Implementasi ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 | Citra Ardiya
OUTLINE
1. Overview
2.2 Servqual
International Organization for Standardization, atau lebih dikenal sebagai ISO, adalah salah satu
standar internasional dalam sebuah sistem manajemen untuk pengukuran mutu organisasi. Mereka
memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing
secara global dan juga adalah salah satu cara untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya.
Dalam perkembangannya, ISO juga menjadi alat pemasaran ataupun promosi dalam kegiatan bisnis,
dan turut meningkatkan image perusahaan yang memilikinya. Perusahaan yang telah menerapkan ISO
maka kredibilitas dan imagenya semakin meningkat. Berbagai kalangan kemudian mempromosikan
pentingnya sertifikasi ISO dengan menekankan mengenai manfaat yang dapat diperoleh. Perusahaan
yang menerapkan ISO memperoleh manfaat eksternal berupa pengakuan dari masyarakat
(konsumen), reputasi perusahaan, dan peningkatan permintaan konsumen/ pangsa pasar, di samping
itu, perusahaan yang menerapkan ISO juga memperoleh manfaat internal berupa peningkatan
kesadaran mutu karyawan, peningkatan efisiensi operasi, dan pengurangan biaya (akibat produk
gagal).
Menurut TϋV UK (lembaga audit internasional) Quality Management System dirancang dengan
menggabungkan dan mengintegrasikan sistem management ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001
yang akan menghasilkan sistem manajemen yang terintegrasi.
1.1. ISO 9001
ISO 9001 merupakan suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas dimana di
dalamnya menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari
suatu sistem manajemen mutu. Dalam perusahaan jasa seperti pelayanan kesehatan, kualitas yang
ditawarkan kepada pelanggan sangat menentukan dalam mendapatkan pelanggan. Standar kualitas
yang diperlukan perlu diperhatikan oleh perusahaan jasa demi tercapainya kualitas pelayanan yang
optimal. Hal ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas pelayanannya secara terus
menerus.
4.4.2. Pada poin ini organisasi ditekankan untuk memelihara informasi dan
mendokumentasikannya untuk mendukung proses operasional serta menyimpannya
untuk meyakinkan bahwa proses berjalan seperti yang direncanakan.
5. Kepemimpinan (Leadership)
5.1. Kepemimpinan dan komitmen
Manajemen puncak harus mengambil tanggung jawab atas efektivitas sistem manajemen
mutu, memastikan bahwa kebijakan mutu dan sasaran mutu ditetapkan dalam sistem
manajemen mutu dan cocok dengan konteks dan arah strategis, memastikan integrasi
persyaratan sistem manajemen mutu kedalam proses-proses bisnis organisasi,
mempromosikan penggunaan pendekatan proses dan pemikiran berbasis risiko, memastikan
bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem mutu tersedia, mengkomunikasikan
pentingnya manajemen mutu yang efektif dan sesuai dengan persyaratan sistem manajemen
mutu, memastikan bahwa sistem manajemen mutu mencapai hasil yang telah diinginkan,
melibatkan mengarahkan dan mendukung orang-orang untuk berkontribusi terhadap
efektifitas SMM, mempromosikan peningkatan mutu, mendukung peran manajemen yang
relevan untuk menunjukkan kepemimpinan mereka yang berlaku untuk bidang tanggung
jawab mereka.
Manajemen puncak juga harus menunjukkan komitmennya terhadap fokus pelanggan dengan
memastikan bahwa pelanggan dan hukum yang berlaku dan persyaratan yang ditentukan
harus dipahami dan secara konsisten dipenuhi, risiko peluang yang dapat mempengaruhi
kesesuaian terhadap produk dan pelayanan dan kemampuan untuk meningkatkan kepuasan
pelanggan ditentukan dan ditangani, mempertahankan peningkatan kepuasan pelanggan.
