Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alfiah

NIM : T0119001
Mata Kuliah : Desain & Manajemen Proses Bisnis
Program Studi : Sistem Informasi

Tugas 1

Keputusan operasi sangat luas dan mencakup 4 bidang yang dikategorikan sebagai berikut :

1. Mengarahkan strategi keseluruhan operasi


Strategi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau
daya dorong untuk pengambilan keputusan. Visi ini harus diintegrasikan dengan
strategi bisnis dan seringkali tapi tidak selalu direfleksikan pada perencanaan formal.
Strategi operasi seharusnya menghasilkan suatu pola pengambilan keputusan operasi
yang konsisten dan suatu keunggulan bersaing bagi perusahaan.
2. Merancang proses operasi
Rancangan proses adalah suatu keputusan yang sangat penting yang diambil
oleh para manager operasional di suatu perusahaan dalam meliputi rancangan proses
dalam kegiatan mmeproduksi barang atau jasa.
3. Perencanaan & pengendalian pengiriman proses
Perusahaan harus merencanakan, menerapkan dan mengendalikan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan untuk penyediaan produk dan layanan, dan
untuk melaksanakan tindakan yang ditentukan dalam 6 klausa, yakni :
a. Menentukan persyaratan untuk produk dan layanan
b. Menetapkan kriteria untuk proses serta penerimaan produk dan layanan
c. Menetapkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan
produk dan persyaratan layanan
d. Menerapkan pengendalian proses sesuai dengan kriteria
e. Menentukan dan menjaga informasu terdokumentasi sejauh yang diperlukan.
4. Mengembangkan kinerja proses
Perusahaan mengembangkan kinerja proses dengan tiga langkah
a. Menetapkan standar kerja
b. Menilai kinerja aktual karyawan secara relatif terhadap standar
c. Memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan membantunya.
Tugas 2

1. Perspektif proses termasuk dalam 4 perspektif balance scorecard. Balance scorecard


merupakan metode pengukuran hasil kerja yang digunakan perusahaan atau biasa
disebut dengan strategi manajemen. Balance scorecard memberi perusahaan elemen
yang dibutuhkan untuk berpindah dari paradigma ‘selalu tentang finansial’ menuju
model baru yang mana hasil balance scorecard menjadi titik awal untuk review,
mempertanyakan dan belajar tentang strategi yang dimiliki.
2. Dalam perspektif proses, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari
setip unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati
bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai
dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.
3. Pada perspektif proses, perusahaan harus mengevaluasi dan menyelidiki seberapa baik
produk dapat diproduksi. Beberapa pedoman dalam perspektif proses yakni inovasi,
operasi dan purna jual. Hal ini membuat perusahaan harus menetapkan tujuan dan
sasaran operasional internal yang meliputi perbaikan proses, optimalisasi kualitas dan
pemanfaatn kapasitas. Tujuan tersebut yang nantinya akan perusahaan gunakan sebagai
pedoman untuk mendorong kinerja bisnisnya.
Tugas 3

Perspektif Proses Pada Tingkat Proses Individu


1. Proses merupakan versi operasi yang lebih kecil, mereka memiliki pelanggan dan
pemasok dengan cara yang sama seperti keseluruhan operasi. Kita dapat melihat operasi
apapun sebagai jaringan proses individu yang berinteraksi satu sama lain dengan setiap
proses pada saat yang sama serta pemasok internal dan pelanggan internal untuk proses
lainnya. Konsep ‘pelanggan internal’ ini memberikan model untuk menganalisis
aktivitas internal suatu operasi.
2. Ada implikasi penting dari memvisualisasikan setiap fungsi organisasi sebagai jaringan
proses. Berbagai bagian bisnis dihubungkan oleh hubungan antara berbagai prosesnya
dan batas – batas organisasi antara masing – masing fungsi dan bagian dari bisnis benar
– benar merupakan masalah sekunder. Perusahaan secara terus – menerus mengatur
ulang batas – batas antar proses. Mereka sering memindahkan tanggung jawab untuk
tugas antar departemen. Tugas dan proses dapat berpindah di antara berbagai bisnis.
Dengan kata lain, tidak hanya bisnis yang terpisah dapat dilihat sebagai jaringan proses,
seluruh jaringan pasokan juga bisa. Siapa yang memiliki proses mana dan bagaimana
batas organisasi di antara mereka bergerakadalah keputusan yang terpisah.
3. Garis pandang dalam jaringan proses
Berpikir tentang operasi sebagai jaringan proses juga memberikan manfaat lebih lanjut.
Ini menimbulkan pertanyaan apakah orang – orang yang mengoperasikan setiap proses
memiliki (apa yang dikenal sebagai) ‘garis pandang’ yang jelas ke depan melalui
pelanggan eksternal yang pada akhirnya akan terpengaruh oleh kinerja mereka. Jika
demikian, mereka akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk melihat bagaimana
mereka berkontribus pada nilai tambah akhir bagi pelanggan operasi. Sama pentingnya,
mereka akan ditempatkan lebih baik untuk membantu proses lain yang ada di antara
mereka dan pelanggan untuk menambah nilai. Demikian pula, ‘garis pandang’ yang
jelas ke belakang membantu untuk memahami apa yang akan dibutuhkan dari pemasok
internal (dan akhirnya eksternal). Tentu saja, kegagalan untuk memahami bagaimana
rantai proses internal bekerja akan mengurangi efektivitas seluruh operasi.
4. Proses bisnis ‘end-to-end’
Perlu diingat bahwa apa yang dipilih untuk didefinisikan sebagai proses spesifik tidak
ditentukan sebelumnya. Kita dapat mendefinisikan apa yang ada di dalam proses
dengan cara apapun yang kita inginkan. Batasan antar proses, aktivitas yang mereka
lakukan, dan sumber daya yang mereka gunakan, semuanya ada karena telah dirancang
sedemikian rupa. Adalah umum dalam suatu organisasi untuk menemukan proses yang
ditentukan oleh jenis aktivitas yang mereka lakukan. Secara teoritis, dalam organisasi
besar pasti ada cara yang hampir tak terbatas untuk mengumpulkan aktivitas dan
sumber daya bersama sebagai proses yang berbeda. Salah satu cara untuk
mendefinisikan kembali batas – batas dan tanggung jawab proses adalah dengan
mempertimbangkan rangkaian aktivitas ‘end-to-end’ yang memuaskan kebutuhan
pelanggan yang telah ditentukan.
Banyak aktivitas dan sumber daya yang berbeda mungkin akan berkontribusi untuk
‘memproduksi’ setiap produk dan layanannya. Beberapa otoritas merekomendasikan
untuk mengelompokkan aktivitas dan sumber daya bersama -sama secara end-to-end
untuk memenuhi setiap kebutuhan pelanggan yang ditentukan. Pendekatan ini terkait
erat dengan gerakan ‘rekayasa proses bisnis’ atau rekayasa ulang. Hal ini membutuhkan
pemikiran ulang yang radikal tentang desain proses yang mungkin akan melibatkan
mengambil aktivitas dan sumber daya dari fungsi yang berbeda dan menempatkannya
bersama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai