Anda di halaman 1dari 7

Nama: Lutfika Legiana Risqiyani

NIM: 1012016029
Mata Kuliah : Kewirausahaan
Prodi: S1 Farmasi

MADU HUTAN KALIMANTAN

Tugas:
1. Buatlah analisa bisnisnya.
Jawab: Analisa biaya dan pendapatan berupa (a) biaya variabel (biaya perbaikan
dan pemeliharaan kotak lebah, perlengkapan pengemasan). Untuk memperolah
biaya variabel, dilakukan analisis data secara diskriptif, (b) biaya tetap (gaji
pekerja tetap, biaya kantor, biaya pemasaran, penyusutan dan modal).
Berikut perincian analisis bisnisnya:
a. Biaya Variabel
1. Proses Produksi Biaya (RP/Tahun)
Pembuatan kotak madu Rp. 3.500.000
Pembuatan kotak lebah Rp. 3.500.000
Bibit lebah Rp. 700.000
Alat pengaman Rp. 1.500.000
Alat lain-lain Rp. 1.800.000
Biaya pemeliharaan Rp. 10.000.000
2. Kemasan
Botol Rp. 5.000.000
Tutup botol Rp. 800.000
Stiker Rp. 4.200.000
Dus Rp. 700.000
Corong Rp. 50.000
Gayung Rp. 50.000
Ember Rp. 70.000
Upah kemasan Rp. 1.200.000

TOTAL RP. 33.070.000

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan naik dan turun sebanding
dengan jumlah hasil produksi atau volume produksi. Biaya variabel dari usaha
lebah madu Hitam Hutan Kalimantan membangun terdiri atas biaya produksi dan
biaya kemasan. Dari perhitungan biaya tetap dan biaya variabel maka biaya total
dari usaha lebah madu adalah Rp. 33.070.000.

b. Biaya tetap (gaji pekerja tetap, biaya kantor, biaya pemasaran,


penyusutan dan modal).
Biaya Tetap Biaya(Rp/Bulan)
Nilai penyusutan Rp. 700.000
Pajak Rp. 400.000
Gaji karyawan Rp. 800.000
Listrik Rp. 250.000

TOTAL Rp. 2.150.000

Analisis Harga Pokok


Harga pokok merupakan suatu hal yang penting bagi setiap perusahaan.
Pengusaha dalam menjalankan produksinya perlu mempunyai gambaran
tentangpengorbanan yang dilakukan agar mempunyai dasar dalam menawarkan
produknya di pasar. Analisis ini digunakan sebagai dasar dalam menetapkan harga
jual madu dan untuk memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Harga pokok produksi madu adalah biaya produksi rata-rata madu, dan harga
pokok penjualan madu adalah biaya usaha rata-rata madu. Harga pokok produksi
dan harga pokok penjualan madu pada masing-masing perusahaan dapat dilihat
pada hubungan antara jumlah Biaya variabel dan biaya tetapnya. Secara
keseluruhan, haraga pokok penjuan (HPJ) maupn harga pokok produksi (HPP)
dapat ditentukan dari hasil rata-rata biaya pengeluaran dan pemasukan madu.
Harga madu juga menjadi elemen penting dalam kegiatan pemasaran,
dimana teori menyatakan bahwa ketika harga suatu barang mengalami kenaikan
maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun, hal sebaliknya ketika
terjadi penurunan harga barang maka permintaan akan barang tersebut akan
mengalami peningkatan.

2. Pangsa pasar mana yang bisa dimanfaatkan untuk produk ini.


Jawab:
Madu merupakan produk yang mengandalkan sumber daya alam untuk
produksinya. Dengan potensi sumber daya hutan yang cukup luas, Indonesia bisa
dikatakan memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage)
dibandingkan negara lain. Keunggulan komparatif tersebut merupakan modal
dasar yang perlu dikembangkan melalui pembangunan ekonomi sehingga dapat
menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage) yang bisa menjadi
pendorong bagi pertumbuhan perekonomian nasional secara umum.

Madu memiliki pangsa pasar yang luas dan prospek yang baik sehingga
banyak pemburu lebah madu berkompetisi dalam persaingan dibidang usaha
ternak lebah madu. Produk-produk hasil lebah sangat menjanjikan jika digunakan
sebagai peluang usaha. Melihat potensi yang dimiliki Indonesia serta melihat
banyaknya manfaat dan khasiat madu maka pemerintah sejak awal tahun 70-an
telah melakukan usaha budidaya lebah madu. Menurut data Departemen
Kehutanan Republik Indonesia (2009), saat ini telah berkembang ratusan lebah
lokal, baik yang dikelola dalam skala besar maupun skala kecil sebagai usaha
sampingan. Banyaknya pesaing dalam memproduksi madu menyebabkan
pengembangan madu serta pemasaran madu harus mampu menciptakan nilai
tambah (added value) dari produknya sehingga mampu bersaing dengan produsen
lain. Nilai tambah ini dapat dilakukan oleh produsen dengan menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi, kemasan terbaik, higenis sesuai dengan selera dan
keinginan konsumen (Rosalina, 2010 ).

Masyarakat sebagian besar memanfaatkan madu ini untuk tujuan


kesehatan atau obat karena mereka percaya terhadap keaslian dan manfaat madu
hutan. Harga madu hutan di tingkat petani berbeda-beda, berkisar antara
Rp.40.000 - Rp.50.000 per kg. Sedangkan harga jual di tingkat kota berkisar
antara Rp.75.000 hingga Rp.100.000 per kg. Produk madu hutan yang dihasilkan
oleh produsen di kawasan hutan, umumnya dipasarkan ke konsumen yang berada
di kota-kota terdekat dari lokasi penghasil madu. Mekanisme pemasaran madu
hutan dapat langsung dijual oleh petani madu di sekitar hutan kepada konsumen,
dapat juga melalui pengumpul/trader dari kota-kota terdekat dengan konsumen.
Umumnya ada tiga cara pemasaran yang dilakukan oleh para pelaku pasar madu
hutan. Pertama, setelah panen, para produsen madu langsung memasarkan
produknya ke LSM pendamping yang kemudian dipasarkan ke pengecer atau ada
yang langsung ditawarkan ke konsumen. Ada pula yang sebelum sampai ke
konsumen, madu tersebut melewati pengecer terlebih dahulu. Kedua, petani madu
langsung menjualnya ke tengkulak. Setelah itu, tengkulak baru memasarkannya ke
pengecer, dari pengecer inilah sampai ke tangan konsumen. Pola yang ketiga lebih
sederhana, setelah para petani madu memanen madu hutan, mereka langsung
memasarkannya ke konsumen. Selain dimanfaatkan oleh masyarakat lokal,
kalangan industri jamu juga tertarik memanfaatkan madu hutan untuk produk-
produk jamu.

3. Kesulitan dan kemudahan apa yang dimiliki produk ini untuk


dipasarkan.
Jawab:
Kemudahan: Strategi pemasaran madu, hal ini dikarenakan madu merupakan
produk yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat, dan memiliki loyalitas yang
tinggi dalam membeli serta mengkonsumsi madu setiap harinya.
Kelemahan: Dalam hal ini kondisi yang paling sulit adalah mempertahankan
konsumen untuk selalu menggunakan produk unggulannya dengan menciptakan
loyalitas bagi pelanggan dengan menjaga ketersediaan dan konsistensi kualitas
produk madu. Faktor yang menjadi kelemahan utama adalah bentuk promosi dan
informasi yang kurang jelas dan kurang dimengerti sehingga mempengaruhi minat
pembelian madu.

4. Buatkan analisis SWOT pada produk ini.


Jawab:
Analisis SWOT berguna untuk mengetahui posisi dan kesesuaian strategi
saat ini, strategi saat ini sesuai dengan kemamuan yang ada serta mengantisipasi
persoalan yang kemungkinan dapat muncul pada masa yang akan datang. Untuk
merumuskan alternatif strategi pemasaran madu di Kota Bengkulu yang
terkandung didalamnya maka dilakukan pendekatan melalui analisis SWOT.

Strategi S-O: Strategi yang menggunakan kekuatan usaha outlet madu di Kota
Bengkulu untuk memanfaatkan peluang.
Strategi S-T: Strategi menggunakan kekuatan usaha outlet madu di Kota
Kalimantan untuk menghindari atau mengurangi dampak
ancaman.
Strategi W-O: strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan
memanfaatkan peluang.
Strategi W-T: strategi yang bersifat defensif yang diarahkan untuk mengurangi
kelemahan dan menghindari ancaman.

Adapun alternatif strategi yang dapat diterapkan yang diambil dari semua
aspek yang mendukung antara lain:
Strategi Strength – Opportunity (Strategi SO):
1.Sosialisasi karakteristik dan manfaat madu asli.
2.Petani membuat lisensi label merek dagang dan dipatenkan untuk
memberikan ruang pasar yang luas.
3. Meningkatkan kualitas, mempertahankan kemurnian dan keaslian
madu untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap madu.
Dari ketiga strategi tersebut diharapkan untuk pemasaran madu hutan di Kota
Kalimantan agar kedepannya lebih baik danpasar yang luas atau dapat bersaing
dengan madu yang memiliki kemasaran modern.

Strategi Weaknesses – Opportunity

(Strategi WO): mempromosikan madu asli sebagai obat herbal, meningkatkan


promosi penjualan melalui event-event serta mengenalkan pengobatan sengat
lebah pada segmen pasar, dan mempertahankan produk murni karena konsumen
selalu memiliki ekspetasi yang tinggi terhadap suatu produk.
Dari ketiga strategi WO tersebut untuk pemasaran madu (Apis dorsata) di Kota
Kalimantan dengan menggunakan promosi dan informasi dapat menarik perhatian
konsumen untuk mengkonsumsi madu.

Strategi Strength – Threats (Strategi ST): menetapkan harga madu di pasar,


meningkatkan kepuasan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk, dan
menggunakan kemasan yang menunjukkan identitas agar konsumen lebih percaya
dengan produk madu yang asli. Strategi ST tersebut dapat digunakan dengan
meningkatkan kualitas produk dan tetap menjaga keaslian madu.

Strategi Weaknesses – Threath

(Strategi WT): memberi pelayanan yang baik kepada konsumen agar konsumen
percaya dan loyal terhadap produk madu, meningkatkan melalui teknologi lebih
tinggi untuk menghindari komplain konsumen, mengantisipasi dan meminimalisir
kemungkinan terjadinya produk madu luar. Strategi WT digunakan jika
dikemudian hari keadaan pemasaran madu berada pada situasi yang tidak
menguntungkan, pengembangan sektor dan sub sektor tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Anda mungkin juga menyukai