Anda di halaman 1dari 12

MEMODELKAN DAN MERANCANG PROSES BISNIS UNTUK

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Disusun Oleh:
Kelompok II

 NANDA NADILA
 RANDA WIJAYA
 FICHRA AZRINA ARNIZ
 HAQI INSANI
 ATHINA NIKITRIA

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SIMALINGUN
TAHUN 2023/2024
PEMODELAN PROSES BISNIS

Business Process Modelling (BPM) atau Pemodelan Proses Bisnis (PPB)


merupakan diagram yang umum mewakili urutan kegiatan secara implisit berfokus
pada sebuah proses, tindakan dan kegiatan (job). Sumber Daya (Resource) yang
digambarkan dalam PPB menunjukkan bagaimana mereka akan diproses.

Pemodelan Proses Bisnis adalah lintas fungsional, biasanya penggabungan


pekerjaan dan dokumentasi lebih dari satu departemen dalam sebuah institusi,
organisasi atau perusahaan. Dalam situasi lebih rumit, Pemodelan Proses juga
dimasukan pada aktivitas proses eksternal pada organisasi dan sistem yang
dimasukkan ke dalam sebuah proses primer / utama. Dalam organisasi besar
Pemodelan Proses Bisnis cenderung dianalisis dan direpresentasikan secara lebih rinci
dari pada di organisasi kecil, karena skala dan kompleksitasnya lebihbesar.

Manfaat Pemodelan Proses Bisnis:

1. untuk memudahkan pemahaman alur proses secara terintegrasi.


2. untuk membantu perusahaan memahami proses bisnisnya dengan baik
3. untukmengidentifikasi permasalahan seperti critical path atau bottleneck yang
mungkin terjadi
4. untuk mengembangkan, mendokumentasikan serta mengkomunikasikannya pada
semua pemangku kepentingan bisnis.

Tujuan Pemodelan Proses Bisnis adalah untuk mendefiniskan langkah langkah yang
harus diambil untuk mencapai suatu tujuan diagram model proses bisnis. Diagram
Model Proses Bisnis adalah alat untuk mencapai sebuauh tujuan, dan bukan hasil
kinerja dari suatu proses. Hasil akhir diagram proses bisnis ini adalah melakukan
perbaikan pada cara proses bisnis itu bekerja.

Proses Pemodelan Proses Bisnis

Proses bisnis melingkupi hal-hal sebagai berikut, yaitu:

1. Proses bisnis mempunyai Tujuan atau sasaran.


2. Proses bisnis Membutuhkan input.
3. Proses bisnis Menghasilkan output.
4. Proses bisnis Membutuhkan sumber daya untuk memproses masukan.
5. Proses bisnis harus melakukan Aktifitasnya secara berurutan.
6. Proses bisnis harus dapat melibatkan lebih dari satu bagian.
7. Proses bisnis dapat Memberi keuntungan dan kemudahan untuk semua
pelanggan
Contoh Teknik-Teknik Pemodelan.

1. Business Process Modeling Notation (BPMN)

BPMN sudah menjadi semacam sintaks standar yang digunakan oleh analis proses
dan siapa pun yang membuat alat pemodelan bisnis. Penggunaan BPMN seputar
penggunaan garis, panah, dan bentuk geometris yang relatif sederhana. Semua ini
mengomunikasikan aliran dan nuansa proses. Seorang konsultan dapat melihat model
BPMN dan tahu persis bagaimana seharusnya model itu berfungsi. BPMN menjadi
salah satu standar yang tidak diragukan lagi untuk pemodelan dan eksekusi proses.

2. Diagram UML

Diagram UML (Unified Modeling Language) menawarkan teknik Pemodelan


Proses Bisnis (PPB) alternatif. Bahasa pemodelan ini dikembangkan oleh pengembang
software, tetapi dapat disesuaikan dengan pemodelan proses bisnis.

Model diagram UML ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, lebih tepatnya ada 14
jenis diagram UML.

Ini dapat dikatakan sebagai kelemahan Pemodelan Proses Bisnis (PPB) ini. Hal ini
karena memahami jenis diagram ini jauh lebih sulit daripada menafsirkan representasi
berbasis BPMN.

Menurut Tallyfy, sebagian besar ahli setuju bahwa BPMN berorientasi pada proses
sedangkan UML berorientasi objek. Ini membuat BPMN lebih baik untuk representasi
proses bisnis.

3. Flowchart

Flowchart / diagram alur dasar digunakan untuk menangkap proses, jauh sebelum
BPMN disusun. Kemudian, BPMN digunakan sebagai inovasi yang membuat diagram
alur jauh lebih informatif dan berguna.

Jika kamu memetakan proses bisnis yang relatif mudah, diagram alur mungkin alat
tepat yang kamu butuhkan untuk melakukan Pemodelan Proses Bisnis (PPB).

4. Yourdon’s Data Flow Diagrams (DFDs)

DFD dikembangkan kembali pada tahun 1970-an dan tujuannya, yaitu untuk
mewakili aliran data ketimbang aktivitas.

Bagi sebagian besar praktisi analis proses bisnis, teknik Yourdon sudah ketinggalan
zaman dan memiliki satu batasan besar.

Batasan tersebut, yakni diagram ini berfokus pada informasi ketimbang tindakan. 
Berdasarkan definisinya, DFD berfokus pada data dan tidak memberikan cara yang
jelas untuk memasukkan semua stakeholder dalam proses, sedangkan BPMN bisa.

Namun jika alur kerja kamu sebagian besar didorong oleh data atau berdasarkan arus
informasi, bentuk Pemodelan Proses Bisnis (PPB) sesuai dengan kebutuhanmu.

5. Diagram PERT

Pada awal abad 20, diagram Program Evaluation and Review Technique (PERT)
diperkenalkan. Diagram ini berusaha memecah arus proses bisnis ke dalam timeline. 

Ada perkiraan waktu terpendek, terpanjang, dan paling mungkin untuk penyelesaian
setiap langkah dalam proses bisnis.

Kelebihan diagram PERT, yaitu menunjukkan jalur kritis yang harus diikuti menuju
hasil dan membantu menentukan kerangka waktu realistis untuk proses tersebut. 

Ini membuat diagram PERT sangat membantu dalam menetapkan tujuan dan target.
Selain itu, bermanfaat dalam membandingkan pendekatan proses untuk menentukan
mana yang akan lebih efisien.

MERANCANG PROSES BISNIS

Perancangan proses bisnis dalam suatu industri saat ini menjadi sangat penting,
karena dengan proses bisnis yang baik akan membuat industri tersebut dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan merupakan alat dalam
bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urutan-urutan proses dari
sistem dan dapat dirancang dalam bentuk bagan alir sistem.

Proses bisnis

1. proses yang mendukung proses produksi

2. urutan pekerjaan yang menggunakan sumber daya perusahaan


guna mendukung proses produksi.

Dengan melakukan perancangan proses bisnis yang ada industri dapat


mengukur kinerjanya saat ini, kemudian dapat melakukan perbaikan dengan
menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga dapat meningkatkan
throughput efficiency industri.

Merancang proses bisnis untuk sistem informasi menggunakan Business


Process Modeling Notation (BPMN) menggambarkan suatu bisnis proses diagram
yang mana didasarkan kepada teknik diagram alur, dirangkai
untuk membuat model-model grafis dari operasi-operasi bisnis dimana terdapat
aktivitasaktivitas dan kontrol-kontrol alur yang mendefinisikan urutan kerja. BPMN
dikembangkan oleh konsorsium industry (BPMN.org) yaitu konstituen yang mewakili
berbagai vendor alat BPM tetapi bukan sebagai pembuka akhir, mengemukakan
bahwa

“ The Business Process Modeling Notation is Emerging as a standard language for


capturing business processes, e-specially at the level of domain analysis and high level
systems design” (BPMI.org : 2006) atau Notasi Pemodelan Proses Bisnis Muncul
sebagai bahasa standar untuk menangkap proses bisnis, khususnya pada tingkat
analisis domain dan desain sistem tingkat tinggi” (BPMI.org : 2006)

BPMN yaitu salah satu metode dalam membuat pemodelan suatu proses bisnis dalam
organisasi. Kelebihan dalam menggunakan BPMN yaitu dapat menggambarkan secara
keseluruhan dari setiap proses bisnis dengan aliran informasi yang akan disampaikan
antar pihak terkait.

Pengertian proses bisnis

Proses bisnis adalah serangkaian aktivitas bisnis yang berkkaitan dengan produk
bisnis.Aaktivitas itu akan memiliki syarat dan ketentuan berlaku sehingga mampu
mmenuhi tujuan bisnis.

Proses Bisnis Menurut Para Ahli

1. Menurut Monk (2009)


Proses bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang menerima satu atau lebih
masukkan (input) dan menghasilkan keluaran (output) yang bernilai bagi pelanggan.

2. Menurut Rummler dan Brache dalam Siegel (2008)


proses bisnis adalah sekumpulan kegiatan dalam bisnis untuk menghasilkan produk
dan jasa.

3. Menurut Weske (2007)


Proses bisnis adalah kegiatan yang dapat dilakukan baik secara manual maupun
dengan bantuan sistem informasi.

4. Davenport (1993)
Proses bisnis adalah aktivitas yang terukur dan terstruktur untuk memproduksi
output tertentu untuk kalangan pelanggan tertentu. Terdapat di dalamnya penekanan
yang kuat pada “bagaimana” pekerjaan itu dijalankan di suatu perusahaan, tidak
seperti fokus dari produk yang berfokus pada aspek “apa”. Suatu proses oleh
karenanya merupakan urutan spesifik dari aktivitas kerja lintas waktu dan ruang,
dengan suatu awalan dan akhiran, dan secara jelas mendefinisikan input dan output.

5. Hammer dan Champy (tahun 1994, p35)


Proses bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang memerlukan satu atau lebih
masukan / input dan membentuk suatu keluaran / output yang memiliki nilai yang
diinginkan pelanggan.
6. Indrajit (tahun 2002, p3)
Proses bisnis adalah sejumlah aktivitas yang mengubah sejumlah input menjadi
output untuk orang lain.

7. Paul Harmon (2003)


pada bukunya yang berjudul “Business Process Change” (tahun 2003)
Proses Bisnis adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis dimana
mencakup inisiasi input, transformasi dari suatu informasi, dan menghasilkan output

Tipe Proses Bisnis

1. Proses Manajemen
Yaitu sebuah proses yang mengendalikan oprasional sebuah sistem. Misalnya
manajemen strategis.
2. Proses Operasional
Merupakan sebuah proses yang mempunyai bisnis inti dan meliputi aliran
nilai utama. Misalnya proses pembelian, manufaktur, pengiklanan, pemasaran,
dan penjualan.
3. Proses Pendukung
Merupakan pendukung proses inti. Seperti rekrutmen, akunting, pusat
bantuan dan lain sebagainya.

Aspek Utama Proses Bisnis

Beberapa aspek utama proses bisnis adalah sebagai berikut:

1. Interlocking activities
Dalam proses bisnis, berbagai proses bisnis terlibat dalam rangkaian interaksi
satu sama lain untuk menyediakan barang atau jasa bagi konsumen akhir. Jadi,
sifat dari proses bisnis adalah fungsi bisnis yang terintegrasi dan bekerja sama satu
sama lain.

2. Across the organization


Dalam struktur hierarki dalam perspektif fungsional, arus informasi bersifat
vertikal. Namun, realitas praktisnya adalah arus terjadi di seluruh perusahaan.
Aliran horizontal ini mewakili proses bisnis dan mencerminkan bahwa departemen
dan area fungsional yang berbeda perlu berkomunikasi satu sama lain untuk
menyediakan barang atau layanan yang mungkin dibutuhkan pelanggan.

3. Predetermined organizational goal


Proses bisnis dirancang untuk mencapai beberapa tujuan atau sasaran yang
telah ditentukan dari perusahaan. Dengan memikirkan beberapa proses bisnis yang
khas, Anda dapat secara intuitif mengidentifikasi tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya yang dirancang untuk dicapai.
4. Customer needs
Tujuan dari proses bisnis adalah untuk mencapai tujuan perusahaan, yang
biasanya disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

Fungsi Proses Bisnis

Kemudian, proses bisnis juga memiliki fungsi penting, antara lain:

1. Bantu manajer untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah yang


terdapat selama proses bisnis berlangsung;
2. Ikut membantu pelanggan dalam memprediksi kapan proses bisnis dimulai
serta diakhiri atau mungkin berkelanjutan;
3. Membantu para pekerja perusahaan supaya memahami tentang proses apa yang
menjadi tugasnya dalam menjalankan proses bisnis.
4. Pengurangan pengeluaran dan resiko: sebuah proses terencana dan baik akan
mengurangi pengeluaran dan resiko dengan meletakkan cara-cara yang paling
efisien untuk melakukan pekerjaan dengan mempertimbangkan potensi
kekurangan di masa depan.
5. Mengurangi kesalahan manusia: mengurangi kesalahan manusia atau human
error dengan mendistribusikan tugas kepada orang-orang yang berspesialisasi
di dalamnya.
6. Meningkatkan efisiensi: meningkatkan produktivitas departemen dengan
memetakan hal yang harus dilakukan dan langkah relevan yang terbaik untuk
bisnis.
7. Lebih fokus pada pelanggan: proses yang baik adalah langkah yang
berorientasi pelanggan. Ini terus memperbarui perusahaan tentang keinginan
pelanggan dan ulasan tentang produk / layanan.
8. Menjembatani kesenjangan komunikasi: Menjembatani kesenjangan
komunikasi antara perusahaan dan pelanggannya melalui ulasan dan riset pasar.
9. Manajemen waktu yang lebih baik: proses yang benar juga akan meningkatkan
efisiensi waktu dengan mengembangkan strategi dan diagram alur untuk
meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tertentu.
10. Adaptasi teknologi baru: proses ini sering kali terus berubah dan meningkat
seiring waktu. Perusahaan mengadopsi teknologi baru untuk tetap berdiri tegak
dengan meningkatkan proses bisnis sesuai dengan teknologi terbaru.

Contoh Proses Bisnis

Untuk memahami lebih lanjut mengenai proses bisnis, berikut contohnya:

1. Manufaktur
Tujuan : Untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.

Peserta : Staf pabrik, staf penjualan.

Input : Pemesanan kembali, pemberitahuan pembuatan, bahan baku.


Output : Barang jadi.

2. Penjualan

Tujuan : Untuk menjual barang ke pelanggan dan mengumpulkan uang dari penjualan.

Peserta : Staf penjualan, pelanggan, staf penagihan, gudang.

Input : Pesanan penjualan.

Output : Faktur, kwitansi, dokumen pengiriman.

3. Pembelian

Tujuan : Untuk mendapatkan barang dari pemasok dan mengelola stok untuk dijual ke
pelanggan dan menghindari kehabisan stok.

Peserta : Staf gudang, staf pembelian, staf penjualan, vendor.

Input : Permintaan pembelian, pemesanan kembali.

Output : Pesanan pembelian.

Jenis Proses Bisnis

 Proses Utama : Ini adalah proses fundamental dari sebuah bisnis di mana
perusahaan mengirimkan produk akhir kepada pelanggan. Setiap langkah yang
terlibat dalam proses ini bekerja untuk menambah nilai pada penawaran akhir.
 Proses Dukungan : Proses dukungan tidak menambahkan nilai ke produk akhir
secara langsung tetapi membuat lingkungan untuk proses utama agar
beroperasi secara efisien dan efektif. Proses ini mendukung operasi sehari-hari
suatu organisasi.
 Proses manajemen : Proses manajemen mengatur operasi, tata kelola
perusahaan dan manajemen strategis. Proses ini menetapkan tujuan dan standar
yang mengarah pada kerja proses primer dan pendukung yang efisien dan
efektif. Selain perencanaan, proses ini juga melibatkan pemantauan dan
pengendalian proses bisnis lainnya. Proses manajemen digunakan untuk
mengelola bisnis melalui perencanaan strategis, perencanaan taktis dan
operasional.

Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap
sebelumnya. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
1.Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI).

2. Tahap Analisis

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau
manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik
organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk
mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan
di organisasi.

3. Tahap Perancangan (Desain)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi
yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi
data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

4.Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem


yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Bagaimanapun, hal ini akan
berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan
secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas
sistem informasi yang baru dikembangkan.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna
kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi.

6.Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi


dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
7.Pengoperasian dan Pemeliharaan

Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem


informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan
terhadap sistem informasi.

Tujuan dari perancangan proses bisnis yang didukung dengan sebuah sistem
informasi adalah untuk mengurangi celah atau kesenjangan yang ada pada sebuah
organisasi atau perusahaan saat menjalankan aktivitas bisnis. Maka dari itu diperlukan
sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi
yang disebut Arsitektur Enterprise
Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-
masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Masukan
(input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:

1.Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang
melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam
tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama
besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan
pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI).

2. Tahap Analisis

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau
peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi.

3. Tahap Perancangan (Desain)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau
manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang
akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan komputer, teknik koversi data,
metode migrasi sistem, dan sebagainya.

4.Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu.
Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya
sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi.

6.Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi


dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca
implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.

7.Pengoperasian dan Pemeliharaan

Langkah Paling akhir adalah pengoperasian dan pemeliharaan. selama sistem


informasi beroperasi, terdapat beberapa pekerjaa rutin yang perlu dilakukan terhadap
sistem informasi.

Anda mungkin juga menyukai