Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MANAJEMEN PROSES BISNIS:

ANALISIS SIKLUS MANAJEMEN PROSES BISNIS


PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK

 DOSEN PENGAMPU:
Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si

DISUSUN OLEH
Kelompok 8
Annisa Dhia Gunawan NIM: 43218010008
Dissa Venosa Namira Enza NIM: 43218010011
Rani Arizah Rabbani NIM: 43218010081
Resty Arum Pambayu NIM: 43218010091
Annisa Zuchri Nastiti NIM: 43218010122

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
ABSTRAK

Manajemen proses bisnis bersifat menganalisis proses yang ada,


merancang proses yang baru serta mengoptimalkan proses yang disediakan oleh
berbagai alat dan metodologi. BPM bukan sebuah sistem yang kaku sehingga
membutuhkan perbaikan proses secara terus menerus. Beberapa diantaranya
dikaitkan dengan sistem mutu, isu terkini dalam kehidupan ekonomi dan banyak
perusahaan di seluruh Indonesia yang berinvestasi dengan sistem semacam ini.
Meskipun BPM pada awalnya mengkaji pada otomasi proses bisnis dengan
penggunaan teknologi informasi, namun saat ini telah diperluas untuk
mengintegrasikan proses berbasis manusia ketika terjadi interaksi manusia secara
seri atau paralel dengan penggunaan teknologi.

Kata kunci : konsep, informasi, manajemen proses bisnis.


PENDAHULUAN

Diantara sekian banyak konsep dalam manajemen operasi, satu konsep


yang menjadi inti dari seluruh isu adalah konsep manajemen proses bisnis.
Manajemen proses bisnis adalah bagian dari manajemen operasi yang mengkaji
peningkatan kinerja perusahaan mencapai proses bisnis yang telah dikelola
dengan maksimal atau dengan kata lain sebagai proses optimasi proses. Dalam
perkembangannya banyak organisasi maupun perusahaan yang memerlukan
praktik dari sistem manajemen proses bisnis.

Proses bisnis merupakan seperangkat aktivitas yang dijalankan dengan


koordinasi dalam lingkungan organisasional dan teknis. Manajemen proses bisnis
merupakan seni dan ilmu untuk melihat bagaimana pekerjaan dijalankan dalam
organisasi, untuk menjamin keluaran yang konsisten, serta untuk mengambil
keuntungan dari setiap kesempatan.

Siklus proses bisnis terdiri dari fase-fase yang saling berhubungan. Setiap
fase menjalankan aktivitas perancangan dan pengembangan. Serta adanya proses
pengulangan dan evolusi pada aktivitas di setiap fase. Siklus Proses Bisnis
dimulai dari fase perancangan dan analisa (Design and Analysis).

Berdasarkan survei, proses bisnis diidentifikasi, diulas, divalidasi, dan


direpresentasikan oleh model proses bisnis. Model proses bisnis digambarkan
dalam notasi grafik yang memperlihatkan komunikasi dalam proses, sehingga
stakeholder dapat berkomunikasi secara efisien. Aktivitas yang dilakukan dalam
fase ini adalah survei terhadap lingkungan organisasional dan teknis proses bisnis.
LITERATUR TEORI

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan besar
yang sangat terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan
makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971 dan memiliki cabang
hampir di semua daerah di Indonesia dengan mencanangkan suatu komitmen
untuk menghasilkan produk makanan olahan bermutu, aman, dan halal untuk
dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, senantiasa
menjadi prioritas Indofood untuk menjamin produk yang selalu prima. Hal ini
dibuktikan dengan adanya persebaran distribusi produk yang dipasarkan. Melalui
perencanaan strategi yang bersifat dinamis dan fleksibel, Indofood dapat melihat
secara objektif, sehingga dapat mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis dan
mampu bertahan pada persaingan bisnis yang ketat.

