Abstract
Competition increasingly complex business, has made the company just run with the mission of
pursuing material wealth and commercial advantage. Economic approach then make companies
more aggressive in competing expand its business networl. The companies are then likely to make
a profit as much as possible, without thinking about the social and environmental concers to
which it asppires. Along with the development of public awareness and environmentas
movements, the company was still able to benefit greatly with regard to business ethics and the
environment in the from Corporate Social Responsibilities (CSR). By using descriptive statistical
approach to the PT. HM Sampoerna, it can be concluded thet the companies engaged in
industries that counter business ethics and the environment, still can provide benefits to the
community, the nation and the environment when carrying out CSR programs as a whole and
consistent.
Abstrak
Kompetisi bisnis yang semakin kompleks, telah menjadikan perusahaan hanya dijalankan dengan
misi mengejar kekayaan materiil dan keuntungan komersil. Pendekatan ekonomi kemudian
menjadikan perusahaan semakin agresif dalam berkompetisi memperluas jaringan usahanya.
Perusahaan-perusahaan tersebut kemudian cenderung untuk memberi keuntungan sebanyak-
banyaknya, tanpa memikirkan kepentingan sosial dan lingkungan yang diembannya. Seiring
dengan semakin berkembangnya gerakan kepedulian masyarakat dan lingkungan, perusahaan
ternyata masih mampu mendapatkan keuntungan yang besar dengan tetap memperhatikan etika
bisnis dan lingkungan dalam bentuk Corporate Social Responsibilities (SCR). Dengan
menggunakan pendekatan statistika deskriftif pada PT. HM Sampoerna, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan yang bergerak dibidang industri yang konta etika bisnis dan lingkungan, masih
tetap dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan lingkungan jika melaksanakan
program CSR secara utuh dan konsisten.
30
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
31
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
32
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
21:30 sampai pukul 05:00 waktu setempat. T penyelesaian dengan cara penghambur-
idak tanggung-tanggung, tiga lembaga hamburan dan penghancuran kelebihan
sekaligus ikut memantau pelanggaran barang atau produk yang dijalankan
pelanggaran iklan rokok yang telah dilakukan melalui pemberian hadiah, event-event
oleh perusahaan rokok yaitu YLKI (Yayasan yang konsumtif serta konsumsi yang
Lembaga Konsumen Indonesia), Lembaga sangat menyolok serta menjadikan
Riset AC Nielsen, dan POM (Pengawasan pertumbuhan ekonomi yang penuh
Obat dan Makanan). untuk memunculkan pertumbuhan yang
Dengan tekanan yang tinggi seperti itu, tanpa henti.
biro iklan membantu perusahaan rokok untuk 2. Transformasi dan penggantian dari
memasarkan produknya dengan berbagai cara. kebuasan tersebut menjadi image media,
Tanggung jawab secara moral biro iklan desain, periklanan, rock-video, sinema.
kepada masyarakat pun terkadang terabaikan 3. Hal yang terus menerus ada serta
agar mereka dapat bertahan di tengah transfomasi tersebut dalam tempat-
persaingan ekonomi yang ketat. Selain tempat konsumsi tertentu seperti tempat
tekanan ekonomi dalam negeri, kondisi berlibur, stadion olah raga. taman-taman
perekonomian dunia yang kurang stabil juga utama, department store dan pusat-pusat
semakin menekan keberadaan biro iklan. perhelanjaan.
Mereka tetap saja membuat masyarakat 4. Penggantian unsur-unsur tradisi
Indonesia semakin konsumtif dengan iklan kebuasan pra-industri dan penyatuannya
mereka. Meskipun terkadang dilakukan ke dalam konsumsi yang mencolok yang
strategi pemasaran dalam bentuk kegiatan dilakukan oleh negara dan berbagai
sosial kepada masyarakat namun tetap saja perusahaan, baik dalam bentuk tontonan
tujuannya untuk menguatkan pemasaran dan untuk masvarakat umum yang bersifat
posisi produk di pihak konsumen. 'prestise' dan ataupun manajemen dan
Hampir semua iklan produk rokok administrasi kelas tinggi yang sifatnya
dengan bahasa-bahasa simboliknya mengajak istimewa.
audience untuk bermimpi, melayang dan
membayangkan suatu kesenangan atau Baru-baru ini, adanya kepentingan
kenikmatan yang pada akhirnya mau khusus dan tekanan ekonomi juga disinyalir
mengkonsumsi produk yang ditawarkan muncul dalarn politik pemerintahan pada
seperti iklan rokok Gudang Garam Surya kasus penghilangan ayat undang-undang yang
lidengan slogan citra ekslusifnya atau iklan mengatur tentang tembakau yaitu Undang-
produk rokok Sampoerna A Mild dengan r Undang Kesehatan pasal 113 ayat 2 "Zat
slogannya Go Ahead. Hal itu dilakukan adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berulang-ulang dengan media yang benar - meliputi tembakau, produk yang mengandung
benar menyentuh masyarakat yaitu rnedia luar tembakau padat, cairan, dan gas yang bersifat
ruang yang memenuhi hampir setiap kota adiktif yang penggunaannya dapat
sehingga mengaburkan antara batas-batas seni menimbulkan kerugian bagi dirinya dan atau
dan kehidupan sehari-hari sehingga ada masyarakat sekelilingnya". Hal tersebut
beberapa hal yang perlu ditinjau, seperti yang diketahui karena pada bagian penjelasan pasal
: ditulis Mike Featherstone dalam bukunya 113 masih terdiri dari tiga ayat termasuk
Postmodernisme dan Budaya Konsumen penjelasan tentang ayat 2, namun ayat 2
(Maret, 2001, hal. 48 - 62) yang intinya sendiri tidak ada dalarn dokumen undang-
sebagai berikut : undang yang akan disahkan. Tentu saja
1. Hal yang terus menerus ada dalam perhatian tentang siapa dalang dibalik kasus
budaya konsumen untuk unsur-unsur tersebut mengarah pada kalangan industri
tradisi kebuasan pra-industri yaitu tradisi rokok dengan kekuatan ekonomi yang besar
33
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
melalui tangan kanan mereka di ranah politik Tentunya masalah pendidikan menjadi
karena undang-undang itu kemungkinan besar penting dalam usaha membuat atur atau norma
akan sangat mengganggu bisnis mereka jila etika bisa dijalankan diaplikasikan dalam
disahkan. hidup sehari-hari. Dalam hal pemasaran
Etika adalah lini arahan atau aturan rokok, terdapat empat permasalahan etika
moral dari sebuah situasi di mana seseorang yang menjadi dilematis:
bertindak dan mempengaruhi tindakan orang 1. Etika humas adalah etika yang mengatur
atau kelompok lain. Definisi etika ini juga perilaku humas yang bisa bennuka dua.
berlaku untuk kelompok perusahaan dan Di satu sisi, PR berfungsi sebagai
media sebagai subjek etis yang ada. Setiap institusi yang melayani kepentingan
arahan dan aturan moral mempunyai nilai dan publik dan di sisi lain, PR berfungsi
level kontekstualisasi pada tingkat individu, sebagai mata dan mulut perusahaan
kelompok, komunitas atau sistem sosial yang yang terkait. Keduanya mempunyai
ada. Dapat dikatakan bahwa etika pada level kepentingan yang berbeda. Kedua
tertentu sangat ditentukan oleh arahan sistem kepentingan tersebut juga bisa
sosial yang disepakati. Dalam menentukan bertabrakan satu sama lain. Masalahnya
kualitas etika yang ditegakkan, dilema moral adalah bagaimana praktisi PR bisa
atau pilihan moral selalu mempunyai masalah menempatkan diri dalam konteks
yang tidak begitu saja diselesaikan secara kepentingan yang berbeda tersebut.
