Anda di halaman 1dari 22

“MAKALAH MANAJEMEN STRATEGIK:

CHAPTER ETIKA BISNIS & CRITICAL JOURNAL”

UTS Manajemen Stratejik

Disusun oleh:

Amda Ugiwisa (2120318310010)

Dosen Pengampu:

Dr. Hastin Umi Anisah, SE, MM

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2022
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin besar suatu organisasi atau perusahaan, maka semakin besar pula
tuntutan masyarakat terhadap organisasi atau pun perusahaan tersebut. Banyak
lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh
karena itu, diharapkan manajer dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam
etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu
sistem juga diharapkan dapat memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.

Berita yang menggembirakan dari kalangan dunia usaha dewasa ini adalah
semakin banyaknya jumlah organisasi yang menciptakan jabatan-jabatan baru yang
berkaitan dengan lingkungan dalam jajaran pimpinan puncak mereka. Yang menjadi
pusat perhatian para pimpinan tersebut adalah segala kegiatan perusahaan, dari
program daur ulang yang dilakukan sampai ke kebijaksanaan jangka panjang
perusahaan terhadap lingkungan. Ini semua menuntut keterampilan dari manajer
ditambah kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai macam isu tentang peraturan
dan hal-hal teknis yang berkaitan dengan lingkungan. Kemampuan melakukan
diplomasi juga akan sangat membantu karena mereka juga berbicara atas nama
lingkungan alam, dan rakyat, dalam berbagai forum eksekutif

Bisnis modern merupakan realitas yang amat kompleks. Banyak faktor turut
mempengaruhi dan menentukan kegiatan bisnis. Antara lain faktor organisatoris
manajerial, ilmiah teknologis, dan politik-sosial-kultural, Kompleksitas bisnis itu
kegiatan sosial, bisnis dengan kompleksitas masyarakat modern sekarang. Sebagai
kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat
modern itu. Semuan faktor yang membentuk kompleksitas bisnis modern sudah sering
dipelajari dan dianalisis melalui pendekatan ilmiah, khususnya ilmu ekonomi dan teori
manajemen sedangkan banyak perusahaan bisnis tidak mempunyai tanggung jawab,
baik dengan keryawanya, lingkungan seperti membuang limbah dengan sembarangan.
Hal inilah yang dapat menjadikan prusahaan itu tidak eksis, bahkan menjadi bangkrut,
itu disebabkan mengindahkan hal –hal tersebut.

Saat ini yang menjadi perhatian terbesar dari perusahaan kepada masyarakat
telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap
lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak
layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan
ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan
pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial
semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas
kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni
Eropa.

Intinya etika adalah semua norma atau “aturan” umum yang harus diperhatikan
dalam berbisnis yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang luhur dan perbuatan yang
baik. Etika berbeda dengan hukum, aturan, maupun regulasi dimana hukum dan
regulasi jelas aturan main dan sanksinya atau dengan kata lain hukum atau regulasi
adalah etika yang sudah diformalkan seperti Undang-undang, dan lain-lain. Etika tidak
memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral atau sanksi dari Yang Maha
Kuasa. Jadi, jika bersandar jika bersandar kepada definisi hukum maka melanggar
etika belum tentu berarti melanggar hukum dan peraturan yang ada. Jika melanggar
hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata sedangkan melanggar etika
sanksinya tidak jelas atau hanya sanksi moral semata. Sehingga pada kenyataannya
sering etika tidak begitu diperhatikan.

Dalam jangka pendek, bisnis yang tidak memperhatikan etika bisnis bisa jadi
akan dapat keuntungan tetapi dalam jangka panjang, biasanya bermasalah dan
mendapatkan sanksi moral dari masyarakat dengan kata lain jika memang mau
mendapatkan keuntungan, sering kita harus melupakan dan melanggar
etika.Contohnya adalah perusahaan rokok yang ada di Indonesia. Keberadaan
perusahaan rokok skala besar maupun kecil di Indonesia memang menimbulakan
banyak kontroversi. Di satu sisi, keberadaan perusahaan rokok memberikan
keuntungan secara finansial bagi negara, dan banyak menyerap tenaga kerja. Di sisi
lain, keberadaan perusahaan rokok dengan produk dan pemasarannya meningkatkan
konsumsi masyarakat Indonesia akan rokok dan menurunkan kualitas hidup atau
merusak kesehatan masyarakat. Karena kita tahu, rokok mengandung banyak zat
bersifat racun bagi tubuh manusia.
Paling tidak perusahaan rokok di Indonesia memiliki keterkaitan dengan tiga
departemen yang sejauh ini memiliki kewenangan mengeluarkan segenap regulasi
kepada perusahaan rokok di Indonesia. Pertama, Departemen Keuangan yang sangat
berkepentingan atas pendapatan negara dari hasil cukai rokok, sehingga kebijakan
apapun yang mempengaruhi sektor anggaran negara Departemen keuangan selalu
terlibat.