5.2. Kebijakan
Terdapat 2 kunci utama dalam poin ini adalah dengan menetapkan kebijakan mutu dan
mengkomunikasikan kebijakan tersebut.
5.3. Peran organisasi, tanggung jawab dan otoritas
Adanya tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu
sesuai dengan persyaratan standar ISO, memastikan proses memberikan output yang
diinginkan, pelaporan kinerja dari sistem manajemen mutu dan peluang untuk peningkatan,
memastikan promosi terhadap fokus pelanggan diseluruh organisasi, memastikan bahwa
integritas sistem manajemen mutu dipelihara ketika perubahan pada sistem manajemen mutu
direncanakan dan diimplementasikan
6. Perencanaan (Planning)
6.1. Tindakan untuk menangani risiko dan peluang
Dengan mempertimbangkan isu-isu pada poin 4.1 dan persyaratan dalam 4.2 penentuan
risiko dan peluang harus memberikan jaminan bahwa SMM dapat mencapai hasil yang
diinginkan, meningkatkan dampak yang diinginkan, mencegah atau mengurangi dampak yang
tidak diinginkan serta mencapai peningkatan. Sehingga organisasi harus merencanakan
tindakan untuk menanganinya dengan cara mengintegrasikan dan menerapkan tindakan
kedalam proses-proses pada SMM dan mengevaluasi keefektifannya. Menangani risiko dapat
dengan cara menghindari risiko, mengambil risiko untuk mencari kesempatan atau berbagi
risiko. Sedangkan untuk mendapatkan peluang dengan cara memicu adopsi praktek baru,
meluncurkan produk baru, membuka pasar baru, menangani pelanggan baru, membangun
kemitraan, menggunakan teknologi baru untuk mencukupi kebutuhan organisasi maupun
pelanggan.
6.2. Sasaran mutu dan perencanaan untuk mencapainya
Untuk mencapai sasaran organisasi harus konsisten dengan kebijakan, mutu yang dapat
diukur, memperhitungkan persyaratan yang berlaku misalnya undang-undang, relevan dengan
kesesuaian terhadap produk dan layanan serta peningkatan kepuasan pelanggan, dapat
dipantau, dapat dikomunikasikan dan dapat di perbaharui. Skema yang diperlukan untuk
mencapainya yaitu dengan menentukan apa yang akan dilakukan, sumberdaya apa yang
diperlukan, siapa yang akan bertanggung jawab, kapan akan selesai, dan bagaimana hasilnya
akan dievaluasi.
6.3. Perencanaan perubahan
Berdasarkan poin 6.2 SMM dapat diperbaharui dan rencana perubahan dapat
mempertimbangkan tujuan dari perubahan dan konsekuensi potensialnya, integritas atas
sistem manajemen mutu, ketersediaan sumber daya, dan alokasi atau relokasi dari tanggung
jawab dan kewenangannya.
7. Dukungan (Support)
7.1. Sumber daya
Ketika membicarakan sumber daya tidak terlepas dari elemen-elemennya dengan
mempertimbangkan kemampuan dan kemdala sumberdaya internal yang ada dan apa yang
diperlukan dari penyedia eksternal, misalnya:
1. Orang
2. Infrastruktur
Infrastruktur dapan mencakup: bangunan dan utilitas terkait, peralatan termasuk
perangkat keras dan lunak, transportasi, informasi dan teknologi komunikasi.
3. Lingkungan untuk pengoprasian proses
Lingkungan untuk operasi proses dapat mencakup fisik, sosial, psikologis, lingkungan dan
faktor lainnya (seperti suhu, kelembaban, ergonomi, dan kebersihan). Terdapat 3 poin
penting yang harus diperhatikan yaitu: lingkungan sosial (bebas diskriminasi dan
konfrontasi), lingkungan psikologi (pengurangan stress, pencegahan kelelahan,
perlindungan emosi) dan lingkungan fisik (seperti suhu, panas, kelembaban, cahaya,
aliran udara, kebersihan, kebisingan dll) lebih lengkap menerangkan mengenai sistem
manajemen lingkungan terdapat dalam ISO 14001
4. Pemantauan dan pengukuran sumberdaya
Organisasi harus memastikan sumber daya yang disediakan cocok untuk jenis tertentu
dari kegiatan pemantauan dan pengukuran yang dilakukan, juga melakukan kalibrasi atau
verifikasi dalam jangka waktu tertentu sebelum digunakan agar pengukuran valid, setiap
alat dapat diidentifikasi dalam penentuan status kalibrasi, pemeliharaan dari kerusakan
atau kemunduran yang akan membuat tidak validnya hasil ukur dan kalibrasi tersebut.
5. Pengetahuan organisasi
7.2. Kompetensi
Organisasi berkewajiban menentukan kompetensi yang diperlukan dari karyawan yang
berdampak terhadap kinerja dan efektivitas sistem manajemen mutu, memastikan karyawan
kompeten atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengalaman, adanya evaluasi dari tindakan
yang dilakukan, menyimpan dokumentasi sesuai bukti kompetensi.
7.3. Kesadaran
Organisasi harus memastikan karyawan sadar akan kebijakan mutu, sasaran mutu, kontribusi
mereka untuk efektivitas SMM termasuk manfaat dari peningkatan kinerja, serta implikasi dari
ketidak sesuaian dengan persyaratan SMM
7.4. Komunikasi
Harus adanya komunikasi internal dan eksternal yang relevan dengan SMM
7.5. Informasi terdokumentasi
Informasi yang terdokumentasi dan telah dibuat maupun diperbaharui harus dipastikan
kesesuaian identifikasi dan deskripsi, format dan tinjauan dan persetujuan untuk kesesuaian
dan kecukupan organisasi
Informasi yang terdokumentasi harus dikendalikan untuk memastikan tersedia dan cocok
untuk digunakan, dimana dan kapan diperlukan juga terlindungi dengan baik dari kerusakan
atau kehilangan, penggunaan yang tidak benar, kerahasiaan dan hilangnya integritas). Untuk
mengendalikan informasi terdokumentasi dapat dilakukan dengan cara: distribusi, akses,
pengambilan dan penggunaan, penyimpanan dan perlindungan termasuk perlingdungan agar
tetap terbaca, pengendalian perubahan, retensi dan disposisi.
8. Operasional
8.1. Perencanaan dan pengendalian operasional
Untuk memenuhi persyaratan dari penyediaan produk dan layanan dan untuk
mengimplementasikan poin 6.1, organisasi harus menentukan persyaratan terhadap produk
dan layanan, menetapkan kriteria proses dan penerimaan produk layanan, menentukan
sumberdaya yang diperlukan, menerapkan kendali atas proses yang sesuai dengan kriteria,
mendokumentasikan seluruh kegiatan untuk meyakinkan bahwa proses telah dilakukan
seperti yang direncanakan serta menunjukkan kesesuaian atas produk dan layanan.
8.2. Persyaratan untuk produk dan layanan
Dalam poin ini ditekankan 4 poin yang harus organisasi diperhatikan
1. Komunikasi dengan pelanggan
2. Penentuan persyaratan untuk produk dan layanan
3. Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk dan layanan
4. Perubahan persyaratan untuk produk dan layanan
8.3. Desain dan pengembangan produk dan layanan
Dalam poin ini organisasi ditekankan untuk menentukan, menerapkan dan memelihara
sebuah desain dan pengembangan proses yang tepat. Terdapat 5 poin yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Perencanaan desain dan pengembangan
2. Desain dan pengembangan input
3. Pengendalian desain dan pengembangan
4. Output dan desain pengembangan
5. Perubahan desain pengembangan
8.4. Pengendalian produk dan layanan eksternal yang disediakan
Organisasi harus memastikan bahwa proses-proses eksternal yang disediakan, produk dan
layanan sesuai dengan persyaratan. Organisasi harus menetapkan kriteria untuk evaluasi,
seleksi, pemantauan kinerja dan evaluasi ulang penyelia eksternal. Hal yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Jenis dan tingkat pengendalian
2. Informasi untuk penyedia eksternal
Adanya informasi mengenai proses, produk dan layanan yang akan diberikan, adanya
persetujuan produk dan layanan, metode, proses atau peralatan yang digunakan serta
pelepasan atas produk dan layanan.
8.5. Produksi dan penyediaan layanan
Dalam produksi penyedian layanan organisasi harus memperhatikan beberapa poin dibawah
ini:
1. Pengendalian produksi dan penyediaan layanan
2. Identifikasi dan penelusuran
3. Barang milik pelanggan atau penyedia eksternal
4. Perlindungan
5. Kegiatan pasca pengiriman
6. Kendali atas perubahan
8.6. Pelepasan atas produk dan layanan
Organisasi harus menerapkan pengaturan perencanaan pada tahap yang sesuai untuk
memastikan bahwa produk dan layanan telah memenuhi persyaratan. Pelepasan produk dan
layanan tidak dilakukan jika tidak memuaskan berdasarkan pengaturan perencanaan.
Pelepasan setiap produk harus terdokumentasi, dokumentasi harus terbukti sesuai dengan
kriteria penerimaan dan dapat ditelusuri pada orang yang bertanggung jawab.
8.7. Kontrol atas output yang tidak sesuai
Organisasi harus mengambil tindakan yang tepat berdasarkan sifat ketidaksesuaian dan
dampaknya terhadap kesesuaian produk dan layanan. Informasi dapat berupa: koreksi,
menginformasikan kepada pelanggan akan terjadinya ketidaksesuaian. Kesesuaian dengan
persyaratan harus diverivikasi ketika output yang tidak sesuai telah dikoreksi. Adanya
dokumen terkait ketidak sesuaian,menggambarkan tindakan yang diambil, menggambarkan
setiap ijin yang diterima, mengidentifikasi otoritas yang membuat keputusan sehubungan
dengan ketidaksesuaian.
9. Evaluasi kinerja
9.1. Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi
Organisasi harus menetapkan apa yang perlu dipantau dan diukur, metode untuk
pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi yang diperlukan untuk memastikan hasil yang
valid, kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan, dan pengukuran harus dianalisa
dan dievaluasi. Melakukan survey persepsi pelanggan dengan cara survey pelanggan, umpan
balik pelanggan pada produk dan layanan yang dikirim, analisis pangsa pasar. Hasil analisis
harus digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian produk dan layanan, tingkat kepuasan
pelanggan, kinerja dan efektifitas sistem manajemen mutu, apakah perencanaan telah
dilaksanakan dengan efektif, efektivitas tindakna yang diambil untuk menangani resiko dan
peluang, kinerja penyedia eksternal serta kebutuhan untuk peningkatan dalam sistem
manajemen mutu.
9.2. Audit internal
Audit internal harus melakukan audit internal pada selang waktu yang direncanakan untuk
memberikan informasi apakah sistem manajemen mutu sesuai dengan persyaratab organisasi
itu sendiri dan standar ISO dan apakah diimplementasikan dan dipelihara dengan efektif.
