Keputusan PT Djarum Saat Menghadapi Isu Pembatasan dan
pelanggaran Roko Di Indonesia Djarum merupakan salah satu perusahaan rokok berskala nasional dan terbesar di Indonesia. Saat ini Djarum juga mulai merambah skala internasional dengan memproduksi produk-produk khusus untuk pasar di luar Indonesia. Menurut majalah Forbes, Budi Hartono sebagai CEO Djarum bahkan berhasil membawa perusahaannya masuk ke dalam lima perusahaan rokok terbesar di dunia, bersama Philip Morris, British American Tobacco, Reynolds American, dan Imperial Tobacco Group PLC. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1950-an tersebut terbukti telah memiliki brand awareness yang cukup tinggi di mata public, khususnya masyarakat Indonesia. Hal itu terjadi karena selama ini Djarum selalu aktif melancarkan berbagai kegiatan komunikasi yang terwujud melalui beragam program yang meliputi kegiatan marketing, kegiatan CSR, atau kegiatan lainnya yang mencerminkan wajah Djarum sebagai perusahaan yang memberikan efek positif terhadap publik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan terbesar perusahaan rokok saat ini adalah gencarnya isu kesehatan mengenai bahaya merokok. Berbagai isu kesehatan membuat pemerintah mengeluarkan regulasi tentang tembakau dan sigaret. Isu-isu yang beredar di masyarakat antara lain dampak dari kebiasaan merokok. Menurut WHO merokok dapat menyebabkan kematian yakni sekitar 80-90% akibat penyakit kanker paru, sekitar 75% akibat penyakit bronkitis, 40% akibat penyakit kanker kandung kemih, 25% akibat penyakit jantung iskemik dan 18% penyakit stroke (WHO: 2013). WHO juga memperkirakan merokok mengakibatkan 5,4 juta perokok meninggal setiap tahunnya dan akan terus bertambah hingga 8,3 juta pada tahun 2030. Sebagai turunan dari undang-undang nomor 36 tahun 2009, pada 24 Desember 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono resmi menandatangani Peraturan Pemerintah No. 109/2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi Berbagai komunitas yang menentang keberadaan rokok pun mulai gencar menyuarakan visi dan misinya melalui serangkaian kegiatan kampanye yang beragam. Smoke Free Agent (SFA) melalui www.change.org/DukungFCTC mengajak masyarakat untuk mengisi petisi yang bertujuan untuk mendesak Presiden Joko Widodo untuk segera menerapkan Framework Convention on Tobbaco Control (FCTC) di Indonesia. Apabila ratifikasi FCTC di Indonesia terjadi, ada beberapa poin di dalamnya yang dapat merugikan perusahaan rokok diantaranya yaitu kenaikan harga dan cukai rokok serta pelarangan terhadap segala bentuk iklan dan sponsor yang semakin diperketat. Media juga memiliki pengaruh penting terhadap pembentukan citra perusahaan rokok melalui banyaknya pemberitaan dan iklan layanan masyarakat yang bertujuan untuk memojokkan perusahaan rokok. Padahal saat ini pemerintah telah memberlakukan berbagai kebijakan dengan tujuan menekan konsumsi dan peredaran rokok. Bentuk pembatasan yang diberlakukan antara lain adalah larangan bagi produsen melakukan visualisasi rokok dalam iklan, keharusan menyebutkan peringatan atas bahaya merokok terhadap kesehatan dan pembatasan jam tayang iklan rokok di televisi serta radio (Natalia: 2011). Faktor lain yang sangat memukul industri ini adalah pengenaan tarif cukai rokok yang meningkat secara progresif dari tahun ke tahun. Apabila petisi tersebut berhasil, hal itu menunjukkan bahwa masyarakat mendukung gagasan tentang perusahaan rokok yang tidak memberikan pengaruh positif kepada masyarakat Indonesia. Kondisi itulah yang membuat eksistensi dari suatu perusahaan rokok menjadi terancam sehingga diperlukan upaya-upaya untuk menjaga eksistensi perusahaan. Eksistensi suatu perusahaan dapat tercapai jika perusahaan tersebut mendapatkan dukungan dari publiknya, baik internal dan eksternal. Begitu pula dengan konteks perusahaan rokok. Dalam rangka mempengaruhi proses pembuatan keputusan serta kebijakan publik, sejumlah perusahaan rokok yang tergabung dalam GAPPRI (Gabungan Perserikatan Perusahaan Rokok Indonesia) telah dan masih berusaha keras melakukan serangkaian kegiatan advokasi terhadap proses pembuatan keputusan serta kebijakan mengenai tembakau dan rokok. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa pemerintah dapat membuat kebijakan yang tidak merugikan perusahaan rokok dari berbagai aspek kehidupan, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Namun, tetap saja peraturan yang telah dibuat pemerintah tidak akan berarti apapun apabila tidak mendapat dukungan dari masyarakat. Di samping proses advokasi terhadap pemerintah yang saat ini masih terus dilancarkan, masing-masing perusahaan rokok juga menyadari bahwa masyarakat, selain menjadi bagian stakeholder perusahaan, secara politik juga memiliki porsi dalam hal partisipasi terhadap proses pembuatan kebijakan publik. Apabila proses komunikasi tersebut berhasil, akan terbentuk suatu relasi yang saling menguntungkan antara pemerintah, perusahaan rokok, dan masyarakat. perusahaan rokok harus dapat menyesuaikan diri dalam banyak hal dari segi produksi, desain produk, kualitas, minimalisasi dampak produk terhadap kesehatan, hingga strategi komunikasi yang tepat. Dukungan publik terhadap organisasi menujukkan adanya kepercayaan publik yang sekaligus bisa dimaknai bahwa organisasi tersebut memiliki citra dan reputasi yang baik (corporate image). Namun, untuk mendapatkan suatu dukungan atau citra positif dari masyarakat dibutuhkan strategi komunikasi yang tepat. Berdasar pada permasalahan tersebut, maka peneliti ingin melihat lebih jauh bagaimana strategi komunikasi yang digunakan PT. Djarum untuk mendapat dukungan dari masyarakat dalam menghadapi isu pembatasan dan pelarangan rokok di Indonesia. Kegiatan komunikasi yang dilakukan diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa rokok tidak hanya menimbulkan efek negatif saja, tetapi juga memiliki berbagai sisi positif dalam berbagai segi kehidupan. Seperti beberapa keputusan yang di ambil oleh PT Djarum 1. PT. Djarum dalam menanggapi adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Peraturan Pemerintah (PP) 81/1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan yang kemudian direvisi menjadi PP No. 38/2000 diatur batas maksimum kandungan tar dan nicotine per batang rokok sebesar 20 mg dan 1,5 mg. Tidak hanya itu pemerintah juga mengatur promosi rokok lewat sederet aturan diantaranya adalah : kewajiban pencantuman peringatan bahaya merokok di setiap pak rokok dan di setiap iklan rokok, aturan jam tayang iklan rokok di media elektronik yaitu dimulai dari jam 21.30 sd. 05.00. Dari alas an tersebut diatas, PT. Djarum melalui Corporate Communications merancang strategi komunikasinya seperti yang di jelaskan oleh Frank Jefkins dalam proses tranfer humas yaitu, permusuhan menjadi simpati, prasangka menjadi penerimaan, apati menjadi minat dan acuh tak acuh menjadikan pengetahuan. Dianggap tepat dari pada menyiasati PP yang dianggap lebih riskan bila terjadi pelanggaran-pelanggaran pada pabrik rokok, dimana akhir- akhir ini banyak lembaga yang mengkampanyekan anti rokok 2. Dalam mengkomunikasikan image corporate baik internal maupun external, di buat souveneer ataupun barang-barang pecah belah yang menggunakan logo dan font Djarum, hal ini akan mendukung kegiatan PT. Djarum dalam meningkatkan citra positif dimata masyarakat melalui cindera mata sebagai alat untuk mengingatkan kembali para konsumennya. Inipun dianggap perlu untuk professional public relations dalam pelaksanaan dilapangan melalui hubungan terhadap para ulama, pondok pesantren dan ormas Islam, MUI serta hubungan lingkungan dapat dikatakan berhasil dengan adanya. Respons positif dari berbagai pihak ini akan mampu membentuk opini positif tentang kepedulian lingkungan PT. Djarum dan ini akan dapat menjaga keberadaan PT. Djarum sebagai salah satu industri rokok nasional 3. Keberadaan bakti olah raga ini, akan tetapi melalui olahraga bulutangkis nama Djarum telah identik dengan bulutangkis dikarenakan melalui olahraga ini nama-nama besar seperti Liem Swie King, Sigit, Joko, Ardi BW, Hastomo Arbi dan lain-lain turut menyumbangkan citra positif perusahaan, sedangkan program komunikasinya belum dapat dioptimalkan secara penuh. 4. Bagian dari program public relations yang termasuk didalamnya adalah hubungan dengan pemerintah (seperti sebagai sponsor dalam event-event ulangtahun instansi ). PT. Djarum dalam melakukan hubungan baik ini perlu ditingkatkan terus agar kegiatan ini berhasil dengan baik, walaupun masih ada pertentangan-pertentangan yang menyudutkan industri rokok secara keseluruhan.