Disampaikan
pada Acara SEMINAR KESEHATAN DLM RANGKA HKN KE 55
TAHUN 2019
MUNTOK, BABAR , 23 NOV 2019
1
Trend Masalah Kesehatan
(global dan Indonesia)
Diabetes: A global emergency
4
Diabetes: The Future
9
Permasalahan Kesehatan di Indonesia
TRIPLE BURDENS
10
BILA PTM >> potensi
kelompok USIA PRODUKTIF
>> dan terancam kualitas
dan daya saing rendah
11
Tahun 1990 : penyakit menular spt ISPA, TB, Diare dll, menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar
Sejak tahun 2010: PTM (stroke, jantung, kecelakaan, kanker diabetes , dll) menjadi penyakit terbesar yang menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan.
12
Mengapa PTM Menjadi Masalah
Sebagian besar
masyarakat
tidak mengerti
10 juta
Tidak
Terdiagnosa
63.2%
Tidak
Hipertensi v
Hipertensi
25.8%
74.2%
Terdiagnosa/
Minum obat
36.8%
Faktor Risiko
Perilaku Penyebab Terjadinya PTM
Yang Harus
Diperbaiki
17
ASUPAN GGL BERLEBIH BERISIKO PTM
18
Kebijakan dan Strategi
20
Target SDGs
Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan
sepertiga kematian dini karena
penyakit tidak menular (PTM)
9 TARGET GLOBAL PENGENDALIAN PTM
PADA TAHUN 2025
25% Penurunan Kematian
Penurunan Penurunan Kurang Penurunan Tekanan
Akibat PTM (Penyakit Jantung,
Konsumsi Alkohol aktifitas Fisik 10% Darah Tinggi
Kanker, Diabetes atau penyakit
10% 25%
paru kronik) hingga tahun 2025
23
24
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
REGIONAL PLAN
(WHO-SEARO)
25
Rencana Aksi
Pencegahan dan Pengendalian PTM 2015-2019
Penurunan
Morbiditas, Mortalitas dan Disabilitas
PTM
Kegiatan/Aksi
Pencegahan dan
Pengendalian
PTM
26
Strategi Aksi
Pencegahan dan Pengendalian PTM 2015-2019
Promosi
Kesehatan & Penguatan
Advokasi & Sistem Surveilans,
Reduksi
Kemitraan Pelayanan Monev
Risiko
Kesehatan &
Riset
27
SOCIAL DETERMINAN +
COMMERCIAL
Risiko Melekat
•Umur, Sex DETERMINANT
•Keturunan dll
Faktor Risiko /
Fase Akhir
Penyakit Antara
• PJK -PD
• Stroke
Risiko Perilaku • Hipertensi • Diabetes
• • Hiperglikemi
Merokok • PPK
• Obesitas
• Diet • Ginjal Kronik
• Dislipidemia • Kanker
• Alkohol • Lesi Pra kanker • Thalassemia
• Aktifitas Fisik • Bronkhitis/ Emfisema/ • Lupus
• Stress Efusi Pleura • Osteoporosis
• Cedera & K3
Faktor Lingkungan :
Globalisasi, Sosio-ekonomi
Budaya, Modernisasi, Polusi dll 28
PENGENDALIAN PTM
Populasi sehat Populasi Berisiko Populasi dengan
PTM PTM
Kematian = TB
30
Fakta TB dan DM
TB DM
• 9.6 juta pasien TB (2014) 5 juta • Sekitar 422 juta manusia dengan DM
meninggal • Prevalens global DM: 8.5% (dewasa, >
• Satu dari tiga orang di dunia 18 tahun)
terinfeksi TB laten • DM penyebab langsung 1.5 juta
• Lebih dari 95% kematian TB di kematian (2012)
negara pendapatan rendah –
sedang • WHO DM penyebab kematian ke-7
• Orang yang terinfeksi TB 10% pada 2030
menjadi TB • Prevalens DM sama di negara
• Pasien dengan gangguan sistem pendapatan rendah dan tinggi
imunitas HIV, malnutrisi, DM, dll
31
Faktor risiko DM dan TB
• Adakah hubungannya?