simplistik. Pilihan-pilihan etis harus 2. Etika periklanan adalah etika yang
berdasarkan kaidah nonna atau nilai yang rnengatur profesionalis periklanan. Ada
menjadi prinsip utama tindakan etis (AG. Eka beberapa isu yang muncul dalam
Wenats Wuryanta, 2007). kerangka etika periklanan, yaitu sejauh
Etika dalam level tertentu adalah etika mana iklan bisa dipertanggung jawabkan
dalam profesi. Ketika berada dalam konteks ketika produk yang ditawarkan adalah
situasional selalu juga memperhatikan produk yang berbahaya, sejauh mana
profesionalisme. Nilai etis dalam konteks praktisi periklanan mampu menjadi
profesionalisme akan menghasilkan kode etik. "pengarah tersembunyi" yang
Arahan etika dalam kode etik didasarkan dimungkinkan dalam dunia periklanan,
dalam dua dasar utama, yaitu prinsip tanggung bagaimana pertanggung jawaban etis
jawab sosial dan kesejahteraan bersama. Pola pada konteks periklanan yang
dua dasar utama ini akan berbenturan dengan mendorong labelisasi atau stereotip yang
nilai atau prinsip nilai yang berkembang muncul dalam dunia periklanan,
sampai sekarang. Mana yang harus bagaimana praktisi periklanan mampu
didahulukan etika personal atau etika melaksanakan dan konsisten dalam
perusahaan, mana yang harus diutamakan melaksanakan privasi konsumen, isu
kepentingan publik atau kepentingan lainnya adalah isu dalam periklanan ya.
individual. ng mampu "menodong" konsumen
Dilema-dilema etis dan pengembangan sehingga konsumen tidak mempunyai
etika perusahaan yang muncul sekarang juga pilihan selain tindakan mengkonsumsi,
serta merta menumbuhkan masalah sejauh isu lainnya adalah iklan yang
mana akhirnya kita harus membuat aturan dan mengelabui konsumen.
norma etika bisa dilakukan atau dilaksanakan 3. Etika konsumen lebih mau menyatakan
dalam praktek hidup sehari-hari. Oleh sebab bahwa konsumen punya hak untuk
itu, diperlukan juga lembaga-lembaga publik mendapatkan kompensasi yang
yang mengontrol, mengawasi dan menjadi memadai dalam seluruh hasil
"penjaga" sejauh mana etika perusahaan dapat komunikasi atau media massa modern.
dieksekusi secara bersama-sarna.
34
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
35
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
36
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
37
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
38
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
39
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
40
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
41
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
berupaya meningkatkan kesadaran perusahaan rokok skala kecil atau besar yang
sekaligus melibatkan kaum muda dalam berkembang di Indonesta. Nanum keberadaan
proyek perlir.dungan orangutan, salah perusahaan rokok ini menjadi dilematis karena
satu fauna asli Indonesia yang dewasa menimbulkan dampak yang positif dan
ini terancam punah. negatif.
Keberadaan perusahaan rokok skala
METODE PENELITIAN besar maupun kecil di Indonesia memang
menimbulkan banyak kontroversi. Di satu sisi,
Jenis data yang digunakan dalam keberadaan perusahaan rokok memberikan
penelitian ini adalah data sekunder yang di keuntungan secara finansial bagi negara, dan
dapatkan dari web site PT. HM Sampoerna. banyak menverap tenaga kerja. Di sisi lain,
Data tersebut nantinya akan dijadikan acuan keberadaan perusahaan rokok dengan produk
utama di dalam melakukan beherapa analisis dan pemasarannya meningkatkan konsumsi
deskriptif. Data utama yang digunakan berupa masyarakat lndonesia akan rokok dan
data nilai-nilai perusahaan serta data laporan menurunkan kualitas hidup atau merusak
berkelanjutan. Data primer juga di dapatkan kesehatan masyarakat. Karena kita tahu, tokok
dari hasil wawancara mendalam terhadap mengandung banyak zat bersifat racun hagi
beberapa pihak manajemen PT. tubuh manusia. Paling tidak perusahaan rokok
HMSampoerna. Secara garis besar, di Indonesta memiliki keterkaitan dengan tiga
pendekatan yang digunakan dalam penelitian departemen yang sejauh ini kewenangan
ini adalah nilai pendekatan kualitatif denuan mengeluarkan segenap regulasi kepada
membandingkan nilai-nilai dasar perusahaan perusahaan rokok di Indonesta
serta laporan berkelanjutan dalam mendukung Pertanta, Departemen Keuangan sangat
pelaksanaan kewajiban keperdulian berkepentingan atas pendapatan negara dari
perusahaan terhadap sosial dan lingkungan. hasil cukai rokok, sehingga kebijakan apapun
Metode analisis vang digunakan dalam yang mempengaruhi sektor anggaran negara
penelitian ini adalah metode statistika Departemen keuangan selalu terlibat.
deskriptif berdasarkan evidence based analysis Kedua, Departemen Perindustrian dan
terhadap analisis program-program kebijakan Perdagangan (Deperindag) karena meiniliki
perusahaan yang dapat menggambarkan kepentingan agar industri rokok di indonesia
pelaksanaan etikaa bisnis dan lingkungan dapat terus berkembang, Deperindag
perusahaan. sebagian besar metode beranggapan bahwa selain padat modal
pengumpulan data yang digunakan peneliti industri rokok juga padat tenaga keria.
dalam kajian ini didapatkan secara sepihak Masalah tenaga kerja juga mempunyai
dari berbagai publikasi yang ditampilkan keterkaitan dengan departemen tenaga kerja
dalam situs resmi PT. HM Sampoerna. karena ketika terjadi pernogokan besar-
besaran tenaga kerja perusahaan rokok, maka
HASIL PEMBAHASAN dengan segera pemerintah melalui departemen
Perusahaan Rokok di Indonesia tenaga kerja ikut sibuk untuk menahan agar
eskalasi kasus itu tidak semakin membesar.
Sebagai negara-negara yang memiliki Ketiga, Departemen Kesehatan melalui
jumlah penduduk yang besar, Indonesia Direktorat Jenderal Pengawasan Makanan dan
menjadi pangsa bisnis yang besar. Selam itu Minuman (Ditjen POM) yang memiliki
sumber daya alamnya juga melimpah dan kewenangan untuk mengawasi peredaran
cocok untuk mengembanngkan bisnis di produk rokok di masyarakat, Ditjen POM pula
berbagai bidang. Hal ini membuat berhagai yang ikut aktif dalam pengaturan iklan tentang
perusahaan tumbuh pesat di Indonesia. Salah produk rokok di media massa. Apapun
satunya adalah perusahaan rokok. Banyak kebijakan pemerintah yang dapat mem pen
42
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
garuhi kinerja industri rokok, pemerintah pun dibutuhkan kreativitas yang tinggi untuk
sadar bahwa industri rokok merupakan salah lmengatasi hal tersebut agar asap pabrik tetap
satu pemasukan yang besar bagi pendapatan ibmengepul. Dengan proses kreatif yang baik
negara industri rokok, namun samhil maka iklan rokok dapat ditampilkan tanpa
meminimalisir eksploitas rokok bagi menyalahi peraturan-peraturan sehingga
kesehatan. masyarakat luas dan pemerintahpun dapat
Masyarakat lndonesia mengkonsumsi tersenyum simpul serta biro iklan dapat tetap
rokok 178,3 miliar batang rokok per tahun. bernapas lega tanpa kuatir disomasi oleh
Angka ini merupakan angka tertinggi kelima berbagai pihak. Menurut AC Neilsen sampai
di dunia, setelah Cina (1297,3 miliar batang), tahun 1999 lalu belanja iklan produk rokok di
AS (462,5 miliar batang), Rusia (375 miliar media sebesar 313,1 miliar rupiah, bahkan
batang), dan Jepang (299,1 miliar batang). sampai bulan Maret 2000 lalu saja sudah
Sebenarnya pemerintah sudah memberikan menghabiskan dana sebesar 114.9 miliar
banyak aturan yang ketat untuk menekan nipiah. Suatu jumlah yang menggiurkan untuk
konsumsi rokok di kalangan masyarakat. biro iklan merupakan tantangan bagi biro
Seperti misalnya dalam hal kornunikasi iklan untuk memacu kreativitas memadukan
periklanan. Dalam dunia periklanan ada tiga billing dan peraturan pernerintah.
produk yang selalu menimbulkan kontroversi, Bahkan dalam peraturan pemerintah
yaitu: alkohol, rokok dan kondom. Karena itu nomor 81 tahun 1999 dengan sangat jelas
dibuatlah peraturan-peraturan yang membatasi ditulis pada salah satu pasal, yaitu pasal 18
gerak periklanan ketiga produk tersebut. yang pada intinya melarang iklan produk
Bahkan, WHO organisasi kesehatan dunia rokok, baik untuk media cetak maupun media
yang bernaung dibawah payung Perserikatan luar ruang menggambarkan (dalam bentuk
Bangsa Bangsa menghimbau supaya gambar, tulisan atau gabungan keduanya)
perusahaan-perusahaan tidak lagi rokok atau orang sedang inerokok atau
memanfaatkan dana dari produsen-produsen Imikmengarah pada orang yang sedang
rokok bagi keperluan kegiatan sponsorship. merokok. Sedangkan untuk pembagian sample
Pemerintah Indonesia pun membuat (sampling) dijelaskan pada pasal 21 yan
sejumlah rambu-rambu atau aturan-aturan berbunyi : "Setiap orang yang memprodukst
yang membatasi niang gerak iklan rokok di rokok dan atau memasukkan rokok ke dalam
media massa, walaupun peraturan-peraturan wilayah indonesia dilarang melakukan
itu dibuat dengan "setengah hati". Karena di promosi dengan memberikan secara cuma-
satu sisi peraturan itu dibuat untuk membatasi cuma atau hadiah berupa rokok atau produk
ruang gerak industri rokok dengan alasan lainnya dimana dicantumkan bahwa merek
kesehatan, tapi di sisi lain pemerintah juga dagang tersebut merupakan rokok”.
mengharapkan industri ini sebagai sumber Bukan hanya itu saja, pemerintah pun
pemasukan negara di saat keadaan ekonomi. akhirnya mengeluarkan peraturan nomor 38
lndonesia kurang menguntungkan. Hal ini tahun 2000 sebagai perubahan dari peraturan
mungkin sangat bisa dimengerti karena sebelumnya yang menmabahkan bahwa
penerimaan negara dari cukai rokok pada penayangan iklan rokok di media elektronik
tahun 2000 mencapai angka sehesar 10,16 (televisi/radio) dapat dilakukan pada pukul
triliun rupiah, belum termasuk Pajak : 21.30 sapai pukul 05.00 waktu setempat.
Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak Tidak tanggung-tanggung, tiga lembaga
Penghasilan (PPh). Bahkan pada tahun 2006 sekaligus ikut memantau pelanggarana iklan
mencapai angka sekitar 40 triliun rupiah. rokok yang telah dilakukan oleh perusahaan
Namun tetap saja para produsen rokok rokok yaitu YLKI (Yayasan Lembaga
dan biro iklan akhirnya berusaha mencari Konsumen Indonesia), Lembaga Riset AC
celah-celah dari peraturan yang ada itu dan
43
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
Nielsen, dan POM (Pengawasan Obat dan untuk memunculkan pertumbuhan yang
Makanan). tanpa henti.
Dengan tekanan yang tinggi seperti itu, 2. Transformasi dan penggantian dari
biro iklan membantu perusahaan rokok untuk kebuasan tersebut menjadi image media,
memasarkan produknya dengan cara. desain, periklanan, rock-video, sinema.
Tanggung jawab secara moral biro iklan 3. Hal yang terus menerus ada serta
kepada masyarakat pun terkadang terabaikan transformasi tersebut dalam tempat-
agar mereka dapat bertahan di tengah tempat konsumsi tertentu seperti tempat
persaingan ekonomi yang ketat. Selain berlibur, stadion olahraga, taman-taman
tekanan ekonomi dalam negeri, kondisi utama, departement store dan pusat-
perekonomian dunia yang kurang stabil juga pusat perbelanjaan.
semakin menekan keberadaan biro iklan. 4. Penggantian unusr-unsur tradisi
Mereka tetap saja membuat masyarakat kebuasan pra-industri dan penyatuannya
Indonesia semakin konsumtif dengan iklan ke dalam konsumsi yang mencolok yang
mereka. Meskipun terkadang dilakukan dilakukan oleh negara dan berbagai
strategi pemasana dalam bentuk kegiatan perusahaan, baik dalam bentuk tontonan
sosial kepada masyarakat nemun tetap saja untuk masyarakat umum yang
tujuannya untuk menguatkan pemasaran dan bersifat’prestise’ dan ataupun
posisi produk di pihak konsumen. manajemen dan administrasi kelas tinggi
Hampir semua iklan produk rokok yang sifatnya istimewa.
