Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan

operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan

keuntungan dan berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai

tujuan atau pengendalian mutu oleh individu-individu yang menjalankan

manajemen yang dilaksanakan perusahaan. Masalah Manajemen itu akan selalu

ada bila perusahaan masih menjalankan manajemen pengendalian mutu yang

baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat penting bagi seorang manajer

dalam menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan karyawan. Agar dapat

melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya

tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang

untuk mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar

orang mau melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat

menghimpun setiap orang, wadah itulah yang disebut dengan organisasi.

Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur

kemungkinan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam

mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan

tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan

mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab

dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Sistem Manajemen Mutu?

2. Aparuang lingkup Sistem Manajemen Mutu?

3. Apa tujuan dan dasar dari SistemManajemen Mutu?

4. Bagaimana perkembangan Sistem Manajemen Mutu?

5. Bagaimana prinsip atau model Sistem Manajemen Mutu?

6. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen Mutu?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari Sistem Manajemen Mutu

2. Mengetahui ruang lingkup Sistem Manajemen Mutu

3. Mengetahui tujuan dan dasar Sistem Manajemen Mutu

4. Mengetahui perkembangan Sistem Manajemen Mutu

5. Mengetahui prinsip atau model Sistem Manajemen Mutu

6. Mengetahui penerapan Sistem Manajemen Mutu


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur yang

terdokumentasi serta praktik-praktik standar untuk manajemen sistem yang

bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa)

terhadap kebutuhan dan persyaratan tertentu .

Sistem manajemen mutu memberikan gambaran organisasi dalam

menerapkan praktik-praktik manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan atau pasar. Dalam kaitan ini terdapat beberapa karakteristik

umum manajemen mutu , yaitu sebagai berikut.

1) Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja.

Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap

standar-standar kerja.

2) Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan terhadap

kesalahan-kesalahan yang akan timbul.

3) Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen seperti tujuan

(objectives), pelanggan (customer), hasil-hasil (output), proses-proses

(processes), masukan-masukan (input), pemasok (suppliers), dan


pengukuran umpan balik serta umpan maju (measurements for

feedback and feedforward).

Dalam sistem manajemen mutu sering terdengar istilah quality control dan

quality assurance. Quality control adalah kegiatan teknik dan kegiatan

memantau, mengevaluasi, dan menindaklanjuti agar persayaratan yang telah

ditetapkan dapat tercapai, sedangkan istilah quality assurance berarti semua

tindakan terencana dan sistematis yang diterapkan, yakni untuk meyakinkan

pelanggan bahwa proses 6 hasil kerja kontraktor akan memenuhi persyaratan.

Pada saat mengontrol mutu produk yang dihasilkan harus dipersiapkan dokumen-

dokumen yang berupa panduan-panduan kerja secara tertulis serta

catatan/rekaman hasil kerja. Dalam setiap lingkungan, pelaksanaan proses yang

konsisten merupakan kunci untuk peningkatan terus menerus yang efektif agar

selalu memberikan produk (barang/jasa) yang memenuhi harapan pelanggan atau

pasar.

2.2 Devinisi dan Ruang Lingkup Sistem Manajemen Mutu

Devinisi Sistem Manajemen Mutu merupakan susatu tindakan yang di

lakukan untuk menjaga tingkat kualitas yang diinginkan oleh perusahaan.

Tindakan ini mencakup rangkaian anktivitas lain seperti menentukan Standart

Kualitas,peraturan yang di perlukan,dan aspek lain yang menentukan kualitas

produk atau jasa. Organisasi harus menentukan batasan dan aplikasi sistem


manajemen mutu untuk menetapkan Ruang Lingkup. Dalam menentukan Ruang

Lingkup, organisasi harus mempertimbangkan:

1) Isu Internal dan Eksternal

Informasi mengenai konteks organisasi atau isu internal dan eksternal

dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber antara lain dari:

 Kajian dokumen-dokumen yang berlaku di perusahaan seperti hasil

internal meeting, hasil audit internal, rapat tinjauan manajemen, rencana

strategis (renstra), dan dokumen-dokumen penting lainya yang membantu

dalam penetapan permasalahan internal.

 Kajian SWOT Analisa atau analisa Strengths, Weaknesses, Opportunities

and Threats analysis. 

 Cara mudah untuk menetapkan isu juga bisa dilakukan dengan

metode brainstorming dengan bantuan kalimat tanya  "What if"

 Informasi yang diperoleh hasil meeting dengan pelanggan atau supplier

 Informasi dari asosiasi profesional

 Sumber-sumber relevan lainnya

Contoh isu internal:

 Perihal kompetensi karyawan 

 Kultur atau budaya perusahaan


 Faktor operasional misalnya permasalahan yang berkaitan dengan

proses produksi atau pelayanan

 Tingkat kepuasan pelanggan

 Keptuhan penerapan SOP, instruksi kerja dan panduan kerja yang

berlaku lainnya

Contoh isu eksternal:

 Faktor peraturan perundangan yang berhubungan dengan bidang usaha

perusahaan

 Faktor teknologi seperti penggunaan teknologi dan material baru,

paten, setifikasi personil 

 faktor pasar seperti kompetitor, market share, tren produk dan jasa,

supply chain relationsips, market stability, customer growth trends

 Faktor ekonomi seperti nilai kurs, kondisi ekonomi, inflasi, credit

availability

 Faktor sosial seperti tingkat pengangguran, jumlah hari kerja,

education levels,

2) Persyaratan Pihak Berkepentingan

Maksud dan tujuan dari persyaratan ini yaitu untuk menegaskan bahwa

bukan hanya persyaratan pelanggan saja yang harus dipenuhi dalam


menjalankan roda bisnis perusahan, namun terdapat beberapa persyaratan

pihak-pihak berkepentingan lain yang perlu dipertimbangkan.

Pihak-pihak yang berkepentingan itu (stakeholders) unik untuk setiap

perusahaan. Setiap perusahaan memiliki stakeholders yang berbeda-beda.

Karenanya setiap perusahaan harus menentukan pihak-pihak yang

berkepentingan sesuai dengan bidang usaha perusahaan.

Contoh pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

 Pelanggan

 End user atau beneficiaries

 Karyawan 

 Supplier

 Pemerintah 

 Bankers

 Local community groups

 LSM

 Partner

 Franchisor

 Owners of intellectual property

 Owner, shareholders
 Perusahaan yang lokasinya berdekatan

Ruang lingkup sistem manajemen mutu organisasi harus tersedia dan

dipelihara sebagai informasi terdokumentasi. Ruang lingkup ini harus

menyatakan jenis produk dan jasa yang dicakup dan memberikan pembenaran

(justification) untuk hal apapun jika persyaratan standar ini tidak dapat

diterapkan pada ruang lingkup sistem manajemen mutu.

2.3 Tujuan dan Fungsi Sistem Manajemen Mutu

Tujuan dari sistem manajemen mutu sebagai berikut:

1. Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan

atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan

yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk

yang dihasilkan oleh perusahaan sangat penting.

2. Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan

dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan

organisasi; Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional

positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan,

segenap personil organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam

menjalankan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.


3. Membantu meningkatkan kepercayaan terhadap Produk yang di hasilkan

perusahaan baik dari anggota maupun pelanggan .

Fungsi Manajemen Mutu :

  Manajemen mutu berfungsi sebagai tolak ukur mengelola

kualitas yang perusahaan tentukan. Hal tersebut sangat berpengaruh

terhadap kualitas maupun kinerja semua anggota perusahaan, ketika

menjalankan tugasnya masing-masing.

Fungsi utama nya yaitu :

1.  tugas-tugas yang dijalankan anggota perusahaan merupakan upaya

untuk mencapai tujuan serta visi perusahaan. Ilmu manajemen yang

satu ini juga membantu perusahaan untuk mengelola risiko dalam

bisnis.

2. sistem manajemen ini membuat perusahaan dapat mengelola

manajemennya menggunakan standar internasional. Image positif

mengenai perusahaan juga dapat tercipta dengan menerapkan

manajemen yang membahas tentang mutu ini.

3. Produktivitas perusahaan, moral, maupun motivasi kerja karyawan

juga dapat meningkat dengan adanya penerapan manajemen yang


berkaitan dengan mutu. Mutu perusahaan akan meningkat, jika

perusahaan memiliki sistem pengendalian yang konsisten.

2.4 Perkembangan Sistem Manajemen Mutu

Perkembangan mutu yang terjadi tidak lepas dari awal perubahan era

menuju era industri dimana mulai dipergunakannya mesin-mesin untuk

membantu proses produksi. Secara garis besar perkembangan atau evalusi mutu

adalah sebagai berikut:

a. Era Tanpa Mutu 

Merupakan era dimana persaingan belum terjadi oleh karena produsen

atau pemberi pelayanan belum banyak, sehingga pelanggan pun belum diberi

kesempatan untuk memilih. Hal ini terjadi pula pada organisasi pemberi

pelayanan publik. Pada lembaga pelayanan publik yang dikelola oleh

pemerintah, masyarakat sebagai pelanggan tidak diberikan hak untuk

menuntut mutu pelayanan yang lebih baik atau yang diharapkan. Keadaan ini

menyebabkan mutu pelayanan organisasi publik belum menjadi penilaian

pengguna hanya mengutamakan yang penting ada dan dapat

dipergunakansaja.

b. Era Inspeksi
Era ini dimulai oleh perusahaan – perusahaan yang memproduksi

barang, hal ini terjadi karena mulai adanya persaingan antar produsen. Dengan

demikian tiap perusahaan mulai melakukan pengawasan terhadap produknya.

Pada era ini juga mulai dilakukan pemilahan mutu barang yang dilakukan

melalui inspeksi. Namun mutu produk hanya pada atribut yang melekat pada

produk. Oleh karena itu mutu hanya dipandang produk yang rusak, cacat atau

hanya pada penyimpangan dari atribut yang sehartusnya melekat pada produk

tersebut. Era ini menekankan pada deteksi masalah, keseragaman produk serta

pengukuran dengan alat ukur yang dilaukan oleh yang berfungsi menginpeksi

Fokus perusahaan terhadap mutu belum besar dan terbatas pada produk akhir

yaitu dilihat yang cacat atau rusak yang dibuang sedang yang baik yang

dilepas ke konsumen.

Era inspeksi ditandai dengan perhatian yang rendah dari pihak

manajemen terhadap mutu produk. Tanggung jawab terhadap mutu produk

didelegasikan pada departemen inspeksi yang bertugas hanya pada

pendeteksian dan penyisihan produk yang tidak memnuhi sysrat kualitas dari

produk yang baik. Pada era ini belum ada perhatian terhadap kualitas proses

dan sistem untuk merealisasikan produk tersebut.


c. Era Management Mutu Terpadu atau Total Quality Management

Total Quality Management (TQM) dimulai pada tahun 1980 – an, era

ini menekankan pada manajemen stratejik. TQM merupakan suatu sistem

yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara

berkesinambungan kepuasan pelanggan pada titik penekanan biaya agar sama

dengan biaya yang sesungguhnya untuk menghasilkan dan memberikan

pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk mencapai keunggulan kompetitif

serta mengutamakan kebutuhan pasar dan konsumen yang dilakukan oleh

setiap orang dalam organisasi dengan leadership yang kuat dari pimpinan. 

Management mutu terpadu atau Total Quality Management disebut

pula Continous Quality Improvemnt (CQI). Total Quality yang berarti

komitmen dan pendekatan yang digunakan secara terus menerus untuk

meningkatkan setiap proses pada setiap bagian organisasi. Kegiatan tersebut

bertujuan untuk memenuhi bahkan melampui harapan dan outcome dari

customer. 

Tujuan dari diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta

komitmen dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak sampai level terbawah.

Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung oleh budaya

yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok, pemberdayaan dan


partisipasi karyawan, peningkatan terus menerus fokus pada pelanggan serta

kepemimpinan yang tepat.

Prinsip TQM secara keseluruhan proses produk maka titik beratnya

pada penanganan kualitas pada seluruh aspek organisasi.

2.5 Prinsip Sistem Manajemen Mutu

Penjelasan 7 prinsip sistem manajemen mutu menurut ISO 9001:2015

adalah sebagai berikut:

1) Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan)

Fokus utama dari manajemen mutu adalah untuk memenuhi dan

memberi lebih dari sekedar kebutuhan pelanggan. Fokus ini akan

memberikan kontribusi besar untuk keberhasilan jangka panjang. Merupakan

hal yang sangat penting untuk tidak hanya menarik tetapi juga

mempertahankan kepercayaan pelanggan, sehingga kita bisa beradaptasi

dengan kebutuhan pelanggan di masa depan. Diantara langkah penting untuh

meraihnya adalah dengan terus berupaya untuk menerima masukan dari

pelanggan dan secara aktif melakukan perbaikan untuk kepuasan pelanggan.

Dengan manajemen berbasis resiko yang digaungkan ISO 9001:2015, kini

organisasi tidak hanya dituntut untuk raktif ketika ada masukan dan keluhan

dari pelanggan, tetapi secara proaktif menetapkan apa yang terbaik untuk
pelanggan. Organisasi harus selangkah lebih maju dari pelanggan dalam hal

yang berhubungan dengan pelayanan sebelum, selama, dan sesudah

berhubungan dengan pelanggan.

2) Leadership (Kepemimpinan)

Arahan dan misi dari top manajemen yang memiliki kekuatan

kepemimpinan yang powerfull sangatlah penting untuk memastikan seluruh

bagian organisasi memahami dengan baik tujuan apa yang hendak dicapai

oleh organisasinya. Tidak dapat dipungkiri, salah satu faktor terbesar

keberhasilan suatu organisasi dalam memperbaiki dan mengembangkan

sistem adalah kesuksesan pemimpinnya yang mampu menerjemahkan dan

mensosialiasikan visinya ke seluruh bagian organisasi.

3) Engagement of People (Keterlibatan Orang-orang)

Menciptakan nilai untuk pelanggan akan lebih mudah jika organisasi

kita didukung oleh tim yang kompeten, mudah diberdayakan, dan mau

terlibat secara penuh di seluruh level organisasi. Tidak peduli apapun

jabatannya, semuanya merasa punya tanggung jawab yang sama dalam

mencapai tujuan organisasi dan memberikan nilai lebih untuk pelanggan.

4) Process Approach (Pendekatan Proses)


Setiap organisasi harus menyadari bahwa mereka adalah satu kesatuan

proses yang saling terhubung sehingga setiap bagian harus memahami tidak

hanya tugas bagiannya, tetapi juga tugas bagian yang berkaitan dengannya

agar semuanya bisa bersinergi secara bersama-sama. Organisasi harus

memastikan setiap orang telah familiar dengan seluruh aktifitas organisasi.

5) Improvement (Pengembangan sistem)

Di era modern yang bergerak cepat, setiap organisasi dituntut untuk

melakukan perbaikan dan pengembangan di segala lini. Belajar dari Nokia,

raksasa teknologi yang kini ambruk, pada dasarnya mereka sama sekali tidak

melakukan kesalahan internal. Satu-satunya kesalahan mereka adalah,

mereka berkembang lebih lambat dari para pesaingnya, merasa bahwa

produknya -dengan fitur terbatas – masih diterima pelanggan setianya,

sementara pesaingnya menawarkan fitur-fitur dan teknologi terbaru sehingga

ketika mereka tersadar, sudah terlalu jauh untuk mengejar ketertinggalan.

Sesuatu yang luar biasa akan terlihat biasa di mata pelanggan apabila

pesaing utama melakukannya lebih baik dari yang kita lakukan. Karena itu,

setiap organiasi harus secara aktif merespon setiap perubahan internal

maupun eksternal yang dapat mempengaruhi nilai produk atau pelayanan di

mata pelanggan.

6) Evidence-based Descision Making (Pengambilan keputusan berbasis bukti)


Membuat keputusan terhadap suatu permasalahan dalam organisasi tak

pernah mudah. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa seluruh bukti yang

kuat agar keputusan yang diambil tepat. Pendekatan 5W + 1 H bisa

digunakan guna mendapatkan pokok permasalahan sehingga keputusannya

bisa dipertanggung jawabkan.

7) Relationship Management (Manajemen hubungan dengan berbagai pihak)

Kehidupan bisnis di era teknologi komunikasi yang maju dewasa ini

menuntut setiap organisasi untuk berkomunikasi secara aktif dengan

berbagai pihak. Kemudahan akses informasi, memudahkan organisasi untuk

menelusuri pihak-pihak terkait khususnya pihak ketiga (supplier,

subkontraktor, distributor). Organisasi dapat dengan mudah mencari partner

baru, menelusuri kinerjanya via website, bahkan bisa mengunduh katalog

produk tanpa memintanya secara langsung.

2.6 Standart Penerapan Sistem Manajemen Mutu

1. ISO ( Iternational Standarditation Organitation )

 ISO merupakan salah satu badan pengaturan standar internasional yang

terdiri dari perwakilan badan standarisasi nasional masing-masing negara untuk

mengukur kualitas organisasi. Kepanjangan ISO sendiri adalah The International


Organization for Standardization, atau sebuah organisasi yang menetapkan

standar internasional di bidang industrial dan komersial dunia. Organisasi ini

dibentuk dengan tujuan meningkatkan perdagangan antar negara di dunia. Di

samping itu, ISO juga memberikan spesifikasi kelas dunia untuk berbagai hal,

mulai dari produk, layanan, hingga memastikan kualitas dan efisiensi.

Sederhananya, perusahaan atau merek yang telah memiliki sertifikat ISO

cenderung lebih memenangkan persaingan pasar global.

Setidaknya ada beberapa jenis ISO yang dikeluarkan oleh Organisasi

Internasional dan banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Adapun jenis-jenis ISO yang telah diterapkan oleh beberapa perusahaan di

antaranya sebagai berikut:

1. ISO 9001

Salah satu jenis ISO yang banyak diterapkan oleh perusahaan adalah ISO

9001. Jenis ISO ini merupakan sistem manajemen kualitas yang paling banyak

digunakan dan memiliki karakteristik pendekatan proses dengan tujuan

meningkatkan efektivitas manajemen kualitas. Keunggulan dari penggunaan ISO

adalah pemutakhiran secara berkala sehingga mampu meminimalisir kesalahan.

Jika pebisnis menggunakan ISO dalam produknya, konsumen pasti akan merasa

puas. Contoh perusahaan yang menerapkan iso ini adalah : Martha Tilaar Group ,

telah mengimplementasikan ISO 9001. Corporate System & Procedures

Standardization Sebagai perusahaan manufaktur produk kosmetik dan obat

tradisional, 
2. ISO TS 16949

Salah satu standarisasi yang paling banyak diterapkan oleh perusahaan

adalah ISO TS 16949. Biasanya, jenis ISO ini digunakan oleh perusahaan di

bidang industri otomotif. Konsep dari standar ini ialah perbaikan

berkelanjutan, pengendalian rantai pemasok, serta tindakan pencegahan.

Contoh perusahaan yang menerapkan iso ini adalah : PT.AHM , Untuk

memenuhi keinginan konsumen dalam hal mutu dan jumlah, PT AHM telah

menerapkan ISO 9001:2000 (International Standard Organization versi tahun

2000), SIX SIGMA dan ISO/TS 16949:2002 untuk menangani customer

claim dan memperbaiki mutu supplier yang ada.

3. ISP/IEC 27001

ISP/IEC 27001 adalah salah satu standarisasi yang banyak digunakan

untuk sistem manajemen informasi. Biasanya, standar ini diterapkan untuk

perusahaan di bidang aplikasi teknologi informasi dan sejenisnya. Contoh

perusahaan yang menerapkan iso ini adalah :

1. PT Tokopedia, Perusahaan perdagangan elektronik (eCommerce).

2. PT XL Axiata Tbk (XL Axiata),Operator layanan telekomunikasi seluler.

3. PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life),Perusahaan asuransi


2. SNI ( Standart Nasional Indonesia )

SNI adalah standar yang berlaku secara nasional di negara Indonesia, disusun

dan dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN (Badan Standardisasi

Nasional).Standar ini ditetapkan oleh pemerintah untuk diterapkan pada berbagai

hasil produksi yang dibuat oleh masyarakat Indonesia, baik produksi perorangan

maupun sebuah organisasi atau perusahaan.

Secara umum SNI bersifat sukarela, namun  wajib bagi beberapa produk

sebagaimana yang disebutkan pada “Peraturan Menteri Perdagangan No.72/M-

DAG/PER/9/2015”. Peraturan tersebut mewajibkan barang-barang dalam kategori

tertentu harus diproduksi sesuai dengan SNI. Beberapa produk yang disebutkan pada

peraturan diatas yang kualitasnya tidak sesuai dengan standar SNI, maka tidak

diizinkan untuk beredar dipasaran.

Cara mengidentifikasi suatu barang produksi sudah bersertifikat SNI adalah

dengan adanya label “SNI”.Jadi label tersebut berfungsi untuk memberikan jaminan

standar kualitas dan kelayakan bahwa barang tersebut sudah lulus dan sesuai dengan

standar yang diberlakukan oleh pemerintah. Stempel ini juga menjadi jaminan

keamanan bagi konsumen yang menggunakan barang-barang tersebut dan

perlindungan bagi hak dan kewajiban produsen barang tersebut.

Berikut beberapa contoh produk di indonesia yang wajib berstandart SNI :


1. Produk Air minum Kemasan

Produk air minum kemasan memang harus memiliki standar nasional

Indonesia, karena akan berdampak secara langsung kepada tubuh kita. Sesuai dengan

Peraturan Kementrian Perindustrian (Permenpeind) No. 49/M-IND/PER/3/2012 dan

SNI 01-6242-2000 memiliki ukuran SNI seperti, kadar air dari bau, rasa dan warna.

Cemaran logam, arsen dan mikroba.

2. Produk Makanan

Tepung terigu menjadi satu dari produk yang harus memiliki SNI wajib

menurut Permenperin No. 35 tahun 2011 dan SNI 3751:2009. Tepung terigu harus

memiliki ukuran standar seperti keadaan bentuk, nau dan warna. Lalu serangga,

kehalusan, kadar air, kadar abu, kadar protein, keasaman dan kandungan besi, vitamin

B1 dan B2, Asam folat, yang terkandung didalam tepung terigu itu.

3. Produk Elektronik

Setrika listrik telah diberlakukan SNI Wajib, sesuai dengan PerMenperind No.

17/M-IND/PER/2012, perubahan atas peraturan Menteri Perindustrian No. 84/M-

IND/PER/6/2010 tentang pemberlakuan SNI terhadap tiga produk industri

elektronika secara wajib. Setrika listrik juga harus mengikuti peraturan label dalam

bahasa Indonesia sesuai dengan PerMendag no. 73/M-DAG/PER/9/2015.


BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepuasan merupakan satu kata yang cukup representatif ketika kita

berbicara tentang mutu atau kualitas. Mutu adalah barang atau jasa yang

memiliki nilai sangat bagus dan berharga. Secara fisik barang yang bermutu

dicerminkan dengan kata-kata baik, indah, benar, istimewa, dan lain sebagainya.

Dalam sebuah organisasi nonprofit biasanya mutu dapat dilihat dari pelayanan

yang diberikan kepada pelanggan oleh seseorang atau sebuah organisasi sehingga

pelanggang merasa puas, tanpa adanya keluhan atas pelayanan yang didapat dari

organisasi tersebut.

Setiap orang dapat mengartikan mutu sesuai persepsi masing-masing. Hal

ini dikarenakan mutu belum memiliki arti yang tetap sehingga para pakar masih

mengartikan mutu sesuai persepsi dan bidangnya.

Manajemen mutu sangat di perlukan di dalam Perusahaan, Perusahaan

yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur kemungkinan besar

tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan

efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi

yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang

diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan.


DAFTAR PUSTAKA

ISO 9001:2015. Quality Management System

https://www.scribd.com/

https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-kepanjangan-iso-beserta-jenis-dan-

manfaatnya-perlu-diketahui-kln.html

Anda mungkin juga menyukai