Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SUSENO ARIEF SUTEDJO

NIM : 22515006

UAS ANALISIS PROSES BISNIS

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisis proses bisnis dalam konteks sistem informasi?
Jawaban :
Analisis proses bisnis merupakan suatu upaya mempelajari proses bisnis yang ada dalam satu atau
beberapa organisasi, baik dalam operasi normal dan dalam situasi yang luar biasa (Djankov dkk,
2006). Tujuan analisis proses bisnis adalah untuk menganalisis dan mendokumentasikan kerja proses
yang ada. Atau dapat disimpulkan Analisis Proses Bisnis adalah Kajian untuk mengetahui
tahapan/urutan kejadian dalam suatu organisasi dengan menggunakan berbagai sumber daya yang
bertujuan mendapatkan hasil/keuntungan

2. Apa perbedaan antara analisis proses bisnis dan analisis kebutuhan dalam pengembangan sistem
informasi?
Jawaban :
Analisis Proses Bisnis adalah Kajian untuk mengetahui tahapan/urutan kejadian dalam suatu
organisasi dengan menggunakan berbagai sumber daya yang bertujuan mendapatkan
hasil/keuntungan sedangkan analisis kebutuhan merupakan analisis yang dibutuhkan untuk
menentukan spesifikasi kebutuhan sistem. Spesifikasi ini juga meliputi elemen atau komponen –
komponen apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang akan dibangun sampai dengan sistem
tersebut diimplementasikan.
Dapat disimpulkan bahwa analisis proses bisnis merupakan tahapan yang dilaksanakan/akan
dilaksanakan dalam sebuah organisasi atau bisnis untuk mendapatkan keuntungan sedangkan
analisis kebutuhan bertujuan untuk menentukan spesifikasi kebutuhan system yang akan dibangun
untuk menunjang proses bisnis yang akan dijalankan.

3. Jelaskan langkah-langkah yang terlibat dalam analisis proses bisnis?


Jawaban :
Analisis proses bisnis melibatkan serangkaian langkah untuk memahami, menggambarkan, dan
meningkatkan proses bisnis yang ada. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam
analisis proses bisnis:
a. Identifikasi tujuan: Tentukan tujuan dari analisis proses bisnis. Apakah Anda ingin
meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, atau mencapai tujuan
bisnis lainnya?
b. Pilih proses bisnis: Pilih proses bisnis yang akan dianalisis. Fokus pada proses yang memiliki
dampak besar terhadap tujuan bisnis atau proses yang memiliki masalah atau kesempatan
untuk ditingkatkan.
c. Identifikasi pemangku kepentingan: Identifikasi pemangku kepentingan yang terlibat dalam
proses bisnis tersebut. Ini dapat meliputi manajemen tingkat atas, pemilik proses, karyawan,
pelanggan, atau mitra bisnis lainnya.
d. Dokumentasikan proses: Gambarkan proses secara rinci. Mulai dari langkah-langkah yang
terlibat, penggunaan sumber daya, input dan output, dan interaksi dengan pemangku
kepentingan.
e. Identifikasi masalah dan peluang: Analisis proses bisnis dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah, atau kelemahan dalam proses yang ada. Temukan kelemahan di mana ada potensi
untuk perbaikan atau peluang baru.
f. Analisis kinerja: Evaluasi kinerja proses bisnis saat ini. Identifikasi metrik kinerja yang relevan,
seperti waktu siklus, biaya, kualitas, atau kepuasan pelanggan. Bandingkan kinerja saat ini
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan identifikasi area di mana perbaikan dapat
dilakukan.
g. Identifikasi solusi, perbaikan dan evaluasi: Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
identifikasi solusi dan perbaikan yang dapat diterapkan. Prioritaskan solusi berdasarkan
urgensi dan dampaknya terhadap tujuan bisnis. Kembangkan rencana tindakan untuk
menerapkan perbaikan tersebut. Setelah perbaikan diimplementasikan, monitor dan ukur
hasilnya untuk membandingkan kinerja sebelum dan sesudah perbaikan. Identifikasi apakah
tujuan telah tercapai dan apakah ada perubahan yang perlu dilakukan.

4. Mengapa pemodelan proses bisnis penting dalam analisis sistem informasi? Berikan alasan yang
mendukung jawaban Anda?
Jawaban :
Pemodelan proses bisnis merupakan langkah penting dalam analisis sistem informasi karena alasan
berikut:

a. Memahami dan mendokumentasikan proses bisnis: Pemodelan proses bisnis membantu


dalam pemahaman yang mendalam tentang bagaimana proses bisnis saat ini berjalan. Hal Ini
sangat penting untuk mengidentifikasi langkah-langkah, input, output, dan interaksi antar
bagian yang terlibat dalam proses bisnis.
b. Identifikasi masalah dan peluang: Melalui pemodelan proses bisnis, masalah atau kelemahan
dalam proses dapat diidentifikasi. Salah satu contoh masalah duplikasi pekerjaan, antrian
yang berlebihan, keterlambatan, atau ketidaksesuaian dengan kebutuhan pihak-pihak yang
terlibat dalam proses bisnis. Dalam hal ini pemodelan proses bisnis membantu menemukan
potensi untuk perbaikan atau peluang baru dalam efisiensi, penghematan biaya,
pengurangan risiko, atau peningkatan layanan pelanggan.
c. Komunikasi yang efektif antar pihak yang terlibat dalam proses bisnis: Pemodelan proses
bisnis dapat menjadi alat visual yang jelas dan dapat dimengerti untuk berkomunikasi
tentang bagaimana proses bisnis berfungsi. Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan
dari berbagai departemen atau tingkatan organisasi untuk berkolaborasi dengan lebih baik
dan memiliki pemahaman yang sama tentang proses yang terlibat. Komunikasi yang efektif
membantu mencegah kesalahpahaman dan memastikan bahwa kebutuhan semua
pemangku kepentingan dipahami dan dipertimbangkan dalam pengembangan sistem
informasi.
d. Perbaikan dan optimasi proses: Pemodelan proses bisnis memberikan dasar untuk
mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan atau optimasi. Dengan memahami
langkah-langkah dan aliran kerja yang terlibat, pemodelan dapat membantu dalam
mengidentifikasi bottlenecks, redundansi, atau kegiatan yang tidak perlu. Dengan pemodelan
yang tepat, perbaikan dapat dirancang dan diuji sebelum diterapkan dalam sistem informasi.
Ini membantu dalam mengurangi risiko dan biaya yang terkait dengan perubahan proses
yang tidak terencana atau tidak efektif.
e. Rencana implementasi sistem informasi: Pemodelan proses bisnis membantu dalam
merencanakan dan mengimplementasikan sistem informasi yang sesuai. Dengan memahami
proses bisnis secara menyeluruh, pemodelan dapat membantu dalam mengidentifikasi
kebutuhan data, fungsionalitas sistem, integrasi dengan sistem lain, dan pemenuhan
persyaratan pemangku kepentingan. Hal ini memungkinkan pengembangan sistem informasi
yang sesuai dan tepat sasaran yang dapat secara efektif mendukung operasi bisnis.

Secara keseluruhan, pemodelan proses bisnis memiliki peran penting dalam analisis sistem informasi
karena dapat membantu memahami, mendokumentasikan, dan mengoptimalkan proses bisnis yang
ada. Hal ini dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah, merancang solusi, dan memastikan
bahwa sistem informasi yang dikembangkan benar-benar mendukung kebutuhan bisnis yang
sebenarnya.

5. Apa yang dimaksud dengan as-is dan to-be modeling dalam analisis proses bisnis? Jelaskan
perbedaannya.
Jawaban :
As-is Sistem & To-Be sistem
• As-is sistem : sistem saat ini (current) yg belum atau sudah dikomputerisasi
Proses bisnis "As-is" adalah gambaran terperinci tentang keadaan saat ini dari proses,
budaya, dan kemampuan perusahaan. Ini menguraikan bagaimana pekerjaan saat ini
dilakukan dan bagaimana aliran informasi berjalan melalui organisasi. Tujuan dari
proses bisnis "As-is" adalah memberikan dasar untuk mengidentifikasi area
perbaikan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan pada akhirnya
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dengan memahami bagaimana pekerjaan
saat ini dilakukan, organisasi dapat mengembangkan strategi untuk menghilangkan
hambatan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan proses bisnis secara
keseluruhan.
• To-Be sistem : sistem baru hasil perbaikan, sesuai kebutuhan
Proses bisnis " To-Be" menguraikan bagaimana proses sistem baru hasil perbaikan,
sesuai kebutuhan. Ini berfungsi sebagai peta jalan untuk perubahan, mengidentifikasi
di mana organisasi harus berada untuk mencapai tujuannya. Tujuan dari proses bisnis
"To-Be" adalah memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kondisi
perubahan yang terdapat dalam proses bisnis setelah adanya perbaikan system yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Dengan membuat proses bisnis " To-Be", organisasi
dapat memprioritaskan dan fokus pada perubahan yang paling kritis yang diperlukan
untuk mencapai tujuan mereka dan menutup kesenjangan antara keadaan saat ini
dan keadaan yang diinginkan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perbedaan dua system tersebut dan hubungan
keterkaitan antara system As-is dan To-be saling terkait dimana As-is merupakan gambaran si stem
yang ada saat ini dan To-be merupakan system baru yang dibuat untuk memperbaiki system yang
ada berdasarkan dari system As-is dengan penyesuaian berdasarkan kebutuhan yang ada.

6. Jelaskan konsep pemetaan proses bisnis (business process mapping) dan bagaimana hal tersebut
dapat membantu dalam pemahaman dan perbaikan proses bisnis.
Jawaban :
Pemetaan proses bisnis adalah tampilan visual dari langkah-langkah proses bisnis yang
digambarkan dari awal hingga akhir. Pemetaan bisnis ini memberikan tampilan atau visualisasi
ringkas tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk membawa produk, layanan, atau proses lain
dari awal hingga akhir dan urutan langkah-langkah yang harus dilakukan. Business Process Mapping
biasanya menggunakan flowchart atau diagram alir untuk menggambarkan langkah-langkah dan
urutannya. Diagram ini memiliki proses alur dari kiri ke kanan, atau terkadang dari atas ke bawah.
Diagram alir juga menggunakan simbol yang sudah ditetapkan untuk menggambarkan bagian-bagian
penting dari proses tersebut, seperti mulai (start), berhenti (stop/tujuan bisnis), input, serta data.

Business Process Mapping bisa menjadi salah satu cara untuk membantu bisnis agar dapat
berkembang lebih baik lagi kedepannya. Setelah Business Process Mapping disusun dengan baik,
maka dapat diterapkan dan dipastikan agar terus dipantau dalam berjalannya proses bisnis. Seiring
berjalannya waktu, Business Process Mapping juga akan membantu agar dapat mengidentifikasi
masalah bisnis, yang awalnya tidak diduga atau muncul dengan sendirinya yang justru akan
meningkatkan ketangguhan bisnis tersebut.

7. Apa itu analisis gap dalam konteks analisis proses bisnis? Mengapa analisis gap penting dalam
pengembangan sistem informasi?
Jawaban :
Gap Analysis adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk membandingkan kondisi aktual suatu
organisasi dengan kondisi yang diinginkan atau yang ideal. Metode ini digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan atau “gap” antara apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya
terjadi. Gap Analysis biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan, kelemahan, atau
peluang perbaikan dalam berbagai aspek organisasi, seperti proses bisnis, kinerja operasional,
kepatuhan regulasi, atau strategi perusahaan.
Organisasi yang melakukan gap analysis dapat meningkatkan efisiensi mereka dan lebih memahami
bagaimana cara memperbaiki proses dan produk. Tool ini dapat membantu untuk lebih
mengoptimalkan bagaimana waktu, uang, dan sumber daya manusia digunakan.

Beberapa benefit dari gap analysis adalah sebagai berikut :

a. External benchmarking
Membandingkan hasil dengan kriteria eksternal. Perusahaan komputer mungkin ingin
melihat di mana mereka berdiri terhadap kriteria kinerja industri, atau perusahaan permen
mungkin ingin membandingkan reputasi mereka dengan pesaing mereka.

b. Profit percentage analysis


Dalam menguji portofolio produk mereka untuk mencari peluang penjualan baru,
perusahaan dapat menggunakan gap analysis untuk mengidentifikasi produk baru yang akan
dijual. Sebaliknya, mereka juga dapat mencari produk yang sudah ada yang tidak laku,
menggunakan gap analysis untuk mencari tahu mengapa, kemudian mempromosikannya
(misalnya menonjolkan dalam pemasaran atau menjualnya), mengubahnya agar lebih
memenuhi kebutuhan pelanggan, atau menghapusnya dari portofolio mereka.

c. Process improvement
Gap analysis dapat membantu mengungkap kekurangan proses, sehingga hasil nyata sesuai
dengan hasil yang diharapkan. Sebuah perusahaan pengiriman dapat memeriksa proses AP
mereka untuk melihat mengapa begitu banyak vendor mereka tidak dibayar tepat waktu,
atau memeriksa proses penagihan mereka untuk melihat mengapa banyak pemasok mereka
tidak mendapatkan faktur mereka sampai setelah tanggal jatuh tempo.

d. Understanding key performance indicators


Key Performance Indicator (KPI) seperti customer acquisition, return on investment (ROI),
and sales targets dapat menjadi fokus untuk gap analysis. Misalnya, tim penjualan dapat
mencari alasan mengapa mereka melewatkan sasaran triwulanan, dan merencanakannya
dengan tepat sehingga mereka tidak membuat kesalahan yang sama di masa mendatang.

e. Identifying gaps in the market


Usage gap adalah perbedaan antara ukuran pasar saat ini untuk suatu produk atau layanan,
dan ukuran pasar potensial. Gap analysis di area ini dapat membantu organisasi melihat
mengapa mereka tidak mencapai potensi penuh. Apakah reputasi perusahaan menekan
penjualan? Atau apakah manajemen salah membaca permintaan suatu produk?

f. Menyediakan informasi untuk memandu decision makers, sehingga dapat menghasilkan


keputusan yang lebih baik.

g. Memberi pandangan yang lebih jelas ke area yang perlu ditingkatkan, seperti efisiensi,
produk, profitabilitas, proses, kepuasan pelanggan, kinerja, partisipasi, dan keunggulan
kompetitif.

h. Memastikan bahwa project requirements telah dipenuhi.

8. Jelaskan teknik atau metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan persyaratan dari pengguna
dalam analisis proses bisnis.
Jawaban :
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan persyaratan dari
pengguna dalam analisis proses bisnis. Beberapa teknik yang umum digunakan adalah sebagai
berikut:

a. Wawancara: Melakukan wawancara langsung dengan pemangku kepentingan, seperti


pengguna bisnis, manajemen, atau pemilik proses, untuk mendapatkan pemahaman
mendalam tentang proses bisnis yang ada. Wawancara dapat dilakukan dalam format
terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada kebutuhan analisis.
b. Observasi: Mengamati langsung bagaimana pengguna berinteraksi dengan proses bisnis saat
ini. Observasi dapat dilakukan di tempat kerja atau melalui pengamatan terhadap pengguna
saat mereka menjalankan tugas-tugas harian mereka. Hal ini memungkinkan pengumpulan
data yang objektif tentang bagaimana proses saat ini berjalan dan masalah apa yang mungkin
timbul.
c. Group discussion (Diskusi kelompok): Mengadakan sesi diskusi kelompok dengan beberapa
pemangku kepentingan untuk mendiskusikan proses bisnis, tantangan yang dihadapi, dan
peluang perbaikan. Diskusi kelompok dapat mendorong kolaborasi, pertukaran ide, dan
pemahaman yang lebih baik tentang persyaratan bisnis.
d. Survei: Menggunakan kuesioner atau formulir yang dapat diisi oleh pemangku kepentingan
untuk mengumpulkan informasi tentang persyaratan bisnis, preferensi, atau masalah yang
dihadapi dalam proses bisnis. Survei dapat digunakan untuk mengumpulkan data dalam
jumlah besar dan memungkinkan analisis statistik lebih lanjut.
e. Prototyping: Membangun prototipe atau model awal sistem atau proses yang direncanakan
untuk mendapatkan masukan dari pengguna. Dengan memperlihatkan prototipe kepada
pengguna, mereka dapat memberikan umpan balik dan saran yang berharga untuk perbaikan
atau perubahan lebih lanjut.
f. Benchmarking: Melakukan pembandingan dengan proses bisnis terbaik atau praktik terbaik
dalam industri atau organisasi sejenis. Benchmarking membantu dalam mengidentifikasi
celah kinerja dan mendapatkan perspektif tentang apa yang dapat dicapai dalam proses
bisnis yang lebih baik.
g. Analisis dokumen: Melakukan analisis terhadap dokumen dan materi yang ada, seperti
laporan, kebijakan, atau prosedur yang terkait dengan proses bisnis. Dokumen-dokumen ini
dapat memberikan wawasan tentang bagaimana proses saat ini dijalankan dan masalah yang
mungkin muncul.

Pemilihan teknik atau metode tergantung pada karakteristik dan kebutuhan spesifik dari proyek
analisis proses bisnis. Kombinasi beberapa teknik yang sesuai seringkali memberikan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang persyaratan pengguna dan konteks bisnis yang lebih luas.

9. Bagaimana Anda akan mengidentifikasi dan mengatasi hambatan atau tantangan yang mungkin
muncul dalam analisis proses bisnis?
Jawaban :
Salah satu cara melakukan analisis peluang usaha adalah dengan menggunakan metode analisis
peluang usaha SWOT. Metode analisis peluang usaha tersebut cukup terkenal dan mudah
dilaksanakan. Analisis peluang usaha SWOT merupakan singkatan dari Strength (Kekuatan),
Weakness (Kekurangan), Opportunity (Kesempatan), dan Threat (Ancaman). Strength dan Weakness
merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan, sedangkan Opportunity dan Threat
merupakan faktor yang timbul dari luar perusahaan yang tentunya tidak dapat dikontrol. Meskipun
begitu, Opportunity dan Threat dapat diprediksi dan ditelaah apabila melaksanakan analisis peluang
usaha secara mendalam.

Tidak hanya mengetahui kelebihan perusahaan, metode analisis peluang usaha SWOT juga membuat
Anda menyadari kekurangan perusahaan yang perlu diatasi sehingga kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang mengancam perusahaan dapat diketahui dan diselesaikan secepat mungkin.

a. Strength (Kekuatan)
Membuat produk atau jasa yang sama dengan pesaing merupakan hal yang lumrah di dunia
bisnis. Nilai-nilai yang dimiliki suatu produklah yang membuatnya berbeda. Anda harus
mengetahui kekuatan atau kelebihan apa yang Anda punya untuk memikat hati konsumen
atau bahkan menciptakan kekuatan baru yang tidak dimiliki oleh kompetitor. Hal tersebut
yang digolongkan sebagai poin analisis peluang usaha Strength. Apabila Anda mampu
memaksimalkan poin analisis peluang usaha ini, Anda bisa menjaring banyak pelanggan.

b. Weakness (Kekurangan)
Tidak ada salahnya untuk terus menggali kekurangan yang Anda miliki sebelum membangun
usaha. Hal ini berguna untuk mencari jalan keluar dari setiap kekurangan-kekurangan yang
Anda punya saat menyusun analisis peluang usaha. Jika Anda mengabaikan kekurangan yang
dimiliki, seiringnya waktu kekurangan tersebut akan seperti bom waktu yang dapat meledak
kapan saja. Akibatnya, kerugian akan menimpa Anda.

c. Opportunity (Peluang)
Kemajuan dan kesuksesan bisnis tidak terlepas dari peluang yang ada di sekitar kita. Poin
analisis peluang usaha ini meminta Anda untuk mengkombinasikan peluang dengan
kelebihan-kelebihan yang Anda miliki. Dengan demikian, Anda harus pandai mencari
peluang.

d. Threat (Ancaman)
Hambatan atau sandungan yang dapat menyerang bisnis Anda sewaktu-waktu dikategorikan
sebagai poin analisis peluang usaha Threat (ancaman). Hambatan tersebut dapat berupa
adanya pesaing baru yang letaknya tidak jauh dari lokasi usaha Anda dan memiliki produk
sama seperti yang Anda jalani. Oleh karena itu, Anda harus mengoptimalkan kekuatan usaha
yang Anda miliki agar para pelanggan tidak berpaling dari bisnis Anda.

10.Gambarkan diagram aktivitas dan Jelaskan proses bisnis dari diagram aktivitas tersebut.
Jawaban :

Upload Form Ya Pengajuan di Update Data


DAPODIK Memenuhi Kelengkapan DAK
PUPR Aplikasi KRISNA
Syarat

Penilaian Oleh
Tidak Kemendikbud
Ya

Upload ulang Tidak Tidak Mendapat


Memenuhi
Form PUPR Bantuan
Syarat

Anda mungkin juga menyukai