dengan bahasa-bahasa simboliknya mengajak Baru-baru ini, adanya kepentingan
audience untuk bermimp, melayang dan khusus dan tekanan ekonomi juga disinyalir
membayangkan suatu kesenangan atau muncul dalam politik pemerintahan pada
kenikmatan yang pada akhirnyam mau kasus penghilangan ayat undang-undang yang
mengkonsumsiproduk yang ditawarkan seperti mengatur tentang tembakau yaitu Undang-
iklan rokok produk Sampoerna A-Mild Undang Kesehatan pasal 113 ayat 2 “ Zat
dengan slogannya “Go Ahead”. Hal itu adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berulang-ulang dengan media yang meliputi tembakau padar, aciran dan gas yang
benar-benar menyentuh masyarakat yaitu bersifat adiktif yang penggunaanya dapat
media luar ruang yang memenuhi hampir menimbulkan kerugian bagi dirinya dan atau
setiap sudut kota sehingga mengaburkan masyarakat sekelilingnya”. Hal tersebut
antara batas-batas seni dan kehidupan sehari- diketahui karena pada bagian penjelasan pasal
hari sehingga ada beberapah hal yang perlu 113 masih terdiri dari 3 ayat termasuk
ditinjau, seperti yang ditulis Mike penjelasan tentang ayat 2, namun ayat 2 nya
Featherstone dalam bukunya Postmodernisme sendiri tidak ada dalam dokumen undnag-
dan Budaya Konsumen (Maret, 2001, hal. 48- undnag yang akan disahkan. Tentu saja
62) yang intinya sebagai berikut : perhatian tentang siapa dalang dibalik kasuus
1. Hal yang terus menerus ada dalam tersebut mengarah pada kalangan industri
budaya konsumen untuk unsur-unsur rokok dengan kekuatan ekonomi yang besar
tradisi kebuasan pra-industri yaitu tradisi melalui tangan kana mereka di ranah politik
penyelesaian dengan cara karena undang-undnag itu kemungkinan besar
penghamburan-hamburan dan akan sangat mengganggu bisnis mereka jika
penghancuran kelebihan barang atau disahkan.
produk yang dijalankan melalui
pemberian hadiah, event-event yang
konsumtif serta konsumsi yang sangat
menyolok serta menjadikan
pertumbuhan ekonomi yang penuh
44
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
Gambar 1
Tayangan Acara Televisi Copa Dji Sam Soe & A Mild Soundrenaline
Sumber : www.google.com
Disamping masalah jam tayang iklan rokok, pelanggaran tayangan iklan rokok, pelanggaran
tayangan iklan rokok dapat berupa promosi dalam acar hiburan atau event-event tertentu. Berikut
conth terakhir yang dapat menunjukkan bentuk pelanggaran terhadap tayangan iklan rokok yaitu
banyaknya acara iklan yang digunakan sebagai ajang iklan terselubung oleh iklan rokok, misalnya
acara musik, olahraga, dan agama yang mendapat sponsor dari perusahaan rokok dan ditayangkan
45
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
pada waktu iklan rokok tidak diperbolehkan tayang. Disamping pengiklanan rokok pada acara-
acara di televisi, produk rokok juga kerap kali menjadi sponsor pada event-event yang dihadiri
anak-anak muda seperti konser musik atau pertandingan olah raga. Dimana tak jarang pula dalam
kegiatan tersebut, yang dihadiri oleh anak-anak muda, dibagikan rokok kepada pengunjung. Salah
satu contoh event musik besar yang disponsori oleh PT. HM Sampoerna adalah Dji Sam Soe Jaya
Jazz Festival 2007-2008.
Gambar 2
Banner Event : Java Jazz Festival 2007
Sumber : www.google.com
Analisis Penerapan Kontra Etika Bisnis tahun terakhir dan menjadikan PT. HM
PT. HM Sampoerna Sampoerna sebagai perusahaan rokok terbesar
Aksi kontra etika juga ada dalam strategi di Indonesia.
promosi, salah satunya seperti yang dilakukan Terlepas dari beranekaragaman
oleh PT. HM Sampoerna dalam strategi kontroversi yang dilontarkan oleh berbagai
promosinya. Meskupun merupakan hal yang pihak, produk A Mild berhasil menjadi
kontroversial dan mengandung kritik dari pioneer rokok rendah tar dan nikotin di
bernagai pihak, manajemen PT. HM Indonesia yang menjadi pemimpin pasar
Sampoerna dapat memberikan pembelaan (market leader) rokok jenis mild. Berdasarkan
yang membenarkan aksinya. Nielsen Retail Audit Results Full Year 2011,
Strategi promosi yang dilakukan oleh pada tahun 2011 A Mild terbukti berhasil
PT. HM Sampoerna dalam program Copa Sji mempertahankan posisi sebagai merek rokok
Sam Soe Indonesia, A Mild Soundrenaline, dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia.
dan Dji Sam Soe Super Premium Java Jazz Dalam konteks pemasaran, A Mild telah
Festival ini juga dapat dibilang sebagai berhasil meraih equitas merek dalam
pelapor dari bangkitnya sepak bola dan pandangan masyarakat kita. A Mild meraih
insustri musik di Tanal Air. Disamping itu equitas merek tersebut karena keberhasilannya
pula, segala bentuk promosi (sponsorship) dalam memadukan konten, konteks dan
yang dilakukan oleh PT. HM Sampoerna infrastruktur yang dimiliki, mendapatkan mind
untuk kegiatan olahraga dan musik merupakan share, heart share dan market share pada
sebuah bentuk apresiasi perusahaan kepada masyarakat. Ketiga hal yang didapatkan
masyarakat yang telah berkontribusi langsung tersebut pada akhirnya membawa A Mild pada
terhadap perkembangan perusahaan selama 99 pencapaian equitas merek. Dalam pencapaian
46
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
tersebut A Mild juga tidak terlepas dari Hay Group Indonesia terhdapa 20.000
saluran komunikasi yang selalu tampil responden yang diminta untuk memilih
”nyeleneh” namun terbukti sangat efektif. perusahaan yang paling mereka kagumi
Kekreatifan dan keinovatifan yang selalu menurut sembilan kriteria: manajemen mutu,
dihadirkan menjadi ciri khas tersendiri, baik kualitas produk, inovasi, nilai investasi jangka
dari iklan yang ditampilkan di media panjang, posisi keuangan, kapasitas
elektronik maupun promosi-promosi pengembangan karyawan, tanggung jawab
penjualan yang dilakukan melalui event-event. sosial, kebijakan pemanfaatan aset dan
Berbagai aksi bisnis yang telah efektivitas dalam bisnis global.
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan Dalam mitos bisnis kontra etika,
PT. HM Sampoerna ini sejalan dengan dijelaskan bahwa bisnis dengan moralitas atau
argumrn Ale C. Michales yang mnegatakan etika tidak punya hubungan sama sekali.
bahwa “para manager adalah agen loyal Tindakan yang amoral tidak bisa dinilai
kepada pemilik perusahaan”. manajer di dengan menggunakan ukuran moralitas, tidak
dalam sebuah perusahaan bekerja untuk bisa dinilai salah atau benar, baik atau buruk
majikan atau pemilik perusahaan dan secara moral. Pemisah bisnis dengan etika dan
pemegang saham. Maka para manajer tersebut moralitas pada dasarnya dilakukan karena
juga memilik kewajiban untuk menjadi loyal bisnis dipahami semata-mata dari sudut
dan melayani kepentingan pemilik perusahaan pandang ekonomi. Dari sudut pandang ini
dan pemegang saham. Milton Friedman tujuan bisnis adalah mendapatkan keuntungan
kemudian juga mengatakan bahwa “tujuan yang sebesar-besarnya. Dan untuk mendapat
organisasi adalah memberikan keuntungan keuntungan tersebut berbagai cara dapat
masksimal bagi pemegang saham”. dihalalkan dengan begitu saja, agar dapat
Keuntungan maksimal bagi pemegang saham memenangkan persaingan dan meraih
hampir selalu diukur dari laba perusahaan, keuntungan.
