Disusun Oleh:
Kelompok II
NANDA NADILA
RANDA WIJAYA
FICHRA AZRINA ARNIZ
HAQI INSANI
ATHINA NIKITRIA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SIMALINGUN
TAHUN 2023/2024
PEMODELAN PROSES BISNIS
Tujuan Pemodelan Proses Bisnis adalah untuk mendefiniskan langkah langkah yang
harus diambil untuk mencapai suatu tujuan diagram model proses bisnis. Diagram
Model Proses Bisnis adalah alat untuk mencapai sebuauh tujuan, dan bukan hasil
kinerja dari suatu proses. Hasil akhir diagram proses bisnis ini adalah melakukan
perbaikan pada cara proses bisnis itu bekerja.
BPMN sudah menjadi semacam sintaks standar yang digunakan oleh analis proses
dan siapa pun yang membuat alat pemodelan bisnis. Penggunaan BPMN seputar
penggunaan garis, panah, dan bentuk geometris yang relatif sederhana. Semua ini
mengomunikasikan aliran dan nuansa proses. Seorang konsultan dapat melihat model
BPMN dan tahu persis bagaimana seharusnya model itu berfungsi. BPMN menjadi
salah satu standar yang tidak diragukan lagi untuk pemodelan dan eksekusi proses.
2. Diagram UML
Model diagram UML ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, lebih tepatnya ada 14
jenis diagram UML.
Ini dapat dikatakan sebagai kelemahan Pemodelan Proses Bisnis (PPB) ini. Hal ini
karena memahami jenis diagram ini jauh lebih sulit daripada menafsirkan representasi
berbasis BPMN.
Menurut Tallyfy, sebagian besar ahli setuju bahwa BPMN berorientasi pada proses
sedangkan UML berorientasi objek. Ini membuat BPMN lebih baik untuk representasi
proses bisnis.
3. Flowchart
Flowchart / diagram alur dasar digunakan untuk menangkap proses, jauh sebelum
BPMN disusun. Kemudian, BPMN digunakan sebagai inovasi yang membuat diagram
alur jauh lebih informatif dan berguna.
Jika kamu memetakan proses bisnis yang relatif mudah, diagram alur mungkin alat
tepat yang kamu butuhkan untuk melakukan Pemodelan Proses Bisnis (PPB).
DFD dikembangkan kembali pada tahun 1970-an dan tujuannya, yaitu untuk
mewakili aliran data ketimbang aktivitas.
Bagi sebagian besar praktisi analis proses bisnis, teknik Yourdon sudah ketinggalan
zaman dan memiliki satu batasan besar.
Batasan tersebut, yakni diagram ini berfokus pada informasi ketimbang tindakan.
Berdasarkan definisinya, DFD berfokus pada data dan tidak memberikan cara yang
jelas untuk memasukkan semua stakeholder dalam proses, sedangkan BPMN bisa.
Namun jika alur kerja kamu sebagian besar didorong oleh data atau berdasarkan arus
informasi, bentuk Pemodelan Proses Bisnis (PPB) sesuai dengan kebutuhanmu.
5. Diagram PERT
Pada awal abad 20, diagram Program Evaluation and Review Technique (PERT)
diperkenalkan. Diagram ini berusaha memecah arus proses bisnis ke dalam timeline.
Ada perkiraan waktu terpendek, terpanjang, dan paling mungkin untuk penyelesaian
setiap langkah dalam proses bisnis.
Kelebihan diagram PERT, yaitu menunjukkan jalur kritis yang harus diikuti menuju
hasil dan membantu menentukan kerangka waktu realistis untuk proses tersebut.
Ini membuat diagram PERT sangat membantu dalam menetapkan tujuan dan target.
Selain itu, bermanfaat dalam membandingkan pendekatan proses untuk menentukan
mana yang akan lebih efisien.
Perancangan proses bisnis dalam suatu industri saat ini menjadi sangat penting,
karena dengan proses bisnis yang baik akan membuat industri tersebut dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan merupakan alat dalam
bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urutan-urutan proses dari
sistem dan dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem.
Proses bisnis
BPMN yaitu salah satu metode dalam membuat pemodelan suatu proses bisnis dalam
organisasi. Kelebihan dalam menggunakan BPMN yaitu dapat menggambarkan secara
keseluruhan dari setiap proses bisnis dengan aliran informasi yang akan disampaikan
antar pihak terkait.
Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas bisnis yang berkkaitan dengan produk
bisnis.Aaktivitas itu akan memiliki syarat dan ketentuan berlaku sehingga mampu
mmenuhi tujuan bisnis.
4. Davenport (1993)
Proses bisnis adalah aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi
output tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan
yang kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu perusahaan, tidak
seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh
karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang,
dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input dan output.
1. Proses Manajemen
Yaitu sebuah proses yang mengendalikan oprasional sebuah sistem. Misalnya
manajemen strategis.
2. Proses Operasional
Merupakan sebuah proses yang mempunyai bisnis inti dan meliputi aliran
nilai utama. Misalnya proses pembelian, manufaktur, pengiklanan, pemasaran,
dan penjualan.
3. Proses Pendukung
Merupakan pendukung proses inti. Seperti rekrutmen, akunting, pusat
bantuan dan lain sebagainya.
1. Interlocking activities
Dalam proses bisnis, berbagai proses bisnis terlibat dalam rangkaian interaksi
satu sama lain untuk menyediakan barang atau jasa bagi konsumen akhir. Jadi,
sifat dari proses bisnis adalah fungsi bisnis yang terintegrasi dan bekerja sama satu
sama lain.
1. Manufaktur
Tujuan : Untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.
2. Penjualan
Tujuan : Untuk menjual barang ke pelanggan dan mengumpulkan uang dari penjualan.
3. Pembelian
Tujuan : Untuk mendapatkan barang dari pemasok dan mengelola stok untuk dijual ke
pelanggan dan menghindari kehabisan stok.
Proses Utama : Ini adalah proses fundamental dari sebuah bisnis di mana
perusahaan mengirimkan produk akhir kepada pelanggan. Setiap langkah yang
terlibat dalam proses ini bekerja untuk menambah nilai pada penawaran akhir.
Proses Dukungan : Proses dukungan tidak menambahkan nilai ke produk akhir
secara langsung tetapi membuat lingkungan untuk proses utama agar
beroperasi secara efisien dan efektif. Proses ini mendukung operasi sehari-hari
suatu organisasi.
Proses manajemen : Proses manajemen mengatur operasi, tata kelola
perusahaan dan manajemen strategis. Proses ini menetapkan tujuan dan standar
yang mengarah pada kerja proses primer dan pendukung yang efisien dan
efektif. Selain perencanaan, proses ini juga melibatkan pemantauan dan
pengendalian proses bisnis lainnya. Proses manajemen digunakan untuk
mengelola bisnis melalui perencanaan strategis, perencanaan taktis dan
operasional.
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI).
2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau
manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik
organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk
mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan
di organisasi.
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi
data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi.
Tujuan dari perancangan proses bisnis yang didukung dengan sebuah sistem
informasi adalah untuk mengurangi celah atau kesenjangan yang ada pada sebuah
organisasi atau perusahaan saat menjalankan aktivitas bisnis. Maka dari itu diperlukan
sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi
yang disebut Arsitektur Enterprise
Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-
masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Masukan
(input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
1.Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI).
2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau
peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi.
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang
akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data,
metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu.
Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya
sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi.