Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MANAJEMEN PROSES BISNIS PT MAYORA INDAH

Dosen Pengampu:
Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si

Disusun Oleh:
Langen Anggiyanti (43219010015)
Dinda Safira (43219010126)
Tiara Herawati (43219010144)
Putri Nadia Stepani (43219010155)
Milawati (43219010167)

Program Studi S1 Akuntansi


Fakultas ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercubuana
2021/2022
ABSTRAK

Proses bisnis merupakan suatu rangkaian dari suatu aktivitas yang dirancang dalam
menyelesaikan tujuan organisasi untuk mencapai hasil yang telah ditentukan untuk
pelanggan. Selain itu, Proses bisnis dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam
perusahaan, dimana proses bisnis dapat disesuaikan dengan keadaan suatu perusahaan
sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Adanya analisis proses bisnis dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja dari suatu perusahaan karena dengan adanya analisis proses
bisnis maka kegiatan yang dilakukan perusahaan dapat lebih teratur. Dalam hal meningkatkan
produktivitas dan kualitas proses bisnis serta mengurangi biaya aktivitas produksi, maka
perusahaan harus melakukan perkembangan dan perbaikan berkesinambungan. Oleh karena
itu, manajemen proses bisnis sangat diperlukan oleh setiap departemen akan menghadapi
tantangan seperti proses bisnis yang kompleks, data pekerjaan yang tidak dimasukkan, dan
kesulitan dalam memantau proses di tiap-tiap departemen.

Kata Kunci: Manajemen Proses Bisnis


Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas
dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya
persaingan antara perusahaan membuat setiap perusahaan berusaha untuk memberikan
yang terbaik bagi pelanggannya baik berupa produk maupun jasa. PT. Mayora Indah Tbk
atau Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia
yang termasuk kegiatan perseroan di bidang industri yang menghasilkan berbagai produk
inovasi olahan makanan dan minuman. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta
sejak tanggal 14 Juli 1990. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT.
Unita Branindo sebanyak 32,93%. Hasil produksi dalam perusahaan ini banyak dinikmati
oleh masyarakat Indonesia. PT. Mayora IndahTbk dikenal sebagai market leader yang
sukses menghasilkan produk-produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing-
masing.
Manajemen Proses bisnis akan menghasilkan suatu produk serta kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan berdasarkan tujuan perusahaan tersebut. Proses bisnis adalah sebuah
sistem dalam bisnis itu sendiri yang membangun progres untuk mempertahankan serta
mengembangkan bisnis yang didirikan. Suatu proses bisnis yang baik harus mempunyai
tujuan mengefektifkan, mengefisienkan dan meningkatkan produktifitas dari suatu
organisasi. Suatu organisasi secara umum tentu saja mempunyai tujuan agar dapat
bertahan hidup selama mungkin dan selalu meningkat kinerja serta produktifitasnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka suatu organisasi membutuhkan suatu proses bisnis
yang baik untuk mendukung berjalannya organisasi tersebut. Sementara Struktur
organisasi adalah suatu system yang menggambarkan rantai perintah, hubungan
pekerjaan, tanggung jawab, rentang kendali dan pimpinan organisasi yang berfungsi
sebagai kerangka kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasi
secara formal. Struktur organisasi menunjukkan alur perintah yang mengindikasikan
jabatan pekerjaan yang harus dipertanggung jawabkan olehmasing-masing tipe karyawan.

Profil Perusahaan
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik
pertama berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada tahun 1990.
Kegiatan Usaha serta Jenis Produk yang Dihasilkan
Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha Perseroan diantaranya adalah
dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki
6 (enam) divisiyang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi,
Divisi Merk Dagang
Biskuit Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O Lai, Sari
Gandum, SariGandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress
Kembang Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy Milk
Gula
Wafer Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer
Coklat,Roma Zuperrr Keju
Coklat Choki-choki
Kopi Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu, Torabika Moka,
Torabika3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko
White Coffee,Kopiko White Mocca
Makanan Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit
Kesehata
n

Di Indonesia, Perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang


memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenalsebagai market leader
yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing
masing. Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut diantaranya :
1. Permen Kopiko, pelopor permen kopi.
2. Astor, pelopor wafer stick.
3. Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat.
4. Choki-choki, pelopor coklat pasta.
5. Energen, pelopor minuman cereal
6. Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix

Hingga saat ini, Perseroan tetap konsisten pada kegiatan utamanya, yaitu dibidang
pengolahan makanan dan minuman. Sesuai dengan tujuannya, Perseroan bertekad akan
terus-menerus berupaya meningkatkan segala cara dan upaya untuk mencapai hasil yang
terbaik bagi kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha, pemegang saham, dan para
konsumennya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Proses Bisnis?
2. Bagaimana proses penerapan Manajemen Proses Bisnis?
3. Bagaimana hambatan dan tantangan Manajemen Proses Bisnis?
4. Apa saja komponen utama Manajemen Proses Bisnis?
5. Apa saja keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses Bisnis?
6. Bagaimana implementasi Manajemen Proses Bisnis yang terjadi di lapangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dimaksud dari Manajemen Proses Bisnis
2. Untuk mengetahui Implementasi Manajemen Proses Bisnis yang Terjadi di
Lapangan
3. Untuk mengetahui Proses Penerapan Manajemen Proses Bisnis
4. Untuk mengetahui Hambatan dan Tantangan Manajemen Proses Bisnis
5. Untuk mengetahui Komponen Utama Manajemen Proses Bisnis
6. Untuk mengetahui Keuntungan dari Pemanfaatan Solusi Manajemen Proses
Literatur Teori

Menurut pendapat para ahli, bisnis merupakan organisasi yang menyediakan barang
dan atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan laba. Dalam pengertian lain,
bisnis merupakan sebuah organisasi atau sistem ekonomi di mana barang dan
jasa dipertukarkan satu sama lain atau dengan uang.
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang
membutuhkan satu atau lebih inputan dan saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah
tertentu atau yang menghasilkan output (produk atau layanan) yang bermanfaat demi meraih
tujuan organisasi. Suatu proses bisnis dapat berjalan baik apabila terdapat proses manajemen
di dalamnya. Manajemen proses bisnis adalah bagian dari manajemen operasi yang mengkaji
peningkatan kinerja perusahaan mencapai proses bisnis yang telah dikelola dengan maksimal
atau dengan kata lain sebagai proses optimasi proses. BPM akan memungkinkan organisasi
dapat berjalan secara lebih efisien, efektif serta mampu berubah dan mempengaruhi biaya dan
pendapatan sebuah organisasi.
Suatu proses bisnis perlu dianalisis untuk dapat memanfaatkan segala hal yang terdapat
di dalamnya. Analisis proses bisnis merupakan kajian yang dilakukan untuk mengetahui
urutan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi untuk tujuan mendapatkan keuntungan
dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki.
Dalam suatu proses bisnis, terdapat 3 proses utama, yaitu Proses Operasional, Proses
Konseptual, dan Proses Informasi. Ketiga proses ini perlu dianalisis guna mempelajari dan
memahami bagaimana aktifitas dan funsi dari suatu proses bisnis dapat berjalan sesuai
dengan pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, analisis proses bisnis juga bertujuan
mempelajari kumpulan proses dan aktifitas dari proses bisnis yang digunakan organisasi dan
mempelajari seberapa jauh proses bisnis ini mencapai tujuan organisasi.
PEMBAHASAN

A. Definisi Manajemen Proses Bisnis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Suryatama, manajemen
adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Kata manajemen
berasal dari bahasa perancis kuno, yaitu management, yang memiliki arti “Seni
melaksanakan dan mengatur.”

Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas dalam berbagai macam proses dari
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang dan mekanisme kerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
dalam organisasi.

Sedangkan definisi proses bisnis adalah serangkaian instrumen untuk mengorganisir


suatu kegiatan dan untuk meningkatkan pemahaman atas keterkaitan suatu kegiatan
(Weske, 2007). Adapun pengertian lain dari proses bisnis (Sparx Sytem, 2004) adalah
sekumpulan kegiatan atau aktifitas yang dirancang untuk menghasilkan suatu keluaran
tertentu bagi pelanggan tertentu.
Menurut Hammer dan Champy dalam Weske (2007) proses bisnis adalah sekumpulan
kegiatan yang mengambil salah satu atau banyak masukan dan menciptakan sebuah
keluaran yang berguna bagi pelanggan. Menurut (SearchCIO.com) bahwa business
process adalah “workflow is a term used to describe the tasks, procedural steps,
organizations or people involved, required input and output information, and tools needed
for each step in a business process”.
Definisi lain terkait business process adalah cara agar pekerjaan menjadi terorganisir,
terkoordinasi, dan fokus untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang berharga.
Aliran kerja yang konkrit suatu materi, informasi dan pengetahuan – dalam sekumpulan
aktifitas (Putra, Y. M., 2021).
Dari definisi manajemen dan proses bisnis yang telah disebutkan di atas dari para ahli,
maka dapat kita simpulkan bahwa Manajemen Proses Bisnis (MPB) adalah sebuah
pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui pembangunan
otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola perubahan. Manajemen Proses
Bisnis (MPB) membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen
pada proses bisnis, seperti karyawan, pelanggan, pemasok, dan workflow.
Manajemen Proses Bisnis (MPB) meningkatkan kualitas proses bisnis melalui
penyediaan mekanisme feedback yang lebih baik. Review yang berkesinambungan dan
real-time akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi masalah dan kemudian
mengatasinya secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih
besar.

B. Proses Penerapan Manajemen Proses Bisnis

Dalam mengelola proses dibutuhkan usaha berkelanjutan. Kurangnya monitoring dan


pengembangan berkelanjutan dari proses menyebabkan terjadinya penurunan jumlah
pelanggan. Pengembangan usaha berkelanjutan dalam MPB membantu perusahaan untuk
mempertahankan pelanggannya sehingga mampu berkompetisi di dunia usaha. Adapun
tahapan implementasi BPM tersebut adalah sebagai berikut:
1) Identifikasi Proses (Process identification)
Pada tahap ini, permasalahan bisnis didiskusikan melalui brainstorming yang
dilakukan oleh tim. Proses produksi baik barang atau jasa yang relevan terhadap
permasalahan tersebut diidentifikasi, dibatasi dan dihubungkan satu sama lain. Hasil
dari tahapan identifikasi proses ini adalah arsitektur proses terkini yang menyediakan
pandangan atau gambaran menyeluruh terhadap proses di organisasi dan hubungan
sebab-akibatnya.
2) Penemuan Proses (Process discovery)
Pada tahap ini, tim melakukan dokumentasi terkait dengan tahapan proses
bisnis, biasanya dengan model format proses as-is atau identifikasi proses di awal
dengan tidak melihat SOP. Namun, tim langsung terjun ke lapangan melakukan
interview langsung dengan user.
3) Analisis Proses (Process analysis)
Pada tahap ini, permasalahan yang berhubungan dengan proses as-is (proses
bisnis saat ini) dianalisa dan jika memungkinkan dilakukan pengukuran kinerjanya.
Keluaran dari tahap ini adalah kumpulan permasalahan yang terstruktur. Kemudian
tim memprioritaskan permasalahan yang paling utama hingga permasalahan yang
paling kecil sehingga dapat diperkirakan usaha yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya.
4) Desain ulang proses (Process redesign)
Tujuan dari tahap desain ulang proses ini adalah untuk mengidentifikasi
perubahan pada proses yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan. Tim
membuat desain ulang proses bisinis dengan beberapa pilihan yang kemudian
dibandingkan menggunakan pengukuran kinerja yang dipilih. Keluaran dari tahap ini
biasanya adalah proses to-be atau proses yang diharapkan, sebagai dasar untuk
dilakukan tahapan berikutnya.
5) Implementasi Proses (Process Implementation)
Pada tahap ini, tim melakukan perubahan dari proses bisnis yang sekarang (proses
as-is) diubah ke proses bisnis yang sudah didesain (proses to-be) sebelumnya.
Implementasi proses terdiri dari dua aspek, yaitu:
- Manajemen perubahan organisasi (Change Management), yaitu mencakup
perubahan seluruh aktivitas atau cara kerja dan seluruh orang yang terlibat di
dalamnya.
- Otomasi proses, yaitu lebih merujuk pada pengimplementasian dan
pengembangan sistem IT dalam organisasi yang mendukung proses to-be.
6) Monitoring dan Kontrol Proses (Process monitoring and controlling)
Pada tahapan terakhir ini, tim melakukan monitoring atau pengawasan terkait
proses dengan tujuan untuk menentukan seberapa baik proses berjalan yang
disesuaikan dengan pengukuran kinerja serta tujuan kinerja. Dalam tahap ini
kemungkinan akan ditemukan bottlenecks (terhambatnya performa sistem),
penyimpangan atau permasalahan untuk kemudian dikoreksi sehingga diperlukan
pengulangan tahapan (siklus) secara berkelanjutan, sesuai yang terdapat pada
diagram. Itulah ulasan mengenai apa itu MPB. Sebuah organisasi atau perusahaan
perlu melakukan perbaikan dan pengontrolan terkait proses bisnisnya sehingga
mampu memperbaiki kualitas dari produk dan jasanya.

C. Hambatan dan Tantangan Manajemen Proses Bisnis

Manajemen perubahan organisasi membutuhkan dedikasi, kejelasan visi, dan


kesabaran agar menjadi efektif. Sementara setiap organisasi akan menghadapi
serangkaian tantangan yang berbeda ketika melakukan inisiatif manajemen proses bisnis
(BPM), tantangan tersebut sering jatuh ke dalam satu dari tujuh kategori di bawah ini:
1) Kurangnya Komitmen Kepemimpinan
Ketika tim manajemen benar-benar berkomitmen untuk mencapai tujuan, para
pemimpin menarik semua barier/halangan. Resource investasi, orang, dan sumber
daya lainnya mengalir untuk inisiatif bisnis proses. Ketika manajemen tidak
sepenuhnya berkomitmen, prioritas mudah berubah. Staff dan tim tidak diberdayakan
untuk mencapai tujuan yang ditugaskan, dan ada ketidakjelasan tentang peran dan
tanggung jawab. Kekacauan dapat terjadi sebagai akibat dari kurangnya komunikasi
yang efektif.
Untuk menghasilkan komitmen terhadap perubahan, semua orang perlu
memahami mengapa organisasi mengambil proyek, dan apa arti perubahan yang akan
datang bagi mereka sebagai individu. Tim perlu memahami dampak perubahan yang
akan terjadi pada organisasi dan pada kehidupan dan peran mereka sehari-hari. Ini
adalah tanggung jawab tim eksekutif untuk mendukung suatu perubahan proses dan
menjelaskan dampaknya terhadap karyawan. Kegagalan untuk memikul tanggung
jawab itu adalah alasan utama proyek MPB gagal.
2) Karyawan Tidak Terlibat
Dengan proyek apa pun, karyawan akan jatuh ke dalam tiga kelompok di
sebagian besar organisasi. Kelompok pertama, umumnya sekitar 20 persen karyawan,
akan bersemangat untuk terlibat dalam proyek ini. Karyawan dalam kelompok kedua,
yang biasanya terdiri dari sekitar 60 persen dari tenaga kerja, tidak akan keberatan
dengan proyek, tetapi mereka akan membutuhkan pendidikan dan bimbingan, serta
jaminan tentang peran mereka, mereka akan skeptis sebelum mereka dapat
melaksanakan secara efektif. 20 persen sisanya akan merespons secara negatif dan
secara aktif menentang proyek perubahan proses binis atau digitalisasi proses bisnis.
Pihak manajemen harus memanfaatkan energi orang-orang dalam kelompok
pertama untuk membawa proyek menuju sukses, sebagian dengan mendorong mereka
untuk bekerja dengan rekan-rekan mereka di kelompok kedua, yang bersedia tetapi
mungkin tidak yakin bagaimana untuk melanjutkan.
3) Kompleksitas dan Variabilitas Proses
Di banyak organisasi, terutama yang memiliki kantor di banyak daerah atau
wilayah, ada variasi dalam proses antara site atau unit bisnis. Selain itu, segmentasi
pelanggan dan praktik lokal (local wisdom) terkadang menyebabkan variasi dalam
layanan yang diberikan. Kedua realitas itu dapat membuat proses standardisasi
menjadi sulit, tetapi hal tersebut tidak membuat MPB mustahil.
4) Tidak Ada Kerangka Peningkatan Proses
Sebagian besar perusahaan yang baru mengenal BPM tidak memiliki kerangka
kerja peningkatan proses. Dan bahkan jika mereka memilikinya, sering kali paling
sederhana. Menempatkan kerangka kerja di tempat harus menjadi langkah pertama.
Sama seperti membangun rumah tanpa fondasi yang kuat dapat menyebabkan
masalah struktural di kemudian hari, memulai inisiatif peningkatan proses tanpa
kerangka kerja yang solid dapat menyebabkan kekacauan. Luangkan waktu untuk
mengembangkan kerangka kerja yang solid sebelum bergegas untuk membuat
perubahan.
5) Organisasi yang Rigid
Rigid biasanya sulit berubah. Organisasi yang menghargai kepandaian,
kreatifitas dan eksperimen telah menguasai seni mendapatkan hal-hal baru, mengukur
dampaknya dan kemudian dengan cepat meluncurkannya atau mengembalikannya,
tergantung pada hasilnya. Ini adalah definisi ketangkasan organisasi.
Meningkatkan kelincahan organisasi membutuhkan waktu, tetapi ada beberapa
cara untuk membuatnya berjalan lebih cepat. Yaitu misalnya, mencoba sesuatu yang
baru harus dihargai, bahkan jika idenya gagal. Mengizinkan persentase waktu
karyawan untuk digunakan untuk mengejar ide-ide baru, seperti yang dilakukan
Google, atau mengalokasikan sejumlah dana untuk mendukung proyek percobaan
adalah dua cara untuk memberi sinyal bahwa inisiatif dan kelincahan organisasi
dihargai, tidak dicerca. Seiring waktu, sikap ini akan meresapi organisasi, sehingga
menimbulkan budaya yang lebih gesit dan suka bertualang.
6) Platform BPM yang Tidak Flexible
Apapun mereknya, platform MPB harus memiliki fleksibilitas memisahkan UI
engine, proses engine dan database engine. Hal ini memungkinkan fleksibilitas dan
perubahan yang diperlukan untuk mengakomodasi proses unik di negara berkembang
seperti Indonesia.
7) Partner Local dan Implementor yang Tidak Kompeten
Konsultan yang baik belum tentu menjadi implementor yang baik. Diperlukan
keahlian, sertifikasi, dan pengalaman yang mumpuni dari lokal partner yang akan
mengimplementasikan MPB di organisasi.
D. Komponen Utama Manajemen Proses Bisnis

Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (MPB) memiliki empat komponen utama,
yaitu:
1) Pemodelan
Pengguna dapat mendefinisikan dan mendesain struktur dari setiap proses bisnis
secara grafis. Manajer Proses dapat mendesain sebuah proses beserta seluruh elemen,
aturan, sub-proses, parallel proses, penanganan exception, penangan error, dan
workflow dengan mudah tanpa perlu memiliki kemampuan programming khusus dan
tanpa membutuhkan bantuan dari staf IT.
2) Pengintegrasian
MPB dapat menghubungkan setiap elemen dalam proses sehingga elemen-elemen
tersebut dapat saling berkolaborasi dan bertukar informasi untuk menyelesaikan
tujuannya. Pada level aplikasi, hal ini bisa diartikan sebagai penggunaan Application
Programming Interface (API) dan messaging. Bagi pengguna, hal ini berarti
tersedianya sebuah workspace pada komputernya ataupun perangkat wireless-nya
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perannya pada suatu proses bisnis.
3) Pengawasan
Pengguna dapat mengawasi dan mengontrol performansi dari proses bisnis yang
sedang berjalan dan performansi dari setiap personil yang terlibat dalam proses bisnis
tersebut. Pengguna juga dapat memperoleh informasi mengenai proses yang tengah
berjalan, maupun yang telah selesai, beserta data-data yang ada di dalamnya.
4) Optimalisasi
Pengguna dapat menganalisa dan memonitor suatu proses bisnis, melihat
ketidakefisienan, dan juga memungkinkan pengguna untuk mengambil tindakan
dengan cepat dan merubah proses tersebut untuk meningkatkan efisiensinya.

E. Keuntungan dari Pemanfaatan Solusi Manajemen Proses Bisnis

Ada beberapa keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses Bisnis (MPB),
yaitu sebagai berikut :
- Solusi MPB akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang
dimiliki, mengotomatisasi jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya
proses, serta memberikan cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan
melakukan perubahaan proses bisnis untuk meningkatkan performansinya.
- Software MPB membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang
selama ini masih dilakukan secara manual. Solusi MPB dapat mengotomatisasi
proses persetujuan serta penolakan, notifikasi dan laporan status.
- Dengan MPB, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
- MPB membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif
yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat
sangat dinamis seperti sekarang ini.
- MPB dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk
mendapatkan informasi dengan cepat dan real-time.
- MPB mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.
- MPB meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
- Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya.
Sebuah solusi MPB yang baik dapat mengurangi jumlah sumber daya yang
dibutuhkan pada sebuah proses.