harga saham, serta penghargaan yang Dengan mengacu pada penjelasan-
diperoleh. penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan
Sebagaimana penerapan aksi-aksi kontra bahwa PT. HM Sampoerna adalah perusahaan
etika yang dilakukan oleh PT. HM Sampoerna yang secara efektif telah berhasil dalam
dalam menjalankan bisnisnya, strategi ini menjalankan praktek kontra etika bisnisnya di
berhasil memberikan keuntungan bagi Indonesia dengan mengedepankan tujuan
perusahaa. Hal ini dapat terlihat pada laporan utama perusahaan yaitu untuk memperoleh
direksi PT. HM Sampoerna di tahun 2011 keuntungan sebessar-besarnya tanpa
yang menunjukkan volume penjualan mencampuradukan antara bisnis dengan moral
mencapai 91,7 Milyar batang (melampauai atau sosial.
pertumbuhan pasar rokok Indonesia) dan Delam menjalankan bisnisnya subuah
pertumbuhan merek-merek inti Sampoerna perusahaan juga memiliki kewajiban yang
menyumbangkan hampir 60% dari bersifat etis. Dengan memisahkan antara
pertumbuhan volume penjualan perseroan kewajiban ekonomis dan kewajiban etis
pada tahun 2011. tersebut, PT. HM Sampoerna melakukan
PT. HM Sampoerna juga banyak program CSR yang bertujuan agar kegiatan
mendapatkan penghargaan dari berbagai operasional perusahaan berjalan lancar tanpa
pihak, baik yang berskala Nasional maupun gangguan untuk menjamin keberlangsungan
Internasional. Salah satunya adalah bisnis perusahaan dalam jangka panjang.
penghargaan “Most Admired Companies Selain itu, kegiatan CSR ini juga berfungsi
2011”, suatu penghargaan dari Fortune untuk meminimalisisr image negatif dari
Indonesia. Penghargaan ini diberikan perusahaan rokok di mata masyarakat. Banyak
berdasarkan survei online yang dilakukan oleh ahli CSR yang beranggapan bahwa
47
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
“perusahaan rokok tidaklah bisa dianggap faktorekonomi dan tanggung jawab sosial
bertanggung jawab sosial, karena produknya pemerintah kepada warganya. Pemerintah
membawa masalah kesehatan yang sangat hanya bisa menengahi, dengan mendukung
besar bagi masyarakat” program anti rokok namun tetap menerima
(www.scrindonesia.com). Dengan keuntungan dari cukai rokok.
mengesampingkan berbagai macam kritikan Meskipun banyaknya kontroversi
tersebut, PT. HM Sampoerna berhasil meraih maupun kritikan mengenai industri rokok, PT.
penghargaan “Apresiasi CSR Sejahtera 2012” HM Sampoerna berhasil menjalankan strategi
untuk kategori pendidikan pada bulan Februari kontra etika bisnisnya secara efektif dan
2012 lalu. menjadikan perusahaan tersebut menjadi
(htpp://economy.okezone.com/read/2012/02/0 perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
9/320/572310/putera-sampoerna-cs-raih- Dengan kegiatan CSR nya, PT. HM
penghargaan-apresiasi-csr) Sampoerna juga mampu untuk membrainwash
Hal ini membuktikan bahwa PT. HM image negatif yang melekat pada perusahaan
Sampoerna telah berhasil dalam rokok. Selain itu, strategi positioning produk
membrainwash pemikiran masyarakat yang mereka jalankan melalui iklan-iklan
terhadap image negatif dari perusahaan rokok kretif, berhasil menempatkan produk
dengan cara menjalankan program CSRnya Sampoerna A Mild sebagai market leader
yang berfungsi sebagai topeng dari penerapan untuk kelas mild ditengah masyarakat.
kontra etika bisnis didalam menjalankan bisnis
perusahaan. Saran
48
JURNAL MANAJEMEN FE-UB
49