Teknik pemodelan proses bisnis (validasi, simulasi, dan verifikasi)


dijalankan dalam fase ini. Teknik pemodelan proses bisnis akan menghasilkan
deskripsi proses bisnis dalam notasi. Pemodelan proses bisnis memiliki karakter
evolusi, dimana selalu dianalisa dan ditingkatkan/diperbaiki sampai mencapai titik
dimana benar-benar merepresentasikan proses bisnis yang diinginkan.

A. Bentuk Proses Manajemen Bisnis

Setelah proses bisnis dirancang dan diverifikasi, maka selanjutnya


implementasi proses bisnis. Ada beberapa cara implementasi proses bisnis:

 Diimplementasikan dengan seperangkat kebijakan dan prosedur yang


harus dipatuhi oleh pegawai organisasi. Cara ini tidak membutuhkan
BPMS (Business Process Management System).
 Model proses bisnis ditingkatkan dengan informasi teknis yang
memfasilitasi pelaksanaan proses, dengan menggunakan BPM system.
 BPMS merupakan software yang dipergunakan untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan proses bisnis.
Implementasi proses bisnis yang menggunakan BPMS berarti harus
melakukan konfigurasi/ penyesuaian dengan lingkungan organisasi, serta
pelaksanaannya harus diawasi. Konfigurasi termasuk didalamnya, interaksi
antara pegawai dengan sistem, integrasi antara sistem yang sudah ada
dengan BPMS. Ketika proses konfigurasi selesai, implementasi proses
bisnis perlu untuk diuji. Pengecekan apakah sistem bekerja sesuai dengan
yang diharapkan. Proses pendeteksian masalah dan kendala yang berpotensi
untuk muncul saat pelaksanaan.

B. Penerapan Proses Manajemen Bisnis

Setelah konfigurasi selesai, proses bisnis bisa mulai diterapkan. Proses


penerapan harus disamakan dengan actual run time proses bisnis. Penerapan
proses perlu dilengkapi dengan orkestrasi, untuk menjamin aktivitas dalam
proses berjalan sesuai dengan apa yang telah dimodelkan. Selain itu,
penerapan proses harus didampingi dengan pengawasan. Pengawasan
merupakan mekanisme penting untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai status proses bisnis. Selama proses penerapan (enactment), data
dikumpulkan melalui log, untuk mengidentifikasi kejadian/masalah/kendala,
yang terjadi selama proses bisnis berlangsung. Informasi dari Log ini
merupakan dasar dari evaluasi proses.

1. Continues Process Improvement (CPI)


 Tidak dipertanyakan struktur proses saat ini
 Mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya secara bertahap
2. Business Process Re-engineering (BPR)
 Mempertanyakan asumsi dan prinsip dasar dari proses yang sudah ada
 Bertujuan untuk mencapai terobosan, misalnya dengan penghapusan
tugas yang memakan biaya banyak dan tidak secara langsung
menambah nilai
C. Evaluasi Proses Manajemen Bisnis
Fase evaluasi ini menggunakan informasi untuk mengevaluasi dan
meningkatkan model proses bisnis dan implementasinya. Informasi yang
didapatkan dari Log dapat menunjukkan, contoh, adanya aktivitas dalam
proses bisnis yang memakan waktu terlalu lama karena kekurangan
sumberdaya, dll.

D. Siklus Proses Manajemen Bisnis

1. Proses Identifikasi. Pada fase ini, masalah bisnis didefinisikan, kemudian


proses yang berhubungan dengan masalah bisnis diidentifikasi. Keluaran
fase ini, asitektur proses baru/update yang menyediakan overall view dari
proses-proses dalam organisasi serta hubungan diantaranya. Biasanya
fase ini dilakukan bersamaan dengan pengukuran kinerja.
2. Proses Penemuan. Pada fase ini, kondisi saat ini dari masing-masing
proses didokumentasikan, dalam bentuk proses model saat ini.
3. Proses Analisis. Pada fase ini, masalah/isu yang ada pada proses as-is
diidentifikasi, didokumentasikan dan diukur secara kuantitatif. Keluaran
fase ini adalah kumpulan isu yang terstruktur, serta solusi penyelesaian.
PEMBAHASAN

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma


berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan
dalam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah
namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses
Makmur. Pada awalnya, Indofood adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.

A. Siklus Proses Bisnis PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengelola seluruh tahapan


proses produksi produk makanan yang dimilikinya, mulai dari produksi dan
pengelolaan bahan baku hingga menjadi produk yang siap dijual kepada
pelanggan.

Berdasarkan gambar dari proses bisnis yang ditampilkan di atas,


adapun penjelasan prosedur dari gambar proses bisnis PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk adalah sebagai berikut :
1. Indofood memiliki perkebunan yang bekerja sama dengan para petani
untuk mengolah hasil pertanian/ perkebunan yang akan dijadikan
sebagai bahan baku untuk memproduksi sebagai produknya.
2. Hasil dari pertanian/perkebunan tersebut kemudian diolah sehingga
menjadi bahan baku yang siap untuk diproduksi di pabrik indofood
sehingga menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
3. Di pabrik produksi semua bahan baku diolah sebaik mungkin
sehingga menjadi produk yang berkualitas tinggi, di pabrik tidak
hanya terdapat kegiatan produksi,namun juga kegiatan research yang
berfungsi untuk mengendalikan komposisi-komposisi yang digunakan
dengan mengambil sampel secara random dan menelitinya dalam
sebuah ruangan laboratorium untuk memastikan produk tersebut
sudah layak dipasarkan sebagai produk berkualitas.
4. Pengemasan juga dilakukan dipabrik, semua bahan baku yang telah
diolah dan menjadi produk jadi kemudian disortir ke dalam ruangan
pengemasan, tenaga kerja yang ber-skill tinggi yang dimiliki indofood
mengemas produk dengan cepat dan baik
5. Distribusi merupakan komponen utama dalam mata rantai kegiatan
operasional indofood sebagai perusahaan total food solutions.
Indofood tidak memiliki gudang penyimpanan pada pabriknya, setiap
8 jam sekali produk siap untuk kemudian langsung didistribusikan
pada outlet ritel/pasar tradisional. Melalui jaringannya yang luas,
maka menjamin ketersediaan produk-produk indofood di hampir
seluruh pelosok nusantara. Bagian distribusi ini mendistribusikan
secara baik produk-produk indofood maupun produk-produk pihak
ketiga
6. Indofood telah berhasil meningkatkan penetrasi pasar secara
signifikan. Stock point berlokasi diwilayah dengan tingkat kepadatan
outlet ritel yang tinggi termasuk pasar tradisional, sehingga
memungkinkan untuk mendistribusikan produk - produk diwilayahnya
masing- masing dalam waktu sesingkat mungkin.
7. Pada tahap akhir ini, produk yang telah didistribusikan dari pabrik kini
telah tersedia dioutlet ritel serta pasar tradisional di setiap wilayah,
disinilah terjadi kegiatan transaksi jual-beli dengan pelanggan.
Pelanggan dapat dengan mudah menemukan produk indofood karena
sistem pendistribusiannya yang luas.

B. Keunggulan Indofood

Strategi yang dipakai oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah


diferensiasi produk dibuktikan dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
memproduksi mie instan dalam bentuk cup. Peluang sebuah perusahaan
untuk menciptakan keunikan dapat dilakukan pada semua aktivitas
perusahaan. Banyak produk menyertakan jasa dan kebanyakan jasa
memasukkan unsur produk, menciptakan keunikan benar-benar hanya
masalah imajinasi. Diferensiasi produk yang dilakukan oleh PT Indofood
Sukses Makmur Tbk. dilakukan untuk memenangkan persaingan hingga
menguasai pangsa pasar. Kepemimpinan biaya rendah dibuktikan dengan
PT Indofood memproduksi mie instan dengan harga yang lebih murah tetapi
dengan menggunakan bahan baku yang sama dengan yang lainnya,
contohnya adalah supermi. Strategi biaya rendah tidak berarti nilai atau
kualitas barang menjadi rendah. Salah satu pemicu strategi biaya rendah
adalah fasilitas yang dimanfaatkan secara efektif. Perusahaan yang
menggunakan strategi biaya rendah memahami hal ini dan memanfaatkan
sumber dayanya secara efektif. Dengan mengidentifikasikan ukuran optimal
perusahaan dapat menyebarkan biaya pada unit-unitnya untuk menurunkan
biaya dan menjadikannya unggul.
Produk hasil olah di Indofood adalah Mie Instan. Dengan Brand yaitu
Indomie, Supermie, Sarimi dan Sakura. Masing-masing Brand mempunyai
karakteristik dan ciri khas yang berbeda-beda. Pada Produk Indomie
memiliki nilai gizi yang paling tertinggi dari semua brand, misalnya dalam
Indomie Mie instan terdapat mineral seperti Zat besi dan Vitamin. Sehingga
harga Indomie adalah Mie Instan dengan harga jual tinggi dan untuk sasaran
pemakaian biasanya pada kalangan masyarakat menengah keatas. Untuk
Brand Supermie, mempunyai kharakteristik seperti terdapat penambahan zat
pelembut sehingga cita rasa Supermi semakin baik. Sarimi adalah produk
ketiga dari Indofood yang memiliki spesifikasi untuk masyarakat kalangan
menengah kebawah sehingga harga sarimi cukup terjangkau dan terakhir
adalah Sakura, seperti sarimi, mie Sakura juga didistribusikan untuk
kalangan menengah ke bawah.

C. Tantangan Indofood
 Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun
inovasi
 Tidak fokus terhadap satu jenis produk
 Persaingan harga dengan competitor
 Kompetitor mengeluarkan produk baru yang inovatif
 Kompetitor memegang pangsa terbesar
 Dikenakan pajak penjualan
 Krisis keuangan dunia
D. Struktur Organisasi
PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang
dipimpin oleh seorang General Manager yang bertugas memimpin dan
mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan. General Manager tersebut
membawahi enam departemen yaitu Branch Human Resources Manager,
Purchasing Officer, Factory Manager, Branch Process Development &
Quality Control Manager, Finance & Accounting Manager, dan Area Sales
& Promotion Manager. Didalam operasional perusahaan, setiap departemen
saling terkait dan berhubungan dengan departemen lain guna untuk
mewujudkan keberlangsungan dan kelancaran dalam setiap kegiatan
perusahaan sehari-harinya.

E. Fungsi Bagian pada Perusahaan


PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Noodle Semarang
dipimpin oleh seorang General Manager yang bertugas memimpin dan
mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai tingkat kinerja
yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi
dengan jaminan sistem pengendalian mutu produk yang selalu dijaga dan
dilaksanakan secara konsisten. General Manager tersebut membawahi enam
departemen, yaitu:
1. Branch Human Resources Manager (BHRM) BHRM memimpin
departemen Human Resources yang memiliki tugas untuk
merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan terkait sumber daya manusia yang meliputi
hubungan industrial, administrasi kepegawaian, jaminan sosial dan
pelayanan umum untuk mendukung pencapaian sasaran perusahaan.
2. Purchasing Officer Purchasing Officer memimpin departemen
Purchasing yang mempunyai tugas untuk melakukan pengadaan
barang-barang yang diperlukan oleh masing-masing departemen.
3. Factory Manager (FM). Seorang FM memimpin departemen
Manufacturing yang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinir,
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang
meliputi:
a. Production Planning and Inventory Control (PPIC) Dipimpin oleh
PPIC Supervisor yang bertugas merencanakan jadwal produksi
berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima dan
mengendalikan tingkat kesediaan raw material dan finished goods
sehingga buffer stock tetap terjaga.
b. Teknik Dipimpin oleh Teknik Supervisor yang mempunyai tugas
merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan di
bagian teknik baik dalam perawatan maupun perbaikan mesin
sehingga dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi
beserta sarana penunjangnya.
c. Production Dipimpin oleh Production Coordinator yang
membawahi tiga production shift supervisor yang bertugas
merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan aktivitas
produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan serta
menjaga kelancaran 17 proses produksi dengan tetap
meminimalkan pemborosan raw material dan utilitas secara efektif
dan efisien.
d. Warehouse Dipimpin oleh Warehouse Supervisor yang terdiri dari
warehouse raw material supervisor dan warehouse finish goods
supervisor. Bertugas untuk merencanakan, mengkoordinasi dan
mengendalikan kegiatan pergudangan sehingga tercapai
keakurasian jumlah, keutuhan dan keamanan barang.
4. Branch Process Development and Quality Control Manager
(BPDQCM) BPDQCM memimpin departemen PDQC yang
mempunyai tugas untuk mengendalikan mutu (Incoming Quality
Control, Process Quality Control, Outgoing Quality Control) dan
Market Audit.
5. Finance & Accounting Manager (FAM) FAM memimpin departemen
Finance & Accounting, mempunyai tugas untuk merencanakan dan
mengendalikan semua kegiatan keuangan, menyajikan laporan dan
analisis keuangan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM) ASPM memimpin
departemen Marketing, yang mempunyai tugas pokok untuk
merencanakan dan mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan
penjualan terhadap semua produk yang dihasilkan.
KESIMPULAN

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan


mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu
cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Proses bisnis PT Indofood ini
dimulai dari perkebunan milik PT Indofood yang telah bekerja sama dengan
petani daerah sekitar, dari hasil perkebunan tersebut kemudian hasil
perkebunannya diolah sendiri di pabrik produksi indofood yang akan di olah
menjadi bahan jadi yang siap untuk dikemas. PT Indofood CBP Sukses Makmur
sangat memperhatikan aspek pengendalian internal, ini terbukti dari masuknya
audit internal ke dalam struktur organisasi dari perusahaan. Hal ini bertujuan
untuk mengevaluasi efektifitas sistem pengendalian internal Indofood,
memastikan bahwa seluruh prosedur telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan tepat waktu. Memastikan realibility informasi operasional dan keuangan serta
kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan perseroan. Sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai dengan tepat, efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur, H.M. ter Hofstede, dkk. (2010). Modern Business Process Automation.
Springer.
Hall, James, A. (2009). Accounting Information System Buku | Edisi 4. Jakarta :
Salemba Empat.
Jan, Vom Brocke & Michael Roseman. (2015). Handbook on Business Process
Management 1, 2nd Ed. Springer.
Joachim, Melcher. (2012). Process Measurement in Business Process
Management. KIT Scientific Publishing.
Marlon, Dumas, dkk. (2013). Fundamentals of Business Process Management.
Springer.
Mathias, Weske. (2012). Business Process Management. Springer.
Nugroho, A., & Kusumah, L.H. (2021). Analisis Pelaksanaan Quality Control
untuk Mengurangi Defect Produk di Perusahaan Pengolahan Daging Sapi
Wagyu dengan Pendekatan Six Sigma. Jurnal Manajemen Teknologi 20 (1),
56 - 78.
Pujangga, G.A. (2018). Penerapan metode Six Sigma Sebagai Upaya
Pengendalian Kualitas Produk dengan Menggunakan Konsep DMAIC.
Ratih : Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau, 1(2), 10.
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul
Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
Saryanto, S., Purba, H., & Trimarjoko, A. (2020). Improve Quality
Remanufacturing Welding and Machining Process in Indonesia Using Six
Sigma Methods. J. Eur. SysteMes Autom, 53, 377 - 384.
Sukamto, Titien S. (2013). Manajemen Proses Bisnis.
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Pertemuan_2_Proses_Bisnis_dan_Ko
nsep_MPB.pdf
Syahfrimaini, & Husin, A.E. (2021). Implementation of Lean Six Sigma Method
in High-Rise Residential Building Projects. Civil Engineering and
Architecture 9 (4), 1228 - 1236.
Tampubolon, S., & Purba, H. H. (2021). Lean Six Sigma Impletation, A
Systematic Literature Review. International Journal of production
Management and Engineering 9 (2), 125 - 139.

Anda mungkin juga menyukai