Anda di halaman 1dari 48

PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

1
OUTLINE
1. Pendahuluan

2. Permasalahan PTM

3. Upaya Pengendalian PTM

4. Rencana Aksi

5. Penutup
OUTLINE

1. Pendahuluan
Program Prioritas Renstra Kemenkes
2015 - 2019

Meningkatnya Penurunan Pengendalian


Sinergitas AKI dan AKB ATM Meningkatnya
Antar K/L Efektivitas
Pusat & Litbangkes
Penurunan Pengendalian
Daerah
stunting PTM

Meningkatnya Kesehatan Meningkatnya Pengendalian Meningkatnya Akses &


masyarakat Penyakit Mutu Fasyankes

Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu


Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan
Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar)
Pemerataan Tenaga Kesehatan
& Alkes

Meningkatnya tata kelola Meningkatnya Kom- Meningkatnya Sistem


Meningkatnya Integrasi Informasi Kes.
kepemerintahan yang baik petensi & Kinerja
Perencanaan, Bimtek & Monev Terintegrasi
dan bersih Aparatur Kemenkes

Pengendalian PTM menjadi salah satu program prioritas Kemenkes


Penyebab Utama Beban Penyakit,
1990-2015
1990 2000 2010 2015
Cedera Cedera Cedera Cedera
7% 8% 9% 13%

Penyakit Penyakit
Penyakit Menular Menular
Penyakit Menular
Penyakit Tidak 33% Penyakit 30%
Penyakit
Menular Menular 43% Tidak
Tidak Penyakit
Menular Menular Tidak
56% 37% Menular
49% 58%
57%

Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat dan menjadi


beban utama penyakit sejak tahun 2000

Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014)

Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)  hilangnya hidup dalam
tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
5
Perubahan Beban Penyakit

Peringkat Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015


1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke
2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin
3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik
4 Stroke 4 Diare 4 Kanker
5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus
6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis

7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi

13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma Kelahiran

16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis

• Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab
kematian dan kesakitan terbesar
• Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian dan
kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes)
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
OUTLINE

2. Permasalahan PTM
BEBAN EKONOMI AKIBAT PENYAKIT TIDAK MENULAR
Proyeksi Jumlah Kasus Rawat Jalan dan Rawat Inap 2014 - 2019
Rawat Inap Rawat Jalan
3,543,801
2,690,660
3,112,908 3,783,861
2,277,367
1,901,805
1,922,723 2,224,458 2,532,370
1,359,013 1,627,387 2,703,915

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Januari – Juni 2014


Biaya Rawat Jalan Biaya Rawat Inap Penyakit Beban Biaya
Penyakit
(Rp) (Rp)
Ʃ Kasus
Katastropik Rawat Inap
Semua Penyakit 3,45 triliun 12,66 triliun 1 Jantung 1,82 triliun 232.010
Penyakit Katastropik 1,03 triliun 4,24 triliun
2 Stroke 794,08 miliar 172.303
Beban Katastropik 30% 33,50%
5 penyakit dengan beban biaya rawat 3 Ginjal 750 miliar 138.779

inap tertinggi adalah Penyakit Tidak 4 Diabetes 313,64 miliar 70.584


Menular. 5 Kanker 313,09 miliar 56.033

Tanpa intervensi yang berarti, beban 6 Talasemia 174,85 miliar 53.948


pengeluaran kesehatan di Indonesia 7 Hemofilia 71,25 miliar 12.170
diproyeksi dapat terus meningkat.
Sepuluh Penyebab Kematian Utama
(Semua Umur) Sample Registration System (SRS) Indonesia,
2014
No Penyebab Kematian %
1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.7
5 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.6
9 Pneumonia (J12 – J18) 2.1
10 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9
Trend penyebab kematian saat ini didominasi oleh PTM
Penyebab kematian akibat PTM utama tahun 2014 adalah stroke, penyakit
jantung dan DM
Prevalensi Penyakit Tidak Menular Menurut Umur

PTM bukan penyakit orang tua atau proses degeneratif, tetapi sudah
mulai banyak ditemukan pada penduduk usia lebih muda
Cakupan Nakes Pemeriksaan PTM
di Indonesia
(hipertensi)

(Diabetes)

• Cakupan oleh nakes  36.8% (hipertensi ), 30,4% (Diabetes)