• DM adalah penyakit metabolik dan TB adalah penyakit infeksi
Pasien DM
• DM tidak terkontrol dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
seperti TB (imunologi, seluler)
Pasien dengan DM terbukti memiliki gangguan sistem imunitas (cell-
mediated immunity), defisiensi mikronutrien, micro-angiopathy, dan
gangguan ginjal predisposisi TB
Pasien TB
•Pasien TB risti utk terjadi DM belum jelas apakah TB dapat langsung
menyebabkan DM intoleransi glukosa/DM belum terdiagnosis
32
33
Gupta S, et al, faktor risiko terjadinya TB
•Diabetes mellitus (30,9%)
•Merokok (16.9%)
•Alcoholism (12.6%)
•HIV (10.6%)
•Keganasan (5.8%)
•Riwayat kontak erat TB (3.4%)
•Penggunaan obat KS kronik (2.9%)
34
TB-DM dan kesehatan masyarakat
• Pasien DM lebih mudah terkena infeksi dibandingkan non-DM infeksi TB
laten
• Meta analisis: pasien DM 3 X terkena TB dibandingkan non-DM (96%
confidence interval, CI: 2.3-4.3)
• Infeksi TB pada pasien DM lebih progresif dibandingkan dengan tanpa DM
• Pasien TB dengan DM memiliki risiko kekambuhan dan kematian lebih
tinggi
• Diabetes merupakan risiko terjadinya resistensi OAT seperti MDR
• TB merupakan pemicu terjadinya DM dan dapat memperburuk
pengontrolan kadar gula darah pada pasien DM
35
Penyakit TB dapat mempengaruhi pasien DM
•TB berhubungan dengan kontrol glikemik yang buruk pada pasien DM
• Risiko berhubungan dengan nilai kadar gulda darah DM tidak terkontrol
dan lamanya
• Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) memiliki risiko tinggi T1DM
biasanya BB rendah dan DM tidak terkontrol
•OAT dapat mempengaruhi kinerja OHO melalui interaksi obat
•Onset DM dipicu oleh TB
•Progresifitas infeksi TB lebih cepat pada pasien DM dibandingkan
non-DM
36
TB dapat menyebabkan DM
•Mekanisme tidak diketahui dengan pasti
•Penurunan glikogenesis hepar
•Peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis
•Kekurangan insulin akibat gangguan pulau-pulau pankreas
•Bacillus TB supresi sensitifitas jaringan terhadap insulin
•TB menyebabkan destruksi jaringan
•Efek diabetogenik terhadap INH
37
DM dapat mempengaruhi pasien TB
•Pasien DM memiliki risiko terjadi TB 2-3 kali dibandingkan non-DM
•Pasien TB-DM memiliki risiko kematian 4 kali saat pengobatan dan
risiko kambuh lebih tinggi
•Sputum BTA Pasien TB-DM cenderung lebih lama mengalami konversi
(negatif)
•Status DM dapat mempengaruhi hasil pengobatan TB dengan
•Salah satu faktor risko TB MDR adalah DM
•OHO dapat berinteraksii dengan OAT
38
DM berpotensiasi menyebabkan TB
• DM tidak terkontrol imunokompromais dan meningkatkan
kemungkinan reaktivasi TB
• Meningkatkan kerentanan terhadap M. Tb melalui mekanisme:
Mekanisme langsung: keadaan hiperglikemia dan celullar
insulinopenia
Mekanisme tidak langsung: menganggu fungsi makrofag dan
limfosit
• Asidosis jaringan dan imbalans elektrolit gangguan
perbaikan
39
• Gangguan metabolisme menyebabkan hiperglikemia
meningkatkan gula, gliserol dan substansi nitrogen dalam darah
bahan pertumbuhan basilus tuberkel
• Gangguan metabolisme protein mengurangi pembentukan
antibodi
• Gangguan metabolisme lemak: Ketosis asam laktat menurunkan
efek bakterisidal
• Keadaan insufisiensi hepar sebagai akibat fatty liver
hipovitaminnosis A dan D menurunkan integritas jepitelial jaringan
• Meningkatkan arteroskerosis gangguan perfusi dan meningkatkan
VA/Q meningkatkan tekanan O2 alveolar multiplikasi organism
40
Deteksi dini dan pencegahan sekunder
Pencegahan TB pada pasien DM
•Sebaiknya di skrining TB (laten atau aktif)
•Gejala TB: sputum BTA dan foto toraks
•TB laten: Test IGRA (interferon Gamma Release Assay) atau
TST (Tuberculin Skin Test/Test Mantoux) profilaksis(Prosedur Kesmas
utk mencegah)
Pencegahan DM pada pasien TB
•Perhatikan gejala DM
•Pemeriksaan DM: GDN (Gula Darah Normal Puasa), GDPP (Gula Darah
2 Jam Sesudah Makan)
41
42
Mengapa lebih susah mengobati pasien DM? Hipotesa…(1)
Nijland, et al., CID 2006. Kadar rifampisin pada pasien DM dgn TB
sangat rendah dibanding pasien TB tanpa DM.
• Mekanisme? glucosa meningkatkan pH gastrik mungkin menurunkan
penyerapan rifampisin
• Dosis fixed dose combination, berat badan pasien DM dgn TB lebih tinggi
dibanding pasien TB tanpa DM
Studi manusia
ada korelasi antara peningkatan Hgb A1c dan penurunan produksi IFN
Penurunan neutrophil chemotaxis dan oxidative burst dlm pasien DM
43
Mengapa lebih susah mengobati pasien DM?
Hipotesa…
• Ada interaksi antara rifampin dan obat2an diabetes, membuat
kontrol DM lebih susah
• Rifampin mempercepat metabolisme
Sulfonilurea (contoh: glyburide)
Tiazolidinedion (contoh: rosiglitazone)
• Pengobatan TB bisa menyusahkan kontrol gula darah
• Gangguan absorpsi, distribusi, metabolisme dan/atau ekskresi
perubahan kadar obat dalam plasma darah
44
Pengobatan TB pada pasien DM
• Memastikan pengobatan TB pada pasien DM disesuaikan
dengan keadaan
• Memastikan pengobatan TB sesuai dosisnya
• Memeriksa kadar kreatinin pada pasien dengan neuropati diabetes,
apabila ada sesuaikan pemberian Pirazinamid dan Etambutol
• Pemberian vitamin B6 untuk pencegahan neuropati perifer akibat INH
• Menggunakan kontak DOT untuk pengobatan DM
• Petugas DOT sebaiknya memberikan edukasi gaya hidup sehat tiap kali
kunjungan pasien
• Perubahan diet dan aktivitas fisis sebaiknya dilakukan
• Menggunakan bahan/materi edukasi saat kunjungan pasien
• Untuk pasien TB-DM yang kepatuhannya rendah sebaiknya bersama
dengan PMO pasien
45
RUJUK DAN RUJUK BALIK
Fasilitas
Tatalaksana lanjutan setelah diagnosis ditegakkan
Kesehatan Fasilitas
atau setelah penyulit/komplikasi teratasi atas
Tingkat Kesehatan
pertimbangan dokter
Primer Rujukan
Tingkat Lanjut
Sekolah
Tempat Kerja
Monitoring : Konseling :
• Obesitas • Diet,
• Hipertensi • Stop merokok
• Hiperglikemi
JEMAAH HAJI /KBIH • Hiperkolesterol
• Stress
• Pem.Klinis Payudara • Self Care
• Faktor lain
Aktifitas bersama :
PO Bus /Terminal
RUMAH SEHAT • KIE
Rumah sehat desa • Aktifitas Fisik
DESA • Sarasehan
Tempat Umum / Mall 49
3. KEBIJAKAN
PENGENDALIAN
DIABETES MELITUS
50
Prevalence of diabetes
51
5 millions annual deaths
Affected Over 400 million
KASUS DIABETES YANG TIDAK
TERDETEKSI DI DUNIA adults
BEBAN
MASALAH
DIABETES DI
DUNIA
52
NEGARA/
WILAYAH DENGAN
KASUS DIABETES
TERBANYAK
53
Diabetes is developing much faster than anticipated in Indonesia…
69,6% Undiagnosed
Source:
•RISKESDAS Survey2013
•** IFT = Impaired Fasting Glucose Tolerance
DM RISKESDAS 2018; 8,5%
ESTIMASI DM DI Indonesia : 16 Jt
54
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA
(SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014
No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9
55
Karakteristik DM di Indonesia
Tahun 2007 - 2013
56
Sebagian besar masyarakat tidak mengerti
10 Juta
57
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT
sehat / rujuk
FKRTL balik
UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia,
Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes, 20%
Desa Siaga) sakit
SEHAT ADALAH HARTAKU
YANG HARUS KUJAGA DAN meninggal
KUPELIHARA
5
*Sumber : Susenas 2010
Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak
59
UPAYA PRROMOTIF PREVENTIF
SESUAI SIKLUS KEHIDUPAN
• Posyandu Lansia
• Peningkatan kualitas Hidup
• KB bagi PUS Mandiri
• PKRT • Perlambatan proses
• Kesehatan Degeneratif
• Deteksi PM dan PTM
reproduksi
• UKS • Kesehatan OR dan
• Konsuling gizi
kerja
IBU HAMIL, BERSALIN, • Imunisasi anak HIV/AIDS dan
• SDIDTK NAPZA • Brain Healty Life
DAN NIFAS
• Imunisasi sekolah Style
• Tablet Fe
• ASI eksklusif • Penjaringan anak
• Gizi • Konseling Kespro
• Imunisasi dasar
• P4K lengkap • Kolaborasi PAUD, BKB, dan usia sekolah • PKRT
• Buku KIA • Pemberian makan Posyandu • PMT
• ANC terpadu tambahan
• Kelas Ibu Hamil
• Deteksi dan Simulasi
• Penimbangan
• APN kognitif
• Vit A
• RTK
• Kemitraan Bidan Dukun
• MTBS
• KB PP
• PONED/ PONEK
60
INTEGRASI PENGENDALIAN PTM -
(POSBINDU PTM)
Kegiatan terintegrasi :
•Deteksi dini faktor risiko PTM
•Monitoring faktor risiko PTM
•Konseling + Rujukan
•Kegiatan lainnya Penyuluhan, senam, bersepeda, dll
61
KRITERIA PEMERIKSAAN
KESEHATAN/SKRINING
62
Kriteria Diagnostik DMT2
• Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200
mg/dL
o Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah pada suatu waktu
(kapan saja) tanpa mempertimbangkan jadwal atau waktu makan tertentu.
atau
• Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah Puasa ≥ 126 mg/dL
o Puasa disini adalah tidak adanya asupan makanan selama minimal 8 jam.
Pre-Diabetes Diabetes
Monitoring
Gula Darah
Perubahan Gaya dan Faktor
Deteksi Dini Terapi Farmakologik
Hidup risiko secara
periodik
64
JEJARING SISTEM
LAYANAN:
1.Kompetensi dokter dan
kerjasama tim
2.SCM dan Ketersediaan
Obat
3.Pemeriksaan Lab
penunjang
65
PENATALAKSANAAN DM DALAM JKN
Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
Paparan Resmi PT Askes (Persero) BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya www.ptaskes.com
66
Program rujuk balik
Permenkes No 59 Tahun 2014
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis:
1.Diabetes mellitus
2.Hipertensi
3.Jantung
4.Asma
5.Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
6.Epilepsy
7.Gangguan kesehatan jiwa
8.Stroke, dan
9.Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
10.Penyakit kronis lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan bersama Organisasi Profesi
wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan
surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis.
67
68
30.0% 30.2% 33.0% 37.8% 32.1%
37.8
70.0% 69.8% 67.0% 62.2% 67.9%
69
PERATURAN PENDUKUNG KEBIJAKAN
• Permenkes no 5 tahu n 2017 tentang RAN Multisktor P2PTM
• INPRES NO 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS
• Permenkes 71/2015 tentang penanggulangan PTM
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016
TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
• PERMENDAGRI 18/2016, PERMENKES 43/2016 STANDARD PELAYANAN MINIMAL
1.PEMERIKSAAN/SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 15-59 TAHUN
2.PEMERIKSAAN/SKTINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 60 TAHUN KEATAS
3.PELAYANAN KESEHATAN HIPERTENSI SESUAI STANDAR
4.PELEYANAN KESEHATAN DIABETES MELITUS SESUAI STANDAR
70
PENTINGNYA
MEMBANGUN
KELUARGA SEHAT
GERAKAN
MASYARAKAT
SEHAT
72
Tujuan Gerakan Masyarakat Sehat
73
Kegiatan GERMAS
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Konsumsi Sayur dan Buah
3. Tidak merokok
4. Tidak Mengkonsumsi alkohol
5. Memeriksa kesehatan secara rutin
6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban
FOKUS TAHUN 2016 - 2017
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Konsumsi sayur dan buah
3. Memeriksa kesehatan secara rutin
74
