Manajemen Proses Bisnis, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana
Jl. Meruya Selatan No.31, Kota Jakarta Barat 11610, telp. (021) 5840816
Abstrak
Bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa kepada konsumen
dengan tujuan mendapatkan laba. Lalu, manajemen proses bisnis didefinisikan
sebagai “manajemen kinerja perusahaan melalui proses”. Sehingga, Manajemen
Proses Bisnis (BPM) adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk
mengelola perubahan.
Kata Kunci: Bisnis, Proses Bisnis, Manajemen Proses Bisnis, Tata Kelola
Perusahaan
1
1. PENDAHULUAN
Pada saat ini, pengukuran kinerja suatu perusahaan mutlak dilakukan. Hal
dikarenakan pengukuran digunakan untuk mengembangkan perusahaan dan
perencanaan sehingga perusahaan dapat mempelajari kesalahan-kesalahan agar
tidak diulangi dimasa depan. Berbagai informasi yang dikumpulkan untuk
menghasilkan suatu keputusan yang digunakan dalam menjalankan proses bisnis.
Proses bisnis adalah proses yang operasional (aktifitas perusahaan yang
menghasilkan pengiriman kepada), proses manajemen pelanggan (aktivitas yang
berhubungan dengan mendapatkan pelanggan dengan sebanyak-banyaknya dan
memperdalam hubungan dengan pelanggan), proses inovasi (aktivitas yang dapat
menghasilkan suatu proses, produk atau jasa yang baru) dan proses
sosial/penetapan berhubungan perusahaan dengan masyarakat terkait) Pengukuran
kinerja dapat diperoleh dari berbagai proses hasil dan aktivitas dengan lingkungan
dua sumber yaitu finansial dan non finansial Informasi finansial merupakan
informasi yang berhubungan dengan biaya sedangkan informasi informasi non
finansial adalah kebijakan menentukan tujuan perusahaan seperti kepuasan
pelanggan.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham
mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%,
sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange
(NYSE) dengan kode “TLK”. Dalam upaya bertransformasi menjadi digital
telecommunication company, TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis
dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer-
oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TelkomGroup menjadi
lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan
industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan
customer experience yang berkualitas.
2
2. LITERATUR TEORI
2.1 Definisi Manajemen Proses Bisnis
Menurut pendapat ahli mengemukakan “ Bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan
laba. Lalu, manajemen proses bisnis didefinisikan sebagai “manajemen kinerja
perusahaan melalui proses”. Sehingga, Manajemen Proses Bisnis (BPM)
adalah sebuah pendekatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
melalui pembangunan otomatisasi proses dan ketangkasan untuk mengelola
perubahan.
3
2.3 Proses Bisnis
Proses bisnis merupakan kejadian, aktivitas dan keputusan yang
melibatkan beberapa aktor dan sumber daya dan secara bersama-sama
menghasilkan ouput yang bernilai bagi organisasi dan pelanggannya.
Komponnen proses bisnis :
a. Events : Korespondesnsi terhadap hal-hal yang terjadi secara atomic (tidak
memiliki durasi). Contohnya, datangnya peralatan yang dibutuhkan dalam
lapangan konstruksi.
b. Activities : Terjadi dipacu oleh event, aktivitas yang lebih sederhana disebut
task. Contohnya, ketika peralatan tiba, operator akan mulai melakukan
pemeriksaan.
c. Decision Points : Titik dimana ketika keputusan dibuat, dapat memberikan
dampak pada bagaimana proses dijalankan. Contohnya, hasil dari
pemeriksaan peralatan, operator akan memutuskan apakah peralatan akan
dikembalikan atau diterima.
d. Actor : Orang, organisasi, dan software.
e. Objek : Peralatan, bahan, produk, dokumen.
f. Outcomes : Hasil dari eksekusi proses, idealnya outcome harus memberikan
nilai pada aktor yang terlibat dalam proses.
Biasanya proses bisnis digambarkan dalam :
a. Process Maps : Simple flow charts of high level activities
b. Process Descriptions : Flow charts with more information
c. Process Model : Flow charts with enough information for analysis,
simulation, execution.
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis
adalah:
4
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan
nilai tambah pada penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup
beberapa fungsi.
5
e. Proses pembayaran
f. Proses penerimaan barang
6
e. Penyebab masalah tersebut bisa terjadi karena : pekerja yang tidak
ahli, metode penanganan pelanggan tidak tepat.
f. Proses bisnis yang baik memiliki skala prioritas mengenai proses yang
mana saja perlu diperbaiki dengan segera atau urgent, mana yang tidak
urgent.
Lalu mengapa BPM menjadi elemen yang sangat penting bagi kesuksesan
sebuah perusahaan?
Proses bisnis merupakan inti dari seluruh aktivitas pada suatu perusahaan
atau organisasi. Untuk mencapai tujuan perusahaan, proses bisnislah yang akan
memberdayakan seluruh sumber daya yang ada pada perusahaan. Tapi yang
perlu diketahui adalah bahwa setiap bisnis memiliki proses masing-masing
yang unik, sesuai dengan karakteristik dari perusahaan dan bidang usahanya,
seperti proses pembuatan produk ataupun layanan baru, pengadaan supply,
7
menjawab pertanyaan pelanggan, ataupun rekruitasi karyawan baru, yang
tentunya memiliki perbedaan karekteristik tersendiri untuk setiap perusahaan.
Manajemen Proses Bisnis yang efektif dan efisien dapat menghasilkan
nilainilai kompetitif bagi perusahaan.
Proses bisnis yang dikelola dengan baik akan mampu menumbuhkan
peluang. Namun perusahaan terkadang kurang memahami dan tidak mampu
mengontrol proses bisnis yang dimilikinya. Pihak manajemen mungkin telah
berhasil membuat prosedur yang ideal untuk menjalankan proses bisnisnya,
tapi pada kenyataannya, implementasi di lapangan dapat sangat berbeda dari
apa yang telah dirancang sebelumnya. Pada pelaksanaan suatu proses bisnis
kadang terjadi redundansi, ketidakefisienan, stagnasi, dan berbagi kesalahan-
kesalahan lainnya yang tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Bisnis yang tidak
tangkas dalam mengontrol proses bisnis yang dimilikinya cenderung akan
menghalangi usaha perusahaan dalam mencapai sasaran yang diinginkan.
3. PEMBAHASAN
kajian teori dan implementasi/penerapan yang terjadi di lapangan, bagaimana
proses penerapan, hambatan dan tantangan,
3.1 Tata Kelola PT Telkom Indonesia Tbk
Tata Kelola didefinisikan sebagai serangkaian proses, kebiasaan, kebijakan,
aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga
mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata
kelola perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi.
Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank
dan kreditor lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.
8
1. Mendukung Purpose Telkom yaitu “Mewujudkan bangsa yang lebih
sejahtera dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah yang terbaik
bagi para pemangku kepentingan.
2. Mendukung visi Telkom yaitu “Menjadi Digital Telco Pilihan Utama untuk
Memajukan Masyarakat.”
3. Mendukung misi Telkom, yaitu mempercepat pembangunan Infrastruktur
dan platform digital cerdas yang berkelanjutan, ekonomis, dan dapat diakses
oleh seluruh masyarakat; mengembangkan talenta digital unggulan yang
membantu mendorong kemampuan digital dan tingkat adopsi digital
bangsa; dan mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan
pengalaman digital pelanggan terbaik.
4. Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi para Pemegang Saham dan para
pemangku kepentingan.
5. Mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan usaha yang sehat dan
kompetitif dalam jangka panjang.
6. Meningkatkan kepercayaan para Pemegang Saham dan Stakeholder kepada
Telkom.
9
Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Komite-Komite, dan Sekretaris
Perusahaan.
b. Melaksanakan mekanisme check and balances kewenangan dan peran
dalam pengelolaan Perusahaan.
c. Memiliki Key Performance Indicator (KPI) dan target operasional
dengan jelas.
3. Prinsip Tanggung Jawab (Responsibility)
a. Mematuhi Undang-Undang dan/atau peraturan perpajakan, persaingan
yang sehat, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja,
standar penggajian, dan peraturan terkait lainnya.
b. Memiliki mekanisme dan prosedur yang mengatur dan mengevaluasi
kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta menerapkan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
c. Memiliki fungsi VP Legal and Compliance yang bertugas untuk
memastikan pemenuhan seluruh ketentuan peraturan dan perundangan.
4. Prinsip Independensi (Independency)
a. Menjalankan profesionalisme di dalam Perusahaan tanpa benturan
kepentingan dan bebas dari pengaruh tekanan pihak lain yang tidak
sesuai dengan regulasi serta bertentangan dengan prinsip korporasi yang
sehat.
b. Mencantumkan aturan-aturan/wewenang pengambilan keputusan
korporasi dalam Board Charter maupun Anggaran Dasar Perusahaan
yang menekankan pada independensi.
c. Memiliki kebijakan tambahan dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan
yang berorientasi pada prinsip independensi, seperti kebijakan transaksi
benturan kepentingan, larangan donasi partai politik, dan larangan
hubungan afiliasi.
5. Prinsip Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
a. Menerapkan prinsip kesetaraan dan kewajaran dalam memenuhi hak-
hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10
b. Menghormati hak Pemegang Saham minoritas.
c. Melarang Insider Trading.
d. Menerapkan manajemen kinerja berdasarkan Balanced Scorecard.
e. Melakukan lelang terbuka dalam pengadaan barang/jasa dan
mengimplementasikan e-procurement.
Prinsip Implementasi
Prinsip 1
Meningkatkan Nilai Perseroan telah memiliki prosedur
Penyelenggaraan Rapat Umum teknis pengumpulan suara yang
Pemegang Saham (RUPS). terdapat dalam tata tertib Rapat
Umum Pemegang Saham.
Seluruh Direksi dan Dewan
Komisaris hadir dalam RUPS.
Prinsip 2
Meningkatkan Kualitas Telkom memiliki kebijakan
Komunikasi Perusahaan Terbuka komunikasi kepada investor
dengan Pemegang Saham atau melalui Non Deal Roadshow, One
Investor. on One Meeting, Earnings Call,
Public Expose, Conference, dan
Investor Summit.
Telkom telah menyediakan bahan
dari setiap Earnings Call,
Conference dan materi presentasi
dengan investor di website
Perseroan untuk memberikan
kesetaraan pada pemegang saham
atau investor atas pelaksanaan
komunikasi dengan Perseroan.
11
Prinsip 3
Memperkuat Keanggotaan dan Telkom telah memenuhi ketentuan
Komposisi Dewan Komisaris. yang berlaku bagi Perseroan
sebagai Perusahaan Terbuka
sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 20 Peraturan OJK No.
33/POJK.04/2014 yaitu jumlah
anggota Dewan Komisaris lebih
dari 2 (dua) orang.
Berdasarkan kebijakan Pemegang
Saham, Dewan Komisaris telah
dipilih dengan memperhatikan
keberagaman keahlian,
pengetahuan, pengalaman serta
kondisi, dan kompleksitas bisnis
Telkom.
Prinsip 4
Meningkatkan Kualitas Berdasarkan Peraturan Bersama
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Dewan Komisaris dan Direksi
Jawab Dewan Komisaris. PD.620.00/r.00/ HK200/COP-
M4000000/2020 terdapat kebijakan
untuk menilai kinerja Dewan
Komisaris Perseroan dilakukan
oleh Pemegang Saham Seri A
Dwiwarna melalui mekanisme
Rapat Umum Pemegang Saham.
Berdasarkan Peraturan Bersama
Dewan Komisaris dan Direksi
PD.620.00/r.00/ HK200/COP-
M4000000/2020 terdapat kebijakan
12
untuk penilaian sendiri (self
assessment) yang diungkapkan
diungkapkan dalam Laporan
Tahunan.
Prinsip 5
Memperkuat Keanggotaan dan Penentuan jumlah Direksi
Komposisi Direksi. Perseroan mengacu pada ketentuan
perundangundangan yang berlaku
dimana berdasarkan Pasal 2 ayat (1)
dan ayat (2) Peraturan OJK No. 33/
POJK.04/2014 tentang Direksi dan
Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik, paling kurang
terdiri dari 2 (dua) orang anggota
Direksi, yang 1 (satu) di antaranya
diangkat menjadi Direktur Utama.
Berdasarkan kebijakan Pemegang
Saham, Direksi Perseroan telah
dipilih dengan memperhatikan
keberagaman keahlian,
pengetahuan, pengalaman serta
kondisi, dan kompleksitas bisnis
Perseroan.
Prinsip 6
Meningkatkan Pelaksanaan Tugas Direksi telah memiliki kebijakan
dan Tanggung Jawab Direksi. penilaian sendiri yang tercantum
dalam bagian Penilaian Kinerja
Dewan Komisaris dan Direksi.
Hasil penilaian sendiri Direksi
diungkapkan dalam Laporan
13
Tahunan Perseroan dalam bagian
Tata Kelola Perusahaan.
Prinsip 7
Meningkatkan Aspek Tata Kelola Berdasarkan pada Peraturan
Perusahaan Melalui Partisipasi Direktur Human Capital
Pemangku Kepentingan. Management No. PR
209.05/r.01/HK250/COP-
A4000000/ 2020 tentang Disiplin
Karyawan kebijakan untuk
mencegah terjadinya Insider
Trading terdapat dalam Pasal 7
mengenai Pelanggaran Berat yang
salah satunya adalah
penyalahgunaan wewenang atau
jabatan.
Telkom selalu berkomitmen untuk
mencegah terjadinya korupsi di
lingkungan Perusahaan. Hal ini
diwujudkan melalui adanya pakta
integritas yang diisi oleh seluruh
karyawan Telkom dan adanya
website tersendiri sebagai portal
integritas seluruh karyawan
Telkom yaitu
myintegrity.telkom.co.id.
Prinsip 8
Meningkatkan Keterbukaan Telkom juga aktif dalam berbagai
Informasi. sosial media sebagai media
keterbukaan informasi dan promosi
produk. Selain itu kita juga
14
menggunakan sistem mailing list
sebagai media keterbukaan
informasi dan komunikasi kepada
investor.
Telkom mengungkapkan siapa
pemilik manfaat akhir dalam
kepemilikan saham Perusahaan
dengan kepemilikan 5% atau lebih
dalam Laporan Tahunan Telkom di
bagian Komposisi Kepemilikan
Saham.
15
3.4 Jenis Risiko Dan Cara Pengelolaannya
Unit Risk Management yang didirikan oleh Telkom membantu Manajemen
untuk mengidentifikasi risiko-risiko strategis terkait proses bisnis yang
dijalankan oleh Telkom. Beberapa risiko utama yang berpengaruh terhadap
kegiatan bisnis Telkom dapat dilihat pada tabel berikut.
16
17
4. KESIMPULAN
Secara konsisten, PT Telkom Indonesia Tbk menyadari bahwa Manajemen Risiko
berperan penting dalam menjamin terwujudnya Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan bisnis Telkom dan Anak
Perusahaan. Manajemen risiko yang berjalan baik mendukung bisnis
telekomunikasi dengan cakupan area bisnis yang luas di tengah berbagai risiko
usaha terkait transformasi komunikasi di era digital. Oleh sebab itu, salah satu
langkah penting PT Telkom Indonesia Tbk untuk mencapai Good Corporate
Governance (GCG) yaitu dengan terus menerapkan dan menyempurnakan Sistem
Manajemen Risiko secara berkesinambungan.Perusahaan tersebut berkomitmen
menerapkan tata kelola perusahaan dengan mengacu kepada berbagai regulasi yang
relevan. Dalam menjalankan proses bisnisnya, perusahaan inimenerapkan 5 (lima)
prinsip tata kelola perusahaan yang baik antara lain : prinsip transparan, prinsip
akuntabilitas, prinsip tanggung jawab, prinsip independensi, dan prinsip kesetaraan
dan kewajaran.
18
DAFTAR PUSTAKA
19