F. Implementasi Manajemen Proses Bisnis yang Terjadi di Lapangan

Berjalannya proses bisnis tentu membutuhkan strategi. Menurut (Chandra, 2002),


strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan
dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau
lini produknya di pasar sasaran tertentu. Program pemasaran meliputi tindakan-tindakan
pemasaran yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk, diantaranya dalam hal
mengubah harga, memodifikasi kampanye iklan, merancang promosi khusus, menentukan
pilihan saluran distribusi, dan sebagainya. Berikut merupakan pemaparan dari strategi
pemasaran diantaranya: Segmenting, Targeting, dan Positioning yang di terapkan pada PT
Maora Indah.

Segmenting merupakan sebuah tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok


pembeli yang berbeda-beda, dan mungkin membutuhkan produk-produk atau kombinasi
pemasaran yang terpisah. Proses ini juga sering dikenal sebagai proses identifikasi pasar
mana yang akan menjadi segmen pemasaran dari suatu perusahaan. Pada kasus PT
Mayora Indah Tbk perusahaan melakukan beberapa strategi untuk mengidentifikasi dan
menemukan segmen pasar yang paling sesuai dengan tujuan dan orientasi perusahaan.
Karena berfokus pada strategi jangka panjang, maka PT Mayora Indah Tbk
mengembangkan produk hampir pada semua segmen makanan terutama produk biskuit
dan permen. Hal ini dibuktikan dengan adanya produk unggulan mereka dengan brand
yang sangat terkenal seperti biskuit “roma” dan permen “kopiko”. Selain itu produk ini
juga diperuntukkan untuk semua kalangan, namun PT Mayora Indah Tbk tetap
mempertahankan pada sisi kualitas dan juga inovasi sehingga produk yang ditawarkan
jika dibandingkan dengan produk sejenis jauh lebih mahal.

Targeting yaitu suatu tindakan mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar
dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki. Target yang
ditetapkan PT Mayora Indah Tbk adalah memasuki beberapa pasar dan juga segmen
konsumen. Misalnya saja untuk anak-anak mereka mengembangkan berbagai jenis
permen, wafer karamel dan juga energen untuk melengkapi kebutuhan gizi sarapan.
Selain itu mereka juga menargetkan untuk memasuki pasar dewasa dengan menciptkan
produk makanan terutama consumer goods seperti membrand produk energen menjadi
produk sarapan keluarga dan juga biskuit danisa sebagai biskuit yang dicintai oleh
kalangan muda sampai ibu-ibu. Dalam menentukan target PT Mayora lebih berfokus
kepada penjagaan kualitas dan juga inovasi produk yang dapat menambahkan value
added bagi para konsumen melalui benefit yang mereka dapatkan dari produk mayora.
Oleh karena itu target konsumen nya pun kebanyakan juga berasal dari kalangan
menengah yang lebih memperhatikan atau lebih berorientasi pada kualitas dibandingkan
dengan harga. Hal ini dilatarbelakangi oleh perkembangan kalangan menengah yang
sedang pesat-pesatnya sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pertumbuhan
perusahaan yang ditargetkan mencapai tingkat dua digit angka atau 20%.

Positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen.


Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. Menurut
Don E.Schwitz, positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus
menempatkan produk yang kita buat terhadap pesaing kita dalam pikiran konsumen,
dengan kata lain positioning dipakai untuk mengisi dan memenuhi keinginan konsumen
dalam kategori tertentu. Fokus dari strategi positioning yaitu: konsumen dan kompetisi.
Pendekatan yang dilakukan dengan mengasosiasikan keuntungan produk dengan
kebutuhan konsumen. Selain itu, dapat juga dengan menciptakan citra merek yang
diinginkan dan membandingkan merek dengan kompetitor. Dalam strategi pemasaran,
positioning merupakan faktor yang paling penting dalam membangun merek di pasar.
Menurut Ricky Afrianto (Global Marketing Director PT Mayora Indah Tbk) bahwa
perseroan memiliki produk unggulan yang diterima pasar dengan baik, selanjutnya adalah
fokus mengembangkan aktivitas marketing untuk membangun brand equity yang kuat.
Tim pemasaran Mayora dituntut untuk solid dan paham kondisi konsumen di setiap
negara. Tahun 2015, ekspor produk mayora telah mencapai 30% dari total turnover
keseluruhan produk. Strategi marketing untuk membangun brand secara umum yang
dianut oleh PT Mayora Indah Tbk untuk setiap produknya adalah: Menjaga kualitas
(quality control) dari setiap produk, Memahami pasar dan konsumen di setiap negara,
Terus berinovasi untuk menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen, Melakukan
aktivitas marketing untuk membangun brand baik di above the line maupun below the
line.

Setelah membahas strategi demi berjalannya proses bisnis yang baik, berikutnya
adalah pembahasan terkait struktur perusahaan. Sama halnya dengan perusahaan lain, PT
Mayora Indah Tbk juga memiliki struktur untuk mendukung berjalannya proses bisnis
yang baik. Berikut merupakan pemaparan dari struktur organisasi PT Mayora Indah, Tbk
yang di akses dari salah satu jurnal Analisis Manajemen Strategi PT. Mayora Indah, Tbk.

Bentuk organisasi PT. Mayora Indah Indonesia adalah struktur organisasi proyek
dengan hubungan organisasi, terutama pada orang-orang yang bekerja pada proyek yang
sama. Struktur organisasi perusahaan terdiri dari beberapa kelompok dari fungsi yang
berbeda dengan setiap kelompok yang menitikberatkan pada pengembangan produk
tertentu atau lini produksi. Kendali perusahaan pada Presiden Direktur sebagai pucuk
pimpinan. Pelimpahan tugas kerja kepada bawahan melalui masing-masing manajer
departemen, kemudian dilanjutkan pada staff serta karyawan. Segala hal yang berkaitan
dengan ketenagakerjaan dan peraturannya telah ditetapkan dalam kesepakan kerjasama
antara PT Mayora Indah dan Serikat kerja Tingkat Perusahaan. Karyawan PT. Mayora
Indah bekerja dengan jangka waktu yang dibedakan menjadi dua status, yaitu:
(1) Pekerja Kontrak  Pekerja kontrak adalah pekerja yang memiliki hubungan kerja
untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kontrak kerja dengan menerima gaji
berdasarkan jumlah hari hadir.
(2) Pekerja Tetap Pekerja tetap adalah pekerja yang memeliki hubungan kerja untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan berdasarkan hari kerja yang melebihi dua puluh
hari dalam satu bulan dan tidak melebihi tiga bulan secara terus menerusdengan
menerima gaji baik bulanan maupun borongan. PT Mayora Indah sebagai perusahaan
yang berkredibilitas tinggi juga memberikan fasilitas kepada karyawan. Beberapa
fasilitas yang diberikan perusahaan antara lain berupa jaminan sosial dan
kesejaheraan karyawan dalam bentuk sistem pemberian upah yang diatur menurut
status pekerja. Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) berupa jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan yang
meliputi pemeriksaan kesehatan kedokter, perawatan dirumah sakit, biaya persalinan
istri pekerja dan keluarga berencana.
KESIMPULAN

Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas dalam berbagai macam proses dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang
dan mekanisme kerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dalam organisasi.
Adapun tahapan implementasi BPM tersebut adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Proses (Process identification)


2. Penemuan Proses (Process discovery)
3. Analisis Proses (Process analysis)
4. Desain ulang proses (Process redesign)
5. Implementasi Proses (Process Implementation)
6. Monitoring dan Kontrol Proses (Process monitoring and controlling)

Tantangan tersebut sering jatuh ke dalam satu dari tujuh kategori di bawah ini:

1. Kurangnya Komitmen Kepemimpinan


2. Karyawan Tidak Terlibat
3. Kompleksitas dan Variabilitas Proses
4. Tidak Ada Kerangka Peningkatan Proses
5. Organisasi yang Rigid
6. Platform BPM yang Tidak Flexible
7. Partner Local dan Implementor yang Tidak Kompeten

Setiap solusi Manajemen Proses Bisnis (MPB) memiliki empat komponen utama, yaitu :

1. Pemodelan
2. Pengintegrasian
3. Pengawasan
4. Optimalisasi

Ada beberapa keuntungan dari pemanfaatan solusi Manajemen Proses Bisnis (MPB), yaitu
sebagai berikut :

- Solusi MPB akan memfasilitasi perusahaan dalam memodelkan proses bisnis yang
dimiliki, mengotomatisasi jalannya proses bisnis tersebut, memonitor jalannya
proses, serta memberikan cara yang mudah dan cepat ketika perusahaan akan
melakukan perubahaan proses bisnis untuk meningkatkan performansinya.
- Software MPB membantu perusahaan untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang
selama ini masih dilakukan secara manual.
- Dengan MPB, integrasi antar proses bisnis dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
- MPB membantu perusahaan dalam membuat exception handling dan proses alternatif
yang sangat dibutuhkan untuk menanggulangi masalah pada bisnis yang bersifat
sangat dinamis seperti sekarang ini.
- MPB dapat meningkatkan daya respon bisnis melalui kemampuan untuk
mendapatkan informasi dengan cepat dan real-time.
- MPB mengurangi waktu yang dibutuhkan pada pelaksanaan suatu proses bisnis.
- MPB meningkatkan produktivitas setiap karyawan.
- Umumnya proses bisnis tentunya membutuhkan banyak orang dan sumber daya.

Terkait dengan pembahasan strategi PT. Mayora Indah, Tbk, sejalan dengan pemaparan
dari proses bisnis yang tertera dalam (Marlon, Marcello, Jan, & Hajo dalam buku
Fundamentals of Business Process Management), yang memaparkan bahwa proses bisnis
adalah apa yang dilakukan perusahaan setiap kali mereka memberikan layanan atau produk
kepada pelanggan. PT. Mayora Indah, Tbk selalu berinovasi dan membagi produknya sesuai
cluster-cluster pasar dengan menjalankan strategi bisnis diantaranya: Segmenting, Targeting,
dan Positioning.

Dari target yang ditetapkan oleh PT Mayora yang sudah dijelaskan diatas, dapat
disimpulkan bahwa strategi utama yang dilakukan oleh mereka adalah strategi diferensiasi
produk dengan menekankan pada kualitas dan juga inovasi terus menerus. Hal tersebut
didasarkan pada pertimbangan semakin pesatnya perkembangan masyarakat kelas menengah
dan semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya kualitas barang yang mereka
konsumsi. Segementasi, Targetting dan juga Positioning yang dilakukan oleh PT Mayora
indah melahirkan terciptanya brand Mayora merajai hampir seluruh pangsa pasar dunia di
lebih dari 80 negara sebagai brand Consumer Goods yang terkemuka di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul Kuliah
Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.

Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in Small and
Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic Competition. Operations
Excellence, 9(1), 34-43.

Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project Management:
The Business Process and The Go Project Lean Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1), 10-23.

Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business Process
Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano Assembly Process. Journal of
Scientific and Engineering Research, 5(5), 511-527.

Blogger. 2015. Analisa Proses Bisnis

http://blogopeninformation.blogspot.com/2015/08/makalah-analisa-proses-bisnis.html (08
September 2021)
Anisa, Afni. 2021. Analisis Proses Bisnis.
https://www.academia.edu/45610273/Tugas_paper_analisis_proses_bisnis (08 September
2021)
Academia. 2011. Analisa Manajemen Stratejik PT MAYORA INDAH TBK

https://www.academia.edu/11409357/
ANALISA_MANAJEMEN_STRATEJIK_PT_MAYORA_INDAH_TBK (08 September
2021)

Ryan. 2018. Apa Itu Manajemen Proses Bisnis (Business Process Management) dan
Manfaatnya.

https://ukirama.com/blogs/apa-itu-manajemen-proses-bisnis-business-process-management-
dan-manfaatnya (08 September 2021)

Fara, Surya. 2015. Pentingnya Analisa Proses Bisnis Bagi Perusahaan.

https://suryadnapoleon.wordpress.com/2015/01/18/pentingnya-analisa-proses-bisnis-bagi-
perusahaan/ (08 September 2021).

http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/3534/3/101311010_Bab2.pdf (08 September 2021)


https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/660/5/BAB%20II.pdf (08 September 2021)
Rahmah, Nidaur. 2020. Tahapan BPM (Business Process Management) Untuk Menghadapi
Persaingan Usaha.
https://www.pengadaanbarang.co.id/2020/09/bpm-adalah.html (08 September 2021)
Anditariani, Salsabila. 2016. Apa Yang Dimaksud Dengan Business Process Management.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-business-process-management/2813 (08
September 2021).
https://www.mayoraindah.co.id/content/Kegiatan-Usaha-Serta-Jenis-Produk-Yang-
Dihasilkan pada Maret 2021 (09 September 2021)
https://docplayer.info/62745460-Analisis-manajemen-strategi-pt-mayora-indah-tbk.html (09
September 2021.

Anda mungkin juga menyukai