Anda di halaman 1dari 6

1 PERILAKU MUTU DI TINGKAT INSTITUSIONAL

Perilaku mutu di tingkat institusional menyiratkan penerapan kebijakan dan program sikap warga
korporasi yang dimulai dengan menentukan kode kerja untuk profesi tersebut dan menggunakan
pendekatan terpadu terhadap mutu yang mencakup.

1.1 MENDEFINISIKAN KEWARGA NEGARAAN KORPORASI


Secara umum, corporate social responsibility (CSR) menjabarkan hubungan antara bisnis
dengan masyarakat. Pada tingkat yang lebih sempit, CSR atau warga perusahaan (corporate
citizenship, CC) biasanya diekspresikan dalam serangkaian kebijakan dan kegiatan di dalam dan di
luar perusahaan yang akan membantu mencapai tujuan ini. Kontribusi ini ditentukan oleh seberapa
baik perusahaan mengatur dampak ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus sehubungan
dengan pihak-pihak terkait.

Menjadi warga persuahaan berarti mematuhi peraturan ketenaga kerjaan dan tawar menawar
kolektif, memperlakukan pegawai dengan adil dan sama rata dan memastikan keadilan sosial di
tempat kerja. Dengan demikian, bisa memberikan jaminan kesehatan & keamanan pegawai serta
mencegah polusi atau pengaruh negatif layanan atau fungsi perusahaan. Ini berkaitan dengan
tanggapan pada kebutuhan dan tekanan pelanggan dengan tujuan agar bisa dipertahankan dan juga
berkaitan dengan dukungan perlindungan hak asasi manusia.

Warga perusahaan yang baik bisa memberikan keuntungan bisnis seperti: pengaturan reputasi,
pengaturan resiko kerja, perekrutan, motivasi, dan penempatan pegawai; hubungan dan akses
investor pada modal; pembelajaran dan inovasi; persaingan dan penempatan pasar; efisiensi
operasional;

Peralatan CSR meliputi reputasi dan manajemen krisis, laporan sosial dan lingkungan, dialog para
pemegang saham dan kemitraan negeri-swasta, kemitraan strategis antara dunia bisnis dengan
pembuat kebijakan, praktisi pengembang atau pemegang saham lain dalam masyarakat khususnya
dalam konteks pengembangan.

The UN Global Compact (UNGC) Apa yang dimaksudkan dengan UNGC 1?

UNGC adalah sebuah inisiatif sukarela warga perusahaan yang menyatukan perusahaan-perusahaan
dengan agens PBB, organisasi buruh yang independen dan aktor masyarakat sipil lainnya yang
mendorong tindakan dan kemitraan dalam usaha untuk mengejar ekonomi global yang lebih bisa
dipertahankan dan lebih inklusif. Compact ini berdasarkan pada sembilan Prinsip yang berkenaan
dengan bidang hak asasi manusia, buruh/tenaga kerja, dan lingkungan

pg. 1
Ke sembilan prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memastikan bahwa perusahaan tidak terlibat dalam pelecehan hak asasi manusia

2. Bisnis sebaiknya mendukung dan menghargai perlindungan internasional terhadap hak asasi
manusia dalam pengaruhnya; dan

3. sebaiknya kebebasan asosiasi dan pengetahuan efektif tentang hak untuk tawar menawar
kolektif.

4. Penghapusan semua bentuk pemaksaan tenaga kerja;

5. Penghilangan pemaksaan dan pemerasan tenaga kerja yang efektif.

6. Menghilangkan diskriminasi dalam ketenaga kerjaan dan lapangan kerja.

7. Bisnis sebaiknya mendukung pendekatan awal terhadap tantangan lingkungan.

8. Melakukan inisiatif untuk mendukung tanggung jawab lingkungan yang lebih besar; dan

9. mendorong pengembangan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

Apa maksudnya dalam praktek?


UNGC diperkenalkan pada bulan Juli 2000 oleh Sekjen PBB. Sembilan prinsip tersebut berasal dari
konsensus yang hampir universal dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), Deklarasi
Organisasi Buruh Internasional tentang Prinsip dan Hak dasar dalam Bekerja (1998) dan Deklarasi Rio
tentang Lingkungan dan Pengembangan (1992).

UNGC meminta tiap perusahaan untuk memadukan dukungan terhadap hak asasi manusia,
memenuhi standar tenaga kerja dan perlindungan lingkungan pada inti operasi bisnis mereka dan
untuk menghentikan kegiatan dan proyek perusahaan yang melampaui prinsip-prinsip tersebut. The
Global Reporting Initiative (GRI) menjadi mekanisme pelaporan jika terjadi pelanggaran
implementasi ke UGHC.

Spesifiknya, perusahaan harus menanyakan pertanyaan fundamental tentang bagaimana mencapai


skala yang dibutuhkan untuk menanggapi masalah global dan bagaimana caranya membantu
mengkatalisasi perkembangan kerangka pemerintahan global yang lebih efektif.
Tanggung jawab Sosial perusahaan, bergunakah konsep ini untuk
pengembangan?
Dengan adanya konferensi tingkat tinggi di Afrika Selatan pada tahun 2002, CSR secara resmi
memasuki arena kebijakan internasional.

Hal ini tidak dapat dilihat dari inkorporasi CSR dalam Tujuan Pengembangan Milenium dimana
lingkungan bisnis diberikan peran penting terkait dengan pengentasan kemiskinan.
TUJUAN PENGEMBANGAN MILENIUM (THE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS / MDG)
Ada hubungan yang jelas antara inisiatif tanggung jawab perusahaan dengan tantangan
pengembangan berkelanjutan yang lebih luas. Tujuan pengembangan milenium yang merupakan
bagian dari peta menuju implementasi Deklarasi Milenium PBB sesuai dengan konferensi
internasional pada tahun 1990-an.

Meskipun pencapaian MDG tidak menjamin pengembangan berkelanjutan, tujuan tujuan tersebut
merupakan sejumlah konsensus di tingkat global terkait dengan kebutuhan untuk mencapai

pg. 2
kemajuan yang lebih besar dalam menghadapi tantangan fundamental. Misalnya, pada tahun 2015,
ke 191 anggota PBB disumpah untuk memenuhi delapan tujuan berikut:

1. Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan

2. Mencapai pendidikan dasar universal

3. Mendukung kesamaan gender dan memperkuat posisi wanita

4. Mengurangi tingkat kematian anak


5. Meningkatkan kesehatan ibu

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain

7. Memastikan keberlangsungan lingkungan

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangungan

Bagaimana negara saudara memenuhi Tujuan Pengembangan Milenium


(MDG)?

Memang, prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas pengaturan perusahaan penting bagi


integritas dan kredibilitas hukum bagi sistem pasar kita.

Tanggung jawab manajer perusahaan, tidak terbatas pada melaporkan laporan keuangan yang jujur,
melaksanakan fungsi utama kegiatan bisnis dan mematuhi berbagai hukum yang berlaku.
Perusahaan-perusahaan bisnis juga harus menanggapi harapan masyarakat demokrasi tentang cara
mereka beroperasi. Pembagi keuntungan sebenarnya mengharapkan perusahaan memenuhi
tuntutan masyarakat, sesuai dengan maksimalisasi nilai perusahaan. Tapi karena perusahaan-
perusahaan biasanya beroperasi dalam sejumlah lingkungan bisnis dan budaya yang legal dan
memiliki peraturan, itu menjadi sebuah tantangan.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pebisnis terikat dalam inisiatif sukarela untuk meningkatkan
kinerja mereka dalam berbagai bidang etika bisnis dan juga pemenuhan hukum. Mereka telah
membuat kode tindakan dan sistem manajemen yang dirancang untuk membantu mereka
memenuhi komitmen-komitmen ini dan mengembangkan kode tindakan dan sistem manajemen ini
dengan bantuan partai buruh, LSM dan pemerintah.

1.2 KODE TINDAKAN DALAM PROFESI


Memang kenapa kita membutuhkan Kode Profesional?
Salah satu cara untuk memandang Kode Profesional adalah dengan memandangnya sebagai
pendekatan tersistem untuk menengahi masalah-masalah yang bisa terjadi jika seseorang memakai
beberapa topi. Pandangan lain menyatakan bahwa Kode Formal tidakan merupakan gambaran
hubungan antara masyarakat dengan warga negara yang baik.

Tapi mari kita lihat beberapa definisi dasar:


Apa profesi itu?
Profesi adalah sekelompok orang yang telah melewati pelatihan khusus, utuk menguasai
pengetahuan dan kemampuan dan juga komitmen untuk bersosialisasi dan bertindak baik. Saat
orang-orang ini memasuki dunia kerja mereka akan memiliki tanggung jawab profesional.

Tanggung jawab profesional mencakup apa aja?

pg. 3
Tanggung jawab profesional adalah tanggung jawab untuk menggunakan pengetahuan dan
kemampuan khusus untuk kepentingan individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Kode tindakan memiliki disiplin dan konteks khusus.
Ada kesamaan nilai antara kode etik dan kode profesional karena keduanya memiliki banyak nilai
yang sama, antara lain kejujuran, keadilan, tidak membahayakan, dan berjalan untuk meningkatkan
mutu kehidupan sebanyak mungkin.

Kode profesional adalah pernyataan nilai yang sama, dan muncul persyaratan tindakan yang benar.
Kode-kode ini memiliki karakteristik yang sama dengan teori moral. Kode profesional memiliki
konsistensi dalam diri. Dengan kata lain, apa yang benar untuk satu orang, akan benar pula untuk
orang lain.

Teori yang mengikuti pendekatan ini disebut Deontologis, berasal dari kata Yunani “deontos” yang
berari tugas atau kewajiban. Frase yang menjelaskan pendekatan ini adalah “kita memiliki kewajiban
untuk menghargai hak individu.” Untuk mencoba menjelaskan apa “tindakan yang benar” itu, kode
kerja (tindakan) seringnya berupa gabungan antara pendekatan Deontologis dan Utilitarian. Ada
ungkapan yang bersifat Deontologis yang menyatakan “ini adalah prinsip-prinsip yang harus diikuti.”
Namun, di saat yang bersamaan kode itu juga menyatakan sifat Utilitarian yang menyatakan “Semua
orang akan bisa lebih baik jika kita semua mengikuti standar yang sama.”

Kode profesional yang lengkap menggabungkan kewajiban dan hak lapangan kerja atau perusahaan
yang memuat lapangan kerja tersebut. Hak dan kewajiban yang positif dari kelompok profesional
secara langsung dan tidak langsung terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang harus di dukung oleh
anggota kelompok. Semua profesional memiliki kewajiban yang tegas untuk memenuhi kebutuhan,
mendukung kepentingan dan menghargai nilai-nilai klien, karena pemenuhan kewajiban ini
menyusun dasar bagi posisi hak mereka dalam masyarakat.

1.3 PENDEKATAN TERINTEGRASI PADA MUTU


Sebagai sebuah konsep manajemen, CSR harus memenuhi apa yang disebut “tiga garis dasar”,
yaitu masalah-masalah ekonomi, sosial dan ekologi yang harus diseimbangkan oleh perusahaan
untuk mencapai pengembangan berkelanjutan organisasi secara ekonomi, sosial dan ekologi.

Dengan demikian perilaku mutu di tingkat institusional memiliki tiga implikasi utama yang mengarah
ke pendekatan terintegrasi pada mutu dalam yaitu: a) pemenuhan standar tenaga kerja internasional
dan hak asasi manusia yang mencakup kesehatan dan keamanan di tempat kerja, b) pemenuhan
regulasi/peraturan lingkungan, dan c) pemenuhan sistem manajemen mutu.

Pemenuhan standar tenaga kerja internasional dan hak asasi manusia


termasuk regulasi kesehatan dan keamanan.
Penghilangan pelecehan terhadap hak untuk integritas fisik dan mental, kebebasan berekspresi dan
lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi sangat penting untuk mendukung hak asasi manusia.
Kode etik ada untuk menciptakan standar dan pemastian berjalannya bisnis dan hak asasi manusia.
Sertifikasi dan perilaku transparan penting bagi perusahaan.

Menerapkan kebijakan dan program kesehatan yang efektif membutuhkan dialog, kerja sama dan
kepercayaan antara pemilik, pekerja dan pemerintah. Para pekerja juga harus diberikan layanan
kesehatan yang terjangkau dan harus mendapatkan manfaat dari skema pekerjaan.

Pegawai memiliki andil dalam kerja yang aman; begitu juga pimpinannya. Banyak tempat kerja yang
melakukan program keamanan karena pihak manajemen menyadari bahwa kecelakaan adalah

pg. 4
beban biaya yang bisa dicegah dan memiliki direktur keamanan yang tugasnya mencakup membantu
pihak manajemen melakukan tugasnya menjaga dan mempertahankan kondisi kerja yang aman.
Dalam banyak kasus, pihak pimpinan menyediakan perlengkapan pelindung, yang diperlukan untuk
pekerjaan tertentu.

Poster, peraturan dan regulasi keamanan, dan pembicaraan serta pertemuan yang membahas
tentang keamanan bisa dijadikan bagian dari program pencegahan kecelakaan. Di sebagian besar
bisnis bangunan, fasilitas pertolongan pertama disiapkan untuk meminimalisir pengaruh kecelakaan
yang terjadi.

MEMENUHI REGULASI LINGKUNGAN DAN MENJELASKAN ISTILAH LINGKUNGAN


Semua istilah ‘lingkungan’ ini mencakup udara, air, hewan, tumbuhan, manusia, infrastruktur serta
proses alam, dan bahkan proses ekonomi seperti fungsi organisasi dan tekanan dari pesaing.

Istilah ‘lingkungan’ menjelaskan ‘kondisi sekitar dimana organisasi beroperasi, dan mencakup udara,
air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia dan hubungan mereka satu sama lain. Kondisi
sekitar dalam konteks ini termasuk dari dalam organisasi sampai ke sistem global.

‘Aspek lingkungan’ adalah nama resmi yang diberikan oleh sistem manajemen lingkungan standar
ISO14001 pada semua elemen kegiatan, barang atau jasa organisasi yang bisa berinteraksi dengan
lingkungan.
APA MAKSUD HAL INI DALAM PRAKTEKNYA
Lingkungan ada disekitar manusia sebagai individu, kelompok atau komunitas dan perusahaan.
Segala hal yang terjadi di lingkungan (misalnya bising atau cuaca) bisa mempengaruhi kita dan kita
juga bisa mempengaruhi segala hal yang terjadi di lingkungan.

Aspek lingkungan sebuah perusahaan cenderung merupakan kegiatan atau proses yang bisa
dihubungkan dengan dampak terhadap lingkungan. Istilah ‘aspek lingkungan’ secara langsung
merujuk pada standar sistem manajemen lingkungan ISO14001.

Untuk mendapat sertifikat ISO14001, sebuah perusahaan harus menilai aspek-aspek lingkungannya
untuk menentukan yang mana yang signifikan dan yang mana yang bisa memiliki dampak negatif
terhadap lingkungan dan masyarakat dan harus dipertimbangkan saat menyusun tujuan kerja,
membuat program pelatihan dan merancang prosedur darurat, mencakup bagian-bagian operasi
perusahaan yang memiliki dampak negatif terhadap sumber daya tanah dan air, keberagaman
biologi dan ekosistem. Dan mengharuskan semua informasi terkait dengan aspek lingkungan yang
signifikan dihargai dan terus diperbarui.

MEMENUHI SISTEM MANAJEMEN MUTU


Rancangan dan implementasi sistem manajemen mutu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan, tujuan khusus, barang yang disediakan, proses yang dipakai, dan ukuran serta struktur
organisasi tersebut. Standar Internasional ini mendorong penerapan pendekatan proses saat
membuat, menerapkan dan meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu, untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan yang diajukan oleh para pelanggan tersebut.

Agar organisasi bisa berfungsi dengan efektif, organisasi harus mengidentifikasi dan mengatur
sejumlah besar kegiatan yang terkait. Kegiatan yang menggunakan sumber daya dan diatur untuk
memungkinkan transformasi dari input menjadi output bisa dianggap sebuah proses. Seringnya
output dari sebuah proses secara langsung membentuk input untuk yang berikutnya.

pg. 5
Penerapan sebuah sistem atau proses-proses dalam organisasi, bersama dengan identifikasi dan
interaksi proses-proses tersebut, dan pengaturannya, bisa disebut sebagai “pendekatan proses”.
Manfaat pendekatan proses adalah kontrol terus menerus yang diberikannya pada hubungan antara
proses individu dalam sistem proses, sekaligus pada gabungan dan interaksinya.

Contoh sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang ditunjukkan dibawah ini menggambarkan
hubungan-hubungan proses. Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran
yang signifikan dalam menentukan persyaratan input. Memonitor kepuasan pelanggan
mengharuskan adanya evaluasi informasi terkait dengan persepsi pelanggan tentang apakah
organisasi tersebut telah memenuhi persyaratan/permintaan pelanggan atau belum. Contoh yang
ditunjukkan berikut ini melingkupi semua persyaratan Standar Internasional, tapi tidak menunjukkan
proses-proses tersebut secara rinci.

CONTOH PROSES

pg. 6

Anda mungkin juga menyukai