Oleh :
KELOMPOK 8
SISTEM INFORMASI 1A
SINGARAJA
2020
1. TEORI PEMODELAN PROSES BISNIS
Permodelan proses bisnis adalah suatu proses mendokumentasikan
atau memodelkan langkah-langkah proses bisnis ke dalam bentuk diagram
yang sistematis dan jelas, agar selanjutnya proses bisnis dapat dibaca,
dimengerti, dan dianalisis dengan lebih mudah.
Adapun, permodelan proses bisnis harus memuat beberapa informasi
dasar dalam bisnis, yakni:
Selain keempat informasi di atas, proses bisnis yang baik juga harus
memuat alur aktifitas komunikasi antar pemeran bisnis (who) maupun
informasi adisional seperti biaya aktivitas maupun informasi bermanfaat
lainnya. Model proses bisnis yang baik harus memuat informasi spesifik
mengenai tiap-tiap langkah dalam proses.
1. Swimline
Swilmine adalah mekanisme untuk mengatur dan
memisahkan peran atau penanggungjawab dari suatu proses.
Jika diterjemahkan dengan teori Pemodelan Proses Bisnis,
maka elemen Swimline adalah elemen yang berisi informasi
siapa yang mengerjakan suatu tugas (who).
Swimline memiliki tiga bagian, yakni Pool yang
merupakan sebuah grup (terdiri dari beberapa peran) dalam
organisasi yang bekerja dalam sebuah proses, Lane yang
merupakan notasi untuk menspesifikasi sebuah peran di dalam
grup atau proses, dan Milestone merupakan tahapan dalam
suatu proses.
Gambar 1. Penggunaan Lane dan Pool dalam BPMN
2. Connecting Object
Connecting Object adalah konektor dari obyek yang
mengalir pada suatu proses. Connecting Object terdiri dari
Sequence Flow (menghubungkan objek yang mengalir dalam
satu Pool atau proses), Message Flow (menghubungkan objek
yang mengalir dan berada pada Pool atau proses yang
berbeda), Association (menghubungkan objek dengan artifact
atau objek informasi tambahan)
Gambar 3. Penggunaan Sequence Flow dalam BPMN
3. Artifact
Artifact adalah informasi tambahan dalam suatu proses
bisnis, dan terdiri dari empat bagian, yakni, Annotation atau
penjelasan dari suatu objek yang mengalir, Data Object atau
file dan dokumen yang digunakan dan dihasilkan oleh suatu
aktivitas, Data Store atau sistem dan aplikasi yang digunakan
dalam suatu proses bisnis, dan terakhir, Group atau
pengelompokkan dari beberapa objek yang mengalir.
Gambar 6. Penggunaan Annotation, Data Object, dan Data
Store dalam BPMN
Gambar 7. Penggunaan Group dalam BPMN
4. Flow Object
Flow Object adalah obyek yang mengalir pada suatu
proses. Flow Object dibagi menjadi tiga jenis notasi, yakni
Event atau sesuatu yang terjadi (bersifat pasif) dan
mempengaruhi proses bisnis ke depannya. Secara umum, Event
dibagi menjadi tiga, yakni Start Event untuk mengawali,
Intermediate Event yang berada di tengah, dan End Event
untuk mengakhiri. Activites atau kegiatan yang dilakukan
secara aktif (something to do), dan Gateaway atau pemecah
berbagai aktivitas.
Gambar 8. Penggunaan Event dalam BPMN
Gambar 9. Penggunaan Activites (Task dan Subrpocess) dalam
BPMN
1. Value-Added Activities.
Langkah ini merupakan langkah berharga dalam proses yang
akan menghasilkan nilai jual untuk pelanggan seperti yang telah
dipaparkan di atas.
Dalam analisis ini, hal utama yang perlu dilakukan adalah membuang
Pure-Waste Activites, lalu berusaha mengubah Incindental-Waste Activites
menjadi Pure-Waste dengan menemukan solusi dengan cara creative thinking.
Sehingga proses dapat berjalan dengan lebih singkat tanpa menghilangkan
nilai jual kepada pelanggan. Analisis ini harus kita terapkan setiap saat selama
bisnis berjalan, karena sesungguhnya kunci dari bisnis adalah
mempertahankan pencapaian dan memaksimalkan kinerja.
Misalnya, ketika kita sakit kepala, sering kali kita hanya berfokus
untuk menghilangkan rasa sakit kepala tersebut dengan meminum obat. Hal
ini tidak salah, namun cara ini tidak dapat mencegah rasa sakit kepala itu
hadir di kemudian hari. Kita lupa untuk mencari penyebab awal rasa sakit
kepala tersebut, misalnya akibat begadang semalaman. Untuk memecahkan
solusi yang bertahan lama dan tepat, kita harus menyadari akar awal penyebab
yang sering kali tidak terlihat. Akar awal penyebab inilah yang disebut dengan
Root Cause, sementara pendekatan yang kita lakukan untuk menemukan Root
Cause ini disebut Root Cause Analysis.
1. Definisikan Masalah.
Mendefinisikan masalah apa yang terjadi berserta
dengan gejala-gejalanya.
2. Kumpulkan Data.
3. Identifikasi Penyebab.
2. Status Masalah
Dan, kedua masalah ini telah diberikan solusi pada laporan 5.3.
Issue Register pada Penyusunan KRS, adapun solusi tersebut
adalah:
Locwin, Ben Ph.D. “When To Use A Fishbone Diagram … And Why You Should
online.com/ doc/when-to-use-a-fishbone-diagram-and-why-you-
20 November 2020.
Shift Indonesia. 2012. “Why Why Analysis: Menemukan Akar dari Suatu Masalah.”
Dalam http://shiftindonesia.com/why-why-analysis-menemukan-akar-
Shift Indonesia. 2013. “5 Langkah Lakukan Root Cause Analysis sebagai Bagian dari
November 2020.
Sholiha, Annisa. 2018. “Project Issue Management: Issue Log (Bagian 2).” Dalam
https://magnaqm.com/project-management-articles/project-issue-
Tableau. “Root cause analysis, explained with examples and methods.” Dalam
https://www.tableau.com/learn/articles/root-cause-analysis, diakses 16
November 2020.