Anda di halaman 1dari 39

PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan
1
Program Prioritas Renstra Kemenkes
2015 - 2019

Meningkatnya Penurunan Pengendalian


Sinergitas AKI dan AKB ATM Meningkatnya
Antar K/L Efektivitas
Pusat & Litbangkes
Penurunan Pengendalian
Daerah
stunting PTM

Meningkatnya Kesehatan Meningkatnya Pengendalian Meningkatnya Akses &


masyarakat Penyakit Mutu Fasyankes

Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu


Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan
Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar)
Pemerataan Tenaga Kesehatan
& Alkes

Meningkatnya tata kelola Meningkatnya Kom- Meningkatnya Sistem


Meningkatnya Integrasi Informasi Kes.
kepemerintahan yang baik petensi & Kinerja
Perencanaan, Bimtek & Monev Terintegrasi
dan bersih Aparatur Kemenkes

Pengendalian PTM menjadi salah satu program prioritas Kemenkes


BEBAN EKONOMI AKIBAT PENYAKIT TIDAK MENULAR
Proyeksi Jumlah Kasus Rawat Jalan dan Rawat Inap 2014 - 2019
Rawat Inap Rawat Jalan
3,543,801
2,690,660
3,112,908 3,783,861
2,277,367
1,901,805
1,922,723 2,224,458 2,532,370
1,359,013 1,627,387 2,703,915

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Januari – Juni 2014


Biaya Rawat Jalan Biaya Rawat Inap Penyakit Beban Biaya
Penyakit
(Rp) (Rp)
Ʃ Kasus
Katastropik Rawat Inap
Semua Penyakit 3,45 triliun 12,66 triliun 1 Jantung 1,82 triliun 232.010
Penyakit Katastropik 1,03 triliun 4,24 triliun
2 Stroke 794,08 miliar 172.303
Beban Katastropik 30% 33,50%
5 penyakit dengan beban biaya rawat 3 Ginjal 750 miliar 138.779

inap tertinggi adalah Penyakit Tidak 4 Diabetes 313,64 miliar 70.584


Menular. 5 Kanker 313,09 miliar 56.033

Tanpa intervensi yang berarti, beban 6 Talasemia 174,85 miliar 53.948


pengeluaran kesehatan di Indonesia 7 Hemofilia 71,25 miliar 12.170
diproyeksi dapat terus meningkat.
Sepuluh Penyebab Kematian Utama
(Semua Umur) Sample Registration System (SRS) Indonesia,
2014
No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9
Trend penyebab kematian saat ini didominasi oleh PTM
Penyebab kematian akibat PTM utama tahun 2014 adalah stroke, penyakit
jantung dan DM
Prevalensi Penyakit Tidak Menular Menurut Umur

PTM bukan penyakit orang tua atau proses degeneratif, tetapi sudah
mulai banyak ditemukan pada penduduk usia lebih muda
Pemeriksaan PTM
di Indonesia

• Cakupan oleh nakes  36.8% (hipertensi ), 30,4% (Diabetes)


• Sekitar 2/3 penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita PTM
PROPORSI PENDUDUK
DENGAN FAKTOR RISIKO PTM
2007 2013
FAKTOR RISIKO PTM
(%) (%)

1 Merokok (usia ≥ 15 th) 34,7 36,3

2 Aktifitas fisik kurang (usia ≥ 10 th) 48,2 26,1

3 Kurang konsumsi sayur & buah (usia ≥ 10 th) 93,6 93,5

4 Konsumsi minuman beralkohol 4,6 n.a


Konsumsi minuman beralkohol berbahaya 0,3 n.a
5 Obesitas sentral (usia ≥ 18 th) 18,8 26,6

Data faktor risiko PTM tahun 2007 dan tahun 2013 menurut Riskesdas
Trend ini kemungkinan akan berlanjut sering dengan perubahan perilaku hidup
(pola makan dengan gizi tidak seimbang,Sumber:
kurang aktifitas fisik, merokok, dll) 7
Riskesdas 2007; Riskesdas 2013
Prevalensi Perokok Remaja Prevalensi Konsumsi Tembakau
(15-19 tahun) Penduduk Usia ≥15 tahun

Prevalensi perempuan merokok


usia 15 - 19 tahun meningkat 10 kali
lipat .
Sumber: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010
Proporsi Aktivitas Fisik Kurang pada Penduduk Usia >
10 Tahun Menurut Karakter, 2013

Distribusi faktor risiko kurang aktivitas fisik


Pengaruh globalisasi dan modernisasi serta kemajuan teknologi menjadikan
masyarakat kurang beraktivitas fisik

Sumber: Riskesdas 2013


Jumlah Konsumsi Natrium (mg)
berasal dari Makanan dan Garam Menurut Umur
3000
2645 2748 2702
2408
2500

1145 1213
2000 1430
1473 1462
1500

585
1000

1500 1535
1272
500
888 946

0 - 59 bln 5 - 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn


makanan garam
Makanan tidak sehat (tinggi gula, garam dan lemak ) berisiko terjadi PTM
Selain dalam garam, natrium juga terdapat dalam makanan. Data diatas
menunjukkan hampir semua masyarakat mengonsumsi natrium lebih dari 2000 mg
atau 5 gram garam. Makanan asin/ Natrium tinggi berisiko terhadap hipertensi dan
penykait tidak menular lainnya
Sumber: Survei Diet Total 2014
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
(2005-2024)
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Universal
Coverage Masyarakat
Upaya Kuratif
Sehat Yang
Mandiri dan
Berkeadilan

Pendukung/penunjang

Upaya promotif dan preventif, serta peningkatan universal health coverage menuju
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam pengendalian PTM
Upaya Promotif dan Preventif PTM dilaksanakan untuk mengubah perilaku masyarakat
dan deteksi dini F R PTM
FAKTOR RISIKO PTM
MORBIDITAS
&
DISABILITAS

• Gula darah tinggi

Mengendalikan faktor risiko “bersama” (merokok, diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik
dan konsumsi alkohol) berarti mengendalikan semua PTM
Faktor risiko PTM meliputi FR Perilaku dan FR Fisiologis / “FR Antara”
Jika tidak dilakukan deteksi dini (pemeriksaan/pengukuran) maka seringkali tidak
disadari bahwa sudah mempunyai faktor risiko karena tidak bergejala.
12
Deteksi
Sumber: Modifikasi dari from Global diniamenjadi
Health 2035: penting
world converging within auntuk dilakukan
generation. USA, The Lancet. 2013.
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Kebijakan Strategi PPTM
UU 36/2009 ttg 1. Peningkatan upaya promotif dan
Kesehatan preventif
2. Partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat : Posbindu PTM. • Strategi PP- PTM
3. Peningkatan peran multidisiplin dan • bagi sektor
RPJMN 2015-2019 lintas sektoral : kemitraan dan jejaring
kesehatan & sektor
kerja.
4. Penguatan peran pemerintah lain
RENSTRA KEMENKES /pemerintah daerah : kearifan • Acuan perencanaan
2015-2019 lokal/karakteristik program PP-PTM
5. Pendekatan berjenjang dari masyarakat - pusat dan daerah
ke pelayanan kesehatan tersier dengan • Kesepahaman PP-
rujuk balik (continuum of care) : PTM secara lintas
GLOBAL PLAN OF pendekatan siklus kehidupan.
NCDs sektor
6. Dukungan ketersediaan infrastruktur
dengan kendali mutu pelayanan
REGIONAL PLAN kesehatan dan tenaga kesehatan yang
(WHO-SEARO) profesional pada setiap tatanan.