• Sekitar 2/3 penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita PTM
PROPORSI PENDUDUK
DENGAN FAKTOR RISIKO PTM
2007 2013
FAKTOR RISIKO PTM
(%) (%)

1 Merokok (usia ≥ 15 th) 34,7 36,3

2 Aktifitas fisik kurang (usia ≥ 10 th) 48,2 26,1

3 Kurang konsumsi sayur & buah (usia ≥ 10 th) 93,6 93,5

4 Konsumsi minuman beralkohol 4,6 n.a


Konsumsi minuman beralkohol berbahaya 0,3 n.a
5 Obesitas sentral (usia ≥ 18 th) 18,8 26,6

Data faktor risiko PTM tahun 2007 dan tahun 2013 menurut Riskesdas
Trend ini kemungkinan akan berlanjut sering dengan perubahan perilaku hidup
(pola makan dengan gizi tidak seimbang,Sumber:
kurang aktifitas fisik, merokok, dll) 13
Riskesdas 2007; Riskesdas 2013
Prevalensi Perokok Remaja Prevalensi Konsumsi Tembakau
(15-19 tahun) Penduduk Usia ≥15 tahun

Prevalensi perempuan merokok


usia 15 - 19 tahun meningkat 10 kali
lipat .
Sumber: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010
Proporsi Aktivitas Fisik Kurang pada Penduduk Usia >
10 Tahun Menurut Karakter, 2013

Distribusi faktor risiko kurang aktivitas fisik


Pengaruh globalisasi dan modernisasi serta kemajuan teknologi menjadikan
masyarakat kurang beraktivitas fisik

Sumber: Riskesdas 2013


Jumlah Konsumsi Natrium (mg)
berasal dari Makanan dan Garam Menurut Umur
3000
2645 2748 2702
2408
2500

1145 1213
2000 1430
1473 1462
1500

585
1000

1500 1535
1272
500
888 946

0 - 59 bln 5 - 12 thn 13-18 thn 19-55 thn >55 thn


makanan garam

Makanan tidak sehat (tinggi gula, garam dan lemak ) berisiko terjadi PTM
Selain dalam garam, natrium juga terdapat dalam makanan. Data diatas
menunjukkan hampir semua masyarakat mengonsumsi natrium lebih dari 2000
mg atau 5 gram garam. Makanan asin/ Natrium tinggi berisiko terhadap
hipertensi dan penykait tidak menular lainnya
Sumber: Survei Diet Total 2014
OUTLINE

3. Upaya Pengendalian PTM


ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN
(2005-2024)
RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV
2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024

Universal
Coverage Masyarakat
Upaya Kuratif
Sehat Yang
Mandiri dan
Berkeadilan

Pendukung/penunjang

Upaya promotif dan preventif, serta peningkatan universal health coverage menuju
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Dalam pengendalian PTM
Upaya Promotif dan Preventif PTM dilaksanakan untuk mengubah perilaku masyarakat
dan deteksi dini F R PTM
PROGRAM INDONESIA SEHAT

Paradigma Penguatan Yankes JKN


Sehat Program Program
• Peningkatan Akses • Benefit
terutama pd FKTP • Sistem pembiayaan:
Program
• Optimalisasi Sistem asuransi – azas
• Pengarusutamaan Rujukan
kesehatan dalam gotong royong
• Peningkatan Mutu
pembangunan • Kendali Mutu &
Kendali Biaya
• Promotif - Preventif Penerapan pendekatan
• Sasaran: PBI & Non
sebagai pilar utama continuum of care
PBI
upaya kesehatan
Intervensi berbasis
• Pemberdayaan resiko kesehatan
Tanda
masyarakat kepesertaan
(health risk)
KIS
Dalam Paradigma Sehat, Upaya Promotif dan Preventif serta Pemberdayaan Masyarakat
menjadi prioritas Demikian juga dalam upaya pengedalian PTM 19
FAKTOR RISIKO PTM
MORBIDITAS
&
DISABILITAS

• Gula darah tinggi

Mengendalikan faktor risiko “bersama” (merokok, diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik
dan konsumsi alkohol) berarti mengendalikan semua PTM
Faktor risiko PTM meliputi FR Perilaku dan FR Fisiologis / “FR Antara”
Jika tidak dilakukan deteksi dini (pemeriksaan/pengukuran) maka seringkali tidak
disadari bahwa sudah mempunyai faktor risiko karena tidak bergejala.
20
Deteksi
Sumber: Modifikasi dari from Global diniamenjadi
Health 2035: penting
world converging within auntuk dilakukan
generation. USA, The Lancet. 2013.
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
Kebijakan Strategi PPTM
UU 36/2009 ttg 1. Peningkatan upaya promotif dan
Kesehatan preventif
2. Partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat : Posbindu PTM. • Strategi PP- PTM
3. Peningkatan peran multidisiplin dan • bagi sektor
RPJMN 2015-2019 lintas sektoral : kemitraan dan jejaring
kesehatan & sektor
kerja.
4. Penguatan peran pemerintah lain
RENSTRA KEMENKES /pemerintah daerah : kearifan • Acuan perencanaan
2015-2019 lokal/karakteristik program PP-PTM
5. Pendekatan berjenjang dari masyarakat - pusat dan daerah
ke pelayanan kesehatan tersier dengan • Kesepahaman PP-
rujuk balik (continuum of care) : PTM secara lintas
GLOBAL PLAN OF pendekatan siklus kehidupan.
NCDs sektor
6. Dukungan ketersediaan infrastruktur
dengan kendali mutu pelayanan
REGIONAL PLAN kesehatan dan tenaga kesehatan yang
(WHO-SEARO) profesional pada setiap tatanan.

Kebijakan dan Strategi Pengendalian PTM dengan memperhatikan UU Kesehatan, RPJMN,


Renstra Kemenkes serta target Global dan regional untuk pengendalian PTM
Pelayanan
Lansia
PELAYANAN PTM DENGAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP • Perilaku Cerdik
• Diet sehat
• Aktivitas Fisik
• Posbindu PTM
Pelayanan bagi • Posyandu lansia
Dewasa • Deteksi Dini dan
Monitoring
faktor risiko PTM

Pelayanan bagi
anak Sekolah dan
Pelayanan bagi Remaja
bayi dan balita • Perilaku Cerdik
• Diet sehat gizi seimbang
• Aktivitas Fisik
Pelayanan ibu hamil • Posbindu PTM
• Deteksi Dini dan Monitoring faktor
dan Ibu Menyusui risiko PTM
• Deteksi dini kanker leher rahim dan
payudara (wanita usia 30 – 50 th)
Pelayanan • UBM
•Penjaringan
PUS & WUS •Imunisasi Anak Sekolah
•UKS (Cerdik Di Sekolah)
•PMT (Diet sehat gizi seimbang)
•Aktivitas Fisik
• ASI eksklusif
• Pemeriksaan dan •Pencegahan merokok
• Imunisasi dasar lengkap
Monitoring TD •Konseling: Gizi HIV/AIDS, NAPZA dll
• Pemberian makan / PMT
• Deteksi dini dan •Kespro remaja
(diet sehat gizi seimbang)
Monitoring faktor risiko •Fe
• Penimbangan
• Konseling PTM • Vit A
• Skrining pra nikah • Diet sehat • MTBS
• Monitoring faktor risiko • Pemantauan pertumbuhan & perkembangan 22
PTM
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA
MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT
Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)

KIE, Self care


Promosi Kesehatan
Yang Sehat Tetap Sehat
FKTP
Yang sehat Tidak Sakit
80 %

UKBM( Posyandu, Posyandu sehat /


Lansia, Posbindu PTM, FKRTL rujuk balik
Polindes, Poskesdes, Desa
Siaga) 20% sakit
SEHAT ADALAH HARTAKU
YANG HARUS KUJAGA DAN meninggal
KUPELIHARA *Sumber : Susenas 2010
Masyarakat ke Puskesmas hanya jika mereka mempunyai keluhan /sakit (30%).
Sementara sebagian besar PTM tidak bergejala pada awal perjalanan penyakit nya.
5
Puskesmas melaksanakan pelayanan di masyarakat (UKBM) bukan hanya menunggu
kunjungan di Puskesmas untuk meningkatkan cakupan pelayanan PTM
Pendekatan Keluarga

Puskesmas

Poskestren/
Posyandu- Rumah Sehat Desa- UKBM lain-
Posbindu PTM Posbindu PTM Posbindu PTM

Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga

Pendekatan keluarga dalam pengendalian PTM dilakukan melalui UKM di Puskesmas


Intervensi langsung terhadap keluarga yang tidak terjangkau akses UKBM
PENINGKATAN GAYA HIDUP SEHAT
DENGAN PERILAKU CERDIK DAN PATUH
P Periksa Kesehatan secara rutin dan
ikuti anjuran dokter
A Atasi Penyakit dengan pengobatan
yang tepat dan teratur
Tetap diet sehat dengan gizi
T
seimbang,
Upayakan beraktivitas fisik dengan
U aman,
Hindari rokok, alkohol dan zat
karsinogenik lainnya
H

Promosi kesehatan untuk berperilaku Program Patuh bagi yang sudah


CERDIK dalam mengatasi PTM dan menyandang PTM diselenggarakan
mengimplementasikan dalam Posbindu PTM agar mereka rajin kontrol dan
minum obat

25
PERLINDUNGAN TERHADAP
PAPARAN ASAP ROKOK
KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)

KTR diberlakukan pada:


 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Tempat proses belajar mengajar,
 Tempat anak bermain,
 Tempat ibadah,
 Angkutan umum,

Pemda wajib menetapkan  Tempat kerja


 Tempat umum dan
KTR di daerahnya
 Tempat lain yang ditetapkan

Sesuai amanat PP 109 tahun 2012, psl 49 ttg kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah
mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) untuk melindungi terhadap paparan asap rokok
KTR diberlakukan pada fasyankes, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain,
tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum dan tempat lain yang
ditetapkan.
Pembatasan Akses terhadap Produk Tembakau
Layanan Upaya Berhenti Merokok
• Pelarangan menjual pada
• Terintegrasi dengan
:
Posbindu dan PANDU
– Anak usia < 18 tahun
PTM
– Ibu hamil
• Meningkatkan cukai dan
harga produk tembakau

Layanan Berhenti Berokok


merupakan upaya preventif
untuk mencegah penyakit PTM
terutama yang disebabkan oleh Membatasi akses terhadap
rokok. produk tembakau dengan
Fokus pelaksanaan dilakukan larangan penjualan pada anak
pada Fasyankes Tingkat Pertama dibawah umur dan
meningkatkan cukai
Meningkatkan Promosi melalui Peringatan Kesehatan
Pada Kemasan Produk Tembakau Iklan Layanan
Masyarakat (ILM)

Peningkatan promosi dan edukasi kesehatan melalui Peringatan


bergambar pada kemasan rokok dan Iklan layanan masyarakat
dan untuk mencegah PTM dengan mengendalikan merokok
Meningkatkan Edukasi dan Promosi Gizi Seimbang
(Kampanye dan Pemberdayaan Masyarakat)

Edukasi dan promosi kesehatan tentang 10 Pesan


Gizi Seimbang
PENINGKATAN AKTIVITAS FISIK
PENGERTIAN Aktivitas Fisik:
Setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan
AKTIVITAS FISIK pengeluaran tenaga atau energi
(Physical Activity) Min. 150 menit / minggu atau Min. 30 menit
3-5 kali seminggu.

Exercise is Medicine
Aktivitas fisik yang aman bagi
LATIHAN FISIK penderita PTM
(EXERCISE)

 Aktif di Tempat Kerja


 Anak dan Sekolah
 Transportasi dan
Lingkungan
OLAHRAGA
(SPORT) Menjadi aktif sesuai kemampuan
dan kondisi yang memungkinkan.
Meningkatkan aktivitas fisik di
masyarakat khususnya anak sekolah
dan tempat kerja
Pengendalian Faktor Risiko Berbasis
Masyarakat (Posbindu PTM)

Kegiatan terintegrasi :
• Deteksi dini faktor risiko PTM
• Monitoring faktor risiko PTM
• Konseling + Rujukan
• Kegiatan lain: Penyuluhan, senam,
bersepeda, dll

Posbindu PTM saat ini:


 Belum optimal dan cakupan
masih rendah (baru
sekitar 60% melakukan kegiatan rutin dan melaporkan)
 Sasaran PTM adalah pddk usia >15 thn
 Perlu perluasan di semua tatanan masyarakat (spt : tempat kerja dan
sekolah)
 Integrasi dalam Rumah Sehat Desa
Deteksi Dini Kanker
KANKER PAYUDARA KANKER LEHER RAHIM

Pemeriksaan SADARI
&
CBE (Clinical Breast DILAKSANAKAN
Examination) SECARA
KOMPREHENSIF Metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat)
Integrasi dengan SVA (Single Visit Approach) IVA +
DOWN STAGING IMS, KB dan PKK Treat (krioterapi)
KANKER PAYUDARA
 Retinoblastoma
 Leukemia DETEKSI DINI
 Osteosarcoma KANKER PADA
 Limfoma Malignum
 Neuroblastoma ANAK
 Nasofaring
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM
TERINTEGRASI DI PUSKESMAS
(PANDU PTM)
PEN WHO CARTA WHO/ISH
 Peningkatan Tatalaksana Faktor Risiko
Utama (Konseling berhenti merokok,
konsumsi alkohol, Hipertensi,
Dislipidemia, Obesitas, dan lainya) di
Fasilitas pelayanan dasar (Puskesmas,
dokter keluarga, praktek swasta)
 Sepuluh (10) persen penduduk usia >15
th diwilah kerja Puskesmas mengikuti
kegiatan Posbindu PTM

 Tatalaksana Terintegrasi Hipertensi dan Diabetes


melalui pendekatan Faktor Risiko
 Prediksi berisiko penyakit jantung dan stroke
dengan Charta WHO PEN 33
UPAYA PUSKESMAS
PERMENKES NO. 75 TAHUN 2014
PRINSIP PUSKESMAS
a. PARADIGA SEHAT
b. PERTANGGUNGJAWABAN
UKM Tingkat Pertama WILAYAH
 UKM Esensial c. KEMANDIRIAN MASYARAKAT
 UKM Pengembangan d. PEMERATAAN
e. TEHNOLOGI TEPAT GUNA
f. KETERPADUAN DAN
UKP Tingkat Pertama KESINAMBUNGAN

Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas harus


menyelenggarakan:
1. Manajemen (sumber daya, operasional, dan mutu);
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
4. Pelayanan laboratorium.
34
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENGENDALIAN PTM
TERPADU
Program :
1. Pembinaan Posbindu PTM
2. Deteksi Dini DM melalui pemeriksaan gula darah di FKTP dan
Posbindu PTM
3. layanan khusus PTM lainnya seperti diabetes, jantung, stroke,
Asma dan PPOK, Cedera, skrining Thalasemia, SLE,
pemeriksaan IVA / SADANIS, deteksi dini kanker anak,
layanan upaya berhenti merokok, PAL, dan rehabilitasi /
paliatif PTM
4. Edukasi, konseling dan rujukan

Peningkatan Kapasitas SD
- Pelatihan Petugas Kesehatan
- Peralatan Pendukung : Glukometer, alat pemeriksaan lipid/cholesterol darah,
peakflow meter dan nebulizer
- Surveilans : Alat Pencatatan dan pelaporan elektronik
UKM TINGKAT PERTAMA DI
PUSKESMAS
A. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL meliputi:
• Pelayanan Promosi Kesehatan;
• Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
• Pelayanan KIA-KB;
• Pelayanan Gizi; dan
• Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit.

 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT esensial harus diselenggarakan oleh


setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian SPM kabupaten/kota
bidang kesehatan.

B. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN merupakan upaya


kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas

36
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasyankes
Primer (Permenkes No.5/2014)
AREA KOMPETENSI DOKTER Dokter
(SKDI 2012)

LAMPIRAN SKDI
• Daftar Pokok Bahasan Penatalaksanaan penyakit
• Daftar masalah sesuai dengan Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter
• DAFTAR PENYAKIT di Fasyankes Primer
• DAFTAR KETERAMPILAN (Permenkes No.5/2014)
37
Pedoman Pengelolaan Klinis Kasus Rujukan Dan Rujuk
Balik Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama*
1. Kebijakan dan prinsip umum rujukan dan rujuk balik
2. Pedoman khusus penatalaksanaan medis kasus rujukan dan rujuk balik untuk 9
penyakit yg disebutkan dalam Permenkes No 59/2014 yaitu:
Tingkat
N
o. Nama Penyakit Kemampuan
• evaluasi rutin dan deteksi dini (SKDI)
kemungkinan komplikasi
Rujukan Rutin 1. Diabetes Mellitus 4A
• dilakukan secara berkala
sesuai indikasi
2. Hipertensi 4A

3. Jantung
a. Gagal Jantung 3B/3A
• pasien penyakit kronis b. Penyakit Jantung Koroner 3B*
Rujukan dengan komorbid atau 4. Asma 4A
Urgent penyulit yang mengganggu
fungsi sehari-hari
5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) 3B

6. Epilepsi 3A
• komplikasi akut yang
mengalami keadaan gawat 7. Gangguan kesehatan jiwa kronik 3A
Rujukan darurat (Skizofrenia)
Emergency • Rujukan segera diberikan 8. Stroke 3B
bahkan pasien dapat segera
menuju FKRTL 9. Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) 3A 38
Sistem Informasi PPTM Terpadu
Sebagai tempat menyimpan informasi kesehatan
Sebagai basis data untuk pengambilan
warga masyarakat
keputusan

Surveilans PTM Web GIS

LAYANAN
Sebagai wadah untuk informasi kesehatan untuk
SISTEM menghindari faktor risiko PTM
INFORMASI
PPTM Portal Web PTM
TERPADU

Sebagai indikator kesehatan masyarakat


dalam satu wilayah Sebagai sarana komunikasi masyarakat dalam menjaga
kesehatan

Sisfo Puskesmas
SMS Gateway

Pengembangan sistem informasi dan surveilans PPTM yang terdiri dari Portal Web PTM,
surveilans Posbindu PTM, surveilans di FKTP, dan Monev PTM
PENGEMBANGAN HARMONISASI/
KEBIJAKAN/STRATEGI SINERGITAS AKSI PEMBIAYAAN
Fungsi Kemitraan

1. PusPromkes
1. Balitbang 2. Dit BUKD
2. Rorengar 3. Dit BUKR 1. Rorengar
Pemangku 3. PPSDM 4. Dit Keswa 2. Sesditjen
Kepentingan 4. Pusdatin 5. Dit Bina Gizi PL
Internal 5. Seluruh Dit/Pusat 6. Dit. Obat Publik 3. Biro KLN
terkait PP-PTM 7. Dit Simkerma
8. Dit KesOr

1. BPOM
2. Kem. Dagri
1. Kem. PMK 3. Kem. Perdagangan 1. Bappenas
Pemangku 2. Bappenas 4. Kem. Perindustrian 2. Kem. Keuangan
Kepentingan 3. Universitas/PT 5. Kem. Pertanian 3. Masy Dunia Usaha
4. Org. Profesi 6. Kem. Perhubungan 4. BPJS
Eksternal 7. Kem. Dikbud 5. CSO/NGO/LSM
5. CSO/NGO 8. Kem. Agama 6. Mitra Internasional
6. Mitra Internasional 9. Kem. Pemuda & OR
7. Seluruh K/L terkait 10. Kem. Kominfo
11. Kem. Sosial
12. Pemda
OUTLINE

4. Rencana Aksi
Strategi Aksi
Pencegahan dan Pengendalian PTM
2015-2019

Promosi
Kesehatan & Penguatan
Advokasi & Sistem Surveilans,
Kemitraan Reduksi Monev
Risiko Pelayanan
Kesehatan &
Riset

PP-PTM menjadi Promosi Kesehatan


dengan pelibatan Integrasi pelayanan PTM
prioritas dalam masyarakat di fasilitas kesehatan Penguatan Surveilans
pembangunan Tingkat Pertama PTM & Faktor Risikonya
Pengurangan Faktor
Terbangunnya Pengembangan SDM dan Penguatan Sistem
Risiko:
kemitraan antar Informasi Kesehatan
Penggunaan produk Peningkatan akses obat-
lembaga terkait serta obat esensial Pengembangan Riset
tembakau
masy. Kebijakan untuk PTM
Konsumsi alkohol Pemenuhan kebutuhan
Dikembangkannya peralatan
rencana kerja lintas Diet tidak sehat  tinggi
garam Sinkronisasi kebijakan
sektor untuk PP-PTM layanan PTM pada JKN
Kurang Aktifitas fisik
STRATEGI 1:
ADVOKASI DAN KEMITRAAN 2019
Mobilisasi sosial / gerakan- PP-PTM
gerakan untuk penurunan menjadi
faktor risiko PTM terkait prioritas
dengan masalah sosial, dalam
ekonomi dan lingkungan pembangunan
Forum Kerjasama
Terbangunnya
lintas sektor,
kemitraan
swasta, LSM,
Advokasi antar lembaga
profesi, dan
menjamin terkait serta
masyarakat.
kecukupan, masy.
alokasi dan Integrasi PP-PTM Monitoring dan
kesinambungan pada upaya-upaya evaluasi
pembiayaan Promosi CERDIK terkait dengan implementasi
dan PHBS di pengendalian kegiatan masing-
semua tatanan, faktor risiko PTM masing sektor
di luar sektor terkait PP-PTM.
(Khss sekolah
Meningkatkan kesehatan
kesadaran dan (UKS) dan tempat
pemahaman lintas kerja
sektor swasta, LSM,
profesi, dan masyarakat
STRATEGI 2:
PROMOSI KESEHATAN DAN PENURUNAN FAKTOR RISIKO
Penyuluhan,
Monitor Edukasi 2019
evaluasi kesehatan Promosi
Mobilisas berbasis intensif Kesehatan
Review,
melibatkan
penyelesaian sosialisasi/ masyarakat
masyarakat
regulasi yang kampanye
Pengurangan
Advokasi Penguatan belum selesai
Faktor Risiko:
pengaturan, kesinambungan Penggunaan
menciptakan Posbindu PTM produk
lingk kondusif Pedoman Monitoring tembakau
terkait rokok Identifikasi PP PTM evaluasi Konsumsi
makanan regulasi mandiri implementasi alkohol
‘tidak sehat’ Monitoring. (self care) kegiatan
yang masih Diet tidak
dan alkohol kepatuhan bagi masing-masing
diperlukan: sehat  tinggi
Perluasan terhadap masyarak sektor terkait GGL
Posbindu regulasi yang at PP-PTM. Kurang
PTM ada:
Aktifitas fisik
Pengembang
an media
penyuluhan
PTM
STRATEGI 3:
PENGUATAN SISTEM YANKES
Penyediaan Peningkatan
Deteksi 2019
obat dan kapasitas
Integrasi
dini faktor alat esensial SDM /
pelayanan
risiko PTM PTM sesuai nakes PTM di FKTP
Penguatan Integrasi kebutuhan
Pengembang
diagnosa dan Prolanis
SDM
Perkuat FKTP tata-laksana Peningkatan
pencegahan kasus PTM akses obat-
dan diagnosa Monitoring obat esensial
dini kanker Perkuat
evaluasi Pemenuhan
Updating Kepastian sistem
serviks implementasi kebutuhan
panduan/ rujukan
Penguatan ketersediaan kegiatan dan peralatan
pedoman/
pelayanan teknologi live layanan review masing- Sinkronisasi
Juknis bagi PTM
saving & masing sektor kebijakan
nakes pengobatan, (Rujuk
Pengembangan termasuk obat esensial terkait layanan PTM
untuk balik) prosedur pada JKN
jaga mutu paliatif dan
Edukasi layanan PTM rehabilitatif. respons layanan PTM.
kesadaran di FKTP kegawat- dalam program
deteksi dini daruratan. JKN.
PTM /kanker
STRATEGI 4:
SURVEILANS DAN RISET
Pemantapan 2019
Penguatan
Pengembangan sistem Surveilans
mekanisme informasi PTM
PTM
surveilans berbasis IT.
& Faktor
Tingkatkan faktor risiko Risikonya
Perkuat kapasitas PTM Penguatan
Perkuat registrasi surveilans Sistem
manajemen kanker Informasi
data dan nasional Membangun Perkuat Kesehatan
analisis untuk linkage antar kerjasama dg Pengembang
Survei untuk universitas, Riset
perencanaan mengumpulkan SIM PTM dan
dan advokasi. Sistem lembaga riset Kebijakan
Survey /studi data faktor Informasi yang dan RS untuk
untuk PTM
untuk risiko. pemanfaatan
ada (SP2TP,
pengembangan SIMRS, SIKDA, temuan dalam
Survey / kebijakan JKN dsb). pengembangan
studi kualitas program kebijakan
pelayanan untuk
peningkatan program
OUTLINE

5. Penutup
PENUTUP
 Strategi Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan
melalui upaya promosi dan preventif dengan pendekatan
faktor risiko PTM
 Peningkatan dan penguatan kebijakan berwawasan
kesehatan (Health in all policies)
 Peningkatan dan perluasan Upaya Deteksi Dini Faktor Risiko
melalui Posbindu PTM di lintas KL/SKPD, tatanan tempat
kerja, tatanan sekolah, integrasi dengan rumah desa sehat
 Penguatan akses Layanan PTM terintegrasi mulai dari FKTP,
dan rujukan FKRTL serta rujuk balik
 Perlu Komitmen yang serius untuk PP-PTM yang melibatkan
semua komponen bangsa

Anda mungkin juga menyukai