Kedua, Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) karena


memiliki kepentingan agar industri rokok di Indonesia dapat terus berkembang,
Deperindag beranggapan bahwa selain padat modal industri rokok juga padat tenaga
kerja. Masalah tenaga kerja juga mempunyai keterkaitan dengan departemen tenaga
kerja karena ketika terjadi pemogokan besar-besaran tenaga kerja perusahaan rokok,
maka dengan segera pemerintah melalui departemen tenaga kerja ikut sibuk untuk
menahan agar eskalasi kasus itu tidak semakin membesar.

Ketiga, Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pengawasan


Makanan dan Minuman (Ditjen POM) yang memiliki kewenangan untuk mengawasi
peredaran produk rokok di masyarakat, Ditjen POM pula yang ikut aktif dalam
pengaturan iklan tentang produk rokok di media massa. Apapun kebijakan pemerintah
yang dapat mempengaruhi kinerja industri rokok, pemerintahpun sadar bahwa industri
rokok merupakan salah satu pemasukan yang besar bagi pendapatan negara industri
rokok, namun sambil meminimalisir ekspalitas rokok bagi kesehatan.

Dalam kabar UGM Online Edisi 84/V/21 Juli 2009, dituliskan bahwa
masyarakat Indonesia mengkonsumsi rokok 178,3 miliar batang rokok per tahun.
Angka ini merupakan angka tertinggi kelima di dunia, setelah Cina (1297,3 miliar
batang), AS (462,5 miliar batang), Rusia (375 miliar batang), dan Jepang (299,1 miliar
batang). Sebenarnya pemerintah sudah memberikan banyak aturan yang ketat untuk
menekan konsumsi rokok di kalangan masyarakat. Seperti misalnya dalam hal
komunikasi periklanan. Dalam dunia periklanan ada tiga produk yang selalu
menimbulkan kontroversi, yaitu: alkohol, rokok dan kondom. Karena itu dibuatlah
peraturan-peraturan yang membatasi gerak periklanan ketiga produk tersebut. Bahkan,
WHO organisasi kesehatan dunia yang bernaung dibawah payung Perserikatan Bangsa
Bangsa menghimbau supaya perusahaan-perusahaan tidak lagi memanfaatkan dana
dari produsen-produsen rokok bagi keperluan kegiatan sponsorship. (Media Indonesia,
14 Juli 1996).

Pada mulanya, beberapa lembaga bisnis yang besar mempunyai perilaku yang
merugikan masyarakat, seperti menggunakan berbagai cara yang tidak sehat untuk
menghancurkan lawan, dan mencegah persaingan sehat. Perilaku semacam ini
memperoleh reaksi negatif dari masyarakat, yang selanjutnya memaksa pemerintah
menerapkan peraturan untuk mengatur perilaku bisnis tersebut. CSR merupakan
sebuah konsep yang sudah berkembang pesat di negara-negara industri. CSR
menekankan pentingnya peranan organisasi/ perusahaan dalam memberikan
kontribusinya bagi masyarakat dan lingkungan. Konsep ini sangat mementingkan
peran aktif dan pertanggungjawaban sebuah perusahaan. Pada saat ini dunia
dihadapkan pada berbagai permasalahan seperti perubahan iklim, tidak menentunya
cuaca, dan gejala pemanasan global. Selain itu akhir-akhir ini juga kerap kali terjadi
kecelakaan dan musibah yang disebabkan oleh kalangan organisasi/ perusahaan. Oleh
karena itu, CSR hadir sebagai sebuah jalan untuk menyelesaikan berbagai
permasalahan yang diakibatkan oleh kehadiran organisasi/ perusahaan.

Corporate Sosial Responsibility atau yang biasa disebut tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan salah satu bentuk pelaksanaan tuntutan etika dalam organisasi/
perusahaan, dalam kaitannya dengan tuntutan lingkungan atau pihak-pihak yang
berkaitan dengan organisasi/ perusahaan. Ada kalanya program CSR perusahaan tidak
selalu harus berada pada tingkat produsen dan pengembangan produk, tetapi dapat
mencakup aspek-aspek lain, semisal pendidikan dan pelatihan, serta konservasi.
Banyak perusahaan yang memilih program CSR dibidang edukasi, salah satunya
adalah PT. Djarum. Saat ini program CSR sudah banyak diterapkan di berbagai
perusahaan besar. Dalam penelitian kali ini, peneliti memilih PT. Djarum sebagai
objek adalah karena bentuk pelaksanan kegiatan CSR di PT. Djarum sedikit berbeda
dengan pelaksanaan kegiatan CSR di perusahaan-perusahaan lain. Bentuk pelaksanaan
program CSR khususnya di bidang pendidikan tidak hanya berupa pemberian
beasiswa, namun diberikan juga dalam bentuk pemberian berbagai macam pelatihan
untuk peningkatan softskills mahasiswa. Diantaranya adalah berupa pemberian
berbagai macam pelatihan, seperti kepemimpinan, kewirausahaan dan juga berbagai
pelatihan yang lain.

Djarum menyadari bahwa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan investasi
SDM jangka panjang, sementara dilain pihak banyak anak bangsa yang berprestasi
akademik tinggi terhambat karena kesulitan ekonomi. Diharapkan peran serta PT.
Djarum berupa program beasiswa dan pengembangan kepribadian yang
berkesinambungan dapat menjadi kontribusi yang berguna. Sekilas mengenai konsep
CSR Djarum dikembangkan atas dasar niat baik, wujud tanggung jawab, kepedulian
dan kepekaan dalam menjaga keseimbangan antara kegiatan bisnis dengan lingkungan
sosial. Djarum memilih 3 bidang peran yaitu : olahraga, lingkungan dan
pendidikan. Fokus penelitian kali ini adalah mengenai Djarum Bakti Pendidikan.

Di Indonesia, sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika pada setiap
perilaku kehidupan sehari-hari. Tentunya hal ini membuat para pelaku iklan juga harus
mematuhi apa saja yang telah diatur dalam UU Penyiaran atau UU Pariwara Indonesia
yang telah diatur agar sejalan dengan nilai-nilai sosial-budaya
masyarakat. Berdasarkan uraian di atas jurnal ini akan membahas tentang etika dalam
bisnis khususnya yaitu pada perusahaan rokok PT. Djarum Bakti Lingkungan.
BAB II
ISI
2.1. Etika Bisnis
2.1.1. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan
nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku
dalam menjalankan kegiatan perusahaaan. Secara sederhana yang dimaksud
dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri
dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan
bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung
pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum . Von der Embse dan R.A. Wagley
dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga
pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya
kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan
kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan
ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan
menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
2.1.2. Hal-hal yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing
yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation)
yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.Adapun manfaat
perusahaan berperilaku etis adalah:
1) Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan
rasa hormat dari steakholder.
2) Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan
sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan
kerja yang semakin komplek.
3) Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak
berkaitan dengan reputasi.
4) Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab
social dapat menambah uang dalam bisnis mereka
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan
konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan
selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun
jangka panjang, karena :
a. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
b. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
c. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
d. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis,
pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan
bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir
tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau
jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang
paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
2.1.3. Praktek-praktek Perusahaan dan Etika Bisnis
Organisasi berusaha mendorong perilaku etis dan melarang perilaku tidak
etis dengan berbagai cara. Karena manajer dan karyawannya semakin sering
melakukan aktivitas yang tidak etis dan bahkan ilegal di berbagai perusahaan,
maka banyak perusahaan yang mengambil langkah tambahan untuk
mendorong perilaku etis di lingkungan kerja.
Banyak di antaranya, misalnya menerapkan aturan main dalam
menjalankan dan mengembangkan posisi etis yang jelas mengenai cara
perusahaan dan karyawan menjalankan bisnisnya. Bidang yang semakin
menjadi kontroversi yang berkaitan dengan etika bisnis dan praktek-praktek
perusahaan mencakup posisi e-mail dan komunikasi lain yang terjadi di dalam
suatu organisasi. Barangkali langkah tunggal paling efektif yang dapat
diambil perusahaan adalah memperlihatkan dukungan manajemen puncak
terhadap tindakan yang etis.
2.1.4. Keutamaan Etika Bisnis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-
orang profesional di bidangnya.Perusahaan yang unggul bukan hanya
memiliki kinerja dalam bisnis, manajerial dan finansial yang baik akan
tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, maka konsumen benar-benar
raja. Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis
yang baik dan etis.
3. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin
kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus
menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis
4. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga
yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan. Menurut
Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale menyatakan
bahwaperlakuan yang baik terhadap karyawan telah menaikkan
keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk
perusahaan tersebut sebesar 20%.

2.1.5. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)


CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan
yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan
terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada,
seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk
anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas
umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat
sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan tersebut berada. Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang
digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan
kepentingan stakeholder-nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran
akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada
sekedar profitabilityperusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan tuntutan dalam dunia
bisnis tidak hanya dalam ruang lingkup nasional tetapi juga merupakan
tuntutan dalam dunia bisnis internasional. Meskipun demikian belum ada
kesepakatan mengenai defenisi CSR yang dapat dipakai secara global
sehingga pengertian CSR dapat berbeda-beda terlebih lagi mengenai tentang
bentuk-bentuk pelaksanaan CSR itu sendiri.
Terdapat berbagai pengertian CSR di dunia Internasional seperti yang
dikemukakan oleh World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) yaitu: “Corporate Social Responsibility is the continuing
commitment by business to behave ethically and contribute to economic
development while improving the quality of life of the workforce and their
families as well as of the local community and society at large” yang
artinya "CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia
usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas,
bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh
keluarganya".
Masyarakat Uni Eropa (European Commission) memberikan pengertian
CSR yaitu: "A concept whereby companies decide voluntarily to contribute to
a better society and a cleaner environment. A concept whereby
companies integrate social and environmental concerns in their business
operations and in their interaction with their stakeholders on a voluntary
basis", yang artinya: CSR sebagai komitmen berkelanjutan dari dunia usaha
untuk beroperasi dan bertindak secara legal dan etis, dan berkontribusi untuk
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, begitu juga
dengan peningkatan kualitas hidup komunitas lokal dan masyarakat secara
lebih luas.
Dari pengertian-pengertian diatas secara umum CSR dapat diartikan
sebagai tindakan sebagai perwujudan etika bisnis yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
lingkungan. Tanggung jawab sosial merupakan kewajiban manajemen untuk
membuat pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi
terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu
sendiri.
Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini
disebabkan karena:
1. Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran
lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau
pembelaan masyarakat setempat.
2. Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka
panjang.
3. Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan
kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat.
Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu:
1. Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun
lingkungan masyarakat sekitarnya.
2. Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan.
3. Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan
sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan
konflik.
4. Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik
5. Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya.
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat:
a. Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian
lingkungan.
b. Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.
c. Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.
d. Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di
sekitar perusahaan tersebut berada.
Berikut ini adalah manfaat CSR bagi perusahaan:
1. Meningkatkan citra perusahaan.
2. Mengembangkan kerja sama dengan perusahaan lain.
3. Memperkuat brand merk perusahaan dimata masyarakat.
4. Membedakan perusahan tersebut dengan para pesaingnya.
5. Memberikan inovasi bagi perusahaan.
2.1.6. Penerapan Konsep Tanggung Jawab dalam Etika Bisnis
Jika seorang pengusaha muslim berperilaku secara tidak etis, ia tidak dapat
menyalahkan tindakannya pada persoalan tekanan bisnis ataupun pada
kenyataan bahwa setiap orang juga berperilaku tidak etis. Ia harus memikul
tanggung jawab tertinggi atas tindakannya sendiri. Konsep ini bertalian erat
dengan konsep kesatuan, keseimbangan dan kehendak bebas. Semua
kewajiban harus dihargai kecuali jika secara moral salah. Tanggung jawab
sangat terkait dengan hak dan kewajiban, yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kesadaran tanggung-jawab. Ada dua bentuk kesadaran:
Pertama, kesadaran yang muncul dari hati nurani seseorang yang sering
disebut dengan etika dan moral. Kedua, kesadaran hukum yang bersifat
paksaan berupa tuntutan-tuntutan yang diiringi sanksi-sanksi hukum.
Dalam konteks corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab
sosial, para pelaku usaha atau pihak perusahaan dituntut bersikap tidak
kontradiksi secara disengaja antara ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya.
Mereka dituntut tepat janji, tepat waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan
(tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki kualitas barang atau jasa secara
berkesinambungan serta tidak boleh menipu dan berbohong. Para pelaku
usaha dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan moral, karena
keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku usaha atau
perusahaan yang ceroboh dan tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis secara
baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen,
bahkan dirinya sendiri.
2.2. Perusahaan
2.2.1 PT. Djarum Tbk
PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan
ini mengolah dan menghasilkan jenis rokok kretek dan cerutu. Ada tiga jenis
rokok yang kita kenal selama ini. Rokok Cerutu (Terbuat dari daun tembakau
dan dibungkus dengan daun tembakau pula), rokok putih (Terbuat dari daun
tembakau dan dibungkus dengan kertas sigaret), dan rokok kretek (Terbuat
dari tembakau ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas sigaret).
PT Djarum adalah salah satu jenis perusahaan perseroan yang ada
di Indonesia. Namun dahulu PT Djarum adalah sebuah perusahaan
perseorangan karna didirikan oleh seorang Oei Wie Gwan. PT. Djarum
memiliki 5 nilai-nilai inti dalam pengembangan perusahan. Nilai-nilai itu
adalah .Fokus pada pelanggan, Profesionlisme, Organisasi yang terus belajar,
Satu Keluarga, Tanggung Jawab Sosial.
2.2.2 Budaya Kerja Djarum Tbk
Budaya kerja perusahaan ini bergerak dalam bidang
penerimaan/penyaluran hasil tembakau para petani, dan turut berperan dalam
meningkatkanproduktivitas hasil tembakau. Peusahaan-perusahaan ini banyak
membina petani tembakau yang ada di Pulau Lombok. Berbagai upaya
dilakukan oleh perusahaan ini untuk lebih meningkatkan hasil-hasil tembakau
baik secara kualitas maupun kuantitas, diantaranya melalui penyuluhan
tentang cara pembibitan, pemeliharaan, pemungutan hasil panen, pengolahan
termasuk di dalamnya pengeringan dan pengepakan serta tidak kalah
pentingya dalam hal pemberian modal kepada petani. Selanjutnya dengan
memperhatikan berbagai latar belakang dan keterbatasan yang dimiliki oleh
petani dalam melakukan usahanya di atas, maka hendaknya terus
dikembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang
saling menunjang dan menguntungkan baik dengan koperasi, swasta dan
Badan Usaha Milik Negara, serta antara usaha besar, menengah dan kecil
dalam rangka memperkuat. struktur ekonomi nasional.

Senada dengan hal tersebut, menurut Sri Redjeki Hartono, dalam rangka
meningkatkan kemampuan usaha yang berskala kecil harus dibarengi dengan
kebijakan berupa beberapa upaya secara sistematis antara lain yaitu :

1. Menyediakan perangkat peraturan yang sifatnya.


2. Mendorong terjadinya kerjasama/kemitraan.
3. Menciptakan bentuk kerjasama/kemitraan.
4. Memberi kemudahan dalam rangka terciptanya kerjasama/kemitraan.
5. Membentuk wadah-wadah kerjasama/kemitraan secara formal antara
departemen, jawatan dan instansi yang bersifat teknis dengan pengusaha-
pengusaha swasta (menengah dan kecil).
Kebijakan seperti tersebut di atas, merupakan wujud dari kehendak untuk
melakukan keberpihakan kebijakan komunikasi organisasi kepada usaha kecil
dan menengah, tetapi tentu saja tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan
Badan Usaha Milik Negara. Seperti kita ketahui bahwa kegiatan ekonomi di
Indonesia secara simultan dilakukan oleh Badan-Badan Usaha Milik Negara,
Badan - Badan Usaha Swasta dan Koperasi yang merupakan pendukung
bangun ekonomi Indonesia.
Dari definisi kemitraan sebagaimana tersebut di atas, mengandung makna
sebagai tanggung jawab moral pengusaha menengah/besar untuk
membimbing dan membina pengusaha kecil mitranya agar mampu
mengembangkan usahanya sehingga mampu menjadi mitra yang handal untuk
menarik keuntungan dan kesejahteraan bersama. Dalam pedoman pola
hubungan kemitraan, mitra dapat bertindak sebagai Perusahaan inti atau
Perusahaan Pembina atau Perusahaan Pengelola atau Perusahaan Penghela,
sedangkan Plasma di sini adalah Petani Tembakau. Di dalam pelaksanaan
kemitraan pola inti plasma, perlu lebih cermat diperhatikan pola hubungan
kelembagaan antar mitra sebab secara umum memang harus disadari bahwa
dalam kemitraan bertemu dua kepentingan yang sama tetapi dilatarbelakangi
oleh kemampuan manajemen, kekurangpahaman dalam pengetahuan hukum,
serta permodalan memang sangat rentan untuk menjadi korban dari
perusahaan inti yang jelas-jelas mempunyai latar belakang yang lebih kuat.
2.2.3 Penerapan Etika Bisnis Melalui Tanggung Jawab Sosial Pada PT
Djarum
Trees for Life. Sebuah program yang merupakan bagian dari kegiatan CSR
(Corporate Social Responsibility) perusahaan rokok terkemuka tersebut
sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial serta empati konstruktif perusahaan
terhadap masyarakat dan lingkungan.

Yang menarik adalah, sejak tahun 1979, perusahaan ini telah


mendedikasikan diri untuk melestarikan lingkungan demi hidup yang
berkualitas dengan program Djarum Bhakti Lingkungan. Kota Kudus adalah
langkah awal dari program ini. Ribuan jenis tanaman peneduh ditanam. Selain
itu, dibawah payung Djarum Bakti Lingkungan telah melakukan aksi
pelestarian lereng Gunung Muria dengan tanaman peneduh maupun pohon
bernilai ekonomi, sehingga mampu mempertahankan kawasan penting
resapan air kota Kudus. Selain itu sejak tahun 2008 Djarum BaktiLingkungan
bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kanwil Jawa
Tengah, turut serta dalam program pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bengawan Solo dengan komitmen 700.000pohon. Luna Maya menanam
pohon dalam rangka program Djarum Bakti Lingkungan, Trees for Life, di
Demak (18/4) Luna Maya melakukan penanaman pohon Trembesi pada
program Trees for Life Djarum Bakti Lingkungan di Demak (18/4).

Sebagaimana diungkap pada siaram persnya, Dalam rangka Hari Ulang


Tahun PT. Djarum ke-59, pada tanggal 18 April 2010 lalu, sebanyak 400
karyawanDjarum di Kudus bersama Luna Maya, artis pemerhati lingkungan,
menanam Pohon Trembesi sepanjang1,2 km di Demak, Jawa Tengah.
Kegiatan ini merupakan program lanjutan Djarum Trees For Life, dar i
Corporate Social Responsibility Bakti Lingkungan PT Djarum yang
merencanakan 2.767 Pohon Trembesi sepanjang jalan Turus Semarang-Kudus
Jawa Tengah.Serius dan konsisten untuk melakukan pelestarian lingkungan
adalah semangat Djarum Trees For Life yang ingin ditularkan kepada seluruh
pihak dan masyarakat luas. Berawal dari penanaman PohonTrembesi bersama
Gubernur beserta Muspida Jawa Tengah, kemudian diikuti beberapa minggu
lalupenanaman bersama artis Nugie dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) lingkungan “Saya melihat sepanjang jalan Demak ini merupakan jalan
yang sering dilewati oleh banyak kendaraan,mulai dari kendaraan pribadi
hingga truk. Oleh sebab itu, penanaman Pohon Trembesi sangat cocok
ditanam di area ini karena dapat menyerap banyak CO2 dan emisi karbon
lainnya, sehingga kedepannyajalan ini bisa menjadi jalan yang teduh dan
hijau. Saya berharap Pohon Trembesi yang kami tanam saatini dapat tumbuh
maksimal dan tentunya dirawat oleh masyarakat luas. Mari tanam dan rawat
PohonTrembesi” ajak Luna.

Komitmen perusahaan juga tak berhenti pada kegiatan-kegiatan insidental


tertentu belaka. Bahkan, Bibit Pohon Trembesi yang digunakan dalam
rangkaian program Penanaman 2.767 Pohon Trembesi disepanjang turus jalan
Semarang-Demak ini berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) PT.
Djarum. Saat ini PPT tengah melakukan budi daya pembibitan Pohon
Trembesi yang total berjumlah 300 ribuan.Rencananya, pembibitan tersebut
untuk memenuhi program Djarum Trees For Life” ujar Yunan Adityadari
Pusat Pembibitan Tanaman PT Djarum. Untuk menjaga kesinambungan
kegiatannya, salah satu dukungan PT. Djarum adalah dengan mendirikan
pusat pembibitan aneka tanaman yang dikelola secara intensif. Diharapkan
dengan upaya pembibitan aneka tanaman ini, PT. Djarum dapat turut menjadi
bagian dari usaha dalam mempertahankan dan melestarikan tanaman-tanaman
langka agar terjaga dari kepunahan. Hingga saat ini, PPT telah memilikitotal
sekitar 100 ribuan jenis bibit tanaman, termasuk di dalamnya tanaman langka
seperti Kepel, Sawit,Nogosari, buah Kawista dan Pohon Botol dari Afrika. “It
is true that economic and social objectives have long been seen as distinct and
often competing. Butthis is a false dichotomy…Companies do not function in
isolation from the society around them. In fact,their ability to compete
depends heavily on the circumstances of locations where they operate.”,
Demikian ungkapan Michael E. Porter dan Mark R. Kramer dalam tulisannya
di “The Competitive Advantage of Corporate Phiilantropy”, pada Harvard
Business Review, December 2002, halaman 5. Pernyataan diatas menemukan
makna tersendiri bila dihubungkan dengan aktifitas yang dilaksanakan PT
Djarum Kudus lewat program Djarum Bakti Lingkungan, Trees for Life
ini. Implementasi atas konsep triple bottom line (profit,planet, people) dalam
“mainstream” etika bisnis yang digagas John Elkington, memperoleh
bentuknya lewat kegiatan ini. Perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar
profit belaka tetapi juga menunjukkan kepedulian besar bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar tempat perusahaan bersangkutan beroperasi.

Dengan program CSR ini tidak hanya merupakan investasi jangka panjang
yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, juga berfungsi sebagai
sarana meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Intinya, CSR adalah
operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan
keuntungan perusahaan secara finansial, melainkan pula untuk pembangunan
sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga dan berkelanjutan. Saya
ikut menyatakan salut dan mengacungkan jempol tinggi-tinggi bagi upaya-
upaya konstruktif yang telah dilakukan sejumlah korporasi besar, termasuk
PT Djarum Kudus, melalui program CSR-nya yang sudah menunjukkan
komitmen dan kepedulian tinggi menjaga kelestarian lingkungan dengan
kegiatan Trees For Life. Ini sebentuk empati sosial nyata untuk menghindari
nestapa kemanusiaan akibat kerusakan lingkungan. Perusahaan kategori
pertama laksana ulat, yang memiliki model bisnis rakus dan tidak pedulipada
lingkungan sekelilingnya. Kategori kedua adalah perusahaan yang mirip
belalang, modelbisnis yang juga eksploitatif dan degeneratif. Kategori kedua
ini mungkin saja sudah mulai mempraktikan CSR. Tetapi, CSR tidak
dilakukan dengan sepenuh hati. CSR di perusahaan ini hanyalah ”Celana
Dalam” untuk menutupi ”aurat” perusahaan agar terhindar dari tekanan
masyarakat atau LSM. Perusahaan kupu-kupu adalah kategori ketiga.
Korporasi seperti ini punya komitmen kuat menjalankan CSR. Bagi
perusahaan ini CSR adalah investasi, bukan basa-basi. Kategori terakhir
adalah korporasi lebah. Perusahaan seperti ini punya sifat regeneratif atau
menumbuhkan. Perusahaan ideal ini menerapkan etika bisnis dan
menjalankan good CSR. Model CSR yang dikembangkan oleh PT Djarum
Kudus adalah jenis korporasi ideal yang dengan teguh memegang konsistensi
empati sosialnya lewat program Trees for Life dimana disaat yang sama ikut
memelihara kelanjutan program yang sudah dicanangkan tersebut dengan
kegiatan pendukung seperti menyiapkan bibit-bibit tanaman unggulan lewat
Pusat Pembibitan Tanaman yang dimilikinya.
BAB III
CRITIKAL REVIEW JURNAL

Judul Jurnal: Research and Consepts: Business ethics in TQM The qualities and spectrum zones of a case illustration
Pengarang: Goran Svensson & Greg Wood
Tahun: 2005
Nama Judul Masalah Latar Belakang Tujuan Teori dan Metodologi Hasil Penelitian
Pengaran Penelitian
g Terdahulu
Goran Research Waktu dan TQM Tujuan dari Kilcullen dan Untuk Etika bisnis perlu menjadi
Svensso and konteks bergantung pada penelitian ini Kooistra, menyoroti pertimbangan penting dari
n& Consepts menjadi isu kontekstual adalah untuk 1999; konsep yang setiap proses TQM.
Greg : parameter dan evolusioner memperkenalk Giacalone ditawarkan, Makalah ini
an dan
Wood Business penting untuk di pasar. Oleh dan Knouse, studi kasus di membahas
mendeskripsik
ethics in mengelola karena itu, TQM an kerangka 1997; industri ritel
bagaimana
TQM zona kualitas harus dimaknai konseptual Yamaji, Swedia
The dan spektrum sebagai proses 1997; dilakukan. Data sebuah
etika bisnis
qualities nilai inti di yang dalam TQM. McDonald yang organisasi
and pasar. Bahkan, berkesinambung dan Zepp, mendukung dapat
spectrum manajemen an. Pentingnya 1989 ilustrasi kasus menggabun
zones of kualitas yang terus memantau Fisherdkk., telah
gkan tugas
a case diperlukan zona spektrum 2001; Seitz, dikumpulkan
illustrati dari operasi dan kualitas nilai 2001; Peppas sebagai bagian ini. Kata
on bisnis harus inti dalam TQM dan Peppas, dari proyek Kunci Total
dilakukan tidak boleh 2000; penelitian yang quality
tanpa diremehkan. singapakdidk lebih besar di managemen
penundaan, Oleh karena itu, k., 1999; industri ritel t, Etika
meminimalka etika bisnis Fernandez- Swedia. bisnis, Studi
n kerusakan. harus selalu ada Fernandez, Makalah ini kasus,
Oleh karena dalam TQM. 1999 mengacu pada
itu, Penelitian lebih dan melaporkan Kualitas
pentingnya lanjut akan temuan dari Kertas Jenis
etika bisnis mendapat satu kasus Kertas
menjadi jelas manfaat dari proyek Konseptual
dalam TQM. studi kasus lain penelitian yang
Dalam jangka tentang lebih besar yang
panjang, TQM bagaimana etika telah digunakan
tidak akan bisnis dalam hal ini
berhasil dalam menguntungkan untuk
operasi bisnis TQM. Oleh menginformasik
kecuali etika karena itu, an peran etika
bisnis dinamika etika bisnis dalam
dipertimbangk bisnis dalam TQM. Ilustrasi
an dalam TQM harus kasus
nilai-nilai inti digali lebih jauh. didasarkan pada
untuk pendekatan
mendukung kualitatif. Data
teknik dan alat dikumpulkan
yang melalui
diterapkan. wawancara
dengan
eksekutif
terkemuka di
perusahaan
Kekuatan dan Peluang untuk Variabel
kelemahan diteliti kembali
Pada penelitian ini, Dapat diteliti Makalah ini
kekuarangan yang kembali dengan mengacu pada dan
dimiliki adalah pengembangan melaporkan
Model ini hanya desain penelitian temuan dari satu
diuji dengan
yang terbarukan. kasus proyek
menghubungkanny
a dengan satu kasus penelitian yang
di industri ritel lebih besar yang
Swedia. telah digunakan
dalam hal ini untuk
menginformasikan
peran etika bisnis
dalam TQM.
Ilustrasi kasus
didasarkan pada
pendekatan
kualitatif. Data
dikumpulkan
melalui wawancara
dengan eksekutif
terkemuka di
perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
A, Busyra, dan Isya W, Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan, dan
Implementasi, Malang: In-TRANS Institut, 2008.
Erni R. Ernawan, Business Ethics: Etika Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta, 2007.
Lee, Nancy dan Philip Kotler, Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good
for Your Company and Your Cause, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc,
2005.
Rahman, Reza, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan, 2009.
Rawls, John A Theory of Justice, London: Harvard University Press, 1971.
Catka, P., Bamber, C. J., Bamber, D. J., Sharp, J. M. 2004. Case Study : Integrating
Corporate Social Responsibility (CSR) Into ISO Management System – In
Search of Feasible CSR Management System Framework. The TQM Magazine,
Vol. 16 No. 3, pp. 216 – 224.
Gabriel, J. & Martinez, A. 2009. Linking Corporate Social Responsibility With
Admiration Through Organizational Outcomes. Social Responsibility Journal.
Vol. 5 No. 4, pp. 499 – 511.
Saidi, Z., Fuad, M., Abidin, H.,Fialntropi Keadilan Sosial di Indonesia. Galang. 2005.
Jurnal Filantropi dan Masyarakat Madani, Vol. 1 No. 1.
Preuss, L. & Rodrigo, J. 2009. A Knowledge Management Perspective of Corporate
Social Responsibility. Journal of Corporate Governance, Vol. 9 No. 4, pp. 517 –
527.
Dewi, Ratih, Komala. 2009. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)
Perusahaan Djarum Terhadap Trust In Brand Rokok Djarum. Skripsi.Universitas
Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai