Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS MANAJEMEN PROSES BISNIS

PADA PT TELKOM INDONESIA TBK


Artika Priananda, Ichsan Nur Rahmanto,
Nuraenie Oktavianthie, Pradita Dyah Ayu P,
Riski Serina Safitri

Manajemen Proses Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No.31, Kota Jakarta Barat 11610, telp. (021) 5840816

Abstrak

Bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa kepada konsumen
dengan tujuan mendapatkan laba. Lalu, manajemen proses bisnis didefinisikan
sebagai “manajemen kinerja perusahaan melalui proses”. Sehingga, Manajemen
Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk
mengelola perubahan.

Telkom berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang


Baik Good Corporate Governance (GCG). Dalam menjalankan proses bisnisnya,
Telkom menerapkan 5 (lima) prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik yaitu
Prinsip Transparan, Prinsip Akuntabilitas, Prinsip Tanggung Jawab, Prinsip
Independensi, dan Prinsip Kesetaraan dan Kewajaran. Tata kelola perusahaan PT
Telkom Indonesia Tbk juga mencakup hubungan antara para pemangku
kepentingan (stakeholder) yang terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-
pihak utama dalam tata kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen,
dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok,
pelanggan, bank dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

Kata Kunci: Bisnis, Proses Bisnis, Manajemen Proses Bisnis, Tata Kelola
Perusahaan

1
1. PENDAHULUAN
Pada saat ini, pengukuran kinerja suatu perusahaan mutlak dilakukan. Hal
dikarenakan pengukuran digunakan untuk mengembangkan perusahaan dan
perencanaan sehingga perusahaan dapat mempelajari kesalahan-kesalahan agar
tidak diulangi dimasa depan. Berbagai informasi yang dikumpulkan untuk
menghasilkan suatu keputusan yang digunakan dalam menjalankan proses bisnis.
Proses bisnis adalah proses yang operasional (aktifitas perusahaan yang
menghasilkan pengiriman kepada), proses manajemen pelanggan (aktivitas yang
berhubungan dengan mendapatkan pelanggan dengan sebanyak-banyaknya dan
memperdalam hubungan dengan pelanggan), proses inovasi (aktivitas yang dapat
menghasilkan suatu proses, produk atau jasa yang baru) dan proses
sosial/penetapan berhubungan perusahaan dengan masyarakat terkait) Pengukuran
kinerja dapat diperoleh dari berbagai proses hasil dan aktivitas dengan lingkungan
dua sumber yaitu finansial dan non finansial Informasi finansial merupakan
informasi yang berhubungan dengan biaya sedangkan informasi informasi non
finansial adalah kebijakan menentukan tujuan perusahaan seperti kepuasan
pelanggan.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham
mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%,
sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange
(NYSE) dengan kode “TLK”. Dalam upaya bertransformasi menjadi digital
telecommunication company, TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis
dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer-
oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TelkomGroup menjadi
lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan
industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan
customer experience yang berkualitas.

2
2. LITERATUR TEORI
2.1 Definisi Manajemen Proses Bisnis
Menurut pendapat ahli mengemukakan “ Bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan
laba. Lalu, manajemen proses bisnis didefinisikan sebagai “manajemen kinerja
perusahaan melalui proses”. Sehingga, Manajemen Proses Bisnis (BPM)
adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola
perubahan.

Gambar 1 : Manajemen Proses Bisnis

2.2 Fungsi BPM


a. Membantu perusahaan dalam mengawasi dan mengontrol seluruh elemen
pada proses bisnis seperti : karyawan, pelanggan, pemasok, dan aliran kerja.
b. Meningkatkan kualitas proses bisnis melalui mekanisme umpan balik atau
feedback yang lebih baik.
c. Melakukan review yang berkesinambungan dan real-time untuk membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi masalah, sehingga dapat mengatasinya
secara lebih cepat sebelum masalah tersebut berkembang menjadi lebih
besar.

3
2.3 Proses Bisnis
Proses bisnis merupakan kejadian, aktivitas dan keputusan yang
melibatkan beberapa aktor dan sumber daya dan secara bersama-sama
menghasilkan ouput yang bernilai bagi organisasi dan pelanggannya.
Komponnen proses bisnis :
a. Events : Korespondesnsi terhadap hal-hal yang terjadi secara atomic (tidak
memiliki durasi). Contohnya, datangnya peralatan yang dibutuhkan dalam
lapangan konstruksi.
b. Activities : Terjadi dipacu oleh event, aktivitas yang lebih sederhana disebut
task. Contohnya, ketika peralatan tiba, operator akan mulai melakukan
pemeriksaan.
c. Decision Points : Titik dimana ketika keputusan dibuat, dapat memberikan
dampak pada bagaimana proses dijalankan. Contohnya, hasil dari
pemeriksaan peralatan, operator akan memutuskan apakah peralatan akan
dikembalikan atau diterima.
d. Actor : Orang, organisasi, dan software.
e. Objek : Peralatan, bahan, produk, dokumen.
f. Outcomes : Hasil dari eksekusi proses, idealnya outcome harus memberikan
nilai pada aktor yang terlibat dalam proses.
Biasanya proses bisnis digambarkan dalam :
a. Process Maps : Simple flow charts of high level activities
b. Process Descriptions : Flow charts with more information
c. Process Model : Flow charts with enough information for analysis,
simulation, execution.

Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis
adalah:

1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan,


serta keluaran yang jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai
waktu dan ruang.

4
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan
nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup
beberapa fungsi.

2.4 Analisis Proses Bisnis


Ada tiga jenis proses bisnis :
1. Proses manajemen, proses yang mengendalikan pengoperasian sistem.
Contohnya seperti Manajemen Strategis
2. Proses operasional, yaitu suatu proses yang meliputi bisnis inti dan
menciptakan aliran nilai utama. Contohnya seperti proses pembelian,
manufaktur, iklan dan pemasaran, dan penjualan.
3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti. Contohnya seperti
akuntansi, perekrutan, pusat bantuan.

Cara Menganalisis Proses Bisnis atau Business Process


1. Menentukan Bagaimana Proses Bisnis Diciptakan
Proses bisnis adalah pemetaan dari aktifitas sehari-hari dari setiap
karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Pelajari apa yang menjadi
ruang lingkup dari proses yang dianalisa, misalnya pada proses pembelian.
Maka pelajari alur proses pembelian terkait apa saja barang yang harus
dibeli, siapa suplier-nya, bagaimana distribusinya dan lain sebagainya.Apa
saja subproses yang ada didalam proses tersebut, misalkan didalam proses
pembelian terdapat beberapa sub-proses yaitu :
a. Analisa kebutuhan barang tahunan
b. Persetujuan atau approval budget
c. Seleksi vendor atau supplier
d. Proses pembelian

5
e. Proses pembayaran
f. Proses penerimaan barang

Sebisa mungkin untuk membuat subproses yang spesifik dan detil,


sehingga akan memudahkan dalam analisa atau perbaikan proses
kedepannya.
2. Dokumentasikan proses bisnis
Cara mendokumentasikan langkah-langkah didalam suatu proses salah
satunya dengan menggunakan diagram alir atau flowchart. Didalam
flowchart ini akan mudah ditelusuri alur proses, siapa penanggung
jawabnya dan bagian mana saja yang berkaitan dengan proses tersebut.
Misalnya pada proses pembelian diatas akan berhubungan dengan pihak
vendor, bagian keuangan perusahaan maupun bagian gudang atau logistik.

Proses bisnis terdiri dari 2 bagian :


1) Masukan (input), adalah aset yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan dan laba, misalnya : Tenaga kerja, energi, material, dan
perlengkapan modal.
2) Keluaran (output), berupa produk fisik atau jasa

Dalam prakteknya, proses merubah masukan dan keluaran ini harus


dilakukan secara efisien. Berikut adalah contoh kasus untuk
menggambarkannya :
a. Proses bisnis pada toko roti
b. Masukan adalah : tenaga kerja, peralatan, bahan kue, keluarannya :
roti yang enak dan murah.
c. Proses yang efisien adalah ketika toko dibuka dan pelanggan datang
memesan roti, didapatkan : roti yang enak, harga murah, waktu tunggu
yang cukup singkat.
d. Proses yang tidak efisien : adanya pemborosan bahan kue sehingga
tidak sesuai dengan harga murah, kurang tepat takaran sehingga kue
tidak enak, pelayanan lambat sehingga pelanggan kecewa.

6
e. Penyebab masalah tersebut bisa terjadi karena : pekerja yang tidak
ahli, metode penanganan pelanggan tidak tepat.
f. Proses bisnis yang baik memiliki skala prioritas mengenai proses yang
mana saja perlu diperbaiki dengan segera atau urgent, mana yang tidak
urgent.

2.5 Manfaat Proses Bisnis atau Business Process


a. Solusi bagi perusahaan agar dapat membantu mereka melihat gambaran
bisnis secara menyeluruh (komprehensif) dan real-time.
b. Menyediakan laporan yang menggambarkan kondisi perusahaan
sebenarnya pada saat ini.
c. Memberikan nilai kompetitif bagi persaingan bisnis yang semakin
kompleks didalam perkembangan pasar yang bergerak dengan cepat.
d. Mempercepat proses evaluasi informasi untuk merespon setiap kejadian
dan masalah secara cepat dan tepat.
e. Mempercepat respon perusahaan terhadap tantangan bisnis yang muncul
secara tidak terduga.
f. Meningkatkan daya deteksi perusahaan terhadap peluang-peluang bisnis
baru dan pergerakan yang dilakukan oleh kompetitor.
g. Mengutamakan deteksi masalah secara dini sehingga menghindarkan dari
sifat reaktif dari umumnya perusahaan yang menyebabkan mereka
menjadi kontraproduktif.

Lalu mengapa BPM menjadi elemen yang sangat penting bagi kesuksesan
sebuah perusahaan?
Proses bisnis merupakan inti dari seluruh aktivitas pada suatu perusahaan
atau organisasi. Untuk mencapai tujuan perusahaan, proses bisnislah yang akan
memberdayakan seluruh sumber daya yang ada pada perusahaan. Tapi yang
perlu diketahui adalah bahwa setiap bisnis memiliki proses masing-masing
yang unik, sesuai dengan karakteristik dari perusahaan dan bidang usahanya,
seperti proses pembuatan produk ataupun layanan baru, pengadaan supply,

7
menjawab pertanyaan pelanggan, ataupun rekruitasi karyawan baru, yang
tentunya memiliki perbedaan karekteristik tersendiri untuk setiap perusahaan.
Manajemen Proses Bisnis yang efektif dan efisien dapat menghasilkan
nilainilai kompetitif bagi perusahaan.
Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu menumbuhkan
peluang. Namun perusahaan terkadang kurang memahami dan tidak mampu
mengontrol proses bisnis yang dimilikinya. Pihak manajemen mungkin telah
berhasil membuat prosedur yang ideal untuk menjalankan proses bisnisnya,
tapi pada kenyataannya, implementasi di lapangan dapat sangat berbeda dari
apa yang telah dirancang sebelumnya. Pada pelaksanaan suatu proses bisnis
kadang terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi, dan berbagi kesalahan-
kesalahan lainnya yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Bisnis yang tidak
tangkas dalam mengontrol proses bisnis yang dimilikinya cenderung akan
menghalangi usaha perusahaan dalam mencapai sasaran yang diinginkan.

3. PEMBAHASAN
kajian teori dan implementasi/penerapan yang terjadi di lapangan, bagaimana
proses penerapan, hambatan dan tantangan,
3.1 Tata Kelola PT Telkom Indonesia Tbk
Tata Kelola didefinisikan sebagai serangkaian proses, kebiasaan, kebijakan,
aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga
mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata
kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi.
Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank
dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

Secara konsisten, Telkom berupaya untuk menerapkan prinsip-prinsip Tata


Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance (GCG) untuk
memenuhi tujuan berikut:

8
1. Mendukung Purpose Telkom yaitu “Mewujudkan bangsa yang lebih
sejahtera dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah yang terbaik
bagi para pemangku kepentingan.
2. Mendukung visi Telkom yaitu “Menjadi Digital Telco Pilihan Utama untuk
Memajukan Masyarakat.”
3. Mendukung misi Telkom, yaitu mempercepat pembangunan Infrastruktur
dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses
oleh seluruh masyarakat; mengembangkan talenta digital unggulan yang
membantu mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital
bangsa; dan mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan
pengalaman digital pelanggan terbaik.
4. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi para Pemegang Saham dan para
pemangku kepentingan.
5. Mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan usaha yang sehat dan
kompetitif dalam jangka panjang.
6. Meningkatkan kepercayaan para Pemegang Saham dan Stakeholder kepada
Telkom.

3.2 Implementasi Penerapan Proses Bisnis PT Telkom Indonesia Tbk


Dalam menjalankan proses bisnisnya, Telkom menerapkan 5 (lima) prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik yaitu:
1. Prinsip Transparansi (Transparency)
a. Publikasi laporan keuangan dan laporan tahunan serta informasi
material lainnya sebagai sarana bagi investor untuk mengakses
informasi penting dengan mudah dan transparan.
b. Akses informasi berbentuk website Perusahaan, media cetak, dan press
release, pertemuan tatap muka dengan para investor, public expose, dan
press gathering.
2. Prinsip Akuntabilitas (Accountability)
a. Tersedianya Piagam (Charter), panduan, atau manual yang memuat
kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban Pemegang

9
Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Komite-Komite, dan Sekretaris
Perusahaan.
b. Melaksanakan mekanisme check and balances kewenangan dan peran
dalam pengelolaan Perusahaan.
c. Memiliki Key Performance Indicator (KPI) dan target operasional
dengan jelas.
3. Prinsip Tanggung Jawab (Responsibility)
a. Mematuhi Undang-Undang dan/atau peraturan perpajakan, persaingan
yang sehat, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
standar penggajian, dan peraturan terkait lainnya.
b. Memiliki mekanisme dan prosedur yang mengatur dan mengevaluasi
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta menerapkan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c. Memiliki fungsi VP Legal and Compliance yang bertugas untuk
memastikan pemenuhan seluruh ketentuan peraturan dan perundangan.
4. Prinsip Independensi (Independency)
a. Menjalankan profesionalisme di dalam Perusahaan tanpa benturan
kepentingan dan bebas dari pengaruh tekanan pihak lain yang tidak
sesuai dengan regulasi serta bertentangan dengan prinsip korporasi yang
sehat.
b. Mencantumkan aturan-aturan/wewenang pengambilan keputusan
korporasi dalam Board Charter maupun Anggaran Dasar Perusahaan
yang menekankan pada independensi.
c. Memiliki kebijakan tambahan dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan
yang berorientasi pada prinsip independensi, seperti kebijakan transaksi
benturan kepentingan, larangan donasi partai politik, dan larangan
hubungan afiliasi.
5. Prinsip Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
a. Menerapkan prinsip kesetaraan dan kewajaran dalam memenuhi hak-
hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10
b. Menghormati hak Pemegang Saham minoritas.
c. Melarang Insider Trading.
d. Menerapkan manajemen kinerja berdasarkan Balanced Scorecard.
e. Melakukan lelang terbuka dalam pengadaan barang/jasa dan
mengimplementasikan e-procurement.

Implementasi Prinsip-Prinsip Pengelolaan PT Telkom Indonesia Tbk

Prinsip Implementasi
Prinsip 1
Meningkatkan Nilai  Perseroan telah memiliki prosedur
Penyelenggaraan Rapat Umum teknis pengumpulan suara yang
Pemegang Saham (RUPS). terdapat dalam tata tertib Rapat
Umum Pemegang Saham.
 Seluruh Direksi dan Dewan
Komisaris hadir dalam RUPS.
Prinsip 2
Meningkatkan Kualitas  Telkom memiliki kebijakan
Komunikasi Perusahaan Terbuka komunikasi kepada investor
dengan Pemegang Saham atau melalui Non Deal Roadshow, One
Investor. on One Meeting, Earnings Call,
Public Expose, Conference, dan
Investor Summit.
 Telkom telah menyediakan bahan
dari setiap Earnings Call,
Conference dan materi presentasi
dengan investor di website
Perseroan untuk memberikan
kesetaraan pada pemegang saham
atau investor atas pelaksanaan
komunikasi dengan Perseroan.

11
Prinsip 3
Memperkuat Keanggotaan dan  Telkom telah memenuhi ketentuan
Komposisi Dewan Komisaris. yang berlaku bagi Perseroan
sebagai Perusahaan Terbuka
sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 20 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014 yaitu jumlah
anggota Dewan Komisaris lebih
dari 2 (dua) orang.
 Berdasarkan kebijakan Pemegang
Saham, Dewan Komisaris telah
dipilih dengan memperhatikan
keberagaman keahlian,
pengetahuan, pengalaman serta
kondisi, dan kompleksitas bisnis
Telkom.
Prinsip 4
Meningkatkan Kualitas  Berdasarkan Peraturan Bersama
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Dewan Komisaris dan Direksi
Jawab Dewan Komisaris. PD.620.00/r.00/ HK200/COP-
M4000000/2020 terdapat kebijakan
untuk menilai kinerja Dewan
Komisaris Perseroan dilakukan
oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna melalui mekanisme
Rapat Umum Pemegang Saham.
 Berdasarkan Peraturan Bersama
Dewan Komisaris dan Direksi
PD.620.00/r.00/ HK200/COP-
M4000000/2020 terdapat kebijakan

12
untuk penilaian sendiri (self
assessment) yang diungkapkan
diungkapkan dalam Laporan
Tahunan.
Prinsip 5
Memperkuat Keanggotaan dan  Penentuan jumlah Direksi
Komposisi Direksi. Perseroan mengacu pada ketentuan
perundangundangan yang berlaku
dimana berdasarkan Pasal 2 ayat (1)
dan ayat (2) Peraturan OJK No. 33/
POJK.04/2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, paling kurang
terdiri dari 2 (dua) orang anggota
Direksi, yang 1 (satu) di antaranya
diangkat menjadi Direktur Utama.
 Berdasarkan kebijakan Pemegang
Saham, Direksi Perseroan telah
dipilih dengan memperhatikan
keberagaman keahlian,
pengetahuan, pengalaman serta
kondisi, dan kompleksitas bisnis
Perseroan.
Prinsip 6
Meningkatkan Pelaksanaan Tugas  Direksi telah memiliki kebijakan
dan Tanggung Jawab Direksi. penilaian sendiri yang tercantum
dalam bagian Penilaian Kinerja
Dewan Komisaris dan Direksi.
 Hasil penilaian sendiri Direksi
diungkapkan dalam Laporan

13
Tahunan Perseroan dalam bagian
Tata Kelola Perusahaan.
Prinsip 7
Meningkatkan Aspek Tata Kelola  Berdasarkan pada Peraturan
Perusahaan Melalui Partisipasi Direktur Human Capital
Pemangku Kepentingan. Management No. PR
209.05/r.01/HK250/COP-
A4000000/ 2020 tentang Disiplin
Karyawan kebijakan untuk
mencegah terjadinya Insider
Trading terdapat dalam Pasal 7
mengenai Pelanggaran Berat yang
salah satunya adalah
penyalahgunaan wewenang atau
jabatan.
 Telkom selalu berkomitmen untuk
mencegah terjadinya korupsi di
lingkungan Perusahaan. Hal ini
diwujudkan melalui adanya pakta
integritas yang diisi oleh seluruh
karyawan Telkom dan adanya
website tersendiri sebagai portal
integritas seluruh karyawan
Telkom yaitu
myintegrity.telkom.co.id.
Prinsip 8
Meningkatkan Keterbukaan  Telkom juga aktif dalam berbagai
Informasi. sosial media sebagai media
keterbukaan informasi dan promosi
produk. Selain itu kita juga

14
menggunakan sistem mailing list
sebagai media keterbukaan
informasi dan komunikasi kepada
investor.
 Telkom mengungkapkan siapa
pemilik manfaat akhir dalam
kepemilikan saham Perusahaan
dengan kepemilikan 5% atau lebih
dalam Laporan Tahunan Telkom di
bagian Komposisi Kepemilikan
Saham.

2.3 Struktur Tata Kelola PT Telkom Indonesia Tbk


Sesuai dengan ketentuan di Pasar Modal dan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Telkom memiliki Tata
Kelola yang terdiri dari:
1. Organ Utama, yaitu terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
Dewan Komisaris, dan Direksi.
2. Organ Pendukung, yang terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan
Remunerasi, Komite Evaluasi dan Monitoring Perencanaan dan Risiko,
Sekretaris Perusahaan, dan Internal Auditor.
Diagram berikut ini menjelaskan struktur Tata Kelola Telkom.

15
3.4 Jenis Risiko Dan Cara Pengelolaannya
Unit Risk Management yang didirikan oleh Telkom membantu Manajemen
untuk mengidentifikasi risiko-risiko strategis terkait proses bisnis yang
dijalankan oleh Telkom. Beberapa risiko utama yang berpengaruh terhadap
kegiatan bisnis Telkom dapat dilihat pada tabel berikut.

16
17
4. KESIMPULAN
Secara konsisten, PT Telkom Indonesia Tbk menyadari bahwa Manajemen Risiko
berperan penting dalam menjamin terwujudnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan bisnis Telkom dan Anak
Perusahaan. Manajemen risiko yang berjalan baik mendukung bisnis
telekomunikasi dengan cakupan area bisnis yang luas di tengah berbagai risiko
usaha terkait transformasi komunikasi di era digital. Oleh sebab itu, salah satu
langkah penting PT Telkom Indonesia Tbk untuk mencapai Good Corporate
Governance (GCG) yaitu dengan terus menerapkan dan menyempurnakan Sistem
Manajemen Risiko secara berkesinambungan.Perusahaan tersebut berkomitmen
menerapkan tata kelola perusahaan dengan mengacu kepada berbagai regulasi yang
relevan. Dalam menjalankan proses bisnisnya, perusahaan inimenerapkan 5 (lima)
prinsip tata kelola perusahaan yang baik antara lain : prinsip transparan, prinsip
akuntabilitas, prinsip tanggung jawab, prinsip independensi, dan prinsip kesetaraan
dan kewajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, W. (t.thn.). MANAJEMEN PROSES BISNIS. Dipetik Agustus 2021, dari


qdoc.tips: https://qdoc.tips/manajemen-proses-bisnis-pdf-free.html
Sukamto, T. S. (t.thn.). MANAJEMEN PROSES BISNIS. Titien S. Sukamto.
Dipetik Agustus 2021, dari docplayer.info:
http://docplayer.info/95811634-Manajemen-proses-bisnis-titien-s-
sukamto.html
Proses bisnis. (t.thn.). Dipetik Agustus 2021, dari id.wikipedia.org:
https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_bisnis
Bisnis Proses (Business Process Management). (t.thn.). Dipetik Agustus 2021,
dari ipqi.org: https://ipqi.org/bisnis-proses-manajemen/
Kurniawan, A. (t.thn.). Pengertian Proses Bisnis – Analisis, Tahapan,
Karakteristik, Tipe, Contoh, Para Ahli. Dipetik Agustus 2021, dari
www.gurupendidikan.co.id/:
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-proses-bisnis
Erawan, M. (Produser), & Erawan, M. (Sutradara). (t.thn.). MPB 1_2 Komponen
Proses Bisnis [Gambar Hidup]. Indonesia: www.youtube.com.
PT Telkom Indonesia Tbk. (2020). Laporan Tahunan 2020 PT Telkom Indonesia
Tbk. Dipetik Agustus 2021, dari www.telkom.co.id:
https://www.telkom.co.id/data/lampiran/1619904911437_AR%20Telkom
%202020%20INDO%20-%201%20Mei_web-compressed.pdf
Putra, Y. M., (2021). Definisi Konseptual Manajemen Proses Bisnis. Modul
Kuliah Manajemen Proses Bisnis. Jakarta : FEB-Universitas Mercu
Buana.
Haryono, A., & Rimawan, E. Improvement of Business Process Modeling in
Small and Medium Industries (Smis) to Sustain in Global Economic
Competition. Operations Excellence, 9(1), 34-43.
Nusraningrum, D., Jaswati, J., & Thamrin, H. (2020). The Quality of IT Project
Management: The Business Process and The Go Project Lean
Aplication. Manajemen Bisnis, 10(1), 10-23.
Purba, H.H., Aristiara, N., & Muda, I. (2018). Implementation of Business
Process Improvement to Reduce Wastes: A Case Study in Grand Piano
Assembly Process. Journal of Scientific and Engineering Research, 5(5),
511-527.

19

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai