Anda di halaman 1dari 81

ASPEK PROMOTIF DAN PREVENTIF

PADA PENYAKIT DIABETES MELITUS

Disampaikan
pada Acara SEMINAR KESEHATAN DLM RANGKA HKN KE 55
TAHUN 2019
MUNTOK, BABAR , 23 NOV 2019
1
Trend Masalah Kesehatan
(global dan Indonesia)
Diabetes: A global emergency
4
Diabetes: The Future

1995 : 135 million


2050 : 300 million
Diabetes Melitus di Indonesia

Riskesda 2007: pddk usia Prevalensi DM pada org


> 15 Thn di perkotaan Dewasa 6,9% ( 2013)
Mencapai 5,7% menjadi 8,5% (2018)

Prevalensi DM 2030 : 21,3 Jt


DATA KASUS DIABETES MELITUS
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2016 - 2018

NO KAB/KOTA TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018


1 PKP 2.385 3.017 4.059

2 BANGKA 3.595 7.952 6.297

3 BATENG 3.300 2.534 2.565

4 BABAR 4.237 5.298 4.962

5 BASEL 832 1.700 20.779

6 BELITUNG 2.526 3.506 5.425

7 BELTIM 380 2.590 2.515

  TOTAL 17.255 26.597 46.602


7
Trend Penyebab Kematian di Dunia

9
Permasalahan Kesehatan di Indonesia

TRIPLE BURDENS

10
BILA PTM >> potensi
kelompok USIA PRODUKTIF
>> dan terancam kualitas
dan daya saing rendah

11
Tahun 1990 : penyakit menular spt ISPA, TB, Diare dll, menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar
Sejak tahun 2010: PTM (stroke, jantung, kecelakaan, kanker diabetes , dll) menjadi penyakit terbesar yang menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan.

Peringkat Penyakit Peringkat Penyakit Peringkat Penyakit


Tahun 1995 Tahun 2010 Tahun 2015

12
Mengapa PTM Menjadi Masalah

Sebagian besar
masyarakat
tidak mengerti
10 juta

Tidak
Terdiagnosa
63.2%

Tidak
Hipertensi v
Hipertensi
25.8%
74.2%

Terdiagnosa/
Minum obat
36.8%
Faktor Risiko
Perilaku Penyebab Terjadinya PTM
Yang Harus
Diperbaiki

80% penderita PTM


disebabkan oleh perilaku yang
tidak sehat
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Industrialisasi, globalisasi, kemajuan teknologi 
oOrang kurang bergerak dan kurang waktu berolahraga  era digital
oMakan terlalu berlebihan dan tidak sehat (kurang sayur buah, tinggi Gula Garam Lemak)

17
ASUPAN GGL BERLEBIH BERISIKO PTM

18
Kebijakan dan Strategi
20
Target SDGs
Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan
sepertiga kematian dini karena
penyakit tidak menular (PTM)
9 TARGET GLOBAL PENGENDALIAN PTM
PADA TAHUN 2025
25% Penurunan Kematian
Penurunan Penurunan Kurang Penurunan Tekanan
Akibat PTM (Penyakit Jantung,
Konsumsi Alkohol aktifitas Fisik 10% Darah Tinggi
Kanker, Diabetes atau penyakit
10% 25%
paru kronik) hingga tahun 2025

Penurunan Cakupan Terapi


Konsumsi Penurunan Farmakologis &
Asupan Garam Cakupan
Tembakau Konseling un tuk
30% Pengobatan
30% mencegah serangan
Esensial dan
jantung dan stroke
Teknologi untuk
50%
Peningkatan pengubatan PTM
Diabetes/ Obesitas 80%
0%
22
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019
BUKU 1 BUKU 2

Meningkatnya Pengendalian PM dan Meningkatnya Pengendalian PM dan PTM serta meningkatnya


PTM: Penyehatan Lingkungan:
1.Prevalensi TB per 100.000 1.Prevalensi TB per 100.000 penduduk
penduduk 2.Prevalensi HIV
2.Prevalensi HIV 3.Prevalensi tekanan darah tinggi
3.Prevalensi tekanan darah tinggi 4.Prevalensi obesitas penduduk 18 tahun +
4.Prevalensi obesitas penduduk 18 5.Persentase merokok penduduk usia ≤ 18 tahun
tahun + 6.Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria
7.Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta
5.Persentase merokok penduduk
8.Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis
usia ≤ 18 tahun
9.Persentase kab/kota yang memenuhi syarat kualitas
6.Jumlah kabupaten/kota mencapai kesehatan lingkungan
eliminasi malaria 10.Persentase penurunan kasus PD3I

23
24
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

UU 36/2009 ttg Kesehatan


Terintegrasi dan Sinergis dengan kebijakan
Kementerian Kesehatan;
1.Upaya promotif dan preventif tidak mengabaikan • strategi PP- PTM
• bagi sektor
upaya kuratif dan rehabilitatif.
kesehatan &
2.Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat / sektor lain
RPJMN 2015-2019 Posbindu PTM. • Acuan
3.Kemitraan dan Jejaring kerja. perencanaan
RENSTRA KEMENKES 4.Penguatan peran Pemerintah daerah program PP-PTM
2015-2019 5.Pendekatan berjenjang (continuum of care) dan pusat dan daerah
pendekatan siklus kehidupan. • Kesepahaman PP-
PTM secara lintas
6.Dukungan ketersediaan infrastruktur kesehatan
sektor
yang memadai dengan kendali mutu
GLOBAL PLAN OF NCDs

REGIONAL PLAN
(WHO-SEARO)

25
Rencana Aksi
Pencegahan dan Pengendalian PTM 2015-2019

Penurunan
Morbiditas, Mortalitas dan Disabilitas
PTM

Kegiatan/Aksi
Pencegahan dan
Pengendalian
PTM

Promosi Penguatan Surveilans,


Advokasi & Kesehatan & Sistem Monev
Kemitraan Reduksi Pelayanan &
Risiko Kesehatan Riset

26
Strategi Aksi
Pencegahan dan Pengendalian PTM 2015-2019

Promosi
Kesehatan & Penguatan
Advokasi & Sistem Surveilans,
Reduksi
Kemitraan Pelayanan Monev
Risiko
Kesehatan &
Riset

27
SOCIAL DETERMINAN +
COMMERCIAL
Risiko Melekat
•Umur, Sex DETERMINANT
•Keturunan dll

Faktor Risiko /
Fase Akhir
Penyakit Antara
• PJK -PD
• Stroke
Risiko Perilaku • Hipertensi • Diabetes
• • Hiperglikemi
Merokok • PPK
• Obesitas
• Diet • Ginjal Kronik
• Dislipidemia • Kanker
• Alkohol • Lesi Pra kanker • Thalassemia
• Aktifitas Fisik • Bronkhitis/ Emfisema/ • Lupus
• Stress Efusi Pleura • Osteoporosis
• Cedera & K3

Faktor Lingkungan :
Globalisasi, Sosio-ekonomi
Budaya, Modernisasi, Polusi dll 28
PENGENDALIAN PTM
Populasi sehat Populasi Berisiko Populasi dengan
PTM PTM

Promosi Kesehatan Pengendalian FR PTM Pengendalian PTM dan Komplikasi


Terintegrasi

• Lingkungan Kondusif Penatalaksanaan Kasus Faktor Pencegahan Komplikasi dan


Penatalaksanaan Kasus PTM: Rehabilitasi:
KTR, Sarana OR dll Risiko Adekuat:
- Hipertensi -Kegawat - Rehabilitasi Medik,
• Gaya Hidup Sehat: daruratan Paliatif kanker
- Dislipidemia -Home Care, survivor Stroke dan
- Tidak Merokok - Hiperglikemi - Rawat jalan
- Cukup Aktivitas Fisik neurorestorasi
- Merokok - Rawat Inap -Monitoring dan Pengendalian
- Diit yg Sehat - Obesitas -Tindakan Medik FR
-  Perilkau CERDIK - Lesi Pra kanker -Pengelolaan -Perawatan Kaki DM
• Deteksi dan PATUH -PATUH -Diet Sehat Kalori Seimbang
-Senam PTM
• Tinjut dini /Konseling FR  PANDU PTM • Rujukan - PATUH
• Rujukan • Rujukan • Rujukan

-POSBINDU PTM YAN PTM DI -FASYANDAS


-MASYARAKAT
RUMAH SAKIT -POSBINDU PTM
FASYANDAS -MASYARAKAT

Surveilans FR-PTM di Masyarakat- SP2TP Survei /Registri PTM - SIRS 29


TB dan DM: Teman lama

• Dokter India Susruta (600 SM): “phthisis frequently complicated


diabetes”
• Hubungan antara DM dan TB didokumentasikan oleh Avicenna (980-
1027)
• Autopsi mayat pasien DM (1883): granuloma TB pada 50% pasien DM
• Sebelum era Insulin: diagnosis DM = kematian

Kematian = TB
30
Fakta TB dan DM
TB DM

• 9.6 juta pasien TB (2014)  5 juta • Sekitar 422 juta manusia dengan DM
meninggal • Prevalens global DM: 8.5% (dewasa, >
• Satu dari tiga orang di dunia 18 tahun)
terinfeksi TB laten • DM penyebab langsung 1.5 juta
• Lebih dari 95% kematian TB di kematian (2012)
negara pendapatan rendah –
sedang • WHO  DM penyebab kematian ke-7
• Orang yang terinfeksi TB  10% pada 2030
menjadi TB • Prevalens DM sama di negara
• Pasien dengan gangguan sistem pendapatan rendah dan tinggi
imunitas  HIV, malnutrisi, DM, dll

31
Faktor risiko DM dan TB
• Adakah hubungannya?
• DM adalah penyakit metabolik dan TB adalah penyakit infeksi
Pasien DM
• DM tidak terkontrol dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
seperti TB (imunologi, seluler)
 Pasien dengan DM terbukti memiliki gangguan sistem imunitas (cell-
mediated immunity), defisiensi mikronutrien, micro-angiopathy, dan
gangguan ginjal  predisposisi TB

Pasien TB
•Pasien TB risti utk terjadi DM  belum jelas apakah TB dapat langsung
menyebabkan DM  intoleransi glukosa/DM belum terdiagnosis
32
33
Gupta S, et al, faktor risiko terjadinya TB
•Diabetes mellitus (30,9%)
•Merokok (16.9%)
•Alcoholism (12.6%)
•HIV (10.6%)
•Keganasan (5.8%)
•Riwayat kontak erat TB (3.4%)
•Penggunaan obat KS kronik (2.9%)

34
TB-DM dan kesehatan masyarakat
• Pasien DM lebih mudah terkena infeksi dibandingkan non-DM  infeksi TB
laten
• Meta analisis: pasien DM  3 X terkena TB dibandingkan non-DM (96%
confidence interval, CI: 2.3-4.3)
• Infeksi TB pada pasien DM lebih progresif dibandingkan dengan tanpa DM
• Pasien TB dengan DM memiliki risiko kekambuhan dan kematian lebih
tinggi
• Diabetes merupakan risiko terjadinya resistensi OAT seperti MDR
• TB merupakan pemicu terjadinya DM dan dapat memperburuk
pengontrolan kadar gula darah pada pasien DM
35
Penyakit TB dapat mempengaruhi pasien DM
•TB berhubungan dengan kontrol glikemik yang buruk pada pasien DM
• Risiko berhubungan dengan nilai kadar gulda darah  DM tidak terkontrol
dan lamanya
• Kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) memiliki risiko tinggi  T1DM
biasanya BB rendah dan DM tidak terkontrol
•OAT dapat mempengaruhi kinerja OHO melalui interaksi obat
•Onset DM dipicu oleh TB
•Progresifitas infeksi TB lebih cepat pada pasien DM dibandingkan
non-DM

36
TB dapat menyebabkan DM
•Mekanisme tidak diketahui dengan pasti
•Penurunan glikogenesis hepar
•Peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis
•Kekurangan insulin akibat gangguan pulau-pulau pankreas
•Bacillus TB supresi sensitifitas jaringan terhadap insulin
•TB menyebabkan destruksi jaringan
•Efek diabetogenik terhadap INH

37
DM dapat mempengaruhi pasien TB
•Pasien DM memiliki risiko terjadi TB 2-3 kali dibandingkan non-DM
•Pasien TB-DM memiliki risiko kematian 4 kali saat pengobatan dan
risiko kambuh lebih tinggi
•Sputum BTA Pasien TB-DM cenderung lebih lama mengalami konversi
(negatif)
•Status DM dapat mempengaruhi hasil pengobatan TB dengan
•Salah satu faktor risko TB MDR adalah DM
•OHO dapat berinteraksii dengan OAT

38
DM berpotensiasi menyebabkan TB
• DM tidak terkontrol  imunokompromais dan meningkatkan
kemungkinan reaktivasi TB
• Meningkatkan kerentanan terhadap M. Tb melalui mekanisme:
 Mekanisme langsung: keadaan hiperglikemia dan celullar
insulinopenia
 Mekanisme tidak langsung: menganggu fungsi makrofag dan
limfosit
• Asidosis jaringan dan imbalans elektrolit  gangguan
perbaikan

39
• Gangguan metabolisme menyebabkan hiperglikemia 
meningkatkan gula, gliserol dan substansi nitrogen dalam darah 
bahan pertumbuhan basilus tuberkel
• Gangguan metabolisme protein  mengurangi pembentukan
antibodi
• Gangguan metabolisme lemak: Ketosis  asam laktat menurunkan
efek bakterisidal
• Keadaan insufisiensi hepar sebagai akibat fatty liver 
hipovitaminnosis A dan D  menurunkan integritas jepitelial jaringan
• Meningkatkan arteroskerosis  gangguan perfusi dan meningkatkan
VA/Q  meningkatkan tekanan O2 alveolar  multiplikasi organism

40
Deteksi dini dan pencegahan sekunder
Pencegahan TB pada pasien DM
•Sebaiknya di skrining TB (laten atau aktif)
•Gejala TB: sputum BTA dan foto toraks
•TB laten: Test IGRA (interferon Gamma Release Assay) atau
TST (Tuberculin Skin Test/Test Mantoux) profilaksis(Prosedur Kesmas
utk mencegah)
Pencegahan DM pada pasien TB
•Perhatikan gejala DM
•Pemeriksaan DM: GDN (Gula Darah Normal Puasa), GDPP (Gula Darah
2 Jam Sesudah Makan)
41
42
Mengapa lebih susah mengobati pasien DM? Hipotesa…(1)
 Nijland, et al., CID 2006. Kadar rifampisin pada pasien DM dgn TB
sangat rendah dibanding pasien TB tanpa DM.
• Mekanisme? glucosa meningkatkan pH gastrik  mungkin menurunkan
penyerapan rifampisin
• Dosis fixed dose combination, berat badan pasien DM dgn TB lebih tinggi
dibanding pasien TB tanpa DM

Perubahan respons kekebalan badan pasien DM


Pada animal model utk infeksi M. tb, jumlah kuman M. tb pada hewan dgn DM lebih banyak
dibandingkan hewan tanpa DM
Hewan dgn DM memproduksi lebih sedikit IFN , IL-12, and ESAT-6 responsive T cells pada tahap infeksi
dini = kekurangan TH1 adaptive immunity response

Studi manusia
ada korelasi antara peningkatan Hgb A1c dan penurunan produksi IFN 
Penurunan neutrophil chemotaxis dan oxidative burst dlm pasien DM
43
Mengapa lebih susah mengobati pasien DM?
Hipotesa…
• Ada interaksi antara rifampin dan obat2an diabetes, membuat
kontrol DM lebih susah
• Rifampin mempercepat metabolisme
 Sulfonilurea (contoh: glyburide)
 Tiazolidinedion (contoh: rosiglitazone)
• Pengobatan TB bisa menyusahkan kontrol gula darah
• Gangguan absorpsi, distribusi, metabolisme dan/atau ekskresi 
perubahan kadar obat dalam plasma darah

44
Pengobatan TB pada pasien DM
• Memastikan pengobatan TB pada pasien DM disesuaikan
dengan keadaan
• Memastikan pengobatan TB sesuai dosisnya
• Memeriksa kadar kreatinin pada pasien dengan neuropati diabetes,
apabila ada sesuaikan pemberian Pirazinamid dan Etambutol
• Pemberian vitamin B6 untuk pencegahan neuropati perifer akibat INH
• Menggunakan kontak DOT untuk pengobatan DM
• Petugas DOT sebaiknya memberikan edukasi gaya hidup sehat tiap kali
kunjungan pasien
• Perubahan diet dan aktivitas fisis sebaiknya dilakukan
• Menggunakan bahan/materi edukasi saat kunjungan pasien
• Untuk pasien TB-DM yang kepatuhannya rendah sebaiknya bersama
dengan PMO pasien
45
RUJUK DAN RUJUK BALIK

 Pemeriksaan jika tidak tersedia (foto toraks,


Xpert MTB/RIF, biakan dan uji kepekaan TB,
glukosa darah vena, TTGO, HbA1c)
 Tatalaksana penyulit atau komplikasi

Fasilitas
Tatalaksana lanjutan setelah diagnosis ditegakkan
Kesehatan Fasilitas
atau setelah penyulit/komplikasi teratasi atas
Tingkat Kesehatan
pertimbangan dokter
Primer Rujukan
Tingkat Lanjut

PAPDI. Penemuan TB pada pasien DM, Desember 2015


46
47
PENGENDALIAN PTM
Populasi sehat Populasi Berisiko Populasi dengan
PTM PTM

Promosi Kesehatan Pengendalian FR PTM Pengendalian PTM dan Komplikasi


Terintegrasi

• Lingkungan Kondusif Penatalaksanaan Kasus Faktor Pencegahan Komplikasi dan


Penatalaksanaan Kasus PTM: Rehabilitasi:
KTR, Sarana OR dll Risiko Adekuat:
- Hipertensi -Kegawat - Rehabilitasi Medik,
• Gaya Hidup Sehat: daruratan Paliatif kanker
- Dislipidemia -Home Care, survivor Stroke dan
- Tidak Merokok - Hiperglikemi - Rawat jalan
- Cukup Aktivitas Fisik neurorestorasi
- Merokok - Rawat Inap -Monitoring dan Pengendalian
- Diit yg Sehat - Obesitas -Tindakan Medik FR
-  Perilkau CERDIK - Lesi Pra kanker -Pengelolaan -Perawatan Kaki DM
• Deteksi dan PATUH -PATUH -Diet Sehat Kalori Seimbang
-Senam PTM
• Tinjut dini /Konseling FR  PANDU PTM • Rujukan - PATUH
• Rujukan • Rujukan • Rujukan

-POSBINDU PTM YAN PTM DI -FASYANDAS


-MASYARAKAT
RUMAH SAKIT -POSBINDU PTM
FASYANDAS -MASYARAKAT

Surveilans FR-PTM di Masyarakat- SP2TP Survei /Registri PTM - SIRS 48


POSBINDU PTM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Sekolah

Tempat Kerja
Monitoring : Konseling :
• Obesitas • Diet,
• Hipertensi • Stop merokok
• Hiperglikemi
JEMAAH HAJI /KBIH • Hiperkolesterol
• Stress
• Pem.Klinis Payudara • Self Care
• Faktor lain
Aktifitas bersama :
PO Bus /Terminal
RUMAH SEHAT • KIE
Rumah sehat desa • Aktifitas Fisik
DESA • Sarasehan
Tempat Umum / Mall 49
3. KEBIJAKAN
PENGENDALIAN
DIABETES MELITUS

50
Prevalence of diabetes

IDF Diabetes Atlas Seventh Edition 2015

51
5 millions annual deaths
Affected Over 400 million
KASUS DIABETES YANG TIDAK
TERDETEKSI DI DUNIA adults

BEBAN
MASALAH
DIABETES DI
DUNIA

More than USD 670


Billions of health Expenditure

52
NEGARA/
WILAYAH DENGAN
KASUS DIABETES
TERBANYAK

IDF ATLAS 7thn Edition, 2015

53
Diabetes is developing much faster than anticipated in Indonesia…

RISKESDAS Survey 2013 (pre-JKN)


Diagnosed people with Diabetes Undiagnosed people with Total people with diabetes Total people with IFT**
(T2DM) Diabetes (T2DM) (T2DM)

2.1% 4.8% 6.9% 36.6%

69,6% Undiagnosed
Source:
•RISKESDAS Survey2013
•** IFT = Impaired Fasting Glucose Tolerance
DM RISKESDAS 2018; 8,5%

ESTIMASI DM DI Indonesia : 16 Jt

54
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA
(SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014
No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9

55
Karakteristik DM di Indonesia
Tahun 2007 - 2013

Sumber : Riskesdas 2007 Sumber : Riskesdas 2013

56
Sebagian besar masyarakat tidak mengerti

10 Juta

57
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT

Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)

KIE, Self care


Promosi Kesehatan

Yang Sehat Tetap Sehat


Yang sehat Tidak Sakit

sehat / rujuk
FKRTL balik
UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia,
Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes, 20%
Desa Siaga) sakit
SEHAT ADALAH HARTAKU
YANG HARUS KUJAGA DAN meninggal
KUPELIHARA
5
*Sumber : Susenas 2010
Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
Riwayat diabetes dalam keluarga
Umur
Jenis kelamin
Faktor risiko yang dapat dikendalikan
Kegemukan
Tekanan darah tinggi
Kadar kolesterol
Toleransi glukosa terganggu
Kurang gerak

59
UPAYA PRROMOTIF PREVENTIF
SESUAI SIKLUS KEHIDUPAN

• Posyandu Lansia
• Peningkatan kualitas Hidup
• KB bagi PUS Mandiri
• PKRT • Perlambatan proses
• Kesehatan Degeneratif
• Deteksi PM dan PTM
reproduksi
• UKS • Kesehatan OR dan
• Konsuling gizi
kerja
IBU HAMIL, BERSALIN, • Imunisasi anak HIV/AIDS dan
• SDIDTK NAPZA • Brain Healty Life
DAN NIFAS
• Imunisasi sekolah Style
• Tablet Fe
• ASI eksklusif • Penjaringan anak
• Gizi • Konseling Kespro
• Imunisasi dasar
• P4K lengkap • Kolaborasi PAUD, BKB, dan usia sekolah • PKRT
• Buku KIA • Pemberian makan Posyandu • PMT
• ANC terpadu tambahan
• Kelas Ibu Hamil
• Deteksi dan Simulasi
• Penimbangan
• APN kognitif
• Vit A
• RTK
• Kemitraan Bidan Dukun
• MTBS
• KB PP
• PONED/ PONEK

60
INTEGRASI PENGENDALIAN PTM -
(POSBINDU PTM)
Kegiatan terintegrasi :
•Deteksi dini faktor risiko PTM
•Monitoring faktor risiko PTM
•Konseling + Rujukan
•Kegiatan lainnya Penyuluhan, senam, bersepeda, dll

1.Perluasan Posbindu PTM di 7 Tatanan yaitu tatanan tempat


kerja, tatanan sekolah, tatanan kesehatan, tatanan khusus
rutan/lapas, tatanan lembaga keagamaan, Tatanan Khusus Haji
2.Integrasi Posbindu PTM ke dalam Rumah Sehat Desa.

61
KRITERIA PEMERIKSAAN
KESEHATAN/SKRINING

• Seluruh usia >15 tahun, skrining: • Kolesterol 


• Riwayat Penyakit • Usia > 35
• Faktor Risiko Perilaku (kurang aktifitas • Overweight/ Obesitas dan 1 faktor risiko
fisik, Diet tidak sehat,
merokok/terpapar asap rokok, • Gula Darah 
konsumsi alkohol), • Usia > 40
• Tensi Darah, • Overweght/Obesitas dan 1 Faktor risiko
• Fungsi mata dan telinga, • Pemeriksaan IVA dan Sadanis
• Gangguan mental emosional
• Wanita, usia 30-49 tahun

62
Kriteria Diagnostik DMT2
• Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200
mg/dL
o Glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah pada suatu waktu
(kapan saja) tanpa mempertimbangkan jadwal atau waktu makan tertentu.
atau
• Terdapat gejala klasik diabetes + Glukosa Darah Puasa ≥ 126 mg/dL
o Puasa disini adalah tidak adanya asupan makanan selama minimal 8 jam.

Pre-Diabetes Diabetes

100 < GDP < 126 ≥ 126

140 < GDPP < 200 ≥ 200


PERKENI Consensus Guidelines, 2011.

5.7 < A1C < 6.5%* ≥ 6.5%*


63
Pencegahan Diabetes
Pengelolaan

Monitoring
Gula Darah
Perubahan Gaya dan Faktor
Deteksi Dini Terapi Farmakologik
Hidup risiko secara
periodik

Populasi Risiko Tinggi : − Terapi Nutrisi medis


Usia <30 terdapat: − Aktifitas Fisik
−Riw Keluarga DM Belum direkomendasi − Hipertensi
− Penurunan Berat badan
−Penyakit Kardiovaskular − Dislipidemia
−Berat Badan Lebih − Kesehatan fisik
−Gaya Hidup tdk sehat − Kendali berat
− Jika overweight, badan
−Terdapat IFG atau IGT
−Hipertensi turunkan Berat Badan 5-
−Trigliserid yg tinggi, HDL 10%
yg rendah atau keduanya − Latihan Fisik 30 menit,
−Riw DM Gestational
−Riw melahirkan bayi >
5x/minggu
4000g
−PCOS

TTGO adalah metode yg paling sensitif utk


deteksi dini dan penapisan

PERKENI Guidelines. Diabetes Mellitus National Clinical Practice Guidelines. 2011

64
JEJARING SISTEM
LAYANAN:
1.Kompetensi dokter dan
kerjasama tim
2.SCM dan Ketersediaan
Obat
3.Pemeriksaan Lab
penunjang

65
PENATALAKSANAAN DM DALAM JKN

Skrining Preventif Primer

Sehat/Risiko rendah Risiko Tinggi

Perilaku hidup sehat


Skrining Preventif Sekunder
(edukasi, olahraga)

High Risk but Diagnosa penyakit kronis


Un-diagnosed as Chronic

Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder & Tersier


• Gaya hidup sehat (Disease Management Program
• Konseling pada Faskes primer  PROLANIS  PPDM - PPHT

Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
Paparan Resmi PT Askes (Persero) BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya www.ptaskes.com

66
Program rujuk balik
Permenkes No 59 Tahun 2014
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis:
1.Diabetes mellitus
2.Hipertensi
3.Jantung
4.Asma
5.Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
6.Epilepsy
7.Gangguan kesehatan jiwa
8.Stroke, dan
9.Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
10.Penyakit kronis lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan bersama Organisasi Profesi
wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan
surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis.

67
68

MAJORITY OF TYPE 2 DM PATIENTS IN ASIA PACIFIC FAIL TO ACHIEVE


GLYCEMIC CONTROL (HBA1C < 7.0%)
Australia Thailand Singapore India Indonesia
(St Vincent’s1) (Diab Registry2) (Diabcare3) (DEDICOM4) (Diabcare5)


30.0% 30.2% 33.0% 37.8% 32.1%
37.8
70.0% 69.8% 67.0% 62.2% 67.9%

Hong Kong China S. Korea Malaysia


(Diab Registry6) (Diabcare7) (KNHANES8) (DiabCare9)

HbA1c at or below target


39.7% 41.1% 43.5% 22.0%
HbA1c above target
60.3% 58.9% 56.5% 78.0%

DM, diabetes mellitus; HbA1c, glycated hemoglobin.


1. Bryant W, et al. MJA 2006;185:305–9. 2. Kosachunhanun N, et al. J Med Assoc Thai 2006;89:S66–71. 3. Lee WRW, et al. Singapore Med J 2001;42:501–7. 4. Nagpal J & Bhartia A. Diabetes Care 2006;29:2341–8. 5. Soewondo
P, et al. Med J Indoes 2010;19:235–44. 6. Tong PCY, et al. Diab Res Clin Pract 2008;82:346–52. 7. Pan C, et al. Curr Med Res Opin 2009;25:39–45. 8. Choi YJ, et al. Diabetes Care 2009;32:2016–20. 9. Mafauzy M, et al. Med J
Malaysia 2011;66:175–81.
EKSTRAPOLASI EPIDEMIOLOGIS MENUNJUKKAN
MANFAAT
DARI PENURUNAN RATA-RATA HbA1C 1%

• 21% KEMATIAN TERKAIT DIABETES*


• 37% KOMPLIKASI MIKROVASKULAR SEPERTI PENYAKIT GINJAL DAN
KEBUTAAN *
• 14% SERANGAN JANTUNG*
• 43% AMPUTASI ATAU PENYAKIT PEMBULUH DARAH TEPI YANG
FATAL
• 12% STROKE **

69
PERATURAN PENDUKUNG KEBIJAKAN
• Permenkes no 5 tahu n 2017 tentang RAN Multisktor P2PTM
• INPRES NO 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS
• Permenkes 71/2015 tentang penanggulangan PTM
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016
TENTANG STANDAR TARIF PELAYANAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
• PERMENDAGRI 18/2016, PERMENKES 43/2016 STANDARD PELAYANAN MINIMAL
1.PEMERIKSAAN/SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 15-59 TAHUN
2.PEMERIKSAAN/SKTINING KESEHATAN SESUAI STANDAR USIA 60 TAHUN KEATAS
3.PELAYANAN KESEHATAN HIPERTENSI SESUAI STANDAR
4.PELEYANAN KESEHATAN DIABETES MELITUS SESUAI STANDAR

70
PENTINGNYA
MEMBANGUN
KELUARGA SEHAT

pres No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,


OPERASIONAL PARADIGMA SEHAT

GERAKAN
MASYARAKAT
SEHAT

72
Tujuan Gerakan Masyarakat Sehat

AGAR MASYARAKAT BERPERILAKU SEHAT


SEHINGGA BERDAMPAK PADA :

Kesehatan Biaya untuk


Terjaga Lingkungan berobat
Produktif Bersih
berkurang

73
Kegiatan GERMAS
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Konsumsi Sayur dan Buah
3. Tidak merokok
4. Tidak Mengkonsumsi alkohol
5. Memeriksa kesehatan secara rutin
6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban
FOKUS TAHUN 2016 - 2017
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Konsumsi sayur dan buah
3. Memeriksa kesehatan secara rutin

74
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH
PEDOMAN GIZI SEIMBANG (PERMENKES RI NO. 41 TAHUN 2014)

3-4 Porsi
Sayur 2-3 Porsi
Setiap hari
Buah Setiap
hari

Piring Sayur
½ dan Buah

75
ARTINYA BERGERAK : GERAK SEHARI-HARI UNTUK MENINGKATKAN PENGELUARAN
ANAK & REMAJA TIDAK AKAN BISA MENYARING PERILAKU MAKAN YANG
ENERGI
DILIHATNYA JIKA MEREKA TIDAK MENDAPATKAN “NUTRITION PARENTING”
ANAK & REMAJA SEDANG BERTUMBUH, DENGAN SERING MELAKUKAN GERAKAN
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK MEMULAI JADI MODEL
MAKA PERTUMBUHAN TULANG & OTOT AKAN BERLANGSUNG MAKSIMAL & AKAN
MEMBUTUHKAN ENERGI LEBIH BANYAK
MULAILAH DARI PERILAKU YANG MUDAH DILIHAT & DIPAHAMI REMAJA ; MULAI
DARI SENTUHAN KECIL ; DAN BUATLAH PERUBAHAN PERILAKU ITU MENJADI
ANJURAN AHA (AMERICAN HEART ASSOCIATION) : SETIAP HARI, MINIMAL 60
MUDAH UNTUK DILAKUKAN
MENIT, INTENSITAS SEDANG

76
INTEGRASI UPAYA PROMOTIF – PREVENTIF
(GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT)
Kominfo, Kemenkes, BPJS Kemenkes:
Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen)
Kemenaker: PAN-RB Persentase penduduk yang melakukan deteksi dini penyakit
Jumlah perusahaan menerapkan pemeriksaan Kemenaker
kesehatan rutin
Kemendikbud & Kemenag:
Kemen Dikbud,
Kemen Ristek Dikti, Kemenag Jumlah sekolah melaksanakan UKS
Jumlah sekolah menyelenggarakan kantin sehat

Kemenkes: Kementan, Kemenpora:


Kemen PAN & RB,
Persentase penduduk kemenkes Jumlah event olahraga
Kemenpora,
mengkonsumsi buah dan sayur
Pemda
dengan cukup

Persentase jajanan BPOM


anak sekolah yang A Pemda
aman
Jumlah lapangan desa
Jumlah event car free day
Perda Kawasan Tanpa Rokok

Jumlah calon pengantin


Kemenag Kemen LHK
mendapat penyuluhan
kesehatan
Persentase timbulan sampah yang
terkelola

Besaran cukai rokok Kemen PUPR, Kemendes Kemensos:


Kemenkeu
PDTT, Kemensos Perbaikan sarana prasarana
lingkungan bagi kesejahteraan
keluarga fakir miskin (MCK Umum,
Prasarana Air Bersih, dll)

Kemenhub:
Kemenhub KKP:
Jumlah kota dengan sistem transportasi KKP, Kemenkes
POLRI Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional
terintegrasi

77
KEMAJUAN PENGENDALIAN DIABETES
SAMPAI SAAT INI
• POKOK-POKOK KEG. DLM PENGENDALIAN DM  AKTIFITAS FISIK, PENINGKATAN
KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA DETEKSI DINI FR PTM  SUDAH MEMPUNYAI
LANDASAN HUKUM INPRES NO 1 TAHUN 2017 TENTANG GERMAS  MANDAT KE 17 K/L
• DETEKSI DINI DM SUDAH MASUK DALAM SALAH SATU YG DIPANTAU DLM SPM MELALUI
SKRINING KES USIA PRODUKTIF (15-59 THN) DAN LANSIA (>60 THN)  DELEGASI
KEWENANGAN PADA BUPATI/WALIKOTA
• DM DAN HIPERTENSI SUDAH MENJADI MASALAH KESMAS DAN DIDELEGASIKAN
MANDAT PENANGANANNYA KEPADA BUPATI DAN WALIKOTA SEBAGAI PEMEGANG
MANDAT OTONOMI BIDANG KESEHATAN  PREVENSI SEKUNDER UNTUK PENCEGAHAN
KOMPLIKASI, DISABILITAS DAN KEMATIAN DINI
• BERBAGAI NSPK SUDAH DIKEMBANGKAN PEDUM DM, JUKLAK TB-DM DI FKTP DAN FKRTL,
KIT ADVOKASI DM, BUKU SAKU DM, FLIPCHART DM, BERBAGAI MEDIA EDUKASI DAN
KAMPANYE DILAKSANAKAN UNTUK MELAWAN DM DAN OBESITAS  ILM, SOSIAL MEDIA
(YouTube, instagram, FB, twitter dll) p2ptmkemenkesri, VIDEO EDUKASI OBESITAS DAN
DM, LOMBA SENAM CERDIK
• KEMITRAAN DGN SWASTA  APLIKASI CEK GULAKU-BI, KALBE NUTRITIONALS, KAMPANYE
GERAKAN INDONESIA LAWAN DIABETES, APLIKASI DIABETES SOLUTION CENTER/DSC0
• PENGUATAN JEJARING DM DI TK NASIONAL, PROVINSI DAN KAB/KOTA 78
WHAT NEXT
• JUKNIS PENINGKATAN KONSUMSI BUAH SAYUR NUSANTARA  SERI
GERMAS
• JUKNIS PENINGKATAN AKTIFITAS FISIK  SERI GERMAS
• JUKNIS PELAKSANAAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR   SERI
GERMAS DAN SPM
• JUKNIS PELAKSANAAN LAYANAN DM DAN HIPERTENSI SESUAI STANDAR 
SERI SPM
• PROFIL OBESITAS DAN DIABETES DI INDONESIA (DATA HASIL
SKRINING/DETEKSI DINI FR PTM DI POSBINDU PTM DAN FKTP)
• ROADMAP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DM (MENUTUP
KESENJANGAN DALAM ATURAN DAN NSPK)
• …...........???????????

79
81

Anda mungkin juga menyukai