Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

USAHA “INDAH
BERKAH”

Disusun Oleh:
ALIFAH NAZMIYAH
FAUJI NURWAHID
M. RIDWAN
RANDA MAULANA
RANDI MAULANI
SAEPUL HAYAT
SANA MARYANA
SHELY CAHYANI
SITI NURAENI
SITI KAMILAH
SISTI PUJAYANTI
SRI LENA

TAHUN AJARAN 2022/2023


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL AMIN
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Tape ketan merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi khas indonesia yang
terbuat dari beras ketan. Proses pembuatan tape ketan cukup mudah, sehingga banyak
yang mengembangkan produk tersebut secara tradisional maupun modern. Menurut
Winarno (1980), makanan yang mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi
yang lebih tinggi daripada bahan asalnya. Keunggulan lain makanan fermentasi yaitu
nutrisi lebih mudah diserap oleh tubuh. Hal tersebut dikarenakan mikrobia dapat
menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah
dicerna oleh tubuh.
Tape ketan dikenal sebagai makanan yang memiliki rasa yang khas. Menurut Putri
(2007), mutu tape ketan diukur dari warna, bau, rasa dan tekstur. Tape ketan yang baik
memiliki warna putih kekuningan , memiliki bau alkoholik, memiliki rasa manis sedikit
asam, memiliki tekstur yang lunak dan berair. Rasa yang khas pada tape ketan berasal
dari khidrosila amilopektin dan amilo oleh enzim amilase yang berasal dari ragi yang
nantinya dipecah lagi menjadi asam piruvat, asam organik lain dan alkohol. Pembentukan
alkohol dan asam-asam akan menghasilkan ras yang khas pada tape ketan.
Bahan baku pembuatan tape ketan yaitu beras ketan putih. Apabila dilihat dari komposisi
kimiawinya diketahui bahwa karbohidrat penyusunya adalah pati. Menurut Herawati
(2011), pati merupakan karbohidrat pelimer glukosa yang mempunyai dua struktur yakni
amilosa rendah dan amilokpetin. Menurut Aliawati (2003), beras ketan memiliki
kandungan amilosa rendah dan amilokpetin tinggi yang secara fisik menghasilkan nasi
yang lengket, mengkilap tidak mengembang dan tetap mengumpul setelah dingin.
Apabila ditinjau dari harga beras, beras ketan memiliki harga yang cukup tinggi
dibandingkan varietas beras lain. Harga beras ketan dipasaran saat ini cukup mahal yaitu
Rp 20.000,- per kilogram (Anonim, 2017).
Indonesia sebagai negara agraris mempunyai berbagai macam sumber bahan baku salah
satunya beras (oryza sativa). Varietas beras yang saat ini dapat ditemukan di indonesia
dan sudah banyak dikonsumsi yaitu pandan wangi, IR 64 atau Setra Ramos, Rajolele, IR
42, Methik susu dan Methik Wangi. Menurut Haryadi (2006), beras Rajolele memiliki
kandungan amilosa sekitar 20%, sedangkan menurut Andiza (2013), beras varietas IR 64
memiliki kandungan amilosa yang lebih tinggi yaitu 24% sehingga beras ini lebih pera.
Beras rojolele dan IR 64 ini biasanya banyak beredar dipasaran dan dikonsumsi.
Harga dari
kedua varietas beras tersebut, terbilang cukup terjangkau dan lebih murah apabila
dibandingkan dengan beras ketan.

B. Visi
Dengan adanya usaha produk makanan ini yang menyediakan makanan khas sunda
“peuyeum ketan”. Menyediakan kualitas terbaik, kemasan menarik sehingga memperoleh
tingkat keuntungan bagi pemilik usaha.
C. Misi
Sistem pelayanan yang berkualitas dan baik. Produk yang dipasarkan yang dibutuhkan,
bermutu dan terbaik bagi pelanggan, menjadi mitra bisnis dan andalan bagi masyarakat.

D. Tujuan
Tujuan utama mendirikan usaha ini adalah mengembangkan dan mengenalkan makanan
khas Sunda, Jawa Barat ke dunia luar. Perkembangan usaha ini akan meningkat seiring
dengan peningkatan terkenalnya produk ini di dunia maupun di kalangan masyarakat
yang membuat usaha ini dicari dan dibutuhkan oleh semua orang.
Adapun rencana usaha ini dibuat sebagai informasi bagi para masyarakat, bahwa kami
menyediakan produk makanan yang ada di lokasi dengan pelayanan yang memuaskan
menambah pengalaman dalam membuat rencana bisnis, proses pembuatan, cara
memasarkan, dan pengelolaan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan.
BAB II
ISI

A. Analisa peluang usaha

1. Strenght ( kekuatan)
Karena di daerah ini tidak terdapat orang/toko yang berjualan produk ini, yang akan
menjadikan produk ini cepat diterima atau diminati. Untuk produknya sendiri bisa
dirasakan oleh semua kalangan mulai dari anak- anak hingga orang tua.

2. Weakness (kelemahan)
Produk ini tidak tahan lama hanya tahan selama kurang lebih satu minggu.

3. Opportunities (peluang)
Produk ini bisa dijual ke kalangan mana saja seperti toko, pasar, warung,ataupun
pesanan.

4. Threat (ancaman)
Ditakutkan ada saingan ataupun terdapat orang yang mengcopy paste.

B. Marketing Mix

1. Product (produk)

Produk peuyeum ketan olahan ini adalah sejenis makanan khas yang terbuat dari
beras ketan asli. Produk ini paling cocok dinikmati saat cuaca panas, karena
fermentasi dari ragi tadi sangat berpengaruh terhadap kelembaban suhu sehingga
rasa manis yang dihasilkan akan lebih terasa. Tingkat kematangannya itu kira-kira
3 hari setelah proses produksi, dan selama itu juga “ peuyeum ketan” ini tidak
boleh dimasukkan ke dalam lemari pendingin sebelum tingkat kematangan benar-
benar matang.
2. Price (harga)

Untuk harga disini menjualnya dengan harga Rp. 7.000,- per kemasan, tidak terlalu mahal
dan juga terjangkau di dalam harga pasar.

3. Place (tempat penjualan)

Produk ini di pasarkan ke pasar-pasar tradisional,toko-toko dan tempat


penjualan lainnya.

4. Promotion (promosi)
Produk olahan “peuyeum ketan” akan menawarkannya melalui sosial media dan
menawarkannya langsung ke konsumen.

5. Distribnution (distribusi)
Untuk penyalurannya sendiri, pertama kami mengirim produk ini langsung ke konsumen
oleh tenaga karyawanm kami.

C. Perhitungan Modal dan Harga Jual


1. Modal Tetap

N NAMA BANYAK HARGA JUMLAH


O BARANG SATUAN
1 Aseupan 2 Rp. 15.000 Rp. 30.000
2 Bakul 3 Rp. 15.000 Rp. 45.000
3 Tikar plastik 2 Rp.30.000 Rp. 60.000
4 centong 2 Rp.5.000 Rp. 10.000
5 gayung 1 Rp. 7.000 Rp. 7.000
7 gas 3 Rp. 25.000 Rp. 75.000
jumlah Rp. 232.000
2. Modal Lancar

No NAMA BANYAK HARGA JUMLAH


BARANG SATUAN
1. Beras ketan 50kg Rp. 17.000/kg Rp.850.000
2. Ragi 100 biji Rp.2.500/biji Rp.250.000
3. Toples mini 35 lusin Rp.10.000/lusin Rp.350.000
4. Gas 4 buah Rp.25.000/buah Rp.100.000
5. Gaji karyawan 15 orang Rp.23.300/org Rp.349.500
6. Label 500 lembar Rp.500/lmbr Rp. 250.000
7. Biaya administrasi 5 orang Rp. 100.000 Rp. 100.000
pengorganisasian
8. Biaya pemasaran Rp. 50.000 Rp. 50.000
Jumlah Rp.
2.299.500,00,-

3. Modal Keseluruhan
N0 KETERANGAN BANYAK JUMLAH
1 Modal Tetap Rp. 232.000
2 Modal Lancar Rp. 2.299.500,00,-
Jumlah Rp. 2.531.500

4. Harga Jual

Harga pokok = Modal/ Hasil produksi


= Rp. 2.531.500 / 500 toples
= Rp. 5.063 (dibulatkan Rp. 5.500)
Keuntungan = Harga pokok keuntungan yang diinginkan
= Rp. 5.500+40%
=Rp. 2.200
Harga jual =Harga pokok + keuntungan
=Rp.5.500+ Rp.2.200
=Rp.7.700 (dibulatkan 7000,-)

D. Perhitungan Rugi/Laba

Jumlah penjualan = Hasil produksi x Harga per cup


= 500 toples x Rp.7000
=Rp. 3.500.000
Keuntungan = Hasil penjualan — Modal
=Rp. 3.500.000 - Rp. 2.531.500
=Rp. 968.500

E. Analisis Keuntungan
Setelah menghitung rugi/laba yang diperoleh dari usaha tersebut kemudian
menentukan BEP (Break Event Point) adalah dimana kondisi untuk memulai usaha sudah
tidak membutuhkan modal pribadi lagi, tetapi modal yang digunakan diperoleh dari
keuntungan. Untuk mencapai BEP adalah sebagai berikut:

Jumlah penjualan = Hasil produksi x Harga per cup


= 500 cup x Rp.7000
= Rp.3.500.000
Keuntungan = Hasil penjualan - Modal
=Rp. 3.500.000-Rp.2.531.500
=Rp. 968.500
Jadi, untuk mendapatkan keuntungan penyusun harus mampu menjual “Peuyeum ketan”
sebesar Rp. 7000 / toples, keuntungan dari mika yang diperoleh yaitu Rp.1000
sehingga bisa diambil kesimpulan untuk mencapai BEP penulis diharuskan untuk
menjual 500 toples “Peuyeum Ketan” per satu kali produksi.

Perhitungan BEP (Break Event Point)

Produksi Keuntungan Total Keterangan


ke- keuntungan
1 Rp. 968.500 Rp. 968.500 Belum mecapai BEP
2 Rp. 968.500 Rp.1.973.000 Belum mencapai BEP
3 Rp. 968.500 Rp. 2.959.500 Belum mencapai BEP
4 Rp. 968.500 Rp. 3.946.000 Sudah mencapai BEP
5 Rp. 968.500 Rp. 4.932.500 Sudah mencapai BEP

Jadi untuk mencapai BEP (Break Event Point) waktu yang dibutuhkan yaitu 5 kali produksi,
yang dilakukan 3 hari sekali, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai BEP adalah 15 hari.
F. Bahan-bahan dan proses pembuatan
Bahan yang dibutuhkan:

1) Beras ketan
2) Pasta
3) Ragi

Tahap memasak:

1) Pertama, cuci beras hingga bersih.


2) Masukan beras kedalam tungku yang telah disediakan, tunggu hingga setengah matang.
3) Setelah berasnya matang, angkat dan letakkan pada wadah yang lumayan besar, siram
dengan air rebusan dari beras.
4) Diamkan beberapa menit hingga meresap.
5) Tunggu benar-benar nasinya dingin, baru setelah itu kita bisa memberikan
(menaburkan) ragi sedikit demi sedikit dan juga merata keseluruh bagian nasi.

Tahap pembungkusan/pengemasan:

1) Tahap ini pengemasan tape yang dimasukkan kedalam toples berukuran sedang, dengan
menggunakan sendok.
2) Setelah diisi, kemudian tutup dengan penutup cup dan tempelkan tabel pada luar kemasan
3) Label disini saya beri nama “peuyeum ketan”.

BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk tape ketan adalah sejenis makanan khas yang terbuat dari beras ketan asli.
Produk ini paling cocok dinikmati saat cuaca panas, karena fermentasi dari ragi tadi
sangat berpengaruh terhadap kelembaban suhu sehingga rasa manis yang dihasilkan akan
lebih terasa. Tingkat kematangannya itu kira-kira 3 hari setelah proses produksi, dan
selama itu juga “peuyeum ketan” ini tidak boleh dimasukkan kedalam lemari pendingin
sebelum tingkat kematangan benar-benar matang. Untuk harga disini, penyusun
menjualnya dengan harga Rp.7000 tidak terlalu mahal dan juga terjangkau di dalam
harga pasar. Penulis memasarkannya ke pasar-pasar, warung/ toko di sekitarnya.

Dengan dibuatnya peuyeum ketan ini, penulis bisa mendapatkan keuntungan yang
ditargetkan karena dari segi rasa serta kemasan dibuat berbeda yang tentunya bisa
meningkatkan minat ketertarikan konsumen terhadap produk yang penulis buat.

B. Penutup
Demikian proposal usaha ini penulis buat, dengan harapan agar produk peuyeum
ketan ini lebih berkembang dan dapat dikenal luas oleh masyarakat, dan dapat menjadi
transfer Kota lain yang sangat diminati oleh masyarakat yang lebih luas lagi.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal usaha ini tentunya masih
banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan penulisan proposal usaha selanjutnya dan penulis berharap aga r usaha
ini dapat berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai