Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS SIKLUS MANAJEMEN PROSES BISNIS

PADA PT. MAYORA INDAH TBK

Dosen Pengampu:
Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si

Disusun Oleh:
Langen Anggiyanti (43219010015)
Dinda Safira (43219010126)
Tiara Herawati Putri (43219010144)
Putri Nadia Stepani (43219010155)
Milawati (43219010167)

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercubuana
2021/2022
ABSTRAK
Dunia bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih fleksibel, lebih inovatif,
dan lebih profesional. Hal inilah yang menyebabkan tingkat kesuksesan suatu bisnis akan
sangat dipengaruhi dari seberapa baiknya manajemen siklus hidup (lifecycle) dari proses-
proses yang ada di perusahaan tersebut. Saat ini tentunya cukup banyak perusahaan yang
dalam pengoperasian proses bisnis sehari-harinya masih dilakukan secara manual tanpa
otomasi sama sekali. Sementara sebagian lainnya telah terotomasi secara parsial, dimana
bagian IT masih memiliki kendali penuh terhadap proses-proses yang diotomasi tersebut.
Dengan kondisi seperti ini tentunya sangat tidak menguntungkan bagi keberadaan perusahaan
dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini.
Pada permasalahan tersebut dibutuhkan sistem Business Process Management (BPM)
yang diharapkan dalam otomasi suatu proses bisnis akan dapat dilakukan secara cepat.
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola
perubahan. Langkah-langkah dalam menganalisis siklus manajemen proses bisnis terdiri dari
7 proses, diantaranya yaitu identifikasi, model, analisis, improvement, penerapan, eksekusi,
dan pengawasan.
Dalam pengimplementasian analisis siklus manajemen proses bisnis pada PT. Mayora
Indah, terdapat beberapa hal yang diperlukan dalam mendukung analisis siklus manajemen
proses bisnis pada PT. Mayora Indah, yaitu (1) Manage Proses, (2) Set Direction, (3) Set
Strategi, (4) Direct Business, (5) Core Business, (6) Support Process, (7) Paletisasi, (8)
Pengemasan, (9) Sistem pengawasan persediaan, (10) Prosedur memproses pesanan, serta
(11) Pemilihan metode pengangkutan.

Keyword : Business Process Management, Management Cycle, Siklus Manajemen


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis Proses Bisnis adalah Kajian yang dilakukan untuk mengetahui urutan
pelaksanaan dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
dengan menggunakan berbagai sumber daya. Analisis proses bisnis umumnya
melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau
kegiatan. (Dizadmin, 2019)
Dunia bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih fleksibel, lebih
inovatif, dan lebih profesional. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap bisnis pasti
“diatur” dan “dioperasikan” oleh suatu himpunan proses bisnis. Hal inilah yang
menyebabkan tingkat kesuksesan suatu bisnis akan sangat dipengaruhi dari seberapa
baiknya manajemen siklus hidup (lifecycle) dari proses-proses yang ada di perusahaan
tersebut. Perusahaan yang mampu menciptakan, mengontrol, merubah, dan memperbaiki
setiap proses bisnisnya dengan mudah dan fleksibel akan mempunyai kemampuan untuk
tetap berada di barisan terdepan dalam persaingan.
PT Mayora Indah,Tbk adalah kegiatan usaha perseroan di bidang industri yang
menghasilkan berbagai produk inovasi olahan makanan dan minuman. Hasil poduksi dari
perusahaan ini banyak dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Aspek manajerial dalam
perusahaan ini perlu untuk dianalisis, sebab PT Mayora Indah,Tbk dikenal sebagai
market leader yang sukses menghasilkan produk-produk yang menjadi pelopor pada
kategorinya masing-masing.
Dengan sistem Business Process Management (BPM) maka diharapkan akan
menjawab masalah-masalah di atas. Dengan sistem BPM, maka otomasi suatu proses
bisnis akan dapat dilakukan secara cepat. Selain itu, kendali terhadap proses yang
terotomasi yang selama ini masih dipegang oleh bagian IT, akan menjadi milik dari
pihak manajemen sepenuhnya, pihak yang memang lebih tepat untuk hal tersebut.
Sebuah solusi sistem BPM yang lengkap akan men-support seluruh fase dari Process
Lifecycle yaitu mulai dari Definisi Proses, Eksekusi & Kontrol Proses, hingga
Monitoring dan Perbaikan Proses. Process Lifecycle ini berbentuk suatu loop tertutup
dimana setelah fase terakhir, proses akan selalu dapat berulang ke fase pertama kembali.
Dukungan terhadap full process lifecycle seperti ini tentunya akan sangat membantu
perusahaan dalam usaha dalam peningkatan kualitas proses bisnisnya yang
berkesinambungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis?
2. Bagaimana proses penerapan Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis?
3. Bagaimana hambatan dan tantangan Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis?
4. Apa saja komponen utama dalam Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis?
5. Apa saja keuntungan dari pemanfaatan solusi Analisis Siklus Manajemen Proses
Bisnis?
6. Bagaimana implementasi Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis yang terjadi
pada PT Mayora Indah Tbk?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis
2. Untuk mengetahui bagaimana proses penerapan Analisis Siklus Manajemen Proses
3. Untuk mengetahui bagaimana hambatan dan tantangan Analisis Siklus Manajemen
Proses Bisnis
4. Untuk mengetahui komponen utama Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis
5. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dari pemanfaatan solusi Analisis Siklus
Manajemen Proses Bisnis
6. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Analisis Siklus Manajemen Proses
Bisnis yang terjadi pada PT Mayora Indah Tbk
LITERATUR TEORI

Menurut Asosiasi Profesional Manajemen Proses Bisnis, Manajemen Proses Bisnis


yaitu Suatu cara untuk mengidentifikasi, merancang, melaksanakan, mendokumentasikan,
mengukur, memantau, dan mengendalikan baik proses bisnis otomatis maupun non-otomatis,
tercapai hasil yang konsisten dan target sesuai tujuan strategis sebuah organisasi dengan
metode pendekatan disiplin. melibatkan definisi, perbaikan, inovasi, dan pengelolaan bisnis
end-to-end yang disengaja, kolaboratif yang semakin didukung untuk mendorong hasil bisnis,
menciptakan nilai, dan memungkinkan sebuah organisasi memenuhi tujuan bisnisnya dengan
lebih banyak ketangkasan. Manajemen proses bisnis memungkinkan perusahaan
menyelaraskan proses dengan strategi bisnisnya untuk menghasilkan kinerja perusahaan
efektif secara keseluruhan melalui peningkatan aktivitas kerja tertentu baik di departemen
tertentu, seluruh perusahaan, atau di antara organisasi.
Manajemen proses bisnis atau ( Business Process Management ) adalah metode yang
secara konstan menganalisis, meningkatkan, dan mengotomatisasi proses. Namun, Business
Process Management bukan sesuatu yang perusahaan lakukan sekali saja tetapi terus
perusahaan tingkatkan. Manajemen proses bisnis termasuk dalam metode pengelolaan
operasional perusahaan.
Dengan menerapkannya, Perusahaan harus mengetahui gambaran umum tentang
siklus proses Manajemen proses bisnis ( Business Process Management ) yaitu, langkah-
langkah tepat yang perlu perusahaan ambil untuk bekerja pada setiap proses yang ada.
Manajemen proses bisnis memiliki 5 tahapan atau langkah dalam proses pengaplikasiannya,
yaitu:

1. Desain (Design)
Setiap perusahaan memiliki proses. Namun, tidak semuanya benar-benar dapat
perusahaan uraikan. Bagian “desain” berarti mengidentifikasi suatu proses dan mencari
tahu dimana ia mulai, apa saja yang terdiri dari itu, dan dimana ia berakhir.
2. Pemodelan (Modeling)
Setelah Perusahaan mengidentifikasi suatu proses, perusahaan harus menggambarkannya
dalam sebuah bagan model. Tanpa adanya penggambaran, proses analisis akan sangat
sulit. Biasanya, pemodelan menggunakan diagram alur kerja jika prosesnya sederhana,
atau salah satu dari banyak teknik pemetaan proses bisnis yang ada.
3. Analisis (Analyst)
Sekarang perusahaan sudah memiliki diagram alur kerja, maka dapat mulai
menganalisisnya. Jawablah pertanyaan berikut untuk menganalisa operasional alur kerja.
Apakah ada langkah-langkah dalam proses yang tidak benar-benar menambah nilai?
Apakah ada cara untuk menghapusnya?. Dalam analisa ini kita akan mengeliminasi setiap
proses yang tidak menghasilkan value atau nilai pada perusahaan.
4. Pemantauan (Monitoring)
Perusahaan tidak dapat meningkatkan proses tanpa mengetahui seberapa baik kinerja.
Selain itu, harus dapat mengetahui apakah perubahan yang perusahaan buat memiliki
dampak positif atau tidak. Sehingga memerlukan data pembanding berupa standar kinerja
dan data hasil lapangan untuk mengetahui apakah perbaikan yang telah perusahaan buat
memiliki dampak baik atau buruk. Pemantuan ini dilakukan dalam periode waktu
tertentu.
5. Meningkatkan (Improving)
Setelah melakukan proses pemantauan, hasilnya dapat diketahui apakah perubahan yang
telah dibuat memiliki dampak positif atau tidak. Jika hasilnya positif, perusahaan dapat
menerapkan perubahan tersebut, jika tidak perusahaan akan menggunakan metode lama
sambil mencari metode baru yang lebih berhasil.
PEMBAHASAN

A. Definisi Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis


Dunia bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih fleksibel, lebih inovatif,
dan lebih profesional. Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap bisnis pasti diatur dan
dioperasikan oleh suatu himpunan proses bisnis. Hal inilah yang menyebabkan tingkat
kesuksesan suatu bisnis akan sangat dipengaruhi dari seberapa baiknya manajemen siklus
hidup (lifecycle) dari proses-proses yang ada di perusahaan tersebut. Perusahaan yang
mampu menciptakan, mengontrol, merubah, dan memperbaiki setiap proses bisnisnya
dengan mudah dan fleksibel akan mempunyai kemampuan untuk tetap berada di barisan
terdepan dalam persaingan.
Saat ini tentunya cukup banyak perusahaan yang dalam pengoperasian proses bisnis
sehari-harinya masih dilakukan secara manual tanpa otomasi sama sekali. Sementara
sebagian lainnya telah terotomasi secara parsial, dimana bagian IT masih memiliki
kendali penuh terhadap proses-proses yang diotomasi tersebut. Dengan kondisi seperti ini
tentunya sangat tidak menguntungkan bagi keberadaan perusahaan dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini.
Pada permasalahan tersebut dibutuhkan sistem Business Process Management (BPM)
yang diharapkan dalam otomasi suatu proses bisnis akan dapat dilakukan secara cepat.
Selain itu, kendali terhadap proses yang terotomasi yang selama ini masih dipegang oleh
bagian IT, akan menjadi milik dari pihak manajemen sepenuhnya, pihak yang memang
lebih tepat untuk hal tersebut.
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk
mengelola perubahan. BPM membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol
seluruh elemen pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow.
BPM meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan mekanisme feedback yang
lebih baik. Review yang berkesinambungan dan real-time akan membantu perusahaan
dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian mengatasinya secara lebih cepat sebelum
masalah tersebut berkembang menjadi lebih besar.
B. Penerapan Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis
Terdapat 7 langkah dalam analisis siklus manajemen proses bisnis yaitu diantaranya:
1. Proses Identifikasi
Ketika Anda menggambar proses model untuk satu proses dan dianalisis satu
proses, ini memberikan Anda pemahaman awal untuk karakteristik proses. Namun,
hal ini menyederhanakan realitas yang harus dihadapi. Faktanya adalah bahwa
sebagian besar perusahaan memiliki ratusan, bahkan ribuan proses. Karena proyek
proses engineering jelas dapat menjadi sangat kompleks, maka perlu untuk
mengidentifikasi proses yang paling penting. Diperlukan sebuah pedoman tentang
bagaimana melakukan prioritas terhadap proses yang akan dianalisa.

2. Proses Model
Sebelum proses kegiatan modeling dapat memulai, harus didefinisikan terlebih
dahulu bagaimana proses harus dimodelkan. Tujuan pemodelan proses bisa berbeda-
beda. Pemodelan proses meningkatkan transparansi tentang organisasi proses, dengan
cara yang sama dengan cara bagan organisasi menggambarkan struktur organisasi.
Dalam hal pemodelan proses berlangsung sebagai bagian dari reorganisasi
proses, itu lebih penting untuk menyoroti kelemahan dan mengidentifikasi
kemungkinan perbaikan. Jika model proses yang digunakan untuk memilih solusi
perangkat lunak baru, itu akan berguna untuk melihat bagaimana alternatif solusi
perangkat lunak mendukung proses tertentu. Proses model juga dapat memberikan
masukan bagi software developer yang mengembangkan perangkat lunak baru
berdasarkan spesifikasi dan persyaratan proses bisnis yang berlaku. Selain itu, model
proses dapat menyoroti interface untuk pelanggan dan memberikan manfaat untuk
proyek Customer Relationship Management.

3. Proses Analisis
Proses analisis dilakukan untuk mengidentifikasi ‘pain points’ yang ada pada
setiap proses. Berdasarkan model proses yang ada, tim analis bisnis/business analyst,
orang-orang IT, perwakilan bisnis yang terlibat dan, biasanya, konsultan eksternal
menganalisis proses secara rinci. Mereka mengidentifikasi tujuan proses dan mendata
setiap kekurangan pada proses yang ada saat ini.
4. Proses Improvement
Tahap perbaikan proses adalah fase paling kreatif dari proyek proses
engineering. Tahap pemodelan as-is bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan
proses (proses awareness) dari sebuah organisasi. Tahap perbaikan proses (process
improvement) akan mengevaluasi ide-ide alternatif dan ‘menggerakan’ organisasi ke
sesuatu yang baru atau berbeda. Semua informasi yang tersedia dari proses yang ada
saat ini dan pain point mereka, kendala yang ada dan sumber daya yang tersedia,
model refrensi dan best practice yang available, semua perlu dikonsolidasikan pada
saat proses perbaikan.
Untuk meningkatkan proses bisnis sebuah organisasi, dibutuhkan pengalaman
proyek proses engineering yang komprehensif. Setiap proses terlihat berbeda dan
tidak ada jawaban umum untuk bagaimana proses dapat ditingkatkan. Namun
demikian, setidaknya terdapat beberapa pedoman umum untuk meningkatkan proses-
proses yang ada. Pedoman ini akan membantu manajer proyek untuk
mengidentifikasi peluang dalam proyek mereka.
Ide-ide berikut ini terbagi dalam tiga bidang:
- Perbaikan Terkait dengan Hasil Tertentu dari Suatu Proses
Tidak hanya berarti produk jadi pada akhir proses tapi semua jenis objek yang
menjadi bagian dari kegiatan sebuah proses. Sebagai contoh, hasil dapat
mencakup bahan baku, palet, pesanan pembelian, aplikasi atau faktur.
- Perbaikan yang Berkaitan dengan Aliran Kegiatan Proses
Difokuskan pada kegiatan yang dilakukan dalam proses. Pendekatan kegiatan
yang berorientasi untuk perbaikan proses adalah titik awal yang paling jelas
untuk proyek-proyek proses engineering, karena mereka secara langsung
mempengaruhi struktur proses.
- Perbaikan yang Berkaitan dengan Sumber Daya yang Terlibat dalam Proses
Difokuskan pada sumber daya yang terlibat dalam proses. Kita akan membahas
dua pendekatan yang menargetkan sumber daya. Pertama, keuntungan dari
kegiatan yang diintegrasikan akan dijelaskan. Ide dasarnya adalah untuk
meningkatkan jumlah kegiatan per orang. Kedua, tugas optimal sumber daya
untuk kegiatan akan dibahas.
5. Proses Penerapan
Implementasi perbaikan proses terdiri dari dua domain, yaitu organisasi dan
IT. Dari sudut pandang organisasi, anggota staf yang terlibat harus dilatih dalam
prosedur baru. Hal ini dapat mencakup penjelasan tentang tujuan baru, interface baru,
dan kebijakan baru, dll, untuk meningkatkan kesadaran terhadap orientasi proses
yang akan diimplementasikan. Selain menjadi akrab dengan bagan organisasi
hirarkis, semua orang perlu memahami bagaimana dia atau karyanya tertanam dalam
proses lintas fungsional.
Dari IT point-of-view, implementasi proses mencakup pengembangan
perangkat lunak baru atau konfigurasi paket standar seperti software ERP. Model
proses high leveldapat digunakan sebagai deskriptor persyaratan. Mereka
membutuhkan transformasi menjadi deskripsi yang lebih rinci untuk menjadi berguna
bagi developer atau engineer perangkat lunak.
Implementasi proses juga merupakan tahap di mana ide-ide,
didokumentasikan dalam model proses to-be, dan seringkali harus diubah lagi.
Beberapa ide mungkin menjadi terlalu mahal atau terlalu banyak memakan waktu
untuk diwujudkan. Dalam beberapa kasus yang dimana melibatkan karyawan,
seringkali terjadi kasus dimana karyawan-karyawan tersebut sangat rentan dengan
perubahan yang ada.
Hal ini juga mungkin dikarenakan adanya kendala dan tujuan yang telah
berubah sejak adanya to-be model proses yang dirancang. Dengan demikian,
implementasi proses berarti mengambil situasi terkini menjadi pertimbangan dalam
proses membawa to-be model proses menjadi go-live.

6. Proses Ekseskusi
Biasanya, sebuah proyek engineering proses dianggap selesai ketika proses
baru sudah diimplementasikan. Pada tahap ini, para konsultan eksternal telah
menyerahkan laporan akhir mereka dan keluar dari proyek. Sampai tahap ini, proyek
hanya dikonsumsi oleh uang yang sudah dikeluarkan untuk melakukan engineering
terhadap proses. Tahap eksekusi proses seharusnya fase proyek dimana sebuah
organisasi dapat merasakan manfaat yang diharapkan dari proyek tersebut, dan sering
kali fase ini tidak mendapat perhatian seperti fase-fase sebelumnya.
7. Proses Pengawasan
Proses pengawasan merupakan dasar untuk manajemen perubahan proses.
Delivery dari data kinerja saat ini adalah prasyarat dan cara yang cepat untuk
mengadopsi proses bisnis dan menjadikannya sebagai requirement baru. ‘Proses
Pemantauan’ memiliki arti untuk mengumpulkan data tentang kegiatan saat ini. Data
tersebut bisa berupa jumlah keluhan pelanggan saat ini atau status pesanan
pelanggan. ‘Proses Mengontrol’ melampaui pengumpulan data murni dan termasuk
agregasi dan evaluasi data. Hal ini dapat mencakup mengevaluasi data waktu dengan
biaya, melakukan analisis statistik untuk dokumen yang memiliki karakteristik
serupa, atau melakukan forecasting untuk pengembangan ke depan. ‘Proses
Mengontrol’ memiliki tiga perspektif utama: hasil proses, kegiatan dan sumber daya.

C. Hambatan dan Tantangan Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis


Manajemen perubahan organisasi membutuhkan dedikasi, kejelasan visi, dan
kesabaran agar menjadi efektif. Sementara setiap organisasi akan menghadapi
serangkaian hambatan dan tantangan yang berbeda ketika melakukan inisiatif manajemen
proses bisnis (BPM). Hambatan dan tantangan tersebut diantaranya:
1. Kurangnya komitmen kepemimpinan
2. Karyawan tidak terlibat
3. Kompleksitas dan variabilitas proses
4. Tidak ada kerangka peningkatan proses
5. Organisasi yang regid atau sulit berubah
6. Patner local dan implementor yang tidak kompeten
7. Platform BPM yang tidak flexible

D. Komponen Utama Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis


Empat komponen penting dari BPM, yaitu:
1. Process engine – mencakup aturan bisnis, platform yang kuat untuk pemodelan dan
pelaksanaan aplikasi berbasis proses
2. Analisis bisnis - identifikasi masalah, tren, dan peluang bisnis dengan laporan dan
dasbor, bereaksi sesuai dengan itu yang dimungkinkan oleh para manajer
3. Pengelolaan konten - menyimpan dan mengamankan dokumen elektronik, gambar,
dan file lainnya yang disediakan sistem
4. Alat kolaborasi - komunikasi intra dan antardepartemen melalui forum diskusi, ruang
kerja dinamis, dan papan pesan dengan dihapus hambatanya

E. Keuntungan dan Pemanfaatan Solusi Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis


Terdapat 5 keuntungan dari adanya pemanfaatan analisis siklus manajemen proses bisnis,
yaitu diantaranya:
1. Hemat biaya
2. Efisiensi dan efektifitas kinerja
3. Praktis dan transparan
4. Konsumen senang, staff puas
5. Ketaatan, keselamatan, dan keamanan

F. Implementasi Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis PT. Mayora Indah Tbk.
Dalam implementasi siklus manajemen proses bisnis pada PT. Mayora Indah Tbk.
terdapat beberapa hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendukung siklus
manajemen proses bisnisnya. Terdapat beberapa hal yang diperlukan dalam mendukung
analisis siklus manajemen proses bisnis pada PT. Mayora Indah yaitu diantaranya:
1. Manage Process
Adalah rangkaian aktivitas perencanaan dan pengawasan kinerja dalam suatu proses
bisnis. Salah satu kegiatan perencanaannya adalah pembuatan visi dan misi
perusahaan. Dalam Manage Process perusahaan harus melakukan 3 hal yaitu set
direction, set strategy, dan direct business. Manage Process PT. Indofood adalah
sebagai berikut.
2. Set Direction
Didefinisikan sebagai penentuan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuan.
Berikut merupakan visi dan misi dari PT. Mayora indah Tbk :
Visi dan Misi Perusahaan
- Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di
mata konsumen domestik maupun internasional dan menguasai pangsa pasar
terbesar dalam kategori produk sejenis.
- Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata industri dan memberikan
value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perseroan.
- Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana
Perseroan berada.
3. Set Strategi
Merupakan upaya yang lebih spesifik dari misi yang digunakan perusahaan untuk
mengembangkan visi dan misinya agar mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam
menentukan strategi perusahaan harus peham mengenai kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang mungkin diperoleh. Berikut
merupakan strategi yang diterapkan oleh PT. Mayora indah Tbk :
a. Strategi Pemasaran
- Melaksanakan aktifitas promosi di lapangan yang sesuai dengan masing-
masing target pasar yang ditujuh yakni melalui beberpa media dan secara
aktif mendirikan stand diberbagai daerah dan dibeberapa acara yang mampu
menarik minat konsumen
- Perusahaan juga mengembangkan produk-produk yang mempunyai kualitas
tinggi dengan harga yang sebanding dalam memenuhi kebutuhan konsumen
serta penamaan produk yang membuat konsumen mudah mengingatnya
misalnya pada varian kopi
- Strategi jemput bola dalam menggarap pasar kopi susu ini. Salah satu
langkah yang diterapkan adalah menyediakan jasa kopi seduh di berbagai
lokasi, mulai dari pusat perbelanjaan hingga menggunakan sepeda keliling.
b. Strategi Distribusi :
- Dengan adanya proses ekspor secara langsung dan tidak langsung hal
tersebut membuahkan hal yang cukup baik untuk perusahaaan .
- Tetap menjalankan 3P untuk memperluas dan menganmbangkan produk-
produknya baik didalam negri maupun diluar negri ,karena perusahaan tetap
optimis akan membuat produk nya slalu dikenal oleh masyarakat luar
ataupun dalam negri.
4. Direct Business
Merupakan proses perencanaan untuk jangka pendek maupun jangka panjang yang
digunakan perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya agar tujuan perusahaan
mampu dicapai. Berikut merupakan beberpa contoh Direct Business dari PT. Mayora
indah Tbk :
Untuk memperluas pasar asing Kami memiliki rancangan strategis jangka
panjang, dalam hal ini ekspansi lebih dari 80 negara yang kami eksis saat ini. Tetapi
hal yang terpenting buat kamiadalah bagaimana kami dapat membesarkan dan
membangun sustainable bisnis, dan gain strong market position di negara yang kami
eksis saat ini.
5. Core Business
Adalah proses yang berkaitan dengan produk, antara lain yaitu pengembangan
produk,, cara memperoleh dan memesan produk, cara memenuhi pesanan, dan
dukungan untuk produk :
- Develop product (pengembangan product)
- Melakukan inovasi produk terbaru
- Memenuhi kebutuhan konsumen
- Meningkatkan kualitas produk
- Get order ( cara memperoleh dan memesan produk )
- Memperluas jaringan pemasaran dalam dan luar negri
- Menyediakan stand diberbagai lokasi misalnya menyediakan kopi seduh dipusat
perbelanjaan .
- Fullfill order
- Menjaga dan meningkatkan kualitas produk
- Teknologi pengemasan produk menggunakan teknologi tingkat tinggi
- Meningkatkan produktivitas karyawan
- Support product
- Perusahaan mengutamakan kualitas produk-produk baru untuk kebutuhan pasar
- Menggunakan saluran distribusi kreatif menjadi sumber keunggulan bersaingnya
- Menggunakan media dan stand untuk proses promosi dan mengurangi
penggunaan iklan untuk meminimasi pengeluaran.
6. Support Process
Support Process merupakan kegiatan yang diupayakan oleh perusahaan untuk
mendukung berjalannya bisnis perusahaan.
a. Human resources managemen
b. Financial accounting
Mengerjakan fungsi cost accounting,audit,finance,system and produce ,dan
accounting GL pada perusahaan .
c. Information technology and maintence management
7. Paletisasi
Dalam paletisasi, penanganan barang-barang baik itu berupa bahan baku maupun
barang jadi dipakai suatu alat yang disebut palet. Dengan alat ini barang-barang dapat
dipindahkan secara cepat. Penggunaannya akan lebih ekonomis apabila material yang
ditangani jumlahnya besar.
8. Pengemasan
Barang-barang yang ditangani ditempatkan dalam suatu kemasan atau peti kemas
baik dari logam, kayu, ataupun bahan yang lain. Biasanya kemasan ini dibuat dalam
ukuran-ukuran tertentu sehingga sangat mudah dalam pengangkutannya.
9. Sistem Pengawasan Persediaan
Faktor penting yang lain dalam sistem distribusi fisik adalah mengadakan
pengawasan secara efektif terhadap komposisi dan besarnya persediaan. Adapun
tujuan dari pengawasan persediaan adalah meminimumkan jumlah persediaan yang
diperlukan, dan meminimumkan fluktuasi dalam persediaan sambil melayani pesanan
dari pembeli. Besarnya persediaan sangat ditentukan oleh keseimbangan kebutuhan
pasar dengan faktor biaya. Sedangkan permintaan pasar dapat diukur dengan
menggunakan analisis ramalan penjualan.
10. Prosedur Memproses Pesanan
Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk memproses pesanan antara lain :
menyelenggarakan kegiatan kantor secara teratur, membuat barang dengan baik, serta
menyampaikannya kepada pembeli. Jika perusahaan tidak sanggup atau tidak mampu
melaksanakan pesanan, maka ia harus memberitahu kepada pembeli.
11. Pemilihan Metode Pengangkutan
Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan
mempunyai hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi
persediaannya. Selain itu fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor
penentu.
KESIMPULAN

Dunia bisnis saat ini menuntut setiap perusahaan untuk lebih fleksibel, lebih inovatif,
dan lebih profesional. Saat ini tentunya cukup banyak perusahaan yang dalam pengoperasian
proses bisnis sehari-harinya masih dilakukan secara manual tanpa otomasi sama sekali.
Sementara sebagian lainnya telah terotomasi secara parsial, dimana bagian IT masih memiliki
kendali penuh terhadap proses-proses yang diotomasi tersebut. Dengan kondisi seperti ini
tentunya sangat tidak menguntungkan bagi keberadaan perusahaan dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini.
Manajemen Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk
mengelola perubahan. BPM membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh
elemen pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow. BPM
meningkatkan kualitas proses bisnis melalui penyediaan mekanisme feedback yang lebih
baik.
Ada beberapa langkah dalam analisis siklus manajemen proses bisnis yaitu
diantaranya: (1) Proses Identifikasi, (2) Proses Model, (3)Proses Analisis, (4) Proses
Improvement, (5) Proses Penerapan, (6) Proses Ekseskusi, dan (7) Proses Pengawasan.
Hambatan dan tantangan analisis siklus manajemen proses bisnis, yaitu diantaranya:
(1) Kurangnya komitmen kepemimpinan, (2) Karyawan tidak terlibat, (3) Kompleksitas dan
variabilitas proses, (4) Tidak ada kerangka peningkatan proses, (5) Organisasi yang regid atau
sulit berubah, (6) Patner local dan implementor yang tidak kompeten, dan (7) Platform BPM
yang tidak flexible.
Komponen utama analisis siklus manajemen proses bisnis, yaitu diantaranya: Process
engine, Analisis bisnis, Pengelolaan konten, dan Alat kolaborasi.
Keuntungan dari adanya pemanfaatan analisis siklus manajemen proses bisnis, yaitu
diantaranya: (1) Hemat biaya, (2) Efisiensi dan efektifitas kinerja, (3) Praktis dan transparan,
(4) Konsumen senang, staff puas, dan (5) Ketaatan, keselamatan, dan keamanan.
Implementasi Analisis Siklus Manajemen Proses Bisnis PT. Mayora Indah Tbk.
Terdapat beberapa hal yang diperlukan dalam mendukung analisis siklus manajemen proses
bisnis pada PT. Mayora Indah yaitu diantaranya: Manage process, Set direction, Set strategi,
Direct business, Core business, Support process, Paletisasi, Pengemasan, Sistem pengawasan
persediaan, Prosedur memproses pesanan, dan Pemilihan metode pengangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1),
10-23.
Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business Process
Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano Assembly Process.
Journal of Scientific and Engineering Research, 5(5), 511-527.
Dizadmin. (2019, April 13). Analisa Proses Bisnis. Retrieved September 29, 2021, from
https://diznet.co.id/: https://diznet.co.id/2019/04/analisa-proses-bisnis/
Aziz, Asep. 2009. Manajemen Siklus Hidup Proses Bisnis (Business Process Lifecycle
Manajemen)https://asepazis.wordpress.com/manajemen-siklus-hidup-proses-bisnis-
business-process-lifecycle-management/ (diakses 29 September 2021)
Warsidi, CA. 2017. Manajemen Proses Bisnis.
https://students.warsidi.com/2017/06/manajemen-proses-bisnis.html (diakses 29
September 2021)
Angga. 2013. Bisnis Proses (Business Process Management). https://ipqi.org/bisnis-proses-
manajemen/ (diakses 29 September 2021)
Bpratomo. 2019. Siklus Proses Bisnis. https://www.bpratomo.com/siklus-proses-bisnis/
(diakses 29 September 2021)
Delta Data. 2019. 7 Hambatan Manajemen Proses Bisnis Paling Umum.
https://www.deltadatamandiri.com/post/7-hambatan-manajemen-proses-bisnis-paling-
umum (diakses 29 September 2021)
Global Leadership Center. 2016. Manfaat Dahsyat Manajemen Proses Bisnis.
https://glcworld.co.id/5-manfaat-dahsyat-manajemen-bisnis-proses/ (diakses 29
september 2021)

Anda mungkin juga menyukai