Anda di halaman 1dari 28

ASKEP GADAR PADA POPULASI KEGAWAT

DARURATAN MATERNITAS

Kusila Devia Rahayu S.Kp.,M.Kep.,Ns.,Sp..Kep.,Mat


Obstetri ialah ilmu yang mempelajari
kehamilan, persalinan dan nifas.

Tujuan obstetri untuk membawa ibu dan anak


dengan selamat melalui masa kehamilan,
persalinan, dan nifas, dengan kerusakan yang
seminimal mungkin.
•1

Tujuan obstetri ialah pengaturan dan


optimalisasi reproduksi manusia.
•2
Kehamilan (graviditas)

konsepsi (pembuahan)

berakhir dengan permulaan


persalinan

Nifas (puerperium)

Menyusui (laktasi)

Pasangan usia subur


Kesakitan dan kematian ibu
serta kematian bayi baru lahir

Menurut Hoyet (2007)

1. Kematian ibu didefinisikan oleh WHO sebagai


kematian wanita selama kehamilan atau 42 hari
setelah kehamilan. Kematian terkait dengan
kehamilan atau diperburuk oleh kehamilan atau
penanganan kehamilan, tidak termasuk kematian
akibat kecelakaan atau cedera.

2.Kematian obstetrik langsung adalah kematian akibat


komplikasi selama kehamilan, persalinan dan/atau nifas
dari intervensi, kelalaian dalam intervensi atau tindakan
yang salah.
3. Kematian obstetrik tidak langsung adalah
kematian akibat adanya penyakit sebelumnya atau
penyakit yang berkembang selama kehamilan yang
tidak berakibat langsung secara obstetric tetapi
cenderung memperburuk kehamilan.

4. Late maternal death adalah kematian yang terjadi


lebih dari 42 hari setelah terminasi kehamilan
tanpa memperhatikan penyebab kematian.
Penyebab kematian ibu dan
bayi
1. Perdarahan yang dapat terjadi sebelum
maupun sesudah anak lahir.

2. Preeklamsi dan Eklamsi, yang memiliki gejala


utama berupa hipertensi, edema dan
proteinuria.

3. Infeksi nifas karena terjadi infeksi pada luka


jalan lahir.
Faktor Risiko Trauma dalam Obstetri

Usia muda Narkoba


Alkoholisme
Kekerasan dalam rumah tangga Kehamilan
itu sendiri
Tipe trauma dalam obstetri

Trauma tumpul abdomen


Fraktur pelvis
Trauma tembus
Keunikan

Dua nyawa ada dalam risiko dan


perlu evaluasi dan tatalaksana

Stabilitas dan survival ibu menjadi


prioritas utama

Pola ABCDE: airway, breathing,


circulation, disability, and exposure
Trauma tumpul
Hampir 2/3 kasus
Kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh,
cedera pejalan kaki, dan serangan sumber
lain dari trauma tumpul
Kurang dari 12 minggu kemungkinan
kecelakaan kecil
20 minggu ke atas ~ perubahan uterus ~ risiko
pada plasenta dan janin
Fraktur pelvis
Kecelakaan serius
Sering dengan syok hipovolemik karena
perdarahan intra dan retroperitoneal
Sering berhubungan dengan laju mortalitas
maternal yang tinggi (9%) dan mortalitas janin
(35%)
Fraktur pelvis saja bukan kontraindikasi
persalinan per vaginam, kecuali pada dilokasi
berat atau fraktur tidak stabil
Trauma tembus
Umumnya karena luka tembak atau luka
tusuk
Luka tembak di perut mungkin masuk ke
rahim dan menyebabkan cedera janin sampai
dengan 70% kasus, dengan angka kematian
janin yang tinggi (40% -‐65%)
Luaran setelah trauma ibu dan janin

Kecelakaan ibu
Paling sering fraktur, dislokasi, keseleo, dan
regangan
Luka dalam lebih sering menyebabkan kematian
maternal
Luaran setelah trauma ibu dan janin

Kematian janin
Ditentukan oleh usia kehamilan saat persalinan Faktor risiko
yang paling umum : terlempar dari mobil kematian ibu,
takikardia ibupola denyut jantung janin abnormal banyaknya
cedera
Luaran setelah trauma ibu dan janin

Kematian janin
Faktor risiko klinis penting lainnya
hipotensi berkepanjangan ibu atau hipoksemia
Solusio plasenta
ruptur uteri
trauma uterus langsung
Luaran kehamilan yang buruk
Persalinan preterm
Solusio plasenta
Perdarahan fetomaternal
Ruptur uterus
Trauma janin langsung
Tatalaksana

 Manajemen awal
 dilakukan oleh dokter, perawat, anestesi
gawat darurat
 dokter dan perawat kebidanan untuk
penilaian sk sekunder
 petugas yang dapat melakuan resusitasi
neonatal harus tersedia
Survei Primer
Penting untuk melakukan
stabilisasi ibu dulu, baru
kemudian pada kehamilan
dan janinnya
Penilaian sekunder

Setelah stabilisasi
 evaluasi luka maternal yang spesifik dan nilai
 kesejahteraan janin
 Pemeriksaan lab Periksa dalam Pemeriksaan
 obstetri
Pemeriksaan tambahan

CTG
Tes darah (CBC, elektrolit, gula darah, Type
and Cross, PT/PTT, fibrinogen, Kleihauer-‐ Betke
(KB), skrining toxicology, urinalisa, AGD
USG
Tatalaksana
Profilaksis tetanus
CPR dan SC perimortem
Observasi singkat (4-‐6 jam) Jika :

trauma ibu adalah minor


hemodinamik ibu stabil
evaluasi Primer negatif
tidak ada cairan intra-‐abdomen
tidak ada keluhan kebidanan
kurang dari 6 kontraksi perjam
CTG pola kelas I
Pemeriksaan dan data laboratorium normal
Observasi jangka panjang (24-‐48 jam)
- Ibu cedera ganda dan banyak
- Hemodinamik ibu tidak stabil

= Ada gejala kelainan obstetri (perdarahan, ketuban pecah

- Kontraksi lebih dari 6 jam

- pada 4-‐6jam pertama CTG abnormal


- Pemeriksaan obstetri abnormal Data -
- laboratorium abnormal
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai