Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I – Pendahuluan........................................................................................................1
4.1 Kesimpulan........................................................................................................3
Lampiran ...........................................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Siklus pengeluaran merupakan satu rangkaian kegiatan penjualan yang terjadi
secara berulang-ulang dan diikuti dengan proses perekaman data dan informasi bisnis.
Rangkaian kegiatan dalam siklus penjualan diawali dengan aktivitas penerimaan
aktivitas penerimaan order dari pelanggan, dilanjutkan dengan aktivitas penyiapan
barang atau jasa yang diorder, diteruskan dengan pengiriman/penyerahan barang (atau
penyerahan jasa), penyiapan faktur penagihan, penagihan piutang, dan diakhiri
dengan penerimaan pembayaran atas tagihan (piutang) pelanggan tersebut (Ardana
dan Lukman, 2016:127).
Pengendalian internal memerlukan pembagian tanggung jawab yang jelas
dalam organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, praktek pelaksanaan
yang sehat dan didukung pula dengan karyawan yang berkualitas. Semakin
berkembangnya perusahaan maka permasalahan yang harus dihadapi semakin
kompleks pula. Perusahaan memerlukan sistem pengendalian internal yang baik untuk
dapat melaksanakan pengawasan atau kordinasi secara langsung terhadap seluruh
aktivitas perusahaan.
Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mecapai
tujuan perusahaan. Sebuah sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang dirancang agar manajemen mendapatkan keyakinan yang memadai
bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya, kebijakan dan prosedur tersebut
sering kali disebut pengendalian dan secara kolektif akan membentuk suatu
pengendalian internal (Elder, Arens, Beasley, dan Jusuf 2012:316). Dalam siklus
penjualan diperlukan juga aktivitas pengendalian internal yang digunakan untuk
otorisasi pemrosesan pesanan pelanggan dimulai dari permintaan pelanggan atas
barang, pesanan penjualan yang menginformasikan deskripsi dan kuantitas barang
yang dipesan pelanggan, pemberian kredit kepada pelanggan dengan persetujuan
orang yang memiliki otorisasi, pengiriman barang yang dipesan oleh pelanggan,
dokumen pengiriman yang digunakan untuk mengirim barang kepada pelanggan yang
terdapat deskripsi dan kuantitas barang yang dikirim, penagihan kepada pelanggan
sesuai barang yang diminta oleh pelanggan, dan pencatatan penjualan yang dilakukan
perusahaan bersamaan dengan penerimaan kas atau kredit lainnya (Elder, dkk
2012:524). Dengan adanya aktivitas pengendalian internal dalam siklus penjualan,
dapat membantu perusahaan dalam mengatur sistem penjualan di perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Butik pesona menjual busana pesta maupun busana kantor berdasarkan pesanan pelanggan.
Butik pesona juga memajang beberapa busana hasil karya perancang butik pesona, Lana
Anggun. Jadi, apabila pelanggan tertarik dengan busana yang dipajang dan busana tersebut
sesuai dengan ukuran pelanggan. Maka pelanggan dapat langsung membeli busana tertsebut
secara tunai. Butik pesona berlokasi di kota Surabaya, Jawa Timur dengan petunjuk arah
yang disediakan pada halaman website.
a. Nota pesan (dalam perusahaan dagang sering disebut dengan istilah surat order
penjualan). Nota pesan berguna untuk merekam pesanan pelanggan dan sekaligus
berfungsi sebagai bukti penerimaan uang muka dari pelanggan.
b. Lembar rancangan busana. Lembar rancangan dibuat rangkap 3. Lembar pertama
dikirim kebagian produksi, lembar ke dua diberikan kepada konsumen pada saat
konsumen memesan busana, dan lembar ketiga diarsip oleh bagian Front Office. Bagi
Front Office, lembar rancangan ini berfungsi untuk memantau rancangan yang telah
dibuat, sedang dibuat, maupun yang telah selesai dibuat.
c. Tagihan. Tagihan ini dibuat rangkap 3. Lembar poertama diberikan kepada konsumen
pada saat konsumen melunasi sisa tagihan, lembar kedua diarsip oleh bagian kasir
sebagai bukti penerimaan kas dari pelanggan, dan lembar ketiga diarsip oleh bagian
Front Office.
d. Surat jalan (khusus, jika busana jadi harus dikirim kepelanggan). Surat jalan
digunakan jika butik pesona harus mengirim barang kekonsumen dengan
menggunakan kurir. Surat jalan ini akan dibuat rangkap 3. Lembar pertama dan dua
akan diserahkan kekurir. Selanjutnya, lembar pertama akan dikembalikan ke butik
pesona setelah konsumen menerima barangdan mendatangi lembar pertama tersebut.
Lembar kedua akan diserahkan kepada konsumen bersamaan dengan busana yang
dikirim. Lembar ketiga diarsip oleh bagian Front Office sebagai informasi bahwa ada
busana yang sedang dikirim via kurir.
4. Catatan dalam siklus penjualan berdasarkan pesanan
Kedua kejadian tersebut akan direkam kedalam satu workhset, memudahkan perusahaan
untuk melacak pesanan konsumen yang belum terselesaikan (yang masih menggantung).
Proses bisnis dalam siklus penjualan busana butik pesona adalah seebagai berikut:
1. Bagian font office menerima pesanan dari pelanggan. Pesanan dari pelanggan
selanjutnya direkam kedalam nota pesan.
2. Pelanggan membawa nota pesan ke kasir untuk membayar uang muka.
3. Setelah membayar uang muak, pelanggan akan menyerahkan nota pesan keperancang
busana. Perancang busana akan membuat skesta rancangan busana dengan
mempertimbangkan masukan dan harapan konsumen.
4. Bagian front office mengirimkan rancangan busana kebagian produksi, untuk
ditindaklanjuti.
5. Setelah busana selesai dibuat oleh bagian produksi, busana dikirimkan kebagian front
office.
6. Pada saat pelanggan datang untuk mengambilbusana yang mereka pesan, front office
akan membuat tagihan untuk pelanggan.
7. Pelanggan membawa tagihan kekasir dan pelanggan melunasi tagihan tersebut.
8. Pelanggan menyerahkan tagihan yang telah dilunasi kepada front office, dan front
office menyerhkan busana kepada pelanggan.
2.3 Sistem Informasi Akuntansi dalam Proses Pemesanan Barang
Setiap perusahaan menerapkan akuntansi sebagai alat komunikasi bisnis. Akuntansi
merupakan proses pencatatan (recording), pengelompokan (classifying), perangkuman
(summarizing), dan pelaporan (reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan. Tujuan
akhir dari kegiatan akuntansi adalah penerbitan laporan – laporan keuangan. Laporan –
laporan keuangan tersbeut merupakan suatu informasi (Jogiyanto, 1993:17).
Sistem informasi akuntansi didefinisikan oleh Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin
dalam buku Jogiyanto sebagai suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi
pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak – pihak dalam
perusahaan. Sedangkan sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart adalah
sistem yang mengumpulkan, merekam, menyimpan, dan memproses data akuntansi dan
data lainnya untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.
Sistem informasi akuntansi memiliki enam komponen yang saling terkait dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan. Keenam komponen tersebut (Romney dan Steinbart, 2003:3),
yaitu:
1. Orang – orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan
berbagai fungsi,
2. Prosedur – prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan
dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas – aktivitas
organisasi.
3. Data tentang organisasi dan aktivitas bisnis.
4. Software yang digunakan untuk memproses data.
5. Infrastruktur teknologi informasi yang terdiri dari komputer, peripheral device,
dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi
akuntansi.
6. Pengendalian internal dan keamanan untuk mengamankan data sistem informasi
akuntansi.
2.4 Diagram Arus Data Perusahaan
Diagram Arus Data mempunyai empat komponen utama yaitu entitas (entities), proses
(process), media penyimpanan (data storage) dan arus data (data flows). Ke empat
komponen tersebut menggambarkan arus sistem agar mudah dipahami. Pada bab ini,
penulis akan melakukan analisis terhadap 2 diagram dalam perusahaan butik pesona,
yaitu
1. Diagram konteks
Diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu
sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan
seluruh input ke dalam sistem atau output dari sistem yang memberi gambaran
tentang keseluruhan sistem.
2. Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang
menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang
penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur
dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan DFD
ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses,
diagram alur kerja, atau model fungsi .
2
BAB I
PENDAHULUA
BAB III
3.1 Kelebihan dan Kekurangan dalam Proses Pemesanan Barang dalam Perusahaan
Pemesanan adalah aktivitas yang selalu dilakukan konsumen sebelum proses membeli. Agar
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen maka dari itu, tentunya perusahaan harus
mempunyai sistem pemesanan yang baik. Butik pesona memiliki alur dalam proses
pemesanan barang berupa pakaian. Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dari proses
pemesanan barang yang dilakukan oleh butik pesona, yaitu
Kelebihan
1. Alur atau arus data pemesanan pakaian di dalam butik pesona yang simple dan
mudah di mengerti
2. Adanya departemen bagian (admin) yang cepat dan tanggap untuk memproses
pemesanan pakaian di butik pesona
3. Adanya fitur pengajuan penawaran untuk melakukan banding harga, ukuran dan
kualitas pakaian pada saat proses pemesanan barang
Kekurangan
1. Belum adanya sistem yang mampu mengelola data penjualan dan pemesanan
barang dengan baik untuk mengefektifkan dan mengefisienkan proses pemesanan
barang di butik pesona
2. Masih kurangnya informatif tentang pemesanan barang yang diberikan oleh
website butik pesona
3. Belum adanya layanan penjualan secara online, sehingga pelanggan harus datang
langsung ke toko untuk memberikan dokumen pemesanan barang dan
pengambilan barang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proses dalam siklus pengeluaran merupakan penunjang dalam kegiatan
operasional Butik Pesona, karena dengan memahami sistem informasi akuntansi,
seseorang dapat menjelaskan bahwa pengolahan data terhadap kegiatan bisnis sangat
penting dalam pengelolaan organisasi atau perusahaan. Untuk mempertahankan
eksistensinya dan untuk mencapai tujuan-tujuan khususnya manajemen membutuhkan
informasi yang cukup dan akurat untuk memudahkan pengelolaan perusahaan, karena
itu pemahaman atas sistem informasi akuntansi yang terjadi di perusahaan sangat
penting. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap sistem dan prosedur
pemesanan barang pada Butik Pesona di kota Surabaya sudah sesuai dengan standard
operating procedure perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Transaksi pembelian terdapat 2 aktivitas yaitu transaksi pembelian dan
pengeluaran kas. Dalam aktivitas tersebut menggunakan beberapa dokumen yang
bertujuan untuk :
a. Pengendalian perusahaan agar dapat tidak terjadi penggandaan pemesanan barang ke
supplier.
b. Pengendalian perusahaan agar barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan barang yang
dipesan oleh bagian pembelian yang mengajukan dokumen purchase requisition.
c. Pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui barang apa saja yang telah diterima
dan yang belum dikirim oleh supplier.
d. Pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar
sesuai dengan jumlah barang yang telah diterima sesuai dengan kenyataannya.
e. Pengendalian perusahaan agar dapat mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan.
LAMPIRAN