Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WARNASARI
Jl. Raya Situ Cileunca No. 7 RT 02 RW 09 Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan,
` Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat
Email : puskwarnasari_bandungkab@yahoo.com
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan :
Sasaran :
Jam :
Waktu :
Tanggal :
Tempat :

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan
perkataan lain, masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku
pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan
masyarakatnya.
Harapan tersebut dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan
sepenuhnya dengan segala daya yang dimiliki untuk dapat menerapkan PHBS
dalam kehidupannya sehari-hari. Pemberdayaan masyarakat harus dimulai
sejak usia dini dan dapat dilakukan di sekolah-sekolah.
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah anak diperkirakan 30%
dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 73 juta orang, sedangkan di Jawa
Barat sekitar 12,6 juta orang. Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk
menanamkan nilai-nilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga
berpotensi menjadi agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik di
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penerapan PHBS di sekolah merupakan salah satu upaya strategis untuk
menggerakkan dan memberdayakan sekolah dan lingkungannya untuk hidup
bersih dan sehat. Sekolah yang ber-PHBS akan membentuk anak yang sehat
dan cerdas. Anak yang sehat dan cerdas merupakan aset dan modal
pembangunan kesehatan di masa depan. Oleh karena itu perlu dilakukan
penyuluhan mengenai PHBS di sekolah agar siswa dapat menerapkan PHBS
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Siswa mampu memahami dan menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat di tatanan sekolah.
2. Tujuan Khusus
a. Sasaran mengetahui pengertian PHBS sekolah
b. Sasaran mengetahui manfaat PHBS di sekolah
c. Sasaran memahami indikator PHBS sekolah

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media Penyuluhan
1. Slide power point
2.
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
1 Pembukaan 2 menit a. Mengucapkan salam Menjawab salam Kata-kata/
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan dan kalimat
c. Menyampaikan tujuan pokok menyimak
materi
d. Menyampaikan pokok
pembahasan
2 Pelaksanaan 10 menit a. Penyampaian materi Mendengarkan dan Power
b. Menjelaskan tentang pengertian menyimak point
PHBS sekolah Bertanya mengenai hal-
c. Menjelaskan manfaat PHBS di hal yang belum jelas dan
sekolah dimengerti
d. Menjelaskan indikator PHBS
sekolah
e. Mengobservasi respon sasaran
selama kegiatan berlangsung
f. Memberikan kesempatan klien
untuk bertanya ulang materi yang
belum jelas
3 Penutup 3 menit a. Melakukan evaluasi Sasaran dapat menjawab Kata-kata /
b. Menyampaikan kesimpulan materi pertanyaan yang diajukan kalimat
c. Mengakhiri pertemuan dan Mendengarkan dan
mengucapkan salam memperhatikan
Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi sebelum penyuluhan :
Diharapkan sasaran mampu menyimak materi yang akan diberikan
2. Evaluasi setelah penyuluhan :
a. Sasaran mampu menjelaskan pengertian PHBS sekolah
b. Sasaran mampu menjelaskan manfaat PHBS sekolah
c. Sasaran mampu memaparkan indikator PHBS sekolah

Mengetahui
Kepala Puskesmas Warnasari Pelaksana Promkes

Eti Rosmalia, S. KM Raden Arbian Wangsawidjaya, S. KM


NIP. 19690728 198112 2 001 NIP. 19930615 202203 1 005
MATERI PENYULUHAN PHBS SEKOLAH

A. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktekkkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat.
Sekolah adalah tempat berkumpul dan beraktifitas bagi siswa dalam
menimba ilmu pengetahuan. Sekolah yang dimaksud mencakup TK/RA,
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA termasuk penyelenggara Non
Formal/Pesantren ( PAUD, baik pemerintah maupun swasta ).
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan Sekolah Sehat. Sekolah Sehat
adalah sekolah yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kegiatan sehari- hari di sekolah sehingga terwujudnya sekolah sehat.

B. Manfaat PHBS di Sekolah


1. Manfaat bagi siswa:
a. Meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
b. Meningkat semangat belajar
c. Meningkat produktivitas belajar
d. Menurunkan angka absensi karena sakit
2. Manfaat warga sekolah:
a. Meningkatkannya semangat belajar siswa berdampak positif terhadap
pencapaian target dan tujuan
b. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orang tua
c. Meningkatnya citra sekolah yang positif
3. Manfaat bagi masyarakat
a. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat
b. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan
oleh sekolah

C. Indikator PHBS Sekolah


PHBS di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat. Ada 8 indikator
PHBS di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah hendaknya selalu mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir di waktu penting seperti
:
 Sebelum makan
 Sesudah buang air besar
 Sesudah buang air kecil
 Sesudah beraktivitas
 Setiap kali tangan kotor
Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada
tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga
dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi
bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan
penyakit seperti diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit,
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Flu Burung.
2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari
kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya
sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang
mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat
dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun dan proses belajar
berjalan baik.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus
leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran
sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil.
Menggunakan jamban yang bersih dan sehat setiap buang kali air besar
ataupun buang air kecil, dapat menjaga lingkungan disekitar sekolah
menjadi bersih, sehat dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari
sumber air yang ada di sekitar lingkungan sekolah serta menghindari
datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit, seperti
diare, disentri, tipus, kecacingan dan penyakit lainnya. Sekolah
diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam
jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-
laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30
untuk laki-laki, dan 1:20 untuk perempuan.
4. Olahraga yang teratur dan terukur
Siswa/guru/masyarakat sekolah lainnya melakukan olah raga/aktivitas
fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga
teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan
kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit.
Olah raga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan
olahraga khusus (bila tersedia) dan juga di ruangan kerja bagi
guru/karyawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari
kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk
berolah-raga bersama, serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
5. Memberantas jentik nyamuk
Adalah upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang
dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk, pada tempat-tempat
penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot
bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas,
dan barang-barang bekas/tempat-tempat yang bisa menampung air yang
ada di lingkungan sekolah.
Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), melalui kegiatan menguras dan
menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas
dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik
diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk,
seperti demam berdarah, cikungunya, malaria dan kaki gajah. Sekolah
diharapkan membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu
minggu sekali.
6. Tidak merokok di sekolah
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan
sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang
berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan
dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya di antaranya: Nikotin
(menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah);
Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO
(menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di lingkungan sekolah
dapat menghindarkan adalah anak sekolah/guru/masyarakat sekolah dari
kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut di atas. Sekolah
diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah.
Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi di antara mereka
untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan
mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Siswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar
diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran
dibandingkan dengan dengan standar berat badan dan tinggi badan
sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.
8. Membuang sampah pada tempatnya
Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah pada tempat
sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah
antara sampah organik, non-organik dan sampah bahan berbahaya.
Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung
berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat
sampah yang tersedia akan sangat membantu anak
sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.

Sumber :
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2009. Petunjuk Teknis Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Sekolah. Bandung : Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat.
Kementerian Kesehatan. 2011. Interaksi Suplemen : PHBS di Sekolah. Jakarta :
Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan. 2016. PHBS. Diakses dari
http://promkes.kemkes.go.id/phbs

Anda mungkin juga menyukai