemonic membuat pengguna tidak perlu mengingat

Artinya; kode itu sendiri membawa informasi tingkat tinggi tentang item yang di wakilinya.

Kelemahan

Waulaupun kode mnemonik berguna untuk mewakilli kelas-kelas item, kemempuannya


terbatas dalam mewakili item-item dalam suatu kelas. Misalnya, seluruh kelas piutang dapat
diwakili oleh kode mnemonik AR (accounts receivable), tetapi kita dapat dengan cepat
kehabisan kombinasi bermakna dari karakter-karakter alfabetik tersebut jika kita berusaha
untuk mewakili akun-akun individual yang membentuk kelas ini. Akun-akun tersebut dapat
diwakili dengan lebih baik oleh teknik pengodean berurutan, blok, atau gruop.

Sistem Buku Besar Umum

Mencirikan sistem buku besar umum sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem sistem
lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Ambil waktu sebentar untuk menganalisis
figur tersebut. Siklus transaksi memproses peristiwa individual yang di catat dalam jurnal
khusus dan akun buku besar pembantu. Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam
GLS dan menjadi sumber input untuk sistem pelaporan manajemen (MRS) dan FRS.

Voucher Jurnal
Dokumen yang disebut voucher jurnal, merupakan sumber input bagi buku besar umum.
Sebuah voucher jurnal, yang dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang
serupa atau transaksi yang unik, mengidentifikasi jumlah keuangan dan akun buku besar
umum yang di pengaruhi.

Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup, semuanya di masukan ke buku besar
umum dari voucher jurnal. Karena voucher jurnal harus di setujui oleh manajer yang
bertanggung jawab, voucher jurnal menyediakan pengendalian yang efektif terhadap buku
besar umum yang tidak diotorisasi. Jurnal buku besar umum tradisional tidak digunakan
dalam sistem yang menggunakan voucher jurnal. Kebanyakan perusahaan telah menggatikan
buku besar umum dengan file voucher jurnal.

Basis Data GLS


Basis data GLS terdiri atas berbagai file transaksi, file mastei, file referensi, dan file arsip.
Fie-file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,

Contoh berikut ini cukup mewakili.

File master buku besar umum merupakan file utama dalam basis data GLS. Basis dari file
ini adalah kode bagan akun perusahaan. Setiap record dalam file master buku besar umum
bisa merupakan akun besar umum yang terpisah atau akun pengendali untuk file buku besar
pembantu korespondennya dalam sistem pemrosesan transaksi. FRS mengambil dari file
master buku besar umum untuk menghasilkan laporan keuangan perusahaan.

File sejarah buku besar umum memiliki format yang sama dengan file master buku besar
umum. Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan
basis historis.

File voucher jurnal adalah total voucher jurnal yang diproses pada priode saat ini. Dengan
menyediakan satu record untuk semua transaksi buku besar umum, file ini melayani tujuan
yang sama seperti jurnal buku besar umum tradisional.

File sejarah voucher jurnal berisi voucher jurnal untuk priode masa lalu. Informasi historis
ini mendukung tanggung jawab kepengarusan manajemen untuk memperhitungkan
penggunaan sumber daya. Baik file voucher jurnal saat ini maupun historis merupakan bagian
penting dalam jejak audit perusahaan.

File pusat pertanggung jawaban berisi data pendapatan, pengeluaran, danpenggunaan


sumber daya lainnya untuk setiap pusat pertanggung jawaban dalam organisasi. MRS
mengambil data-data ini untuk dimasukkan dalam persiapan laporan pertanggung jawaban
manajemen.

File master anggaran berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber daya
lainnya untuk setiap pusatpertanggung jawaban. Data-data ini, dalam kaitanya dalam file
pusat pertanggung jawabanya, merupakan dasar dari akuntansi pertanggung jawaban, yang
akan di bahas nanti dalam bab ini.
Prosedur GLS

Proses pembaruan GLS sederhana secara konseptual, seperti yang ditampilkan oleh sistem
manual dalam figure 8-5. Voucher jurnal menglir dari sistem pemrosesan transaksi dan
sumber lainnya ke departemen buku besar umum. Secara rutin, ini semua merupakan
rangkuman transaksi dari akun-akun buku besar pembantu dan jurnal-jurnal khusus yang
berada di siklus transaksi. Seperti yang akan dibahas berikut ini, transaksi yang jarang terjadi
dari sistem aktiva tetap.

Jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik dari sistem pelaporan keuangan, juga memasuki GLS
dengan cara ini. Sekarang akan di bahas mengenai sistem pelaporan keuangan dari GL/FRS.

Berikut adalah tata letak record untuk file master buku besar umum
Sistem pellaporan keuangan

Tanggung jawab untuk memberikan informasi ke kan dari pihak eksternal di tetapkan oleh
standar hokum dan professional. Kebanyakan dari informasi ini ada dalam bentuk laporan
keuangan tradisional, pengembalian pajak, dan dokumen-dokumen yang diperlukan oleh
lembaga yang menerapkan peraturan tersebut. Kewajiban pelaporan ini di penuhi melalui
komponen FRS dari GL/FRS.

Penerima utama dari informasi laporan keuangan adalah para pengguna eksternal, seperti
pemegang saham , kreditor, dan pejabat pemerintah. Secara umum dapatdi katakana bahwa
para pengguna informasi luar tertarik dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh
karna itu, mereka memerlukan informasi yang memungkinkan mereka mengamati trand
kinerja selama beberapa waktu dan melakukan perbandingan diantara perusahaan yang
berbeda. Dengan mengetahui hakikat kebutuhan ini, informasi pelaoran keuangan harus
disiapkan dan disajikan oleh perusahaan dengan cara-cara yang diterima secara umum dan di
pahami oleh pengguna eksternal.

PENGGUNA CANGGIH DENGAN KEBUTUHAN INFORMASI YANG HOMOGEN

Karena komunitas pengguna eksternal sangat besar dan kebutuhan informasinya bervariasi,
laporan keuangan diarahkan kepembaca umum. Laporan keuangan disiapkan dengan
pemikiran bahwa pembacanya terdiri dari para pengguna yang canggih dengn kebutuhan
informasi yang relative homogeny dengan kata lain, diasumsikan bahwa pengguna laporan
keuangan memahami berbagai konfensi dan prinsip akuntansi yang diterapkan, dan bahwa
laporan tersebut memiliki kandungan yang berguna.

AKTIFITAS FRS

Sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas file master buku besar umum saat ini file sejarah
buku besar umum, dan input langsung dari kelompok pelaporan keuangan. Output yang
paling umum dari FRS adalah laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi , dan
laporan arus khas, laporan-laporan ini berdasarkan file master buku besar umum, dikirimkan
ke para pemegang saham, kreditor, dan pihak investor lainnya.

PROSES AKUNTANSI KEUANGAN

FRS pada kenyataannya merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi
keuangan ( financial accounting process) yang dimulai dari siklus transaksi. Untuk
menempatkannya dalam perspektif yang tepat, kita harus mempertimbangkan proses ini
dalam hubungannya dengan subsistem informasi lainnya.
Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih diawal tahun fisikal yang baru. Hanya
akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya. Langkah-
langkah berikut merupakan proses yang dilanjutkan :

1. Mencatat Transaksi
2. Mencatat di jurnal khusus.
3. Memebukukan kebuku besar pembantu.
4. Membukukan ke buku besar umum.
5. Mempersiapkan nerca percobaan yang belum disesuaikn.
6. Membuat jurnal penyesuaian.
7. Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penyesuaian.
8. Menyiapka neraca percobaan yan telah disesuaikan.
9. Menyiapkan laopran keuangan.
10. Menjurnal dan membukukan ayat jurnal penutup.
11. Menyiapkan neraca percobaan pacsapenutupan.

Proses akuntansi keuangan yang disebutkan di atas memiliki tiga tahap yang yang
berbeda beda, yang masing-masing melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem
informasi:

Tahap 1---prosedur harian. Subsistem TPS mencatat transaksi harian di dokumen sumber,
kemudian mencatatnya di jurnal khusus, membukukan transaksi individual ke buku besar
pembantu, dan menyiapkan voucher jurnal.

Tahap 2---prosedur akhir periode. Voucher jurnal dimasukan kebuku besar umum secara
berkala. Hal ini melibatkan TPS dan GLS. Frekuensi pembaruan ke buku besar umum
menentukan tingkat integrase system. Dalam system yang sangat terintergrasi, pembaruan
buku besar umum merupakan bagian dari prosedur harian.

Tahap 3---prosedur pelaporan keuangan. Analisis akun-akun buku besar ummum dan
langkah-langkah yang mengarah ke pembuatan laporan keuangan melibatkan baik FRS
maupu GLS. Perhatikan bagaimana GLS dan FRS mengirimkan dan menerima data secara
berulang-ulang. Relasi ini mengilustrasikan mengapa sistem-sistem ini sering kali dianggap
sebagai suatu system tunggal ---GLS/FRS.

MENGENDALIKAN GL/FRS

Aktivitas-aktivitas GL/FRS eklusif merupakan pekerjaan akuntansi. Tidak seperti pemrosesan


transaksi, yang juga melibatkan arus sumber daya fisik, kekhawatiran pengendalian terhadap
GL/FRS berkenaan dengan akurasi dan reliabilitas informasi akuntansi. Eksposur pontesial
dalam system ini terdiri atas :

1. Jejak audit yang tidak sempurna.


2. Akses yang tidak diotorisasi ke buku besar umum.
3. Akun buku besar umum yang tidak seimbang dengan akun besar pembantu.
4. Saldo akun buku besar umum yang salah karena voucher jurnal yang salah atau tidak
diotorisasi.
Jika tidak di kendalikan, eksponsur-eksponsur ini dapat menyebabkan laporan keuangan
dan

laporan-laporan lainnya salah dalam pernyataannya sehingga dapat menyesatkan para


pengguna.

Konsekuensi potensialnya adalah tuntutan hokum, kerugian keuangan yang signifikan bagi
perusahaan, dan saksi dari pihak yang berwenang.

ISU PENGENDALIAN GL/FRS

Studi kita tentang pengendalian GL/FRS akan mengikuti kerangka yang ditetapkan dalam
SAS 78, yang tentunya sekarang sudah anda pahami.

OTORISAIS TRANSAKSI

Ayat-ayat jurnal di buku besar umum merupakan rangkuman transaksi dan berada di bawah
pengendalian yang sama. Voucher jurnal merupakan dokumen yang mengotorisasi suatu ayat
jurnal ke buku besar umum. Voucher jurnal memiliki berbagai sumber seperti pemrosesan
penerimaan kas, pemrosesan pesanan penjualan, dan kelompok pelaporan keuangan. Penting
bagi intergritas catatan akuntansi bahwa voucher jurnal diotorisasi dengan benar oleh
manajer yang bertanggung jawab di departemen sumber.

PEMISAHAN TUGAS

Pada bab-bab sebelumnya, telah dijelaskan bagaimana buku besar umum memberikan
pengendalian verifikasi bagi proses akuntansi. Untuk melakukannya tugas memperbarui buku
besar umum harus di pisahkan semua dari tanggung jawab akuntasi dan pengawasan aktiva
dalam perusahaan.

Oleh karena itu, petugas administrasi buku besar umum tidak boleh :
1. Memiliki tanggung jawab untuk melakukanpembukuan untuk jurnal khusus atau
pembantu.
2. Menyiapkan voucher jurnal.
3. Bertanggung jawab dalam mengawasi aktiva fisik.

PENGENDALIAN AKSES

Akses yang tidak diotorisasi ke akun-akun buku besar umum dapat menghasilkan kesalahan,
penipuan, dan salah penyajian dalam laporan keuangan. Ingat kembali bahwa pengendalian
akses memiliki dua elemen : akses langsung dan tidak langsung. Kekhawatiran terhadap
akses langsung di kurangi dengan memastikan bahwa voucher jurnal dibukkukan hanya oleh
individu yang diotorisasi.

Eksposur untuk akses tidak langsung berasal dari buruknya pengendalian terhadap voucher
jurnal di departemen sumber. Voucher jurnal yang hilang atau di curi dapat di gunakan untuk
melakukan penjurnalan yang tidak di otorisasi ke buku besar umum. Pemberian nomer dan
pencatatan dokumen-dokumen ini pada sumbernya akan menjadi sarana akuntabilitas.
Melalui pemeriksaaan selanjutnya dan rekonsiliasi catatan, voucher yang hilang di tandai
oleh adanya celah di urutan nomor dan sekaligus menarik perhatian pada pontensi
eksponsur.

CATATAN AKUNTANSI

Catatan buku besar umum merupakan salah satu komponen penting dari system catatan
akuntansi yang harus di pertahankan oleh perusahaan. Jika di dasarkan pada bagan akun
yang memadai, catatan-catatan tersebut sepenuhnya mendeskripsikan aktivitas perusahaan.
Salah satu aspek penting dari fungsi pencataan ini adalah pemeliharaan jejak audit.

Jejak audit merupakan jalur yang diiikuti oleh suatu transaksi melalui tahap input,
pemrosesan, dan ouput dalam system pemprosesan transaksi. Dokumen diperlukan agar
pihak-pihak yang berkempentingan dapatmenentukan kelayakan transaksi tersebut. Jadi,
jejak audi adalah jaringan dokumen, jurnal, dan buku besar yang didesain untuk memastikan
bahwa suatu transaksi dapat secara akurat di telusuri melalui system tersebut dari awal
sampai disposisi akhirnya. Seorang individu harus mampu mengikuti arus suatu transaksi
ddari awal dan mencatatnya di dokumen sumber, hingga pencatatan transaksi di jurnal
khusus dan buku besar pembantu, sampai ke pembukuannya di buku besar umum, dan
akhirnya ke laporan keuangan. Sebaliknya, seseorang harus mampu memulai dengan
rakuman laporan keuangan dan menemukan lokasi transaksi-transaksi individual yang
membentuknya.

Jejak audit diperlukan untuk beberapa alasan :

1. Memberikan kemampuan untuk menjawab pertayaan, misalnya, dari pelanggan atau


pemasok
2. Mampu merekonstruksi file jika semua atau sebagian file mengalami kerusakan
3. Menyediakan data historis yang diperlukan oleh para auditor
4. Memenuhi peraturan pemerintah
5. Menyediakan sarana untuk mencegah, kesalahan karena perincian informasi
diorganisasikan dengan baik dalam file yang logis, yang memfasilitasi pemrosesan
file tersebut.

Selain itu, jejak audit membantu untuk mendeteksi kesalahan karena perincian yang
membentuk total saldo dapat dihitung secara berkala dan dibandingkan dengan akun
pengendali. Jejak audit juga memfasilitasi perbaikan kesalahan karena perincianya selalu
tersedia untuk membuat perubahan yang diperlukan.

REKAYASA ULANG GL/FRS

MENGGUNAKAN FILE AKSES LANGSUNG

Figur 8-10 menunjukkan rekayasa ulang GL/FRS yang memungkinkan pengguna akhir
memperbarui buku besar setelah setiap satu batch trasaksi di proses. Sistem yang baru juga
mengintegrasikan GL/FRS dengan MRS, Pendekatan ini sangat memfasilitasi identifikasi
kesalahan dengan tepat waktu ketika batch transaksi tidak seimbang nilainya. Penggunaan
file akses langsung memberikan manfaat tambahan bagi pelaporan manajemen. Para
manajer internal memerlukan informasi yang lebih sering dan tepat waktu daripada
pengguna eksternal daro laporan keuangan tradisional. Karena sebagian informasi ini
datang dari proses data buku besar umum, pengguna pendekatan akses lansung memfasilitasi
akses manajemen ke data-data penting. Masalah pengendalian yang perlu diperhatikan,
yaitu:

a) Pemisahan tugas

b) Catatan akuntansi dan pengendalian akses

KEKUATAN DAN KELEMAHAN


Kekuatan

Terletak pada pengendalian dan pelaporan.

Kelemahan

Yaitu tidak efisien dan rekonsiliasi yang tidak sering dilakukan.

SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN

Sistem pelaporan yang mengarah perhatian manajemen ke masalah-masalah dengan tepat


waktu juga mempromosikan efektivitas manajemen sehingga mendukung tujuan bisnis
organisasi. Dalam pengendaliaan MRS manajemen dituntut untuk menyediakan sarana
formal untuk memantau fungsi pengendalian internal. Hal ini dapat dicapai melalui
pemisahan prosedur audit atau dengan aktivitas pengawasan yang berkelanjutan.

Teknik untuk mencapai pengawasan berkelanjutan adalah penggunaan laporan manajemen


secara bijaksana. Laporan tepat waktu memungkinkan para manager fungsional seperti
penjualan, pembelian produksi, dan pengeluaran kas untuk mengawasi dan mengendalikan
operasi mereka. Ini akan memberikan bukti mengenai berfungsinya atau tidak berfungsinya
pengendalian internal.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MRS

Merancang system pelaporan yang efektif memerlukan pemahaman akan apa yang dilakukan
oleh para manajer dan jenis-jenis masalah yang dihadapinya. Factor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi manajemen, antara lain:

1. Proses Pengambilan Keputusan


2. Prinsip- prinsip Mnajemen
3. Fungsi, tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen
4. Struktur Masalah
5. Jenis-jenis Laporan Manajemen
6. Akuntansi Pertanggungjawaban
7. Pertimbangan perilaku
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan rasional bukan merupakan tindakan yang spontan. Tindakan


tersebut terdiri atas serangkaian langkah-langkah sistematis yang dilakukan pengambilan
keputusan. Langkah- langkah dalam proses pengambilan keputusan (Decesion-making
process):

1. Mengidentifikasi masalah
2. Mengevaluasi solusi alternatif
3. Mengimplementasikan solusi yang terbaik
4. Melakukan pemeriksaan pasca Implementasi
Kriteria keputusan

Beberapa factor atau kriteria keputusan (decision criteria) yang penting membentuk dasar
bagi pengambilan keputusan. Kriteria tersebut dapat beruwujud atau tidak berwujud.
Kriteria keputusan berwujud adalah kriteria-kriteria yang dapat diukur, seperti informasi
biaya, peningkatan kapasitas produksi dalam unit, dan kecepatan operasi. Kriteria keputusan
tidak berwujud biasanya tidak dapat diukur. Kriteria ini merupakan isu-isu kualitas dan
meliputi hal-hal seperti implikasi pelaku, konsekuensi politik, dan perubahan gaya hidup.

Mengidentifikasi kriteria keputusan dan menetapkan bobotnya


Menilai setiap alternatif
Menghitung nilai tertimbang (Weight score-WS)

PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN

Prinsip-prinsip manajemen memberikan wawasan pada kebutuhan informasi manajemen.


Prinsip yang langsung memengaruhi MRS adalah:

Formalisasi Pekerjaan
Tanggung Jawab dan Wewenang
Jangkauan pengendalian
Manajemen dan Pengendalian
Fungsi, Tingkat, dan Jenis Keputusan Manajemen

1. Formalisasi tugas-tugas
Formalisasi menunjukkan tingginya standardisasi atau pembakuan tugas-tugas maupun
jabatan

dalam suatu organisasi. Semakin tinggi derajat formalisasi maka semakin teratur perilaku

bawahan dalam suatu organisasi.

Formalisasi bisa dicapai melalui pengaturan yang bersifat on the job dimana organisasi
akan

menggunakan lebih banyak peraturan maupun prosedur untuk mengatur kegiatan karyawan.

Akan tetapi, formalisasi juga bisa dicapai apabila latihan maupun pendidikan dilakukan di
luar

organisasi (off the job), yaitu sebelum seseorang menjadi anggota organisasi.

2. Hubungan tanggung jawab dan wewenang

Menentukan wewenang apa yang diperlukan kepada bawahan dan bertanggung jawab
kepada

siapa, merupakan penentuan hubungan wewenang dan tanggung jawab.

Dalam hubungan ini ada 3 bentuk organisasi yaitu :

Organisasi lini

Organisasi lini adalah organisasi dimana hubungan wewenang dan tanggung jawab
langsung

dari atasan kepada bawahan. Dalam organisasi lini wewenang terbesar diatas dan makin

kebawah makin kecil. Pada umumnya organisasi lini dibagi dalam bagian-bagian yang

mempunyai kedudukan sama.

Keuntungan dari organisasi lini adalah :


Bentuknya sederhana sehingga mudah dipahami.

Pendelegasian wewenang jelas hingga diketahui oleh semua pihak.

Disiplin mudah dijaga.

Kerugiannnya :
Pimpinan dituntut mengetahui semua hal yang berhubungan dengan perusahaan, kurang
adanya sepesialisasi.

Sering sukar mengadakan koordinasi karena wewenang yang besar dari kepala-kepala
bagian.

Beban tanggung jawab pimpinan lebih besar untuk organisasi yang besar.

Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional adalah organisasi dimana tenaga ahli diberi wewenang dalam
bidangnya untuk keseluruhan organisasi.

Keuntungan organisasi fungsional :


Memperoleh keuntungan dalam hal spesialisasi.

Wewenang pimpinan bagian fungsional tidak dibatasi oleh pengelompokan dalam


bagian-bagian hingga dapat merencanakan untuk seluruh organisasi dengan lebih baik.

Kerugian-kerugiannya :
Dari pihak karyawan, banyak orang yang memeberikan perintah hingga dapat
menimbulkan kebingungan.

Banyak organisasi besar menyadari bahwa dengan adanya banyak ahli pengambilan
keputusan menjadi bertambah.

Kalau terjadi kesalahan sukar menentukan penanggung jawabnya karena akan saling
melemparkan kesalahan pada pihak lain.

Organisasi garis dan staf

Organisasi garis dan staf merupakan penggabungan antara organisasi lini dan organisasi

fungsional, dimana bawahan mendapat wewenang dari atasan yang bertanggung jawab
kepada

seorang atasan saja, tetapi pimpinan juga menggunakan tenaga ahli yang tidak mempunyai

wewenang untuk memerintah bawahan, hanya memberikan nasehat atau saran kepada

atasannya. Jadi staf bertugas membantu pimpinan lini dalam bidang-bidang yang diserahkan
kepadanya.

Kelemahan yang sering terjadi pada organisasi garis dan staf :


Pimpinan lini tidak mengindahkan naseha staf.

Staf tidak bekerja dengan efektif karena tidak mempunyai wewenang.

Saran/nasehat dari staf disampaikan melalui pimpinan yang sering ditafsikan secara
salah.

Pimpinan lini sering merasa bahwa staf mengurangi kekuasaannya.

FUNGSI, TINGKAT, DAN JENIS KEPUTUSAN MANAJEMEN

Keputusan perencanaan dan pengendaian diklasifikasikan sebagai berikut:

Keputusan perencanaan strategis (strategic planning decision)


Perencanaan taktis (tactical planning decision)
Pengendalian manajerial (management control decision)
Pengendalian operasional (operational control decision)

1. KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI


Keputusan perencanaan strategi antara lain:

Menetapkan tujuan perusahaan


Menentukan ruang lingkup aktivitas bisnis
Menentukan atau memodifikasi struktur organisasi
Menetapkan filosofi manajemen

Keputusan perencanaan strategis memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

Kerangka waktunya jangka panjang


Mereka memerlukan informasi yang lebih ringkas
Keputusan ini biasanya tidak berulang
Keputusan strategi berkaitan menghadapi ketidakpastian tingkat tinggi.
Keputusan ini punya ruang lingkup yang luas dan secara mendasar mempengaruhi
perusahaan.
Keputusan strategi memerlukan sumber informasi eksternal maupun internal

2. KEPUTUSAN PERENCANAAN TAKTIS


Keputusan taktis ini berada di bawah keputusan strategi dan di buat oleh manajemen tengah.
Jangka keputusan ini pendek, lebih spesifik, berulang hasilnya lebih pasti, dan kurang
berpengaruh pada perusahaan dibandingkan keputusan strategi.

3. KEPUTUSAN CONTROL MANAJEMEN


Salah satu kegiatan control manajemen adalah memotivasi para manajer di semua wilayah
fungsional untuk menggunakan sumber daya, termasuk bahan baku, personel, dan aktiva
keuangan seproduktif mingkin. Salah satu kegiatan pengendalian manajemen adalah
memotivasi para manajer di semua wilayah fungsional untuk menggunakan sumber daya,
termasuk bahan baku, personel dan aktiva keuangan, seproduktif mungkin. Manjer yang
mengawasi membandingkan kinerja manajer di bawahnya dengan standar-standar yang
sebelumnya sudah ditetapkan. Jika bawahan tidak memenuhi standar, supervisor harus
melakukan tindakan perbaikan. Ketika para bawahannya memnuhi atau melampaui harapan,
mereka harus di beri penghargaan.

4. KEPUTUSAN PENGENDALIAN OPERASIONAL


Pengendalian operasional memastikan bahwa perusahaan beroprasi sesuai dengan criteria
yang telah di tetapkan sebelumnya. Keputusan pengendalian oerasional (operation control
decision) lebih sempit dan lebih terfokus dari pada keputusan strategis dan taktis karna
berkaitan dengan pekerjaan operasional rutin. Keputusan pengendalian operasional lebih
terstruktur dari pada keputusan pengendalian manajemen, lebih bergantung pada perincian
dari pada keputusan perencanaan, dan kerangka waktunya lebih pendek dari pada keputusan
taktis atau strategis. Keputusan pengendalian operasional memiliki tiga elemen dasar :
penetapan standar, evaluasi kinerja, dan pengambilan tindakan evaluasi kinerja.

Standar
Standar merupakan tingkat kinerja yang di tetapkan sebelumnya yang di yakini oleh para
manajer dapat di capai. Standar diterapkan pada semua aspek oprasi, termasuk volume
penjualan, pengendalian kualitas terhadap operasional produksi, biaya barang persediaan,
penggunaan bahan baku dalam proses produksi produk, dan biaya tenaga kerja dalam
produksi.

Evaluasi kinerja
Pengambilan keputusan membandingkan kinerja operasional yang di pertanyakan dengan
yang ada standar yang ada. Perbedaan di antara dua hal ini disebut varian (variance).
Misalnya, varian harga untuk suatu item persediaan merupakan selisih antara harga yang di
harapkan-standar-dengan harga sebenarnya yang dibayarkan

Pengambilan tindakan perbaikan


Setelah membandingkan kinerja dengan standar yang ada, manajer mengambil tindakan
untuk mengatasi setiap kondisi yang di luar kendali. Tanggapan yang tidak tepat terhadap
pengukuran kinerja dapat menghasilkan tindakan yang tidak diinginkan. Misalnya, untuk
mencapai varian harga yang menguntungkan, agen pembelian harus mencapai pemasok
bahan baku yang menawarkan harga rendah dan mengorbankan kualitas.

STRUKTUR MASALAH

Struktur suatu masalah merefleksikan seberapa baik pengambilan keputusan masalah


tersebut. Struktur masalah memiliki elemn, yaitu:

Data : nilai yang di gunakan untuk mewakili faktor-faktor yang relevan dengan
masalah tersebut.

Prosedur : urutan langkah-langkah atau peraturan keputusan yang digunakan untuk


memecahkan masalah.
Tujuan : hasil yang ingin dicapai pengambilan keputusan dengan memecahkan masalah
tersebut.

Sewaktu ketiga elemen itu diketahui dengan pasti, masalah itu distrukturkan. Perhitungan
gaji merupakan salah satu contoh masalah yang terstruktur. Kita dapat mengidentifikasikan
data untuk perhitungan ini dengan pasti (jam kerja, tariff perjam, pemotongan pajak, tariff
pajak, dan lain sebagainya.

MASALAH TIDAK TERSTRUKTUR

Masalah tidak terstruktur ketika ketiga elemen yang disebutkan sebelumnya tidak diketahui
dengan pasti. Masalah tidak struktur adalah masalah yang tidak memiliki tekniksolusi
spesifik. Masalah ini biasanyan kompleks dan melibatkan pengambilan keputusan pada
situasi spesifik.

JENIS-JENIS LAPORAN MANAJEMEN

Laporan merupakam sarana formal untuk membawa informasi kepada para manajer. Istilah
laporan cenderung berarti pesan tertulis yang disajikan di kertas. Pada kenyataannya,
laporan manajemen (management report) dapat berbentuk fisik sesuai dengan yang
diinginkan atau dibutuhkan oleh penggunanya.

Tujuan Laporan

Sebelumnya, ingat kembali bahwa informasi mengarahka pengguna pada suatu tindakan.
Oleh karena itu agar berguna, laporan harus memiliki kandungan informasi. Nilainya adalah
dampaknya terhadap pengguna. Hal ini dapat ditunjukkan dalam dua tujuan pelaporan
umum, yaitu:

1. Mengurangi tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan sesuatu masalah yang


dihadapi pengambilan keputusan
2. Memengaruhi perilaku pengambilan keputusan dengan cara yang positif

Pelaporan terprogram

Memberikan informasi untuk memecahkan masalah yang telah diantisipasi pengguna.


Atribut laporan

Agar lebih efektif, suatu laporan harus memiliki atribut antara lain relevan, ringkas,
berorientasi pengecualian, akurat, lengkap, tepat waktu, dan singkat.

Pelaporan khusus

Sumber data untuk mendukung kebutuhan pelaporan khusus melalui konsep yaitu penggalian
data. Dan ada dua pendekatan umum untuk pendekatan data, antara lain model verifikasi
dan model penemuan.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Konsep akuntansi pertanggungjawaban berimplikasi bahwa setiap peristiwa ekonomi yang

mempengaruhi organisasi adalah tanggungjawab dan dapat dilacak kemanajer individu.


Araus

informasi ini mewakili dua tahap akuntansi pertanggungjawaban: (10 menciptakan


serangkaian

tujuan kinerja keuangan (anggaran) yang berkaitan dengan tanggung jawab manajer, dan
(20)

melaporkan dan mengukur kinerja actual ketika dibandingkan dengan tujuan-tujuan tersebut

(anggaran).

Penetapan Tujuan Keuangan

Proses pengangguran membantu pihak manajemen mencapai tujuan keuangan dengan

membentuk tujuan yang dapat diukur untuk setiap segmen organisasi. Arus informasi
anggaran

yang ke atas dank ke bawah semakin rinci ketika ia bergerak ke level manajemen yang lebih

rendah.

Pengukuran dan Pelaporan Kinerja


Pengukuran kinerja dan pelaporan dilakukan di setipa segmen operasional dalam
perusahaan

dalam perusahaan. Informasi mengalir ke atas sebagai laporan pertanggungjawaban ke level

manajemen senior.

Pusat Pertanggungjawaban

Untuk mencapai akuntabilitas, aktivitas bisnis secara teratur mengorganisasikan kegiatan

operasi mereka ke dalam unit-unit yang di sebut sebagai puisat-pusat pertanggungjawaban.

Bentuk yang paling umum dari pusat pertanggungjawaban adalah:

1. Pusat biaya, Pusat biaya merupakan suatu unit organisasional dengan tanggung
jawab atas
manajemen biaya dalam batas-batas anggaran.

2. Pusat laba, Seorang manajer pusat laba bertanggung jawab untuk mengontrol biaya
dan
menghasilkan pendapatan. Laporan kinerja manajer pusat laba berbeda dari pusat

biaya. Akan tetapi pendekatan laporannya sama yaitu pada item-item yang dapat

dokontrol.

3. Pusat investasi, Manajer pusat investasi memiliki otorisasi umum untuk mengambil
keputusan yang secara mendasar mempengaruhi organisasi.

PERTIMBANGAN PERILAKU

Prinsip-prinsip manajemen yaitu otorisasi, tanggung jawab dan formalisasi pekerjaan ketika
diterapkan dengan benar dalam suatu organisasi akan mempromosikan keserasian tujuan.
Sistem pelaporan manajemen yang terstruktur rapi berperan penting dalam mempromosikan
dan mempertahankan keserasian tujuan.

Informasi yang berlebihan muncul ketika seorang manajer menerima informasi berlebih dari
yang ia dapat cernakan. Informasi yang berlebihan akan membuat manajer mengabaikan
informasi formalnya dan bergantung pada petunjuk-petunjuk informal dalam melakukan
keputusan. jadi sistem informasi formaldigantikan oleh heuristic (rule of thumb), tip,
prasangka dan dugaan-dugaan.

Salah satu tujuan suatu laporan adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan
tujuan perusahaan. Berikut adalah Pertimbangan perilaku :
Keserasian Tujuan, Ketika manajer berusaha memenuhi tujuan kerjanya, manajer
tersebut juga melayani tujuan perusahaannya. Sistem pelaporan manajemen yang
terstruktur rapi berperan penting dalam meningkatkan dan mempertahankan
keserasian tujuan.
Informasi yang Berlebihan. Muncul ketika seorang manajer menerima informasi
berlebih dari yang dapat dicernanya.
Ukuran Kinerja yang Tidak Tepat. Ingat kembali bahwa salah satu tujuan laporan
adalah untuk menstimulasi perilaku yang konsisten dengan tujuan perusahaan. Akan
tetapi, ketika ukuran kinerja yang tidak tepat digunakan, laporan itu akan
berpengaruh sebaliknya.

BAB 9
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

BASIS DATA (DATA BASE)


Basis data adalah suatu gabungan file yang saling berhubungan dan dikordinasi secara
terpusat. Pendekatan data base memberlakukan data sebagai sumber daya organisasi yang
seharusnya dipergunakan serta dikelola oleh seluruh bagian dari organisasi tersebut, bukan
hanya suatu departemen atau fungsi tertentu saja. Fokusnya adalah intregasi data dan
pembagian data dengan seluruh pemakai yang berhak memakainya.
FILE DATAR VERSUS PENDEKATAN BASIS DATA

Pengguna 1
Transaksi
Program 1 A,B,C

Pengguna 2
Transaksi
Program 2 X,B,Y

Pengguna 3
Transaksi
Program 3 A,B,C
GAMBAR 9.1

Pendekatan file datar dalam manajemen data. Dalam lingkungan ini, para pengguna memilliki
file data mereka. Kepemilikan eksklusif terhadap data ini merupakan konsekuensi alami dari
dua masalah yang berkaitan dengan era system warisan. Jadi, data yang sama tetapi digunakan
dengan cara yang agak berbeda oleh para pengguna yang berbeda, harus distruktur ulang dan
diproduksi ulang secara fisik didalam file-file yang berbeda. Dengan kata lain, isi dari file-file
tersebut diwakili secara konseptual dengan huruf-huruf. Setiap huruf mewakili menunjukan
satu atribut data, satu record, atau seluruh file.

PENDEKATAN BASIS DATA

Pengguna 1
Transaksi
Program 1 A

B,
Pengguna 2
C,
Transaksi
Program 2 X,

Y,
Pengguna 3
L,
Transaksi
Program 3
M

(a)

GAMBAR 9-2(a)

Gambar 9-2 menyajikan ulasan sederhana pendekatan basis data dengan pengguna dan
keperluan data yang sama seperti dalam gambar 9-1. Perubahan paling jelas dari model file
datar adalah pengelompokan data menjadi sebuah basis data umum yang dapat digunakan
secara bersama oleh semua pengguna system informasi.
PENYELESAIAN MASALAH FILE DATAR
Pengguna data secara bersama-sama (tidak adanya kepemikian data) merupakan konsep
utama dari pendekatan basis data. Masalah-masalah yang terjadi dapat diatasi dan
diselesaikan, yaitu :
Tidak ada redundansi data. Setiap elemen data disimpan hanya sekali sehingga
menghilangkan redundansi data dan mengurangi biaya penyimpanan data.
Satu kali pembaruan data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada sutu tempat,
dibutuhkan hanya satu kali pembaruan data. Ini tentu mengurangi waktu dan biaya untuk
menjaga kekinian data.
Nilai kekinian data. Perubahan terhadap basis data yang dilakukan oleh seorang pengguna
akan berlaku bagi semua pengguna. Misalnya, jika pengguna satu mencatat perubahan alamat
seorang pelanggan, pengguna tiga akan segera mendapatkan perubahan ini.
Interpendensi tugas data. Pengguna memiliki akses sepenuhnya ke data yang ada
diperusahaan. Kebutuhan informasi seorang pengguna bisa meluas diluar wilayah langsunf
pekerjaannya, namun kebutuhan ini dapat dengan segera dipenuhi dengan pendekatan file
datar. Para pengguna hanya dibatasi oleh keterbatasan data yang disediakan oleh organisasi
(seluruh basis data) dan legitimasi yang diperlukan untuk mengakses data tersebut.

MENGONTROL AKSES KE DATABASE


Pendekatan database menempatkan semua informasi dalam satu keranjang. Oleh karena itu
penting sekali untuk menjaga keranjang itu. Contoh dalam Gambar 9-2(a) tidak memiliki
ketentuan untuk mengontrol akses ke database. Asumsikan Data X itu merupakan informasi
yang sensitif dan rahasia dan hanya Pemakai 3 yang diberi otorisasi untuk mengaksesnya.
Bagaimana organisasi dapat mencegah pemakai lain untuk mendapatkan akses yang tidak sah
terhadap informasi tersebut.
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA

Konsep Basis Data

Pengguna 1
Transaksi D A
Program 1
B B,

Pengguna 2 M C,

Transaksi X,
S
Program 1
Y,
Pengguna 3
L,
Transaksi
M
Program 1

GAMBAR 9-2(b)

Gambar 9-2(b) menambah elemen baru dalam gambar 9-2(a) yang berada diantara
program pengguna dan basis data fisik adalah sistem manajemen basis data (database
management system DBMS). Sistem manajemen basis data merupakan system peranti lunak
khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana yang bisa diakses oleh
pengguna. Program pengguna mengirimkan permintaan data kepada DBMS, yang
mengesahkan dan mengotorisasi akses ke basis data, sesuai dengan tingkat otorisasi
pengguna. Jika pengguna meminta data yang dia tidak punya otorisasinya, permintaan itu
akan ditolak. Jadi, prosedur untuk menetapkan otorisasi pengguna system informasi disebuah
organisasi merupakan masalah pengendalian penting yang harus diperhatikan oleh seorang
akuntan.

TIGA MODEL KONSEPTUAL


Pendekatan basis data tidak diwakili oleh arsitektur tunggal model basis data awal
berbeda dengan model basis data modern karena basis data awal dari file data tradisional.
Pendekatan basis data yang paling umum digunakan oleh system informasi bisnis adalah
model hierarkis, model jaringan, dan model relasional karena kemiripan konseptual tertentu,
basis data hierarkis dan jaringan disebut model navigasional atau terstruktur. Cara data diatur
dalam system basis data awal ini mendorong para pengguna untuk menjelajahi diantara
elemen-elemen data dengan menggunakan jalur-jalur yang sudah terstruktur. Model relasional
jauh lebih fleksibel karena memungkinkan para penggunanya menciptakan jalur yang baru
dan unik melalui basis data untuk memecahkan masalah-masalah bisnis yang lebih luas
cakupannya.

ELEMEN LINGKUNGAN BASIS DATA


PENGGUNA
Pengguna (user) mengakses basis data dalam dua cara :
1. Akses basis data dapat dicapai melalui program-program pengguna yang disiapkan oleh
professional system.
2. Akses basis data melalui permintaan langsung, yang tidak memerlukan program-program
formal dari pengguna.

SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA


Setiap model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yang berbeda, tetapi ada beberapa ciri
yang umum diantaranya :
1. Pengembangan program. DBMS berisi peranti lunak pengembangan aplikasi, baik
pengembangan maupun pengguna akhir dapat menggunakan fitur ini guna menciptakan
aplikasi untuk mengakses basis data.
2. Cadangan dan pemulihan. DBMS secara berkala membuat file-file cadangan untuk basis
data fisik. Jika terjadi kerusakan (kegagalan disket, kesalahan program, atau tindak kejahatan)
yang menyebabkan basis data tidak dapat digunakan, DBMS dapat pulih ke versi sebelumnya
yang dianggap benar.
3. Penggunaan basis data untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistic tentang data yang
sedang digunakan, siapa yang menggunakannya.
4. Akses basis data. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah memungkinkan pengguna
yang memiliki otorisasi untuk mengakses basis data.

BAHASA DEFINISI DATA


Bahasa define data adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendefinisikan
basis data fisik ke DBMS. Terdapat tiga tingkat, yang disebut tampilan (view) dalam definisi
ini, yaitu :

Sudut Pandang Internal. Sudut pandang internal (internal view) menyajikan pengaturan
record secara fisik dalam database. Ini merupakan penyajian tingkat paling rendah, di mana
satu langkah dipindahkan dari database fisik. Sudut pandang internal ini menjelaskan struktur
record, hubungan di antara mereka, dan pengaturan fisik serta urutan record dalam satu file.
Hanya terdapat satu sudut pandang internal terhadap database.
Sudut Pandang Konseptual (Skema). Sudut pandang konseptual atau skema menyajikan
database secara logika dan secara abstrak, bukan bagaimana database itu seeara fisik
disimpan. Sudut pandang ini memungkinkan program-program pemakai untuk memanggil
data tanpa mengetahui atau tanpa perlu menspesifikasi bagaimana data-data itu diatur atau
kapan mereka disimpan dalam database fisik. Hanya ada satu sudut pandang konseptual untuk
sebuah database.
Sudut Pandang Pemakai (Subskema). Sudut pandang pemakai (user view) mendefinisikan
bagaimana seorang pemakai tertentu melihat database.Ini adalah bagian dari database di mana
seorang pemakai individual memiliki otorisasi untuk mengaksesnya. Bagi pemakai, sudut
pandang pemakai adalah database. Tidak seperti sudut pandang internal dan konseptual,
terdapat banyak sudut pandang pemakai yang berbeda. Misalnya, seorang pemakai dalam
departemen personalia mungkin melihat database sebagai sebuah kumpulan record karyawan
dan tidak terlalu melihat pada record pemasok atau persediaan yang digunakan oleh pemakai
di departemen kontrol persediaan.
Operasi DBMS. Untuk menggambarkan peran-peran sudut pandang ini, mari kita lihat urutan
peristiwa tipikal yang terjadi dalam mengakses melalui DBMS. Penjelasan berikut ini sifatnya
hipotetis, dan rincian teknis tertentu dihilangkan.
1. Program yang digunakan pemakai mengirimkan permintaan (memanggil) untuk data yang
terdapat dalam DBMS. Panggilan ini tertulis dalam bahasa manipulasi data khusus yang
melekat dalam program pemakai tersebut.
2. DBMS menganalisis permintaan itu dengan mencocokkan elemen-elemen data yang dipanggil
dengan sudut pandang pemakai dan sudut pandang konseptual. Jika permintaan data itu
cocok, akan diotorisasi dan langkah pemrosesan maju ke Langkah 3. Jika tidak cocok dengan
sudut pandang ini, akses data itu ditolak.
3. DBMS menentukan parameter-parameter struktur data dari sudut pandang internal dan
mengirimkan mereka ke sistem operasi, yang melakukan pengambilan data aktual. Parameter
struktur data tersebut menjelaskan organisasi dan metode akses sebuah program utilitas
sistem operasi, untuk mengambil data yang diminta.
4. Dengan menggunakan metode akses yang tepat, sistem operasi berinteraksi dengan peralatan
penyimpanan disket untuk mengambil data dari database fisik.
5. Sistem operasi kemudian menyimpan data itu dalam main memory buffer area (sebuah
wilayah buffer memori utama yang dikelola oleh DBMS).
6. DBMS mentransfer data tersebut ke lokasi kerja pemakai yang terdapat dalam memori utama.
Pada titik ini, program pemakai bebas mengakses dan memanipulasi data.
7. Ketika pemrosesan selesai, Langkah 4, 5, dan 6, dibalik untuk menyimpan kembali data yang
sudah diproses ke database .

BAHASA MANIPULASI DATA


Bahasa manipulasi data adalah bahasa pemrograman kepemilikan yang digunakan oleh
DBMS tertentu untuk mengambil, memproses, dan menyimpan data. Keseluruhan program
data dapat ditulis dalam DML atau, dengan cara lain, perintah-perintah dari DML terpilih
dapat disisipkan ke dalam program-program yang tertulis dengan bahasa universal, seperti
PL/1, COBOL, dan FORTRAN, Menyisipkan perintah-perintah DML membuat program-
program standar mampu, yang pada awalnya ditulis untuk lingkungan flat file, diubah dengan
mudahnya ke pekerjaan dalam sebuah lingkungan database. Penggunaan program-program
bahasa standar juga membuat organisasi tidak bergantung pada pemasok DBMS tertentu. Jika
organisasi itu memutuskan untuk mengganti pemasoknya ke pemasok lain yang DML-nya
berbeda, organisasi itu tidak perlu menulis ulang semua program pemakai. Dengan mengganti
perintah-perintah DMl lama dengan perintah baru, program-program pemakai dapat
dimodifikasi agar berfungsi di lingkungan yang baru.

BAHASA PERMINTAAN DATA


Bahasa permintaan data merupakan bahasa generasi keempat dan bahasa nonprocedural
dengan banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengambil, dan
memodifikasi data dengan mudah.

ADMINISTRATOR BASIS DATA


Administrator basis data bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data.
Fungsi-fungsi administrator basis data.

Perencaan basis data : Implementasi:


Mengembangkan strategi basis data Menentukan kebijakan akses
Mengimplementasikan pengendali
organisasi
Mendefinisikan lingkungan basis data keamanan
Mengembangkan kamus data Menentukan prosedur pengujian
Menetapkan standart pemrograman
Desain : Operasi dan pemeliharaan :
Basis data logis (skema) Mengevaluasi kinerja basis data
Tampilan pengguna eksternal Menyusun ulang basis data sesuai
(subskema) dengan kebutuhan pengguna
Pengendali basis data Meninjau kembali standart dan
prosedur

Perubahan dan pertumbuhan:


Merencanakan Perubahan dan
pertumbuhan
Mengevaluasi teknologi baru.

INTERAKSI ORGANISASIONAL DAN DBA


Ketika kebutuhan informasi meningkat, para pemakai mengirimkan permintaan formal untuk
aplikasi komputer kepada para profesional sistem (pemrogram) organisasi. Permintaan ini
ditangani melalui prosedur pengembangan sistem formal, yang menghasilkan aplikasi
terprogram. Permintaan pemakai juga pergi ke DBA, yang mengevaluasinya untuk
menentukan kebutuhan database pemakai. Ketika relasi ini sudah terbangun, DBA
memberikan otoritas akses kepada pemakai dengan memprogram sudut pandang pemakai
(subskema). Relasi ini ditunjukkan ketika garis-garis antara pemakai dan DBA dan antara
DBA dan DDL menyatu di kotak DBMS. Dengan tetap menjaga otoritas akses terpisah dari
pengembangan sistem (pemrograman aplikasi), organisasi tersebut lebih mampu mengontrol
dan melindungi database. Usaha-usaha sengaja atau tidak sengaja untuk mengakses tanpa
otoritasyang sah kemungkinan besar akan ditemukan jika kedua kelompok ini bekerja secara
independen.

KAMUS DATA
Salah satu komponen kunci dari DBMS adalah kamus data, yang mencakup informasi
mengenai struktur database. Kamus data menjelaskan setiap elemen data yang terdapat dalam
basis data. Fungsi ini memungkinkan semua pengguna (pemprogram) untuk berbagi tampilan
yang sama terdapat sumber daya data sehingga sangat membantu dalam menganalisis
kebutuhan pengguna.

BASIS DATA FISIK


Pendekatan ini merupakan tingkat terendah dari basis data. Database tersusun dari titik-titik
magnetis pada disket magnetis. Ditingkat fisik, basis data merupakan kumpulan record dan
file. Basis data relasional didasarkan pada struktur file berurutan berindeks

MODEL DATABASE RELASIONAL


E. F. Codd yang pertama kali mengajukan prinsip-prinsip model relasional di akhir tahun
1960-an. Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang
menjadi basis teoritis bagi sebagian besar operasi manipulasi data. Model relasional
menampilkan data dalam bentuk tabel dua-dimensi.

TERMINOLOGI DATABASE
Model relasional memiliki terminologinya sendiri. Tabel database ini disebut relasi. Di baris
pertama relasi itu adalah atribut (elemen-elemen data) yang membentuk kolom-kolom.
Perpotongan kolom dan baris-baris yang terbentuk dalam relasi adalah tuples. Sebuah tuple,
yang diberi definisi tepat oleh Codd ketika dia pertama kali memperkenalkannya, yaitu
korespondensi dengan sebuah record. Dari sini, istilah record dan tabel akan digunakan dalam
kaitannya dengan tuple dan relasi (record dengan tuple, tabel dengan relasi).
ASOSIASI TABEL
Tabel-tabel database ada dalam kaitannya dengan tabel-tabellainnya. Ini disebut asosiasi.
Terdapat tiga asosiasi tabel fundamental: satu-dengan-satu, satu-dengan-banyak, dan banyak-
dengan-banyak.
ASOSIASI SATU DENGAN SATU
Dalam istilah bisnis, untuk setiap record karyawan dalam file karyawan, terdapat record
tunggal (atau nol untuk karyawan-karyawan baru) dalam file penghasilan dari tahun-sampai-
saat ini.
Asosiasi Satu-dengan-Banyak.
Untuk menggambarkannya, untuk setiap record pelanggan dalam tabel pelanggan, terdapat
nol, satu, atau banyak record pesanan penjualan dalam tabel Pesanan Penjualan.
Asosiasi Banyak-dengan-Banyak.
Asosiasi banyak-banyak sering kali terjadi antara record persediaan perusahaan dan record
pemasoknya. Sebuah item persediaan tertentu dapat dipasok oleh satu atau lebih pemasok.
Pada saat yang bersamaan, pemasok tunggal memasok satu atau lebih item persediaan.
Aturan untuk Sistem Database Relasional
Ahli teori telah mengusulkan persyaratan yang tidak terlalu ketat untuk menilai situasi
relasional dari sebuah sistem. Jadi, sebuah sistem itu relasional jika: Mendukung fungsi
aljabar relasional yang membatasi (restrict), berupa rancangan (project) dan merupakan
gabungan (join).
Walaupun terbatas, rancangan, dan gabungan bukan merupakan fungsi aljabar relasional yang
lengkap, ketiganya berguna. Kebanyakan kebutuhan informasi bisnis dipuaskan dengan ketiga
operasi ini saja. Bagian berikut ini akan menunjukkan penggunaan SQL untuk melakukan
fungsi-fungsi ini.

MERANCANG DATABASE RELASIONAL


Bagian ini akan menjelaskan langkah-langkah yang diperlukan untuk menciptakan sebuah
database relasional. Ingatlah bahwa proses ini merupakan bagian dari proses pengembangan
sistem yang lebih luas dan melibatkan analisis mendalam tentang kebutuhan pemakai. Jadi,
titik berangkatnya adalah hasil kerja awal yang memadai, yang telah mengidentifikasi, dengan
rinci, elemen-elemen kunci dari sistem yang sedang dikembangkan. Dengan latar belakang
ini, fokus akan diarahkan pada tiga tahap perancangan database: desain database konseptual,
desain database logis, dan desain database fisik.

DESAIN DATABASE KONSEPTUAL


Desain database konseptual melibatkan penemuan dan analisis terhadap kebutuhan data
organisasi. Melalui diskusi dengan para pengguna sistem dan analisis terhadap peraturan
bisnis, desainer database mengidentifikasi entitas-entitas kunci yang terdapat dalam sistem
dan data yang mereka anggap penting dan perlu ditangkap dan dipertahankan. Temuan-
temuan ini secara formal disajikan dalam sebuah model data. Perangkat utama yang
digunakan dalam membuat sebuah model data adalah diagram relasi entitas (diagram RE).
Diagram RE menggunakan tiga simbol dasar untuk menggambarkan entitas atau objek data
yang terdapat dalam sistem.

1. Entitas merupakan kata benda yang digambarkan oleh bujur sangkar-bujur sangkar dalam
diagram RE. Sebuah entitas adalah sebuah sumber daya, sebuah peristiwa atau seorang
individu yang terlibat dalam proses bisnis.
2. Atribut adalah data yang menjelaskan karakteristik atau properti entitas.Atribut ditampilkan
dengan lingkaran-lingkaran yang diberi label, ditanamkan pada entitas.
3. Relasi di antara entitas digambarkan dengan simbol-simbol permata. Mereka semua
digambarkan dalam bentuk kata kerja seperti memilih (select), memperbarui (update),
menyiapkan (prepare), atau memeriksa (examines).
DESAIN DATABASE LOGIS
Bagian ini akan menjelaskan proses mengubah sudut pandang konseptual pemakai ke dalam
tabel-tabel yang mendasari database. Tabel-tabel ini pada akhirnya akan digunakan untuk
membuat sudut pandang fisik (gambar fisik) yang digunakan pemakai akhir untuk
pengambilan keputusan.
MENETUKAN RELASI ANTAR TABEL-TABEL
Selanjutnya kita perlu menspefikasi asosiasi antara tabel-tabel. Ingat kembali bahwa terdapat
tiga jenis asosiasi data: satu-dengan-satu (1:1), satu-dengan-banyak (1:M), dan banyak
dengan-banyak (M:M). Asosiasi-asosiasi tersebut mencerminkan peraturan bisnis.
Proses Normalisasi Data
Proses ini dimulai dengan merancang sudut pandang-sudut pandang (gambar) (laporan output,
dokumen, dan layar input) yang dibutuhkan oleh pemakai. Gambar-gambar ini dapat
diciptakan dalam sebuah pengolah kata, sebuah program grafis, atau cukup dengan kertas dan
pencil. Pada titik ini, gambar tersebut hanya merupakan representasi grafis dari gambar fisik
yang nantinya akan dimiliki pemakai ketika proyek itu sudah selesai.
Pentingnya Normalisasi Data
Tabel-tabel database yang dirancang dengan benar menentukan proses operasional DBMS.
Tabel-tabel yang dirancang dengan buruk dapat menimbulkan masalah-masalah pemrosesan
yang membatasi, atau bahkan menolak, akses pemakai ke informasi yang diperlukan.
Normalisasi proses merupakan proses yang mempromosikan desain database efektif dengan
mengelompokkan atribut-atribut data ke dalam tabel-tabel yang sesuai dengan kondisi-kondisi
tertentu. Tabel-tabel yang belum dinormalisasikan bisa terkena tiga jenis masalah yang
disebut anomali: anomali pembaruan (update anomaly), anomali sisipan (insertion
anaomaly), dan anomali penghapusan (deletion anomaly). Salah satu atau lebih anomali ini
akan terdapat dalam table-tabel yang dinormalisasikan pada tingkat-tingkat lebih rendah.
Update Anomaly. Anomaly pembaruan
Dihasilkan dari pemborosan data (data yang berlebihan) dalam tabel yang tidak dinormalisasi.
Insertion Anomaly.
Untuk menunjukkan dampak anomali sisipan, asumsikan bahwa seorang pemasok telah
memasuki pasar. Organisasi belum membeli persediaan dari pemasok itu, tapi ingin
melakukannya di masa yang akan datang. Untuk sementara, organisasi ingin memasukkan
pemasok itu ke dalam database.
Deletion Anomaly.
Anomali penghapusan melibatkan tindakan-tindakan yang tidak sengaja dari data-data dalam
table. Adanya anomali penghapusan ini tidak terlalu jelas, namun berpotensi menimbulkan
masaalah yang lebih serius daripada anomali pembaruan data dan anomali sisipan. Desain
database yang cacat, yang menghalangi penyisipan record atau mensyaratkan pemakai untuk
melakukan pembaruan yang berlebihan dengan cepat meminta perhatian.
Peraturan Normalisasi Data
Sebuah proses normalisasi yang memeriksa ketergantungan penyebab-anomali secara formal
disebut sebagai kelompok-kelompok berulang (repeating groups), ketergantungan parsial dan
ketergantungan transitifif. Di sini, pendekatan intuitif digunakan untuk menormalisasikan
data. Secara sederhana dinyatakan, menghapus tiga anomali melibatkan sebuah proses yang
secara sistematis memecah tabel-tabel kompleks menjadi tabel-tabel yang lebih kecil yang
memenuhi dua kondisi:
1. Semua atribut non-kunci dalam tabel itu bergantung (dependen) pada kunci primer.
2. Semua atribut non-kunci tidak bergantung (independen) pada atribut non-kunci lainnya.
Dengan kata lain, sebuah tabel yang dinormalisasikan adalah tabel yang kunci primernya
mendefinisikan setiap atribut dalam tabel secara utuh dan unik. Selain itu, tidak ada atribut
tabel yang didefinisikan oleh atribut lainnya selain kunci primer. Ketika kondisi-kondisi ini
dipenuhi, tabelnya berada dalam 3NF. Namun demikian, jika satu atau lebih atribut melanggar
kondisi-kondisi ini, mereka harus digantikan dan ditempatkan dalam sebuah tabel terpisah dan
ditetapkan satu kunci yang tepat.
Menormalisasikan tabel-tabel akan menghilangkan ketiga anomali. Pertama, anomali
pembaruan data dipecahkan karena data setiap pemasok ditempatkan hanya pada satu lokasi-
tabel Pemasok. Setiap pembahan data tentang pemasok individual hanya dibuat satu kali,
tanpa melihat jumlah item yang dipasoknya. Kedua, anomali sisipan dipecahkan, karena
pemasok-pemasok baru bisa ditambahkan ke tabel pemasok, bahkan jika mereka saat ini tidak
memasok persediaan untuk organisasi. Misalnya, Pemasok Nomor 30 di dalam tabel itu tidak
memasok satu pun persediaan. Akhirnya, anomali penghapusan dihilangkan. Keputusan untuk
menghapus sebuah item persediaan dari database tidak akan menghapus secara tidak sengaja
data-data pemasok, karena data-data tersebut ditempatkan secara independen dalam tabel-
tabel yang berbeda.
Akuntan dan Normalisasi Data
Normalisasi database merupakan sebuah masalah teknis yang biasanya menjadi tanggung
jawab seorang ahli atau profesional sistem. Namun demikian, normalisasi database memiliki
implikasi untuk kontrol internal yang menjadi perhatian akuntan juga. Misalnya,anomali
pembaruan data dapat menimbulkan konflik di antara nilai-nilai database dan menghasilkan
nilai-nilai database yang usang; anomali sisipan dapat membuat transaksi tertentu tidak
tercatat dan menghancurkan jejak audit. Walaupun kebanyakan akuntan tidak akan
ertanggung jawab untuk menormalisasikan database organisasi, mereka harus memahami
prosesnya dan mampu menentukan apakan tabel itu sudah dinormalisasikan dengan benar.
DALAM SEBUAH LINGKUNGAN DISTRIBUTIF
Bab 1 memperkenalkan konsep pemrosesan data distributif (distributed data processing/DDP)
sebagai sebuah alternatif untuk pendekatan sentralisasi. Kebanyakan organisasi modern
menggunakan bentuk pemrosesan distributif dan jaringan untuk memproses transaksi mereka.
Sebagian perusahaan memproses semua transaksi mereka dengan cara ini. Satu hal penting
yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah sistem distributif adalah lokasi
database organisasi. Dalam hal ini, pembuat sistem memiliki dua pilihan: database dapat
disentralisasikan atau dapat juga didistribusikan. Database distributif memiliki dua kategori:
database partisi dan replikasi. Bagian ini akan menjelaskan masalahhmasalah, ciri-ciri, dan
pertukaran (trade-off) yang harus dievaluasi secara cermat dalam memutuskan bagaimana
database akan didistribusikan.
DATABASE SENTRAL
Di bawah pendekatan database sentral (centralized database approach), pemakai dari jarak
jauh mengirimkan permintaan melalui terminal-terminal untuk data yang terdapat di situs
sentral, yang memproses permintaan-permintaan dan mengirimkan data kembali ke pemakai.
Situs sentral melakukan fungsi-fungsi seorang manajer file yang melayani kebutuhan data
dari para pemakai jarak jauh. Pendekatan database sentral diilustrasikan dalam Gambar 9-25.
Sebelumnya dalam bab ini, ada tiga keunggulan utama dari pendekatan database yang akan
disajikan: pengurangan biaya penyimpanan data, penghapusan program update majemuk, dan
pembentukan kekinian data (data currency) (file-file data perusahaan dengan tepat
mencerminkan dampak transaksi-transaksinya). Mewujudkan kekinian data itu penting bagi
integritas dan reliabilitas (keandalan) data. Namun demikian, dalam lingkungan DDP, hal ini
merupakan pekerjaan yang cukup menantang.

Pengunci Database (Database Lockout)


Untuk mewujudkan kekinian data, akses simultan ke elemen-elemen data individual dengan
banyak situs perlu dicegah. Pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan pengunci
database (database lockout), yaitu sebuah perangkat kontrol perangkat lunak (biasanya
merupakan salah satu fungsi DBMS) yang mencegah banyak akses secara simultan ke data.
Contoh sebelumnya dapat digunakan untuk menggambarkan teknik ini: segera setelah
menerima akses yang diminta dari Situs A untuk Kontrol-PD (T1, Instruksi Nomor 2), situs
sentral DBMS menempatkan sebuah kunci pada Kontrol-PD untuk mencegah akses dari siitus
lainnya sampai Transaksi T1 selesai. Jadi, ketika Situs B meminta Kontrol-PD (T2, Instruktsi
nom or 2), Situs B ditempatkan pada status "menunggu" sampai kunci itu dipindahkan. Hanya
setelah itu Situs B dapat mengakses Kontrol-PD dan menyelesaikan Transaksi T2.
DATABASE DISTRIBUTIF
Database distributif dapat didistribusikan dengan menggunakan teknik partisi atau replikasi
(tiruan).
DATABASE PARTISI
Pendekatan database partisi membagi database sentral dalam segmen-segmen atau
partisiipartisi yang didistribusikan ke para pemakai utama mereka. Keunggulan pendekatan
ini adalah:
Kontrol terhadap pemakai ditingkatkan karena data disimpan dalam situs-situs lokal.
Waktu tanggap pemrosesan transaksi diperbaiki dengan mengizinkan lokal mengakses data
dan mengurangi volume data yang harus ditransmisi di antara siitus.
Database partisi dapat mengurangi potdnsi kehancuran. Dengan menempatkan data di
beberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan menghapus semua data yang diproses oleh
organisasi.
Pendekatan partisi, yang diilustrasikan dalam Gambar 9-18, bekerja paling baik untuk
organisasi-organisasi yang memerlukan data minimal untuk digunakan bersama dengan para
pemakai yang situs-situsnya berjauhan~ Pada situasi di mana para pemakai dari situs yang
berbeda menggunakan data yang sama, masalah yang berkaitan dengan pendekatan
sentralisasi juga bisa terjadi. Permintaan data dari situs-situs lainnya sekarang harus dikelola
menurut pemakai utamanya. Dengan memilih lokasi situs tuan rumah yang optimum untuk
partisi-partisi, masalah-masalah akses data akan diminimalkan. Hal ini memerlukan analisis
mendalam tentang kebutuhan data pemakai-akhir.

Database Replikasi
Pada sebagian organisasi, seluruh database dibuat tiruannya di setiap situs. Database replikasi
(tiruan) efektif untuk perusahaan-perusahaan yang tingkat pemakaian ber sama untuk data-
datanya tinggi tetapi tidak ada pemakai utama. Karena data yang sama dibuat tiruannya di
setiap situs, lalu lintas data di antara situs banyak berkurang. Gambar 9-28 menggambarkan
model database replikasi (tiruan).
Pembenaran pertama untuk sebuah database replikasi adalah untuk mendukung query-
query hanya-untuk-dibaca (read-only queries). Dengan data yang ditiru (direplikasi) untuk
setiap situs, akses data untuk tujuan bertanya dipastikan, selain itu penguncian penundaan
karena lalu lintas jaringan diminimalkan. Namun demikian, ada satu masalah yang dapat
terjadi ketika database replikasi perlu diperbarui oleh transaksi dan salinan tabase saat ini
harus dipertahankan di semua situs.
Karena setiap situs hanya memproses transaksi-transaksi lokal, atribut-atribut data
bersama yang ditiru di setiap situs akan diperbarui oleh transaksi-transaksi yang berbeda dan
karenanya, pada titik waktu tertentu, akan memiliki nilai-nilai berbeda dan unik. Dengan
menggunakan data dari contoh sebelumnya, Gambar 9-29 menggambarkan dampak
pemrosesan penjualan kredit untuk Jones di Situs A dan Smith di Situs B. Setelah transaksi itu
diproses, nilai yang ditunjukkan di akun Kontrol-PD bersama tidak konsisten ($12.000 Situs
A dan $11.000 di Situs B, dan keduanya tidak benar.

Kontrol pada Waktu yang Bersamaan (Concurrency Control)


Kesamaan database pada waktu yang bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap
dan akurat di semua situs. Para perancang sistem harus menggunakan metode-metode untuk
memastikan bahwa transaksi yang diproses di setiap situs secara akurat dicerminkan
dalamdatabase di situs-situs lainnya. Walau problematis, pekerjaan ini memiliki implikasi
pada catatan-catatan akuntansi dan harus diperhatikan oleh para akuntan.
Sebuah metode yang biasa digunakan untuk kontrol pada waktu yang bersamaan
adalah dengan membuat serial transaksi-transaksi dengan time-stamping (pemberian cap
waktu). Maksudnya, setiap transaksi diberi label menurut dua kriteria. Pertama, sebuah
perangkat lunak khusus mengelompokkan transaksi dalam dua kelas untuk mengidentifikasi
konflik-konflik potensial. Misalnya, transaksi hanya-untuk dibaca (query) tidak konflik
dengan transaksi-transaksi dari kelas lain. Sama juga dengan transaksi utang dagang dan
pitang. Kedua tidak menggunakan data yang sama sehingga tidak ada konflik. Namun
demikian, transaksi pesanan penjualan yang bermacam-macam dan melibatkan operasi baca
dan tulis berpotensi mengalami konflik.
Database Distributif dan Akuntan
Keputusan untuk mendistribusikan database adalah keputusan yang harus dipikirkan
dengan baik. Ada banyak masalah dan pertukaran yang hams dipertimbangkan. Sebagian
pertanyaan-pertanyaan paling dasar antara lain:
Data harus diorganisir secara sentral atau distributif?
Jika yang diinginkan adalah distribusi data, database harus direplikasi atau dipartisi?
Jika direplikasi, database harus direplikasi seluruhnya atau sebagian saja yang direplikasi?
Jika database akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data harus dialokasikan di antara
situs?
Pilihan-pilihan pertanyaan ini berdampak pada kemampuan organisasi untuk
mempertahankan integritas database. Menjaga jejak audit dan akurasi catatan akuntansi
merupakan dua hal yang harus diperhatikan dengan baik. Jelas bahwa ini merupakan
keputusan-keputusan yang harus dipahami dan dipengaruhi oleh para akuntan modern
dengan cerdas.
BAB 10
PENDEKATAN REA UNTUK PEMODELAN
PROSES BISNIS

PENDEKATAN REA

REA adalah pengakuan bahwa sistem informasi harus mendukung kebutuhan informasi
semua pengguna informasinya dalam suatu organisasi.Bagian ini membahas mengenai
kebutuhan informasi yang berubah dalam manajemen modern,keterbatasan akuntansi
tradisional dalam memenuhi kebutuhan tersebut,dan REA sebagai potensi solusi.

MODEL REA
Model REA (REA Model)adalah krangka kerja akuntansi alternatif untuk pemodelan sumber
daya,peristiwa,dan pelaku(resource,event,agent-REA) perusahaan yang sangat penting,serta
hubungan diantara mereka.Jika telah diadopsi,data akuntansi dan nonakuntansi mengenai
fenomena ini dap`t diidentifikasi,ditangkap,dan disimpan dalam basis data terpusat.tempat
penyimpanan ini,tampilan pengguna dapat dibentuk hingga memenuhi kebutuhan semua
pengguna dalam perusahaan.Model REA membutuhkan fenomena yang dicirikan dalam cara
yang sama dengan pengembangan tampilan banyak pengguna.data perusahaaan tidak boleh
diformat terlebih dahulu atau secara buatan dibatasi dan harus mencerminkan semua aspek
yang relevan dari peristiwa ekonomi yang mendasarinya..Jadi pemodelan data(data
modeling)REA tidak meliputi berbagai elemen akuntansi tradisional seperti jurnal,buku
besar,daftar akun dan akuntansi pembukuan berpasangan (debit dan kredit),walaupun dapat
digunakan untuk menciptakan salah satu atau semua elemen tersebut jika dibutuhkan.

ELEMEN DALAM MODEL REA

1. SUMBER DAYA
Sumber daya(resource) adalah aset perusahaan.sumber daya ini didefinisikan sebagai objek
yang jarang dan dibawah objek pengendalian perusahaan.Definisi ini berbeda dengan model
tradisional karena tidak meliputi apapunyang dapat diturunkan dari data lainya,seperti piutang
usaha,yang merupakan record historis yang hanya digumakan untuk menyimpan dan
mentransmisikan data.Harus diingat bahwa ketika berkaitan dengan perencanaan,evaluasi,dan
pengendalian peristiwa,berbagai sumber daya dalam model REA akan meliputi lokasi tempat
brbagai peristiwa sikifikan terjadi,seperti mesin kas,record persediaan dan bagian pencatatan
permintaan
2. PERISTIWA
Peristiwa(event) ekonomi adalah fenomena yang memengaruhi berbagai perubahan dalam
suber daya.peristiwa dapat merupakan hasil dari berbagai aktivitas,seperti
produksi,perdagangan,konsumsi,dan distribusi.peristiwa ekonomi adalah elemen informasi
yang sangat penting bagi sistem informasi dan harus ditangkap dengan sangat terperinci untuk
dapat membentuk basis data lengkap.Dalam pendekatan pemodelan REA,peristiwa dibagi
menjadi tiga kelas,peristiwa operasi,peristiwa informasi,dan peristiwa menajemen.akan tetapi
hanya periistiwa operasi yang dimasukkan ke dalam model REA.

3. PELAKU
Pelaku(agent)ekonomi adalah berbagai individu dan bagi yang terlibat dalam sebuah peristiwa
ekonomi.mereka adalah berbagai pihak dari dalam dan luar perusahaan yang memiliki
kemampuan sendiri untuk menggunakan atau membuang sumber daya ekonomi.

KEUNTUNGAN MODEL REA.

Operasional lebh efisien,Perusahaan yang menggunakan pendekatan REA dapat


merasakan peningkatan efisiensi operasional dalam tiga hal:

Pendekatan REA untuk pemodelan proses bisnis akan membantu para menajer
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang tidak bernilai tambah yang dapat ditiadakan dari
operasional.

penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan dalam basis data terpusat yang sama dapat
mengurangi kebutuhan akan berbagai prosedur pengumpulan,penyimpanan dan pemeliharaan
data.

Penyimpanan data keuangan dan nonkeuangan berbagai peristiwa bisnis dalam bentuk yang
terperinci akan memungkinkan adanya dukungan untuk keputusan manajemen yang terperinci
akan memungkinkan adanya dukungan untuk keputusan manajemen yang lebih luas
kisarannya.
Peningkatan produktifitas,peningkatan efisiensi opersaional dari tiap bagian melalui
peniadaan aktivitas tidak bernilai tambah akan mengasilkan kapasitas lebih.kapasitas
tambahan ini dapat diarahkan kembali untuk peningkatan produktivitas keseluruhan
perusahaan.

Keunggulan kompetitif,dengan mendukung tampilan untuk banyak pengguna,model REA


memberikan para manajer informasi yang lebih relevan,tepat waktu,dan akurat.hal ini akan
pda pelayanan pelanggan yang lebih baik,kualitas produk yang lebih tinggi,serta proses
produksi yang lebih flesibel.

ANALISIS RANTAI NILAI.

Rantai nilai adalah berbagai aktivitas yang menambah nilai atau kegunaan bagi produk dan
jasa perusahaan.untuk dapat tetap bersaing,kebanyakan perusahaan harus membedakan
berbagai aktivitas bisnisnya,untuk membuat prioritas atas berbagai aktivitas tersebut
berdasarkan nilainya dalam mencapai tujuan perusahaan.untuk dapat bersaing,kebanyakan
perusahaan harus membedakan berbagai aktivitas bisnisnya,untuk membuat prioritas atas
aktivitas tersebut berdasarkan nilainya dalam mencapai tujuan perusahaan.

STRUKTUR TABEL DATA UNTUK SIKLUS PENDAPATAN

1.TABEL PELANGGAN

Berisi alamat dan informasi kreditpelangan/nilai batas kredit digunakan untuk mevalidasi
berbagai transaksi penjualan.jika dari jumlah saldo belum dibayar pelanggan dan jumlah
transaksi penjualan saat ini melebihi batas kredit yang telah ditetapkan sebelumnya,maka
transaksi tersebut akan ditolak.

2.TABEL FAKTUR PENJUALAN

Bersama table barang dijual,menangkap berbagai transaksi penjualan untuk suatu


periode.Record transaksi penjualan dibuat ketika persetujuan diberikan.Tabel faktur
penjualan dapat juga digunakan untuk menggantikan beberapa record akuntansi tradisional.

3.TABEL BARANG DIJUAL

Tabel barang dijual terdiri atas recnrd tiap barang yang dijual ke pelanggan perusahaan/karena
sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau lebih produk,tiap record dalam table faktur
penjualan dihubungkan dengan (link)ke satu atau lebih record dalam table ini.
4.TABEL PERSEDIAAN

Berisi jumlah barang ,harga,pemasok dan data lokasi gudang untuk tiap barang
persediaan.ketika field jumlah barang saat ini dalam record yang terkait akan dikurangi
sejumlah nilai field jumlah barang direcord barang dijual.

5.TABEL DAFTAR PENGIRIMAN

Adalah record dari semua barang pesanan penjualan yang dikirimkan ke pelanggan.

SISTEM PEMBELIAN DAN PENGGELUARAN KAS

a.TABEL PERSEDIAAN

tabel persediaan berisi data jumlah,harga,pemasok,dan lokasi gudang untuk tiap barang
persediaan produk.proses pembelian dimulai dengan tinjauan atas record persediaan untuk
mengidentifikasi barang persediaan yang perlu dipesan.Dalam perusahaan ritel,tahap ini
dilakukan ketika penjualan barang jadi ke pelanggan dicatat dalam recordpersediaan.Dalam
kondisi ini,proses pembelian melibatkan pengisian kembali persediaan barang jadi.

Sistem pembelian perusahaan manufaktur mengisi kembali persediaan bahan baku


ketika barang ini digunakan dalam proses produksi.Dalam kondisi manapun persediaan dijual
atau digunakan dalam produksi,field jumlah barang pada saat itu akan dikurangi oleh aplikasi
computer.dengan pengurangan tiap persediaan,system akan menguji kondisi pemesanan
ulangyang terjadi ketika jumlah barang saat ini dibawah titik pemesanan ulang.pada saat
itu,system akan mempersiapkan pesanan pembelian,yang dikirimkan ke pemasok,dan
menambahkan record ke tabel pesanan pembelian.

b.TABEL PESANAN PEMBELIAN

Tabel pesanan pembelian berisi berbagai record pembelian yang dimasukan ke


pemasok.record tsb akan tetap terbuka sampai persediaan tiba.memasukan nomor laporan
penerimaan dalam field yang tersedia akan menutup record tsb.

1. TABEL PESANAN PEMBELIAN BARANG DIJUUAL


Tabel Pesanan Pembelian Barang Dijual (PO Line Item table) berisi record setiap barang yang
dipesan. Karena sebuah transaksi dapat melibatkan satu atau lebih produk, tiap record dalam
tabel Pesanan Pembelian dihubungkan dengan (link ke) satu atau lebih record dalam tabel ini.
2. TABEL LAPORAN PENERIMAAN
Ketika barang yang dipesan tiba dari pemasok, maka akan dihitung dan diperiksa serta dibuat
dokumen penerimaannya. Melalui sebuah terminal, staf administrasi bagian akan
memasukkan informasi mengenai berbagai barng yang diterima dalam tabel Laporan
Penerimaan (Receiving Report table).

3. TABEL VOUCHER PENGELUARAN


Tabel Voucher Pengeluaran (Disbursement Voucher Table) memberi tiga informasi penting
yang secara tradisional terdapat dalam catatan akuntansi formal. Pertama tabel ini adalah
record dari berbagai cek yang dibuat untuk membayar berbagai akun usaha untuk periode
terkait serta menggantikan jurnal pengeluaran kas tradisional. Kedua, jumlah dari berbagai
barang yang masih terbuka (voucher yang belum dibayar) pada pemasok tertentu sama
dengan buku pembantu utang usaha untuk pemasok tersebut. Terakhir, total dari semua
voucher yang belum dibayar dalam tabel tersebut merupakan saldo buku besar utang
perusahaan tersebut.

4. KETERBATASAN SISTEM BERBASIS TRANSAKSI


Jika sistem yang baru saja digambarkan mewakili peningkatan yang jauh dari pendekatan file
datar tradisional, sistem ini memilikki kelemahan yang serius. Sistem ini berbasis transaksi
(transaction-based), sehingga memungkinkan pengguna untuk menangkap banyak sekali
informasi yang berkaitan dengan peristiwa ekonomi, seperti penjualan ke pelanggan dan
pembelian dari pemasok.

PENDEKATAN TRADISIONAL TERHADAP PROSES PEMODELAN


BISNIS

Dalam pendekatan tradisional untuk desain basis data tradisional, diagram hubungan entitas
(entity relationship-ER) digunakan untuk membuat model antar berbagi entitas perusahaan
yang penting.

MENGEMBANGKAN MODEL REA

Sebelum mengembangkan model REA, berbagai peristiwa harus diklasifikasikan sebagai:

Peristiwa operasi, yaitu aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa.


Peristiwa informasi, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan pencatatan, pemeliharaan,
dan pelaporan informasi.

Peristiwa keputusan/manajemen, yaitu aktivitas yang mengarah pada pembuatan


keputusan dan implementasinya.

Peristiwa informasi menghasilkan informasi yang memungkinkan keputusan dibuat. Peristiwa


ini meliputi tindakan pencatatan, perbaikan, pembaruan, atau pemeliharaan. Berikut ini adalah
contoh dari peristiwa informasi:

Mencatat data pelanggan baru,

Memperbarui record persediaan setelah adanya penjualan,

Memperbaiki perincian pelanggan yang berubah alamatnya,

Membuat perkiraan biaya untuk produk baru

Membuat laporan peringkat kredit atas berbagai pelanggan yang berpotensi,

Membuat analisis data pelamar kerja dalam perusahaan,

Membuat faktur pekerjaan,

Membuat pesanan pembelian, dan

Membuat laporan kinerja per divisi

Untuk menggambarkan proses pengembangan model REA:

Tahap 1

Ditahap pertama, peristiwa opersai yang akan dimasukkan dalam proses diindetifikasi.
Berbagai peristiwa ini adalah peristiwa yang mendukung tujuan sttrategis perusahaan dan
yang perlu dikumpulkan informasinya

Tahap 2
Peristiwa operasi yang telah diindentifikasi kini perlu diatur dalam urutan terjadinya.
Walaupun ada banyak penjualan yang terjadi tanpa adanya pertanyaan yang mendahuluinya,
kapan saja pertanyaan muncul maka akan diteruskan urutannya ke penjualan yang dapat
timbul dari pertanyaan tersebut

Tahap 3

Selanjutnya sumber daya dan pelaku untuk tiap peristiwa operasi harus diidentifikasi. Hal ini
paling mudah dilakukan dengan menjawab pertanyaan siapa, apa, dan di mana untuk tiap
peristiwa.

Tahap 4

Tahap berikutnya adalah mengidentifikasi berbagai hubungan antara sumber daya, peristiwa,
dan pelaku. Mulailah dari tiap peristiwa, dan hubungkan dengan sumber daya serta pelaku
yang dilibitkan dalam peristiwa tersebut.

Tahap 5

Tahap berikutnya adalah menetapkan kardinalitas semua hubungan entitas tersebut. Terdapat
lima bentuk hubungan yang digunakan ketika membuat model REA. Kelima bentuk
hubungan tersebut adalah nol ke satu (0,1), nol ke banyak (0,M), satu ke satu (1,1), satu ke
banyak (1,M), dan banyak ke banyak (M,M).

Dalam kasus hubungan entitas pelanggan: melakukan penjualan di horizon books, keberadaan
seorang pelanggan dapat menimbulkan hubungan nol, satu, atau banyak melakukan penjualan.
Hal ini disajikan dalam model REA untuk proses tersebut dengan menggunakan notasi (0,M)
agar dapat menyajikan kardinalitas minimal dan maksimal. Dalam cara yang hampir sama,
keberadaan satu melakukan penjualan yang timbul dari keberadaan satu dan hanya satu entitas
pelanggan, akan disajikan sebagai (1,1) dalm model REA tersebut.

Entitas melakukan penjualan dalam hubungan ini adalah nol ke banyak (0,M). Agar entitas
melakukan penjualan yang terjadi maka harus ada seorang pelanggan. Selain itu, karena
hanya seorang pelanggan yang dapat membeli barang tertentu, kardinalitas maksimalkan juga
akan satu. Maka, kardinalitas dari entitas pelanggan dalam hubungan ini adalah satu ke satu
(1,1).

MODEL REA vs DIAGRAM ER


Entitas (entity)dalam REA dan ER disajikan dalam bentuk persegi empat, dan
terdapat garis yang menghubungkan satu sama lain. Garis yang menghubungkan berbagai
entitas dalam diagram EL diberi label kata kerja yang menunjukkan apa yang terjadi dalam
hubungan tersebut. Akibatnya, tiap garis mewakili sebuah peristiwa model REA. Hal ini
meliputi peristiwa operasi (menerima), peristiwa informasi (membuat, memperbarui), dan
peristiwa keputusan (meninju kembali). Sebaliknya hanya peristiwa operasi yang memiliki
arti penting strategis

Jika dalam beberapa hal model REA lebih sederhana daripada diagram ER, model
ini memberikan informasi yang lebih relevan. Pendekatan REA memungkinkan desainer
sistem untuk fokus pada berbagai peristiwa penting yang memfasilitasi desain serta
penenmpatan pengendalian. Diagram ER adalah alat pemodelan data yang memungkinkan
perusahaan memastikan adanya keselarasan antara berbagai proses bisnis serta tabel basis data
tempat data yang berkaitan dengan berbagai proses bisnis tersebut disimpan. Tujuan utama
adalah untuk mengidentifikasi berbagai atribut data yang mewakili tampilan konseptual
pengguna yang harus didukung oleh tabel-tabel dasar.

Model REA menunjukkan tempat perusahaan dapat merencanakan, mengevaluasi


dan mengendalikan berbagai situasi peristiwa operasi penting dalam proses bisnis. Karena
REA berfokous pada berbagai aktivitas bisnis, maka model ini berorientasi pada peristiwa

Manfaat keunggulan kompetitif REA hampir dapat dengan jelas dilihat jelas dari
perspektif rantai nilai. Kelemahan utama adalah sistem ini terutama mendukung kebutuhan
pengguna informasi keuangan. Selain itu, sistem ini digerakkan oleh ekonomi dan tidak
responsif terhadap peristiwa nonekonomi yang dapat sangat penting artinya bagai perusahaan.

Berbagai tahap yang dilibatkan dalam mengembangkan model REA dalam sebuah proses
bisnis. Tahap ini meliputi :

1 mengidentifikasi berbagai peristiwa operasi yang akan dimasukkan dalam model


tersebut. Peristiwa tersebut adalah peristiwa operasi yang menjadi hal penting, dan yang ingin
dikumpulkan lebih jauh informasinya. Biasanya, peristiwa ini adalah peristiwa yang memiliki
arti penting strategis bagi perusahaan tersebut

2 mengatur peristiwa operasi ke dalam urutan kejadian

3 mengidentifikasi berbagai sumber daya dan pelaku yang dilibatkan di tiap


peristiwa operasi

4 mengidentifikasi hubungan antarberbagai sumber daya, peristiwa, dan pelaku ini


5 menetapkan hubungan entitas dengan menetapkan kardinalitas ke semuanya.

MENETAPKAN ATRIBUT ENTITAS

Model REA dapat digunakan untuk menetapkan atribut (attribute) entitas. Berikut ini
fenomena akuntansi yang berhubungan dengan proses ini.

Peristiwa operasi dalam proses tersebut memasukkan permintaan persediaan, memasukkan


pesanan, dan menerima persediaan.

Persediaan bahan baku adalah sumnber daya ekonomi yang terpenngaruh oleh peristiwa

Pelaku utama adalah staf administrasi bagian perencanaan dan pengendalian produksi, staf
pembelian, pemasok, staf administrasi bagian penerimaan, dan staf administrasi bagian
gudang

Peristiwa adalah proses menerima pesanan dari pelanggan, mengambil persediaan barang
jadi, dan mengirimkan persediaan.

Persediaan barang jadi adalah sumber daya ekonomi yang dipengaruhi oleh peristiwa

Pelaku utama adalah staf administrasi bagian penjualan, pelanggan, staf adminnistrasi
bagian gudang, dan staf administrasi bagian pengiriman

Kebutuhan data berbagai proses bisnis lainnya seperti roduksi, penerimaan kas, dan
sebagainya, akan didapatkan melalui cara ini dan digabungkan untuk menghasilkan skema
umum dari kebutuhan data. Kebutuhan akutansi dan non akuntansi akan memberikan
kontribusi pada basis data secara umum. Dalam proses menggabungkan kebutuhan data
merupakan hal penting untuk mengetahui dan meniadakan redunsi dari model model tersebut

MEMBUAT TAMPILAN PENGGUNA

Pendekatan REA dapat menghasilkan sistem informasi yang mampu mendukung


beberapa tampilan. Akibatnya, berbagai kemungkinan tampilan harus dipertimbangkan untuk
tahap awal dalam pengembangan model. Hal inni dapat deiwujudkan melalui penetapan
kisaran atribut data yang akan menangani kisaran tampilan yang diinginkan

Sebagai reprentasi konseptual tampilan pengguna, maka laporan, dokumen, dan


layar komputer, disebut sebagai tampilan fisik (physical view). Tampilan ini dapat membantu
desainer memahami berbagai hubungan penting antardata.
Setelah attribute diidentifikasi, formulir dan prosedur untuk mengumpulkan data
peristiwa, sumber daya, dan pelaku dapat didesain. Setelah itu dilakukan, antarmuka qudry
dapat dibuat untuk menghasilakn tampilan atau laporan.

Antarmuka query harus meliputi tampilan yang diterima, dan format untuk laporan
hasil dari setiap query perlu ditentukan. Tiga figure berikut ini menyajikan contoh tampilan
fisik bagi tiga pengguna. Tampilan pertama adalah untuk staf pembelian yang membutuhkan
informasi mengenai barang persediaan yang akan dipesan dan pemasok dari persediaan
tersebut. Tampilan pengguna kedua adalah untuk manajer penjualan yang membutuhkan
perincian aktivitas penjualan harian yang disusun berdasarkan pelanggan serta produk.
Terakhir, tampilan ketiga, untuk bagian buku besar, menyajikan daftar voucher jurnal yang
meringkas aktivitas bisnis harian.
BAB 11
SISTEM PERENCANAAN SUMBER DAYA
PERUSAHAAN
Hingga beberapa tahun terakhir ini, kebanyakan perusahaan besar dan menengah
mendesain serta memprogram sistem informasi yang disesuaikan secara internal. Hal ini
menghasilkan banyak sistem yang didesain untuk berbagai kebutuhan yang berbeda bagi
pengguna tertentu. Walaupun berbagai sistem dapat menangani perkerjaan yang ditujukan
baginya secara efisien, berbagai sistem ini tidak menyediakan bantuan untuk keputusan
strategis pada tingkat perusahaan karena tidak adanya integrasi yang dibutuhkan untuk dapat
mentransfer informasi di lintas batas perusahaan. Kini, tren sistem informasi adalah
mengimplementasikan sistem berorientasi perusahaan yang terintegrasi. Sistem ini bukanlah
paket peranti lunak yang didesain secara khusus untuk perusahaan tertentu. Sebaliknya, ini
adalah sistem umum yang menggabungkan berbagai praktik bisnis terbaik yang digunakan.
Perusahaan menggabung dan memadukan berbagai komponen peranti lunak yang sudah
dibentuk sebelumnya untuk membentuk sistem perencanaan sumber daya
perusahaan(enterprise resource planning ERP) yang paling dapat memenuhi kebutuhan
bisnisnya. Artinya perusahaan mungkin perlu mengubah cara perusahaan menjalankan
bisnisnya untuk dapat memanfaatkan ERP secara penuh.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN ERP?

Sistem ERP adalah paket peranti lunak bermodul yang berevolusi dari sistem
perencanaan sumber daya perusahaan tradisional ( manufacturing resource planning).
Istilah ERP dibuat oleh Gartner Group dan telah secara luas digunakan dalam beberapa
tahun belakangan ini. Tujuan dari ERP adalah mengintegrasikan berbagai proses utama
perusahaan seperti entri pesanan, produksi, pengadaan dan utang usaha, penggajian, dan
sumber daya manusia. Dengan melakukan hal tersebut, sistem komputer dapat melayani
berbagai kebutuhan berbeda tiap area fungsional. Mendesain sebuah sistem untuk melayani
semua orang berarti mengambil alih bagian yang sangat besar. Dalam model tradisional,
tiap area fungsional atau departemen memiliki sistem komputer yang dioptimalkan sesuai
dengan cara perusahaan menjalankan bisnis rutinnya. ERP menggabungkan semua hal ini
ke dalam sebuah sistem terintegrasi ysng mengaskses sebuah basis data untuk
memfasilitasi berbagai informasi dan memperbaiki komunikasi di perusahaan.
Sebagai ilustrasi, lihatlah model tradisional untuk perusahaan manufaktur yang
digambarkan dalam Figur 11-1. Perusahaan ini menggunakan arsitektur basis data tertutup
(close database architecture), yang secara konseptual hampir sama dengsn model file datar
dasar. Dalam pendekatan ini, sistem manajemen basis data digunakan untuk memberikan
keunggulan teknologi yang minimal jika dibandingkan dengan sistem file datar. DBMS
sedikit lebih unggul daripada sistem file terpisah yang canggih. Sedangkan dalam
pendekatan file datar, data tetap milik aplikasi. Jadi, terdapat basis data yang berbeda,
terpisah, dan independen. Seperti juga dalam arsitektur file datar, terdapat banyak sekali
redundansi data dalam lingkungan basis data tertutup.

Figur 11-1

Sistem ERP mendukung arus informasi yang lancar dan tak tampak di perusahaan
dengan menyediakan lingkungan standar bagi berbagai proses bisnis perusahaan dan basis
data operasional bersama yang mendukung komunikasi. Gambaran umum ERP disajikan
dalam Figur 11-2. Data dalam basis data operasionalnya dibuat modelnya, terstruktur, dan
disimpan sesuai dengan atribut internal data tersebut. Data tersebut tetap independen dari
aplikasi mana pun. Penggunaan data bersama di antara para pengguna terjadi melalui
tampilan yang sesuai dengan aplikasi yang menyajikan data dalam cara yang dapat
memenuhi kebutuhan semua pengguna.

APLIKASI INTI ERP


ERP secara fungsional dibagi dalam dua kelompok aplikasi umum : aplikasi inti dan
aplikasi analisis bisnis. Aplikasi inti (core application) adalah aplikasi yang secara
operasional mendukung aktivitas rutin perusahaan. Jika aplikasi ini gagal, bisnis perusahaan
juga akan gagal. Aplikasi inti umumnya meliputi penjualan dan distribusi, perencanaaan
bisnis, perencanaan produksi, pengendalian pabrik, dan logistik. Aplikasi inti disebut juga
aplikasi pemrosesan transaksi on-line. Figur 11-2 menggambarkan berbagai fungsi ini untuk
perusahaan manufaktur.
Fungsi penjualan dan distribusi menangani entri pesanan dan penjadwalan pengiriman.
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan ketersediaan produk untuk memastikan pengiriman tepat
waktu dan verifikasi batas kredit pelanggan. Tidak seperti contoh sebelumnya, pesanan
pelanggan dimasukkan ke dalam ERP satu kali saja. Karena semua pengguna mengakses basis
data yang sama, status pesanan dapat ditentukan kapan saja. Bahkan, pelanggan dapat saja
terhubung ke internet dan memeriksa sendiri status pesannannya secara langsung. Integrasi
semacam ini mengurangi aktivitas manual, menghemat waktu, dan mengurangi kesalahan
akibat manusia.
Perencanaan bisnis terdiri atas perkiraan permintaan, perencanaan produksi produk, dan
perincian dari informasi urutan yang menjelaskan urutan dan tahapan proses produksi
sesungguhnya. Perencanaan kapasitas dan perencanaan produksi dapat merupakan kegiatan
yang rumit karenanya beberapa ERP menyediakan alat simulasi untuk membantu para
manajer memutuskan bagaiman menghindari terjadinya kekurangan bahan baku, tenaga kerja,
atau fasilitas pabrik.
Pengendalian pabrik melibatkan perincian penjadwalan produksi, pengiriman, dan
aktivitas penentuan biaya pekerjaan yang berkaitan dengan proses produksi sesungguhnya.

Figur 11-2
SISTEM ERP
PEMROSESAN ANALITIS ON-LINE
ERP lebih dari sekedar sistem pemrosesan transaksi canggih. ERP adalah alat pendukung
keputusan yang memberikan pihak manajemen informasi secara real-time, hingga
memungkinkan adanya keputusan secara tepat waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kinerja serta mencapai keunggulan bersaing. Pemrosesan analitis on-line meliputi pendukung
keputusan, pemodelan, penarikan informasi, analisis/laporan khusus, dan analisis bagaimana
jika. Beberapa ERP mendukung berbagai fungsi ini dengan berbagai modul yang untuk
industri tertentu hingga dapat ditambahkan ke sistem intinya. Para pemasok ERP lainnya
mendesain sistem mereka untuk dapat menerima dan berkomunikasi dengan paket peranti
lunak khusus yang dihasilkan oleh pemasok pihak ketiga. Kadang kebutuhan dukungan
keputusan perusahaan pengguna bersifat sangat khusus sehingga sistem internal lamanya
perlu diintegrasikan ke dalam ERP.
KONFIGURASI SISTEM ERP

KONFIGURASI SERVER
Kebanyakan ERP didasarkan pada model klien-server. Secara singkat, model klien-server
adalah bentuk topologi jaringan, di mana komputer atau terminal pengguna mengakses
berbagai program ERP dan data melalui komputer host yang disebut server. Walaupun server
dapat disentralisasikan, klien biasanya terletak di berbagai lokasi di seluruh perusahaan.

MODEL DUA TINGKAT


Dalam model dua tingkat yang umum, server menangani perkerjaan aplikasi dan basis
data. Komputer klien yang bertanggung jawab atas penyajian data ke pengguna dan
meneruskan input dari pengguna kembali ke server. Beberapa pemasok ERP menggunakan
pendekatan ini untuk aplikasi local area network (LAN) dengan penggunaan server dibatasi
pada populasi pengguna yang relatif sedikit.

MODEL TIGA TINGKAT


Fungsi basis data dan aplikasi dipisah dalam model tiga tingkat. Arsitektur ini umum
dalam sistem ERP yang besar dan yang menggunakan wide area network (WAN) sebagai
konektivitas antara penggunanya. Untuk memenuhi permintaan klien dibutuhkan dua atau
lebih koneksi jaringan.

Figur 11-3
Klien Server Dua Tingkat

Figur 11-4
Klien Server Tiga Tingkat
SERVER OLTP VERSUS OLAP
Ketika mengimplementasikan sistem ERP yang akan melibatkan gudang data, maka
harus dilakukan pembedaan yan jelas antara berbagai jenis pemrosesan data : pemrosesan
transaksi on-line dan pemrosesan analitis on-line. Peristiwa dalam pemrosesan transaksi on-
line terdiri atas sejumlah besar transaksi yang relatif sederhana seperti pembaruan record
akuntansi yang disimpan dalam beberapa tabel yang berhubungan.
Pemrosesan analitis on-line dapat dikarakteristikan sebagai transaksi on-line yang :
Mengakses data dalam jumlah yang sangat besar
Menganalisis hubungan antarberbagai jenis elemen bisnis seperti penjualan, produk,
area geografis, dan saluran pemasaran
Melibatkan data teragregasi, seperti volume penjualan, anggaran, dan dana yang
dikeluarkan

Figur 11-5
Klien Server OLTP dan OLAP
Konsolidasi (consolidation) adalah agregasi atau penyatuan data.
Penggalian data memungkinkan perincian dasar yang menjelaskan fenomena tertentu.
Pengirisan dan pemotongan memungkinkan pengguna untuk mempelajari data dari berbagai
sudut pandang yang berbeda.

KONFIGURASI BASIS DATA


Sistem ERP terdiri atas ribuan tabel basis data. Tabel dihubungkan dengan berbagai proses
bisnis yang dikodekan ke dalam ERP

PERANTI LUNAK KHUSUS


Perusahaan yang menggunakan peranti lunak khusus yang disediakan oleh pemasok pihak
ketiga sangat harus membutuhkan pertimbangan yang hati-hati. Kebanyakan pemasok ERP
terkemuka telah memiliki perjanjian kemitraan dengan pemasok pihak ketiga yang akan
menyediakan fungsionalitas khusus,

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN


Perkembangan lain yang berkaitan dengan peranti lunak khusus adalah konvergensi yang
cepat antara ERP dengan fungsionalitas peranti lunak khusus. Manajemen rantai pasokan
adalah rangkaian aktivitas yang berhubungan dengan perpindahan barang dari tahap bahan
baku hingga ke pelanggan.
PENGGUDANGAN DATA
Penggudangan data adalah basis data relasional atau multidimensional yang dapat
menghabiskan ratusan gigabita atau bahkan terbaita penyimpanan disket. Proses
penggudangan data melibatkan ekstraksi, konversi, dan standarisasi data operasional
perusahaan dari sistem ERP, serta proses memasukkan data ke dalam sebuah arsip pusat yaitu
gudang data.
Proses penggudangan data memiliki berbagai tahapan dasar berikut ini :
-Pemodelan data untuk gudang data
-Ekstraksi data dari berbagai basis data operasional
-Pembersihan data yang diekstraksi
-Transformasi data ke dalam model gudang
-Pemindahan data ke dalam basis data gudang data

KEPUTUSAN YANG DIDUKUNG OLEH GUDANG DATA


Dengan membuat gudang data menjadi sefleksibel dan semudah mungkin digunakan, maka
gudang data akan dapat diakses oleh banyak pengguna akhir. Pembuatan otomotatis informasi
standar dapat mengurangi aktivitas akan data dan akan meningkatkan efisiensi gudang data
untuk menangani kebutuhan lain yang lebih khusus.

MENDUKUNG KEPUTUSAN RANTAI PASOKAN DARI


GUDANG DATA
Alasan utama membuat gudang data adalah untuk mengoptimalkan kinerja bisnis. Bahkan
lebih banyak keuntungan yang strategis yang bisa didapat dengan membagi data secara
eksternal.

Tabel 11 1

Bidang Bisnis Aplikasi


Perbankan/investasi Mendeteksi pola penipuan penggunaan kartu
kredit
Mengidentifikasi pelanggan yang setia dan
memprediksi yang tampaknya akan
mengubah afiliasi kartu kreditnya
Mengidentifikasi korelasi antar berbagai
indikator keuangan
Perawatan kesehatan dan asuransi kesehatan Memprediksi kunjungan kantor berdasarkan
analisis historis perilaku pasien
Mengidentifikasi terapi pengobatan yang
berhasil dan ekonomis untuk berbagai
penyakit
Mengidentifikasi prosedur medis mana yang
cenderung akan diklaim bersamaan
Pemasaran Mengidentifikasi pola pembelian berdasarkan
data pelanggan historis
BERBAGAI RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN
IMPLEMENTASI ERP
Manfaat dari ERP sangat banyak, tetapi berbagai manfaat tersebut tidak akan timbul tanpa
risiko dalam tingkat tertentu bagi perusahaan. Sistem ERP bukanlah peluru perak yang hanya
dengan keberadaannya, akan mengatasi semua masalah masalah perusahaan. Berikut ini sub
bab yang mempelajari isu risiko yang perlu dipertimbangkan

IMPLEMENTASI BIG BANG VERSUS BERTAHAP


Metode big bang adalah metode yang paling ambisius dan berisiko. Perusahaan yang
mengikuti pendekatan ini mencoba untuk mengubah berbagai opersinya dari sistem lamanya
ke sistem baru secara sekaligus yang mengimplementasikan ERP di seluruh perusahaan

PENOLAKAN PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN

Kesediaan perusahaan dan kemampuannya untuk melakukan perubahan dalam implementasi


ERP adalah pertimbangan yang penting. Jika budaya perusahaan telah sedemikian rupa
hingga perubahan tidak dapat ditoleransi atau diinginkan, maka implementasi ERP tidak akan
berhasil.

MEMILIH ERP YANG SALAH


Alasan umum atas kegagalan sistem adalah ERP tidak mendukung salah satu atau lebih proses
bisnis yang penting.

KESESUAIAN
Menemukan kesesuaian fungsi yang baik membutuhkan proses pemilihan peranti lunak yang
menyerupai terowongan, yang dimulai dengan luas yang besar dan secara sistematis akan
menjadi makin sempit.

ISU SKALABILITAS SISTEM


Skalabilitas adalah kemampuan sistem untuk berkembang dengan lancar dan ekonomis ketika
kebutuhan pengguna meningkat. Pemasok sistem ERP kadang mengiklankan skalabilitas
seolah-olah sistem tersebut adalah faktor berdimensi tunggal. Kenyataannya skalabilitas
adalah isu yang memiliki banyak sisi.
MEMILIH KONSULTAN YANG SALAH
Mengimplementasikan sistem ERP adalah peristiwa yang hanya akan sekali dilakukan
perusahaan. Keberhasilan dari berbagai proyek ERP tergantung pada keahlian dan
pengalaman yang biasanya tidak dimiliki secara internal. Inilah sebabnya, semua
implementasi ERP melibatkan kantor konsultan luar, yang akan mengoordinasikan proyek
tersebut, membantu perusahaan mengidentifikasi berbagai kebutuhannya mengembangkan
spesifikasi kebutuhan atas ERP, memilih berbagai paker ERP, dan mengelola pembersihan.

BIAYA TINGKAT DAN KELEBIHAN BIAYA


Biaya kepemilikan total sistem ERP sangat berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan
lainnya. Untuk implementasi sistem berukuran menengah hingga besar yang meliputi peranti
keras, peranti lunak, jasa konsultasi, biaya personel internal, instalasi, dan pembaruan serta
pemeliharaan sistem akan berisiko sebagai biaya yang tidak diperhitungkan dan belum
diperkirakan.

MENGEMBANGKAN UKURAN KINERJA


Walaupun titik impas keuangan ERP akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, perspektif
operasional dalam hal keberhasilannya dapat dikembangkan melalui pengembangan indikator
kinerja yang terfokus dan dapat diukur.

GANGGUAN TERHADAP OPERASI


Sistem ERP dapat menimbulkan kehancuran bagi perusahaan yang menginstalasinya.
Rekayasa ulang proses bisnis yang sering kali menyertai implementasi ERP adalah penyebab
utama yang paling umum menimbulkan masalah kinerja. Dengan kata lain, ketika bisnis
dimulai di bawah sistem ERP, segala sesuatunya tampak dan bekerja dalam cara yang berbeda
dari yang dulu dilakukan melalui sistem yang lama.

IMPLIKASI ATAS PENGENDALIAN INTERNAL DAN AUDIT


- Otorisasi Transaksi
Manfaat utama dari sistem ERP adalah berbagai arsitektur modulnya yang sangat
terintegrasi. Akan tetapi, struktur ini juga memiliki berbagai potensi masalah untuk
otorisasi transaksi. Jika prosedur mengenai pembuatan daftar perincian bahan baku tidak
dikonfigurasikan dengan benar, setiap komponen yang menggunakan daftar perincian
bahan baku tersebut dapat terpengaruh.
- Pemisahan Pekerjaan
Keputusan operasional dalam perusahaan berbasi ERP diturunkan hingga pada titik yang
sedekat munkin dengan sumber peristiwa. Berbagai proses manual yang biasanya
membutuhkan pemisahan pekerjan sering kali ditiadakan pada lingkungan ERP.
Perusahaan yang menggunakan sistem ERP harus membuat alat keamanan, audit, dan
pengendalian yang baru untuk memastikan bahwa pekerjaan dipisah dengan baik/
- Supervisi
Kesulitan tak terduga dalam implementasi ERP yang sering disebutkan adalah pihak
manajemen tidak secara penuh memahami dampaknya atas bisnis. Sering kali, setelah
ERP menyala dan berjalan, para supervisior perlu mendapatkan pemahaman teknis dan
operasional yang ekstensif atas sistem baru tersebut. Para supervisior harus memiliki
lebih banyak waktu untuk mengelola pabrik, dan memlalui kemampuan pengawasan yang
lebih baik, mereka dapat meningkatkan cakupan pengendaliannya.
- Catatan Akuntansi
Sistem ERP memiliki kemampuan untuk menggabungkan proses pelaporan keuangan
secara keseluruhan. Meskipun ada teknologi ERP, risiko akuntansi catatan masih bisa
terjadi. Karena antarmuka yang dekat dengan para pelanggan dan pemasok, data yang
rusak atau tidak akurat bisa lolos dari berbagai sumber eksternal tersebut sehingga
merusak basis data akuntansi perusahaan.

- Pengendalian Akses
Keamanan mungkin merupakan salah satu dari banyak isu pengendalian yang penting
dalam implementasi ERP. Tujuan dari keamanan sistem ini adalah memberikan
kerahasiaan, integritas, dan ketersidaan informasi yang dibutuhkan. Kelemahan dalam
keamanan dapat mengakibatkan pengungkapan rahasia usaha ke para pesaing.
Akses Ke Gudang Data
Pengendalian akses adalah fitur yang sangat penting dari gudang data yang
digunakan bersama dengan para pelanggan dan pemasok. Hak akses harus
dispesifikasikan untuk tiap pengguna luar dan dikendalikan melalui kata sandi/password.
Tampilan pengguna dibuat untuk membatasi akses luar hanya ke data yang disetujui.
Perencanaan Kontinjensi
Selain keamanan akses, rencana kontinjensi yang terperinci harus dikembangkan
untuk operasi komputer dan bisnis, dan dapat dilaksanakan dengan cepat ketika terjadi
berncana. Rencana ini perlu dikembangkan sebelum pergantian ke sistem ERP yang baru.
Verifikasi Independen
Karena ERP menggunakan OLTP, pengendalian verifikasi tradisional harus yang
independen. Begitu pula rekayasa ulang proses untuk mengingkatkan efisiensi
juga mengubah sifat dari verifikasi independen

- Audit Gudang Data


Sebagai bagian dari audit sistem informasi, auditor mendesain sebuah prosedur untuk
mengumpulkan bukti yang berkaitan dengan berbagai pernyataan pihak manajemen yang
berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan. Sebagai bagian dari prosedur ini, auditor
sering kali melakukan tinjauan analitis atas berbagai saldo akun untuk mengidentifikasi
hubungan antara berbagai akun dari risiko yang jika tidak dianalisis tidak akan terlihat.

KESIMPULAN

Bab ini dibuka dengan membandingkan berbagai fungsi dan teknik penyimpanan file
datar tradisional atau sistem basis data dengan ERP. Perbedaan yang penting
diperlihatkan antara aplikasi OLTP dan OLAP. Berbagai perbedaan antara basis data
operasional ERP dengan gudang data. Kemudian, konfigurasi ERP berkaitan dengan
server, basis data, dan peranti lunak khusus. Manajemen rantai pasokan adalah area
kontroversi. Para pemasok ERP bergerak cepat untuk dapat menyediakan fungsi SCM.
Secara simultan, para pemasok SCM memasuki wilayah tradisional ERP. Gudang data
adalah basis data relasional atau multidimensional yang mendukung pemrosesan analitis
online. Sejumlah isu mengenai gudang data yang meliputi pemodelan datam ekstraksi
data dari berbagai basis data operisonal, pembersihan data, transformasi data, dan
pemuatan data ke dalam gudang tersebut. Bagian yang berkaitan dengan implementasi
ERP diantaranya ada berbagai risiko yaitu big bang, penolakan internal untuk mengubah
cara perusahaan menjalankan bisnisnya, pemilihan model ERP yang salah, pemilihan
konsultan yang salah, isu kelebihan biaya, dan gangguan operasional. Sejumlah isu untuk
mempertimbangkan kapan mengimplementasikan ERP meliputi pemilihan sistem yang
sesuai dengan perusahaan, pemahaman bahwa istilah skalabilitas dapat berarti hal yang
berbeda bagi orang yang berbeda, berbagai potensi masalah yang berkaitan dengan
penyesuaian peranti lunak, kebutuhan untuk menetapkan ukuran kinerja, dan kebutuhan
untuk mengendalikan konsultan luas. Dan diakhiri dengan tinjauan ulang atas berbagai
isu pengendalian internal dan audit yang berkaitan dengan ERP.
BAB 12
Sistem Perdagangan Elektronik
Perdagangan elektronik (electronic commerce - EC) melibatkan pemrosesan dan transmisi
data secara elektronik. EC adalah definisi luas yang melintasi banyak aktivitas berbeda,
termasuk pembelian dan penjualan barang serta jasa secara elektronik, pengiriman on-line
berbagai produk digital, transfer dana elektronik (Electronic Funds Transfer EFT),
perdagangan saham secara elektronik dan pemasaran langsung ke pelanggan. EC sebenarnya
bukan fenomena yang sepenuhnya baru. Banyak perusahaan yang telah melakukan pertukaran
data elektronik (Electronic data Interchange EDI) selama bertahun-tahun melalui jaringan
privat. Semakin ber-revolusinya internet, EC semakin meluas dan telah menghasilkan
berbagai jenis pasar dan komunitas usaha yang inovatif. Akan tetapi, implementasi dan
pengendaliannya yang efektif adalah tantangan penting yang dihadapi oleh pihak manajemen
perusahaan.
Untuk dapat mengevaluasi dengan baik berbagai potensi ekspos dan risiko dalam
lingkungan ini, akuntan modern harus memahami berbagai teknologi dan teknik yang
mendasari EC. Kegagalan peranti keras, kesalahan software, dan akses tidak sah dari berbagai
lokasi jauh dapat mengekspos sistem akuntansi perusahaan ke berbagai ancaman tertentu.
Contohnya, banyak transaksi yang dapat hilang di tengah jalan dan tidak pernah diproses,
diubah secara elektronikatau diukur kembali untuk mengubah pengaruh keuangannya, dirusak
oleh sinyal temporer di saluran transmisi, dan dibiaskan atau dibuka oleh pelaku penipuan.

A. PERDAGANGAN INTERNET
Perdagangan Internet memungkinkan ribuan perusahaan dari semua ukuran dan jutaan
konsumen untuk bertemu dan berinteraksi dalam pusat perbelanjaan virtual sedunia. Akan
tetapi, bersama dengan banyaknya peluang, pasar elektronik tersebut memiliki berbagai resiko
dan masalah khusus yang berkembang dan perlu diatasi.
1. TEKNOLOGI INTERNET
Internet adalah jaringan bsar yang terdiri lebih dari 100.000 jaringan interkoneksi yang
terletak di seluruh dunia. Berawal dikembangkan oleh militer AS dan kemudian digunakan
secara luas untuk penelitian akademis dari pemerintah, dan telah berkembang menjadi jalan
raya informasi sedunia. Terdapat tiga factor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut, antara
lain :
1.1 Tahun 1995, perusahaan telekomunikasi seperti MCI, Sprint dan UUNET
mengambil alih kendali berbagai tulang punggung internet (backbone) dan terus
meningkatkan infrastrukturnya. Penyedia layanan internet (Internet Service
Provide-ISP) besar dapat terhubung ke berbagai backbone ini untuk
mengkoneksikan para pelanggannya, dan ISP-ISP yang lebih kecil dapat
terkoneksi langsung ke backbone nasionalnya atau ke dalam milik ISP yang lebih
besar.
1.2 Layanan online seperti CompuServe dan AOL terhubung ke internet untuk email,
sehingga memungkinkan para pengguna dari berbagai layanan yang berbeda
berkomunikasi satu sama lain.
1.3 Perkembangan penjelajah Web berbasis grafis seperti Netscape Navigator dan
Internet Explorer dari Microsoft membuat akses ke Internet menjadi pekerjaan
yang mudah.
2. PERTUKARAN PAKET
Internet menggunakan berbagai teknologi komunikasi yang didasarkan pada
pertukaran paket (packet switching).

Figur 12.1 Pertukaran paket

Figur 12.1 menggambar teknik pertukaran paket dengan berbagai pesan yang dibagi ke dalam
beberapa paket kecil untuk ditansmisikan. Tiap paket dari pesan yang sama dapat mengambil
rute yang berbeda tujuannya. Tiap paket berisi alamat dan kode yang berurutan hingga semua
paket tersebut dapat dirakit kembali menjadi pesan asli yang lengkap pada titik penerimanya.
Pilihan jalur transmisi ditentukan berdasarkan kriteria yang dapat mencapai penggunaan
optimal saluran jarak jauh, tingkat kepadatan penggunaan saluran tersebut, jalur terpendek,
dan status jalur terkait (apakah bekerja, gagal atau mengalami kesalahan).
Standar internasional pertama adalah X.25 yang ditetapkan ketika semua sirkuit adalah
analog dan sangat mudah mengalami gangguan. Dan beberapa teknologi paket selanjutnya
seperti frame relay dan SMDS (Switched Multimegabit Data Service) didesain untuk jalur
digital zaman ini yang hamper bebas dari kesalahan.
3. VIRTUAL PRIVATE NETWORK (VPN)
Adalah jaringan privat dalam jaringan public. VPN berbasis internet adalah hal yang
menarik perhatian banyak pengguna. Akan tetapi membutuhkan enkripsi dan pengendalian
otentikasi untuk menjaga keamanan dan privasi.

4. EKSTRANET
Adalah jaringan yang dikendalikan dengan kata sandi bagi para pengguna privatnya
bukan untuk umum. Ekstranet digunakan untuk memberikan akses antarbasis data internal
para mitra usaha. Situs-situs internet yang berisi informasi yang ditujukan untuk konsumsi
privat sering kali menggunakan konfigurasi ekstranet.
5. WORLD WIDE WEB (WWW)
Adalah fasilitas internet yang menghubungkan berbagai situs pengguna secara local
dan sedunia. Format dasar untuk Web adalah dokumen teks yang disebut sebagai halaman
web (web page), yang memiliki berbagai kode HTML (Hypertext Markup Language) yang
melekat untuk memberikan format halaman serta link hiperteks ke halaman lainnya yang
terhubung dan dapat disimpan dalam server yang sama tau yang mana saja di seluruh dunia.
HTML berfungsi sebagai direktpri isi dan halaman lain dalam situs tersebut.
Halaman Web disimpan dalam situs web yang merupakan server komputer yang
mendukung HTTP (Hypertext Transfer Protokol). Halaman-halaman tersebut diakses dan
dibaca melalui browser seperti Mozilla, internet explorer dan lain-lain. Mengakses situs web
membutuhkan alamat URL (uniform Resource Locator) dari situs browser.
Web menyediakan akses untuk mencari informasi di seluruh dunia secara online. Web
juga menjadi sistem pengiriman multimedia yang mendukung audio, video, konferensi video,
dan animasi 3-D. dan sekarang pertumbuhan Web sangatlah pesat karena hamper di seluruh
dunia menggunakan teknologi Web ini.

6. ALAMAT INTERNET
Internet menggunakan 3 jenis alamat untuk komunikasi : (1) alamat email, (2) alamat
URL, (3) alamat IP tiap komputer.
(1). Alamat Email,
format alamat email adalah namapengguna@namadomain.topleveldoman
Nama pengguna adalah nama yang secara bebas dibuat sesuai keinginan pengguna.
Nama domain adalah nama unik lembaga yang digabungkan dengan nama top-level
domain (TLD). Contoh nama-nama TLD :
.com : komersial
.org : organisasi nirlaba
.edu : pendidikan
Atau berbagai TLD yang terdiri atas kode Negara, contohnya :
.uk : kode Negara Inggris
.es : kode Negara Spanyol
(2). Alamat URL,
adalah alamat yang menetapkan jalur ke sebuah tempat atau file dalam Web. Format
umum sebuah URL adalah prefix protokol (protokol prfix), nama domain (domain name),
nama subdirektori (subdirectory name), nama dokumen. Tidak selalu dibutuhkan seluruh
rangkaian URL. Contoh untuk mengakses homepage google :

http://www.google.com
Nama domain
Prefiks protokol

Contoh lain dari seluruh rangkaian URL

Nama domain Nama dokumen

http://www.nisn.data.kemendiknas.go.id/Siswa/Data.html

Nama domain Nama subdirektori

(3). Alamat IP,


Setiap node dan host komputer yang terkoneksi dengan internet harus memiliki alamat
protokol internet (Internet Protokol IP) yang unik. Agar sebuah pesan dapat dikirim,
alamt-alamat IP dsri node pengirim dan penerima harus diberikan. Format umum alamat
IP adalah empat rangkai nomor yang dipisahkan dengan tanda titik.
Contoh rangkaian alamat IP : 128.180.94.109
128.180 NetworkID
94.109 HostID
Keterangan :
128 : alamat IP tipe kelas B
180.180 : Universitas Lehigh
94 : server fakultas jurusan bisnis
109 : komputer kantor(node) salah satu pengajar
7. PROTOKOL
Protokol adalah berbagai aturan dan standar yang mengatur desain peranti keras dan software
yang memungkinkan para pengguna jaringan yang dibuat oleh berbagai vendor yang berbeda
berkomunikasi dan berbagi data. Apabila pengguna jaringan memiliki kebutuhan homogen
dan mengoperasikan sistem yang identik, hal ini akan menimbulkan banyak masalah. Dan
dengan menetapkan standar operasi melalui protokol maka akan meminimalkan risiko
kesalahan komunikasi antarnegara dari berbagai budaya yang berbeda.
FUNGSI APA SAJA YANG DILAKUKAN PROTOKOL?
Protokol melayani berbagai fungsi jaringan dalam beberapa cara, antara lain :
1. Protokol memfasilitasi koneksi fisik antarberbagai alat jaringan.
Melalui protokol, berbagai peralatan dapat mengidentifikasikan dirinya ke perlatan lainnya
sebagai entitas jaringan yang sah, hingga dapat melakukan atau menghentikan sesi
komunikasi.
2. Protokol menyinkronkan transfer data antarberbagai alat fisik.
Hal ini melibatkan penetapan aturan-aturan untuk mengawali pesan, menentukan tingkat
transfer data antarperalatan, dan menyatakan penerimaan pesan.

3. Protokol memberikan dasar untuk pemerikasaan kesalahn dan pengukuran kinerja.


Hal ini dilakukan melalui perbandingan berbagai hasil yang diukur dengan perkiraannya.
4. Protokol mendukung adanya kesesuian antarberbagai alat jaringan.
Agar dapat mentransimisi dan menerima data dengan baik, alat yang terlibat dalam sebuah
sesi tertentu harus sesuai dengan model operasi dapat diterima. Tanpa protokol untuk
menyediakan kesesuaian ini, pesan yang dikirim antarperalatan akan terdistorsi dan kacau.
5. Protokol mendorong desain jaringan yang fleksibel, dapat diperluas, dan efektif dari segi
biaya
Para pengguna bebas untuk mengubah dan meningkatkan system mereka dengan memilih
berbagai penawaran terbaik oleh bermacam vendor. Tentu saja, para produsen harus
membangun produk tersebut sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan.

PENDEKATAN BERLAPIS UNTUK PROTOKOL JARINGAN


Beberapa protokol seringkali mempunyai interface yang buruk dan tidak fleksibel,
hingga membatasi pertumbuhan jaringan dengan membuat perubahan sistem sulit dilakukan.
Perubahan sistem ini dapat menimbulkan berbagai masalah teknis seperti mengarah pada
transaksi yang tidak tercatat, rusaknya jejak audit dan basis data yang rusak. Sebagai jalan
keluar dari situasi ini maka berkembanglah model kontemporer protokol berlapis melalui
International Standard Organization yang disebut Open System Interface (OSI). Model OSI
ini memberikan standar yang memungkinkan berbagai produk dari produsen-produsen yang
berbeda dapat melakukan interface dengan produk lainnya melalui interkoneksi yang tidak
tampak di tingkat pengguna.
8. PROTOKOL INTERNET
TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) adalah protokol dasar yang
memungkinkan komuniksi antarsitus Internet. Protokol ini mengendalikan cara tiap paket data
diformat, ditransmisikan dan diterima. Protokol ini dikenal sebagai protokol yang handal
karena pengiriman semua paket data ke tujuan dijamin. Jika pengiriman terganggu karena
kerusakan peranti keras atau lunak, maka paket-paket tersebut secara otomatis akan
ditransmisikan ulang.
Bagian TCP dari protokol memastikan jumlah total bit data yang ditransmisikan akan
diterima. Komponen IP memberikan mekanisme routing. Bagian IP berisi alamat jaringan
yang digunakan untuk mengantar pesan ke berbagai jaringan yang berbeda.
Walaupun TCP/IP adalah protokol dasar untuk internet, berikut adalah beberapa
protokol yang lebih umum digunakan untuk berbagai pekerjaan.

1. FILE TRANSFER PROTOCOL & TELNET


File Transfer Protocol (FTP) digunakan untuk mentransfer berbagai file teks, program,
spreadsheet dan basis data di Internet. Telnet adalah protokol TCP/IP yang memungkinkan
para pengguna menjalankan program dan meninjau data dari sebuah terminal yang
berjauhan. Walaupun keduanya berhubungan dengan transfer data, FTP berguna untuk
men-download keseluruhan file dari Internet, telnet berguna untuk menganalisis sebuah file
data, seolah-olah pengguna benar-benar berada dalam lokasi yang jauh.

2. PROTOKOL SURAT
Simple Network Mail Protocol (SNMP) adalah protokol yang paling terkenal untuk
transmisi berbagai pesan e-mail, selain itu protokol lainnya adalah Post Office Protocol
(POP) dan Internet Message Access Protocol (IMAP).

3. PROTOKOL KEAMANAN
Secure Socket Layer (SSL) adalah skema enkripsi tingkat rendah yang digunakan untuk
mengamankan transmisi di format yang lebih tinggi tingkatnya (HTTP). Private
Communication Technology (PCT) adalah skema enkripsi dan deskripsi yang digunakan
untuk mengamankan transaksi melalui Web. Secure Electronic Transmission (SET) adalah
skema enkripsi yang digunakan untuk mengamankan transaksi kartu kredit.Privacy
Enhanced Mail (PEM) adalah standar untuk e-mail yang aman di Internet. Protokol ini
mendukung enkripsi, tanda tangan digital, dan sertifikat digital selain metode kunci privat
dan umum.

4. NETWORK NEWS TRANSFER PROTOKOL (NNTP)


Digunakan untuk koneksi ke kelompok Usenet di Internet. Software pembaca berita Usenet
mendukung protokol NNTP ini.

5. HTTP & HTTP-NG


Hypertext Transfer Protocol (HTTP) mengendalikan berbagai penjelajah Web yang
mengakses Web. Hypertext Transport Protocol-Next Generation (HTTP-NG) adalah versi
protokol HTTP yang baru untuk memenuhi kebutuhan kinerja yang meningkat di abad 21.

6. HYPER TEXT MARKUP LANGUAGE (HTML)


Adalah format dokumen yang digunakan untuk membuat halaman Web. HTML
menetapkan tata letak halaman, jenis hurufnya dan berbagai elemen grafik serta link
hiperteks ke berbagai dokumen lain di Web. Akan tetapi HTML terbatas pada penyebaran
laporan keuangan dan tidak mendukung pertukaran informasi dalam bentuk rasional.

7. EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE (XML)


Adalah bahasa markup yang berkembang untuk mengatasi keterbatasan HTML. Istilah
extensible artinya bahasa markup apa pun dapat dibuat dengan XML. Hal ini meliputi
pembuatan bahasa markup yang memungkinkan penyortiran data dalam bentuk relasional,
dengan tag (perintah pemformatan) dipetakan ke dalam nilai data. Jadi XML, dapat
digunakan untuk membuat model struktur data dalam basis data internal perusahaan.

Figur 12.2 Perbandingan Dokumen HTML dan XML

Walaupun pada dasarnya terdapat informasi yang sama dan struktur yang hampir sama. Dan
dalam gambar di atas sama-sama menggunakan tag dan atribut, tetapi ke dua tersebut masing-
masing berbeda penggunaanya. Dalam contoh HTML, tag memiliki arti yang telah ditentukan lebih
dulu dan menjelaskan bagaimana atribut akan disajikan dalam sebuah dokumen. Dalam contoh
XML, tag disesuaikan untuk tidak membatasi atribut. Interpretasi dari data dilakukan oleh aplikasi
untuk membacanya. Jadi pesanan untuk toko buku yang dibuat dalam XML menyaikan berbagai
atribut pesanan dalam bentuk relasional yang secara otomatis dapat diimpor ke basis data internal
toko buku tersebut.

8. EXTENSIBLE BUSINESS REPORTING LANGUAGE (XBRL)


Adalah bahasa berbasis XML khusus akuntansi yang didesain untuk menyediakan metode
terstandardisasi bagi komunitas keuangan untuk membuat, mempublikasikan dan secara otomatis
bertukar informasi keuangan termasuk laporan keuangan berbagai perusahaan publik yang terdaftar
di bursa efek. XBRL biasanya digunakan untuk melaporkan data keuangan teragregasi tetapi juga
dapat diaplikasikan untuk mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan tiap transaksi.
Kemudian berkembanglah taksonomi XBRL yang digunakan untuk pertukaran informasi
melalui Internet. Berbagai entitas bisnis kini dapat menawarkan informasi keuangan yang lebih
luas untuk semua pihak yang tertarik dengan benar-benar instan. Dengan teknologi XBRL ini,
maka mempercepat dalam hal proses pelaporan, pengimporan dokumen ke dalam basis data
internal dan memfasilitasi dengan lebih baik proses pengambilan keputusan mereka.

9. MEMBUAT LAPORAN XBRL


Untuk membuat data berguna bagi orang luar dan dapat diperbandingkan dengan perusahaan
lainnya, maka data tersebut perlu diatur, diberi label dan dilaporkan dalam cara yang secara umum
dpat diterima oleh semua pengguna XBRL. Ini membutuhkan pemetaan data internal perusahaan
ke elemen taksonomi XBRL untuk membuat dokumen XBRL.

Figur 12.3 Basis Data Perusahaan Internal

Gambar diatas, menunjukkan berbagai akun buku besar dan nilainya. Data-data tersebut
telah diatur dan diberi label sesuai dengan kebutuhan internal dan konvensi perusahaan.
Proses untuk membuat dokumen XBRL, antara lain :
Figur 12.4 Buku Besar ke Pemetaan Taksonomi

(1). Memilih elemen taksonomi XBRL.


Pada dasarnya, taksonomi XBRL menspesifikasikan data yang akan dimasukkan untuk
pertukaran atau laporan. Misalnya, pada gambar diatas elemen taksonomi XBRL yang
dipilih adalah laporan keuangan bagi Perusahaan Komersil dan Industrial yang disebut
sebagai taksonomi ci.

(2). Memilih laporan keuangan buku besar Perusahaan Internal


Pada gambaran di atas, laporan keuangan untuk perusahaan Cash in Bank Canada
telah dipilih.
(3). Klik tombol Map
Setelah elemen XBRL diberi label Cash, Cash Equivalents and Short Term
Investments dipetakan ke dalam akun basis data yang diberi label Cash in Bank-
Canada. Maka pemrosesan pemetaan dapat dilakukan.
Figur 12.5 Struktur Basis Data dengan Elemen XBRL

Ketika proses pemetaan selesai, tiap record basis data akan berisi elemen yang disimpan dan
ditunjukkan oleh field Taxonomy Element. Dari struktur basis data, dokumen perincian XBRL dapat
dibuat dengan berbagai program komputer yang mengenali dan mengartikan elemen yang
berhubungan dengan tiap atribut data.

Figur 12.6 Dokumen Perincian XBRL

9. MANFAAT PERDAGANGAN INTERNET


Sebenarnya semua jenis bisnis telah mendapat manfaat dalam beberapa hal dari perdagangan
melalui internet. Beberapa potensi manfaat yang signifikan meliputi :
Akses ke pelanggan dan lokasi pemasok di seluruh dunia
Pengurangan investasi dalam persediaan dan biaya penggudangan
Pembentukan kemitraan bisnis yang cepat untuk mengisi ceruk pasar ketika kemitraan
tersebut berkembang
Pengurangan harga ritel melalui biaya pemasaran yang lebih rendah
Pengurangan biaya pengadaan
Layanan pelanggan yang lebih baik
.
MODEL BISNIS INTERNET
Tingkat manfaat yang didapat dari perdagangan Internet bergantung pada tingkat komitmen
perusahaan atasnya sebagai strategi bisnis. Hal ini dapat terjadi dalam tiga tingkatan, yaitu :
(1). Tingkat Informasi (Information Level),
Perusahaan menggunakan Internet untuk menampilkan informasi mengenai perusahaan,
produknya, layanannya dan kebijakan bisnisnya melalui situs web perusahaan.
Pembuatan situs web merupakan langkah awal perusahaan yang memasuki pasar virtual.
Agar dapat berhasil baik dalam tingkat ini perusahaan harus memastikan bahwa :
Informasi yang ditampilkan di situs web adalah yang terkini, lengkap dan akurat
Para pelanggan dapat menemukan situs tersebut dan berhasil melakukan navigasi
di seluruh situs tersebut
Terdapat infrastruktur peranti keras dan lunak yang memadai untuk memfasilitasi
akses yang cepat dalam periode penggunaan yang tinggi
Informasi yang disimpan di situs tersebut hanya diakses oleh pengguna yang sah.
(2). Tingkat Transaksi (Transaction Level),
Perusahaan menggunakan Internet untuk menerima berbagai pesanan dari pelanggan dan
memasukkan pesanan ke para pemasoknya. Pada tingkat ini, banyak resiko karena
kegiatan ini melibatkan aktivitas bisnis dengan orang-orang yang benar-benar tidak
dikenal dari seluruh dunia. Adapun keberhasilan dalam lingkup ini melibatkan penciptaan
lingkungan yang dapat dipercaya dengan mengatasi beberapa kekhawatiran utama. Hal
ini meliputi :
Memastikan data yang digunakan dalam transaksi tersebut terlindungi dari
penyalahgunaan
Memverifikasi akurasi dan integritas berbagai proses bisnis
Memverifikasi identitas dan keberadaan fisik dari calon pelanggan, pemasok
Memeriksa reputasi calon penggan, mitra atau pemasok
(3). Tingkat Distribusi (Distribution Level),
Perusahaan menggunakan Internet untuk menjual dan mengirimkan berbagai produk
digital ke pelanggan dan memerhatikan bahwa produk yang dikirim sampai pada tujuan
dan dalam keadaan yang baik.

PERUSAHAAN VIRTUAL DINAMIS


Manfaat terbesar yang didapat dari perdagangan elektronik adalah kemampuan
perusahaan untuk memulai aliansi bisnis dinamis dengan perusahaan-perusahaan lainnya
untuk memenuhi ceruk pasar yang unik ketika peluang tersebut muncul. Aliansi ini dapat
berupa kemitraan permanen atau sementara. Kemitraan elektronik berbagai perusahaan
bisnis membentuk sebuah Perusahaan Virtual Dinamis (Dynamic Virtual Organization).
Figur 12.7 Perusahaan
Virtual Dinamis
Produk-produk diiklankan melalui situs web sebuah perusahaan sebagai penjual.
Produk-produk itu sendiri tidak disimpan secara fisik oleh penjual, tetapi disimpan di
berbagai lokasi perusahaan mitra dagangnya. Penjual tersebut menyediakan deskripsi produk,
laporan pelanggan, harga, ketersediaan dan perkiraan waktu pengiriman bagi pelanggan.
Informasi ini berasal dari para mitra usaha melalui koneksi internet. Penjual akan
memvalidasi pesanan pelanggan yang dimasukkan ke perusahaan mitra usaha, yang akan
mengirim berbagai produk tersebut.

B. RISIKO PERDAGANGAN ELEKTRONIK


Sebagai alat untuk pemrosesan berbagai transaksi bisnis, potensi perdagangan
elektronik hampir tidak terbatas. Akan tetapi, ketergantungan paa perdagangan elektronik
menimbulkan kekhawatiran baru mengenai akses tidak sah ke informasi rahasia. Oleh karena
itu, membutuhkan keamanan yang memadai untuk melindungi informasi rahasia perusahaan
dari berbagai hacker, pelaku vandalisme, pencuri dan mata-mata industri baik secara internal
maupun dari seluruh dunia.
Paradoks dari jaringan adalah jaringan untuk memberikan pengguna akses ke berbagai
sumber daya bersama, tetapi tujuan jaringan yang paling penting adalah untuk mengendalikan
akses. Oleh karenanya, untuk setiap argumentasi produktivitas yang mendukung akses dari
jarak jauh, terdapat argumentasi mengenai keamanan yang menentangnya.

1. PENGERTIAN RISIKO
Risiko (risk) bisnis adalah kemungkinan kerugian atau kerusakan yang dapat mengurangi atau
meniadakan perusahaan untuk mencapai berbagai tujuannya. Dalam hal perdagangan
elektronik, risiko berkaitan dengan kehilangan, pencurian, atau penghancuran data atau
penggunaan dan pembuatan data atau program komputer yang secara finansial dan fisik
berbahaya bagi perusahaan.

2. RISIKO INTRANET
Intranet terdiri atas berbagai LAN yang kecil dan WAN yang besar dan dapat berisi
ribuan node individual. Intranet digunakan untuk menghubungkan para karyawan dalam satu
gedung, antar gedung di kampus yang secara fisik sama, dan antarlokasi yang secara geografis
berjauhan. Aktivitas Intranet yang umum meliputi routing e-mail, pemrosesan transaksi antar
unit bisnis dan link ke Internet luar.
Ancaman Intranet muncul dari dalam dengan adanya aktivitas karyawan yang tidak
sah serta ilegal. Ancaman dari para karyawan sangat signifikan karena mereka mengetahui
dengan baik sistem perusahaan dan perusahaan tidak memiliki pengendalian sistem yang
memadai sehingga rahasia usaha, data operasi, data akuntansi dan informasi rahasia dapat
diakses secara langsung oleh para karyawan.

PENCEGATAN PESAN JARINGAN


Pencegatan tidak sah informasi oleh sebuah node di jaringan disebut sniffing. Eksposur dalam
hal ini bahkan lebih besar ketika Intranet dikoneksikan ke Internet. Software sniffer yang
tersedia secara komersial secara rutin digunakan oleh para administrator jaringan untuk
menganalisis lalu lintas jaringan dan untuk mendeteksi penyempitan jalur. Akan tetapi,
software sniffer juga dapat didownload dari Internet. Ditangan penjahat komputer software
sniffer dapat digunakan untuk mencegat dan melihat data yang dikirimkan melalui saluran
Intranet bersama.

AKSES KE BASIS DATA PERUSAHAAN


Intranet yang terkoneksi ke berbagai basis data sentral perusahaan akan meningkatkan risiko
dapat dilihat, dirusak, diubah atau disalin oleh para karyawan yang memiliki hak akses ke
basis data perusahaan. Penelitian Computer Security Institue (CSI) bahwa penipuan kerugian
akibat pencurian perdagangan diperkirakan melebihi $24 miliar per tahun.

KARYAWAN DENGAN HAK ISTIMEWA


Bedasarkan penelitian yang dilakukan CSI, para manajer tingkat menengah dan para
karyawan sistem informasi seringkali memiliki hak akses istimewa yang memungkinkan
mereka untuk berada di atas pengendalian, hingga mereka memungkinkan akses ke berbagai
data yang sangat penting bagi misi perusahaan.
KEENGGANAN UNTUK MELAKSANAKAN
Faktor yang mendorong adanya kejahatan komputer adalah banyak perusahaan yang enggan
untuk menghukum para pelaku kejahatan. Perusahaan dapat secara signifikan mengurangi
risiko memperkejakan dan menghindari tindakan kejahatan mereka dengan melakukan
pemeriksaan latar belakang atas semua calon karyawan.

3. RISIKO INTERNET
Beberapa risiko yang lebih signifikan berkaitan dengan perdagangan melalui internet, yaitu :

RISIKO BAGI PELANGGAN


Dengan makin banyak orang terkoneksi, maka penipuan Internet juga meningkat. Oleh karena
itu, banyak konsumen menganggap Internet sebagai tempat yang tidak aman untuk melakukan
bisnis. Secara khusus, mereka khawatir mengenai keamanan informasi kartu kredit yang
diberikan melalui situs web dan kerahasiaan transaksi mereka.
1. Pencurian Nomor Kartu Kredit,
Persepsi bahwa Internet tidak aman untuk pembelian melalui kartu kredit dianggap
merupakan hambatan terbesar untuk perdagangan elektronik. Karena informasi mengenai
kartu kredit dapat dicuri oleh pelaku kejahatan seperti misalkan hacker atau beberapa
operasi bisnis tipuan.
2. Pencurian Kata Sandi
Bentuk penipuan melalui internet yaitu melibatkan situs web dengan tujuan mencuri kata
sandi pengunjung. Beberapa situs web memerlukan login untuk para pengunjung masuk.
Login ini biasanya berisi alamat email dan kata sandi email. Dan beberapa orang memiliki
pola pikiran dimana menggunakan kata sandi yang sama di berbagai aplikasi yang berbeda,
sehingga penjahat dunia maya akan menggunakan kata sandi yang ditangkap di situs web
tersebut untuk melanggar masuk ke akun korbannya.
3. Privasi Pelanggan
Kekhawatiran mengenai kurangnya privasi telah membuat para konsumen enggan untuk
terlibat dalam perdagangan Internet.
4. Cookies dan Keamanan Konsumen
Kekhawatiran mengenai penggunaan cookie berhubungan dengan keamanannya. Cookies
adalah file teks yang dapat dibaca melalui editor teks apa saja. Beberapa situs web dapat
menyimpan kata sandi pengguna dalam bentuk cookie. Jika kata sandi tersebut tidak
dienkripsi sebelum disimpan, maka siapa saja yang memiliki akses ke komputer terkait
akan dapat melihat kata sandi di dalam cookie. Jadi, jika bebrapa karyawan berbagi
komputer di tempat kerja mereka, maka semua pengguna komputer tersebut dapat melihat
file cookies yang disimpan dalam direktori bersama.

Risiko lainnya berkaitan dengan situs web perusak atau penjahat. Ketika pengguna
menjelajahi situ tersebut, sebuah program JavaScript yang disebut sebagai Friebrug Bug
dapat diupload ke komputer pengguna. Program tersebut secara diam-diam akan memindai
hard drive, mencari file cookies serta mengopinya ke situs web, tempat file-file tersebut
akan dilihat untuk mencari kata sandi.

RISIKO BAGI PERUSAHAAN


1. IP Spoofing,
Adalah suatu bentuk penyamaran dengan memodifikasi alamat IP aslinya untuk
mendapatkan akses tidak sah ke server Web dan melakukan tindak penipuan yang
melanggar hukum tanpa mengungkapkan identitas. Penjahat dapat saja menggunakan IP
Spoofing untuk membuat pesan seolah-olah berasal dari sumber dipercaya atau sah dan
kemudian menyelinap masuk ke dalam sistem pengendalian yang didesain untuk menerima
transmisi dari beberapa komputer host serta memblokir lainnya. Teknik ini dapat
digunakan untuk menjebol masuk ke dalam jaringan perusahaan untuk melakukan
penipuan, melakukan tindakan spionase atau menghancurkan data.
2. Serangan Penolakan Layanan (Denial of Service Attack)
Adalah serangan pada server web agar terhalang dalam melayani para penggunanya,
sehingga menghancurkan entitas bisnis yang tidak dapat menerima serta memproses
berbagai transaksi bisnis dari pelanggan mereka.
3. Program Perusak
Berbagai virus dan bentuk lain dari program perusak cacing(worm), bom logika(logic
bomb) dan kuda troya(trojan horse) mengancam pengguna Intranet dan Internet. Kesemua
program ini dapat digunakan untuk merusak jaringan komputer dengan cara merusak
sistem operasinya atau menghancurkan atau merusak basis data perusahaan atau
menangkap kata sandi untuk memungkinkan para hacker menembus masuk ke dalam
sistem.

C. KEAMANAN, JAMINAN DAN KEPERCAYAAN


Agar perdagangan elektronik meningkat, maka sebuah perusahaan perlu mendapatkan
kepercayaan baik pelanggan maupun mitra usahanya. Dan agar proses bisnis dapat berjalan
lancar, perusahaan perlu memastikan kembali pengendalian keamanan data perusahaan dan
memastikan calon pelanggan dan mitra usaha. Tiga area utama agar keamanan dapat
dikendalikan dengan baik, yaitu

1. ENKRIPSI
Enkripsi adalah konversi data ke dalam kode rahasia untuk penyimpanan data dan
transmisi melalui jaringan. Pengirim menggunakan algoritma enkripsi untuk mengonversi
pesan asli (Plaintext) ke dalam pesan yang disandikan (Chipertext). Kemudian pesan yang
telah diterima akan kembali bentuk dari chipertext ke pesan asli plaintext.
Algoritma enkripsi paling awal dan paling sederhana adalah caesar chiper yang
digunakan oleh raja Yunani kuno, Julius Caesar. Caranya adalah dengan mengganti setiap
karakter di dalam alphabet dengan karakter yang terletak pada tiga posisi berikutnya di dalam
susunan alphabet.
pi : A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
ci : D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C
Contoh
Plainteks: AWASI ASTERIX DAN TEMANNYA OBELIX
Cipherteks: DZDVL DVWHULA GDQ WHPDQQBA REHOLA
Algoritma enkripsi modern jauh lebih kompleks dimana kunci enkripsi memiliki
panjang sekitar 40 hingga 128 bit. Enkripsi modern sudah dianggap benar-benar aman. Salah
satu enkripsi modern adalah DES (Data Encryption Standard) dan enkripsi kunci publik
(public key). Pendekatan DES menggunakan sebuah kunci yang diketahui baik oleh pengirim
maupun penerima pesan. Pengirim menyediakan algoritma enkripsi dengan kunci yang
menghasilkan pesan chipertext, kemudian penerima menggunakan kunci yang sama untuk
menghasilkan pesan plaintext. Tetapi, semakin banyak orang yang harus bertukar data
terenkripsi, maka akan makin besar peluang kunci tersebut diketahui oleh pihak-pihak yang
tidak sah dan dapat mencegat pesan serta membacanya, mengubah atau menghancurkannya.
Untuk mengatasi masalah ini, maka digunakan enkripsi kunci publik. Pendekatan ini
digunakan dengan menggunakan dua kunci yang berbeda, satu untuk pengodean pesan yang
menggunakan kunci publik oleh si pengirim dan lainnya untuk pendekodean pesan yang
menggunakan kunci privat oleh si penerima. Seperti digambarkan di bawah ini

Figur 12.8 Enkripsi kunci publik


2. OTENTIKASI DIGITAL
Jika perubahan dalam hal pengiriman pesanan yang dilakukan pemasok tidak terdeteksi,
pemasok akan menanggung biaya tenaga kerja, bahan baku produksi dan distribusi atas
pesanan tersebut. Akhirnya akan timbul tuntutan hukum di antara kedua pihak yang sama-
sama tidak bersalah tersebut. Adapun beberapa teknik otentikasi elektronik yang mengatasi
kekhawatiran tersebut, antara lain :
1. Tanda tangan digital (digital signature)
Adalah teknik otentikasi elektronik yang memastikan bahwa pesan yang ditransmisikan
berasal dari pengirim yang sah dan bahwa pesan tersebut tidak diubah setelah diberikan
tanda tangan. Tanda tangan digital berasal dari informasi terkomputasi secara mitematis
suatu dokumen yang telah dienkripsi dengan kunci publik pengirim. Baik tanda tangan
digital maupun pesan teksnya akan dienkripsi dengan menggunakan kunci publik pengirim
dan ditransmisikan ke penerima. Terakhir, penerima menggunakan kunci privat untuk
mendeskripsikan sinyal digital untuk menghasilkan informasi. Penerima menghitung
kembali informasi pesan asli (plaintext) dengan menggunakan algoritma hashing serta
membandingkannya dengan informasi yang ditransmisikan. Jika pesan tersebut autentik,
dua nilai informasi tersebut akan sesuai satu sama lain. Jika sebuah karakter dari pesan
tersebut diubah dalam transmisinya angka informasi akan tidak sama.
2. Sertifikat digital (digital sertificate),
Adalah kartu identifikasi elektronik yang digunakan sehubungan dengan sistem enkripsi
kunci publik untuk memverifikasi keaslian dari pengirim pesan. Sertifikat digital yang
disebut pula sebagai ID digital dikeluarkan oleh pihak ketiga yang terpecaya dan dikenal
sebagai otoritas sertifikasi (certification authorities-CA) seperti Veri-Sign, Inc. Sertifikat
digital ditransmisikan bersama dengan pesan yang dienkripsi ke pengirim yang telah
diperiksa keasliannya.
3. FIREWALL
Firewall adalah sistem yang digunakan untuk melindungi Intranet perusahaan dari Internet.
Firewall dapat digunakan untuk mengautentikasi pengguna luar jaringan, memverifikasi
tingkat otoritas aksesnya dan kemudian mengarahkan pengguna ke program, data atau
layanan yang diminta. Firewall juga dapat digunakan untuk melindungan LAN dari akses
internal yang tidak sah.
4. SEGEL JAMINAN
Segel jaminan (seas of assurance) diperlukan oleh perusahaan sebagai bukti bahwa bisnisnya
dapat dipercaya. Segel jaminan dapat ditampilkan perusahaan di halaman utama situs Web-
nya sehingga para calon pelanggan dapat melihat. Segel jaminan diberikan oleh organisasi
pemberi segel seperti BBB (Better Bussiness Bureau), TRUSTe, Veri-Sign,Inc. , ICSA
(International Computer Security Association, AICPA/CICA WebTrust dan AICPA/CICA
SysTrust.
BETTER BUSSINESS BUREAU (BBB)
BBB adalah organisasi nirlaba yang mempromosikan praktik bisnis beretika melalui
pengaturan yang dikembangkan sendiri sejak tahun 1912. BBB telah memperluas misinya ke
internet melalui sebuah anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya dan disebut sebagai
BBBOnline,Inc. BBBOnline memberikan jaminan yang berkaitan dengan kebijakan bisnis,
periklanan yang beretika dan privasi pelanggan. Bukan memverifikasi pengendalian atas
integritas pemrosesan transaksi serta berbagai isu keamanan data.

TRUSTE
Didirikan pada tahun 1996, TRUSTe adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk
memperbaiki praktik atas privasi pelanggan di antara berbagai perusahaan di internet serta
situs-situs web.jika salah satu keryawan sebuah perusahaan ditemukan menyimpang dari
berbagai standar TRUSTe, maka hak untuk menampilkan segel kepercayaan akan dicabut.

VERI-SIGN,INC.
Didirikan pada tahun 1995, Veri-Sign, Inc adalah organisasi nirlaba yang memberikan
jaminan dalam hal keamanan data yang ditransmisikan, tidak memverifikasi keamanan data
yang disimpan.

ICSA
Membentuk program sertifikasi web pada tahun 1996. Sertifikat dari ICSA menangani
keamanan data dan segala sesuatu yang berkaitan dengan privasi.

AICPA/CICA WEBTRUST
AICPA dan CICA membuat program webtrust pada tahun 1997 yang memberikan jaminan
dalam hal kebijakan bisnis, integritas transaksi dan perlindungan informasi (keamanan data).

AICPA/CICA SYSTRUST
Systrust baru dikembangkan pada bulan juli 1999. Penjaminan ini didesain untuk
meingkatkan rasa percaya pihak manajemen, pelanggan dan mitra usaha atas sistem yang
mendukung keseluruhan atau sebagian proses bisnis tertentu. Layanan penjaminan ini
melibatkan evaluasi keandalan sistem oleh akuntan publik dalam empat kriteria dasar yaitu
ketersediaan, keamanan, integritas dan keterpeliharaan.

D. IMPLIKASI BAGI PROFESI AKUNTAN


Fungsi utama bagi para profesi akuntan publik seperti pengadaan persediaan, pemrosesan
penjualan, pemberitahuan kiriman dan pengeluaran kas dilakukan secara otomais, digital dan
real-time. Selain itu diharapkan ada sebuah teknik baru mengenai pengendalian system dan
verifikasi keberadaan serta akurasi berbegai peristiwa ekonomi
1. PELANGGARAN PRIVASI
Privasi berkaitan dengan tingkat kerahasiaan yang digunakan oleh sebuah perusahaan
dalam mengelola data pelanggan dan mitra usahanya. Makin meningkatnya ketergantungan
atas teknologi internet untuk melakukan bisnis telah menimbulkan pelanggaran privasi
sebagai faktor yang merusak keberadaan entitas klien. Sebagai respon atas ancaman ini,
beberapa perusahaan mengembangkan layanan penjaminan untuk mengevaluasi risiko
pelanggaran privasi para kliennya.
Dalam sebuah perjanjian Safe Harbor yang diimplementasikan antara Amerika Serikat
dan Eropa pada tahun 1995 mensyaratkan perusahaan untuk memenuhi enam ketentuan,
yaitu: pemberitahuan, pilihan, transfer selanjutnya, keamanan dan integritas data, akses, dan
penegakan.

2. IMPLIKASI AUDIT UNTUK XBRL


Walaupun berbagai potensi manfaat XBRL dan teknologi Web telah banyak diteliti,
hanya terdapat sedikit perhatian yang diberikan atas berbagai implikasi audit yang
menggunakan XBRL.Berbagai area tertentu yang dikhawatirkan adalah:
1. Pembuatan Taksonomi
Pengendalian harus didesain dan dijalankan untuk memastikan pembuatan taksonomi XBRL
yang benar.
2. Validasi Dokumen Instance
Berbagai prosedur verifikasi yang independen akan perlu dibuat untuk dapat memvalidasi
berbagai dokumen instance agar memastikan bahwa taksonomi dan tag yang tepat telah
diaplikasikan sebelum memasukkan ke server Web.
3. Lingkup dan Kerangka Waktu Audit
Para auditor bertanggungjawab atas berbagai laporan keuangan serta bahan lainnya yang
berkaitan dengan laporan tersebut.

3. AUDIT BERKESINAMBUNGAN
Teknik ini perlu dikembangkan hingga memungkinkan auditor untuk meninjau
berbagai transaksi dalam interval yang cukup sering atau ketika transaksi tersebut terjadi.
Agar dapat berjalan efektif, pendekatan semacam itu akan perlu menggunakan agen
pengendali inteligen atau program computer yang membentuk metode heuristis yang
mencariberbagai anomaly dalam transaksi elektronik.

4. JEJAK AUDIT ELEKTRONIK


Di dalam lingkungan EDI, transaksi elektronik dibuat secara otomatis melalui
computer mitra usaha, disebarkan melalui value-added network (VAN), dan diproses oleh
computer klien tanpa adanya intervensi manusia. Validasi transaksi tersebut dapat melibatkan
kilen, mitra usahanya dan VAN yang menghubungkan mereka. Validasi ini berupa peninjauan
langsung atas system ini atau kerja sama antara auditor, mitra usaha dengan uditor VAN.
5. KERAHASIAAN DATA
Para akuntan perlu memahami berbagai teknik kriptografi yang digunakan untuk
melindungi kerahasiaan berbagai data yang disimpan dan ditransmisikan. Mereka perlu
menilai kualitas alat enkripsi yang digunakan serta efektivitas prosedur manajemen kunci
yang digunakan oleh otoritas sertifikasi. Selanjutnya istilah penting bagi operasi adalah
rangkaian informasi yang tidak hanya mencakup berbagai hal yang diperhatikan dalam
keuangan tradisional oleh para akuntan.

6. OTENTIKASI
Dalam sistem tradisional, dokumen-dokumen bisnis yang ditulis menentukan
keatentikan pesanan penjualan mitra usaha atau pelanggan. Dengan tidak adanya bentuk fisik
yang dapat ditinjau atau disetujui, otentikasi dijalankan melalui tanda tangan digital dan
sertifkasi digital.

7. TIDAK DAPAT DIBATALKAN


Berbagai transaksi yang secara unilateral dapat dibatalkan oleh salah satu mitra usaha
dapat mengarah pada pendapatan yang tidak ditagih, atau tuntutan hokum. Seperti masalah
otentikasi, system perdagangan elektronik dapat juga menggunakan tanda tangan digital dan
sertifikasi digital untuk mendukung tidak adanya pembatalan.

8. LISENSI OTORITAS SERTIFIKASI


Tujuan dari otoritas (certificate authoritiesCA) adalah memberdayakan pihak ketiga
yang independen dan dipercaya dengan tanggungjawab untuk menjamin indetitas perusahaan
dan orang-orang yang melakukan perdagangan di internet. Firma akuntan public biasanya
adalah kandidat alami untuk menjadi CA.

9. INTEGRITAS DATA
Untuk menilai integritas data, para akuntan harus mengenal konsep proses komputasi
dokumen dan peran tanda tangan digital dalam tranmisi data.

10. PENGENDALIAN AKSES


Pengndalian harus ada untuk mencegah atau mendeteksi akses tidak sah ke sistem
informasi. Firma akuntan public harus memiliki keahlian dalam menilai pengendalian akses
kliennya. Banyak perusahaan kini melakukan uji penetrasi, yang didesain untuk menilai
kecukupan pengendalian akses klien dengan meniru berbagai teknik umum yang digunakan
oleh para hacker dan cracker.

11. LINGKUNGAN HUKUM YANG BERUBAH


Para akuntan dulu melayani para kliennya dengan menilai risiko dan menggunakan
berbagai teknik untuk mengurangi serta mengendalikan risiko. Peran penilaian risiko ini
makin meluas dengan adanya perdagangan di internet, yang kerangka kerja hukumnya masih
berubah-ubah dalam lingkungan bisnis yang penuh dengan berbagai risiko baru serta tidak
terlihat. Berbagai isu hukum yang berkaitan dengan pajak, privasi, keamanan, hak cipta
intelektual, dan pencemaran nama adalah hal utama yang dikhawatirkan.
E. PERDAGANGAN ELEKTRONIK INTRAORGANISASIONAL
Jaringan yang dimiliki sendiri atau disewa oleh perusahaan untuk penggunaan internal
bisnisnya disebut sebagai Intranet. Bagian ini mempelajari beberapa topologi Intranet dan
teknik untuk pengendalian jaringan.

1. TOPOLOGI JARINGAN (NETWORK TOPOLOGY)


Adalah pengaturan fisik berbagai komponen (node, server, komunikasi, link, dan lain-lain)
dalam jaringan. Kebanyakan jaringan merupakan variasi dari, atau gabungan dari berbagai
model dasar ini.

LOCAL AREA NETWORK DAN WIDE AREA NETWORK


Salah satu cara untuk membedakan berbagai jaringan adalah area geografis yang
termasuk dalam lokasi terdistribusinya. Jaringan biasanya diklasifikasikan sebagai local area
network (LAN) atau wide area network (WAN). LAN sering kali dibatasi dalam satu ruangan
dalam sebuah bangunan, atau dapat juga menghubungkan beberapa gedung dalam sebuah area
geografis yang berdekatan. Berbagai computer yang terkoneksi ke LAN disebut node.
WAN jaringannya melebihi batas geografis LAN, karena jarak yang dilibatkan dan tingginya
biaya infrastruktur telekomunikasi (saluran telepon, dan jalur gelombang mikro), Wan
seringkali merupakan jaringan komersial yang disewakan oleh suatu perusahaan. WAN dapat
digunakan untuk menghubungkan berbagai bagian dari sebuah perusahaan yang tersebut
secara geografis, atau untuk menghubungkan beberapa perusahaan dalam sebuah perjanjian
kemitraan usaha.

KARTU ANTARMUKA JARINGAN


Koneksi fisik berbagai terminal kerja ke LAN dapat diwujudkan melalui kartu
antarmuka jaringan (network interface cardNIC), yang sesuai dengan salah satu dari
berbgai slot ke spansi di mikrokomputer. Alat ini menyediakan sirkuit elektronik yang
dibutuhkan untuk komunikasi antar-node.

SERVER
Node dalam LAN seringkali berbagai sumber daya yang sama seperti program data
dan printer yang kesemuanya dikelola melalui computer dengan fungsi khusus yang disebut
server. Ketika server menerima permintaan atas sumberdaya, permintaan tersebut
dimasukkan dalam antrean dan diproses sesuai urutannya.
Figur 12.9 LAN dengan server file dan pencetak

Dalam lingkungan terdistribusi, seringkali menghubungkan berbagai jaringan menjadi


satu menggunakan berbagai peranti keras dan lunak disebut bridge dan gateway. Dengan
terhubung menjadi satu antara berbagai LAN yang berbeda, pengguna LAN dapat saling
berbagi data.

Figur 12.10 Bridge dan Gateway yang menghubungkan LAN serta WAN

Pada teknik gambar diatas, Bridge menyediakan cara untuk menghubungkan berbagai LAN
dengan jenis yang sama seperti dari sebuah IBM token ring ke IBM token ring lainnya.
Gateway menghubungkan berbagai LAN dari jenis yang berbeda dan juga digunakan untuk
menghubungkan beberapa LAN ke berbagai WAN.
TOPOLOGI BINTANG
Topologi bintang (star topology) menggambarkan jaringan beberapa komputer dengan
sebuah komputer pusat besar (host) di hub, yang memiliki koneksi langsung ke peripheral
beberapa komputer lainnya yang lebih kecil. Komunikasi antarberbagai node dalam topologi
bintang dikelola dan dikendalikan dari lokasi host.
Jika salah satu atau beberapa node dalam jaringan bintang tidak berfungsi, maka
komunikasi antar-node akan tetap memungkinkan melalui lokasi pusat. Akan tetapi jika lokasi
pusat tidak berfungsi, tiap node dapat berfungsi secara local walaupun tidak dapat
berkomunikasi dengan node lainnya.

Figur 12.11 Contoh Jaringan Bintang

Contohnya, jaringan supermarket yang menerbitkan kartu kredit. Dallas, St.Louis,


Topeka dan Tulsa adalah lokasi node. Kansas City adalah lokasi pusatnya. Setiap node
memelihara basis data lokal mengenai informasi pelanggan dan berbagai POS (Point of Sales)
dikoneksikan ke sebuah minikomputer di node terkait. Pemrosesan transaksinya yaitu
penjualan di proses secara real-time di terminal POS. Pada akhir jam kerja, node
mentransmisikan informasi penjualan serta persediaan ke lokasi pusat secara batch. Lokasi
pusat akan memperbaharui berbagai akun pengendali, membuat tagihan pelanggan dan
menetapkan pengisian kembali persediaan untuk seluruh daerah.
TOPOLOGI HIERARKIS
Topologi hierarkis (hierarchical topology) adalah topologi dengan sebuah komputer
host yang dikoneksikan ke beberapa tingkat komputer subordinat yang lebih kecil dalam
hubungan master-slave. Struktur ini dapat diterapkan ke berbagai perusahaan yang memiliki
banyak tingkat organisasional yang harus dikendalikan dari lokasi pusat.

Figur 12.12 Contoh Topologi Hierarkis


Contohnya, perusahaan manufaktur dengan beberapa pabrik, gudang dan kantor
penjualan yang berjauhan. Pesanan penjualan dari bagian penjualan setempat ditransmisikan
ke tingkat regional, dimana pesanan tersebut akan diringkas dan di upload ke tingkat
perusahaan. Data penjualan, bersama dengan data persedian dan kapasitas pabrik dari bagian
produksi, akan digunakan untuk menghitung kebutuhan produksi regional bagi periode
terkait, yang kemudian yang akan di download ke system penjadwalan produksi regional.

TOPOLOGI CINCIN
Topologi cincin (ring topology) meniadakan lokasi pusat. Semua node dalam konfigurasi
ini memiliki status yang sama, jadi tanggung jawab untuk mengelola komunikasi yang
didistribusikan antar-node. Jika Node A ingin mengirimkan pesan ke Node D, pesan terseut
akan diterima, disusun kembali dan diteruskan oleh Node B dan C hingga tiba ke tujuannya.
Pada LAN, kondisi basis data dikelola secara lokal, dan sumber daya umum yang
digunakan bersama terpusat dan dikelola oleh sebuah server file. Sedangkan pada WAN,
kondisi basi data dapat dibagi-bagi bukan terpusat.

Figur 12.13 Topologi Cincin

TOPOLOGI BUS
Topologi bus (bus topology) adalah topologi LAN yang paling populer, karena semua
node dikoneksikan ke sebuah kabel yang sama disebut bus. Komunikasi dan transfer file
antarterminal kerja dikendalikan secara terpusat oleh satu atau lebih server.
Figur 12.14 Topologi Bus

TOPOLOGI KLIEN_SERVER
Para pengguna bersaing untuk mendapatkan akses ke data bersama dan harus
mengalami antrean, penundaan, serta pengeluaran sehingga sering kali mengakibatkan
kemacetan data.
Model klien-server mendistribusikan pemrosesan antara computer pengguna A (klien)
dengan server file pusat. Kedua komputer tersebut adalah bagian dari jaringan, tetapi masing-
masing diberikan fungsi terbaik yang dapat dilakukannya. Contohnya, pencarian bagian
record dari sebuah aplikasi yang berada di server, dan bagian manipulasi data dikomputer
klien. Jadi, hanya satu record bukan keseluruhan file yang harus dikunci dan dikirimkan ke
klien untuk diproses. Setelah pemrosesan, record tersebut dikembalikan ke server, yang akan
menyimpannya ke tabel serta membuka kunci. Pendekatan ini mengurangi kemacetan dan
memungkinkan penggunaan data bersama secara lebih efisien.

Figur 12.5 Topologi Klien-Server


2. PENGENDALIAN JARINGAN
Pengendalian jaringan (network control) ada dibeberapa titik dalam arsitektur jaringan.
Kebanyakan dari pengendalian jaringan terdapat dalam piranti lunak komputer host, tetapi
pengendalian juga berada di bagian server dan terminal di node serts switch yang berlokasi di
seluruh jaringan. Tujuan dari pengendalian jaringan adalah untuk melakukan pekerjaan
berikut ini :
1. Membentuk sesi komunikasi antara pengirim dan penerima
2. Mengelola aliran data di jaringan
3. Mendeteksi dan mengatasi tabrakan data antara berbagai node
4. Mendeteksi kesalahan dalam data yang disebabkan oleh kegagalan saluran atau
penurunan sinyal.

3. TABRAKAN DATA
Dua atau lebih sinyal yang ditransmisikan secara simultan akan mengakibatkan
adanya tabrakan data (data collision) yang dapat menghancurkan kedua (semua) pesan
tersebut. Ketika hal ini terjadi, berbagai pesan tersebut akan harus ditransmisikan ulang.
Terdapat beberapa teknik untuk memgelola sesi dan mengendalikan tabrakan data, tetapi
kebanyakan merupakan varian dari ketiga metode dasar ini yaitu polling, token passing, dan
carrier sensing.

POLLING
Adalah teknik yang paling terkenal untuk membuat sesi komunikasi dalam WAN.
Salah satu lokasi, yang disebut master akan melakukan pengumpulan (poll) berbagai lokasi
slave untuk menentukan apakah slave tersebut memiliki data yang akan ditransmisikan. Jika
sebuah slave merespons sebagai konfirmasi, maka lokasi master akan mengunci jaringan
ketika data tersebut ditransmisikan. Lokasi-lokasi lainnya harus menunggu hingga sampai
gilirannya. Teknik polling sesuai dengan topologi bintang dan hierarkis.

Figur 12.16 Metode Polling


untuk pengendalian tabrakan data
Terdapat dua keuntungan utama dalam teknik polling. Pertama tidak saling beradu
(non contentious). Karena berbagai node dapat mengirimkan data hanya jika diminta oleh
node master, maka tidak pernah ada dua node yang mengakses jaringan pada waktu yang
sama. Tabrakan data karenanya dapat dicegah. Kedua, perusahaan dapat menetapkan prioritas
atas komunikasi data dalam jaringan. Berbagai node yang penting dapat dikumpulkan lebih
sering daripada berbagai node yang kurang penting.

TOKEN PASSING
Token passing melibatkan transmisi sinyal khusus token-di jaringan dari satu node ke
node lainnya dalam urutan tertentu. Setiap node dari jaringan menerima token, membuatnya
kembali dan meneruskannya ke node berikutnya. Hanya node yang memiliki token yang
diizinkan untuk mentransmisikan data.

Figur 12.17 Pendekatan token passing


untuk pengendalian tabrakan data
Token passing dapat digunakan dengan topologi cincin atau bus. Dalam topologi cicin,
token melewati urutan yang ditentukan berdasarakn urutan node yang dikoneksikan secara
fisik. Dalam bus, urutan tersebut bersifat logis bukan fisik. Token dikoneksikan dari satu node
ke node berikutnya dalam urutan yang telah ditetapkan untuk membentuk sebuah cincin
logika.
Keuntungan utama dari token passing adalah metode akses deterministik-nya, yang
dapat menghindarkan dari tabrakan data. Metode ini kebalikan dari pendekatan akses acak
dalam carrier sensing.

CARRIER SENSING
Carrier sensing adalah teknik akses acak yang mendeteksi tabrakan ketika terjadi. Teknik ini
secara formal disebut sebagai carrier sensing multiple acces with collision detection
(CSMA/CD),digunakan dengan topologi bus. Pendekatan ini tidak bersifat aman dari
kegagalan seperti dalam token passing. Tabrakan dapat terjadi ketika dua atau lebih node,
tidak menyadari keinginan satu sama lain untuk melakukan transmisi, melakukan transmisi
secara simultan ketika kedua node tersebut secara independen menganggap saluran aman
untuk digunakan. Pendukung pendekatan token passing yang dapat menghindarkan dari
tabrakan sebagai keuntungan utama jika dibandingkan dengan model CSMA/CD.
Ethernet adalah piranti lunak LAN yang paling dikenal dan yang menggunakan
standar CSMA/CD. Keuntungan utama Ethernet merupakan peranti lunak yang sudah mapan,
andal dan sangat dipahami oleh para ahli jaringan. Ethernet juga memiliki sejumlah
keuntungan ekonomis jika dibandingkan dengan token ring yaitu 1) teknologinya, yang
bersifat sederhana, sesuai untuk pengkabelan dengan menggunakan kabel ulir ganda yang
lebih murah, sementara token cincin bekerja baik dengan kabel koaksial yang lebih murah; 2)
kartu antar muka jaringan yang digunakan oleh Ethernet jauh lebih murah daripada yang
digunakan untuk topologi cincin; dan 3) Ethernet menggunakan topologi bus, yang lebih
mudah untuk dikembangkan.

F. PERTUKARAN DATA ELEKTRONIK (EDI)


EDI adalah pertukaran antarperusahaan atas informasi bisnis yang dapat diproses oleh
komputer dalam format standar. Beberapa fitur penting EDI yaitu pertama EDI digunakan
dalam sistem antarperusahaan. Kedua, transaksi diproses secara otomatis oleh sistem
informasi para mitra usaha. Dalam lingkungan EDI murni, tidak ada perantara manusia untuk
menyetujui atau mengotorisasi transaksi. Ketiga, informasi transaksi ditransmisikan dalam
format yang terstandardisasi. Akan tetapi, banyak perusahaan memilih untuk menggunakan
value added network (VAN) milik pihak ketiga untuk berhubungan dengan para mitra
usahanya.
Gambaran umum sebuah koneksi EDI antara dua perusahaan yaitu perusahaan A dan
perusahaan B yang merupakan pemasok persediaan perusahaan A. sistem pembelian
elektronik, yang akan dikirimkan ke peranti lunak penerjemahannya. Dalam peranti lunak
tersebut, pesanan pembelian akan dikonversi ke dalam pesan elektronik berformat stndar
yang siap ditransmisikan. Pesan tersebut ditransmisikan ke peranti lunak penerjemah milik
perusahaan B, tempat pesan tersebut dikonversi mejadi format internal pemasok tersebut.
Sistem pemrosesan pesanan penjualan Perusahaan B menerima pesanan dari pelangan, yang
kemudian diproses secara otomatis
Figur 12.18 Gambaran umum EDI

Banyak perusahaan memilih menggunakan value-added network (VAN) yang


menghubungkan komunikasi langsung antar perusahaan. VAN menyediakan layanan untuk
mengelola distribusi berbagai pesan antarmitra usaha dan dapat menyediakan tingkat
pengendalian yang penting atas berbagai transaksi EDI. Perusahaan awalnya mentransmisikan
berbagai pesan EDI ke dalam jaringan, bukan langsung ke komputer mitra usahanya. Jaringan
tersebut akan mengarahkan tiap tranmisi EDI ke tujuannya dan menyimpan pesan tersebut

Figur 12.19 VAN dan EDI


dalam kotak suara elektronik yang sesuai. Pesan tersebut akan tetap berada dalam kotak suara
sampai sistem perusahaan penerima menariknya.

1. STANDAR EDI
Kunci keberhasilan EDI adalah penggunaan format standar untuk pengiriman pesan
antarberbagai sistem yang berbeda. Standar yang di AS adalah format American National
Institute (ANSI) X.12. Standar yang digunakan secara internasional adalah format EDI For
Administration, Commerce, and Transport (EDICAFT).
Figur 12.20 Standar AS format X.12

Figur 12.21 Hubungan antara format X.12 dengan


dokumen sumber konvensional
Amplop elektronik berisi alamat elektronik penerima, protokol komunikasi dan informasi
kendalinya. Kelompok fungsional adalah sekumpulan rangkaian transaksi untuk aplikasi
bisnis tertentu. Rangkaian transaksinya adalah dokumen elektronik dan terdiri atas berbagai
segmen data dan elemen data. Setiap segmen adalah katagori informasi dalam dokumen,
seperti nomor barang, harga per unit atau nama pemasok. Elemen data adalah bagian tertentu
dari data yang berkaitan dengan sebuah segmen.

2. MANFAAT EDI
Berikut ini adalah beberapa penghematan biaya yang umum ditemukan dalam EDI
untuk menjustifikasi pendekatan tersebut.
Pengetikan data. EDI mengurangi atau bahkan meniadakan kebutuhan untuk entri
data.
Pengurangan kesalahan. Perusahaan yang menggunakan EDI melihat adanya
penurunan dalam kesalahan pengetikan data, interpretasi manusia, dan kesalahan
klasifikasi, serta kesalahan klasifikasi serta kesalahan penyimpanan (kehilangan
dokumen).
Pengurangan kertas. Penggunaan amplop dan dokumen elektronik mengurangi secara
drastis formulir kertas dalam sistem.
Pengiriman. Dokumen yang dikirim digantikan dengan transmisi data yang jauh lebih
murah.
Prosedur otomatis. EDI mengotomatiskan berbagai aktivitas manual yang berkaitan
dengan pembelian, pemrosesan pesanan penjualan, pengeluaran, kas, dan penerimaan
kas.
Pengurangan persediaan. Dengan memesan secara langsung ketika dibutuhkan dari
para pemasok, EDI mengurangi kesenjangan waktu yang mendorong akumulasi
persediaan.

3. EDI KEUANGAN
Menggunakan EDI untuk pemrosesan pengeluaran kas dan penerimaan kas lebih sulit
daripada menggunakan EDI untuk aktivitas pembelian dan penjualan. Transfer data elektronik
(electronic funds transfer- EFT) membutuhkan bank perantara antarmitra usaha.
Figur 12.22 Transaksi EFT antara mitra usaha

Transfer dana elektronik (electronic funds transfer-EFT) membutuhkan bank perantara antar
mitra usaha. Faktur pembelian diterima dan secara otomatis disetujui pembayarannya oleh
sistem EDI pembeli. Pada tanggal pembayaran, sistem pembeli secara otomatis akan
melakukan EFT ke bank asal (originating bank-OBK). OBK memindahkan dana dari rekening
pembeli dan mentransmisikannya secara elektronik ke bank lembaga kliring otomatis
(automatic clearing house-ACH). ACH adalah bank sentral yang dimiliki berbagai rekening
bank anggotanya. ACH mentransfer dana dari OBK ke bank penerima (receiving bank-RBK)
yang kemudian meneruskan dana tersebut ke rekening penjual.

G. PROTOKOL JARINGAN OSI


Model open system interface (OSI) menyediakan standar yang memungkinkan berbagai
produk dari berbagai produsen yang berbeda untuk melakukan hubungan dengan satu sama
lain dalam interkoneksi yang tidak tampak pada tingkat pengguna. Standar OSI memiliki
beberapa fitur umum berikut ini. Pertama, tiap lapis dalam model tersebut independen, hingga
memungkinkan pengembangan protokol yang terpisah terutama untuk tiap lapis. Kedua,
berbagai lapisan dalam tiap node berkomunikasi secara logis dengan lapisan lainnya antar-
node. Ketiga, model tersebut membedakan antara pekerjaan komunikasi data dengan
manipulasi data. Empat, lapis pertama didedikasikan untuk pekerjaan komunikasi data, yang
merupakan fungsi dari peralatan peranti keras dan peranti lunak khusus. Tiga lapis terakhir
mendukung manipulasi data, yang merupakan fungsi dari aplikasi pengguna dan sistem
operasi.

Figur 12.23 Protokol OSI

FUNGSI LAPISAN
Lapisan Fisik. Lapisan fisik, tingkat pertama dan terendah dalam protokol, menentukan
berbagai standar untuk interkoneksi fisik antarperalatan dengan sirkuit elektronik.
Lapisan Penghubung Data. Protokol lapisan penghubung data berkaitan dengan transmisi
berbagai paket data dari satu node ke node lainnya berdasarkan alamat terminal kerja.
Lapiasan Jaringan. Protokol lapisan jaringan berkaitan dengan routing dan penyiaran data
ke berbagai LAN dan WAN yang berbeda berdasarkan alamat jaringan.
Lapisan Transportasi. Tujuan dari lapisan transportasi adalah untuk memastikan pengiriman
keseluruhan file atau pesan di lintas jaringan tunggal atau beberapa jaringan, berapapun
jumlah dan jenis peralatan yang berbeda dilibatkan didalamnya.
Lapisan Sesi. Lapisan sesi adalah koneksi khusus antara dua pengguna atau entitas dalam
jaringan. Tujuan dari lapisan ini adalah untuk menjamin koneksi yang benar dan
tersinkronisasi.
Lapisan Presentasi. Dalam lapisan presentasi, data yang sedang ditransmisikan sering kali
berada dalam format yang sangat berbeda dari yang diminta oleh aplikasi pengguna.
Lapisan Aplikasi. Lapisan aplikasi menyediakan lingkungan umum bagi pengguna atau
aplikasi pengguna untuk mengakses jaringan.
BAB 13
Mengelola Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Sistem informasi yang berorientasi pada pengguna dan responsif merupakan aset yang
bernilai pada organisasi bisnis modern. Sistem yang didesain dengan baik dapat
meningkatkan kinerja bisnis dengan cara mengurangi persediaan, menghilangkan aktivitas
yang tak bernilai tambah, memperbaiki layanan pelanggan, dan mengatur aktivitas rantai
pasokan.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem


Siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle SDLC) yang
ditunjukkan dalam Figur 13 1 adalah model untuk mengurangi risiko ini melalui
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan dokumentasi secara hati-hati dari aktivitas-
aktivitas utama. Lima tahap dari model ini dijelaskan berikut ini:

Strategi Sistem. Langkah pertama dalam SDLC adalah mengembangkan strategi


sistem yang memerlukan pemahaman mengenai kebutuhan bisnis strategis dari
organisasi. Hal ini bisa diperoleh dari misi perusahaan, analisis tekanan komepetitif
terhadap perusahaan, dan keadaan pasar saat ini. Kebutuhan ini mencerminkan posisi
relatif perusahaan guna mempertahankan keunggulan strategisnya. Selain itu,
manajemen proyek harus mempertimbangkan implikasi sistem informasi yang
berkaitan dengan sistrem warisan dan umpan balik dari pengguna. Rencana strategis
untuk memenuhi berbagai kebutuhan ini, serta jadwal untuk implementasi sistem yang
dipilih, selanjutnya dapat dibuat.

Inisiasi Proyek. Inisiasi proyek adalah proses penilaian proposal sistem untuk melihat
konsistensinya dengan rencana sistem strategis dan di evaluasi kelayakan dan biaya -
manfaatnya. Alternatif desain konseptual dipertimbangkan dan yang dipilih kemudian
dimasukkan ke tahap konstruksi SDLC. Bergantung pada sifat proyek dan kebutuhan
perusahaan, proposal bisa dikembangkan di dalam perusahaan, berupa paket komersial
atau keduanya.

Pengembangan di dalam Perusahaan. Seperti yang disebutkan sebelumnya,


beberapa perusahaan memiliki kebutuhan informasi yang sangat unik, sehingga hanya
bisa dipenuhi melalui pengembangan internal. Langkah pengembangan di dalam
perusahaan (in-house) mencakup analisis mengenai kebutuhan pengguna, desain
proses dan basis data, pembuatan tampilan pengguna, pemrograman aplikasi, serta
pengujian dan implementasi sistem yang sudah.
Paket Komersial. Jika sifat proyek dan kebutuhan pengguna mengizinkan,
kebanyakan perusahaan akan mencari p[aket peranti lunak komersial yang sudah
dikodekan, daripada mengembangkan sistem dari nol. Ada berbagai keuntungan yang
akan didapatkan oleh perusahaan yang bisa mengimplementasikan peranti lunak
komersial. Diantaranya adalah biaya awal yang lebih rendah, waktu implementasi
yang lebih singkat, pengendalian yang lebih baik dan pengujian yang ketat oleh
pemasok. Semua keuntungan ini menunjukkan penghematan biaya dari pengguna.
Akan tetapi, proses ini juga memiliki ririko. Ada prosedur terntu yang harus diikuti
untuk memastikan bahwa pengguna mendapatkan paket yang dapat memenuhi
kebutuhannya dan sesuai dengan sistem yang ada.

Pemeliharaan dan Dukungan. Pemeliharaan mencakup perolehan dan implementasi


versi peranti lunak terbaru dari paket komersial serta modifikasi terhadap sistem yang
ada agar dapat mengakomodasi perubahan dalam kebutuhan pengguna. Pemeliharaan
mungkin cukup mudah misalnya dengan memodifikasi aplikasi untuk menghasilkan
laporan baru, atau lebih intensif, seperti pemrograman fungsionalitas baru ke sistem
tersebut. Berbagai umpan balik, mulai dari strategi sistem dan inisiasi proyek hingga
pemeliharaan, saling berkaitan.

FIGUR 13 1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem


Strategi dan Kebutuhan Bisnis

Sistem Warisan
Persyaratan Bisnis

5. Strategi Sistem
- Menilai Kebutuhan Informasi
Antarmuka Sistem, Strategis
Arsitektur dan Permintaan - Mengembangkan Rencana Sistem Umpan Balik: Permintaan Pengguna
Pengguna Strategis Mengenai SIstem yang Baru
- Membuat Rencana Tindakan

Proposal-proposal Berprioritas Tinggi Dilanjutkan


dengan Studi dan Pengembangan Sistem

4. Inisiasi Proyek
- Analisis Sistem
- Konseptualisasi Desain Alternatif
- Evaluasi dan Seleksi Sistem
Umpan Balik: Permintaan Pengguna
untuk Perbaikkan dan Pendukung
Proposal Sistem Terseleksi
Dikembangkan ke Desain Sistem
yang Terperinci

1. Pengembangan Sistem di dalam 2. Paket Komersial


Perusahaan - Tren dalam Paket Komersial
- Membangun Sistem - Pemilihan Paket
- Menerapkan Sistem

Sistem yang Baru dan


Telah Direvisi Memasuki
Produk

3. Pemeliharaan dan Dukungan

Mengimplementasikan aplikasi sekali jadi (big bang), sistem modern diterapkan per bagian
secara terus-menerus dan cepat, sehingga dapat secara lebih akurat mencerminkan kebutuhan
bisnis yang terus berubah. Aspek lain dari pemeliharaan modern mencakup pembuatan
insfrastruktur pendukung pengguna. Ini bisa mencakup layanan bantuan (help desk), yang
menyediakan pelatihan dan pendidikan bagi pengguna, dan mendokumentasi umpan balik dari
pengguna yang berkaitan dengan masalah dan kesalahan sistem.

Partisipan Dalam Pengembangan Sistem


Partisipan dalam pengembangan sistem dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok, yaitu:
Professional Sistem (system professional) adalah analisis sistem, desainer sistem, dan
pemrogram. Orang-orang ini adalah yang membangun sistem. Mereka mengumpulkan
fakta-fakta mengenai masalah dari sistem yang ada saat ini, menganalisis fakta-fakta
tersebut dan merumuskan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil dari
usaha mereka adalah sistem yang baru.
Pengguna Akhir (end user) adalah orang-orang yang akan menggunakan sistem yang
dibangun. Ada banyak pengguna di berbagai tingkat di perusahaan, termasuk manajer,
staf operasional, akuntan, dan auditor internal. Di beberapa perusahaan, sulit untuk
menemukan orang yang tidak menjadi pengguna. Selama pengembangan sistem, para
professional sistem bekerja sama dengan pengguna utama untuk memperoleh
pemahaman dari masalah pengguna dan pernyataan yang jelas mengenai kebutuhan
mereka.
Pemegang Kepentingan (stakeholder) adalah individu yang berada di dalam atau di
luar perusahaan yang berhubungan dengan sistem tersebut, tetapi bukan merupakan
pengguna akhir. Ini mencakup akuntan, auditor eksternal, dan komisi pengarah
internal yang mengawasi pengembangan sistem.

Strategi Sistem
Tujuan dari strategi sistem (system strategy) adalah untuk menghubungkan proyek sistem
individual dengan tujuan strategis dari perusahaan. Perusahaan yang mempertimbangkan
strategis sistem secara serius akan membentuk komisi pengarah (steering committee) untuk
memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap proyek sistem.

Tahap strategi dalam SDLC terdiri atas tiga tugas utama:

- Menilai kebutuhan informasi strategis perusahaan


- Mengembangkan rencana sistem strategis
- Membuat rencana tindakan

Input pada tahap strategi sistem ini adalah rencana bisnis, situasi sistem warisan, dan umpan
balik dari komunitas pengguna. Dalam bagian ini, akan ditunjukkan bagaimana setiap
informasi ini dikumpulkan untuk Sistem Informasi Akuntansi membentuk rencana strategis
yang komprehensif, yang akan menghasilkan rencana tindakan untuk memilih dan
mengembangkan proyek sistem individual.

Menilai Kebutuhan Informasi Strategis


Perencanaan sistem strategis melibatkan alokasi sumber daya sistem pada tingkat makro, yang
biasanya berkaitan dengan kerangka waktu selama tiga hingga lima tahun. Proses ini sangat
,irip dengan penganggaran sumber daya untuk aktivitas strategis lainnya, seperti
pengembangan produk, perluasan pabrik,penelitian pasar, dan teknologi manufaktur. Di
banyak perusahaan, input-input utama dalam mengembangkan strategi sistem yang tepat
mencakup kebutuhan bsinis strategis dari perusahaan, situasi sistem warisan, dan umpan balik
dari pengguna.

Kebutuhan Bisnis Strategis


Semua area fungsional harus mendukung strategi bisnis perusahaan. Karena hal ini
sangat penting dalam fungsi sistem informasi, kita akan mulai dengan gambaran
umum dari strategis bisnis. Kita akan meninjau secara singkat beberapa aspek dari
strategi bisnis yang berkaitan dengan pengembangan strategi sistem yang tepat.

Visi dan Misi

Pengembangan strategi bisnis memerlukan pemahaman mengenai visi manajemen


atas, yang telah membentuk strategis bisnis organisasi. Banyak direktur utama (CEO)
yang mengkomunikasikan visi strategisnya melalui pernyataan misi formal. Akan
tetapi, dalam beberapa kasus, pandangan strategis dari manajemen atas tidak di
artikulasikan atau di rumuskan secara tepat.

Analisis Industri dan Kompetensi

Selain perlunya komponen visi jangka panjang, proses perencanaan strategis


digerakkan oleh berbagai faktor-faktor bisnis, termasuk konsolidasi, kompetisi,
teknologi yang berevolusi dengan sangat cepat, perubahan dalam lanskap peraturan,
dan peningkatan permintaan dari pemegang kepentingan. Ada dua metodologi
perencanaan strategis yang digunakan untuk menangkap informasi mengenai faktor-
faktor ini, yaitu: analisis industry dan analisis kompetensi.

Analisis industri (industry analysis). Analisis ini menawarkan perspektif berbasis


fakta mengenai tren yang penting dalam industri, risiko yang signifikan, dan potensi
peluang yang mungkin berdampak atas kinerja bisnis.

Analisis kompetensi (competency analysis) memberikan gambaran yang lengkap


mengenai efektivitas organisasi, seperti yang terlihat dalam empat filter strategis:
sumber daya, infrastruktur, produk/jasa, dan pelanggan.
Sistem Warisan
Sistem warisan terdiri atas aplikasi, basis data dan proses bisnis yang saat ini sedang berjalan
sepunuhnya. Komponen warisan perlu dipetakan berdasarkan proses bisnis saat ini untuk
menentukkan sejauh mana dukungannya terhadap misi perusahaan. Evaluasi ini, bersama
dengan penilaian kebutuhan bisnis strategis masa depan akan memungkinkan manajemen
untuk mengembangkan strategi migrasi yang dibutuhkan untuk berpindah dari sistem warisan
ke sistem masa depan.

Mengembangkan Deskripsi Arsitektur


Arsitektur sistem adalah struktur komponen, keterkaitannya, serta prinsip dan
petunjuk yang mengatur desain dan evolusinya sepanjang waktu. Deskripsi arsitektur
(architecture description) adalah deskripsi formal dari sistem informasi, yang diatur
dengan cara tertentu, sehingga dapat mengidentifikasi property structural dari sistem
dan mendefinisikan komponen atau blok bangunan yang membentuk sistem informasi
secara keseluruhan. Deskripsi ini memberikan elemen-elemen untuk rencana
pembangunan sistem yang baru atau pembelian paket komersial yang akan berjalan
secara harmonis dengan keseluruhan sistem. Deskripsi ini juga memberikan landasan
teknis untuk strategi migrasi warisan. Akhirnya, keunggulan teknis yang dihasilkan
dari deskripsi arsitektur mengarah ke berbagai keuntungan bisnis, seperti yang
ditunjukkan dalam Tabel 13-1.

Umpan Balik Pengguna


Tahap-tahap utama dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengenali masalah
2. Mengidentifikasi masalah
3. Menetapkan tujuan sistem
4. Menentukkan kelayakan proyek
5. Menyiapkan proposal proyek formal
TABEL 13-1 Keuntungan Bisnis dari Deskripsi Arsitektur

Operasi TI yang Efisien

Biaya pengembangan peranti lunak, dukungan, dan perawatan lebih rendah


Portabilitas aplikasi lebih tinggi
Interoperasional lebih baik serta manajemen jaringan dan sistem lebih mudah

Kemampuan untuk mengatasi isu-isu yang ada di seluruh perusahaan

Pemutakhiran (upgrade) dan pergantian komponen sistem lebih mudah


Pengembalian atas investasi yang ada lebih baik, risiko untuk investasi di masa depan lebih
rendah
Infrastruktur TI lebih sederhana
Pengembalian yang maksimum atas investasi untuk infrastruktur TI yang ada
Fleksibilitas untuk membuat, membeli, atau mencarikan solusi TI
Pengurangan risiko secara keseluruhan atas investasi yang baru dan biaya kepemilikan TI

Pengadaan yang lebih baik

Keputusan pembelian menjadi lebih sederhana, karena informasi yang mengatur pengadaan telah
tertuang dalam rencana yang koheren
Proses perolehan lebih cepat, sehingga kecepatan pengadaan menjadi maksimal dan fleksibel
tanpa harus mengorbankan koherensi arsitektur

Mengenali Masalah
Manajemen reaktif (reactive management) menganggapi masalah hanya ketika masalah
tersebut mencapai status krisis dan tidak dapat lagi diabaikan. Pendekatan ini mencapai
tekanan yang besar untuk memecahkan masalah dengan cepat ketika masalah itu diketahui.
Sering kali,tindakan ini menghasilkan analisis yang dikerjakan dengan tergesa-gesa,
identifikasi masalah yang tidak lengkap, jalan pintas dalam desain, buruknya partisipasi
pengguna, dan produk finalnya adalah solusi yang kurang optimal.

Manajemen proaktif (proactive management) tetap waspada terhadap tanda-tanda yang


tidak terlihat dari masalah, dan secara agresif mencari-cari cara untuk memperbaiki sistem
organisasi. Gaya manajemen ini sering kali mengenal gejala-gejala di tahap awal, karenanya
mengimplementasikan solusi yang lebih baik. Deteksi masalah di tahap awal mencegah tahap
krisis dan memberikan waktu yang diperlukan untuk mempelajari secara menyeluruh dan
lengkap.
Mendefinisikan Masalah
Penting sekali untuk tetap berpikiran terbuka dan mencegah mengambil keputusan tentang
sifat masalah yang dapat menarik perhatian dan sumber daya dalam keputusan-keputusan
yang keliru. Misalnya, meningkatnya retur produk, penundaan yang berlebihan dalam
pengiriman produk ke pelanggan, waktu lembur yang berlebihan bagi personel operasi, dan
tingkat perputaran persediaan yang rendah, semuanya merupakan gejala masalah. Tiga tahap
berikut dalam tahap perencanaan menentukkan tujuan sistem, menentukkan kelayakan
proyek, dan menyiapkan sebuah proposal proyek formal mewakili usaha-usaha kerja sama
manajer dan professional sistem.

Kelayakan Proyek Pendahuluan


Akronim TELOS memberikan petunjuk untuk menilai kelayakan proyek. Istilah itu adalah
singkatan dari kelayakan technical (teknis), economic (ekonomi), legal (hukum), operational
(operasional) dan schedule (jadwal).

Kelayakan teknis (technical feasibility) berkaitan dengan apakah sistem tersebut dapat
dikembangkan dengan technologi yang ada pada saat ini atau apakah diperlukan teknologi
baru.

Kelayakan ekonomi (economic feasibility) berkaitan dengan ketersediaan dana untuk


menyelesaikan proyek.

Kelayakan hukum (legal feasibility) mengidentifikasi setiap konflik antara proposal yang
diusulkan dan kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung jawab hukumnya.

Kelayakan operasional (operational feasibility) menunjukkan tingkat kecocokan antara


prosedur-prosedur perusahaan yang ada pada saat ini serta keahlian personel dan persyaratan
operasional dari sistem yang baru.

Kelayakan jadwal (schedule feasibility) berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk


mengimplementasikan proyek dalam kerangka waktu yang dapat diterima.

Menyiapkan Proposal Proyek Formal


Proposal proyek sistem (system project proposal) memberikan dasar bagi manajemen untuk
memutuskan sebuah proyek atau tidak. Proposal memiliki dua tujuan. Pertama, proposal ini
merangkum temuan-temuan penelitian sampai saat ini ke dalam rekomendasi umum untuk
sebuah sistem baru atau modifikasi. Hal ini memungkinkan pihak manajemen untuk
mengevaluasi masalah-masalah tersebut bersama dengan sistem yang diusulkan sebagai
sebuah solusi yang layak. Kedua, proposal menjelaskan hubungan antara tujuan dari sistem
yang diusulkan dan tujuan bisnis perusahaan. Figur 13-2 menunjukkan salah satu contoh dari
proyek proposal.

Figur 13-2 Proposal Proyek Sistem

Proposal Proyek

Diminta oleh : J.J Johnson Date : 13/11/04

Sistem yang diminta : Sistem Pengendalian Persediaan

Alasan Meminta Sistem Baru : Untuk dapat mengelola persedian dengan lebih baik mengurangi
keusangan, meningkatkan perputaran barang dan mengurangi biaya penyimpanan persediaan

Kebutuhan Sumber Daya untuk Sistem Baru:


Tinggi Sedang Rendah
Personel
Peranti Keras
Peranti Lunak

Faktor tingkat kelayakan proyek pada skala 1 sampai 10,


dengan nilai 10 berarti yang paling layak:

Kelayakan Teknis 9
Kelayakan Ekonomi 8
Kelayakan Hukum 10
Kelayakan Operasional 10
Kelayakan Jadwal 8

Prioritas Proyek: Tinggi Sedang Rendah

Mengembangkan Rencana Sistem Strategis


Pengembangan akan dilanjutkan bagi proposal yang menunjukkan potensi yang paling besar
untuk mendukung tujuan bisnis organisasi dengan biaya terendah. Figure 13-3 menunjukkan
bagaimana keunggulan dari berbagai proyek disajikan untuk menunjukkan skala relatifnya
terhadap proposal lainnya. Dimensi vertical menunjukkan prioritas proyek dalam kaitannya
dengan kebutuhan organisasi. Sisi horizontal menunjukkan biaya yang mungkin terjadi dari
masing-masing proyek. Ukuran lingkaran mencerminkan dampak strategis dari proyek
tersebut. Misalnya, sistem ERP adalah proyek dengan prioritas tinggi dalam hal kepentingan
strategis terbesar. Akan tetapi, proyek ini sangat mahal. Di lain pihak, proyek sumber daya
manusia juga memiliki kepentingan strategis, namun biayanya jauh lebih rendah.

Figur 13-3 Hubungan antara Prioritas, Biaya, dan Dampak Strategis


Manfaat

Sumber Daya
Manusia

Prioritas
Tinggi

Organisasi

Paket

Prioritas
Sedang Infrastruktur
Transportasi TI
Pengiriman

Prioritas Real
Transportasi
Rendah Penumpang

Perkiraan Biaya

Membuat Rencana Tindakan


Balance scorecard (BSC) adalah sistem manajemen yang memungkinkan organisasi untuk
mengklarifikasi visi dan strategis, dan menerjemahkannya ke dalam tindakan. BSC
menyediakan umpan balik untuk proses bisnis internal dan hasil eksternal untuk secara terus
menerus memperbaiki kinerja strategis.

Balanced scorecard menyarankan agar kita memandang organisasi dari empat perspektif. Kita
mengembangkan metrik, mengumpulkan data, dan menganalisisnya berdasarkan masing-
masing perspektif tersebut. Keempat perspektif tersebut adalah:

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan


Perspektif ini mencakup pelatihan karyawan dan sikap budaya perusahaan yang
berkaitan dengan perbaikan pribadi individu dan perusahaan. Lembaga pemerintah
sering merasa tidak dapat memperoleh karyawan teknis yang baru dan pada saat yang
sama menunjukkan penurunan porsi pelatihan bagi karyawan yang ada. Metrik dapat
dikembangkan untuk membimbing manajer dalam menyalurkan dana pelatihan
sehingga menghasilkan manfaat yang besar.

Perspektif Proses Bisnis Internal


Metrik berdasarkan perspektif ini akan memungkinkan para manajer untuk
mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan, dan apakah produk dan layanannya
sesuai dengan permintaan pelanggan atau tidak.

Perspektif Pelanggan
Filosofi manajemen akhir-akhir ini telah menunjukkan peningkatan realisasi
kepentingan pada focus pelanggan dalam semua jenis bisnis. Indikatornya adalah: jika
para pelangan tidak puas, mereka akan mencari pemasok lainnya yang akan memenuhi
kebutuhan mereka. Perspektif pelanggan mencakup ukuran-ukuran yang objektif,
seperti tingkat retensi pelanggan, serta criteria yang lebih subjektif, seperti penelitian
pasar dan survey kepuasan pelanggan.

Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan mencakup ukuran tradisional seperti profitabilitas, laba, dan
penjualan. Akan tetapi, penekanan yang berlebihan pada kinerja keuangan dapat
mendorong terjadinya keputusan jangka pendek yang bisa menyebabkan
ketidakseimbangan dengan perspektif-perspektif lainnya.

Balanced Scorecard Yang Diterapkan Pada Proyek TI


Figur 13-4 mengilustrasikan balanced scorecard yang mengukur manfaat bisnis dari proposal
perbankan online hipotesis. Para nasabah ritel bank hanya mendapatkan margin laba yang
rendah karena biaya overhead dan biaya layanan yang tinggi untuk mengelola rekening
mereka. Perbankan elektronik dipandang sebagai cara untuk mengatasi masalah ini. Jika
tujuan strategisnya adalah untuk meningkatkan profitbilitas rekening, indikator-indikator
kinerja seperti jumlah rekening yang dikelola per karyawan penuh waktu dan biaya transaksi
merupakan ukuran yang relevan.

Inisiasi Proyek
Inisiasi proyek mencakup pemeroleh pemahaman yang terperinci dari masalah pengguna dan
usul berbagai solusi alternatif. Setiap proposal dinilai dalam hal kelayakannya dan biaya
manfaatnya. Pilihan yang diambil dalam langkah ini kemudian dilanjutkan ke tahap
konstruksi dalam SDLC.

Analisis Sistem
Masalah bisnis harus dipahami secara penuh oleh analisis sistem sebelum merumuskan solusi.
Analisis yang tidak lengkap atau cacat akan mengarah ke solusi yang tidak lengkap dan cacat.
Oleh sebab itu, analisis sistem menjadi landasan untuk keseluruhan SDLC. Analisis sistem
(system analysis) sebenarnya merupakan proses dua langkah yang melibatkan survey atas
sistem yang ada saat ini dan analisis atas kebutuhan pengguna.

Figur 13-4 Balanced Scorecard untuk Sistem Perbankan On-line

Internal Pelanggan

- Waktu untuk memproses - KepuasanStrategi:


pelanggan dengan
layanan yang nyaman
Menurunkan biaya operasional Pembelajaran
aplikasi rekening baru
Keuangan
- Jumlah keluhan profitabilitas
per 1.000 - Mengimplementasikan
- Waktu yang digunakan untuk dan meningkatkan
- Jumlah rekening yang ditangani teknologi baru
memproses transaksi ritel rekening bank ritel dengan
tiap karyawan penuh waktu - Memberikan pelatihan
- Waktu untuk mengatasi masalah memindahkan nasabah ke
Langkah Survei
Analisis sering kali memulai analisis dengan menentukan elemen-elemen mana, jika ada dari
sistem saat ini yang harus dipertahankan sebagai bagian dari sistem baru. Hal ini melibatkan
sebuah survei sistem (system survey) yang agak terperinci. Fakta-fakta yang berkaitan dengan
pertanyaan pendahuluan tentang sistem tersebut dikumpulkan dan dianalisis.

Kelemahan Menyurvei Sistem Yang Digunakan Saat Ini


Argumentasi yang mungkin paling kuat menentang survei terhadap sistem yang digunakan
saat ini, terletak pada fenomena yang disebut current physical tar pit. Ini adalah
kecenderungan analisis untuk tenggelam dan kemudian dihambat oleh pekerjaan
menyurvei sistem yang digunakan saat ini. Salah satu contohnya adalah implementasi sistem
ERP. Tugas untuk mempelajari prosedur organisasi saat ini bisa jadi tidak bermanfaat apa-apa
karena keberhasilan implementasi ERP bergantung pada rekayasa teknologi terhadap proses-
proses ini untuk menerapkan praktik bisnis terbaik dalam industry.

Keunggulan Menyurvei Sistem Yang Digunakan Saat Ini


Ada tiga keunggulan dalam mempelajari sistem saat ini:
1. Tindakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek sistem lama yang harus dipertahankan.
2. Ketika sistem baru diimplementasikan, para pengguna harus menjalani proses
konversi, dimana mereka dengan resmi memutuskan hubungan dengan sistem lama
dan beralih ke sistem baru.
3. Analisis dapat menentukkan secara meyakinkan penyebab dari gejala-gejala masalah
yang dilaporkan.

Mengumpulkan Fakta
Fakta sistem dibagi dalam kelas-kelas berikut ini:
1. Sumber Data. Termasuk kedalam kelas ini adalah entitas eksternal, seperti pelanggan
atau pemasok; juga sumber internal dari departemen lain.
2. Pengguna. Termasuk dalam kelompok ini adalah para manajer dan pengguna
operasional.
3. Tempat Penyimpanan Data. Tempat penyimpanan data adalah file, basis data, akun,
dan dokumen sumber yang digunakan dalam sistem.
4. Proses. Tugas pemrosesan merupakan kegiatan operasional manual atau komputer
yang mewakili keputusan atau tindakan yang digerakkan oleh informasi.
5. Arus Data. Arus data diwakili oleh gerakan berbagai dokumen dan laporan di antara
sumber data, tempat penyimpanan data, tugas-tugas pemrosesan dan pengguna.
6. Pengendalian. Termasuk dalam hal ini adalah pengendalian akuntansi dan operasional
dan dapat juga berupa prosedur manual atau komputer.
7. Volume Transaksi. Analisis harus mendapatkan sebuah tolak ukur volume transaksi
untuk periode waktu tertentu.
8. Tingkat Kesalahan. Kesalahan transaksi sangat erat kaitannya dengan volume
transaksi. Ketika sistem mencapai kapasitasnya, tingkat kesalahan meningkat sampai
pada tingkat yang tidak dapat diterima.
9. Biaya Sumber Daya. Sumber daya yang digunakan oleh sistem saat ini adalah biaya
tenaga kerja, waktu, bahan (seperti faktur), dan overhead langsung.
10. Kemacetan dan Redudansi Operasi. Pada periode saat beban mencapai titik puncak,
hal ini dapat menimbulkan penundaan dan meningkatkan kesalahan pemrosesan.
Dengan mengidentifikasi area masalah ini pada tahap survey, analisis bisa
menghindari kesalahan yang sama pada saat mendesain sistem yang baru.

Teknik Pengumpulan Data


Teknikteknik tersebut antara lain:
1. Obsevasi. Berarti mengamati prosedur-prosedur fisik sistem secara pasif.
2. Partisipasi Pekerjaan. Partisipasi merupakan perluasan dari pengamatan, dimana
analisis berperan aktif dalam melakukan pekerjaan pengguna.
3. Wawancara Personel. Terdiri dari pertanyaan terbuka dan kuesioner.
4. Peninjaun Dokumen Utama. Dokumen perusahaan merupakan sumber lain dari
fakta tentang sistem yang sedang disurvei. Contohnya adalah:
- Bagan organisasi
- Deskripsi pekerjaan
- Catatan akuntansi
- Daftar akun
- Pernyataan kebijakan
- Deskripsi prosedur
- Laporan keuangan
- Laporan kinerja
- Diagram arus sistem
- Dokumen sumber
- Daftar transaksi
- Anggaran
- Peramalan
- Pernyataan misi

Langkah Analisis
Analisis sistem merupakan sebuah proses intelektual yang dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan fakta. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan di titik mana survey akan
berakhir dan analisis dimulai.

Laporan Analisis Sistem


Figur 13-5 berisi format yang mungkin untuk laporan ini. Tujuan utama melakukan analisis
sistem adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan menentukkan analisis sistem
baru. Laporan analisis sistem ini harus dituliskan dengan istilah-istilah yang jelas untuk
sumber data, pengguna, file data, proses umum, arus data, pengendalian dan kapasitas volume
transaksi.
Figur 13-5 Hubungan antara Siklus-siklus Transaksi

Laporan Analisis Sistem

I. Alasan untuk Analisis Sistem


A. Alasan yang terspesifikasi dalam proposal proyek sistem
B. Perubahan dalam alasan sejak analisis dimulai
C. Alasan tambahan
II. Cakupan Pembelajaran
A. Cakupan seperti yang dispesifikasi oleh proposal proyek
B. Perubahan dalam cakupan
III. Permasalahan yang teridentifikasi dalam sistem terbaru
A. Teknik dalam pengumpulan fakta
B. Permasalahan yang timbul dalam proses pengumpulan fakta
C. Analisis fakta
IV. Pernyataan dari permintaan pengguna
A. Kebutuhan pengguna spesifik dalam area kunci, seperti:
1. Permintaan output
2. Volume transaksi
3. Waktu respons
B. Ketentuan nonteknis bagi pengunjung luas, termasuk:
1. Pengguna akhir
2. Manajemen pengguna
3. Manajemen sistem
4. Komite pengarah
V. Implikasi sumber daya
A. Penilaian awal dari efek ekonomi
B. Apakah kelayakan ekonomi seperti yang dinyatakan dalam proposal masuk
akal?
VI. Rekomendasi
A. Haruskah proyek berlanjut?
B. Apakah analisis merubah kelayakan, dampak strategis, atau prioritas
proyek?
Konseptualisasi Desain Alternatif
Tujuan dari tahap konseptualisasi adalah untuk menghasilkan beberapa solusi konseptual
alternative yang dapat memenuhi permintaan sistem yang di identifikasi pada saat analisis
sitem.

Seberapa Banyak Perincian Desain Yang Diperlukan?


Desain ini harus mengidentifikasi semua input, output, proses, dan fitur khusus yang
diperlukan untuk membedakan satu alternatif dari alternatif lain. Figur 13-6 menunjukkan dua
desain konseptual alternatif untuk sistem pembelian. Desain ini kurang memiliki perincian
yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem. Misalnya, desain tersebut tidak
memasukkan komponen-komponen yang diperlukan seperti:
Struktur record basis data
Perincian pemrosesan
Teknik pengendalian tertentu
Format untuk layar input dan dokumen sumber
Format laporan output
Figur 13-6 Desain Konseptual Alternatif untuk Sistem Pembelian

Record Data Pilihan A, Sistem Batch


Persediaan Pemasok
Batch dari Batch dari Pengambilan Setiap
Permintaan Pesanan Hari oleh Kantor Pengiriman oleh
Pembelian Pembelian Pos Amerika Serikat Kantor Pos
Proses Proses Proses Amerika Serikat
Pengendalia Pembelian Ruang
Kantor
Pos Pemaso
n Persediaan Surat-
menyurat Amerika k
Serikat

Tagihan Data
Barang Pemasok Pilihan B, Sistem EDI

Pesanan Pesanan
Permintaan Transaksi Penjualan
Pembelian
Pembelian Elektronik Elektronik
Elektronik
Pesanan
Sistem
Pelanggan Perencanaan Proses Sistem EDI Sistem EDI
Produksi
Pemrosesan Pembelian Pemasok
Pelangga Pesanan di
n Pemasok

Pilihan A, merupakan sistem pembelian batch. Input awal untuk proses ini adalah permintaan
pembelian dari bagian pengendalian persediaan. Ketika persediaan mencapai titik pemesanan
kembali yang sudah ditentukan sebelumnya, persediaan baru disimpan sesuai dengan jumlah
pesanan ekonomis (EQQ). Pengiriman pesanan pembelian kepada pemasok melalui kantor
pos Amerika Serikat.

Pilhan B, menggunakan teknologi EDI. Pemicu sistem ini adalah permintaan pembelian dari
bagian perencanaan produksi. Sistem pembelian menentukkan kuantitas dan pemasok, dan
kemudian mengirimkan pesanan secara online melalui peranti lunak EDI kepada pemasok.
Evaluasi Dan Pemilihan Sistem
Tahap evaluasi dan pemilihan sistem (system evalustion and selection) merupakan sebuah
proses optimalisasi yang berusaha mencari sistem terbaik. Tujuan prosedur evaluasi dan
pemilihan formal adalah untuk menstruktur proses pengambilan keputusan, dan karenanya
mengurangi ketidakpastian dan risiko dari keputusan yang buruk.
Proses pemilihan ini melibatkan dua langkah:
1. Melakukan studi kelayakan yang terperinci.
2. Melakukan analisis biaya-manfaat.

Melakukan Studi Kelayakan Yang Terperinci


Kita memulai proses pemilihan sistem dengan mengkaji kembali faktor-faktor kelayakan yang
sebelumnya telah dievaluasi sebagai bagian dari proposal sistem. Dalam melakukan studi
kelayakan yang terperinci, ada lima hal yang harus diperhatikan:
Kelayakan Teknis
Dalam mengevaluasi kelayakan teknis, teknologi yang sudah mapan dan dipahami,
memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan teknologi yang belum dikenal
sama sekali.
Kelayakan Hukum
Dalam sistem pemrosesan transaksi keuangan, legalitas sistem selalu menjadi masalah.
Namun demikian, legalitas juga merupakan isu bagi sistem nonkeuangan yang
memproses data-data sensitif, seperti data pasien rumah sakit.
Kelayakan Operasional
Adanya pengguna sistem terlatih dengan baik, memiliki motivasi, dari berpengalaman
merupakan masalah penting dalam mengevaluasi kelayakan operasional suatu desain.
Kelayakan Jadwal
Pada titik ini dalam proses desain, penilai sistem berada dalam posisi yang lebih baik
untuk mengukur kemungkinan bahwa sistem akan diselesaikan sesuai dengan jadwal.
Kelayakan Ekonomi
Studi pendahuluan kelayakan ekonomi dibatasi untuk menilai komitmen keuangan
manajemen terhadap keseluruhan proyek.

Melakukan Analisis Biaya-Manfaat


Analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis) membantu manajemen menentukan apakah
(dan sampai seberapa besar) manfaat yang dapat diterima dari sistem yang diusulkan akan
melebihi biayanya. Teknik ini secara berkala akan digunakan untuk menaksir nilai keuangan
yang diharapkan dari investasi bisnis.
Ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk menerapkan analisis biaya-manfaat:
Mengidentifikasi Biaya
Salah satu metode untuk menentukkan biaya adalah membaginya dalam dua kategori:
biaya satu waktu (one-time cost) dan biaya beruluang (recurring cost). Termasuk
dalam biaya satu waktu adalah investasi awal untuk mengembangkan dan
implementasikan sistem. Biaya berulang adalah biaya-biaya operasi dan pemeliharaan
yang terus terjadi selama masa hidup sistem. Tabel 13-2 menunjukkan perincian dari
biaya satu waktu dan biaya berulang.

Tabel 13-2 Biaya Satu Waktu dan Biaya Berulang

Biaya Satu Waktu


Akuisisi Peranti Keras
Persiapan Lokasi
Akuisisi Peranti Lunak
Desain Sistem
Pemrogram dan Pengujian
Konversi Data dari Sistem Lama ke Sistem Baru
Personel Pelatihan

Biaya Berulang
Pemeliharaan Peranti Keras
Kontrak Pemeliharaan Peranti Keras
Asuransi
Perlengkapan
Biaya Satu Waktu
- Akuisisi peranti Keras. Termasuk dalam hal ini adalah biaya mainframe, PC,
peralatan lengkap, seperti jaringan dan disket. Angka biaya untuk item-item ini
diperoleh dari pemasok.
- Persiapan Lokasi. Aktivitas ini melibatkan biaya yang kadang tidak
terpikirkan, seperti modifikasi bangunan, instalasi peralatan, dan biaya angkut.
- Akuisisi Peranti Lunak. Biaya-biaya ini timbul dari semua peranti lunak yang
dibeli untuk sistem yang diusulkan, termasuk peranti lunak sistem operasi,
peranti lunak untuk mengendalian jaringan dan apliksi komersial. Estimasi
biaya diperoleh dari pemasok.
- Desain Sistem. Ini adalah biaya yang ditimbulkan oleh professional sistem
yang melakukan perencanaan, analisis, dan fungsi desain.
- Pemrograman dan Pengujian. Biaya pemrograman didasarkan pada estimasi
jam kerja personel yang diperlukan untuk menulis program baaru dan
memodifikasi program yang sudah ada untuk sistem yang diusulkan.
- Konversi Data. Biaya ini terjadi dalam proses transfer data dari suatu media
penyimpanan ke media lainnya.
- Pelatihan. Biaya-biaya untuk ini adalah untuk memberikan pendidikan kepada
para pengguna yang akan mengoperasikan sistem baru.

Biaya Berulang
- Pemeliharaan Peranti Keras. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya
pemutakhiran computer, juga pemeliharaan preventif dan perbaikan computer
serta selengkapnya.
- Pemeliharaan Peranti Lunak. Termasuk dalam biaya ini adalah biaya
pemutakhiran dan perbaikan sistem operasi, pembelian aplikasi, dan
pengembangan aplikasi dalam perusahaan.
- Asuransi. Termasuk dalam hal ini adalah kerusakan dan risiko, seperti
kebakaran, kegagalan peranti lunak, vandalism, dan kerusakan oleh karyawan
yang merasa tidak puas.
- Perlengkapan. Termasuk dalam biaya ini adalah penggunaan rutin untuk item-
item, seperti kertas dan pita printer dll.
- Personel. Termasuk dalam biaya ini adalah gaji individual yang merupakan
bagian dari sistem informasi.

Mengidentifikasi Manfaat
Manfaat ini bisa berwujud dan tidak berwujud.

Tabel 13-3 Manfaat Berwujud

Meningkatkan Pendapatan
Meningkatkan penjualan dalam pasar-pasar yang ada saat ini
Ekspansi ke pasar lainnya

Mengurangi Biaya
Mengurangi tenaga kerja
Mengurangi biaya operasi (seperti biaya perlengkapan dan overhead)
Mengurangi peralatan yang mahal

Manfaat Berwujud (tangible benefit) adalah manfaat yang dapat diukur dan dinyatakan dalam
istilah-istilah keuangan. Manfaat berwujud dibagi dalam dua kategori: manfaat yang
meningkatkan pendapatan dan manfaat yang mengurangi biaya. Figur 13-7 menggambarkan
teknik ini.
Figur 13-7 Biaya Pusat Pemrosesan Data Dibebankan Kembali ke
Area Pengguna

Pengguna E
Pengguna A

Dibebankan Dibebankan
Kembali Kembali

Biaya Operasional
Pusat Pemrosesan Data:

Total Pembebanan Kembali Biaya Tetap = $1.200.000 Dibebankan


Kembali
ke Area Pengguna B = Biaya Langsung yang dapat dilacak = Pengguna D
$400.000 $278.000

Dibebanka
n Kembali

Dibebankan
Pengguna B Biaya tetap yang
Kembali
dialokasikan =
$350.000 Pengguna C

Biaya langsung
= $50.000

Asumsikan manajemen di Area Pengguna B mengajukan proposal untuk membeli sebuah


sistem computer dan melakukan pemrosesan datanya secara local. Salah satu manfaat
proposal ini adalah penghematan biaya yang didapat dengan menghindari pembebanan
kembali ke pusat pemrosesan data saat ini. Walaupun pengguna mungkin melihat biaya senilai
$400.000 ini sebagai beban tahunan, hanya bagian biaya langsung ($50.000) yang dapat
dikeluarkan oleh organisasi secara keseluruhan. Jika proposal ini disetujui, sisa pembebanan
kembali senilai $350.000 tidak dapat dihilangkan.

Manfaat yang Tidak Berwujud. Tabel 13-4 memuat daftar beberapa kategori umum dari
manfaat tidak berwujud (intangible benefit).

Tabel 13-4 Manfaat Tidak Berwujud


Meningkatkan kepuasan pelanggan
Meningkatkan kepuasan karyawan
Informasi terkini yang lebih banyak
Membaiknya pengambilan keputusan
Tanggapan terhadap tindakan pesaing lebih cepat
Kegiatan operasi lebih efisien
Komunikasi internal dan eksternal yang lebih baik
Membaik perencanaan
Fleksibilitas operasional
Membaiknya lingkungan pengendalian

Figur 13-8 Metode NPV untuk Analisis Biaya-Manfaat

Waktu Tahun Arus Kas Keluar Arus Kas Masuk Awal Tahun Arus Kas Keluar
Arus Kas
Awal Akhir Tahun Akhir Tahun
Masuk

0 $(300.000) 0 $(140.000)
1 (45.000) 170.000 1 (55.000)
135.000
2 (45.000) 170.000 2 (55.000)
135.000
3 (45.000) 170.000 3 (55.000)
135.000

Membandingkan Biaya Dan Manfaat


Dua metode yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi sistem informasi adalah nilai
sekarang bersih dan pembayaran kembali.
Metode Nilai Sekarang Bersih. Dengan metode nilai sekarang bersih (net present value-NPV),
nilai sekarang biaya-biaya dikurangi dengan nilai sekarang dari manfaat selama masa hidup
sistem. Proyek dengan NPV positif adalah proyek yang layak secara ekonomi. Ketika
membandingkan proyek yang saling bersaing, pilihan yang paling optimal adalah proyek
dengan nilai sekarang bersih terbesar. Figur 13-8 menggambarkan metode NPV dengan
membandingkan dua desain yang saling bersaing.

Contoh tersebut didasarkan pada data berikut:

Desain A Desain B
Waktu penyelesaian proyek 1 tahun1 tahun
Perkiraan masa ekonomis sistem 5 tahun5 tahun
Biaya satu waktu (ribuan) $300 $140
Biaya satu waktu (ribuan) yang terjadi di awal
Tahun 1 sampai 5 $45 $55
Manfaat berwujud tahunan (ribuan) yang terjadi
Akhir Tahun 1 sampai 5 $170 $135

Jika biaya dan manfaat berwujud saja yang dipertimbangkan, Desain A akan dipilih daripada
Desain B. namun demikian, nilai manfaat tidak berwujud, bersama dengan nilai kelayakan
desain, juga harus dipertimbangkan dalam analisis terakhir.

Metode Pembayaran Kembali (payback method) merupak variasi dari analisis titik impas
(break-even analysis). Titik impas dicapai ketika total biaya sama dengan total manfaat. Figur
13-9 (a) dan (b) menggambarkan pendekatan ini dengan menggunakan data dari contoh
sebelumnya.
Kurva total biaya terdiri atas biaya satu waktu ditambah dengan nilai sekarang dari biaya
berulang selama masa hidup proyek.
Kurva total manfaat merupakan nilai sekarang dari manfaat berwujud. Perpotongan kedua
garis ini menunjukkan jumlah tahun di masa datang ketika proyek mencapai titik impas, atau
membayar untuk dirinya sendiri. Area yang diarsir antara kurva manfaat dan kurva total biaya
mewakili nilai sekarang dari laba masa depan yang dihasilkan oleh sistem.
Dengan menggunakan criteria ini, Desain B, dengan periode pembayaran kembali empat
tahun, akan lebih dipilih daripada Desain A, yang periode pembayaran kembalinya mencapai
empat setengah tahun. Panjangnya periode pembayaran kembali sering kali dahulu
dipertimbangkan dibandingkan pertimbangan manfaat tidak berwujud lainnya.
Figur 13-9 A Metode Pembayaran Kembali untuk Analisis Arus Kas
Metode Pembayaran
Kembali Terdiskon untuk
Analisis Biaya-Manfaat

600

500 Desain A

400
Dolar (ribuan)

300

200

100

0
1 2 3 4 5 6

Periode
Figur 13-9 B Metode Pembayaran Kembali untuk Analisis Arus Kas

Lanjutan

600

500 Desain B

400
Dolar (ribuan)

300

200

100

0
1 6
2 3 4 5

Periode

Menyiapkan Laporan Pemilihan Sistem


Proses pemilihan sistem menghasilkan laporan pemilihan sistem (system selection report).
Dokumen resmi ini terdiri atas studi kelayakan yang sudah direvisi, analisis biaya-manfaat,
serta sebuah daftar dan penjelasan tentang manfaat tidak berwujud untuk setiap desain
alternatif. Dengan berdasarkan laporan ini, komisi pengarah akan memilih sebuah sistem yang
akan memasuki tahap berikutnya dalam konstruksi SDLC.
Pengembangan Di Dalam Perusahaan Atau Pembelian Peranti Lunak
Komersial
Dalam tahap kontruksi, perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu mengembangkan sistem di
dalam perusahaan atau membeli peranti lunak komersial. Sistem yang diharapkan dapat
mendukung praktik-praktik industry terbaik dapat disesuaikan dengan pembelian peranti
lunak komersial.

Mengumumkan Proyek sistem Baru


Sistem baru biasanya dapat menghasilkan berbagai pertentangan yang bisa mengancam
keberhasilannya. Misalnya, tidak semua pengguna memahami tujuan dari sistem baru
tersebut. Karena sistem baru membawa perubahan operasional, beberapa karyawan mungkin
diberhentikan atau diminta mengikuti pelatihan agar dapat bekerja dengan baik di lingkungan
yang baru.

Umpan Balik Pengguna


Pada saat ini dalam SDLC, permintaan pengguna mencakup beberapa peningkatan yang
relatif kecil terhadap sistem yang ada, bukan perubahan besar-besaran pada sistem tersebut.
Oleh sebab itu, anggaran TI harus cukup fleksibel agar bisa mengakomondasi proyek
perbaikan segera (quick hit) yang berkembang sehari-hari.

Peran Akuntan Dalam Pengelolaan SDLC


Tanggung jawab akuntan dalah untuk memastikan bahwa sistem tersebut sesuai dengan
konvensi dan peraturan akuntansi, serta dapat dikendalikan dengan baik.

Bagaimana Akuntan Terlibat Dalam SDLC?


Akuntan terlibat dalam pengembangan sistem dalam tiga cara, yaitu:
1. Akuntan adalah pengguna.
2. Akuntan sebagai anggota tim pengembangan.
3. Akuntan sebagai auditor.

Peran Akuntan Dalam Desain Konseptual


Akuntan memainkan peran penting dalam desain konseptual sistem. Akuntan harus
mengetahui omplikasi pengendalian dari setiap desain alternatif dan memastikan bahwa
konveksi akuntansi dan persyaratan hokum dapat terpenuhi.
Peran Akuntan Dalam Pemilihan Sistem
Secara Khusus, akuntan harus memastikan bahwa:
1. Hanya biaya yang bisa dihindari yang digunakan dalam perhitungan manfaat
penghematan biaya.
2. Tingkat bunga yang masuk akal digunakan dalam mengukur nilai sekarang dari arus
kas.
3. Umur ekonomis yang realistis digunakan dalam membandingkan beberapa proyek.
4. Biaya satu kali dab biaya berulang dilaporkan dengan lengkap dan akurat.
5. Manfaat yang tidak berwujud diberikan nilai keuangan yang masuk akal.
BAB 14
MEMBANGUN, MELAKSANAKAN, DAN
MEMELIHARA PROYEK SISTEM

A. PENGEMBANGAN SISTEM SECARA INTERNAL

Perusahaan biasanya memperoleh sistem melalui dua cara, yaitu:


1. Mengembangakn sistem khusus secara internal melalui berbagai
aktivitas
pengembangan sistem yang formal
2. Membeli sistem komersial dari pemasok peranti lunak.

Para pemasok melayani perusahaan perusahaan yang memiliki


kebutuhan informasi umum. Biasanya, perusahaan klien mereka memiliki
praktek bisnis yang begitu terstandardisasi, sehingga perusahaan-
perusahaan tersebut dapat membeli sistem informasi yang telah siap
desainnya dan nmenggunakannya dengan sedikit atau tanpa modifikasi.

Berbagai alat untuk meningkatkan pengembangan sistem.


SDLC (Sklus Hidup Pengembangan Sistem) dicemari oleh tiga
masalah yang menyebabkan kegagalan dalam kebanyakan sistem:

1. Kebutuhan sistem yang tidak dispesifikasikan dengan baik.


Karena pengembangan sistem bukanlah ilmu pasti, sehingga
berbagai kesalahan dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan
dan masalah, ide-ide baru berkembang ketika sifat dasar masalah
sesungguhnya terbuka, dan orang-orang dengan mudah berubah
pikiran mengenai apa sesungguhnya mereka inginkan serta
butuhkan dari sistem terkait.
2. Teknik Pengembangan yang tidak efektif.
Maslah ini diperberat dengan adanya teknik penyajian, dokumentasi,
dan modifikasi spesifikasi sisistem yang tidak efektif.
3. Kurangnya keterlibatan pengguna dalam pengembanagan sistem.
Hal ini sering muncul masalah bisnis karena desain sistem
mencerminkan persepsi analisnya atas kebutuhan informasi, bukan
atas persepsi para akuntan atau pengguna lainnya. Sistem sering
kali tidak memiliki pengendalian dan jejak audit yang memadai.

Pembuatan Prototipe
Pebuatan prototipe adalah teknik yang memberikan pengguna versi awal
dari sistem.
Tujuannya adalah untuk menyajikan spesifikasi fungsional yang tidak
ambigu, yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan belajar, serta
akhirnya akan berubah menjadi sebuah sistem yang diimplementasikan
secara penuh. Ketika digabungkan dalam tahapan awal SDLC pembuatan
prototype adalah alat yang efektif untuk menentukan kebutuhan
pengguna. Jika kebutuhan tersebut telah ditetapkan, prototype akan
dibuang dan akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi terstruktur,
seperti siostem akuntansi.

Pendekatan Case
Teknologi computer-aided software engineering (CASE) adalah berbagai
produk piranti lunak komersial yang terdiri atas berbagai aplikasi yang
sangat terintegrasi dan yang mendukung berbagai aktivitas SDLC.
Metodologi ini dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas para
professional sistem, memperbaiki kualitas desain sistem, dan
mempelancar SDLC.
Kebanyakan produk CASE terdiri atas beberapa alat atau aplikasi atas dan
bawah. Alat CASE atas mendukung berbagai aktivitas konseptual analisis
dan desain. Alat CASE bawah mendukung berbagai aktivitas fisik yang
berkaitan dengan pemrograman aplikasi dan pemeliharaan sistem. Alat
CASE digunakan untuk menetapkan kebutuhan pengguna, menciptakan
basis data fisisk dari diagram ER konseptual, menghasilkan spesifikasi
desain sistem, secara otomatis menghasilkan kode program komputer,
dan memfasilitasi pemeliharaan program yang dibuat melalui teknik CASE
atau non-CASE.
Diagram Pert
Teknik evaluasi dan tinjauan proyek (project evaluation and review
technique-PERT)
adalah alat untuk menunjukkan hubungan antar berbagai aktivitas penting
yang membentuk gagasan serta proses pelaksanaan.
Prinsip utama diagram ini adalah:

1. Aktivitas pekerjaan yang harus diselesaikan dalam proyek tersebut.


Berbagai pekerjaan ini diberi label (dan diber huruf A sampai L) diatas
garis.
2. Peristiwa yang menandai penyelesaian sebuah aktivitas dan awal
aktivitas berikutnya. Peristiwa dalam diagram ini diberi angka 1 hingga
9.
3. Jalur jalur dalam diagram yang menghubungkan berbagai peristiwa
dari awal hingga akhir.
4. Jalur kritis jalur dengan waktu keseluruhan yang tertinggi. Jalur kritis
dalam proyek ini adalah C-F-G-J-L, dengan waktu total 20
(4+5+3+4+4) minggu.

Diagram Gantt
Diagram Gantt adalah diagram batang horizontal yang menyajikan waktu
secara horizontal dan aktivitas secara vertikal.
Diagram gantt banyak digunakan karena dapat menunjukkan status saat
ini suatu proyek dalam waktu singkat.

B. MEMBENTUK SISTEM

Tujuan utama dari tahap pembentukan adalah untuk mendesain dan


mengembangkan peranti lunak yang siap untuk diuji dan disediakan bagi
komunitas pengguna. Tahap ini melibatkan pemodelan sistem,
pemrograman aplikasi, dan pengujian aplikasi. Desain dan pemrograman
sistem yang modern mengikuti salah satu dari dua pendekatan ini:
pendekatan terstruktur dan pendekatan berorientasi objek.

Pendekatan desain terstruktur


Pendekatan desain terstruktur adalah cara yang kaku untuk mendesain
sistem dari atas ke bawah. Pendekatan ini dimulai dengan gambaran
umum dari sistem yang diusulkan dan yang secara bertahap
didekomposisi menjadi lebih terperinci sampai benar-benar dipahami
seluruhnya. Dalam pendekatan ini, proses bisnis yang didesain biasanya
didokumentasi berdasarkan aliran data dan diagram struktur.
Pendekatan berorientasi objek
Pendekatan desain berorientasi objek adalah untuk membangun sistem
informasi dari komponen standar atau objek yang dapat digunakan
kembali. Pendekatan ini dapat disamakan dengan proses membuat mobil.
Contohnya tiap model mobil yang diproduksi oleh sebuah pabrik mobil
tertentu dapat saja menggunakan jenis mesin, gigi, alternator, as roda,
radio, dan sebagainya, yang sama. Beberapa dari komponen mobil
tersebut akan menjadi produk-produk standar industry yang digunakan
oleh produsen mobil lainnya.

Elemen pendekatan desain berorientasi objek


Karakteristik khusus dalam pendekatan desain berorientasi objek ini
adalah baik data dan logika pemrograman, seperti uji integritas, aturan
akuntansi, dan prosedur pembaruan, disatukan dalam modul untuk
mewakili objek.
Objek sama dengan kata benda. Contohnya pemasok, pelanggan,
persediaan, dan akun, semuanya adalah objek. Berbagai objek ini memiliki
dua karakteristik: atribut dan metode. Atribut adalah data yang
menjelaskan objek. Metode adalah tindakan yang dilakukan terhadap atau
oleh objek yang dapat mengubah atributnya.

Class dan Instance kelas objek adalah pengelompokan lopgis berbagai


objek yang memiliki atribut dan metode yang sama. Instance adalah
sebuah keberadaan objek dalam sebuah kelas.
Warisan warisan berarti tiap instance objek mewarisi berbagai atribut dan
metode kelas di mana instance tersebut berada. Contohnya semua
instance dalam hierarki kelas persediaan berbagai atribut yang sama
dalam hal nomor barang, keterangan, dan jumlah barang di gudang.
Berbagai atribut ini akan ditetapkan sekali dan hanya sekali untuk objek
persediaan. Karena desain berorientasi objek mendukung tujuan
penggunaan kembali, bagian dari sistem, atau keseluruhan sistem, dapat
pula dibuat dari modul yang telah ada. Contohnya sistem di masa
mendatang yang dapat saja membutuhkan atribut dan metode yang
ditentukan oleh modul pengendalian yang ada, dapat mewrisinya dengan
cara difungsikan sebagai objek subkelas. Terakhir pendekatan berorientasi
objek ini menawarkan potensi peningkatan keamanan daripada model
terstruktur. Fungsionalitas (perilaku) tiap objek ditentukan berdasarkan
kumpulan metodenya, yang akan membentuk dinding kode yang tidak
dapat dimasuki di sekeliling datanya. Artinya data internal objek terkait
dapat diubah hanya melalui berbagai metodenya. Akses langsung ke
struktur internal objek tidak diizinkan.

Desain sistem
Tujuan dari tahap desain adalah untuk menghasilkan gambaran terperinci
sistem yang diusulkan, yang akan memenuhi kebutuhan sistem yang
diidentifikasi selama analisis sistem, dan yang sesuai dengan desain
konseptualnya. Dalam tahap ini, semua komponen sistem tampilan
pengguna, tabel basis data, proses, dan pengendaliannya akan ditetapkan
secara sangat hati-hati dan terperinci. Pada akhir tahap ini, berbagai
komponen tersebut akan disajikan secara formal dalam laporan desain
yang terperinci. Laporan ini terdiri atas satu rangkai cetak biru yang
menentukan format layar input, tata letak laporan output, struktur basis
data, dan logika proses. Rencana yang telah dilengkapi ini kemudian akan
diteruskan ke tahap akhir dalam SDLC.

Urutan desain
Tahap desain sistem dalam SDLC mengikuti sebuah rangkaian urutan
peristiwa: membuat model data proses bisnis, menentukan tampilan
konseptual pengguna, mendesain tabel basis data yang dinormalisasi,
mendesain tampilan fisik pengguna, mengembangkan model proses,
menentukan pengendalian sistem, dan melakukan percobaan awal sistem.

Pendekatan iteratif
Karakteristik ini memiliki implikasi pengendalian bagi akuntan dan pihak
manajemen. Contohnya isu pengendalian yang sebelumnya dapat diatasi
mungkin akan perlu dilihat kembali sebagai akibat dari adanya perubahan
dalam desain.

Pemodelan data, tampilan konseptual, dan tabel yang dinormalisasi


Pemodelan data adalah kegiatan merumuskan kebutuhan data proses
bisnis sebagai model konseptual. Instrument utama dokumentasi yang
digunakan dalam pemodelan data adalah diagram relasi entitas. Teknik ini
digunakan untuk menunjukan berbagai entitas atau objek data dalam
sistem.

Mendesain tampilan fisik pengguna


Tampilan fisik adalah berbagai media yang digunakan untuk
mengungkapkan atau menyajikan data. Media-media ini meliputi laporan
output, dokumen, dan layar input. Sisa bagian ini akan berhubungan
dengan sejumlah isu yang berkaitan dengan desain tampilan fisik
pengguna.
Mendesain tampilan output
Output adalah informasi yang dihasilkan oleh sistem untuk mendukung
berbagai pekerjaan dan keputusan pengguna. Pada tingkat pemrosesan
transaksi, output cenderung menjadi sangat detail. Sistem siklus
pendapatan dan pengeluaran menghasilkan berbagai laporan
pengendalian untuk manajemen tingkat yang lebih rendah dan dokumen
operasional untuk mendukung aktivitas harian. Sistem siklus konversi
menghasilkan berbagai laporan untuk penjadwalan produksi, mengelola
persediaan, dan manajemen biaya. Sistem-sistem ini juga menghasilkan
dokumen untuk pengendalian proses produksi.
Sistem buku besar atau pelaporan keuangan dan sistem pelaporan
manajemen menghasilkan output yang lebih ringkas. Para pengguna yang
dituju sistem ini adalah pihak manajemen, pemegang saham, dan
berbagai pihak lainnya yang berkepentingan di luar perusahaan. GL/FRS
adalah sistem laporan wajib yang menghasilkan berbagai laporan formal
yang diisyaratkan oleh hukum. Laporan-laporan ini termasuk laporan
keuangan, pengembalian pajak, dan berbagai laporan lainnya yang
diminta oleh berbagai lembaga pemerintah. Kebutuhan output GL/FRS
cenderung dapat diprediksi dan stabil dari waktu ke waktu serta antar
organisasi.
Sistem laporan manajemen melayani berbagai kebutuhan pihak
manajemen pengguna internal. MRS menghasilkan berbagai laporan yang
sangat terkait dengan masalah dan sangat berbeda di antara entitas
bisnis.

Atribut output
Tampilan output harus memiliki berbagai atribut antara lain:

Relevan Setiap elemen dalam output informasi harus mendukung


keputusan atau pekerjaan penggunanya.

Ringkasan Tingkat ringkasan akan makin tinggi ketika arus informasi


menuju ke atas dari para manajer tingkat yang lebih rendah ke pihak
manajemen puncak.

Beerorientasi pada pengecualian Laporan pengendalian operasi harus


mengidentifikasi berbagai aktivitas yang akan keluar dari kendali dan
mengabaikan berbagai aktivitas yang berfungsi dalam batas normal.

Tepat waktu Informasi yang tepat waktu, yang cukup akurat dan lengkap,
lebih berharga daripada informasi sempurna yang terlambat disampaikan
hingga menjadi tidak berguna. Oleh karenanya, system harus
menyediakan pengguna informasi yang cukup tepat waktu untuk
mendukung tindakan yang dibutuhkan.
Akurat Output informasi harus bebas dari kesalahan yang penting.
Kesalahan penting adalah kesalahan yang menyebabkan pengguna
melakukan tindakan yang salah atau gagal mengambil tindakan yang
benar. Dokumen operasional dan laporan pengendalian tingkat rendah
biasanya membutuhkan tingkat akurasi yang tinggi. Akan tetapi untuk
laporan perencanaan tertentu dan laporan yang mendukung pengambilan
keputusan yang cepat, desainer system mungkin harus mengorbankan
akurasi untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu.

Lengkap Informasi harus lengkap, idealnya tidak ada satu pun bagian
informasi penting bagi pekerjaan atau keputusan yang tidak ada dalam
output.

Menyeluruh output informasi hatrus disajikan sekomplit mungkin dalam


laporan atau dokumen.

Teknik laporan output Terdapat berbagai perbedaan dalam kognitif antara


para manajer, para desainer system harus menetukan jenis output dan
format yang paling berguna bagi pengguna.

Mendesain tampilan input


Tampilan input data digunakan untuk menangkap berbagai fakta yang
relevan dengan sumber daya, peristiwa, dan pelaku yang terlibat dalam
berbagai transaksi proses bisnis. Di bagian ini input dibagi ke dalam dua
golongan: input salinan fisik dan input elektronik.

Mendesain input salinan fisik


1. Penanganan Formulir input adalah bagian dari jejak audit dan harus
dipelihara dalam bentuk yang dapat dibaca. Jika formulir tersebut
dapat disalahgunakan secara fisik, maka harus dibuat di ats kertas
yang berkualitas tinggi.
2. PenyampaianData yang ditulis di atas kertas yang berkualitas
rendah dapat menjadi kabur dalam kondisi yang ekstrem. Sekali lagi,
data ini mungkin memiliki implikasi jejak audit. Pertimbangan lain
yang berhubungan adalah perlunya melindungi formulir dari
penghapusan.
3. Jumlah SalinanDokumen sumber sering kali dibuat dalam beberapa
salinan untuk memicu beberapa aktivitas secara simultan dan untuk
dasar rekonsiliasi.
4. Ukuran formulirRata-rata jumlah fata yang ditangkap untuk tiap
transaksi mempengaruhi ukuran formulir.
5. Desain formulirterdapat dua teknik yang baik dalam desain formulir
yaitu melalui zona dan instruksi melekat.
6. ZonaArea dalam formulir yang berisi data terkait. Setiap zona harus
dibentuk dari garis, judul, dan kotak, yang membantu mata pengguna
untuk menghindari kesalahan atau tidak tercantumnya data tertentu.
7. Instruksi MelekatBerada dalam bagian formulir itu sendiri dan bukan
merupakan lembar terpisah. Penting untuk menempatkan instruksi
secara langsung dalam area yang berhubungan dengan instruksi
tersebut. Jika suatu instruksi berkaitan dengan keseluruhan formulir,
maka harus diletakkan di bagian atas formulir. Intruksi harus singkat
dan tidak ambigu.
8. Mendesain Input ElektronikTeknik input elektronik terbagi dalam dua
jenis dasar yaitu input dari dokumen sumber serta input langsung.

Mendesain Proses Sistem


Setelah tabel basis data dan tampilan pengguna telah didesain,
kita siap untuk mendesain komponen proses. Tahap ini dimulai dengan
DFD yang dihasilkan dalam tahap desain umum. Tergantung dari keluasan
aktivitas yang dilakukan dalam tahap desain umum, sistem dapat
dispesifikasikan pada tingkat konteks atau dapat diperbaiki dalam DFD
tingkat yang lebih rendah. Pekerjaan utama adalah mendekomposisi DFD
yang ada ke tingkat perincian yang akan berfungsi sebagai dasar untuk
membuat diagram struktur. Diagram struktur akan memberikan cetak biru
bagi penulisan berbagai modul program yang sesungguhnya.
Pendekatan Modular
Pendekatan Modular melibatkan pengaturan sistem dalam hierarki
berbagai modul kecil terpisah, yang masing-masing melakukan satu
pekerjaan. Mendesain modul dengan benar membutuhkan dua atribut
yaitu dipasangkan secara bebas dan memiliki kohesi yang tinggi.
Perangkaian (coupling) mengukur tingkat interaksi antara modul-modul.
Interaksi adalah pertukaran data antarmodul. Modul yang dipasangkan
secara bebas bersifat independen dari modul-modul lainnya.
Kohesi (cohesion) merujuk pada jumlah pekerjaan yang dilakukan
oleh suatu modul. Kohesi yang kuat artinya tiap modul melakukan sebuah
pekerjaan yang telah dibentuk dengan baik. Berbagai pekerjaan ini akan
dilakukan oleh modul-modulyang berbeda.
Modul Sistem Pseudokode
Pseudokode dapat digunakan untuk menjelaskan fungsi dari Modul F.
Modul ini mengotorisasi pembayaran utang usaha dengan memalidasi
berbagai dokumen pendukungnya.
Penggunaan pseudokode untuk menentukan fungsi modul memiliki
dua keuntungan. Pertama, desainer dapat menyatakan logika terperinci
modul tersebut, apa pun bahasa
pemrograman yang digunakan. Kedua, walaupun pengguna akhir kurang
memilki keahlian pemrograman, dia dapat secara aktif terlibat dalam
tahap teknis.
Mendesain Pengendalian Sistem
Ini adalah tahap terakhir dari tahap desain yaitu meliputi pengendalian
pemrosesan computer,pengendalian basis data, pengendalian manual
atas input ke dan output dari sistem, serta pengendalian atas lingkungan
operasional (contohnya, pengendalian pemrosesan data terdistribusi)

Melakukan Percobaan Desain Sistem


Setelah menyelesaikan desain terperinci, tim pengembangan biasanya
melakukan percobaan (walkthrough) desain sistem untuk memastikan
bahwa desain tersebut bebas dari kesalahan konseptual yang dapat
terprogram masuk ke dalam swistem akhirnya. Banyak perusahaan
melakukan percobaan formal dan terstruktur yang dilakukan oleh
kelompok penjamin kualitas. Ini adalah kelompok programmer, analisis
independen, pengguna, dan auditor internal.

Meninjau Dokumentasi Sistem


Laporan desain terperinci (detailed design report) melaporkan dan
menjelaskan sistem. Laporan ini menjadi :
1. Desain semua output layar, laporan, dan dokumen operasional.
2. Diagram ER yang menjelaskan hubungan berbagai data dalam
sistem.
3. Bentul normal ketiga desain untuk berbagai tabel basis data yang
menspesifikasikan semua elemen data.
4. Kamus data (data dictionary) yang diperbarui yang menjelaskan
masing-masing elemen data dalam basis data.
5. Desain untuk semua input layar dan dokumen sumber untuk sistem
tersebut.
6. Diagram konteks untuk keseluruhan sistem.
7. Diagram arus data tingkat bawah dari proses sitem tertentu.
8. Diagram struktur untuk berbagai modul program dalam sistem,
termasuk penjelasan pseudokode untuk tiap modul.

Program Aplikasi Peranti Lunak


Tahap berikutnya dalam pengembangan secara internal adalah memilih
bahasa pemrogramana dari berbagai jenis nahasa yang tersedia dan
sesuai untuk aplikasi. Bahasa-bahasa tersebut meliputi bahasa procedural
seperti COBOL, bahasa yang digerakkan oleh peristiwa seperti isual basic,
atau bahasa pemrograman berorientasi objek (OOP) seperti Java atau C+
+. Bagian ini menyajikan gambaran umum secara singkat berbagai
pendekatan pemrograman. Para professional sistem akan membuat
keputusan mereka berdasarkan pada standar, arsitektur, dan kebutuhan
pengguna di perusahaan.

C. MELAKSANAKAN SISTEM
Dalam tahap ini, struktur basis data diisi dengan data, perlengkapan dibeli
dan diinstalasi, para karyawan dilatih, dan sistem didokumentasikan.
Tahap ini diakhiri dengan pelepasan sistem yang baru tersebut dan
penghentian sistem yang lama.
Proses implementasi melibatkan berbagai usaha para desainer,
programer, administrator basis data, pengguna, dan akuntan. Semua
langkah dalam tahap ini mengharuskan menejemen yang hati-hati. Akan
tetapi tidak semua langkah merupakan bagian dari implementasi sistem,
dan tidak semuanya merupakan kekhawatiran para akuntan. Bagian ini
difokuskan pada berbagai aktivitas yang memiliki implikasi terbesar
langsung atas para akuntan dan auditor.

Menguji Keseluruhan Sistem


Ketika semua modul telah dikodekan dan diuji, maka modul-modul
tersebut harus disatukan dan diuji sebagai satu kesatuan. Personel
pengguna harus melaksanakan pengujian untuk keseluruhan sistem
sebagai pembuka dari pelaksanaan sistem secara formal. Prosedur
tersebut melibatkan pengguna sistem untuk memproses data fiktif. Output
dari sistem ini kemudian akan direkonsiliasi dengan hasil yang telah
ditetapkan, dan uji tersebut akan didokumentasikan sebagai bukti kinerja
sistem tersebut. Terakhir, ketika mereka yang melakukan pengujian puas
dengan hasilnya, sebuah dokumen penerimaan formal akan diisi.
Dokumen ini adalah pengakuan secara eksplisit oleh pengguna bahwa
sistem yang sedang diuji tersebut memenuhi berbagai persyaratan yang
telah ditetapkan.
Menyimpan Data Uji
Pembuatan data uji adalah aktivitas yang berulangdan memakan waktu.
Data-data ini dapat disimpan untuk digunakan dimasa mendatang oleh
auditor selama peninjauan sistem. Dengan menyimpan adata uji, kita
membuat apa yang disebutsebagai kasus dasar (base case), yang
mendokumentasikan cara sistem dijalankan pada suatu periode waktu.
Pada suatu saaat dimasa mendatan, data kasus dasar harus menghasilkan
berbagai hasil yang sama. Kasus dasar memberikan titik referensi untuk
menganalisis berbagai pengaruh perubahan sistem dan meringankan
beban untuk membuat data uji.

Mendokumentasikan Sistem
Dokumentasi sitem menjelaskan bagaimana sistem bekerja.

Mengonversi Basis Data


Konversi basis data (database conversion) adalah langkah yang sangat
penting dalam tahap implementasi. Langkah ini meliputi transfer data dari
bentuk sekarang ke dalam format atau media yang dibutuhkan oleh
sistem yang baru. Tingkat konversi tergantung pada lompatan teknologi
dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Beberapa aktivitas konversi
sangat banyak membutuhkan tenaga kerja, karena mengharuskandata
dimasukkan ke basis data baru secara manual. Berikut adalah hal-hal yang
harus diperhatikan :

1. Validasi. Basis data yang lama harus divalidasi sebelum dikonversi.


2. Rekonsiliasi. Setelah tindakan konversi, basis data yang baru harus
direkonsiliasi dengan yang lama.
3. Cadangan. Salinan file asli harus disimpan sebagai cadangan jika
terjadi penyimpangan dalam data yang dikonversi.

Konversi ke Sistem Baru


Proses konversi dari sistem lama ke sistem yang baru disebut sebagai
perpindahan (cutover). Perpindahan sistem biasanya akan berdasarkan
pada salah satu dari tiga pendekatan ini, yaitu cold turkey, bertahap, atau
operasi paralel.

1. Perpindahan
Dalam perpindahan cold turkey , perusahaan berpindah dari sistem yang
baru dan secara simultan menghentikan sistem yang lama. Jika
mengimplementasikan sistem yang sederhana, seringkali pendekatan ini
adalah pendekatan yang termudah dan paling murah. Untuk sistem yang
lebih kompleks, pendekatan ini paling beresiko. Perpindahan cold turkey
adalah sama dengan terjun payung tanpa perasut cadangan.

2. Perpindahan Bertahap
Perpindahan bertahap akan memulai pengoperasian sistem baru dalam
beberapa modul. Dengan membuat sistem baru beroperasi secara
bertahap dalam modul, maka resiko kegagalan sistem yang merupakan
masalah besar, dapat dikurangi. Akan tetapi, pendekatan bertahap ini
dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara subsistem baru dengan
subsistem lama yang belum diganti. Masalah ini dapat diatasi dengan
mengimplementasikan sistem konversi khusus yang menyediakan
antarmuka sementara selama periode perpindahan

3. Perpindahan Operasi Paralel


Perpindahan Operasi Paralel melibatkan pengoperasian sistem lama dan
sistem baru secara simultan selama suatu periode waktu tertentu.
Keuntungan dari perpindahan paralel ini adalah pengurangan resiko.
Dengan menjalankan dua sistem, pengguna dapat merekonsiliasi
kesalahan dan melakukan debug atas kesalahan sebalum menjelaskan
sistem yang baru saja. Operasi paralel biasanya harus dilakukan untuk
satu kali siklus bisnis, contohnya selama sebulan. Hal ini akan
memungkinkan pengguna merekonsiliasi kedua output pada akhir masa
siklus sebagai ujian akhir dari fungsi sistem.

Tinjauan Pasca Implementasi


Tahap akhir dalam tahap implementasi sesungguhnya terjadi beberapa
bulan kemudian dalam tinjauan pascaimplementasi. Tujuannya adalah
untuk mengukur keberhasilan sistem tersebut dan proses setelah masalah
diatasi. Walaupun para ahli sistem sangat dingin menghasilkan sistem
yang sesuai anggaran, tepat waktu, dan dapat memenuhi kebutuhan para
penggunanya, hal ini tidak selalu terjadi. Tinjauan pascaimplementasi atas
sistem yang baru diinstalasi dapat memberikan pandangan ke dalam cara-
cara memperbaiki proses untuk sistem baru di masa mendatang.

Peran Akuntan
Peran akuntan dalam pembentukan dan pelaksanaan di SDLC adalah
signifikan. Kebanyakan kegagalan sistem disebabkan karena desain yang
tidak baik dan implementasi yang tidak benar. Sebagai pemegang
kepentingan dalam semua sistem keuangan, para akuntan harus
menerapkan keahlian mereka dalam proses ini untuk membimbing dan
membentuk sistem yang jadi. Secara khusus, para akuntan harus terlibat
dalam masalah berikut :

1. Memberikan Keahlian Teknis


Tahap desain terperinci spesifikasi barbagai prosedur, aturan, dan konersi
yang akan digunakan dalam sistem tersebut. Dalam hal SIA, berbagai
spesifikasi ini harus sesuai dengan GAAP, GAAS, dan peraturan SEC, serta
aturan IRS. Kegagalan untuk menaatinya dapat mengarah pada tuntutan
hukum pada perusahaan. Contohnya, memilih metode depresiasi atau
teknik penilaian aktiva yang benar membutuhkan latar belakang teknis
yang tidak selalu dimiliki oleh para professional sistem. Para akuntan
harus memberikan keahlian ini dalam proses desain sistem.

2. Menentukan Standar Dokumentasi


Dalam tahap implementasi, akuntan memainkan peran penting dalam
menentukan dokumentasi sistem. Karena sistem keuangan harus diaudit
secara berkala, sistem tersebut harus cukup terdokumentasikan. Akuntan
harus secara aktif mendorong ketaatan pada berbagai standar
dokumentasi yang berlaku.

3. Memverifikasi Kecukupan Pengendalian


Pengendalian dapat diprogram atau merupakan prosedur manual.
Beberapa pengendalian adalah bagian dari operasi rutin sistem,
sementara lainnya adalah tindakan khusus yang mendahului, mengikuti,
atau mengawasi pemrosesan rutin.

D. TREN DALAM PERANTI LUNAK KOMERSIAL

Empat faktor yang merangsang pertumbuhan pasar peranti lunak


komersial adalah :
1. Biaya peranti lunak komersial relatif rendah jika dibandingkan
dengan peranti lunak yang telah disesuaikan
2. Berkembangnya pemasok dengan spesialisasi industri tertentu yang
menargetkan peranti lunaknya sesuai kebutuhan jenis bisnis
tertentu
3. Berkembangnya permintaan dari perusahaan yang terlalu kecil
untuk mampu memiliki staf pengembangan sistem secara internal
4. Tren menuju perampingan unit perusahaan serta perpindahan
menuju lingkungan pemrosesan data terdistribusi, yang membuat
pilihan peranti lunak komersial lebih menarik untuk perusahaan
besar.

Sistem Siap Pakai


Sistem siap pakai (turnkey system) adalah sistem yang telah jadi dan telah
di uji dan siap untuk diimplementasikan. Seringkali sistem ini adalah
sistem bertujuan umum atau sistem khusus untuk industri tertentu. Sistem
siap pakai biasanya dijual hanya sebagai kompilasi modul program, dan
para pengguna memiliki kemampuan terbatas untuk menyesuaikan sistem
semacam ini dengan kebutuhan khusus mereka. Beberapa sistem siap
pakai memiliki pilihan peranti lunak yang memungkinkan penggunanya
menyesuaikan input, output, dan beberapa pemrosesan melalui pilihan
menu. Pemasok sistem siap pakai lainnya akan menjual ke pelanggan
mereka berupa kode sumber (source code) program tersebut jika
dibutuhkan perubahan atas program. Contoh sistem siap pakai yaitu
Sistem Akuntansi Umum, Sistem Bertujuan Khusus, dan Sistem
Otomasisasi Kantor.

Sistem Backbone
Sistem backbone menyediakan struktur sistem dasar yang dapat
dikembangkan. Sistem backbone dilengkapi dengan semua modul
pemrosesan utama yang telah diprogram. Pemasoknya mendesain dan
memprogram antarmuka pengguna agar sesuai dengan kebutuhan klien.
Pendekatan ini dapat menghasilkan sistem yang sangat disesuaikan. Akan
tetapi, menyesuaikan sistem adalah kegiatan yang mahal dan memakan
waktu. Banyak pemasok menggunakan desain sistem berorientasi objek,
yang memanfaatkan berbagai modul yang dapat digunakan kembali,
hingga dapat mengurangi biaya pembuatan khusus sistem bagi pengguna.

Sistem yang didukung Pemasok


Sistem yang didukung pemasok adalah gabungan dari sistem yang
disesuaikan dengan peranti lunak komersial. Dalam pendekatan ini,
pemasok mengembangkan (dan memelihara) sistem yang telah
disesuaikan untuk para kliennya. Sistem itu sendiri adalah produk yang
disesuaikan, tetapi layanan pengembangan sistem disediakan secara
komersial.

Sistem ERP
Sistem ERP sulit untuk diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori
tertentu karena sistem ini memilikisemua karakteristik yang disebutkan
diatas. Sistem ini adalah sistem yang telah ditulis dan yang kadang
diimplementasikan seperti aplikasi siap pakai. Sistem ERP seringkali
merupakan paket peranti lunak yang didukung oleh pemasok dan yang
diinstalasi oleh penyedia layanan dari luar perusahaan.
Keuntungan Peranti Lunak Komersial

Waktu Implementasi
Sistem peranti lunak komersial kecil dapat diimplementasikan hapir secara
instan setelah mengenali kebutuhan perusahaan. Pengguna tidak perlu
menunggu. Keseluruhan ERP akan membutuhkan waktu beberapa minggu
hingga beberapa tahun, tetapi ini masih lebih cepat daripada yang
dibutuhkan untuk pengembangan secara internal atau outsourcing.
Biaya
Biaya pengembangan secara internal dapat secara keseluruhan digunakan
oleh satu pengguna. Akan tetapi karena biaya peranti lunak komersial
disebarkan ke banyak pengguna, biaya per unitnya dapat turun hingga
jauh lebih kecil daripada biaya pengembangan sistem secara internal.

Keandalan
Kebanyakan peranti lunak komersial telah diuji secara menyeluruh
sebelum dirilis ke pasar. Kesalahan sistem apa pun yang tidak terungkap
selama pengujian akan ditemukan oleh perusahaan penggunanya, segera
setelah rilis dan akan diperbaiki. Walaupun tidak ada sistem yang dijamin
bebas dari kesalahan daripada sistem yang sama, yang dikembangkan
secara internal.

Kelemahan Peranti Lunak Komersial


Independensi
Membeli sistem yang didukung pemasok membuat perusahaan tergantung
pada pemasok untuk pemeliharaannya. Pengguna menghadapi risiko
bahwa pemasok akan berhenti mendukung sistem tersebut atau bahkan
bangkrut. Hal ini mungkin adalah kelemahan utama dari sistem yang
didukung pemasok.
Kebutuhan akan Penyesuaian Sistem
Keuntungan utama dari pengembangan sistem secara internal adalah
kemampuan untuk menghasilkan aplikasi hingga spesifikasi yang tepat.
Keuntungan ini juga menjelaskan kelemahan peranti lunak komersial.
Kadang, kebutuhan pengguna unik dan rumit, sedangkan peranti lunak
komersial yang ada terlalu umum atau terlalu kaku.
Pemeliharaan
Sistem informasi bisnis mengalami banyak perubahan. Jika kebutuhan
pengguna berubah, maka mungkin akan sulit atau bahkan tidak mungkin
untuk mengubah peranti lunak komersial. Di pihak lain, pengembangan
secara internal memberikan pengguna aplikasi terbatas pada yang dapat
dipelihara.

PEMELIHARAAN DAN DUKUNGAN

Pemeliharaan melibatkan implementasi versi peranti lunak terbaru


dari peranti lunak komersial dan membuat modifikasi internal atas sistem
yang ada untuk mengakomodasi berbagai perubahan kebutuhan
pengguna. Pemeliharaan dapat relative sulit seperti memodifikasi aplikasi
untuk menghasilkan laporan baru, atau yang lebih luas seperti
pemrograman fungsi baru ke dalam sistem.

Beberapa perusahaan melihat layanan pemeliharaan sistem


sebagai aktivitas komoditas yang harus dilakukan outsourcing ke pemasok
pihak ketiga dengan dasar tawaran rendah. Justifikasi yang mendasari
keputusan ini adalah manfaat ekonomi jangka pendek. Dengan melakukan
pemeliharaan dan dukungan outsourcing, menejemen dapat menyalurkan
sumber daya keuangan perusahaan ke dalam kompetensi inti perusahaan.
Sayangnya, mengisolasi aktivitas pemeliharaan dari perusahaan juga
mengganggu arus pengetahuan yang berkaitan dengan sistem yang
mungkin menjadi kepentingan strategis bagi perusahaan tersebut.

Dukungan Pengguna
Biasanya, titik pertama kontak untuk transfer data semacam ini adalah
melalui fungsi dukungan pengguna. Dukungan pengguna meliputi layanan
bantuan, pelatihan bagi pengguna, dan pendidikan, serta secara formal
mendokumentasikan umpan balik dari pengguna, berkaitan dengan
berbagai masalah dan kesalahan sistem. Untuk memfasilitasi
pengumpulan dan analisis data, sistem manajemen pengetahuan adalah
alat pemeliharaan yang efektif.

Manajemen Pengetahuan dan Memori Kelompok


Manajemen pengetahuan adalah konsep yang terdiri atas empet proses
dasar yaitu mengumpulkan, mengatur, memperbaiki dan
mempersebarluaskan. Mengumpulkan adalah membawa data masuk ke
dalam sistem. Mengatur berkaitan dengan bagian-bagian data beserta
subjeknya hingga dapat memberikan konteks. Memperbaiki artinya
menambah nilai dengan mengungkapkan hubungan antardata, melakukan
sintesis, dan abstraksi. Menyebarluaskan adalah mendapatkan
pengetahuan bagi penerima dalam bentuk yang dapat digunakan. Hal
yang paling sulit untuk diotomatisasikan dalam proses-proses ini adalah
perbaikan.
BAB 15
PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI
BERBASI KOMPUTER
Bab ini dimulai dengan penjelasan tentang isu-isu pengendalian internal yang
berkaitan dengan lingkungan sistem informasi berbasis komputer,karena luasnya
topik permasalahan ini dan peran pentingnya bagi akuntan. Bab ini dimulai
dengan kajian tentang masalah pengendalian fundamental yang mendasari SAS
78 dan memberikan ulasan tentang bagaimana penerjemahannya kedalam
lingkungan CBIS.

Setelah itu dijelaskan tentang kerangka pengendalian yang menunjukan sepuluh


sepuluh wilayah beresiko,yang unik dalam dalam liingkungan CBIS.

PENGARUH CBIS TERHADAP AKTIVITAS PENGENDALIAN


TRADISIONAL

Sampai saat ini,kita telah membahas aktivitas

pengendadlian internal dari perspektif sistem manual saja.

Studi kita dipusatkan pada aktivitas

pengendalian,pemisahan tugas,pengawasan,pengendalian

akses,catatan akuntansi yang memadai,dan vertifikasi

Independen.aktivitas-aktivitas pengendalian ini muncul dalam menangapi risiko


fundamental ,yang dalam menangapi risiko fundamental,yang dalam skenario
teknologinya berbeda juga akan berubah sifatnya,tetapi tidak menghilang.tujuan
bagian ini adalah merekonsiliasi masalah pengendalian internal tradisional
dalam lingkungan CBIS.

OTORISASI TRANSAKSI

Prosedur otorisasi merupakan pengendalian yang memastikan bahwa


karyawan perusahaan hanya memproses transaksi yang sah dalam ruang
lingkup otoritas yang telah ditentukan.Misalnya dalam sistem pembelian
manual ,pembelian persedian.dari pemosok yang ditunjuk ketika tingkat
persediaan mencapai titik pemesanan kembali melakukan otorisasi yang
ditetapkan dengan mengamati para karyawan yang terlibat dan memeriksa
pekerjaan mereka. Dalam lingkungan CBIS,transaksi sering kali
diotorisasi oleh peraturan-peraturan yang sudah terprogram dalam
program komputer.
PEMISAHAN TUGAS

Dalam sebuah sistem manual,salah satu aktivitas pengendalian yang penting


adalah pemisahan tugas-tugas yang bertentangan dengan pemrosesan transaksi.
Para individu diberikan tangung jawab untuk hanya melakukan aspek-aspek
terbatas dari transaksi untuk mewujudkan tiga tujuan pengendalian yang
sebelumnya sudah disebutkan dalam Bab3. dalam lingkungan CBIS,pemisahan
tugas tidak sama dengan sistem manual.

Misalnya,sebuah progam komputer dapat mengotorisasi pembelian ,proses


pemesanan pembeliaan,dan record untuk utang usaha.
PENGAWASAN

Pengawasan sering kali digunakan sebagai pengendali pendukung dalam situasi-


situasi,dimana pemisahaan tugas yang memadai tidak memungkinkan karena
alasan-alasan ekonomis atau praktis. Asumsi yang mendasari pengendalian
pengawasan adalah bahwa perusahaan memperkerjakan personil-personil yang
kompeten dan dapat dipercaya.jelaslah tidak ada perusahaan yang bertahan
dengan asumsi alternatif bahwa para karyawannya tidak kompeten dan tidak
jujur. Asumsi

karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya mendukung efesiensi


pengawasan. Karenanya, perusahan dapat membangun pengendalian jangkauan
pengendalian, dimana seorang manajer dapat mengawasi beberapa karyawan.
CATATAN AKUNTANSI

Dalam lingkungan manual,organisasi harus menyimpan catatan akuntansi dalam


bentuk dokumen sumber,jurnal,dan buku besar.catatatn-catatatn ini menjadi
jejak audit untuk informasi-informasi penting yang dapat digunakan untuk
menelusuri transaksi dari saat dimulai sampai pada disposisi terakhir.

Dalam lingkungan CBIS,dokumen dan jejak audit dapat memiliki bentuk yang
berbeda dan tidak biasa.

PENGENDALIAN AKSES

Akses ke aktiva perusahaan harus dibatasi hanya pada personel yang memiliki
otoritas. Akses-akses yang tidak terkendali membuat aktiva perusahaan
terekspos atau berada dalam posisi yang tidak terlindungi dari
pengelapan,pengunaan yang ilegal,pencurian,dan perusakan. Dalam lingkungan
CBIS.catatan akuntansi cenderung terkosentrasi dalam dalam proses data atau
perangkat penyimpanan massal.

VERTIFIKASI INDENPENDEN

Prosedur vertifikasi merupakan pemeriksaan independen terhadap sistem


akuntansi untuk mengindentifikasikan kesalahaan dan salah tafsir.melalui
prosedur vertifikasi yang indenpenden, pihak manajemen dapat menilai,kinerja
individual,integritas sistem pemrosesan transaksi ,dan kebenaran data yang
terdapat dalam catatan akuntansi.contoh-contoh vertifikasi ,indenpenden,antara
lain :

a.Rekonsilasi total batch pada titik-titik waktu tertentu secara berkala selama
pemrosesan transaksi.
b.Perbandingan aktiva fisik dengan catatan akuntansi.

c.Rekonsilisasi akun-akun buku besar pembantu dengan akun-akun pengendali.

d.Pemeriksaan oleh pihak manajemen pada laporan yang merangkum aktivitas


bisnis.

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK EKSPOSUR CBIS

Bagian ini akan memperkenalkan sebuah kerangka kerja untuk melihat eksposur
CBIS, yang disajikan dalam figur 15-1.

1.Pengendalian sistem operasi

2.Pengendalian manajemen data

3.Pengendalian struktur organisasi

4.Pengendalian pengembangan sistem

5.Pengendalian pengembangan sistem

6.Keamanan dan pengendalian pusat komputer

7.Pengendalian internet dan intranet

8.Pengendalian pertukaran data elektronik

9.Pengendalian komputer pribadi

10.Pengendalia aplikasi
STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL UNTUK EKSPOSUR CBIS

Bagian ini akan memperkenalkan sebuah kerangka kerja untuk melihat eksposur
CBIS, yang disajikan dalam figur 15-1.

1.Pengendalian sistem operasi

2.Pengendalian manajemen data

3.Pengendalian struktur organisasi

4.Pengendalian pengembangan sistem

5.Pengendalian pengembangan sistem


6.Keamanan dan pengendalian pusat komputer

7.Pengendalian internet dan intranet

8.Pengendalian pertukaran data elektronik

9.Pengendalian komputer pribadi

10.Pengendalia aplikasi

PENGENDALIAN SISTEM OPERASI

SISTEM OPERASI merupakan program pengendalian komputer. Sistem


ini memungkinkan para penguna dan aplikasi mereka untuk bersama-
sama ,mengunakan dan mengakses sumber daya komputer,seperti
prosesor,memori utama,basis data,dan printer. Para akuntan modern perlu
mengetahui peran sistem

KEAMANAN SISTEM OPERASI

Keamanan sistem operasi melibatkan kebijakan,prodedur,dan pengendalian yang


menentukan siapa saja yang yang dapat mengakses sistem operasi,sumber daya
(file,program,printer) yang dapat mereka akses,dan tindakan apa saja yang dapat
mereka lakukan. Berikut ini adalah komponen-komponen keamanan yang
terdapat dalam sebuah sistem operasi yang aman : prosedur log-on,kartu
akses,daftar pengendalian akses,dan pengendalian akses diskresioner.
PROSEDUR LOG-ON

Sebuah prosedur log-on(log-on produre) formal merupakan garis pertahanan


pertama sistem operasi terhadap akses akses yang tidak memiliki otorisasi.
Ketika penguna memulai proses,komputer menampilkan sebuah kotak dialog
yang meminta ID dan kata sandinya. Sistem membandingkan ID dan kata sandi
tersebut dengan basis data penguna yang sah. Jika sistem menemukan ada
kecocokan ,maka upaya log-on tersebut dianggap sah. Namun demikian ,jika
kata sandi atau ID-nya tidak benar,upaya log-on tersebut dianggap gagal dan
pesan dikembalikan kepeguna.

KARTU AKSES

Jika upaya log-on berhasil, Sistem operasi akan membuat sebuah tanda
akses (access token) yang berisi informasi penting tentang penguna
,termasuk ID-nya,kata sandi,kelompok penguna,dan hak-hak istimewa
atau khusus yang diberikan kepada penguna. Informasi dalam kartu akses
ini digunakan untuk menyetujui semua tindakan yang berusaha dilakukan
oleh penguna selama sesi tersebut.
f

DAFTAR PENGENDALIAN AKSES

Akses ke sumber daya sistem ,seperti direktori,file,program,dan


printer,dikendalikan oleh sebuah daftar pengendalian akses(access control
list)yang ditetapkan untuk setiap sumber daya . Daftar in berisi informasi
yang mendefenisikan hak istimewa akses untuk semua pengguna sumber
daya yang sah. Ketika penguna berusaha untuk mengakses sumber daya
,sistem membandingkan nomor identitasnya dan hak-hak istimewa yang
terdapat dalam daftar pengendalian akses. Jika ada kecocokan,penguna
diberikan akses.

ANCAMAN TERHADAP INTEGRITAS SISTEM OPERASI

Tujuan pengendalian sistem operasi kadang-kadang tidak tercapai karena


kesalahandalam sistem operasi. Kegagalan sistem operasi juga dapat
disebabkan oleh kesalahan dalam program aplikasi ,sehingga menyebkan
semua segmen memori dibuang ke disket dan printer menyebabkan
terbukanya informasi secara tidak disengaja.

TEKNIK PENGENDALIAN SISTEM OPERASI

Bagian ini akan menjelaskan berbagai macam teknik pengendalian untuk


menjaga integritas sistem informasi.

PENGENDALIAN HAK ISTIMEWA DALAM MENGAKSES

Hak istimewa akses untuk penguna diberikan kepada individu-individu atau


kelompok kerja yang diotorisasi untuk mengunakan sistem. Hak istimewa ini
menentukan direktori,file,aplikasi,dan sumber daya lainnya yang dapat diakses
oleh indivi maupun kelompok.hak istimewa ini juga menetukan jenis tindakan
yang dapat dilakukan.
PENGENDALIAN KATA SANDI

Kata sandi password merupakan sebuah kode rahasia yang dimasukan oleh
pengguna agar dapat mengakses sistem,aplikasi,file,data,atau server jaringan.
Jika penguna tidak dapat memberikan informasi kata sandi dengan benar ,sistem
operasinya itu akan menolak kata akses tersebut.

PENGENDALIAN TERHADAP VIRUS DAN PROGRAM DESTRUKTIF


LAINNYA

Program-program penghancur virus ,bertangung jawab atas kerugian perusahaan


jutaan dolar setiap tahunnya. Kerugian diukur menurut korupsi dan penghancur
data,penurunan kinerja komputer,penghancuran peranti keras,pelangaran privasi
dan waktu yang dihabiskan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Kelas
program ini mencakup virus ,worm(cacing) ,bom logika,backdoor,(pintu
belakang) dan kuda troya.

MENGENDALIKAN JEJAK AUDIT SISTEM

Jejak audit (audit trail) merupakan catatan harian yang dapat didesain
untuk mencatat aktivitas pada sistem,aplikasi,dan tingkat pengguna.
Sistem operasi memungkinkan pihak manajemen untuk memilih
peristiwa-peristiwa mana aja yang akan dicatat dalam catatan harian
tersebut. Sebuah kebijakan audit yang efektif akan menangkap semua
peristiwa penting tanpa memenuhinya dengan aktivitas-aktivitas yang
spele.

TUJUAN JEJAK AUDIT

Jejak audit dapat digunakan untuk mendukung tujuan-tujuan kemaanan


dalam tiga cara yaitu :

1.mendeteksi akses yang tidak memiliki otorisasi.

2.memfasilitasi rekontruksi peristiwa dan

3.meningkatkan akuntabilitas pribadi.

Anda mungkin juga menyukai