Anda di halaman 1dari 4

Pembelajaran abad 21 akan menghasilkan Masuknya aspek TIK dalam dunia pendidikan

peserta didik yang memliki kemampuan atau telah memunculkan inovasi dalam produk pendidikan
keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang misalnya Electronic learning (e-learning) dan
berharga dalam setiap pembelajan yang telah Mobile Learning (m-learning). Menurut Miarso
dilaluinya. Beberapa aspek yang dikembangkan (2007) e-learning berkaitan dengan pemerataan
dalam pembelajaran abad 21 yaitu aspek kecakapan kesempatan belajar, maka di era digital saat ini
hidup, keterampilan inovasi pembelajaran, informasi, konsep pembelajaran jarak jauh sangat didukung
media dan keterampilan dalam teknologi. Peserta dengan keberadaan elektronik. M-learning membawa
didik diberi kesempatan dan dituntut untuk mampu manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat diakses
mengembangkan kecakapannya dalam menguasai setiap saat dan visualisasi materi yang menarik.
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga Istilah m-Learning sekarang banyak mengarah pada
peserta didik memiliki kemampuan dalam penggunaan ponsel sebagai media pembelajaran,
menggunakan teknologi pada proses pembelajaran misalnya penggunaan media pembelajaran pada
yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir sistem android ponsel yang dapat digunakan oleh
dan belajar peserta didik. peserta didik. Batubara (2006) dalam penelitianya
Pembelajaran diarahkan pada penciptaan menyimpulkan bahwa penggunaan e-learning
suasana aktif, kritis, analisis, dan kreatif dalam mengatasi keterbatasan perkuliahan di kelas dan
pemecahan masalah melalui pengembangan menyediakan layanan belajar yang dapat diakses
kemampuan berpikir (BSNP/Depdiknas, 2006). Hal darimana saja dan kapan saja.
ini relevan dengan pernyataan Gibson dalam Suatu produk pengembangan harus bernilai
Sudarisman (2015) bahwa perubahan keadaan yang valid, praktis dan efektif terutama produk di bidang
non-linier tidak dapat diantisipasi hanya dengan cara pendidikan. Berdasarkan pengamatan peneliti,
berpikir linier melainkan perlu kreativitas, beberapa aplikasi android bisa digunakan dalam
sehingga pendidikan masa depan seharusnya perkuliahan dan pembelajaran, misalnya
diarahkan pada sistem pendidikan yang “Burungnesia”. Burungnesia (Mahardika et. al. 2016)
memungkinkan peserta didik dapat mengaktualisasi merupakan satu aplikasi yang memuat informasi
potensi dirinya. Dengan demikian untuk mengenai jenis-jenis burung, deskripsi morfologi,
menyelaraskan tujuan pembelajaran dengan kebiasaan hidup atau tingkah laku burung, dan
tuntutan zaman, guru perlu memahami arah tuntutan persebaran burung. Apikasi ini menurut peneliti
pembelajaran terkini agar pembelajarannya lebih sangat membantu dalam perkuliahan yang kegiatan
bermakna. Friedman (2006) menyatakan bahwa utamanya merupakan pengamatan (observasi) yang
memasuki abad 21 perubahan paradigma mana dalam perkuliahan mahasiswa harus terbiasa
pembelajaran ke arah student centered sehingga dalam hal pembelajaran secara pengamatan mandiri.
peserta didik perlu dibekali keterampilan berpikir Aplikasi Burungnesia dapat digunakan dalam materi
tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill kuliah zoology vertebrata materi aves. Susandarini
(HOTS). (2012) mengembangkan buku Flora dan Fauna
Kalimantan yang dapat digunakan sebagai bahan
belajar bagi mahasiswa ataupun peneliti untuk kelebihan media pembelajaran berbasis android yaitu
membantu observasi atau pengamatan langsung di dari segi tampilan dan penyajian seperti kombinasi
lapangan. Berdasarkan uraian tersebut, mendorong tulisan, tulisan bergerak, kombinasi warna
peneliti untuk membuat dan mengembangkan background lebih unggul dari pada materi bacaan
aplikasi serupa yaitu aplikasi morfologi tumbuhan yang cetak. Berdasarkan kelebihan tersebut maka
(Mortum) dengan kajian materi morfologi daun peneliti menyadari bahwa pengembangan media
sehingga diiharapkan dapat membantu dalam android untuk matakuliah morfologi tumbuhan harus
pengamatan morfologi daun. dilakukan untuk memberikan pilihan media
Matakuliah morfologi tumbuhan merupakan pembelajaran yang lengkap untuk mahasiswa.
matakuliah wajib di bidang ilmu biologi. Matakuliah Penggunaan bahan ajar hanya terfokus pada
ini akan dipelajari morfologi akar, batang, daun dan buku ajar tanpa ada pembaharuan baik itu modul,
alat reproduksinya secara konseptual dan kontekstual. handout ataupun media pembelajaran. Dilihat dari
Morfologi tumbuhan sangat perlu dipelajari dan materi,contoh-contoh yang asing atau tidak diketahui
dipahami oleh mahasiswa karena merupakan dasar oleh peserta didik sehingga akan membuat materi
untuk melakukan identifikasi tumbuhan. Identifikasi sulit diingat. Materi ajar yang diberikan kepada
tumbuhan merupakan kegiatan untuk melakukan peserta didik sebaiknya merupakan bersumber dari
deskripsi terhadap tumbuhan yang diamati agar sekitarnya sehingga akan muncul ketertarikan dari
didapatkan ciri dan karakteristiknya. Pada matakuliah peserta didik karena objek yang dipelajarinya hal
ini, masih minimnya alat bantu dan acuan misalnya yang dikenali. Dharmono et, al,.(2017)
contoh deskripsi tumbuhan bagi mahasiswa untuk mengembangkan handout yang berbasis penelitian
melakukan identifikasi, sehingga dengan adanya lapangan agar objek yang dipelajari siswa bersumber
media android “Mortum” dapat menjadi solusi bagi dari sekitarnya sehingga memberikan pengalaman
mahasiswa untuk membantu melakukan identifikasi yang nyata karena objek atau sumber materi yang
dan menambah acuan deskripsi morfologi suatu dikenali oleh penggunanya. Pengembangan produk
tumbuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Raksun pendidikan yang bersumber berdasarkan penelitian
(2008) bahwa pada matakuliah ini sebaiknya lapangan (terutama) di sekitar peserta didik perlu
dibuatkan beberapa inovasi baik itu model, strategi, dilakukan untuk menyikapi permasalahan tersebut.
pendekatan ataupun media agar mahasiswa tidak Berdasarkan observasi oleh peneliti bahwa
terlalu banyak belajar dengan ceramah sehingga pada bahan ajar morfologi tumbuhan materi daun
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran. masih banyak terdapat contoh-contoh yang asing bagi
Keistimewaan aplikasi pembelajaran berbasis pembaca sehingga mahasiswa akan sulit
android yaitu dapat menjadi media pembelajaran atau membayangkan dan mengambarkan bagian-bagian
alat bantu dalam suatu pembelajaran karena dari segi daun yang dipelajari dikarenakan sulitnya
gambar lebih menarik dari pada buku-buku bacaan, memvisualisasikan ranah abstrak peserta didik.
praktis dibawa karena terpasang di handphone, juga Penggunaan contoh-contoh yang ada disekitar peserta
dapat dimasukkan video penunjang pembelajaran. didik akan memberikan kesan belajar yang lebih
Anggraeni, R. D. (2013) menyebutkan bahwa mendalam karena sumber belajar merupakan hal
yang sering dilihat, dipegang dan berinteraksi dengan penelitian ini meliputi; 1) Potensi dan masalah, 2)
peserta didik. Sependapat dengan Mumpuni (2014) mengumpulkan informasi, 3) Desain produk, 4)
bahwa pembelajaran akan lebih bermakna karena Validasi dan one-to-one (uji keterbacaan), 5) Smalls
objek yang dipelajari merupakan hal disekitar dan group. 6) Field test. Pada langkah penelitian ke 1
sering terjadi interaksi dengan peserta didik. sampai 3 menggunakan langkah Borg and Gall
Pembelajaran diharapkan juga mampu (1989) karena pada permasalahan penelitian belum
meningkatkan beberapa keterampilan dari peserta adanya media android “Mortum”. Proses
didik, misalnya keterampilan berpikir kritis dan pengembangan media android “Mortum”
keterampilan proses sains. Pembelajaran bidang menggunakan uji kualitas Tessmer dengan capaian
Biologi dari jenjang sekolah dan perkuliahan valid, praktis dan efektif pada langkah
menuntut peserta didik mengerti bagaimana pengembangan 4 sampai 6. Gabungan model ini
keterampilan proses sains dalam pembelajarannya. digunakan karena belum adanya media pada
Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2005) matakuliah morfologi tumbuhan sehingga pada
adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk langkah 1 dan 2 menggunakan model Borg and Gall
memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan (1989), sedangkah langkah pengembangan
konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA, menggunakan indikator kualitas Tessmer agar
baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik didapatkan hasil yang valid, praktis dan efektif.
(manual) maupun keterampilan sosial. Keterampilan Chaeruman, (2014) mengatakan bahwa gabungan
proses sains menurut Dimyati dan Mudjiono (2009) beberapa langkah pada suatu penelitian dan
terdiri atas keterampilan-keterampilan dasar (basic pengembangan dapat dilakukan sehingga tujuan dari
skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi suatu penelitian sesuai dengan yang diharapkan.
(integrated skills).
Berdasarkan uraian di atas maka perlu
dilakukan pengembangan media pembelajaran
matakuliah morfologi tumbuhan materi daun di
lingkungan Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin untuk meningkatkan pemahaman dan
efektifitas pembelajaran serta belajar mandiri peserta
didik. Penelitian ini bertujuan menghasilkan media
pembelajaran yang valid, praktis dan efektif untuk
peserta didik sehingga layak digunakan.

METODE
Desain penelitian yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (R&D) menurut Borg
and Gall yang dimodifikasi dengan menggunakan
indikator kualitas Tessmer. Langkah-langkah
HASIL
Hasil dari pengembangan penelitian ini didapatkan
nilai kevalidan, kepraktisan dan kefektifitasan media
pembelajaran sebagai berikut :

1. Kevalidan media pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai