Anda di halaman 1dari 16

Strategi Lintas-Sektor

Pengendalian Tembakau di
Indonesia 2020-2024
Pungkas Bahjuri Ali

Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat


Merokok dimulai sejak usia yang sangat muda
Proporsi Umur Pertama Kali Merokok pada
Proyeksi Perokok Anak hingga 2030
penduduk umur ≥10 tahun (Riskesdas)

6,8 jt
VS

3,7 jt
2,9 jt

2013 2018

Merokok dimulai sejak anak-anak: • Target RPJMN 2015-2019 tidak tercapai


Ø Sebagian merokok dimulai pada usia SD - SMA
• Apabila intervensi business as usual, prevalensi merokok
Ø Harga rokok relatif murah dan terjangkau oleh anak diproyeksikan meningkat (15,95%) di 2030
Ø Akses rokok mudah: anak-anak bisa membeli rokok, rokok bisa
dibeli satuan • Tanpa upaya bersama, target RPJMN 2020-2024
Ø Iklan mudah ditemukan oleh anak-anak (prevalensi merokok pada anak 8,7%) tidak akan tercapai
Determinan Merokok pada Anak
Berbagai faktor mempengaruhi anak untuk merokok baik itu faktor individu,
sosio-ekonomi, harga maupun lingkungan

Faktor Predisposisi

• Sosio demografi (umur, jenis kelamin) Predisposing


• Pengetahuan tentang bahaya rokok
• Sikap terhadap rokok

Faktor Penguat
Intervensi kebijakan
Reinforcing perlu menyasar ke
• Keterjangkauan akses mendapatkan rokok (harga, seluruh aspek
penjualan, dll) penyebab anak
• Keterpaparan iklan rokok
merokok

Faktor Pemungkin
Enabling
• Pengaruh perilaku merokok anggota keluarga
• Pengaruh perilaku merokok teman-teman sebaya
• Kebijakan tentang merokok
Pengendalian Tembakau Membutuhkan Intervensi Holistik dan Komprehensif
Dukungan Growing Manufacturing
Kebijakan, Peningkatan suplai dan alternatif value chains
untuk tembakau, dan investasi untuk Melarang semua aditif tembakau,

Regulasi, dan pendidikan / pelatihan bagi petani termasuk perasa

Penegakan
Hukum

End Goals: Sinkronisasi prioritas


Disposal Packaging
Industri tembakau multi-sektor:
menanggung biaya
Health and Labeling
membersihkan kerusakan
lingkungan dari limbah
Standarisasi seluruh kemasan kesehatan, pertanian,
produksi dan penggunaan
tembakau
Poverty Alleviation produk tembakau
industri, perpajakan,
Human Capital perdagangan,
Economic Growth komunikasi & media

Product Use Marketing


Kebijakan agar semua ruang Melarang seluruh bentuk
terbuka, tempat kerja dan ruang pemasaran baik langsung
terbuka publik bebas asap dan tidak langsung,
rokok, dan menemukan cara termasuk iklan, promosi
baru yang efektif untuk menjaga dan sponsor
perokok tidak merokok di

Education &
rumah dengan yang bukan
perokok

Information
Point-of-Purchase Tax Policies Pentingnya advokasi dan
Menghilangkan seluruh tanda dan Menerapkan pajak cukai yang tinggi untuk informasi pola hidut sehat dan
Source: Adopted from Drope J, Schluger N, Cahn Z, Drope J, Hamill S, Islami F,
Liber A, Nargis N, Stoklosa M. 2018. The Tobacco Atlas. Atlanta: American Cancer menyembunyikan penjualan produk seluruh produk tembakau dan memastikan dampak negatif produk tembakau
Society and Vital Strategies. tembakau peningkatannya melebihi inflasi dan bagi kesehatan
pertumbuhan pendapatan
Arah Kebijakan & Sasaran RPJMN 2020-2024 - Kesehatan
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan
preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi

Indikator Baseline 2024

SASARAN POKOK Persentase merokok penduduk usia 10-18 tahun 9,1 8,7
(Riskesdas, 2018)

Indikator 2020 2024

Advokasi kepada pemda untuk Jumlah kabupaten/kota yang menerapkan Kawasan Tanpa
penerapan KTR Rokok (KTR) 324 514

Pelayanan berhenti merokok Jumlah kabupaten/kota dengan ≥ 40% FKTP yang


(konseling dan terapi) menyelenggarakan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) 50 350

Pengawasan label dan iklan produk


Jumlah label dan iklan produk tembakau yang diawasi yang
tembakau 60.000 60.800
memenuhi ketentuan
Strategi Kebijakan dalam RPJMN
Kegiatan Prioritas Arah Kebijakan
Agenda 1: Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas
Reformasi Fiskal Penyederhanaan struktur tarif cukai hasil tembakau (CHT), peningkatan tarif CHT, dan
ekstensifikasi barang kena cukai
Agenda 3: Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup a) Pengembangan kawasan sehat a.l. UKS dan lingkungan kerja sehat
Sehat (Germas) b) Peningkatan CHT secara bertahap dengan mitigasi dampak bagi petani tembakau dan
pekerja industri hasil tembakau
c) pelarangan total iklan dan promosi rokok,
d) perbesaran pencantuman peringatan bergambar bahaya merokok
e) promosi perubahan perilaku hidup sehat yang inovatif, pemberdayaan masyarakat dan
penggerakan masyarakat madani untuk hidup sehat
Peningkatan pengendalian penyakit Pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit termasuk perluasan layanan berhenti
merokok
Penguatan pelaksanaan penyaluran Memastikan bantuan tidak dipergunakan untuk konsumsi rokok
bantuan sosial dan subsidi yang
terintegrasi dan tepat sasaran

1. Revisi PP Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
Kerangka Regulasi berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan
2. RUU Ketentuan dan Fasilitasi Perpajakan untuk Penguatan Perekonomian
Strategi Komprehensif Pengendalian Tembakau
Upaya pengendalian tembakau perlu mencakup dampaknya terhadap petani dan pekerja

Mencakup tarif cukai hasil tembakau,


pengawasan dan pemanfaatannya

Mencakup iklan, promosi dan sponsor,


peringatan bergambar bahaya merokok,
pengaturan kandungan rokok, penjualan,
produk baru, edukasi, KTR

Mencakup kebijakan yang menyasar pada


pilihan “petani tetap menanam dan
pekerja tetap bekerja di industri rokok
(stay)” atau “petani dan pekerja terkena
PHK (exit)”
Strategi Kebijakan Fiskal dalam Pengendalian Tembakau

1 Meningkatkan tarif CHT dengan dua (2) pilihan yaitu:


1. Minimal 20% per tahun untuk semua jenis rokok; atau
2. Tarif kombinasi (hybrid): 30% SKM & SPM, 25% SKT I
& II, & 10% SKT II (strategi keberpihakan bagi industri
Dasar pertimbangan penyusunan rokok tangan kecil )
strategi fiskal:
• Pencapaian Target RPJMN: 2 Penyederhanaan struktur tarif CHT secara bertahap
prevalensi merokok anak, prevalensi menjadi 3 – 5 tier tarif pada 2024, khusus untuk SKT II dan
III tidak dilakukan simplifikasi
stunting, pengentasan kemiskinan
• Penerimaan negara: kenaikan tarif,
tahapan, simplifikasi struktur yang 3 Menghapus batas maksimum tarif CHT 57% dari HJE
dapat diterima semua pihak
• Minimalisasi dampak pada pekerja
4 Monev kebijakan, termasuk penindakan rokok ilegal
• Mitigasi: pekerja dan petani

