Anda di halaman 1dari 10

MASALAH

SEKSUAL PADA
LANSIA PRIA
Disampaikan Oleh :
Chandra Wirawan (NPM 2006505341)

PROGRAM PASCA SARJANA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
Latar Belakang
 Persentase lansia di Indonesia pada tahun 2015 adalah 9,77% dari
jumlah penduduk dan tahun 2020 mencapai 11,3%, atau sebanyak
29,12 juta jiwa (BPS)

 Usia harapan hidup (UHH) pun semakin meningkat setiap tahunnya. Di


Indonesia, usia harapan hidup meningkat dari 68,5 tahun (2004)
menjadi 72 tahun (tahun 2015). Peningkatan ini diprediksi akan terus
bertambah dan akan menghasilkan masalah-masalah terkait lanjut usia
salah satunya masalah seksualitas

 Banyak kelompok usia lanjut yang merasa terganggu dengan masalah


seksualitas yang dialaminya dan kebanyakan lansia tidak mengetahui
cara penanggulangannya, baik dari segi medis maupun dari sisi psikis.
Seksualitas Pada Lansia
 Seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang
hidupnya dan meliputi seks, identitas dan peran gender,
orientasi seksual, erotisisme, kenikmatan, kemesraan dan
reproduksi (WHO)

 Seksualitas juga merupakan bagian dari kedekatan fisik dan


emosional yang ingin dirasakan oleh setiap laki-laki dan
perempuan selama hidup mereka walaupun usia sudah
bertambah.

 Seksualitas tidak selalu berarti melakukan hubungan seksual.


Lansia beradaptasi terhadap kondisi ini dengan cara
melakukan kontak fisik yang lebih umum, seperti bersentuhan,
berpelukan dan saling membelai.
Perubahan Seksualitas Pada Lansia Pria

1. 2. 3.
Produksi testoteron Kelenjar prostat Fase penggairahan menjadi lambat
menurun secara bertahap biasanya membesar dan ereksi yang
tidak maksimal

4. 5. 6.
Fase orgasme lebih singkat Penurunan tonus otot Kemampuan ereksi kembali
dengan ejakulasi yang tanpa setelah ejakulasi semakin
disadari panjang

7.
Ereksi pagi hari (morning erection)
juga semakin jarang terjadi
Perubahan Fisiologis Aktivitas Seksual Pada Lansia

Fase Pasca Orgasmic


Fase Arousal
(Setelah orgasme)
(Penggairahan)
01 03
Fase Desire
(Hasrat) Fase Orgasmic
02 (Orgasme) 04
No Fase Tanggapan Perubahan Fisiologi Seksual pada Pria
Seksual
1 Desire (hasrat) - Interval untuk meningkatkan hasrat meningkat
- Mulai usia 55 tahun, testosterone menurun  libido menurun
2 Arousal (penggairahan) - Ereksi membutuhkan waktu lebih lama
- Ereksi kurang begitu kuat
- Testosteron menurun
- Produksi sperma menurun pd usia 40 tahun

3 Orgasmic (orgasme) - Kemampuan mengontrol ejakulasi membaik


- Kontraksi otot berkurang
- Jumlah kontraksi menurun
- Volume ejakulat menurun
4 Pasca Orgasmic (setelah - Ereksi dan orgasme berikutnya lebih sulit
orgasme)
Macam Gangguan Seksual Pada Lansia Pria

1. Andropause
Yaitu Sindrom penurunan kemampuan fisik, seksual, dan psikologi yang dihubungkan
dengan berkurangnya hormon testosteron dalam darah
2. Gangguan hasrat seksual (libido)
Yaitu hasrat atau dorongon seksual seseorang untuk melakukan aktivitas atau
hubungan seksual. Berkurangnya libido pria dapat dipengaruhi oleh banyak hal, mulai
dari faktor usia, penyakit tertentu, berkurangnya hormon seks, hingga masalah
psikologis.
3. Disfungsi ereksi
Yaitu ketidakmampuan secara konsisten untuk mencapai dan/atau mempertahankan
ereksi sedemikian rupa sehingga sulit mencapai aktivitas seksual yang memuaskan.
4. Gangguan orgasme
Yaitu berhubungan erat dengan ejakulasi. Lansia sering mengalami orgasme tarlambat
5. Gangguan ejakulasi
Ejakulasi dini merupakan kondisi ketika seorang pria berejakulasi lebih cepat dari yang
diinginkan saat berhubungan seksual.
Faktor Penyebab Gangguan Seksual Pada Lansia
1. Penurunan kadar hormon androgen
Terutama penurunan kadar hormon testosterone dapat mempengaruhi disfungsi seksual
2. Penyakit sistemik
Seperti DM, hipertensi, stroke, hyperlipidemia, penyakit jantung
3. Penggunaan obat-obatan
- Psikotropika
- Anti hipertensi
- Obat simpatomemetik
- Obat antikolinergik
4. Faktor Psikis
Faktor psikis (seperti stres, tertekan dan depresi) dapat mempengaruhi aspek seksual dan
fungsi reproduksi
5. Merokok
Nikotin menyebabkan meningkatnya tekanan darah dan kecepatan denyut jantung. Nikotin
menyebabkan penyempitan pembuluh darah perifer terutama pada penis, jantung dan lain-
lain. Sedangkan CO (Karbonmonoksida) mengikat haemoglobin yang dapat mengganggu
aliran darah yang selanjutnya dapat mengganggu ereksi
Upaya Mengatasi Gangguan Seksual Pada Lansia
1. Terapi obat-obatan
Misalnya obat tadalafil, sildenafil atau vardenafil dapat meningkatkan fungsi seksual pria
dengan meningkatkan aliran darah ke penis. Untuk masalah ejakulasi dini, dokter dapat
memberi obat promescent. Obat semprot topikal ini mengandung lidocaine yang bertujuan
mengurangi sensitivitas agar ejakulasi lebih terkendali
2. Terapi Psikologi
Melakukan konseling untuk membantu seseorang mengatasi kecemasan, rasa takut atau
perasaan bersalah yang berdampak pada fungsi seksual. Terapi ini memberikan
pemahaman tentang seks dan tingkah laku seksual yang tepat pada lansia agar
kegelisahan tentang kemampuan seksualnya dapat teratasi
3. Terapi hormone
Pemberian suplemen hormon testosteron dengan tujuan untuk mempertahankan kadar
normal
4. Rutin berolah raga
Olah raga dapat meningkatkan dan memperbaiki sirkulasi darah di dalam tubuh termasuk di
daerah seksual pria. Olah raga membuat tubuh menjadi bugar dan stamina pun dapat
terjaga. Olahraga yang dapat dilakukan oleh lansia yaitu senam, jalan santai, berenang,
bersepeda dan sebagainya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai