Topik II
PROSES DAN PERANGKAT MUTU
Kompetensi Utama
Setelah mempelajari modul Pengembangan Pendekatan Terhadap Mutu ini
mahasiswa akan dapat memiliki kompetensi mengidentifikasi dan menganalisa
proses dan perangkat mutu
2.1 Pendahuluan
Dalam bab ini disajikan sebuah kerangka atau proses perbaikan kinerja untuk
mengenali dan menangani peluang-peluang perbaikan yang ada di Politeknik
saudara. Perangkat untuk QMS (Quality Management System/Sistem Manajemen
Mutu ) adalah perangkat-perangkat klarifikasi-pemikiran. Perangkat-perangkat ini
bertujuan untuk membantu dalam proses manajemen harian dengan mengamati apa
yang terjadi dalam organisasi, menetapkan standard kinerja terbaik untuk sebuah tim,
memunculkan peluang-peluang untuk perbaikan secara berkelanjutan dengan
difasilitasi ketelitian sistematis dalam praktek kerja tim tersebut; dan mencatat
kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang bisa diukur.
Ada sejumlah alasan untuk melakukan pemikiran dan pengukuran,
mengumpulkan informasi dasar, mengubah ide dan informasi menjadi alat ukur,
menganalisis proses, merancang perbaikan proses, menetapkan standard, dan
mengatur kinerja. Di semester 2 kita telah mengetahui asumsi utama dalam teori
sistem, yaitu system yang terbentuk secara alami memiliki fitur-fitur sistemik yang
tersirat yang, jika telah dipahami, akan memungkinkan kita untuk mengatur sistem
tersebut dengan lebih baik.
Dalam unit pembelajaran ini, kita akan menggabungkan semua yang telah
kita peserta didik tentang input dan output sebuah proses dalam rantai konsumen-
pemasok . Ada sejumlah manfaat nyata yang bisa kita dapatkan dengan mengatur
organisasi sebagai serangkaian proses yang saling terkait dan difokuskan pada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang kebutuhan
konsumen dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Intinya adalah untuk
menunjukkan bagaimana kita bisa mengontrol proses perbaikan yang konstan (terus
menerus) dengan menganalisis berbagai variabel proses. Untuk bisa benar-benar
memahami dan menyelami metodologi dan praktek Sistem Manajemen Mutu
(QMS), di unit pembelajaran ini akan ada pembahasan tentang perangkatperangkat
mutu di bagian khusus. Dengan pembahasan ini, kita bisa mulai menerapkan prinsip-
prinsip yang telah kita peserta didiki dan membuat sistem manajemen mutu
memberikan manfaat bagi kita di lingkungan kita masing-masing, mulai dari sekolah
sampai perusahaan besar.
Jadi, jika kita mengubah cara pandang kita terhadap mutu, kita akan bisa melihat
bahwa mutu tidak sekedar berkaitan dengan mengikuti prosedur, pemeriksaan,
53
peraturan dan undang-undang. Mutu lebih terkait dengan pengetahuan kita tentang
kebutuhan dan harapan orang-orang yang akan kita layani, penentuan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, pengukuran (penilaian) kinerja dan
perbaikan kemampuan secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan semua
pihak yang berkepentingan.
Proses adalah kumpulan sumber daya dan kegiatan yang koheren yang
mengubah impor jadi ekspor (input jadi output).
Proses adalah sejumlah kegiatan yang tersusun secara logis, bertujuan untuk
menentukan realisasi barang atau jasa untuk konsumen (internal).
Kegiatan atau operasi apapun yang menerima input dan mengubahnya menjadi
output adalah sebuah proses. Proses ini memiliki sejumlah karakteristik. Dengan
demikian sebuah proses adalah serangkaian kegiatan yang berurutan dengan awal
dan akhir yang jelas, Ini juga berarti bahwa proses memiliki input dan output. Lebih
jauh lagi, tiap kegiatan dalam proses memberi nilai tambah, jika tidak, kegiatan
tersebut dihilangkan saja, yang terakhir, proses berulang, artinya ada rutinitas
tertentu di dalamnya.
memperlakukan sebuah proses dengan cara yang sama, meski kegiatan yang
dilakukannya berbeda. Dengan saling mengkomunikasikan proses tersebut, serta
tugas masing-masing, tiap orang harus memfokuskan diri pada keseluruhan proses
dan layanan atau jasa yang akan mereka berikan atau buat.
Rangkaian proses adalah rantai nilai dan dengan demikian harus berawal dari
kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dan berujung pada pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan ini. Jadi, identifikasi proses sangat dibutuhkan agar organisasi
bisa mencapai tujuannyadan memuaskan konsumen. Tujuan-tujuan ini dicapai
melalui berbagai proses, yang masing-masing menghasilkan output yang akan
menjadi input untuk proses berikutnya dalam rantai tersebut sehingga pada akhirnya
akan berujung pada pencapaian tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian,
penentuan urutan proses sangat diperlukan. Sejumlah proses akan dikerjakan secara
bersamaan, proses lainnya dikerjakan berurutan, namun semua proses tersebut
memberikan hasil yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Maka, akan ada interaksi
antara berbagai proses tersebut yang perlu ditentukan terlebih dulu.
Penerapan ISO 9001 secara efektif mengharuskan sebuah organisasi
mengetahui dan menentukan semua proses yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan konsumen; misalnya bagaimana penjualan, perakitan, pembelian,
produksi dan administrasi mengubah pesanan konsumen menjadi sebuah barang atau
jasa yang sesuai dengan persyaratan pesanan tersebut dan bisa diberikan pada
konsumen.
Identifikasi proses
Sebelum saudara mencoba menjabarkan proses-proses dalam organisasi, saudara
harus terlebih dulu mengidentifikasi berbagai proses yang ada.
Setelah proses utama, berikutnya adalah proses kerja, yang diikuti oleh instruksi
kerja. Skema berikut menunjukkan bahwa tiap proses bisa dipecah menjadi beberapa
subproses. Secara teori, pembagian ini tidak akan pernah berakhir.
Metode lain yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi proses adalah dengan
melihatnya dari sudut Pandang konsumen. Disini, saudara berfokus pada proses yang
sedang dilacak konsumen, berhubungan dengan jasa atau barang yang diberikan oleh
perusahaan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan curah gagasan.
Mendiskusikan dimana proses tersebut berawal dan dimana proses itu berakhir. Atau
saudara juga bisa meminta sejumlah konsumen menjabarkan proses tersebut. Dari
input yang mereka berikan, saudara akan bisa mengidentifikasi proses utamanya,
kemudian mengidentifikasi proses-proses kerjanya.
Setelah proses ditentukan, maka kita mulai memfokuskan diri pada perbaikan
mutu barang dan jasa secara terus menerus. Sejumlah prinsip yang penting disini
adalah:
58
Ketahui apa yang saudara kerjakan, kerjakan dengan benar dan pertahankan atau
tingkatkan mutu ini. Manajemen mutu terpadu berarti bahwa tiap tahap dalam proses
produksi harus berfokus pada kebutuhan konsumen, bukan hanya tahap akhirnya
saja. Semua tahap yang ada harus berfungsi sempurna untuk mencapai hasil yang
sempurna. Bagi konsumen, prinsip yang paling penting adalah: beritahu apa yang
saudara lakukan dan lakukan apa yang saudara katakana. Standard Internasional ini
mendorong penggunaan pendekatan proses saat menyusun, menerapkan dan
meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu , untuk meningkatkan kepuasan
konsumen dengan memenuhi persyaratan atau kebutuhan mereka.
Kelebihan pendekatan proses adalah adanya kendali terus menerus atas hubungan
antara tiap proses dalam sebuah sistem proses, dan kendali atas gabungan dan
interaksi tiap proses tersebut. Saat digunakan dalam sistem manajemen mutu,
pendekatan ini menekankan pentingnya:
pengetahuan tentang dan pemenuhan persyaratan dari konsumen;
pentingnya mempertimbangkan berbagai proses dalam konteks nilai tambah
yang diberikan
mendapatkan hasil berupa kinerja dan efektifitas proses, dan
perbaikan proses secara terus menerus berdasarkan pada pengukuran objektif.
Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses menunjukkan bahwa para
konsumen memainkan peran penting dalam menentukan persyaratan atau kebutuhan
mereka sebagai input. Memonitor kepuasan konsumen membutuhkan evaluasi
berbagai informasi yang terkait dengan persepsi konsumen tentang pemenuhan
kebutuhan mereka oleh organisasi tersebut. Model yang ditunjukkan di atas
mencakup semua persyaratan Standard Internasional ini, namun tidak menunjukkan
proses-proses tersebut secara detail.
59
kebutuhan akan perencanaan yang tepat, yang juga perlu didasarkan pada hasil
pengukuran. Perencanaan mencakup penelitian terhadap proses dan memastikan
bahwa penelitian tersebut tercatat dengan baik. Catatan penelitian ini perlu
menjabarkan standar pelaksanaan proses-proses tersebut.
Manajemen senior di perusahaan saudara perlu mengevaluasi sumber daya – sumber
daya yang ada, yang dimasukkan sebagai bidang kegiatan keempat dalam system
manajemen mutu. Sumber daya – sumber daya ini perlu dipersiapkan dalam jumlah
yang cukup untuk memastikan mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi. Sumber
daya mencakup tempat, perlengkapan dan peralatan, bahan dan manusia. Sumber
daya manusia perlu mendapatkan pelatihan untuk memastikan bahwa mereka
memang kompeten untuk menjalankan tugas yang diberikan pada mereka.
Kegiatan pengumpulan dan analisis data, yang ditunjukkan dalam kotak di
sebelah kanan, berjudul ‘pengukuran, analisis dan perbaikan’, mungkin
menghasilkan usulan perbaikan untuk sistem manajemen mutu , digambarkan
sebagai panah yang mengarah ke kotak dibagian atas, yang berjudul ‘peningkatan
sistem manajemen mutu secara terus menerus’.
Dengan persetujuan dari eksekutif senior perusahaan, kemungkinan-
kemungkinan perbaikan ini juga harus diteliti lagi sebelum diimplementasikan
dengan tepat.
Jadi, ada dua mekanisme untuk melaksanakan perbaikan:
Sebagai bagian dari sistem manajemen mutu (digambarkan dengan panah
dalam lingkaran di dalam). Ini mencakup penyesuaian yang tidak biasa,
tindakan pembetulan dan tindakan pencegahan.
Proses pengkajian ulang, dan khususnya pengkajian manajemen, yang secara
kritis mengamati sistem manajemen mutu secara keseluruhan dan membuat
perbaikan pada sistem tersebut.
Dengan demikian, model proses dalam gambar di atas menghubungkan dan
menyatukan konsep pemastian mutu untuk perbaikan terus menerus dengan konsep
manajemen mutu keseluruhan. Langkah pertama dalam tiap usaha perbaikan adalah
menemukan (find) proses yang harus diperbaiki/ditingkatkan. Saudara perlu
menyusun sebuah tim yang terdiri dari sumber daya - sumber daya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas perbaikan tersebut. Tim ini bisa terdiri dari pemilik proses
tersebut dan para staf yang melaksanakan proses tersebut sehari-hari. Pastikan bahwa
62
para anggota tim ini bisa mendedikasikan beberapa jam dalam seminggu atau
sebulan untuk mengerjakan proyek ini. Pemimpin perusahaan bisa membantu
memastikan bahwa waktu yang dimiliki oleh tiap anggota tim tersebut memang
memungkinkan mereka untuk melakukan hal ini.
Setelah tim saudara terbentuk, ikuti langkah-langkah berikut.
Organisir
63
Banyak orang dari berbagai disiplin/bidang ilmu yang akrab dengan dan
bekerja dalam proses yang akan ditingkatkan (diperbaiki) dipilih untuk berpartisipasi
dalam tim perbaikan mutu (Quality Improvement Team / QIT). Organisasi tersebut
bisa menyediakan sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan oleh para staf untuk
berpartisipasi (misalnya, dengan memasukkan hal ini dalam tugas pekerjaan mereka
sehingga mereka tidak punya alasan untuk menolak, memberikan pelayanan berupa
fasilitator bermutu untuk membantu tim tersebut, dan menyediakan perangkat
perangkat yang dibutuhkan untuk melaksanakan kerja tim tersebut).
Idealnya, tim seperti ini terdiri dari lima sampai delapan orang, dan dipimpin oleh
seorang fasilitator yang memiliki pengetahuan cukup tentang prinsip-prinsip dan
perangkat-perangkat untuk perbaikan kinerja, dan/atau oleh seorang pemimpin
kelompok yang sebenarnya adalah “pemilik proses atau sponsor”. Tim ini akan
mengikuti sebuah pendekatan terstruktur dalam tiap proyek perbaikan proses. Tim ini
akan dikenakan peraturan yang dikeluarkan oleh Performance Improvement
Committee (PIC / Dewan Perbaikan Kinerja), Direktur Eksekutif, atau badan
pemerintah.
Lingkaran Deming
Pada topik sebelumnya saudara telah mempelajari kontribusi guru Sistem
Manajemen Mutu (QMS) Edward Deming, dan Lingkaran Demingnya. Siklus Plan
– Do – Check – Act (PDCA) ini adalah prinsip kerja standard sistem manajemen ISO.
Siklus ini adalah cara untuk menggali berbagai proses mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang paling kompleks. Biasanya, jika saudara harus memonitor
proses yang kompleks, saudara bisa memecah proses tersebut menjadi bagian-bagian
67
kecil dan menerapkan PDCA dari sub-proses spesifik sampai ke keseluruhan proses
sebagai kesatuan.
-Diagram Sebab-Akibat
-Diagram Garis
Bagian mana dari proses perbaikan tersebut yang perlu distanda risasi?
Kebijakan dan prosedur apa yang perlu direvisi?
Siapa yang perlu diberitahu tentang perubahan ini?
Apa yang harus diukur untuk memastikan manfaatnya telah didapatkan?
Apa saja langkah berikutnya yg harus diambil untuk terus meningkatkan proses ini?
Baca handout “RBM” yang bisa ditemukan di Bagian handout untuk Semester 3
dan kerjakan Tugas “SIRAMAN DAN PERCIKAN” yang terlampir.
namun juga pada kemampuannya mengatur system nilai dimana perusahaan tersebut
menjadi salah satu bagiannya.
Rantai konsumen - pemasok harus dibuat agar bisa membangun mutu barang
dan jasa yang diberikan. Perusahaan-perusahaan tradisional hanya bisa
mengidentifikasi konsumen dan pemasok diluar organisasi mereka. Maka, ada
spesifikasi dan persyaratan tertulis untuk tiap bahan yang dibeli dan untuk tiap
barang yang dijual. Inspeksi biasanya dilaksanakan di tahap pasokan persediaan dan
pengiriman. Inspeksi (pemeriksaan) seperti ini tidak bisa meningkatkan mutu sebab
tidak ada yang tahu apa yang terjadi saat sedang tidak ada inspeksi.
Saat inspeksi gagal mengendalikan mutu, perusahaan meningkatkan kuantum
inspeksinya, dengan lebih banyak orang yang melakukan inspeksi dibanding yang
melakukan produksi. Saat cara ini juga tidak berhasil, mereka mengaku kalah dan
beranggapan bahwa mereka harus seumur hidup mengalami masalah tersebut.
Strategi-strategi yang digunakan oleh banyak perusahaan ini, dalam pelaksanaannya,
sangat meningkatkan pengeluaran. Peningkatan pengeluaran hanya untuk inspeksi
tidaklah menguntungkan. Inspeksi hanya meningkatkan biaya produksi, tanpa
memberi nilai tambah. Tujuan organisasi haruslah mengurangi inspeksi sampai
seminimal mungkin dan tetap bisa mengontrol mutu barang atau jasa yang
diproduksi. Tujuan ini bisa tercapai melalui pembentukan rantai konsumen -
pemasok dalam organisasi.
Saat konsep mutu berubah, perusahaan-perusahaan menyadari bahwa mutu
harus dibangun pada barang atau jasa dengan cara membangun mutu kedalam
prosesnya. Persyaratan mendasar untuk membangun mutu kedalam proses in adalah
kendali terus menerus atas mutu proses sehingga mutu tiap tahap proses produksi
bisa dipastikan. Hal ini bisa dicapai dengan membentuk rantai konsumen-pemasok,
di tiap perusahaan, yaitu dengan membagi proses menjadi sejumlah sub proses dan
membentuk rantai konsumen – pemasok dalam organisasi tersebut. Maka, kunci
untuk membangun mutu ke dalam proses adalah dengan mengidentifikasi konsumen
dan pemasok internal.
Rantai konsumen – pemasok terdiri dari pembagian seluruh proses produksi
atau pemberian jasa, dimulai dari pemasok (pemasok) eksternal dan berakhir di
konsumen eksternal, dalam sejumlah subproses yang ditentukan dengan pasti dalam
organisasi tersebut. Tiap sub proses memiliki pemilik, yang sebenarnya bertanggung
75
jawab untuk memberikan output ke konsumen internal setelah menerima input yang
benar dari pemasok internal dan memberi nilai tambah. Semua sub proses saling
terkait dan membentuk sebuah rantai. Sejumlah sub proses akan berakhir pada
konsumen internal. Sejumlah sub proses akan memiliki pemasok eksternal. Tidak ada
sub proses yang bisa berdiri sendiri. Semua sub proses akan saling terkait. Semua
input untuk sub proses harus memiliki spesifikasi. Tiap output harus memiliki
spesifikasi. Kesesuaian antara semua item yang diterima, dimiliki, atau dijual dengan
spesifikasi masing-masing harus diverifikasi. Pemilik sub proses akan menerima
input untuk sub prosesnya dari pemasok internal atau eksternal setelah terlebih dulu
memverifikasi kesesuaian input tersebut dengan spesifikasinya. Pentingnya verifikasi
ini tidak perlu dijelaskan lagi. Verifikasi bisa sesederhana pemeriksaan langsung atau
penghitungan langsung. Atau bisa juga dilakukan dengan pemeriksaan secara detail,
tergantung pada seberapa penting item tersebut.
Pemilik sub proses harus mengambil alih tanggung jawab dari pemasok sebelum
mulai menggunakan input yang diterimanya. Maka, sebelum menerima sebuah
barang, dia harus melakukan inspeksi yang diperlukan untuk memastikan bahwa dia
menerima pasokan tersebut sesuai dengan persyaratan atau spesifikasi yang telah
ditentukan. Dia tidak bisa menyalahkan pemasok setelah barang tersebut diterima.
Dalam hal ini, pemilik sub proses harus bertindak sebagai konsumen. Dengan
demikian, dia perlu mengetahui terlebih dulu apa yang dibutuhkannya untuk
memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemilik sub proses. Sama halnya saat
dia mengirimkan output sub prosesnya. Dia harus bertindak sebagai seorang
pemasok yang menyerahkan item yang telah diproses kepada konsumen. Dengan
demikian, tiap pemilik sub proses memiliki seorang pemasok dan seorang konsumen.
Semua orang yang memberikan input pada pemilik proses adalah pemasok semua
orang yang menerima input dari pemilik proses adalah konsumen bagi pemilik
proses tersebut. Jika konsep ini dibuat dalam sebuah organisasi dan jika semua
pemilik, konsumen dan pemasok memahami peran masing-masing dan
melaksanakan fungsinya dengan bertanggung jawab, maka penyeliaan dan
manajemen tidak akan terlalu dibutuhkan lagi.
Hal ini akan menghasilkan tim yang lebih kuat. Penyeliaan atau inspeksi
hanya dibutuhkan jika proses tersebut terhambat. Jika tidak, maka proses pasti akan
berjalan lancar:
76
4. Perangkat-Perangkat Mutu
Para ahli mutu memberi berbagai nama untuk tujuh perangkat dasar mutu
berikut, pertama kali dicetuskan oleh Kaoru Ishikawa, profesor teknik di Universitas
Tokyo dan penemu ‘lingkaran mutu ’. Perjalanan mutu dimulai dengan penguasaan
perangkat-perangkat ini, yang tidak bisa dihilangkan sepanjang pendekatan proses
untuk kendali dan perbaikan mutu . Ketujuh perangkat dasar mutu (The seven basic
quality tools ) tersebut adalah:
• Diagram sebab-akibat (Cause-and-effect diagram – juga disebut diagram
Ishikawa atau diagram tulang ikan): Mengidentifikasi berbagai kemungkinan
77
penyebab sebuah dampak atau masalah dan memisah-misahkan berbagai ide kedalam
kategori-kategori yang berguna.
• Lembar periksa (Check sheet): Sebuah formulir terstruktur yang dipersiapkan
untuk mengumpulkan dan menganalisis data; sebuah perangkat umum yang bisa
digunakan untuk berbagai tujuan dengan sedikit penyesuaian.
• Diagram kendali (Control charts): Diagram yang digunakan untuk meneliti
bagaimana sebuah proses berubah dalam rentang waktu tertentu.
• Histogram: Bentuk diagram yang paling sering digunakan untuk menunjukkan
distribusi, atau seberapa sering tiap nilai yang berbeda muncul dalam satu rangkaian
data.
• Diagram Pareto (Pareto charts): Menunjukkan faktor mana yang lebih signifikan
dalam bentuk grafik batang.
• Diagram tersebar (Scatter diagram): Diagram yang terdiri dari sepasang data
numeris, satu variabel di tiap sumbu, untuk melihat hubungan.
• Stratifikasi (Stratification): Sebuah teknik yang memisahkan data yang didapat
dari sejumlah sumber sehingga muncul pola yang bisa diamati (beberapa daftar
mengganti ‘stratifikasi’ dengan ‘diagram garis’ atau ‘diagram pelaksanaan’).
PERANGKAT MUTU 1
DIAGRAM SEBAB-AKIBAT
Misalnya, di bawah judul ‘Mesin,’ ide ‘materi konstruksi’ menunjukkan empat jenis
perlengkapan dan sejumlah nomor mesin yang spesifik.
Perhatikan bahwa sejumlah ide muncul di dua tempat yang berbeda. ‘Kalibrasi’
muncul dibawah ‘Metode’ sebagai faktor prosedur analisis, dan juga muncul di
bawah ‘Pengukuran’ sebagai penyebab kesalahan laboratorium. ‘Peralatan besi’ bisa
dianggap sebagai masalah ‘Metode’ saat mengambil sampel atau bisa juga dianggap
sebagai masalah di bidang ‘Manusia’ jika terkait dengan personil perawatan peralatan
tersebut.
PERANGKAT MUTU 2
CHECK SHEET (LEMBAR PERIKSA)
LEMBAR PERIKSA
Juga disebut: defect concentration diagram (diagram konsentrasi
kesalahan)
Deskripsi
Lembar periksa adalah sebuah formulir terstruktur dan disiapkan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data. Ini adalah perangkat umum yang bisa
digunakan untuk berbagai keperluan.
Kapan Saat untuk Menggunakan Lembar Periksa
Saat data bisa diamati dan dikumpulkan berulang-ulang oleh orang yang sama atau di
tempat yang sama.
80
Saat mengumpulkan data tentang frekuensi atau pola kejadian, masalah, kesalahan,
lokasi kesalahan, penyebab kesalahan, dan sebagainya. Saat mengumpulkan data dari
proses produksi.
Prosedur Penyusunan Lembar Periksa
Tentukan kejadian atau masalah apa yang akan diamati. Buat definisi operasionalnya
dan Tentukan kapan data akan dikumpulkan dan untuk berapa lama. Susun
formulirnya. Atur sedemikian rupa hingga data bisa dicatat hanya dengan memberi
tanda centang atau tanda silang atau simbol-simbol lain yang serupa sehingga data
tidak perlu disalin ulang untuk analisis. Namai semua kotak di formulir tersebut.
Ujilah lembar periksa dalam jangka waktu yang singkat untuk memastikan bahwa
lembar tersebut bisa mengumpulkan data yang tepat dan mudah digunakan.
Tiap kali kejadian atau masalah yang ingin diteliti muncul, masukkan datanya ke
dalam lembar periksa.
PERANGKAT MUTU 3
CONTROL CHART (DIAGRAM KENDALI)
KENDALI
Juga disebut: Statistical Process Conrol (kendali proses statistik)
Variasi
Berbagai jenis diagram kendali bisa digunakan, tergantung pada jenis datanya.
Dua kelompok paling utama adalah diagram kendali untuk data variabel dan data
81
atribut.
Data variabel diukur dengan skala berkelanjutan. Misalnya: waktu, berat, jarak, atau
suhu bisa diukur dalam bentuk pecahan atau desimal. Bisa diukur dengan sangat
tepat menjadi syarat data variabel.
Data atribut dihitung dan tidak mungkin memiliki bentuk pecahan atau desimal.
Data atribut muncul saat saudara menentukan hanya keberadaan atau ketiadaan
sesuatu: keberhasilan atau kegagalan, penerimaan atau penolakan, benar atau tidak
benar. Misalnya, sebuah laporan mungkin saja memiliki empat atau lima kesalahan,
tapi tidak mungkin memiliki empat setengah kesalahan.
Diagram variabel
Diagram x dan R (averages and range chart / diagram rata-rata dan rentang)
Diagram x dan s
Diagram tersendiri (juga disebut diagram X, diagram X–R, diagram IX-MR, diagram
Xm R, diagram rentang bergerak) moving average–moving range chart (disebut juga
MA–MR chart) target charts (disebut juga difference charts, deviation charts and
nominal charts)
CUSUM (disebut juga cumulative sum chart) EWMA (disebut juga exponentially
weighted moving average chart) multivariate chart (also called Hotelling T2)
Diagram Atribut
Diagram p (juga disebut proportion chart / diagram proporsi)
Diagram np
Diagram c (juga disebut count chart / diagram penghitungan)
Diagram u
Diagram untuk kedua jenis data
Diagram kerja pendek (juga disebut stabilized charts or Z charts / diagram
penyeimbang atau diagram Z)
Diagram kelompok (juga disebut multiple characteristic charts / diagram karakteritik
jamak)
Deskripsi
Diagram kendali adalah diagram yang digunakan untuk meneliti proses perubahan
dalam periode waktu tertentu. Data dimasukkan sesuai dengan urutan waktunya.
Diagram kendali selalu memiliki garis tengah untuk nilai rata-rata, garis atas untuk
batas teratas kendali dan garis bawah untuk batas terendah kendali. Garis-garis ini
82
ditentukan dari data historis. Dengan membandingkan data saat ini dengan garis-garis
tersebut, saudara bisa menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses
konsisten (dalam kendali) atau tidak bisa diduga (diluar kendali, dipengaruhi oleh
penyebab variasi tertentu).
Diagram kendali untuk data variabel digunakan secara berpasangan. Diagram atas
memonitor nilai rata-rata, atau memusatkan distribusi data dari proses yang diteliti.
Diagram bawah memonitor rentang, atau lebar distribusi. Jika data saudara
dimasukkan dalam sasaran praktek, nilai rata-ratanya adalah titik dimana sasaran
tersebut berkelompok, dan rentangnya adalah seberapa dekat mereka berkelompok.
Diagram kendali untuk data atribut digunakan sendiri-sendiri.
Teruskan memasukkan data saat data tersebut muncul. Tiap titik data baru
dimasukkan, periksa apakah ada tanda diluar kendali yang baru.
Saat saudara memulai sebuah diagram kendali yang baru, proses tersebut
mungkin diluar kendali. Jika demikian, batas kendali yang dihitung dari 20 titik
pertama adalah batas-atas kondisional. Setelah saudara memiliki lebih dari 20 titik
berurutan dari satu periode waktu yang menunjukkan bahwa proses tersebut
bekerja dalam kendali, hitung ulang batas kendalinya.
PERANGKAT MUTU 4
HISTORIGRAM
Histogram
Deskripsi
84
Distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering tiap nilai berbeda muncul dalam
serangkaian data. Histogram adalah jenis grafik yang paling sering digunakan untuk
menunjukkan distribusi frekuensi. Bentuknya mirip grafik (diagram) batang, namun
memiliki beberapa perbedaan penting.
Kapan Saat untuk Menggunakan Histogram
Saat datanya berupa angka.
Saat saudara ingin melihat bentuk distribusi data, khususnya saat menentukan apakah
output sebuah proses didistribusikan secara normal atau tidak.
Saat menganalisis apakah sebuah proses bisa memenuhi persyaratan konsumen atau
tidak.
Saat menganalisis bagaimana output dari pemasok proses.
Saat melihat apakah telah terjadi perubahan proses dari satu periode waktu ke
periode waktu lainnya.
Saat menentukan apakah output dua proses atau lebih, berbeda atau tidak.
Saat saudara ingin mengkomunikasikan distribusi data dengan cepat dan mudah.
Penyusunan Histogram
Kumpulkan minimal 50 data berurutan dari sebuah proses.
Gunakan lembar kerja histogram untuk menyusun histogram. Lembar kerja ini akan
membantu saudara menentukan jumlah batang, rentang nilai yang ada dalam tiap
batang dan label untuk sudut batang. Setelah menghitung W dalam langkah kedua di
lembar kerja tersebut, gunakan perkiraan saudara untuk menyesuaikannya
dengan angka yang tepat. Misalnya, saudara memutuskan untuk menempatkan 0,9
dari angka pas 1,0. Nilai W tidak boleh memiliki jumlah desimal (angka di belakang
koma) lebih banyak daripada angka yang akan saudara masukkan.
Buat sumbu x dan y di kertas gambar. Beri tanda dan label sumbu y untuk
menghitung nilai data. Beri tandadan beri label sumbu x dengan nilai L dari lembar
kerja. Jarak antara kedua angka ini akan jadi tempat batangan-batangan histogram.
Jangan ada celah diantara dua batangan.
Untuk tiap titik data, beri tanda satu hitungan diatas batangan yang tepat dengan
tanda silang atau dengan mengarsir bagian batangan tersebut.
Analisis Histogram
Sebelum menarik kesimpulan dari histogram saudara, yakinkan diri saudara bahwa
proses tersebut bekerja dengan normal selama periode waktu yang diteliti. Jika ada
85
kejadian yang tidak wajar mempengaruhi proses tersebut selama periode waktu
penyusunan histogram, analisis saudara tentang bentuk histogram mungkin tidak
bisa digeneralisasi untuk semua periode waktu.
Analisis makna bentuk histogram saudara .
Bentuk-Bentuk Histogram Umum dan Maknanya
Normal.
Sebuah pola yang umum adalah kurva berbentuk lonceng yang disebut ‘distribusi
normal’. Dalam distribusi normal, titik-titiknya muncul di kedua sisi nilai rata-rata.
Namun, perhatikan apakah distribusi lain terlihat sama dengan distribusi normal atau
tidak. Perhitungan statistik harus digunakan untuk membuktikan
sebuah distribusi normal.
Jangan sampai nama ‘normal’ membuat saudara bingung. Output dari banyak proses
—bahkan mungkin sebagian besar proses—tidak membentuk distribusi normal,
namun hal ini tidak berarti ada yang salah dengan proses-proses tersebut.
Misalnya, banyak proses memiliki batas asal di satu sisi dan akan membentuk
distribusi acak. Hal ini normal—dalam artian biasa—bagi proses tersebut, bahkan
meskipun nama distribusinya bukan ‘normal’!
Makanan Anjing. Ada data yang hilang dari distribusi Makanan Anjing—hasilnya
terlalu dekat dengan nilai rata-rata. Jika konsumen menerima distribusi seperti ini,
orang lain menerima bentuk jantung, dan konsumen tersebut dibiarkan dengan
‘makanan anjing’, bagian yang tidak enak dan sisa ditinggalkan setelah majikan
selesai makan. Meski yang diterima oleh konsumen ini masih sesuai spesifikasi,
produk tersebut masuk ke dalam dua kelompok: yang satu dekat dengan batas atas
spesifikasi dan yang satu lagi dekat dengan batas bawah spesifikasi. Variasi ini
seringkali menyebabkan masalah dalam proses konsumen tersebut
Membuat Histogram
Analisis jumlah kekurangan atau kesalahan tiap hari selama seminggu. Mulailah
dengan meneliti kekurangan menggunakan lembar periksa. Lembar periksa
menciptakan histogram dari data yang saudara masukkan.
PERANGKAT MUTU 5
DIAGRAM PARETO
Diagram Pareto
Juga disebut: analisis Pareto
Variasi: Diagram berat Pareto, diagram perbandingan Pareto
Deskripsi
Diagram Pareto adalah diagram batang. Panjang tiap batangan
menggambarkan frekuensi atau beban (waktu atau uang), dan disusun
dengan batang tertinggi di sebelah kiri dan batang terendah ditempatkan
paling kanan. Dengan cara ini, diagram tersebut secara visual menunjukkan
situasi mana yang lebih signifikan.
Kapan Saat untuk Menggunakan Diagram Pareto
Saat menganalisis data tentang frekuensi masalah atau penyebab dalam
sebuah proses.
Saat ada banyak masalah atau penyebab dan saudara ingin fokus pada
masalah yang paling signifikan.
Saat menganalisis penyebab umum dengan memperhatikan komponenkomponennya
yang spesifik.
Saat mengkomunikasikan data saudara kepada orang lain.
Prosedur Penyusunan Diagram Pareto
Tentukan kategori apa yang akan saudara gunakan untuk mengelompokkan
item-item yang didapat.
Tentukan pengukuran apa yang paling tepat. Pengukuran yang biasa dipakai
adalah pengukuran frekuensi, kuantitas, biaya dan waktu.
89
Tentukan periode waktu yang akan tercakup dalam diagram Pareto: Satu
siklus kerja? Satu hari penuh? Satu minggu?
Kumpulkan data, catat kategorinya tiap kali. (Atau susun data yang sudah
ada.)
Jumlahkan hasil pengukuran (penghitungan) untuk tiap kategori
Tentukan skala yang tepat untuk hasil pengukuran yang telah dikumpulkan.
Nilai maksimalnya tidak boleh lebih dari jumlah tertinggi yang didapat dari
langkah 5. (Jika saudara ingin mengerjakan langkah 8 dan 9 berikut, nilai
maksimal untuk langkah ini adalah jumlah semua subtotal tiap kategori dari
langkah 5.) Beri tandaskala ini di sisi kiri diagram.
Susun batangan-batangan untuk tiap kategori dan beri label. Tempatkan
batangan tertinggi di sisi paling kiri dan urutkan sesuai ketinggiannya ke
sebelah kanan. Jika ada banyak kategori yang hasil pengukurannya
(subtotalnya) sedikit, kategori-kategori ini bisa dikelompokkan sebagai ‘lainlain’.
Langkah 8 dan 9 berikut tidak wajib, tapi berguna untuk analisis dan
komunikasi.
Hitung persentase untuk tiap kategori: subtotal kategori tersebut dibagi
jumlah total semua kategori. Buat sebuah sumbu vertikal di sebelah kanan
dan beri label persentase. Pastikan kedua skala tersebut sesuai: Misalnya,
hasil pengukuran di sebelah kiri yang nilainya setengah harus berada di
seberang nilai 50% di sebelah kanan.
Hitung dan gambarkan jumlah kumulatifnya: Tambahkan subtotal kategori
pertama dan kedua, dan gambar titik diatas batangan kedua yang
menunjukkan jumlah tersebut. Lalu, tambahkan jumlah itu dengan subtotal
kategori ketiga, dan gambar titik diatas batangan ketiga untuk menunjukkan
angka tersebut. Lanjutkan proses ini untuk semua batangan yang ada.
Hubungkan semua titik tersebut, dimulai dari atas batangan pertama. Titik
terakhir harus mencapai nilai 100% di skala sebelah kanan.
Contoh Diagram Pareto
Contoh #1 menunjukkan berapa banyak konsumen yang mengeluh yang di
dapat untuk kelima kategori tersebut.
Contoh #2 mengambil kategori terbesar, ‘dokumen’, dari Contoh #1,
memecahnya menjadi enam kategori keluhan yang terkait dengan dokumen,
90
Lembar periksa ini menyusun diagram Pareto berdasarkan data yang saudara
masukkan. Mulailah menggunakan program diagram Pareto (Excel-Windows,
85 KB)
PERANGKAT MUTU 6
SCATTER DIAGRAM / DIAGRAM TERSEBAR
Diagram Tersebar
Juga disebut: penyusunan tersebar, diagram X–Y
Deskripsi
Diagram tersebar menggambarkan sepasang data numeris, dengan satu
variabel di tiap sumbu, untuk mengamati hubungan yang ada. Jika variabelvariabel
tersebut berhubungan, titik-titiknya akan ada di sepanjang garis atau
kurva. Semakin tinggi korelasi, semakin dekat pula titik-titik tersebut dengan
garis.
Kapan Saat untuk Menggunakan Diagram Tersebar
Saat saudara memiliki sepasang data numeris.
Saat variabel dependen saudara memiliki nilai yang merupakan kelipatan dari
tiap nilai di variabel independen.
Saat mencoba menentukan apakah kedua variabel tersebut saling terkait atau
tidak, seperti . . .
Saat mencoba mengidentifikasi kemungkinan akar masalah.
Setelah curah gagasan tentang sebab akibat menggunakan diagram tulang
ikan, untuk menentukan secara objektif apakah sebab tertentu terkait dengan
dampak tertentu.
Saat menentukan apakah kedua dampak yang sepertinya terkait disebabkan
oleh satu sebab atau tidak.
Saat menguji korelasi sebelum menyusun diagram kendali.
Prosedur Penyusunan Diagram Tersebar
Kumpulkan sepasang data yang dianggap memiliki hubungan.
Gambar sebuah diagram dengan variabel independen di sumbu horizontal dan
variabel dependen di sumbu vertikal. Untuk tiap pasang data, gambarkan
92
sebuah titik atau simbol apapun di tempat dimana nilai sumbu x memotong
nilai sumbu y. (Jika dua titik berada di tempat yang sama, gambarkan
keduanya bersisian, saling menempel, agar saudara tetap bisa melihat
keduanya.)
Lihat pola titik-titik tersebut untuk melihat apakah ada hubungan yang jelas
terlihat atau tidak. Jika data tersebut membentuk sebuah garis atau kurva,
and bisa berhenti. Berarti variabel-variabel tersebut berhubungan. Saudara
boleh menggunakan analisis regresi atau korelasi sekarang. Jika tidak,
selesaikan langkah 4 sampai 7.
Bagi titik-titik yang ada dalam diagram menjadi empat kuadran. Jika ada titik
sejumlah X di diagram tersebut,
Hitung titik-titik itu sejumlah X/2 dari atas ke bawah dan gambar garis
horizontal.
Hitung titik-titik tersebut sejumlah X/2 dari kiri ke kanan dan gambar garis
vertikal.
Jika jumlah titiknya ganjil, gambar garis tersebut melalui titik tengahnya.
Hitung jumlah titik di tiap kuadran. Jangan hitung titik yang tepat berada di
garis.
Tambahkan jumlah kuadran diagonal yang saling berhadapan. Cari jumlah
terkecil diantara kedua jumlah tersebut dan hitung jumlah semua titik di
semua kuadran.
A = Titik-titik di kiri atas + titik-titik di kanan bawah
B = titik-titik di kanan atas + titik-titik di kiri bawah
Q = jumlah terkecil dari A dan B
N = A+B
Cari batas untuk N di tabel tes tren.
Jika Q lebih kecil dari batas tersebut, kedua variabel itu terkait.
Jika Q lebih besar atau sama dengan batas tersebut, pola itu mungkin terjadi
secara kebetulan.
93
tersebar lagi, tapi kali ini Variabel B-nya adalah pengukuran yang sama yang
dilakukan sebelum pengukuran sebelumnya. Terus naikkan jeda waktu antara
kedua waktu pengukuran tersebut (Variabel A dan Variabel B) sampai diagram
tersebar tidak lagi menunjukkan korelasi.
Bahkan meskipun diagram tersebar menunjukkan hubungan, jangan membuat
asumsi bahwa salah satu variabel menyebabkan variabel lain. Mungkin saja
kedua variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel ketiga.
Saat data dimasukkan, semakin mirip diagram tersebut dengan garis lurus,
semakin besar hubungannya.
Jika bentuk garis tersebut tidak jelas, statistik (N dan Q) menentukan apakah
ada kepastian tentang keberadaan hubungan atau tidak. Jika statistik
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan, pola tersebut pasti terjadi secara
kebetulan.
Jika diagram tersebar menunjukkan tidak ada hubungan antara kedua variabel
tersebut, pertimbangkan bisakah data tersebut distratifikasi.
Jika diagram tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan, pertimbangkan
apakah variabel dependennya (sumbu x) memang sangat bervariasi. Kadangkadang
sebuah hubungan bisa tidak tampak karena cakupan datanya tidak
cukup luas.
Berpikirlah secara kreatif tentang bagaimana cara menggunakan diagram
tersebar untuk menemukan akar masalah. Menggambarkan diagram tersebar
adalah langkah pertama dalam mencari hubungan antara berbagai variabel.
PERANGKAT MUTU 7
STRATIFICATION / STRATIFIKASI
Stratifikasi
Deskripsi
Stratifikasi adalah teknik yang digunakan bersama-sama dengan perangkat
analisis lain. Jika data dari berbagai sumber atau kategori dikumpulkan
bersama-sama, makna data tersebut tidak mungkin dilihat. Teknik stratifikasi
ini memisahkan data tersebut hingga polanya bisa dilihat.
Kapan Saat untuk Menggunakan Stratifikasi
96
Sekarang pola bisa terlihat. Data dari reaktor 2 dan reaktor 3 memiliki pola
melingkar. Bahkan tanpa melakukan penghitungan apapun, sudah jelas
bahwa untuk dua reaktor itu, tingkat kemurnian turun saat tingkat
kontaminasi besi naik. Sementara, untuk reaktor 1 ada yang berbeda.
Pertimbangan untuk Stratifikasi
Berikut ini adalah contoh berbagai sumber yang mungkin mengharuskan data
distratifikasi:
Perlengkapan
Shift
Departemen
Bahan
Pemasok
Hari dalam seminggu
Waktu dalam sehari
Produk
Data survei biasanya bisa memanfaatkan stratifikasi.
Selalu pertimbangkan sebelum mengumpulkan data apakah stratifikasi akan
98
5. DAFTAR TUGAS
99
• Supermarket
......................................................................................................
• Pabrik mobil
......................................................................................................
• Sekolah
......................................................................................................
Berikan contoh produk output dari:
• Industri obat (farmasi)
......................................................................................................
• Restoran
......................................................................................................
• Sekolah
......................................................................................................
Tugas kelompok:
Sebutkan proses-proses inti sebuah pusat perbelanjaan!
................................................................................................................
................................................................................................................
Apa saja proses-proses inti di politeknik saudara ? Mintalah guru menjelaskan
proses-proses tersebut.
................................................................................................................
................................................................................................................
Penjelasan ulang
Sekolah melibatkan rantai hubungan antara konsumen dan pemasok —sekolah
sendiri sebenarnya adalah sebuah organisasi yang mengatur rantai konsumen
(Schonberger 1989) Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan tuliskan
rantai konsumen - pemasok di Politeknik saudara . Pastikan saudara mencantumkan
semua pemegang saham. Presentasikan hasil pekerjaan saudara di depan kelas.
Diskusi kelompok:
• Siapa saja pemegang saham utama yang terlibat dalam sistem
pendidikan?
104
• Siapa saja konsumen dan pemasok utama dalam rantai tersebut? Dari
para konsumen dan pemasok tersebut, yang mana yang bisa dianggap sebagai
konsumen dan pemasok internal dan yang mana yang eksternal?
• Mengapa identifikasi rantai konsumen - pemasok di sekolah itu penting?
• Bagaimana para pengelola dan pengatur sekolah mempertahankan mutu
dan kinerja sekolah yang menjadi tanggung jawab mereka?
Ketua masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil tugas kelompok
ini untuk dibahas lebih lanjut bersama guru dan peserta didik sekelas lainnya.
Rangkuman