5 Pemaanfaatan dana bagi hasil CHT (DBHCHT) untuk


kesejahteraan petani/buruh
Hasil Simulasi Penyederhanaan Struktur dan Kenaikan Tarif CHT
Kematian Dini Penambahan/ Net Employment Impact
Prevalensi Merokok yang Dapat Produksi Pengurangan Tenaga (ribu jiwa)
Struktur Kenaikan Cukai Usia 10-18 Tahun (%) Dicegah 2020- Pendapat-an Kerja ∆ penda-
Kenaikan Tarif CHT Rokok 2024
tarif 2019-2024 2024 CHT 2024 2020-2024 patan RT ∆ PDB (%)
Tahunan (Miliar
2024 (Nominal) (ribu jiwa) (Rp Triliun)** (%)
Batang)*
10-18 15+ Orang % Orang %

20% 156,1% 8,6 31,9 1.350 318 349 (136) (0,02) 471,7 0,36 0,10 0,0098

5 Tier 30% SKM+SPM


25% SKT I+II 241,5% 8,4 31,1 1.990 300 440 4.063 0,49 684,0 0,53 0,14 0,0142
10% SKT III

20% 156,1% 8,5 31,7 1.540 313 344 (944) (0,11) 529,5 0,41 0,11 0,0110

3 Tier 30% SKM+SPM


25% SKT I+II 241,7% 8,3 30,7 2.240 294 431 1.445 0,18 759,9 0,59 0,16 0,0157
10% SKT III
Keterangan: *tahun 2019 sebesar 357 miliar batang; **tahun 2019 sebesar 164,9 triliun Rupiah
Simulasi menggunakan The Tobacco Excise Tax Simulation Model (TETSiM) yang dikembangkan oleh University of Cape Town dan telah digunakan oleh banyak negara untuk melihat dampak kenaikan pajak tembakau terhadap
berbagai indikator makro

• Baik kenaikan tarif CHT min. 20% & tarif hybrid serta simplifikasi struktur tarif 3-5 tier berdampak pada turunnya konsumsi rokok à
prevalensi merokok anak dapat dicapai
• Selain konsumsi rokok, kebijakan ini secara signifikan mencegah kematian dini, meningkatkan penerimaan negara dan pendapatan
rumah tangga, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja baru
• Skenario ini telah memperhitungkan pertumbuhan penduduk dan pendapatan, inflasi, serta dampak pandemi Covid-19 pada kondisi
makroekonomi, termasuk adanya penurunan pendapatan negara di 2020
Exercise Skenario Kenaikan & Simplifikasi CHT serta Dampaknya terhadap
Prevalensi Merokok Anak & Pendapatan Cukai
400 9,2% 400 9,2%
357 357
350 328 320 319 318 313
9,1%
350 328 321 320 319 318 9,1% • Kenaikan &
9,1%
300
9,0%
300
9,1%
9,0% simplifikasi tarif CHT
8,9%
250
299
250
303 8,9% mampu
8,8%
200
259
8,7% 200
261 8,8% menurunkan
223 224
8,7%
192 8,6% 8,7% 193
8,7% prevalensi merokok
150 150
165 169 8,6% 8,6% 8,6% 8,5%
165 169
8,6% 8,6% 8,6%
8,6% anak, sekaligus
100 8,5% 100 8,6%
8,4% 8,5% meningkatkan
50
20% & 3 Tier
8,3% 50
20% & 5 Tier
8,4% penerimaan cukai
0 8,2% 0 8,3%
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2019 2020 2021 2022 2023 2024 • Baik skenario
400 9,2% 450 9,2%
kenaikan tarif
350
9,1% 375
400
9,1% min.20% ataupun
9,0% 9,0%
357
310 350 357 311
382
hybrid, serta
300 328
8,7%
317 312 305
294
8,8%
300
328
8,7%
317 312 307 300
8,8% simplifikasi struktur
250 252
8,6% 8,6% 250 8,6% 252 8,6% tarif hingga 3 atau 5
8,5% 8,5%
200 204
8,4% 8,4% 200 204 8,4%
8,4%
tier berdampak pada
165 169
150
8,3% 150
165 169
8,4%
pencapaian target
8,2% 8,2%
100
100 RPJMN prevalensi
50
Hybrid & 3 Tier
8,0%
50
Hybrid & 5 Tier
8,0% merokok anak
0 7,8% 0 7,8% sebesar 8,7%
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Ket:
Strategi Kebijakan Non-Fiskal dalam Pengendalian Tembakau

Layanan berhenti merokok & edukasi Pelarangan total iklan, promosi dan sponsor
• Layanan berhenti merokok di fasyankes pemerintah & pelatihan bagi nakes produk hasil tembakau
• Mencakup media cetak, elektronik, serta luar ruang
• Layanan quitline
• Layanan “jemput bola” bagi pelajar yang merokok • Memantau konten rokok di media social
• Menayangkan film dengan adegan merokok bagi penonton
• Iklan dan kampanye, edukasi di kurikulum pendidikan
berusia 18 tahun ke atas

Perluasan Kawasan Tanpa Rokok Non-Fiskal Perbesaran peringatan kesehatan


bergambar pada kemasan rokok
• Penerapan KTR di seluruh kab/kota
• Perbesaran hingga 90 persen dari kemasan
• Semua tempat umum di dalam ruangan & tempat kerja bebas rokok
• Mengkaji penerapan bentuk kemasan polos
• Denda ketidakpatuhan bagi pemilik & pemilik tempat
• Monev oleh pemda

Membatasi penjualan rokok Pengaturan kandungan rokok & melarang


• Penegakan larangan penjualan ke anak-anak
semua produk hasil tembakau baru
• Melarang tampilan dan iklan di titik penjualan • Melarang tambahan perasa, pewarna dan pewangi, serta kata ”herbal”

• Melarang penjualan rokok dalam kemasan berisi kurang dari 20 batang rokok • Mengatur & mengawasi produk hasil tembakau baru (a.l. rokok
elektronik, tembakau dipanasi)
• Larangan terhadap rokok atau produk simulasi yang diberikan secara gratis
• Pengawasan pre dan post market
• Mengkaji kenaikan umur minimum pembelian/konsumsi rokok hingga 21 tahun
Strategi bagi Petani Tembakau, Cengkeh dan Pekerja Industri Rokok (1)
“Stay” “Exit”
Petani yang tetap menanam tembakau Petani yang beralih
1) Diversifikasi tanaman (multi-kultur): 1) Alih tanam:
a. Identifikasi jenis tanaman non-tembakau a. Identifikasi jenis tanaman non-tembakau
b. Pelatihan/pendampingan b. Pelatihan/pendampingan
c. Subsidi/bantuan input produksi (pupuk, bibit) c. Subsidi/bantuan input produksi (pupuk, bibit)
d. Dukungan infrastruktur irigasi dan jalur d. Dukungan infrastruktur irigasi dan jalur transportasi
transportasi e. Akses informasi pemasaran produk selain tembakau
e. Akses informasi pemasaran produk selain f. Dukungan pembiayaan
tembakau g. Dukungan akses pasar bagi komoditas alih tanam tembakau
2) Menanam tembakau: h. Peningkatan kapasitas SDM petani dalam bercocok tanam selain tembakau
a. Subsidi/bantuan input produksi (pupuk, bibit) 2) Pekerjaan non-pertanian:
b. Regulasi tata niaga tembakau yang memihak a. Pelatihan peningkatan kapasitas kerja di bidang lainnya
petani b. Dukungan pembiayaan/modal usaha bersubsidi
c. Penentuan batas harga bawah tembakau c. Akses informasi pada pekerjaan lain
d. Kemitraan antara petani tembakau dan industri 3) Insentif non-pertanian:
rokok yang memihak petani a. Beasiswa pendidikan bagi anak usia sekolah
e. Peningkatan cukai dan pembatasan impor daun b. Akses pada program jaminan sosial
tembakau c. Pelatihan literasi keuangan, keterampilan manajemen & pemasaran
f. Pembentukan koperasi petani tembakau d. Dukungan permodalan & pemasaran bagi rintisan usaha (start-up) di
g. Insentif pengembangan produk tembakau wilayah penghasil tembakau
selain rokok e. Dukungan insentif perpajakan dan lainnya bagi badan usaha selain IHT
h. Standardisasi uji kualitas daun tembakau yang menyerap tembakau untuk selain rokok
Strategi bagi Petani Tembakau, Cengkeh dan Pekerja Industri Rokok (2)
“Stay” “Exit”
Petani yang tetap menanam cengkeh Petani cengkeh yang beralih
1) Pembatasan impor a) Meningkatkan kapasitas petani untuk transisi dari produk
2) Peningkatan kualitas perkebunan cengkeh ke produk lainnya
3) Perbaikan Tata Niaga perkebunan cengkeh b) Pendampingan dari pemerintah untuk pengembangan produk
4) Mekanisasi proses pemetikan bunga cengkeh alternatif dari hulu hingga hilir
5) Subsidi pupuk c) Mendukung penyediaan infrastruktur terutama irigasi, jalan
6) Stabilisasi harga usaha tani, dan pipa
7) Kelembagaan/korporasi petani d) Penyediaan beasiswa untuk pelatihan keterampilan kerja
8) Sistem resi gudang selain cengkeh
9) Pengembangan produk turunan cengkeh e) Dukungan permodalan dan pemasaran bagi rintisan usaha
baru selain cengkeh di daerah sentra perkebunan cengkeh
Pekerja industri rokok Pekerja industri rokok terkena PHK
1) Perlindungan sosial bagi para pekerja, termasuk jaminan 1) Dukungan pemerintah memastikan pekerja yang di-PHK
kesehatan menerima hak-haknya sesuai peraturan ketenagakerjaan yang
2) Insentif pekerja seperti hak cuti sakit dan cuti lainnya berlaku
3) Jaminan upah minimum 2) Pelatihan peningkatan kapasitas di bidang lainnya
4) Peluang untuk mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas 3) Bantuan pembiayaan atau modal bagi yang membuka usaha
di bidang lainnya mandiri
5) Dukungan permodalan dan pemasaran bagi pekerja industri 4) Fasilitasi akses pada kredit atau pinjaman berbunga rendah
rokok yang ingin memulai rintisan usaha dibidang lainnya untuk memulai usaha/pekerjaan baru
5) Pelatihan untuk literasi keuangan, keterampilan manajemen,
maupun pemasaran
Usulan Pembiayaan Program Mitigasi bagi Petani dan Pekerja Industri

Mekanisme Pembiayaan
Strategi
Saat Ini
DBHCHT: Diusulkan sebesar 25 persen dari 2 persen DBHCHT (0,5
2 persen dari pendapatan cukai diberikan ke persen dari total pendapatan cukai) dialokasikan untuk
daerah penghasil tembakau proyek irigasi di daerah yang paling membutuhkan agar
petani dapat melakukan alih tanam

Pajak Daerah: Diusulkan sebesar 25 persen dari pendapatan pajak daerah


Penerapan pajak rokok sebesar 10 persen dari digunakan untuk:
nilai cukai: 1. Pendampingan untuk diversifikasi/alih tanam
a. 50% untuk kesehatan seperti JKN 2. Bantuan tunai pendapatan
b. 50% untuk lainnya 3. Program pendidikan bagi anak petani tembakau dan
pelinting kretek
4. Pelatihan peningkatan kapasitas
5. Skema asuransi untuk mengurangi risiko transisi

Proporsi daun tembakau impor dari keseluruhan Penetapan regulasi untuk kuota impor dan/atau menaikkan
permintaan daun tembakau tarif impor
Rekomendasi Tindak Lanjut Strategi Lintas-Sektor

01 03
02 05
04

Penterjemahan Penguatan regulasi Advokasi dan Pemantauan dan Piloting kebijakan


arah kebijakan dan dalam pelaksanaan penguatan evaluasi secara mitigasi bagi
strategi dalam strategi lintas-sektor koordinasi dalam berkala & petani dan
dokumen pengawalan penegakan pekerja
perencanaan dan pelaksanaan berbagai regulasi
penganggaran strategi lintas- terkait
K/L/Daerah sektor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai