Dalam konteks ERP (Enterprise Resource Planning), Proses Modelling adalah praktik
memetakan dan menganalisis berbagai langkah yang terlibat dalam proses bisnis utama
perusahaan. Ini melibatkan pembuatan representasi visual dari aliran data, keputusan, dan
aktivitas yang mendorong berbagai fungsi departemen, seperti keuangan, penjualan,
produksi, dan lainnya.
Proses Modelling pada ERP memiliki beberapa tujuan utama:
Memahami Proses Bisnis: Menciptakan dokumentasi terstruktur tentang bagaimana
tugas diselesaikan dalam perusahaan, yang membantu mengidentifikasi inefisiensi dan
area perbaikan.
Menyederhanakan Implementasi ERP: Menyelaraskan proses bisnis dengan modul
dan fungsionalitas yang ditawarkan oleh sistem ERP, memastikan integrasi yang
lancar dan mengurangi risiko kegagalan implementasi.
Meningkatkan Efisiensi: Mengidentifikasi peluang untuk menghilangkan langkah-
langkah yang tidak perlu, mengotomatiskan tugas, dan mempercepat keseluruhan
proses bisnis.
Meningkatkan Komunikasi: Memberikan landasan bersama untuk diskusi lintas
departemen dan memfasilitasi kolaborasi yang lebih baik.
Ada beberapa pendekatan untuk Proses Modelling yang dapat diterapkan pada ERP,
termasuk:
Business Process Modelling Notation (BPMN): Standar industri untuk
menggambarkan proses bisnis secara visual, menggunakan simbol dan diagram untuk
menunjukkan aliran aktivitas, keputusan, dan entitas yang terlibat.
Flowchart: Representasi sederhana dari langkah-langkah dalam proses tertentu,
menggunakan panah untuk menunjukkan arah aliran.
Deskripsi Narratif: Penjelasan tertulis tentang langkah-langkah dan logika dari suatu
proses.
Manfaat dari Proses Modelling pada ERP:
1. Pemahaman yang Lebih Baik tentang Proses Bisnis: Proses modeling membantu
organisasi untuk memahami proses bisnis mereka dengan lebih baik. Dengan
menganalisis langkah-langkah yang terlibat dalam setiap proses, organisasi dapat
mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan atau optimalisasi.
3. Desain Proses Baru: Berdasarkan hasil analisis, proses-proses bisnis yang ada
mungkin perlu dimodifikasi atau dirancang ulang. Desain proses baru ini harus
mempertimbangkan tujuan bisnis organisasi dan kemampuan sistem ERP yang
tersedia.
4. Pemodelan Visual: Proses modelling sering menggunakan representasi visual seperti
diagram alir, diagram use case, atau diagram lainnya untuk menggambarkan proses-
proses bisnis secara jelas dan terstruktur. Ini membantu pemangku kepentingan untuk
memahami dan mengevaluasi proses-proses yang dirancang.