Anda di halaman 1dari 10

RESUME KEPERAWATAN

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD KOTA SALATIGA

Tanggal/ Jam Pengkajian : Selasa, 17 Desember 2019

Diagnosa Medis : G3P2A1 Partus tak maju

No. Registrasi : 13-14-2536XX

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien

a. Nama : Ny. T

b. Alamat : Salatiga

c. Umur : 31 Tahun

d. Pendidikan : SMA

e. TTV :

TD = 140/80 mmHg; N : 96 x/m; RR : 26 x/m Suhu : 36,5o C

2. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan utama :

Klien mengatakan cemas akan tindakan operasi yang akan dijalani nya

b. Riwayat penyakit sekarang

DS :

Klien mengatakan saat ini sedang hamil anak ketiga, bayi letak

bokong, sudah melewati waktu perkiraan bayi lahir. Pasien merupakan


rujukan Puskesmas oleh bidan, HPL : 7/12/2019, tapi sampai hari ini

belum ada tanda-tanda persalinan, bayi letak presbo, pasien direncanakan

melahirkan SC elektif.

DO :

Keadaan umum : tampak tegang, kesadaran : Compos mentis. Vital Sign

: Suhu : 36,8o C, frekuensi napas : 20x/menit, Heart Rate : 78 x/mnt.

Berat badan Sekarang : 64 Kg. BB sebelum hamil : 45 kg. Taksiran berat

janin ; 3390 gr. Pada pemeriksaan leopold , leopold I : kepala, lopold II :

Punggung kanan, Leopold III : teraba bokong, leopold IV : belum masuk

panggul. DJJ : 142 x/mnt. Hasil laboratorium : HB 11,6 gr/dl, Leukosit

6,8 103/ul

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga juga tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, gula darah,

asam urat, maupun asma.

d. Riwayat Haid

Pasien menarche usia 15 tahun, menstruasi tiap 28 hari siklus 7 hari,

keluhan saat haid : nyeri.

e. Persiapan Operasi

 Informed Consern

 Cukur

 EKG

 Lab
 Puasa

f. Prosedur Operasi

Operasi Secsio Caesaria

g. Pemeriksaan Penunjang

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN


Hematologi
Hemoglobin 11,6 14,0-17,5 g/dl

Hematokrit 32,3 40-52 %

Leukosit 6,8 4,4-11,3 10 ^3/uL

Trombosit 276 139-403 10 ^3/uL

Eritrosit 3,60 4,5-5,9 10 ^6/uL

Hitung Jenis
Neutrofil% 86,5 50,0-70,0 %

Limfosit% 8,3 25,0-40,0 %

Monosit% 2,2 3,0-9,0 %

Eosinofil% 2,6 0,5-5,0 %

Basofil% 0,4 0,0-1,0 %

Kimia
SGOT 8 0-46 U/L

SGPT 6 0-42 U/L


Gula darah sewaktu 76 70-150 Mg/dl
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan DAR


NO
(Data, Action, Respond)
1 Ansietas berhubungan dengan krisis DATA
situasional: akan dilakukan operasi S:

NOC : Pasien mengatakan kawatir/takut akan dioperasi


Cemas berkurang/hilang setelah dilakukan O:
tindakan keperawatan 1 kali pertemuan Ekspresi wajah pasien tampak tegang.
dengan KH : TD :
1) Pasien menyatakan siap untuk dilakukan
operasi. ACTION
2) Ekspresi wajah pasien tampak lebih 1. Mengkaji respon cemas, takut pasien
tenang/rileks. 2. Menjelaskan prosedur pelaksanaan operasi .
3) VS dalam batas normal 3. Memberi support /motivasi pasien untuk tenang, bahwa sudah ada tim
NIC : operasi yang kompeten.
1) Kaji respon cemas, takut pasien : data 4. Menganjurkan pasien untuk banyak berdoa
objektif dan subyektif 5. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien di ruang penerimaan
2) Gunakan pendekatan dengan konsep sebelum operasi
menenangkan 6. Menganjurkan pasien untuk relaksasi /nafas dalam
3) Jelaskan semua prosedur dan dengarkan 7. Mengevaluasi pasien setelah diberi tindakan anxiety reduction.
keluhan pasien
4) Pahami harapan pasien dalam situasi RESPONSE
stres 1. Pasien menyatakan sudah berkurang rasa takutnya, sudah tidak kawatir
5) Temani pasien untuk memberikan lagi.
keamanan dan mengurangi takut 2. Vital sign dbn ( R : 20 x/mnt, N : 78 x/mnt, TD : 120/85mmHg
6) Bersama tim kesehatan, berikan
informasi mengenai diagnosis prosedur
operasi.
7) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi tentang
melahirkan.

2 Resiko infeksi b/d prosedur pembedahan DATA


O:
NOC : 1. Pasien akan dilakukan operasi Sectio caesarea (SC)
Infeksi tidak terjadi selama prosedur 2. Ku : lemah
pembedahan dengan kriteria hasil : 3. TD : 130/80 mmHg
1) VS dalam batas normal 4. Nadi : 88 x/mnt
2) Tidak ada tanda- tanda infeksi (robor, 5. R : 20 x/mnt
kalor, dolor, tumor, dan fs laesa) 6. Saturasi O2 : 99 %
3) Tim operasi melakukan tindakan operasi 7. Haluaran urin : 300 cc
secara aseptik
NIC :
ACTION
Kontrol infeksi
1) Terapkan unversal precaution 1. Memonitor KU kesadaran
2) Beri higiene yang baik 2. Mengukur VS, saturasi, haluaran urin, perdarahan
3) Monitor tanda dan gejala infeksi (local 3. Melakukan tindakan pembedahan dengan tehnik aseptik, mengganti
dan sistemik) peralatan set operasi sesuai prosedur.
4) Ajarkan teknik cuci tangan 4. Memasang kateter prinsip aseptic
5) Kolaborasi dokter bila ada tanda infeksi 5. Memberikan antibiotik ceftriaxon 1 gram

Proteksi infeksi RESPONSE


1) Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Pasien tidak demam
sistemik dan lokal 2. Vital sign : S : 36,2 0C, TD : 130/80 mmHg, Nadi : 84 x/mnt, R : 26
2) Gunakan kateter intermiten untuk x/mnt, Saturasi O2 : 98 %
menurunkan infeksi kandung kencing 3. Tidak ada perdarahan
4. Tim operasi menunjukkan perilaku aseptic dalam tindakan pembedahan.
3) Tingkatkan cairan dan nutrisi
4) Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
5) Pertahankan teknik aseptic dalam tiap
tindakan
6) Ganti peralatan perawatan pasien per
prosedur protocol
7) Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
8) Kelola pemberian Antibiotik
3 Hipotermi berhubungan dengan efek anetesi DATA
S : pasien mengatakan kedinginan
NOC : O:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Tubuh menggigil
selama 1 kali pertemuan hipotermi teratasi
dengan leriteria hasil : Ku : sedang, T : 36,0 o C
1) Suhu tubuh dalam batas normal : Suhu N : 70x/mnt, R : 20 x/mnt
badan: 36°C – 37°C TD : 100/60 MmHg
2) TTV dalam batas normal Saturasi : 96 %
3) Hidrasi adekuat
4) Tidak ada menggigil ACTION
NIC : 1. Mengukur suhu, nadi, respirasi dan tekanan darah anak.
Penanganan hipotermi 2. Memonitor warna kulit dan suhu kulit
1) Pengaturan suhu: mencapai dan atau 3. Memberi cairan infus untuk hidrasi
mempertahankan suhu tubuh dalam 4. Memberikan pengalas hangat/warmer
range normal 5. Memberikan selimut tebal
2) Pantau suhu, tekanan darah, nadi, dan
pernafasan .
3) Pantau warna dan suhu kulit RESPONSE
o
4) Pantau dan laporkan tanda dan gejala Suhu badan anak : 36,5 C
hipotermi pasien tidak menggigil
5) Tingkatkan keadekuatan masukan cairan Hidrasi dengan infus adekuat, tetesan lancar.
6) Tempatkan anak di atas pemanas/
pengalas warmer
7) Pakaikan selimut hangat
8) Pertahankan panas tubuh anak
9) Berikan pengobatan dengan tepat untuk
mencegah atau kontrol menggigil
C. PEMBAHASAN

Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan


melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. (Sarwono, 2009). Seksio sesarea
adalah tindakan operasi yang paling konservatif. Indikasi tindakan operasi
obstetric dipertimbangkan dengan melihat adanya indikasi pada ibu, indikasi
pada janin, indikasi profilas dan indikasi vital (manuaba, 2010). Indikasi SC pada
pasien ini karena malpresentasi janin, letak bokong pada primigravida dan
merupakan kehamilan post date. Tidak ada kesenjangan dalam pelaksanan
keperawatan yang diberikan dengan teori yang telah ada.
Pada kasus diatas ditemukan Diagnosa keperawatan berdasarkan
masalah yang di alami pasien yang meliputi :
1. Ansiteas berhubungan dengan krisis situasional
2. Resiko infeksi dengan factor resiko proses tindakan invasive
3. Hipotermi berhubungan dengan efek obat anastesif
Pada saat pre operasi didapatkan masalah ansietas pada pasien,

ansietas terjadi karena respon dari psikologis yang dirasakan oleh pasien.

perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi ini merupakan

respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan

dikomunikasikan secara interpersonal. Sedangkan saat intra operasi

didapatkan masalah resiko terjadinya infeksi karena suatu tindakan yang

sifatnya invasive akan beriko terjadinya infeksi. Sehingga dalam pelaksanaan

prosedur tindakan dilakukan dengan prinsip steril untuk mencegah kejadian

infeksi dan pemberian obat-obatan yang sifatnya antibiotic. Dan pada saat

post operasi didapatkan masalah hipotermi yang ditandai dengan penurunan


suhu tubuh dan menggigil. Masalah ini muncul karena disamping efek dari

obat anastesi khususnya pada anastesi spinal yang akan memberikan efek

local pada cairan serebrospinal didalam ruang subarachnoid. Menggigil

merupakan suatu kondisi yang tidak nyaman pada pasien. menggigil

merupakan pertahan terakhir yang timbul bila mekanisme kompensasi yang

lain tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal. Sebab

terjadinya itu adalah karena rangsangan dingin akan diterima efektor

diteruskan ke hipotalamus anterior dan memerintahkan bagian efektor untuk

merespon berupa kontraksi otot tonik dan klonik secara teratur dan bersifat

involunter serta dapat menghasilkan panas.

Anda mungkin juga menyukai