Kebijakan dan Strategi Pengendalian PTM dengan memperhatikan UU Kesehatan, RPJMN,


Renstra Kemenkes serta target Global dan regional untuk pengendalian PTM
Pelayanan
Lansia
PELAYANAN PTM DENGAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP • Perilaku Cerdik
• Diet sehat
• Aktivitas Fisik
• Posbindu PTM
Pelayanan bagi • Posyandu lansia
Dewasa • Deteksi Dini dan
Monitoring
faktor risiko PTM

Pelayanan bagi
anak Sekolah dan
Pelayanan bagi Remaja
bayi dan balita • Perilaku Cerdik
• Diet sehat gizi seimbang
• Aktivitas Fisik
Pelayanan ibu hamil • Posbindu PTM
• Deteksi Dini dan Monitoring faktor
dan Ibu Menyusui risiko PTM
• Deteksi dini kanker leher rahim dan
payudara (wanita usia 30 – 50 th)
Pelayanan • UBM
•Penjaringan
PUS & WUS •Imunisasi Anak Sekolah
•UKS (Cerdik Di Sekolah)
•PMT (Diet sehat gizi seimbang)
•Aktivitas Fisik
• ASI eksklusif
• Pemeriksaan dan •Pencegahan merokok
• Imunisasi dasar lengkap
Monitoring TD •Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll
• Pemberian makan / PMT
• Deteksi dini dan •Kespro remaja
(diet sehat gizi seimbang)
Monitoring faktor risiko •Fe
• Penimbangan
• Konseling PTM • Vit A
• Skrining pra nikah • Diet sehat • MTBS
• Monitoring faktor risiko • Pemantauan pertumbuhan & perkembangan 14
PTM
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT
Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)

KIE, Self care


Promosi Kesehatan
Yang Sehat Tetap Sehat
FKTP
Yang sehat Tidak Sakit
80 %

UKBM( Posyandu, Posyandu sehat /


Lansia, Posbindu PTM, FKRTL rujuk balik
Polindes, Poskesdes, Desa
Siaga) 20% sakit
SEHAT ADALAH HARTAKU
YANG HARUS KUJAGA DAN meninggal
KUPELIHARA *Sumber : Susenas 2010
Masyarakat ke Puskesmas hanya jika mereka mempunyai keluhan /sakit (30%).
Sementara sebagian besar PTM tidak bergejala pada awal perjalanan penyakit nya.
5
Puskesmas melaksanakan pelayanan di masyarakat (UKBM) bukan hanya menunggu
kunjungan di Puskesmas untuk meningkatkan cakupan pelayanan PTM
PENINGKATAN GAYA HIDUP SEHAT
DENGAN PERILAKU CERDIK DAN PATUH
P Periksa Kesehatan secara rutin dan
ikuti anjuran dokter
A Atasi Penyakit dengan pengobatan
yang tepat dan teratur
Tetap diet sehat dengan gizi
T
seimbang,
Upayakan beraktivitas fisik dengan
U aman,
Hindari rokok, alkohol dan zat
karsinogenik lainnya
H

Promosi kesehatan untuk berperilaku Program Patuh bagi yang sudah


CERDIK dalam mengatasi PTM dan menyandang PTM diselenggarakan
mengimplementasikan dalam Posbindu PTM agar mereka rajin kontrol dan
minum obat

16
PERLINDUNGAN TERHADAP
PAPARAN ASAP ROKOK
KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)

KTR diberlakukan pada:


 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Tempat proses belajar mengajar,
 Tempat anak bermain,
 Tempat ibadah,
 Angkutan umum,

Pemda wajib menetapkan  Tempat kerja


 Tempat umum dan
KTR di daerahnya
 Tempat lain yang ditetapkan

Sesuai amanat PP 109 tahun 2012, psl 49 ttg kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk melindungi terhadap paparan asap rokok
KTR diberlakukan pada fasyankes, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan.
Pembatasan Akses terhadap Produk Tembakau
Layanan Upaya Berhenti Merokok
• Pelarangan menjual pada
• Terintegrasi dengan
:
Posbindu dan PANDU
– Anak usia < 18 tahun
PTM
– Ibu hamil
• Meningkatkan cukai dan
harga produk tembakau

Layanan Berhenti Berokok


merupakan upaya preventif
untuk mencegah penyakit PTM
terutama yang disebabkan oleh Membatasi akses terhadap
rokok. produk tembakau dengan
Fokus pelaksanaan dilakukan larangan penjualan pada anak
pada Fasyankes Tingkat Pertama dibawah umur dan
meningkatkan cukai
Meningkatkan Promosi melalui Peringatan Kesehatan
Pada Kemasan Produk Tembakau Iklan Layanan
Masyarakat (ILM)

Peningkatan promosi dan edukasi kesehatan melalui Peringatan


bergambar pada kemasan rokok dan Iklan layanan masyarakat
dan untuk mencegah PTM dengan mengendalikan merokok
Meningkatkan Edukasi dan Promosi Gizi Seimbang
(Kampanye dan Pemberdayaan Masyarakat)

Edukasi dan promosi kesehatan tentang 10 Pesan


Gizi Seimbang
PENINGKATAN AKTIVITAS FISIK
PENGERTIAN Aktivitas Fisik:
Setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan
AKTIVITAS FISIK pengeluaran tenaga atau energi
(Physical Activity) Min. 150 menit / minggu atau Min. 30 menit
3-5 kali seminggu.

Exercise is Medicine
Aktivitas fisik yang aman bagi
LATIHAN FISIK penderita PTM
(EXERCISE)

 Aktif di Tempat Kerja


 Anak dan Sekolah
 Transportasi dan
Lingkungan
OLAHRAGA
(SPORT) Menjadi aktif sesuai kemampuan
dan kondisi yang memungkinkan.
Meningkatkan aktivitas fisik di
masyarakat khususnya anak sekolah
dan tempat kerja
Pengendalian Faktor Risiko Berbasis
Masyarakat (Posbindu PTM)

Kegiatan terintegrasi :
• Deteksi dini faktor risiko PTM
• Monitoring faktor risiko PTM
• Konseling + Rujukan
• Kegiatan lain: Penyuluhan, senam,
bersepeda, dll

Posbindu PTM saat ini:


 Belum optimal dan cakupan
masih rendah (baru
sekitar 60% melakukan kegiatan rutin dan melaporkan)
 Sasaran PTM adalah pddk usia >15 thn
 Perlu perluasan di semua tatanan masyarakat (spt : tempat kerja dan
sekolah)
 Integrasi dalam Rumah Sehat Desa
Deteksi Dini Kanker
KANKER PAYUDARA KANKER LEHER RAHIM

Pemeriksaan SADARI
&
CBE (Clinical Breast DILAKSANAKAN
Examination) SECARA
KOMPREHENSIF Metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat)
Integrasi dengan SVA (Single Visit Approach) IVA +
DOWN STAGING IMS, KB dan PKK Treat (krioterapi)
KANKER PAYUDARA
 Retinoblastoma
 Leukemia DETEKSI DINI
 Osteosarcoma KANKER PADA
 Limfoma Malignum
 Neuroblastoma ANAK
 Nasofaring
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM
TERINTEGRASI DI PUSKESMAS
(PANDU PTM)
PEN WHO CARTA WHO/ISH
 Peningkatan Tatalaksana Faktor Risiko
Utama (Konseling berhenti merokok,
konsumsi alkohol, Hipertensi,
Dislipidemia, Obesitas, dan lainya) di
Fasilitas pelayanan dasar (Puskesmas,
dokter keluarga, praktek swasta)
 Sepuluh (10) persen penduduk usia >15
th diwilah kerja Puskesmas mengikuti
kegiatan Posbindu PTM

 Tatalaksana Terintegrasi Hipertensi dan Diabetes


melalui pendekatan Faktor Risiko
 Prediksi berisiko penyakit jantung dan stroke
dengan Charta WHO PEN 24
Sistem Informasi PPTM Terpadu
Sebagai tempat menyimpan informasi kesehatan
Sebagai basis data untuk pengambilan
warga masyarakat
keputusan

Surveilans PTM Web GIS

LAYANAN
Sebagai wadah untuk informasi kesehatan untuk
SISTEM menghindari faktor risiko PTM
INFORMASI
PPTM Portal Web PTM
TERPADU

Sebagai indikator kesehatan masyarakat


dalam satu wilayah Sebagai sarana komunikasi masyarakat dalam menjaga
kesehatan

Sisfo Puskesmas
SMS Gateway

Pengembangan sistem informasi dan surveilans PPTM yang terdiri dari Portal Web PTM,
surveilans Posbindu PTM, surveilans di FKTP, dan Monev PTM
PENGEMBANGAN HARMONISASI/
KEBIJAKAN/STRATEGI SINERGITAS AKSI PEMBIAYAAN
Fungsi Kemitraan

1. PusPromkes
1. Balitbang 2. Dit BUKD
2. Rorengar 3. Dit BUKR 1. Rorengar
Pemangku 3. PPSDM 4. Dit Keswa 2. Sesditjen
Kepentingan 4. Pusdatin 5. Dit Bina Gizi PL
Internal 5. Seluruh Dit/Pusat 6. Dit. Obat Publik 3. Biro KLN
terkait PP-PTM 7. Dit Simkerma
8. Dit KesOr

1. BPOM
2. Kem. Dagri
1. Kem. PMK 3. Kem. Perdagangan 1. Bappenas
Pemangku 2. Bappenas 4. Kem. Perindustrian 2. Kem. Keuangan
Kepentingan 3. Universitas/PT 5. Kem. Pertanian 3. Masy Dunia Usaha
4. Org. Profesi 6. Kem. Perhubungan 4. BPJS
Eksternal 7. Kem. Dikbud 5. CSO/NGO/LSM
5. CSO/NGO 8. Kem. Agama 6. Mitra Internasional
6. Mitra Internasional 9. Kem. Pemuda & OR
7. Seluruh K/L terkait 10. Kem. Kominfo
11. Kem. Sosial
12. Pemda
EVALUASI PELAKSANAAN
POSBINDU PTM DI TEMPAT KERJA

 Kegiatan pengendalian faktor risiko PTM di


Kementerian/Lembaga belum berjalan sebagaimana
diharapkan karena belum ada komitmen, perencanaan
dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut.
 Keterbatasan SDM dalam pelaksanaan kegiatan
Posbindu PTM di masing-masing Kementerian/
Lembaga.
 Data hasil pemeriksaan di Kementerian/ Lembaga
belum seluruhnya masuk ke dalam surveilans web PTM
Gerakan Masyarakat Sehat
(GERMAS)

Tujuan Germas
1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit
tidak menular, baik kematian maupun kecacatan
2. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas
penduduk
3. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan
kesehatan karena meningkatnya penyakit
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial
penduduk untuk pengeluaran kesehatan
RENCANA PAYUNG REGULASI

• Gerakan Masyarakat Sehat akan dilaksanakan oleh K/L,


Pemda serta organisasi terkait melalui Instruksi Presiden
• Wakil Presiden sebagai Penanggung Jawab Utama
• Menteri PPN/Bappenas bertanggung jawab dalam
pelaksanaan Monev
• Menko PMK, Menko Perekonomian, Menko Polhukam
dan Menko Kemaritiman menjadi koordinator
pelaksanaan kegiatan di K/L terkait

29
EMPAT PILAR
GERAKAN MASYARAKAT SEHAT

1. Penguatan kebijakan publik lintas sektor, pelibatan


dunia usaha & masyarakat
2. Reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar dgn
pendekatan keluarga
3. Penguatan kepemimpinan & tata kelola yg efektif
4. Penguatan komponen promotif & preventif dalam
paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
Prinsip dan Pendekatan
Gerakan Masyarakat Sehat
1. Fokus pada pemerataan: penurunan penyakit karena determinan sosial seperti
kemiskinan, gender, lingkungan, budaya, tingkat pendidikan, dan kemauan politik.
2. Kerjasama multi sektor dan para pemangku kepentingan: antara sektor
kesehatan dengan sektor lain, pemangku kepentingan di pusat dan daerah,
masyarakat sipil yaitu akademisi dan LSM; serta dunia usaha.
3. Keseimbangan masyarakat, keluarga, dan individu: menurunkan faktor risiko di
tingkat populasi maupun individu berisiko tinggi
4. Pemberdayaan masyarakat: masyarakat berkemauan untuk hidup sehat dan
menjadi mitra dalam pengendalian penyakit
5. Penguatan sistem kesehatan: reformasi dan reorientasi sistem pelayanan
kesehatan dasar
6. Pendekatan siklus hidup: dari sejak kesehatan ibu, anak dalam kandungan hingga
lansia
7. Jaminan kesehatan nasional (JKN): semua penduduk mempunyai akses terhadap
pelayanan kesehatan
8. Strategi atau rencana kegiatan berdasarkan bukti
Kerangka Faktor Risiko PTM
Faktor Risiko Yang
Tidak Dapat Dimodifikasi

Umur, Jenis Kelamin, Genetik

Status Gizi 1000 HPK Kesakitan


Faktor Risiko
Status Gizi Remaja Puteri, Ibu
Fisiologis:
Hamil, Bayi dan Baduta 1. PTM Utama:
Faktor Risiko Perilaku Hipertensi • Penyakit

Kematian &
Penurunan
Kardiovaskular

Kecacatan
Aktivitas Fisik, Merokok, Pola • Diabetes
Makan, Alkohol
Hiperlipidemia • Penyakit Paru
Kondisi Lingkungan Obstruktif
dan Sosial Ekonomi Kronik
Polusi, Perubahan Iklim, Akses Kegemukan • Kanker
Air Minum dan Sanitasi,
Perumahan, Kemiskinan, 2. Cedera
Pendidikan, Budaya, Akses Pra-Diabetes
terhadap fasilitas fisik,
Transportasi

Kebijakan & Regulasi


Kebijakan dan regulasi yang FOKUS
Sumber: Diadopsi dari Global Health 2035: a world
tidak berwawasan kesehatan converging within a generation. USA, The Lancet. 2013 GERMAS 32
Strategi Kebijakan
Penguatan Kebijakan Lintas Sektor

Membudayakan pola hidup sehat :


1. Meningkatkan aktivitas fisik
Pencegahan dengan teratur dan terukur
Dampak Jangka Pendek 2. Konsumsi gizi seimbang
3. Tidak merokok
4. Menghindari konsumsi alkohol
5. Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
6. Mengelola stres

Pencegahan dengan Fokus intervensi gizi 1000 Hari


Dampak Jangka Panjang Pertama Kehidupan untuk
pembangunan sumber daya manusia
berkualitas pada masa depan

33
ILUSTRASI: GERAKAN MASYARAKAT SEHAT
Kominfo, Kemenkes, BPJS Kemenkes:
Prevalensi merokok pada usia ≤ 18 tahun (persen)
Kemenaker:
PAN-RB Persentase penduduk yang melakukan deteksi dini penyakit
Jumlah perusahaan menerapkan
Kemenaker Kampanye,
pemeriksaan kesehatan rutin Deteksi dini dan
pencegahan Kemen Dikbud, Kemendikbud & Kemenag:
Olahraga dan Kantin sekolah
penyakit Kemen Ristek Dikti, Jumlah sekolah melaksanakan UKS
deteksi dini sehat, UKS,
Kemenag Jumlah sekolah menyelenggarakan
penyakit di kampus bebas
Narkoba kantin sehat
kantor
Kemenkes: Kementan, Kemenpora:
Persentase penduduk Kemen PAN &
kemenkes RB, Kemenpora, Jumlah event
mengkonsumsi buah dan olahraga
Karang Kitri, Senam, Poco-Poco, Pemda
sayur dengan cukup Olahraga rekreasi,
Konsumsi buah
dan sayur lokal Lomba Olahraga,
Sentra Olahraga

Persentase
BPOM
jajanan anak A Pemda
sekolah yang Lapangan desa,
aman Keamanan car fee day, Jalur

Hidup
jajanan sekolah , sepeda dan Jumlah lapangan desa
pengawasan label pejalan kaki, Jumlah event car free day
dan iklan Kawasan tanpa Perda Kawasan Tanpa Rokok
rokok,

Jumlah calon
Sehat
Kemenag Kemen LHK
pengantin Ceramah agama, Pengelolaan
mendapat penyuluhan
Sampah,
kesehatan calon
penyuluhan pengantin, pencegahan Persentase timbulan
kesehatan Pesantren sehat kebakaran hutan sampah yang terkelola

Air bersih, sanitasi,


Besaran cukai rokok Peningkatan ruang terbuka di Kemen PUPR, Kemensos:
Kemenkeu perumahan, Kemendes PDTT, Perbaikan sarana
cukai rokok
Posyandu Kemensos prasarana lingkungan bagi
Keselamatan kesejahteraan keluarga
Gemar makan fakir miskin (MCK Umum,
Berkendara,
ikan, Perbaikan Prasarana Air Bersih, dll)
Konektivitas
gizi balita dan ibu
moda
hamil
Kemenhub: transportasi
Kemenhub KKP, KKP:
Jumlah kota dengan sistem
POLRI Kemenkes Rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional
transportasi terintegrasi

34
OPERASIONAL PARADIGMA SEHAT

PROMOSI KESEHATAN
(Health Promotion)
1. PREVENSI GERAKAN
PARADIGMA SEHAT

PRIMER MASYARAKAT
Perlindungan Spesifik
OPERASIONAL

SEHAT
(Specific Protection)

2. PREVENSI Early Diagnosis & Prompted


SEKUNDER Treatment

Disability Limitation
3. PREVENSI
TERTIER
Rehabilitation
UPAYA PROMOSI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Pencegahan
Pencegahan primer Pencegahan Tersier
Sekunder
Promosi Kesehatan Perlindungan Deteksi Dini & Pembatasan Rehabilitasi
Penanganan Segera Kecacatan
dan
• Pendidikan Pencegahan • Penemuan kasus •Re-training dan
kesehatan • Skrining • Perawatan pendidikan
• Imunisasi
• Standar gizi • Pemeriksaan untuk pasien
• Hygiene penyembuhan
• Perumahan, kesehatan khusus •Pendidikan untuk
• Sanitasi penyakit dan publik dan
rekreasi dan • Pemberian obat mencegah
tempat kerja • Keselamatan pencegahan industri untuk
komplikasi memberdayakan
layak kerja massal
• Pelayanan mereka yang
• Perlindungan
• Konsultasi untuk telah
terhadap
pernikahan dan membatasi direhabilitasi
kecelakaan
pendidikan kecacatan dan •Pemberian
kespro • Perlindungan mencegah
dari zat kesempatan kerja
kematian
• Pemeriksaan karsinogen •Penempatan
kesehatan rutin khusus
• Perlindungan
• Pemberdayaan dari alergen
masyarakat • Perlindungan
dari vektor
penyakit
36
Hasil yang diharapkan

1. Menurunkan beban penyakit menular dan penyakit


tidak menular, baik kematian maupun kecacatan
2. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan
kesehatan karena meningkatnya penyakit
3. Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas
penduduk
4. Menghindarkan peningkatan beban finansial
penduduk untuk pengeluaran kesehatan
PENUTUP
 Strategi Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan
melalui upaya promosi dan preventif dengan pendekatan
faktor risiko PTM
 Peningkatan dan penguatan kebijakan berwawasan
kesehatan (Health in all policies)
 Peningkatan dan perluasan Upaya Deteksi Dini Faktor Risiko
melalui Posbindu PTM di lintas KL/SKPD, tatanan tempat
kerja, tatanan sekolah, integrasi dengan rumah desa sehat
 Penguatan akses Layanan PTM terintegrasi mulai dari FKTP,
dan rujukan FKRTL serta rujuk balik
 Perlu Komitmen yang serius untuk PP-PTM yang melibatkan
semua komponen bangsa

Anda mungkin juga menyukai