Kewajiban organisasi:
1. Merencanakan, menetapkandan memelihara program audit termasuk frekuensi, metode,
tanggung jawab, persyaratan perencanaan dan pelaporan
2. Menentukan kriteris audit dan ruang lingkup untuk setiap audit
3. Memilih auditor dan melaksanakan audit untk memastikan objektivitas dan
ketidakberpihakan proses audit
4. Memastikan bahwa hasil audit dilaporkan kepada manajemen
5. Melakukan koreksi yang diperlukan dan tindakan perbaikan tanpa ditunda
6. Menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti pelaksanaan program audit dan hasil
audit
9.3. Tinjauan manajemen
Peninjauan SMM oleh manajemen puncak pada selang waktu terencana untuk melaksanakan
kesesuaian, kecukupan, efektifitas dan keselarasan dengan arah strategis organisasi
10. Peningkatan (Improvement)
Organisasi harus menentukan dan memilih peluang untuk peningkatan kepuasan pelanggan,
seperti meningkatkan produk dan layanan untuk memenuhi persyaratan dan juga menangani
kebutuhan dan harapan yang akan datang, memperbaiki, mencega dan mengurangi dampak yang
tidak diinginkan, meningkatkan kinerja dan efektifitas SMM (peningkatan dapat berupa koreksi,
tindakan perbaikan, perubahan besar, peningkatan berkelanjutan, inovasi dan re-organisasi)
10.1. Ketidak sesuaian dan tindakan perbaikan
Melakukan evaluasi kebutuhan tindakan untuk menghilangkan penyebab-penyebab dari
ketidak sesuaian agar tidak terulang kembali dengan cara: meninjau dan menganalisis
ketidaksesuaian, menentukan penyebab dari ketidak sesuaian, menentukan jika terjadi
ketidaksesuaian yang serupa atau berpotensi terjadi kembali, tindakan perbaikan harus
sesuai dengan dampak atas ketidak sesuaian yang timbul.
10.2. Peningkatan berkelanjutan
Organisasi berkewajiban mempertimbangkan hasil analisis dan evaluasi dan output dari
tujuan manajemen untuk menentukan apakah ada kebutuhan atau peluang untuk
peningkatan berkelanjutan
1.2. ISO 14001
ISO 14001 merupakan Sistem Manajemen Lingkungan yang mengendalikan seluruh aspek dampak
lingkungan dengan mengacu pada batas baku mutu yang telah ditetapkan, dicapai dengan selalu
melakukan perbaikan terus-menerus yang termonitor dan terukur yang melibatkan seluruh pelaku
internal maupun eksternal perusahaan ditujukan agar memberikan berbagai elemen dari Sistem
Managemen Lingkungan yang efektif untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.
OHSAS atau singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS 18001)
adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di tempat kerja/ perusahaan. Banyak organisasi di berbagai Negara telah
mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan
mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta
memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
Lean adalah sebuah metode untuk merampingkan sebuah proses, menghasilkan peningkatan
pendapatan, pengurangan biaya dan peningkatan kepuasan pelanggan.
Proses Lean: Lebih cepat, Lebih hemat dan ekonomis, Memberikan kualitas yang memuaskan
Lean diraih dengan menghilangkan "Waste", yaitu aktivitas yang tidak diperlukan untuk menyelesaikan
sebuah proses. Setelah menghapus Pemborosan, hanya langkah-langkah yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa yang memuaskan bagi Pelanggan yang akan tetap ada.
• Apa itu?
Istilah "A3" berasal dari ukuran kertas yang digunakan untuk laporan tersebut, yang merupakan matrik
yang setara dengan 11 "x 17" kertas. Berfokus pada pemecahan masalah laporkan hanya karena itu
adalah gaya yang paling mendasar, menjadikannya titik awal terbaik.
• Mengapa menggunakannya?
Sebagian besar masalah yang muncul dalam organisasi ditangani dengan cara yang dangkal, yang
oleh beberapa orang. Artinya, kita mengatasi masalah untuk mencapai tujuan langsung kita, tapi jarang
diatasi dari akar penyebab masalahnya sehingga menimbulkan masalah terulang kembali.
Proses A3 membantu orang terlibat dalam pemecahan masalah secara kolaboratif dan mendalam. Ini
mendorong pemecah masalah ke alamat akar penyebab masalah yang muncul dalam rutinitas kerja
sehari-hari. Proses A3 dapat digunakan untuk hampir semua situasi, dan penelitian kami menemukan
bahwa, bila digunakan dengan benar (yaitu, semua langkah diikuti dan selesai), peluang sukses
meningkat drastis.
Skema Lean Six Sigma A3 pada Klinik
Perhatikan bahwa proses A3 berakar pada siklus PDCA yang lebih mendasar dari standa ISO.
Langkah 0-8 adalah langkah Plan. Langkah 9 adalah langkah Do, dan langkah 10 adalah langkah
Check. Berdasarkan evaluasi, masalah lain dapat diidentifikasi dan proses A3 mulai lagi adalah bagian
dari langkah Action.
1. Plan
Langkah 0: Identifikasi masalah atau kebutuhan
- Menetukan peraturan perundangan mengenai kegiatan MCU
- Mengidentifikasi hukum dan kebutuhan yang diperlukan terkait MCU
- Mengidentifikasi peraturan berkaitan dengan limbah dan lingkungan dari residu MCU
- Mengidentifikasi peraturan berkaitan kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelaksanaan
MCU
Langkah 1: melakukan penelitian untuk memahami kebutuhan saat ini
- Penelitian dapat dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai MCU dalam
lingkup yang di tentukan organisasi
Langkah 2: melakukan analisis akar penyebab
- Dari hasil penelitian akan mendapatkan berbagai macam kebutuhan/masalah dalam
membangun sebuah bisnis organisasi dalam konteks ini adalah klinik MCU, misalnya:
o Kebutuhan akan lokasi
o Kebutuhan akan Sumber daya
o Kebutuhan akan alat dan bahan yang diperlukan
o Estimasi biaya yang diperlukan
- Melakukan identifikasi prioritas kebutuhan menggunakan teknik root cause analysis
Langkah 3: merancang tindakan balasan untuk mengatasi akar penyebab
- Tindakan balasan dilakukan untuk menemukan solusi prioritas misalnya:
o Memastikan sumberdaya adalah tenaga profesional sesuai dengan bidang
kebutuhan dan dapat dipertanggung jawabkan akuntabilitasnya serta memiliki
wewenang yang dituangkan dalam uraian tugas.
o Mengidentifikasi sumberdaya yang belum kompeten pada bidangnya dan
memberikan pemberdayaan berupa pelatihan.
Langkah 4: mengembangkan target wilayah
- Target condition dapat disajikan dalam bentuk diagram yang mengilustrasikan keadaan
saat ini, dengan hasil analisis dari langkah 2 dan 4 akan mendapatkan langkah 5
Langkah 5: membuat rencana implementasi
- Menentukan apa saja rencana yang akan dilakukan dengan menggunakan timeline dalam
bentuk tabel, misalnya:
Kegiatan Penanggung Jawab Deadline Anggaran
Melakukan analisis Beban
Kerja untuk kebutuhan
tenaga kesehatan
Langkah 6: mengembangkan rencana tindak lanjut (follow up) dengan hasil yang diperkirakan
- Melakukan rekapitulasi kegiatan yang sudah diperkirakan kemudian menetukan rencana
selanjutnya, misal:
Actual Plan
Jumlah kebutuhan tenaga kesehatan sudah Melakukan proses rekrutmen
diketahui
Seluruh rangkaian dari langkah 0-6 dituangkan dan didokumentasikan dalam lembar A3.
Metode ini dikembangkan menggunakan pendekatan user-based approach, yang mengukur kualitas
jasa secara kuantitatif dalam bentuk kuesioner dan mengandung dimensi-dimensi kualitas jasa yaitu
tangibles, reability, responsiveness, assurance dan emphaty. Metode ini secara garis besar terbagi
dalam 2 bagian, yaitu:
Tanggapan responden dinyatakan dalam skala Linkert, untuk selanjutnya responden diharapkan
memberikan penilaian terhadap masing-masing dimensi yang ada. Perhitungan nilai Servqual adalah
sebagai berikut:
Servqual score =
(Percepstion score – Ekspectation score)
Kriteria nilai gap antara harapan dan persepsi responden mengenai layanan
1. Apabila nilai gap-nya negatif, maka persepsi pelanggan masih belum dapat memuaskan
harapan.
2. Apabila nilai gap-nya nol, maka persepsi pelanggan sudah sesuai dengan apa yag
diharapkan.
3. Apabila nilai gap-nya positif, maka persepsi pelanggan telah melebihi harapan.
I. Inform consent
Berisi mengenai kesediaan konsumen untuk menjadi responden dan kerahasiaan identitas
responden hanya untuk perbaikan mutu pelayanan
II. Identitas Responden
Berisi mengenai identitas responden, variabel yang diambil diidentifikasi berdasarkan
kebutuhan penelitian misalnya: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dll.
III. Pendapat responden terhadap pelayanan MCU
Isilah pertanyaan berikut sesuai pendapat responden dengan kriteria 1 jika sangat setuju
dan 5 jika sangat tidak setuju
No Pendapat 1 2 3 4 5
Tangibles (Penampilan Fisik)
1 Apakah ruang tunggu bersih dan nyaman?
2 Apakah petugas terlihat rapih dan
profesional?
Reability (Kehandalan)
4 Apakah resepsionis menanyakan kebutuhan
anda?
5 Apakah petugas memeriksa anda dengan
nyaman?
6 Apakah petugas bersikap profesional?
Responsiveness (Ketanggapan)
7 Apakah manajemen menanggapi keluhan
dengan baik?
8 Apakah waktu pemeriksaan cukup?
Assurance (Jaminan)
9 Apakah anda merasa aman dan nyaman
selama pemeriksaan?
10 Apakah petugas menjelaskan proses
pemeriksaan?
Emphaty
11 Apakah petugas menanyakan kebutuhan
anda?
12 Apakah petugas meminta persetujuan
melakukan pemeriksaan?
IV. Harapan responden terhadap pelayanan MCU
Isilah pertanyaan berikut sesuai harapan responden dengan kriteria 1 jika sangat setuju
dan 5 jika sangat tidak setuju
No Harapan 1 2 3 4 5
Tangibles (Penampilan Fisik)
1 Apakah ruang tunggu bersih dan nyaman?
2 Apakah petugas terlihat rapih dan
profesional?
Reability (Kehandalan)
4 Apakah resepsionis menanyakan kebutuhan
anda?
5 Apakah petugas memeriksa anda dengan
nyaman?
6 Apakah petugas bersikap profesional?
Responsiveness (Ketanggapan)
7 Apakah manajemen menanggapi keluhan
dengan baik?
8 Apakah waktu pemeriksaan cukup?
Assurance (Jaminan)
9 Apakah anda merasa aman dan nyaman
selama pemeriksaan?
10 Apakah petugas menjelaskan proses
pemeriksaan?
Emphaty
11 Apakah petugas menanyakan kebutuhan
anda?
12 Apakah petugas meminta persetujuan
melakukan pemeriksaan?
3. Metode Penilaian Sistem Manajemen Mutu
3.1. Donabedians Model
Donabedian Model adalah model konseptual yang menyediakan kerangka kerja untuk memeriksa
layanan kesehatan dan mengevaluasi kualitas layanan kesehatan. Menurut model, informasi tentang
kualitas asuhan dapat diambil dari tiga kategori: "struktur," "proses," dan "hasil." Struktur
menggambarkan konteks di mana perawatan diberikan, termasuk bangunan rumah sakit, staf,
pembiayaan, dan peralatan. Proses menunjukkan transaksi antara pasien dan penyedia layanan
selama penyampaian layanan kesehatan dan hasil mengacu pada dampak perawatan kesehatan
terhadap status kesehatan pasien dan populasi.