Anda di halaman 1dari 82

PELATIHAN KADER

PELAYANAN TERPADU (PANDU)


PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

Puskesmas Warnasari
Kamis, 15 Desember 2022
bagian 1

PUSKESMAS WARNASARI

Kamis, 15 Desember 2022


PENYAKIT TIDAK MENULAR
(PTM)

Dr. Rachmanissa

PUSKESMAS WARNASARI
15 Desember 2022
Penyakit Tidak Menular adalah
penyakit yang
BUKAN
disebabkan oleh proses
infeksi
GLOBAL OVERVIEW

 Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh 41 juta jiwa setiap


tahunnya, setara dengan 71 % kematian global.
 Penyakit Tidak Menular meningkat

 15 juta jiwa diantaranya meninggal pada usia 30-69 tahun.

Sumber : WHO - Dept. of NCDs


GAMBARAN PTM
DI INDONESIA

GAMBARAN PERUBAHAN POLA PENYEBAB KEMATIAN TREN PENYAKIT TIDAK MENULAR


TERTINGGI DI INDONESIA MENINGKAT TAHUN 2013 HINGGA 2018

40

35 34.1

30
25.8
25

20

15
10.9
10
7

5 3.8
1.5 2 1.5 2
0.5
0
Penyakit Jan- Stroke* Ginjal Kronis* Diabetes** Hipertensi**
tung**

2013 2018

Sumber : IHME, 2019


GAMBARAN PTM
DI INDONESIA

GAMBARAN BEBAN BIAYA KESEHATAN


AKIBAT PTM
3/10
Jenis Penyakit 2016 2017 2018 2019 2020 • Hanya 3 dari 10 penderita PTM yang terdeteksi, selebihnya tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit karena PTM tidak ada gejala dan
Kardiovaskular 6.491.761 9.429.312 9.388.702 10.275.991 8.296.354
tanda sampai terjadi komplikasi ;
Kanker 2.285.746 3.105.254 2.987.507 3.543.100 3.133.505

Stroke 1.171.127 2.251.576 2.271.338 2.549.057 2.136.374

Gagal Ginjal 1.947.386 2.257.575 2.115.674 2.321.341 1.922.208

Thlassemia 406.673 496.105 430.902 509.199 524.181

Leukemia 152.146 317.670 289.675 361.056 355.103


Sirrhosis 1/3
196.805 316.313 294.278 310.924 243.561
Hepatis
• Dari 3 penderita PTM tersebut hanya 1 orang yang berobat
Hemofilia 125.926 268.550 306.918 405.670 443.271
teratur.
Voluntary Global Target For NCDs
Control
Target SDG’s (2030)

Menurunkan 1/3 kematian dini karena PTM

Fokus pada:
1. PTM utama penyebab 60% kematian:
Penyakit KV, DM, Kanker, Penyakit Paru Kronis
2. Faktor risiko Bersama yang dapat mencegah PTM 80%:
Diet tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol
9 TARGET GLOBAL
TARGET SDGs PENGENDALIAN PTM TAHUN 2025

Penurunan Penurunan Penurunan


25% Penurunan Kematian Akibat Tekanan
Konsumsi Kurang
PTM (Penyakit Jantung, Kanker,
Tahun Alkohol aktivitas Fisik Darah Tinggi
Diabetes atau penyakit paru
10% 10% 25%
2030 kronik) hingga tahun 2025

Target 3.4:
Pada tahun 2030, penurunan
sepertiga kematian dini karena
penyakit tidak menular (PTM) Cakupan Cakupan Terapi
Penurunan Peningkatan Penurunan
Konsumsi Diabetes/ Asupan Pengobatan Farmakologis &
FOKUS PADA 4 PTM UTAMA PENYEBAB 60% KEMATIAN: Tembakau Obesitas Garam Esensial dan Konseling
KARDIOVASKULER, DM, KANKER, PPOK DAN PENGENDALIAN 30% 0% 30% Teknologi untuk mencegah
4 FAKTOR RISIKO BERSAMA YANG DAPAT MENCEGAH PTM untuk serangan jantung
SAMPAI 80%: DIET TIDAK SEHAT, KURANG AKTIVITAS FISIK, pengobatan dan stroke
MEROKOK, MENGKONSUMSI ALKOHOL PTM 80% 50%

9
Penanganan PTM lebih terarah dan
terpadu kepada sasaran yang jelas
MENGAPA
ALGORITMA Faktor risiko PTM dapat terdeteksi sejak
PANDU dini
PTM? Dokter yang merawat dapat melakukan
telusur pengobatan
Meningkatkan keterampilan petugas
FKTP dan kader dalam pengendalian
PTM
bagian 2

PUSKESMAS WARNASARI

Kamis, 15 Desember 2022


PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM
TAHUN 2022

Dr. Rachmanissa

PUSKESMAS WARNASARI
15 Desember 2022
• Pengertian
Pandu PTM di FKTP adalah penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian PTM yang dilaksanakan secara komprehensif dan
terintegrasi melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

• Tujuan
Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan
Konsep Dasar yang mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa
PANDU PTM mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang
bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian.

• Sasaran
Sasaran Pandu PTM di FKTP meliputi individu dan/atau
kelompok masyarakat baik yang berisiko PTM maupun yang
tidak berisiko.
1. Promosi

8. Pemantauan
Kesehatan
2. Deteksi Dini Ruang Lingkup
dan Penilaian Faktor Risiko PTM
Kegiatan Aspek
SISTEM, TATA Manajemen
7. Surveilans
KELOLA,
JEJARING,
3. Peningkatan
Peran Serta
Kegiatan
Terpadu
PTM PENDEKATA
Masyarakat
PANDU
N
6. Pencatatan
PTM
dan 4. Penemuan
Pelaporan Kasus PTM
PTM
5. Penanganan
Kasus PTM
• Penyusunan
• TOT • Pelatihan Pandu
Pedoman Pandu
PTM Pandu PTM untuk PTM di
• Piloting Penilaian kesiapan 21 Provinsi 34 Provinsi
• Pelatihan Pandu • Evaluasi penerapan
Pandu PTM di penerapan Pandu
PTM di Pandu PTM di 14
5 Provinsi PTM di 2 Provinsi
18 Provinsi Provinsi

Pengembangan
Pelayanan Terpadu 2011 2013 2015 2017 2019
Penyakit Tidak Menular
(PANDU PTM) 2012 2014 2016 2018

DI INDONESIA
Workshop Piloting • Pelatihan Nasional
Penilaian kesiapan
WHO- Pandu PTM di untuk penerapan 50% Puskesmas
penerapan Pandu
PEN 26 Provinsi WHO-PEN (3) melaksanakan
PTM di 2 Provinsi
• TOT Pandu PTM PANDU PTM
untuk 13 Provinsi
• Pelatihan Pandu PTM
di 4 Provinsi
KRITERIA PUSKESMAS PANDU PTM

Menerapkan algoritma Pandu PTM

Membina Posbindu(Posyandu) di wilayah kerja

Tersedia Sumber Daya Manusia di Puskesmas yang sudah


mengikuti TOT/pelatihan/workshop/orientasi/sosialisasi/on the job
training terkait PTM

Menggunakan charta prediksi risiko kardiovaskuler jika terdapat


indikasi tertentu

16
ALUR KEGIATAN POSYANDU USIA PRODUKTIF DAN LANSIA

TAHAPAN 4
- Pemeriksaan Tekanan
Darah
- Pemeriksaan Kadar
Gula darah
TAHAPAN 1 TAHAPAN 3
TAHAPAN 2 - Pemeriksaan PPOK TAHAPAN 5
- Pengukuran
-Wawancara FR TB,BB.Lingkar - Pemeriksaan
- Pengisian NIK PTM pada diri Perut Paripurna Pasien
- Identifikasi FR
- Pengisian sendiri Geriatri (P3G)
- Pemeriksaan Tajam PTM
Biodata - Wawancara FR Penglihatan - Pemeriksaan Status
- Edukasi Serta
- Pencatatan dan PTM pada Fungsional
Keluarga -Pemeriksaan Tajam -Tindak Lanjut
Pelaporan hasil Pendengaran - Pemeriksaan Status
Mental Dan Kognitif
- Pemeriksaan
Kolesterol
- Pemeriksaan Asam
Urat
SKEMA INTEGRASI

USIA ≥15-44 TAHUN ≥45-59 TAHUN ≥60 TAHUN

•Identifikasi Faktor Risiko/APR (Anamnesa Perilaku Berisiko)


•Ukur: TD,GDs,IMT,LP.Gangguan Penglihatan dan Pendengaran
UPAYA •Bila hasil pengukuran normal, perilaku berisikoIntervensi Perilaku
•Rujuk ke FKTP bila pengukuran berulang hasil tidak normal
•Kolesterol dan asam urat, periksa atas indikasi saran dokter di FKTP
1.Penilaian
- Status fungsional
(tingkat kemandirian lansia dan risiko jatuh)
- Status Mental dan Kognitif
- Status Nutrisi
2. Pemberian PMT
3. Pemberdayaan Lansia

SDM Kader: Untuk Pengukuran FR PTM dan Pemberian Informasi dan


Edukasi sederhana

Kader terlatih pengelolaan lansia


dan tenaga kesehatan
PENCATATAN/
PELAPORAN Dapat dilakukan dengan ASIK / Sistem e Kohort upgrade/SI PTM
Algoritma PANDU Algoritma PANDU
PTM Tahun PTM Tahun
2021 2022
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

• Pengunjung Puskesmas usia >15 thn


• Rujukan Posbindu PTM/Posyandu
Lansia
• Intervensi Lanjut PIS-PK
• Pasien Rujuk Balik FKRTL :
• Kontrol rutin PTM non disabilitas
• Pasien komplikasi PTM dgn
ggn fungsional/disabilitas
(RBM)
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Anamnesis Faktor Risiko


• Pola
PTM makan tinggi gula, garam, dan
lemak
• Kurang konsumsi buah dan sayur
• Merokok
• Kurang aktifitas fisik
• BB berlebihan
• Perempuan usia 30 - 50 thn yg
sudah menikah atau pernah
berhubungan seksual
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Pemeriksaan
PTM
• Tekanan Darah
• Gula Darah Puasa
• IMT BB dan TB
• Lingkar Perut (Obesitas Sentral)
• Tajam Penglihatan
• Tajam Pendengaran
• Spekulo (khusus perempuan)
• Hb
• Profil Lipid (Orang Hipertensi dan DM
>18 Thn)
• HBa1C >18 th
• EKG utk orang hipertensi >40 th
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Pemeriksaan
PTM

Bagi Perokok
ditambahkan Konseling
UBM
dan usia > 50 tahun
diperiksa spirometri ->
PPOK
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Perempuan usia 30-50 thn yang


sudah menikah atau pernah
melakukan berhubungan seksual
3b

Inspek SADANIS
ulo 3b.
serviks 2
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Penilaian
Prediksi
Risiko PTM 4

Diobati
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Pasien Hipertensi dan/atau


DM

Skrining lanjutan
pemeriksaan retinopati :
- pertama kali
didiagnosis
hipertensi/DM
- pemeriksaan rutin 1 x/th
PENCATATAN DAN PELAPORAN

● Menggunakan Aplikasi ASIK (Sehat IndonesiaKu)

27
bagian 3

PUSKESMAS WARNASARI

Kamis, 15 Desember 2022


PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

Dr. Rachmanissa

PUSKESMAS WARNASARI
15 Desember 2022
Algoritm
Pelayanaa
n Terpadu PTM

Anamnesis Faktor Risiko


• Pola
PTM makan tinggi gula, garam, dan
lemak
• Kurang konsumsi buah dan sayur
• Merokok
• Kurang aktifitas fisik
• BB berlebihan
• Perempuan usia 30 - 50 thn yg
sudah menikah atau pernah
berhubungan seksual
FAKTOR RISIKO BERSAMA PTM

YANG TIDAK BISA DIRUBAH YANG BISA DIRUBAH


PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan


Lingkar Perut

2. Deteksi Dini Hipertensi  Pemeriksaan Tekanan Darah

3. Deteksi Dini Diabetes  Pemeriksaan Gula Darah

4. Deteksi Dini Risiko Lainnya  Pemeriksaan Kolesterol

5. Deteksi Dini Gangguan Indra (Penglihatan dan Pendengaran)Tes


hitung jari dan Tes berbisik
1. DETEKSI DINI OBESITAS

PENGUKURAN BERAT BADAN

Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka
sampai menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala
Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa
beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan
jarum penunjuk angka timbangan.
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas
sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka
di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding,
posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
PENGUKURAN LINGKAR PERUT
TABEL KLASIFIKASI IMT
2. Deteksi Dini Hipertensi

Sasaran usia ≥ 15
tahun

No. Tekanan Darah Klasifikasi


1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik
Terisolasi

43
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan darah atau tensi diukur menggunakan alat tensimeter digital/otomatis.
Cara pengukuran :
• Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik. Masukkan baterai
• Semua simbol akan muncul dalam 3 detik.
• Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak
• Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan
• Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan
menghadap ke atas dan posisi manset sejajar jantung
• Tekan tombol start untuk memulai penngukuran dan manset akan mengembang.
• Ketika pengukuran selesai, hasil akan muncul di layar monitor selama 1 menit

Cara membaca hasil:

- Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila tidak


Sistolik
ada pengguna lagi.
Diastolik
Denyut Nadi - Jika sudah tidak digunakan, keluarkan baterai dari
tensimeter.
3. Deteksi Dini Diabetes
(Pemeriksaan Kadar Gula Darah)
Sasaran
●Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau
obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi)
●Usia ≥ 40 tahun

Alat
●Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer)

1
Kriteria Gula darah sewaktu (mg/dl) Gula darah Puasa (mg/dl)
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabetes 140 -199 100 – 125
Normal < 100 < 100
*Disertai gejala klasik 45
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Alat dan bahan :
Alat pemeriksa kadar gula
darah/Glukometer
Strip Test gula darah
Auto lancet (Autoclix)
Lancet
Pipet ukuran 40uL untuk
panel test strip dan 15 uL
untuk single test strip
Alkohol 70% /Alkohol Swab
Kapas
Tissue kering
PEMERIKSAAN DENGAN GLUKOMETER
(DISESUAIKAN DENGAN JENIS GLUKO-METER) :

 Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul


 Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang
telah diberi alkohol 70%, keringkan.
 Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan
tidak terlalu dalam.
 Usap dengan kapas steril kering
setelah darah keluar. Sentuhkan satu/dua tetes darah
 Baca hasil glukosa darah.
4. PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksa kadar kolesterol
 Strip Test kolesterol
 Auto lancet (Autoclix) Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil pemeriksaan sesuai
 Lancet kriteria :
 Alkohol 70% /Alkohol Swab - (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg /dL
 Kapas - (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
 Tissue kering
 Sarung tangan
 Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek kolesterol (disesuikan dengan jenis alat)


• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%,
keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
• Sentuhkan satu/dua tetes darah
• Baca hasil kolesterol
5. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA

Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1 2

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan tajam pendengaran dengan


menggunakan metode hitung jari menggunakan metode berbisik
Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK
LULUS dan disarankan untuk
melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”
LANGKAH 1
 MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari
orang yang akan diperiksa.

• Yang perlu diperhatikan:


 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau
dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada
sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
LANGKAH 2

•Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan
telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada
mata kiri.

 
Yang diperhatikan:

 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar,


tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup
salah satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak
mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh
menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
hitung jari tidak boleh berurutan
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-
masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan
penglihatan jika benar dalam hitung jari 3
kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari
tersebut salah maka dicurigai mempunyai
gangguan penglihatan.
LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

Gambar 1
Persiapan : Posisi Pemeriksaan
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
Ruangan sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.

Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang
yang akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian
depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek
Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
sehingga timbul bunyi.
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan pemeriksaan telinga kanan
terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa
menjauh dari telinga yang diperiksa.

4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri


dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka,
susu, kaca dan meminta orang yang diperiksa
untuk mengulang kembali kata-kata tersebut.
Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung
huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah
dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi
tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan
untuk Tes Bisik Modifikasi.
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan
pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan
dilakukan masking.

PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari
80%, maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari
80%, maka dinyatakan tidak lulus dan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera
bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
diperiksa kembali pendengarannya lebih
lanjut.
PRAKTEK

PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PTM


bagian 4

PUSKESMAS WARNASARI

Kamis, 15 Desember 2022


CHARTA PREDIKSI RISIKO
KARDIOVASKULER

Dr. Rachmanissa

PUSKESMAS WARNASARI
15 Desember 2022
ALGORITMA
PANDU
PTM

PENILAIAN PREDIKSI
RISIKO PTM
PREDIKSI RISIKO
PTM
PENILAIAN PREDIKSI RISIKO
PTM
1. Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun
mendatang, berdasarkan jenis kelamin, umur, tekanan darah sistolik, status
merokok
2. Menggunakan Tabel Prediksi Risiko PTM
3. Diadaptasi dari “WHO Cardiovascular Disease Risk Charts” yang dikeluarkan
tahun 2020
4. Terdapat 2 jenis tabel prediksi risiko PTM, yaitu:
 Berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total dan
diagnosis diabetes melitus) dan
 Tanpa hasil laboratorium (memerlukan nilai IMT)
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO
PTM HASIL LABORATORIUM)
(DENGAN

1. Tentukan dahulu apakah orang 5. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah
yang diperiksa penyandang DM tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada
atau tidak. Gunakan lajur paling kanan.
kolom yang sesuai dengan 6. Lihat kolom konversi kadar kolesterol total pada lajur
statusnya. bawah (pada tabel digunakan satuan mmol/l,
2. Kemudian tentukan kolom jenis sedangkan di Indonesia umumnya menggunakan satuan
kelaminnya (laki-laki di kolom kiri mg/dl, angka konversi tercantum).
dan perempuan di kolom 7. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam, kemudian
kanan). tarik garis dari TD ke arah dalam dan nilai kolesterol
3. Tentukan status merokok apakah ke atas, angka dan warna kotak yang tercantum pada
merokok atau tidak, sesuaikan di titik temu antara kolom umur, TD, dan kolom kolesterol
kolomnya masing-masing menentukan besarnya risiko untuk mengalami penyakit
4. Selanjutnya tetapkan blok usia. kardiovaskular dalam kurun waktu 10 tahun
Lihat lajur angka paling kiri mendatang.
(misalnya untuk usia 46 tahun 8. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini dilanjutkan
pakai blok usia 45-49 tahun, 68 dengan tata laksana
tahun pakai blok 65-69 tahun,
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO
PTMHASIL LABORATORIUM)
(TANPA

4. Tekanan darah (TD) yang dipakai adalah


1. Tentukan dahulu kolom jenis tekanan darah sistolik – lihat nilai sistolik pada
kelaminnya (laki-laki kolom kiri lajur paling kanan.
dan perempuan kolom 5. Lihat kolom IMT (Indeks Masa Tubuh) pada lajur
kanan). bawah.
2. Tentukan status merokok 6. Tarik garis dari blok umur ke arah dalam,
apakah merokok atau tidak, kemudian tarik garis dari titik tekanan darah ke
sesuaikan di kolomnya masing- arah dalam dan nilai IMT ke atas, angka dan
masing warna kotak yang tercantum pada titik temu
3. Selanjutnya tetapkan blok antara kolom umur, TD sistolik dan kolom IMT
usia. Lihat lajur angka paling menentukan besarnya risiko untuk mengalami
kiri (misalnya untuk usia 46 penyakit kardiovaskular dalam kurun waktu 10
tahun pakai blok usia 45-49 tahun mendatang.
tahun, 68 tahun pakai blok 7. Penilaian berdasarkan tingkat risiko ini
65-69 tahun, dst dilanjutkan dengan tata laksana
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
bagian 5

PUSKESMAS WARNASARI

Kamis, 15 Desember 2022


EDUKASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dr. Rachmanissa

PUSKESMAS WARNASARI
15 Desember 2022
CERDIK
CEK KESEHATAN
SECARA BERKALA

UKBM FASYANKES
MANDIRI POSYANDU/ (PUSKESMAS
POSBINDU /FKTP)

PESAN
1. PTM sering muncul tanpa gejala oleh sebab itu penting
dilakukan deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh sejak
awal, agar bisa dilakuakan pencegahan dan pengendalian jika
sudah jatuh pada kondisi PTM sehingga bisa segera
mendapatkan penanganan dan menghindari komplikasi
2. Deteksi dini penting dilakukan minimal 1 kali setahun untuk
populasi sehat, bagi populasi berisiko bisa melakukan
kunjungan ulang setiap 3-6 bulan ke posyandu/posbindu
3. Bagi Penderita PTM wajib melakukan pengobatan secara
teratur dan memantau kondisi tubuh setiap bulannya ke
faskyankes 71
ENYAHKAN ASAP ROKOK

PESAN UBM
RUMAH QUITLINE (UPAYA
1. Klien yang memiliki BERHENTI
BEBAS ASAP 0-800-177-
factor risiko merokok di
ROKOK 6565 MEROKOK)
motifasi untuk berhenti
merokok
2. Arahkan mendapat
edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan
quitline bebas pulsa
untuk konsultasi
3. Mengikuti program
UBM di Puskesmas
merupakan cara yang
paling terstruktur,
terpantau dan terarah
untuk berhenti
merokok.

72
RAJIN AKTIVITAS FISIK

Aktivitas Fisik Latihan Fisik

POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA KOMUNITAS
1. Melakukan aktivitas 1. Membudayakan 1. Olahraga Bersama
fisik rutin minimal aktifitas fisik Setiap kegiatan
30 menit sehari posyandu/ setiap
bersama
(150 menit dalam Jumat di
seminggu) minimal 1x Instansi/kegiatan
2. Aktivitas fisik rutin seminggu komunitas
dan intensitas 2. Membagi
sedang per minggu pekerjaan
rumahtangga
kepada semua
anggota
keluarga
20
RAJIN AKTIVITAS FISIK

Hal hal yang tidak Dianjurkan bagi Lanjut Usia

1.Waktu latihan inti lebih dari 60 menit.


2.Gerakan tubuh yang memantul (dihentak-hentakkan) dan melompat-lompat. 
3.Latihan beban dengan beban berlebihan (mengangkat dumble).
4.Latihan fisik yang mengganggu keseimbangan, seperti berdiri di atas 1 kaki
tanpa berpegangan atau latihan di tempat yang tidak rata dan licin.
5.Gerakan menengadahkan kepala ke belakang dan memutar kepala.
6.Gerakan membungkukkan badan ke depan.
 
DIET SEHAT SEIMBANG

POSYANDU/
INDIVIDU KELUARGA
KOMUNITAS
1. Mengatur pola 1. Membudayakan 1. Menu sehat untuk PMT
makan sesuai pola makan sesuai 2. Kegiatan bersama di
dengan pola dengan pola Posyandu melalui
Makan Sehat dan Makan Sehat dan kegiatan demo masak
Gizi Seimbang Gizi Seimbang menu sehat
2. Mengendalikan 2. Mengendalikan
asupan lemak, asupan lemak,
gula dan garam gula dan garam
3. meningkatkan 3. meningkatkan
konsumsi buah konsumsi buah
dan sayuran dan sayuran

75
76
Pengaturan Pola Makan

Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di


Anjurkan untuk orang dengan berat badan
lebih/obesitas

Porsi dan Komposisi Sajian Sekali Makan Yang di


Anjurkan untuk mencegah obesitas 77
78
Istirahat Yang Cukup

79
KELOLA STRESS

CARA MENGENDALIKAN STRESS

80
Terima
Kasih
SEHAT DIMULAI
DARI KITA

Anda mungkin juga menyukai