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH
PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PERMENKES RI NO. 41 TAHUN 2014)
3-4 Porsi
Sayur 2-3 Porsi
Setiap hari
Buah Setiap
hari
Piring Sayur
½ dan Buah
75
ARTINYA BERGERAK : GERAK SEHARI-HARI UNTUK MENINGKATKAN PENGELUARAN
ANAK & REMAJA TIDAK AKAN BISA MENYARING PERILAKU MAKAN YANG
ENERGI
DILIHATNYA JIKA MEREKA TIDAK MENDAPATKAN “NUTRITION PARENTING”
ANAK & REMAJA SEDANG BERTUMBUH, DENGAN SERING MELAKUKAN GERAKAN
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK MEMULAI JADI MODEL
MAKA PERTUMBUHAN TULANG & OTOT AKAN BERLANGSUNG MAKSIMAL & AKAN
MEMBUTUHKAN ENERGI LEBIH BANYAK
MULAILAH DARI PERILAKU YANG MUDAH DILIHAT & DIPAHAMI REMAJA ; MULAI
DARI SENTUHAN KECIL ; DAN BUATLAH PERUBAHAN PERILAKU ITU MENJADI
ANJURAN AHA (AMERICAN HEART ASSOCIATION) : SETIAP HARI, MINIMAL 60
MUDAH UNTUK DILAKUKAN
MENIT, INTENSITAS SEDANG
76
INTEGRASI UPAYA PROMOTIF – PREVENTIF
(GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT)
Kominfo, Kemenkes, BPJS Kemenkes:
Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen)
Kemenaker: PAN-RB Persentase penduduk yang melakukan deteksi dini penyakit
Jumlah perusahaan menerapkan pemeriksaan Kemenaker
kesehatan rutin
Kemendikbud & Kemenag:
Kemen Dikbud,
Kemen Ristek Dikti, Kemenag Jumlah sekolah melaksanakan UKS
Jumlah sekolah menyelenggarakan kantin sehat
Kemenhub:
Kemenhub KKP:
Jumlah kota dengan sistem transportasi KKP, Kemenkes
POLRI Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional
terintegrasi
77
KEMAJUAN PENGENDALIAN DIABETES
SAMPAI SAAT INI
• POKOK-POKOK KEG. DLM PENGENDALIAN DM AKTIFITAS FISIK, PENINGKATAN
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA DETEKSI DINI FR PTM SUDAH MEMPUNYAI
LANDASAN HUKUM INPRES NO 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS MANDAT KE 17 K/L
• DETEKSI DINI DM SUDAH MASUK DALAM SALAH SATU YG DIPANTAU DLM SPM MELALUI
SKRINING KES USIA PRODUKTIF (15-59 THN) DAN LANSIA (>60 THN) DELEGASI
KEWENANGAN PADA BUPATI/WALIKOTA
• DM DAN HIPERTENSI SUDAH MENJADI MASALAH KESMAS DAN DIDELEGASIKAN
MANDAT PENANGANANNYA KEPADA BUPATI DAN WALIKOTA SEBAGAI PEMEGANG
MANDAT OTONOMI BIDANG KESEHATAN PREVENSI SEKUNDER UNTUK PENCEGAHAN
KOMPLIKASI, DISABILITAS DAN KEMATIAN DINI
• BERBAGAI NSPK SUDAH DIKEMBANGKAN PEDUM DM, JUKLAK TB-DM DI FKTP DAN FKRTL,
KIT ADVOKASI DM, BUKU SAKU DM, FLIPCHART DM, BERBAGAI MEDIA EDUKASI DAN
KAMPANYE DILAKSANAKAN UNTUK MELAWAN DM DAN OBESITAS ILM, SOSIAL MEDIA
(YouTube, instagram, FB, twitter dll) p2ptmkemenkesri, VIDEO EDUKASI OBESITAS DAN
DM, LOMBA SENAM CERDIK
• KEMITRAAN DGN SWASTA APLIKASI CEK GULAKU-BI, KALBE NUTRITIONALS, KAMPANYE
GERAKAN INDONESIA LAWAN DIABETES, APLIKASI DIABETES SOLUTION CENTER/DSC0
• PENGUATAN JEJARING DM DI TK NASIONAL, PROVINSI DAN KAB/KOTA 78
WHAT NEXT
• JUKNIS PENINGKATAN KONSUMSI BUAH SAYUR NUSANTARA SERI
GERMAS
• JUKNIS PENINGKATAN AKTIFITAS FISIK SERI GERMAS
• JUKNIS PELAKSANAAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR SERI
GERMAS DAN SPM
• JUKNIS PELAKSANAAN LAYANAN DM DAN HIPERTENSI SESUAI STANDAR
SERI SPM
• PROFIL OBESITAS DAN DIABETES DI INDONESIA (DATA HASIL
SKRINING/DETEKSI DINI FR PTM DI POSBINDU PTM DAN FKTP)
• ROADMAP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DM (MENUTUP
KESENJANGAN DALAM ATURAN DAN NSPK)
• …...........???????????
79
81